Anda di halaman 1dari 17

BAB I LANDASAN TEORI

Materials handling memfokuskan pada aktivitas, peralatan, dan prosedur yang terkait
dengan pergerakan, penyimpanan, perlindungan, dan pengendalian material dalam sistem
pergudangan. Karakteristik material akan menentukan cara handling-nya. Material dapat
dibedakan dari: ukuran (lebar, panjang, dan kedalaman), berat (berat per item atau per unit
volume), bentuk (round, square, long, rectangular, irregular), dan karakterisitk lain (fragile,
sticky, explosive, dan frozen).

Dalam konteks logistik, fokus dari materials handling adalah mampu melakukan
pemindahan material dan produk-produk dalam jarak yang pendek secara efisien di dalam
DC, pabrik, cross-dock, terminal transportasi, dan di dalam toko. Dari perspektif logistik,
peralatan dan teknologi materials handling yang dipilih haruslah menggunakan metode yang
tepat untuk mengelola pemindahan material dan produk dalam jumlah yang tepat pada tempat
dan waktu yang tepat, dalam urutan yang sesuai, dalam posisi yang tepat, dalam kondisi yang
tepat, dan dengan biaya yang paling efisien.

Tujuan dari materials handling diharapkan dapat meningkatkan produktivitas kerja,


efisien, ramah lingkungan, dan operasional yang aman. Dalam beberapa kondisi, tujuan
tersebut bisa saja saling trade-off. Keandalan dan service kadangkala kurang efisien dari sisi
biaya. Kebutuhan MHE yang mampu beroperasi dengan aman dan ramah lingkungan
kadangkala harus dibayar dengan investasi MHE yang lebih mahal.

Manajer harus mampu menyeimbangkan kinerja logistik antara service dan


biaya, safety dan produktivitas, volume dan kapasitas, dengan mengelola empat dimensi
penting dari MHE: movement, time, quantity, dan space. Dimensi movement dari material
handling terkait dengan pergerakan aliran material atau barang untuk produksi dan order
fulfillmentdari/ke DCs. Manajer harus mampu memilih dan mengatur komposisi tenaga kerja
dan peralatan untuk mencapai efisiensi pergerakan aliran material.

Sementara dimensi time, berhubungan dengan waktu yang diperlukan dalam


penyiapan material dan barang untuk produksi dan order fulfillment. Semakin lama waktu
yang diperlukan dalam menyiapkan material untuk produksi, maka kemungkinan akan terjadi
penghentian aktivitas produksi, kelebihan inventory, dan kebutuhan untuk
menambah space penyimpanan. Dimensi quantity terkait dengan sistem material
handling yang mampu memenuhi kuantitas material secara tepat untuk produksi dalam
memenuhi permintaan pelanggan. Dimensi spaceberhubungan dengan constraint kapasitas
fasilitas DCs. Pemilihan desain dan sistem materials handling yang tepat akan
1
menghasilkan materials handling yang mampu secara efisien dan efektif dalam
pengoptimalan space fasilitas DCs, baik horizontal maupun vertical.

Pemilihan jenis MHE memerlukan pemahaman yang baik mengenai konsep beban
unit (unit load). Unit load adalah satu kesatuan dari satu barang, atau beberapa unit yang
diatur atau dibatasi, sehingga dapat ditangani sebagai satu unit dan tetap memertahankan
kesatuannya.

Keuntungan dari beban unit:

1. Item lainnya dapat ditangani secara bersamaan, sehingga mengurangi jumlah


perjalanan item yang diperlukan dan mengurangi biaya penanganan, waktu bongkar
muat, dan kerusakan produk.

2. Penggunaan standardisasi MHE.

Kelemahan dari beban unit:

1. Waktu yang diperlukan untuk membentuk dan memecah kembali beban unit.

2. Biaya kontainer/palet dan bahan penahan beban lainnya yang digunakan dalam beban
unit.

3. Kontainer kosong /palet yang mungkin harus dikembalikan ke titik asalnya.

Prinsip-prinsip Materials Handling


Dalam memilih jenis MHE sesuai kebutuhan materials handling, manajer perlu
memerhatikan prinsip-prinsip desain dan sistem materials handling sebagai berikut (Material
Handling Institute, 2015):

• Planning principle. Manajer perlu menetapkan kebutuhan operasional, tujuan,


sasaran, kinerja, spesifikasi, dan metode materials handling yang memenuhi
dimensi movement, time, quantity, dan space.

• Standardization principle. MHE sebaiknya didesain dengan standardisasi dan


terintegrasi antara peralatan, sistem aplikasi, dan operator untuk mencapai kinerja
produktivitas yang tinggi, dengan tetap memerhatikan fleksibilitas dan modularity.

• Work principle. MHE agar dapat beroperasi dengan produtivitas tinggi dan mudah
dioperasikan sesuai service level yang ditetapkan.

• Ergonomic principle. Prinsip ergonomic penting untuk memastikan operator MHE


aman dan nyaman dalam mengoperasikan MHE.
2
• Unit load principle. MHE harus mampu menghandle material dengan ukuran dan
dimensi yang sesuai untuk kelancaran aliran pergerakan material.

• Space utilization principle. Pengoperasian MHE dengan spaceyang tersedia secara


efisien dan efektif.

• System principle. MHE agar terintegrasi dengan sistem operasi logistik, mulai dari
penerimaan, pengawasan, penyimpanan, produksi,
perakitan, packaging, unitizing, order selection, pengiriman, transportasi, dan
penanganan retur.

• Automation principle. MHE agar menggunakan metode mekanisasi, semiotomasi,


atau full automated, untuk meningkatkan efisiensi operasional, responsive, andal, dan
memungkinkan dapat mengeliminasi pekerjaan yang berulang atau mengurangi risiko
keamanan dan keselamatan tenaga kerja.

• Environmental principle. Prinsip ini mengharuskan MHE dapat dioperasikan dengan


pemakaian energi yang sehemat mungkin, pengembangan teknologi MHE dengan
energi yang terbarukan, serta pemilihan material MHE yang ramah lingkungan.

• Life cycle cost principle. Secara keseluruhan biaya selama pemakaian MHE (total cost
ownership) paling efisien.

Klasifikasi MHE
Sesuai pengkategorian jenis MHE menurut The College-Industry Council of Material
Handling Education, jenis MHE diklasifikasikan sesuai fungsinya dalam materials handling.

• Materials transport equipment. MHE transport digunakan untuk memindahkan


material dari satu lokasi ke lokasi lain dalam DCs. MHE ini dimaksudkan untuk
memperbaiki aliran produk dengan meminimalkan effort tenaga kerja dan
menurunkan dwelling time. Jenis MHE transport antara lain: pallet jack, gravity
conveyor, gantry crane, forklift truck, belt conveyor, dan jib crane.

• Product positioning equipment. MHE product positioningdigunakan


untuk handle material pada single location, agar posisi material benar
untuk handling berikutnya, machining, transport, atau penyimpanan. Contoh
MHE product positioningadalah scissor lift table, rigid-link
manipulator, dan industrial robot.

3
• Unit load formation equipment. MHE ini akan menjaga material tetap dalam satu
kesatuan unit load. Contoh: pallet, wire bin container, dan rolling cart.

• Storage equipment: MHE storage untuk penyimpanan material dalam waktu tertentu
secara ekonomis. Contoh MHE storage: drive truck rack, mezzanine, automated
storage and retrieval system, dan vertical carrousel.

Material Handling System:

1. Material Characteristics
2. Material Flow Rate
3. Type of Layout

Stacking adalah aktivitas tumpukan barang jadi menjadi peralatan penanganan material.
Materials handling diperlukan untuk meningkatkan produktivitas kerja di DCs. Pemilihan
jenis, metode, teknologi MHE sesuai kebutuhan operasional, dan jenis material secara tepat
merupakan keputusan penting manajer dalam meningkatkan kinerja logistik perusahaan.

4
BAB II PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA
II.3 Penentuan unit load dan penentuan sistem material handling equipment
II.3.1 Penentuan Material Handling
Material handling yang kami gunakan adalah trolley. Trolley
merupakan alat bantu pemindahan dari suatu area ke area lain dalam kegiatan
operasional perusahaan. Alasan kami memilih troli karena memiliki struktur
bahan besi yang lebih tebal dan memiliki daya tahan beban yang baik. Troli
pun dapat digunakan di indoor atau outdoor tanpa alat bantu lainnya. Troli
yang kami pilih bisa menampung hingga 400 kg. Memiliki bahan stainless
steel dan memiliki penampang yang rata sehingga memudahkan dalam
penyimpanan dan pengambilan produk kamu. Luas penampang cukup luas
karena memiliki luas bidang yang cukup besar sehingga tidak perlu takut
barang yang ditampung akan jatuh.
II.3.2 Perhitungan Stacking
Kombinasi yang
From-To Total
Terpilih
REC-GBBU
(Body) WHL 666

REC-GBBU
(Tali LHW 166
Gendong)

REC-GBBU
(Handle) LHW 50

REC-GBBU
(Roda) WHL 1125

REC-GBBP
(M5+Nut) WHL 338580

REC-GBBP
(Packaging) HLW 4

GBBU
HLW 4
(Body) -A

5
GBBU (Tali
Gendong) - LHW 500
D

GBBU
(Handle) -H LHW 166

GBBU
(roda) -I LHW 50

A-B
WHL 1125

B-C
LHW 500

C-G
LHW 500

D-E
LWH 4

E-F
LWH 1580

F-G
HWL 289800

GBBP (M5 +
Nut) -J
LWH 3160

G-J
LWH 318780

H-J
LWH 4

I-J
LHW 50

J-K
WHL 1125

6
K-L
LWH 4

L-M
LWH 4

GBBP
(Packaging)
-N LWH 4

M-N
HLW 4

N-W
HLW 4

W-SHIP
HLW 4

Analisis pada tabel diatas adalah dalam menentukan proses mana yang
akan dilakukan operasi nya terlebih dahulu kami memilih proses 1 yaitu body
dengan beberapa proses yaitu diukur dengan menggunakan meja ukur 1, dipotong
di area pemotongan, dicetak di meja pencetakan. Tali gendong dengan beberapa
proses yaitu diukur di meja ukur 2, dipotong di meja potong, dijahit di mesin
jahit. Proses selanjutnya yaitu badan di assembly dengan tali gendong di meja
assembly 1. Proses selanjutnya yaitu handle di inspeksi di meja inspeksi handle
dan roda di inspeksi di meja inspeksi roda. Selanjutnya handle dan roda di
assembly di meja assembly 2, lalu di inspeksi di area inspeksi final, dicat di area
pengecatan, dikeringkan di area pengeringan, dan dikemas di meja pengemasan.
Dalam proses stacking maka kami melakukan perhitungan dengan
panjang, lebar dan tinggi dengan troli yang digunakan sebagai alat bantu
pemindahan. Dari proses

REC-GBBU (Body) dengan perhitungan L, W, H dengan troli didapatkan nilai


maksimum stacking sebesar 666,
REC-GBBU (Tali Gendong) dengan perhitungan L, W, H dengan troli didapatkan
nilai maksimum stacking sebesar 166,

7
REC-GBBU (Handle) dengan perhitungan L, W, H dengan troli didapatkan nilai
maksimum stacking sebesar 50,
REC-GBBU (Roda) dengan perhitungan L, W, H dengan troli didapatkan nilai
maksimum stacking sebesar 1125,
REC-GBBP (M5+Nut) dengan perhitungan L, W, H dengan troli didapatkan nilai
maksimum stacking sebesar 338580,
REC-GBBP (Packaging) dengan perhitungan L, W, H dengan troli didapatkan
nilai maksimum stacking sebesar 4,
GBBU (Body) -A dengan perhitungan L, W, H dengan troli didapatkan nilai
maksimum stacking sebesar 4,
GBBU (Tali Gendong) -D dengan perhitungan L, W, H dengan troli didapatkan
nilai maksimum stacking sebesar 500,
GBBU (Handle) -H dengan perhitungan L, W, H dengan troli didapatkan nilai
maksimum stacking sebesar 166,
GBBU (roda) -I dengan perhitungan L, W, H dengan troli didapatkan nilai
maksimum stacking sebesar 50,
A-B dengan perhitungan L, W, H dengan troli didapatkan nilai maksimum
stacking sebesar 1125,
B-C dengan perhitungan L, W, H dengan troli didapatkan nilai maksimum
stacking sebesar 500,
C-G dengan perhitungan L, W, H dengan troli didapatkan nilai maksimum
stacking sebesar 500,
D-E dengan perhitungan L, W, H dengan troli didapatkan nilai maksimum
stacking sebesar 4,
E-F dengan perhitungan L, W, H dengan troli didapatkan nilai maksimum
stacking sebesar 1580,
F-G dengan perhitungan L, W, H dengan troli didapatkan nilai maksimum
stacking sebesar 289800,
GBBP (M5 + Nut) -J dengan perhitungan L, W, H dengan troli didapatkan nilai
maksimum stacking sebesar 3160,
G-J dengan perhitungan L, W, H dengan troli didapatkan nilai maksimum
stacking sebesar 318780,
H-J dengan perhitungan L, W, H dengan troli didapatkan nilai maksimum
stacking sebesar 4,

8
I-J dengan perhitungan L, W, H dengan troli didapatkan nilai maksimum stacking
sebesar 50,
J-K dengan perhitungan L, W, H dengan troli didapatkan nilai maksimum
stacking sebesar 1125,
K-L dengan perhitungan L, W, H dengan troli didapatkan nilai maksimum
stacking sebesar 4,
L-M dengan perhitungan L, W, H dengan troli didapatkan nilai maksimum
stacking sebesar 4,
GBBP (Packaging) -N dengan perhitungan L, W, H dengan troli didapatkan nilai
maksimum stacking sebesar 4,
M-N dengan perhitungan L, W, H dengan troli didapatkan nilai maksimum
stacking sebesar 4,
N-W dengan perhitungan L, W, H dengan troli didapatkan nilai maksimum
stacking sebesar 4,
W-SHIP dengan perhitungan L, W, H dengan troli didapatkan nilai maksimum
stacking sebesar 4.

II.3.3 Perhitungan UnitLoad


a. Analisis Perhitungan setiap KPK
KPK Total Waktu Jumlah MHE
27 30 18
9 14 6
3 22 3
1 38 1

Demand per hari produk kami yaitu 27, maka dari itu dalam proses
penyimpanan produk agar dapat disimpan secara maksimal dan tidak ada
produk yang tertinggal untuk disimpan, maka kami menggunakan KPK agar
semua produk dapat disimpan. Namun proses penyimpanan ini menggunakan
MHE yang berbeda pada jumlah penyimpanan / KPK. KPK dari 27 yaitu 1, 3,
9, dan 27. Untuk total waktu KPK itu sendiri ada 38, 22, 14, 30 dan jumlah
MHE yang dibutuhkan tiap KPK yaitu 1, 3, 6, 18.
9
.
b. Analisis unit load terpilih
Unit Load 1
Unit Load 1 0 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36 38
MHE 1
W-SHIP 1
MHE 1
N-W 1
MHE 2
M-N 1
MHE 5
L-M 1
MHE 1
K-L 1
MHE 1
J-K 1
MHE 3
I-J 1
MHE 3
H-J 1
MHE 3
G-J 1
MHE 1
F-G 1
MHE 2
E-F 1
MHE 1
D-E 1
MHE 1
C-G 1
MHE 1
B-C 1
MHE 1
A-B 1
MHE 1
GBBU (Roda) - I 1
MHE 1
GBBU (Handle) - H 1
MHE 1
GBBU (Tali Gendong) - D 1
MHE 1
GBBU (Body) - A 1
GBBP
GBBU
REC

Analisis pada unit load 1 menjelaskan bahwa dari keseluruhan from/to proses
pembuatan produk dinyatakan bahwa total waktu yang dihabiskan adalah 38 menit dengan
jumlah MHE yaitu 1.

10
Unit Load 3
Unit Load 3 0 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22
SHIP 2
WAREHOUSE 1
MHE 5
M-N 3
MHE 1
L-M 2
MHE 1
K-L 1
MHE 3
J-K 3
MHE 0,5
I-J 2
MHE 1
H-J 1
MHE 3
G-J 3
MHE 2
F-G 2
3
1
MHE 3
E-F 3
MHE 1
D-E 2
MHE 1
C-G 1
MHE 1
B-C 3
MHE 1
A-B 2
MHE 1
GBBU (Roda) - I 1
MHE 1
GBBU (Handle) - H 3
MHE 1
GBBU (Tali Gendong) - D 2
MHE 1
GBBU (Body) - A 1
GBBP
GBBU
REC

Analisis pada unit load 3 menjelaskan bahwa dari keseluruhan from/to proses
pembuatan produk dinyatakan bahwa total waktu yang dihabiskan adalah 22 menit dengan
jumlah MHE yaitu 3.

11
Unit Load 9

Unit Load 9 0 0 2 4 6 8 10 12
SHIP
WAREHOUSE
MHE 7
M-N 2
MHE 5
L-M 1
MHE 1
K-L 6
MHE 3
J-K 3
MHE 1
I-J 2
MHE 1
H-J 1
MHE 1
G-J 6
MHE 4
F-G 5
10
4
MHE 1
E-F 3
MHE 1
D-E 2
MHE 1
C-G 1
MHE 1
B-C 6
MHE 1
A-B 5
MHE 1
GBBU (Roda) - I 4
MHE 1
GBBU (Handle) - H 3
MHE 1
GBBU (Tali Gendong) - D 2
MHE 1
GBBU (Body) - A 1
GBBP
GBBU
REC

Analisis pada unit load 9 menjelaskan bahwa dari keseluruhan from/to proses
pembuatan produk dinyatakan bahwa total waktu yang dihabiskan adalah 44 menit dengan
jumlah MHE yaitu 6.

12
Unit Load 27
Unit Load 27 0 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30
SHIP 9
WAREHOUSE 1
MHE 5
M-N 18
MHE 2
L-M 17
MHE 2
K-L 16
MHE 1
J-K 15
MHE 1
I-J 14
MHE 1
H-J 13
MHE 3
G-J 12
MHE 11
F-G 11
30
10
MHE 1
E-F 9
MHE 1
D-E 8
MHE 1
C-G 7
MHE 1
B-C 6
MHE 1
A-B 5
MHE 1
GBBU (Roda) - I 4
MHE 1
GBBU (Handle) - H 3
MHE 1
GBBU (Tali Gendong) - D 2
MHE 1
GBBU (Body) - A 1
GBBP
GBBU
REC

Analisis pada unit load 27 menjelaskan bahwa dari keseluruhan from/to proses
pembuatan produk dinyatakan bahwa total waktu yang dihabiskan adalah 30 menit dengan
jumlah MHE yaitu 18.

13
II.3.4 Analisis Penentuan Maksimum Total Tumpukan

No From/To Raw Material Part Weight (gr) Stacking Maksimum Prepared Unit Selected Unit Load
1 REC-GBBU (Body) Body 830 666 27 27
2 REC-GBBU (Tali Gendong) Tali Gendong 7,5 166 27 27
3 REC-GBBU (Handle) Handle 75 50 27 27
4 REC-GBBU (Roda) Roda 98 1125 54 27
5 REC-GBBP (M5+Nut) M5+Nut 7 338580 54 27
6 REC-GBBP (Packaging) Packaging 140 4 27 27
7 GBBU (Body) -A Body 830 4 27 27
8 GBBU (Tali Gendong) -D Tali Gendong 7,5 500 54 27
9 GBBU (Handle) -H Handle 75 166 27 27
10 GBBU (roda) -I Roda 98 50 54 27
11 A-B Body 830 1125 27 27
12 B-C Body 830 500 27 27
13 C-G Body 830 500 54 27
14 D-E Tali Gendong 7,5 4 54 27
15 E-F Tali Gendong 7,5 1580 54 27
16 F-G Tali Gendong 7,5 289800 54 27
17 GBBP (M5 + Nut) -J M5+Nut 7 3160 54 27
18 G-J Sub assembly (Body, Tali Gendong) 318780 27 27
19 H-J Handle 75 4 27 27
20 I-J Roda 98 50 27 27
21 J-K Assembly (Body, tali gendong, handle, roda) 1125 27 27
22 K-L Assembly 4 27 27
23 L-M Assembly 4 27 27
24 GBBP (Packaging) -N Packaging 140 4 27 27
25 M-N Assembly 4 27 27
26 N-W Assembly + Packaging 140 4 27 27
27 W-SHIP 4 27 27
28 4
29
30
31
32

Total Stacking Total Prepared Unit Total Unit Load


MHE Capacity (kg) Capacity Unit Total Maximum Unit Load Frequency
Weight (Kg) Weght (Kg) Weight (Kg)
830000 22,41 22,41 trolley 100 27 27 1
7500 0,2025 0,2025 trolley 100 27 27 1
75000 2,025 2,025 trolley 100 27 27 1
98000 5,292 2,646 trolley 100 54 54 0,5
7000 0,378 0,189 trolley 100 54 54 0,5
140000 3,78 3,78 trolley 100 27 27 1
830000 22,41 22,41 trolley 100 27 27 1
7500 0,405 0,2025 trolley 100 54 54 0,5
75000 2,025 2,025 trolley 100 27 27 1
98000 5,292 2,646 trolley 100 54 54 0,5
830000 22,41 22,41 trolley 100 27 27 1
830000 22,41 22,41 trolley 100 27 27 1
830000 44,82 22,41 trolley 100 54 54 0,5
7500 0,405 0,2025 trolley 100 54 54 0,5
7500 0,405 0,2025 trolley 100 54 54 0,5
7500 0,405 0,2025 trolley 100 54 54 0,5
7000 0,378 0,189 trolley 100 54 54 0,5
0 0 0 trolley 100 27 318780 8,46979E-05
75000 2,025 2,025 trolley 100 27 27 1
98000 2,646 2,646 trolley 100 27 27 1
0 0 0 trolley 100 27 1125 0,024
0 0 0 trolley 100 27 27 1
0 0 0 trolley 100 27 27 1
140000 3,78 3,78 trolley 100 27 27 1
0 0 0 trolley 100 27 27 1
140000 3,78 3,78 trolley 100 27 27 1

Didapatkan analisis yaitu frekuensi dari setiap proses dengan mempertimbangkan raw material yang
digunakan. Dan mempertimbangkan capacity unit dan MHE yang digunakan untuk memindahkan dari
proses yang 1 ke proses yang lainnya.

14
BAB III KESIMPULAN
Material handling yang kami gunakan adalah trolley. Trolley merupakan alat bantu
pemindahan dari suatu area ke area lain dalam kegiatan operasional perusahaan. Alasan kami
memilih troli karena memiliki struktur bahan besi yang lebih tebal dan memiliki daya tahan
beban yang baik. Analisis pada tabel diatas adalah dalam menentukan proses mana yang akan
dilakukan operasi nya terlebih dahulu kami memilih proses 1 yaitu body dengan beberapa
proses yaitu diukur dengan menggunakan meja ukur 1, dipotong di area pemotongan, dicetak
di meja pencetakan.

Tali gendong dengan beberapa proses yaitu diukur di meja ukur 2, dipotong di meja
potong, dijahit di mesin jahit. Proses selanjutnya yaitu badan di assembly dengan tali gendong
di meja assembly 1. Proses selanjutnya yaitu handle di inspeksi di meja inspeksi handle dan
roda di inspeksi di meja inspeksi roda. Selanjutnya handle dan roda di assembly di meja
assembly 2, lalu di inspeksi di area inspeksi final, dicat di area pengecatan, dikeringkan di
area pengeringan, dan dikemas di meja pengemasan. Dalam proses stacking maka kami
melakukan perhitungan dengan panjang, lebar dan tinggi dengan troli.

Demand per hari produk kami yaitu 27, maka dari itu dalam proses penyimpanan
produk agar dapat disimpan secara maksimal dan tidak ada produk yang tertinggal untuk
disimpan, maka kami menggunakan KPK agar semua produk dapat disimpan. Namun proses
penyimpanan ini menggunakan MHE yang berbeda pada jumlah penyimpanan / KPK. KPK
dari 27 yaitu 1, 3, 9, dan 27. Untuk total waktu KPK itu sendiri ada 38, 22, 14, 30 dan jumlah
MHE yang dibutuhkan tiap KPK yaitu 1, 3, 6, 18.

Analisis pada unit load 1 menjelaskan bahwa dari keseluruhan from/to proses
pembuatan produk dinyatakan bahwa total waktu yang dihabiskan adalah 38 menit dengan
jumlah MHE yaitu 1. Analisis pada unit load 3 menjelaskan bahwa dari keseluruhan from/to
proses pembuatan produk dinyatakan bahwa total waktu yang dihabiskan adalah 22 menit
dengan jumlah MHE yaitu 3.
Analisis pada unit load 9 menjelaskan bahwa dari keseluruhan from/to proses
pembuatan produk dinyatakan bahwa total waktu yang dihabiskan adalah 44 menit dengan
jumlah MHE yaitu 6. Analisis pada unit load 27 menjelaskan bahwa dari keseluruhan from/to
proses pembuatan produk dinyatakan bahwa total waktu yang dihabiskan adalah 30 menit
dengan jumlah MHE yaitu 18.

15
Didapatkan analisis yaitu frekuensi dari setiap proses dengan mempertimbangkan raw material
yang digunakan. Dan mempertimbangkan capacity unit dan MHE yang digunakan untuk
memindahkan dari proses yang 1 ke proses yang lainnya.

16
BAB IV DAFTAR PUSTAKA

Zaroni. 2017. “Material Handling Equipment”. Bandung: Supply Chain Indonesia.

17

Anda mungkin juga menyukai