Anda di halaman 1dari 9

PENGUKURAN DISTRIBUSI PENCAHAYAAN

RUANGAN DENGAN MATLAB


Ade Aulia Riky #1 Prisma Megantoro *2
#
Metrologi dan Instrumentasi Sekolah Vokasi, Universitas Gadjah Mada, Jalan Sekip Unit ! Catur Tunggal
Yogyakarta 55281 INDONESIA
1adeauliarizky@gmail.com, 2prisma.megantoro@giz.de,

ABSTRAK
Cahaya adalah pancaran elektromagnetik yang dapat terlihat oleh mata manusia.. Sedangkan benda
yang memancarkan cahaya disebut dengan sumber cahaya. Setiap cahaya tentunya memiliki nilai iluminasi
atau intensitas cahya yang berbeda. Besarnya iluminasi cahaya akan mempengaruhi hasil dari kegiatan
makhluk hidup di seluruh alam semesta.
Tujuan praktikum ini adalah mengetahui kadar intensitas cahaya pada salah satu ruang kelas yang
bertempat di gedung MIPA Selatan Universitas Gadjah Mada pada setiap sudut ruangan serta mengetahui
seberapa baik intensitas cahya pada ruangan tersebut untuk melaksanakan program perkuliahan.
Kesimpulan penelitian kali ini berdasarkan penelitian intensitas cahaya menggunakan fluxmeter pada
salah satu ruang perkuliahan pada Fakultas MIPA Selatan didapatkan hasil bahwa Intensitas cahaya rata-rata
pada ruangan sebesar 188.6777 lux sedangkan rekomendasi intensitas cahaya diruangan kelas yaitu 250 lux.
solusinya ialah penambahan beberapa unit lampu yang diletakkan pada bagian pojok-pojok kelas sehingga
pesebaran cahaya merata serta pergantian dari penggunaan lampu TEL menjadi lampu LED agar persebaran
cahaya lebih optimal terhadap ruang kelas pada Fakultas MIPA Selatan Universitas Gadjah Mada.
Keywords— Cahaya, Luxmeter

1. Pendahuluan cahaya juga sangat diperlukan untuk


Pada kehidupan sehari-hari tentunya mengamati berbagai macamm objek
cahaya merupakan salah satu hal yang dengan jenis dan ukuran yang berbeda.
sangat penting bagi kelangsungan Maka dari itu dibutuhkan jumlah cahaya
makhluk hidup, tanpa cahaya mahkluk yang memadai untuk melakukan
hidup tidak akan tumbuh dan berbagai macam hal sesuai
berkembang secara baik dan sempurna. kebutuhannya. Untuk itu perlu adanya
Begitu banyak peranan cahaya bagi alat yang digunakan untuk mengukur
kelaangsungan hidup mahkluk hidup intensitas cahaya agar dapat dengan
diantaranya adalah sebagai salah satu mudah diketahui apakah ruangan atau
penyedia komponen bagi tumbuhan tempat tersebut sudah memiliki standar
untuk melakukan fotosintesis. pencahayaan yang cukup.
Sedangkan dalam kegiatan sehari-hari
manusia, keberadaan cahaya merupakan 2. Literatur
hal pokok yang paling mendasar, karena Pada praktikum yang telah dilakukan
apabila tidak ada cahaya, manusia akan tentang Pengukuran Distribusi
kesulitan untuk melakukan kegiatan Pencahayaan Ruangan dengan Matlab
sehari-hari bahkan terancam ada beberapa kesamaan dan perbedaan
aktivitasnya tidak dapat dilakukan, dari beberapa percobaan yang telah
misalnya seperti industri rumahan yang dilakukan sebelum praktikan melakukan
mengandalkan cahaya matahari sebagai percobaan. Tentunya percobaan yang
sarana untuk menjemur ikan yang dilakukan tersebut menggunakan
diasinkan. Pada lingkup laboratorium, menggunakan berbagai jenis variasi alat
ukur dan metode percobaan yang terlihat oleh mata manusia. Atau
berbeda-beda. definisi cahaya yang lainnya yaitu
Pada percobaan yang dilakukan oleh merupakan radiasi
Bambang Susanto dan Abraham Seno elektromagnetik, baik itu dengan
Progam studi Arsitektur, Universitas panjang gelombang kasat mata
Mercubuana dengan judul Optimalisasi maupun yang tidak. Sedangkan
Pencahayaan Alami pada Ruang Baca benda yang memancarkan cahaya
Perpustakaan didapatkan hasil bahwa disebut dengan sumber cahaya.
penambahan dan penggunaan Cahaya memiliki beberapa sifat,
pencahayaan samping (sidelighting), diantaranya seperti di bawah ini:
dan dimensi bukaan yang cukup mampu a. Cahaya merambat lurus
memasukkan cahaya ke dalam ruang
sehingga sangat efektif meningkatkan
intensitas cahaya (lux) pada area ruang
baca perustakaan yang sedikit memiliki
bukaan samping.
Sedangkan pada jurnal kedua yang
ditulis oleh Arina Nurul Huda Program Gambar 2. Cahaya merambat
Studi Fisika Universitas Hassanudin lurus
yang berjudul Analisis Intensitas Untuk dapat membuktikan bahwa
Pencahayaan pada Bidang Kerja cahaya itu merambat lurus, itu
Terhadap Berbagai Warna Ruangan dapat dilihat dari cahaya matahari
didapatkan hasil bahwa bahwa intensitas yang masuk lewat celah-celah atau
cahaya yang paling besar adalah melalui jendela yang terdapat di
dinding, lantai dan langit-langit ruangan rumah kamu. Dan jika kamu amati
yang berwarna putih untuk jenis lampu lampu kendaraan bermotor saat
esensial 20 watt setara dengan 1000 malam hari,cahaya lampu
lumen, sedangkan pada jenis lampu kendaraan bermotor tersebut
pijar 15 watt setara dengan 100 lumen, merambat lurus. Banyak sekali
intensitas cahaya yang paling besar kejadian-kejadian yang terjadi
adalah dinding, lantai dan langit-langit dalam kehidupan yang dapat
ruangan yang berwarna kuning. membuktikan bahwa cahaya
memiliki sifat yang dapat
3. Dasar Teori merambat lurus.
3.1 Cahaya b. Cahaya dapat menembus benda
bening

Gambar 1. Cahaya Lilin


Cahaya adalah pancaran Gambar 3. Pembiasan cahaya
elektromagnetik yang dapat
Sifat cahaya selanjutnya, cahaya biasanya pemantulan ini sinar
dapat masuk ke dalam sebuah hasil pemantulannya tak beraturan.
rumah melalui jendela yang Dan pemantulan teratur terjadi jika
memiliki kaca. Kaca jendela yang cahaya mengenai permukaan yang
bening dapat ditembus oleh rata, mengkilap atau licin seperti
cahaya matahari, jika kaca jendela misalnya cahaya yang menganai
itu di tutup dengan menggunakan cermin yang datar dan sinar hasil
kain warna hitam maka cahaya yang dipantulkannya memiliki
tidak dapat menembus kaca arah yang teratur.
jendela tersebut, peristiwa tersebut 3.2 Luxmeter
dapat membuktikan sifat dari
cahaya yang dapat menembus
benda bening.
c. Cahaya dapat diuraikan

Gambar 6 Luxmeter
Gambar 4. Dispersi cahaya
Lux meter adalah alat yang
Penguraian cahaya (dispersi) yaitu
digunakan untuk mengukur
merupakan penguraian cahaya
besarnya intensitas cahaya di suatu
putih menjadi cahaya yang
tempat. Besarnya intensitas cahaya
mempunyai bermacam-macam
ini perlu untuk diketahui karena
warna. Misanya seperti pelangi,
pada dasarnya manusia juga
pelangi terjadi akibat dari cahaya
memerlukan penerangan yang
matahari yang diuraikan oleh titik-
cukup. Untuk mengetahui
titik air hujan, peristiwa tersebut
besarnya intensitas cahaya ini
dapat menunjukan bahwa cahaya
maka diperlukan sebuah sensor
dapat diuraikan.
yang cukup peka dan linier
d. Cahaya dapat dipantulkan
terhadap cahaya. Semakin jauh
jarak antara sumber cahaya ke
sensor maka akan semakin kecil
nilai yang ditunjukkan lux meter.
Ini membuktikan bahwa semakin
jauh jaraknya maka intensitas
cahaya akan semakin berkurang.
Alat ini didalam memperlihatkan
Gambar 5 Pemantulan cahaya hasil pengukurannya
Sifat cahaya yang lainnya yaitu menggunakan format digital yang
dapat di pantulkan, terdapat 2 terdiri dari ra ngka, sebuah sensor.
jenis pemantulan cahaya Sensor tersebut diletakan pada
diantaranya pemantulan baur dan sumber cahaya yang akan diukur
pemantulan teratur. Pemantulan intenstasnya.
baur terjadi jika cahaya mengenai
permukaan yang tidak rata,
Lux meter digunakan untuk diperoleh 121 data. Pengambilan
mengukur tingkat iluminasi. dilakukan pada siang hari dilakukan
Hampir semua lux meter terdiri pada pukul 09.00-11.00 WIB. Alat
dari rangka, sebuah sensor dengan yang digunakan pada praktikum kali
sel foto, dan layer panel. Sensor ini adalah meteran untuk mengukur
diletakkan pada sumber cahaya. ruangan dan luxmeter untuk mengukur
Cahaya akan menyinari sel foto intensitas cahaya.
sebagai energi yang diteruskan Selanjutnya adalah memasukkan data
oleh sel foto menjadi arus listrik. dengan program komputer matlab dan
Makin banyak cahaya yang 3D Field. Pertama adalah membuat file
diserap oleh sel, arus yang baru, lalu mulai memasukkan data pada
dihasilkan lebih besar. Kunci program matlab. Dengan coding
untuk mengingat tentang cahaya perintah untuk membuat data menjadi
adalah cahaya selalu membuat grafik histogram, titik-titik (scatter),
beberapa jenis perbedaan warna grafik warna (untuk memudahkan
pada panjang gelombang yang menganalisa dan membandingan
berbeda. Oleh karena itu, besarnya cahaya pada tiap satu meter
pembacaan merupakan kombinasi persegi pada tempat diukurnya
efek dari semua panjang intensitas cahaya tersebut), dan 3
gelombang. dimensi. Melalui coding matlab maka
Standar warna dapat dijadikan dapat juga dicari nilai maksimal,
referensi sebagai suhu warna dan minimal, rata-rata, jumlah data, dan
dinyatakan dalam derajat Kelvin. standar devisiasi. Kedua memasukkan
Standar suhu warna untuk data kedalam program 3D field dengan
kalibrasi dari hampir semua jenis cara membuat file baru, lalu mulai
cahaya adalah 2856 derajat memasukkan data pada perintah data
Kelvin, yang lebih kuning dari points. Perintah itu tersedia perintah lain
pada warna putih. Berbagai jenis untuk memasukkan data secara 3
dari cahaya lampu menyala pada dimensi. X dan Y sebagai koodinat, dan
suhu warna yang berbeda. value untuk nilai data. Dalam
Pembacaan lux meter akan pelaksanaan ini, arah utara ruangan
berbeda, tergantung variasi disamakan dengan arah atas positif
sumber cahaya yang berbeda dari sumbu Y dan arah timur bangunan
intensitas yang sama. Hal ini disamakan dengan arah positif sumbu
menjadikan, beberapa cahaya X.
terlihat lebih tajam atau lebih
lembut dari pada yang lain.
4. Metodologi
Praktikum dilakukan dengan
pengukuran intensitas cahaya secara
langsung di ruangan mipa selatan U2-
04 menggunakan luxmeter dengan
anggota sebanyak enam orang dalam
satu kelompok. Dimensi ruangan total
10 x 10 meter dan ada 6 set lampu. 1
set lampu terdiri dari 2 lampu neon.
Pengambilan data dilakukan setiap
luasan 1 x 1 meter dari ruangan, maka
5. Hasil dan Pembahasan n=1:n_data;
data1=data(:)
x=1:11;
x1=repmat(x,11,1);
y=1:baris;
y=y';
y1=repmat(y,1,11);
Maks = max(data1)
min = min(data1)
jumlah_data= sum(data1)
rata_rata = mean(data1)
stdev = sqrt(rata_rata/ (n_data-1))

clf
subplot(2,2,1)
Gambar 7. Denah ruang kelas plot(x1, y1);
Gambar diatas adalah denah hist(v)
ruang kelas yang digunakan sebagai xlabel('Intensitas Cahaya'),
objek dalam pengukuran intensitas ylabel('Jumlah Data')
ruangn menggunakan luxmeter title('Probability Distribution')
dimana intensitas ruangan tersebut legend('Distribusi Kemungkinan')
diukur setiap satu meter persegi
sehingga diperoleh sejumlah data yang subplot(2,2,2)
dialah dengan menggunakan matlab plot(v, n, 'x'), xlabel('Intensitas
dan 3D field agar lebih mudah untuk Cahaya'),
dianalisa. Langkah awal adalah ylabel('Jumlah Data')
mengolah data yang telah diperoleh title('Plot Pengukuran')
menggunakan matlab, sehingga dapat
terlihat pendistribusian cahaya subplot(2,2,3)
maksimal di setiap daerah dengan imagesc(data)
meng-input perolehan data kedalam colorbar
Matlab. Sehingga akan didapatkan title('Distribusi Pencahayaan')
hasil dalam bentuk histogram, xlabel('Koordinat Utara-Selatan')
plotting, warna pendistribusian ylabel('Koordinat Timur-Barat')
cahaya, dan pendistribusian cahaya
dalam bentuk 3D. Selain itu dapat juga subplot(2,2,4)
ditentukan nilai minimal, maksimal, mesh(data)
rata-rata dan standart deviasi data xlabel('Koordinat Utara-Selatan')
tersebut. Dari data yang telah ylabel('Koordinat Timur-Barat')
didapatkan nilai minimal intensitas zlabel('Intensitas Cahaya')
cahaya sebesar 55 lux, nilai maksimal
intesitas cahaya sebesar 561 lux, Pertama-tama yang dilakukan yaitu
jumlah data yang didapatkan sebanyak memasukkan data excel ke matlab
22830 lux, nilai rata-rata intensitas dengan syntax data =
cahaya sebesar 188.6777, serta nilai xlsread('DATA1'); dan data excel
standart deviasi sebesar 1.2539. tersebut harus dalam satu folder
Formula koding pada matlab untuk dengan data matlab. Untuk
mengolah data tersebut adalah sebagai mengetahui jumlah baris dan kolom
berikut : dapat digunakan syntax [baris,kolom]
= size(data). Jumlah data didapatkan
clear all dari n_data = baris*kolom.
clc n=1:n_data merupakan seluruh data
data = xlsread('DATA1'); dari yang pertama sampai data
[baris,kolom] = size(data); terakhir. data1=data(:) yaitu semua
n_data = baris*kolom; data dijadikan menjadi 1 kolom.
x=1:11 ;merupakan data sumbu x Pencahayaan') memberi nama pada
dengan 1 baris dalam 11 kolom yang grafik. xlabel('Koordinat Utara-
kemudian akan di duplikasi dengan Selatan'), ylabel('Koordinat Timur-
perintah syntax x1= repmat(x,11,1). Barat') memberi nama pada sumbu x
Begitu juga dengan sumbu y tetapi dan y. Codingan grafik 3D adalah
sumbu y harus dijadikan dalam 1 subplot(2,2,4), maksudnya tampilan
kolom dalam 11 baris dengan cara gambar 2 baris 2 kolom dan grafik ada
ditranspose syntax y=y'. Kemudian di digambar no4. Menampilkan grafik
duplikasi dengan 3D dengan syntax
erintah syntax y1=repmat(y,1,11). mesh(data).xlabel('Koordinat Utara-
Untuk menentukan nilai maksimum, Selatan'),ylabel('Koordinat Timur-
minimum, jumlahdata, rata-rata dan Barat)', zlabel('Intensitas Cahaya')
standart deviasi menggunakan syntax memberi nama sumbu x,y dan z.
Maks = max(data1); min =
min(data1); jumlah_data=
sum(data1); rata_rata = mean(data1);
stdev = sqrt(rata_rata/ (n_data-1)).
Data tersebut disajikan menjadi 4 type
grafik yang berbeda cara penyajian
datanya. Keempat grafik tersebut
adalah grafik histogram, grafik plot
pengukuran, grafik pencahayaan dan
grafik 3D. Codingan untuk membuat
grafik histogram adalah subplot(2,2,1), Gambar 8. Grafik Histogram
maksudnya adalah tampilan gambar 2 Pada grafik tersebut sumbu x
baris 2 kolom dan grafik ada digambar
sebagai intensitas cahaya sedangkan
no1. plot(x1, y1), maksudnya x1
sebagai sumbu x dan y1 sebagai sumbu y merupakan jumlah data.
sumbu y. hist(v) menampilkan Banyak data yang diambil dalam
histogram dari semua data. pengukuran tersebut sebanyak 121
xlabel('Intensitas Cahaya'), data. Data terbanyak ada pada nilai
ylabel('Jumlah Data') memberi nama intensitas cahaya kisaran 100-200 lux
sumbu x dan y. title('Probability sedangkan data paling sedikit ada pada
Distribution') memberi judul grafik.
nilai intensitas cahaya kisaran 400-500
legend('Distribusi Kemungkinan'),
maksudnya yaitu memberi keterangan lux.
legenda. Codingan untuk grafik plot
pengukuran adalah subplot(2,2,2),
maksudnya tampilan gambar 2 baris 2
kolom dan grafik ada digambar no2.
plot(data1, n, 'x') maksudnya data1
sebagai sumbu x dan n sebagai sumbu
y sedangkan ‘x’ hanya sebagai simbol
penunjukan data, xlabel('Intensitas
Cahaya'),ylabel('Jumlah Data') Gambar 9. Grafik Scatter
memberi nama sumbu x dan y. Pada grafik diatas sumbu x
title('Plot Pengukuran') memberi sebagai nilai intesitas cahaya dan
nama pada grafik. Codingan grafik sumbu y sebagai jumlah data. Data
distribusi pencahayaan adalah
pada grafik tersebut ada 121 data.
subplot(2,2,3), maksudnya tampilan
gambar 2 baris 2 kolom dan grafik ada Dapat dilihat dari grafik tersebut
digambar no3. imagesc(data) pesebaran data paling banyak ada pada
menampilkan grafik pencahayaan. nilai intensitas cahaya sekitar 100-300
Colorbar yaitu syntax yang lux karena titik-titik tersebar di daerah
menampilkan colorbar. title('Distribusi
tersebut dengan jarak yang saling barat ditunjukan oleh sumbu y dan
berdekatan, sehingga dapat diketahui intensitas cahaya sebagai sumbu z.
sekilas banyaknya intensitas cahaya Dari grafik ditunjukkan penyebaran
yang menyebar pada titik tersebut. intensitas cahaya dengan intensitas
terbesar hingga terkecil. Warna merah
di grafik tersebut menunjukkan
besarnya intensitas cahaya paling
tinggi. Semakin keatas warnanya
semakin merah dan intensitas semakin
besar, sedangkan warna biru di grafik
tersebut menunjukkan besarnya
intensitas cahaya paling rendah.
Gambar 10. Grafik distribusi intensitas Semakin kebawah warnanya semakin
cahaya biru dan intensitas semakin kecil.
Dari grafik tersebut dapat Kedua dalah pengolahan data
dilihat bahwa koordinat utara-selatan menggunakan 3D Field dalam
ditunjukan sumbu x dan koordinat menentukan grafik intensitas cahaya
timur-barat ditunjukan oleh sumbu y. dalam ruangan. Grafik pada aplikasi
Distribusi pencahayaan ini ini dapat disajikan dalam tiga bentuk
menunjukkan tingkat intensitas cahaya variasi yang berbeda yaitu, contour,
yang dihasilkan pada titik yang diukur. color cell, dan color cell 3D.
Semakin merah atau coklat warna
yang dihasilkan maka tingkat
intensitas cahayanya besar sedangkan
semakin biru atau biru tua warna yang
dihasilkan maka tingkat intensitas
cahayanya kecil. Dari grafik distribusi
intensitas cahaya tersebut bagian
tengah ruangan cenderung berwarna
biru muda dan ada sedikit warna
merah yang artinya nilai intensitas
cahaya ada disekitar 200-300 lux
sedangkan setiap sudut cenderung
berwana biru tua yang artinya nilai Gambar 12. Color Cell
intesitas cahaya ada disekitar 100-200 Dari gambar colorcell diatas
lux. terlihat bahwa salah satu ruangan
kelas Fakultas MIPA Selatan
penyebaran intensitas cahaya tidak
merata, hanya bagian tengah saja yang
memiliki intensitas cahaya yang
bagus. Terlihat dari warna semakin
biru warna maka semakin kecil pula
intensitas cahayanya begitu pula
Gambar 11. Grafik 3D sebaliknya semakin merah maka
semakin besar nilai intensitas
Pada grafik diatas dapat cahayanya.
dilihat bahwa koordinat utara-selatan
ditunjukan sumbu x, koordinat timur-
Dari grafik tersebut terlihat
bahwa nilai intensitas cahaya paling
besar yaitu yang berada pada bidang
yang tinggi dan berwarna merah
sedangkan nilai intensitas cahaya
paling kecil yaitu yang berada pada
bidang yang rendah dan berwarna
biru. Dari grafik tersebut dapat terlihat
jelas bahwa intensitas cahaya tidak
Gambar 13. Contour menyebar merata melainkan hanya
Countour merupakan salah pada titik-titik tertentu bahwan pada
satu jenis grafik yang menggambarkan satu titik nilainya sangat tinggi.
ketinggian bidang. Apabila diamati,
semakin tinggi bidang maka semakin
besar nilai intesitas cahayanya.

416.50
405.73
394.95
384.17
373.39
362.61
351.83
341.06
330.28
319.50
308.72
297.94
287.16
276.39
265.61
254.83
244.05
233.27
222.49
211.72
200.94
190.16
179.38
168.60
157.82
147.04
136.27
125.49
114.71
103.93
94.50

Gambar 14. Color cell 3D

6. Kesimpulan dan Rekomendasi berpengaruh terhadap persebaran


Berdasarkan praktikum Pengukuran intensitas cahaya.
Distribusi Pencahayaan Ruangan 3. Pada standard ukuran ruangan
Menggunakan Matlab yang telah dengan luas 10 meter x 10 meter
dilaksanakan, dapat disimpulkan bahwa: harusnya memiliki rata-rata nilai
intensitas cahaya sebesar 250 lux,
1. Dari data yang telah didapatkan namun dari data yang didapat nilai
nilai minimal intensitas cahaya = 55 rata-rata intensitas cahaya hanya
lux, nilai maksimal intesitas cahaya berkisar 188.6777 lux. Hal tersebut
= 561 lux, jumlah data = 22830 lux, membuktikan bahwa perlu adanya
nilai rata-rata intensitas cahaya = upaya untuk memenuhi kriteria
188.6777 lux, dan standart deviasi = ruangan yang memiliki intensitas
1.2539. cahaya yang harus dimiliki ruangan
2. Pada data tertentu dapat terlihat tersebut.
jelas bahwa nilai intensitas cahaya
pada ruang kelas tersebut berada Rekomendasi yang dapat disampaikan
dibawah lampu yang terpasang. Hal pada praktikum kali ini diantaranya
tersebut membuktikan bahwa adalah : penambahan beberapa unit
pemasangan dan pemilihan jenis lampu yang diletakkan pada bagian
lampu yang digunakan sangat pojok-pojok kelas sehingga pesebaran
cahaya merata, lampu yang mati
hendaknya segera mendapat perbaikan mempengaruhi persebaran intensitas
bahakan pergantian agara intensitas cahaya secara merata, sehingga lampu
ruangan yang ada dapat diperoleh secara LED merupakan pilihan yang tepat
maksimal. Selain itu pemilihan jenis dalam pemecahan solusi dari masalah
lampu yang digunakan sangat tersebut.
7. Daftar Pustaka Jurusan Arsitektur.
[1]http://www.pengertianku.net/2015/0 Optimalisasi Pencahayaan
/pengertian-cahaya-dan-sifatnya Alami pada Ruang Baca
serta-contohnya.html Perpustakaan. Jakarta :
(Diakses pada tanggal 7 Febuari Universitas Mercubuana.
2017 pukul 14:03 WIB)
[2] http://alatukur.web.id/lux-meter-alat- [4] Nurul Huda, Arina, Jurusan Fisika.
pengukur-cahaya-fungsi-prinsip- Analisis Intensitas
kerja-dan-cara-menggunakannya/ Pencahayaan pada Bidang
(Diakses pada tanggal 7 Febuari Kerja Terhadap Berbagai
2017 pukul 14:13 WIB) Warna Ruangan.
[3] Susanto, Bambang, Abraham Seno, Makassar:Universitas
Hassanudin.

8. Lampiran
1. Hasil data pengukuran intensitas cahaya pada setiap satuan luas pada salah satu ruang
kelas Fakultas MIPA Selatan Universitas Gadjah Mada, adalah sebagai berikut:
Tabel 1.0 Hasil pengukuran intensitas cahaya

A B C D E F G H I J K
A 73 75 105 138 138 123 130 89 99 210 133
B 175 55 73 127 215 174 143 177 129 151 126
C 88 63 226 289 268 183 185 165 167 184 159
D 290 93 358 258 275 212 198 169 180 197 173
E 325 170 241 236 266 220 212 185 166 185 197
F 103 407 326 261 290 254 226 247 175 174 131
G 130 278 420 374 300 200 270 226 192 147 124
H 200 184 561 315 278 214 219 192 174 161 241
I 370 233 350 243 178 172 106 177 144 116 110
J 75 559 150 135 143 127 122 144 127 91 128
K 62 185 104 122 134 103 95 124 108 83 75

2. Hasil rata-rata pada hasil pengukuran intensitas cahaya pada tiap empat data serta
menyisakan satu baris data bagian bawah serta satu bris bagian kolom sebelah kanan
untuk mengolah data pada aplikasi 3D field adalah sebagai berikut:
Tabel 2.0 Hasil rata-rata pengkuran intensitas cahaya pada data 10 meter x 10 meter

73 90 138 126,5 94
131,5 104,25 224,75 171,25 159,5
307,5 215,5 258,75 210,5 175
214 357,75 306,25 237,5 210
285 332 253,5 177,75 171,75

Anda mungkin juga menyukai