Anda di halaman 1dari 3

Buta warna adalah kekurangan penglihatan atas warna.

Mata tidak akan melihat warna seperti


biasanya jika ada masalah dengan pigmen pada reseptor warna. Jika salah satu pigmen hilang,
maka mata akan memiliki masalah melihat warna tertentu. Penderita buta warna bisa kesulitan
melihat warna merah, hijau, biru, atau campuran warna-warna ini. Namun pada kondisi penderita
buta warna total, tidak ada warna yang dapat dilihat sama sekali dan hal ini sangat jarang terjadi.

GEJALA BUTA WARNA

Penderita buta warna mungkin hanya bisa melihat beberapa gradasi warna, sementara sebagian
besar orang dapat melihat ratusan warna. Sebagai contoh, ada penderita buta warna tidak dapat
membedakan antara warna merah dan hijau, namun bisa melihat warna biru dan kuning dengan
mudah. Beberapa orang bahkan tidak menyadari bahwa dirinya mengalami buta warna hingga
mereka menjalani tes penglihatan warna.

Tipe-tipe Buta Warna

Tipe buta warna yang paling umum adalah buta warna merah-hijau. Pria memiliki
kecenderungan mengalami buta warna tipe ini lebih besar dibandingkan dengan wanita. Orang
yang mengalami buta warna tipe ini akan sulit membedakan gradasi warna merah, kuning,
hingga hijau. Dalam beberapa kasus, ada juga yang sulit membedakan antara warna merah
dengan warna hitam.

Tipe buta warna yang paling jarang terjadi adalah buta warna biru-kuning. Tipe buta warna ini
berhubungan dengan kromosom jenis kelamin. Pria dan wanita memiliki peluang yang sama
mengalami tipe buta warna ini. Orang yang mengalami tipe buta warna ini memiliki kesulitan
membedakan gradasi warna biru hingga hijau. Warna kuning bisa kelihatan sebagai warna abu-
abu atau ungu sedangkan hijau kelihatan kebiru-biruan.

PENYEBAB BUTA WARNA

Dalam banyak kasus, buta warna merupakan faktor genetika dari orang tua, namun bisa saja
terjadi akibat efek samping dari sebuah pengobatan atau gangguan kesehatan yang telah ada
sebelumnya. Jika ada reseptor penglihatan warna yang tidak berfungsi secara normal, maka mata
tidak bisa melihat spektrum warna-warna sepenuhnya.

Melihat warna melintasi spektrum cahaya diawali dengan kemampuan mata untuk membedakan
warna-warna utama, seperti warna merah, biru, dan hijau. Ada beberapa penyebab seseorang
mengalami buta warna, di antaranya adalah:

 Penyakit. Terdapat sejumlah penyakit yang bisa menyebabkan buta warna, seperti
penyakit Parkinson, penyakit Alzheimer, glaukoma, neuritis optik, leukemia, diabetes,
pecandu alkohol kronis, macular degeneration, dan anemia sel sabit.
 Usia. Kemampuan seseorang untuk membedakan warna perlahan-lahan akan berkurang
seiring bertambahnya usia. Ini adalah hal yang alami dalam proses penuaan dan tidak
perlu dicemaskan secara berlebihan.
 Faktor genetika. Kebanyakan penderita buta warna mengalaminya sejak lahir dan
merupakan faktor genetika yang diturunkan oleh orang tua. Penderita buta warna akibat
faktor genetika jauh lebih sering terjadi pada pria dibandingkan wanita.
 Bahan kimia. Seseorang bisa mengalami buta warna jika terpapar bahan kimia beracun
misalnya di tempat kerja, seperti karbon disulfida dan pupuk.
 Efek samping pengobatan tertentu. Beberapa pengobatan berpotensi menyebabkan
buta warna, seperti digoxin, pheytoin, chloroquine dan sildenafil yang juga dikenal
sebagai Viagra. Jika gangguan disebabkan oleh pengobatan, biasanya pandangan akan
kembali normal setelah berhenti mengonsumsi obat.

DIAGNOSIS DAN PERAWATAN BUTA WARNA

Kebanyakan kasus buta warna diakibatkan oleh faktor genetika, namun kemampuan untuk
mencerna warna bisa juga dipengaruhi oleh kondisi mata yang mendasar. Ada beberapa tes yang
dapat dilakukan untuk mendiagnosis buta warna, di antaranya adalah:

 Tes Ishihara. Tes ini yang paling umum digunakan untuk mendiagnosis buta warna dan
hanya bisa mendiagnosis kondisi buta warna merah/hijau. Untuk mendiagnosis buta
warna biru/kuning, dibutuhkan tes lain.
 Tes penyusunan. Tes ini dilakukan dengan cara menyusun objek warna dalam susunan
gradasi warna yang berbeda lalu pasien akan diminta untuk menyusun benda sesuai
dengan gradasi warna yang dilihatnya.

Banyak penderita buta warna belajar beradaptasi dan menemukan cara untuk mengatasi masalah
membedakan warna. Sampai saat ini belum ada obat atau metode untuk mengobati buta warna.

Gejala buta warna dapat dikurangi dengan menggunakan pengobatan alternatif atau perawatan
kondisi yang mendasar jika buta warna yang diderita diakibatkan oleh pengobatan tertentu atau
gangguan kesehatan yang telah ada sebelumnya.

Pengalaman belajar seorang anak akan terpengaruh, itu sebabnya sangat penting untuk
mengenali buta warna sejak awal. Anak-anak yang mengalami buta warna akan merasa kesulitan
di sekolah jika gurunya tidak tahu tentang masalah ini. Selain itu, kondisi ini juga bisa
memengaruhi pilihan pekerjaan yang memerlukan pengenalan warna secara akurat, seperti
masinis, pemandu lalu-lintas udara, pilot, dan ahli listrik.

Anda mungkin juga menyukai