Profile of Fatty Acids, Amino Acids, Carotenoid Total, and α-Tocopherol from Flying
Fish Eggs
Abstrak
Ikan terbang banyak ditemukan di perairan timur Indonesia yang sampai saat ini informasi
mengenai gizinya belum dilaporkan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan komposisi asam
lemak, asam amino, total karotenoid, dan α-tokoferol telur ikan terbang (Hyrundicthys sp.). Kadar
asam lemak diuji dengan gas kromatografi (GC), sedangkan asam amino, total karotenoid, dan
α-tokoferol menggunakan High Performanced Liquid Chromatography (HPLC). Telur ikan terbang
mengandung 22 jenis asam lemak, yang terdiri atas asam lemak jenuh 29,71%, asam lemak tidak
jenuh tunggal 7,86%, dan asam lemak tidak jenuh majemuk 13,64%. Hasil identifikasi asam amino
telur ikan terbang menunjukkan adanya 17 asam amino, yang terdiri atas asam amino essensial
14,96%, dan asam amino non-essensial 20,27%. Total karotenoid telur ikan terbang yaitu 245,37
ppm. Kadar α-tokoferol telur ikan terbang 1,06 ppm.
Kata kunci: Asam amino, asam lemak, total karotenoid, telur ikan terbang, α-tokoferol
Abstract
Flying fish are found in waters of eastern Indonesia, which until now is still limited information
about nutritional content. The purpose of this research was determine the composition of
fatty acids, amino acids, total carotenoids, α-tocopherol flying fish eggs (Hyrundicthys sp.).
The composition of fatty acid was measured by gas chromatography (GC), while amino acids,
total carotenoids, α-tocopherol was measured by High performanced Liquid Chromatography
(HPLC). Egg contained 22 fatty acids such as saturated fatty acid 29.71%, monounsaturated fatty
acid 7.86%, and polysaturated fatty acid 13.64%. The result showed that eggs flying fish contained
17 amino acids, such as essential amino acid 14.96% and non-essential amino acids 20.27%. Eggs
contained a total carotenoid of 245.37 ppm. α-tocopherol content of flying fish eggs by 1.06 ppm.
Keywords: Amino acids, carotenoid total, fatty acid, flying fish egg, α-tocopherol
dalam bahan dapat dihitung dengan oksida 8-9 cm. Kolom selalu dibasahi
rumus: dengan n-heksana. Konsentrat karoten
dipindahkan secara kuantitatif ke dalam
luas area sampel x C x Fp x BM
% Asam amino =
luas area standar x bobot sampel
x 100% kolom dengan bantuan pipet tetes. Wadah
konsentrat dicuci dengan n-heksana,
Keterangan: lalu cucian dimasukkan ke dalam kolom.
C = Konsentrasi standar asam amino Elusi dilakukan dengan n-heksana sampai
(µg/mL) seluruh karoten yang berwarna kuning-
FP = Faktor pengenceran oranye keluar dari kolom. Elusi diakhiri
BM = Bobot molekul dari masing-masing apabila eluen yang keluar dari kolom sudah
asam amino (g/mol) tidak berwarna lagi. Absorbansi larutan
uji diukur dengan spektrofotometer pada
Analisis Total Karotenoid panjang gelombang 452 nm. Blanko
(Apriyantono et al. 1989) yang digunakan yaitu aseton 9% dalam
Larutan telur ikan terbang yang n-heksana. Standar yang digunakan yaitu
homogen sebanyak 1 gram dimasukkan standar β-karoten. Kadar karoten dihitung
ke dalam labu erlenmeyer, kemudian dengan rumus:
ditambahkan 100 mL aseton-heksana
absorbansi sampel − b
3:7. Campuran dikocok menggunakan ( )
Kadar karoten = a x vol x fp
ultrasonik 30 menit, kemudian bobot sampel
didiamkan semalam dengan penutup Keterangan:
plastik hitam dalam suhu ruang. Sampel fp = faktor pengenceran
dihomogenisasi kembali menggunakan vol = volume akhir
ultrasonik 30 menit. Ultrasonik berfungsi a = didapat dari kurva standar
untuk memudahkan proses ekstraksi b = didapat dari kurva standar
agar memperoleh rendemen banyak
dan menghomogenkan ekstrak. Larutan Analisis α-Tokoferol (AOAC 2005)
sampel disentrifugasi untuk memisahkan Sampel sebanyak 2 gram dimasukkan
emulsi aseton-heksana-air dengan corong ke dalam tabung sentrifuse 50 mL,
pisah. Fase cair kemudian dibuang dan ditambah 5 mL larutan ethanol-ascorbic
ekstrak aseton-heksana disaring pada acid 0,1 % dan 2 mL KOH 50 %.
kolom kromatografi yang berisi kapas Selanjutnya dipanaskan pada suhu 70oC
bebas lemak, natrium sulfat anhidrat selama 30 menit, divortex tiap 10 menit
(Na2SO4) serbuk, alumina aktif, dan silika. dan didinginkan hingga suhu ruang.
Kolom ini berfungsi untuk mendapatkan Larutan ini ditambah 7 mL dd H2O, 5 mL
karotenoid murni. Filtrat yang diperoleh n-heksana lalu dikocok selama 5 menit
disebut ekstrak sampel. dan didiamkan sampai terpisah. Lapisan
Pemisahan karoten dengan n-heksana yang telah terpisah kemudian
kromatografi kolom yakni dengan alat diuapkan sampai kering. Selanjutnya
kolom kromatografi. Silika dimasukkan dimasukkan ke dalam labu ukur 50 mL
ke dalam kolom sampai setinggi 0,5 cm. dan ditera dengan metanol HPLC grade,
Suspensi dituang perlahan-lahan ke dalam setelah itu disaring dengan penyaring
kolom dan kolomnya ditepuk-tepuk ukuran 0,45 μm. Larutan fase gerak
sehingga partikel terdistribusi merata ke menggunakan metanol gradien grade,
seluruh kolom, hal tersebut dilakukan larutan disaring dengan penyaring 0,45
sampai tinggi lapisan aluminium μm lalu dilakukan ultrasonik selama 15
dan serabut menghasilkan 23 jenis asam Asam lemak tidak jenuh ganda jenis
lemak. Asam lemak jenuh (SFA) memiliki PUFA pada telur dan serabut didominasi
nilai tertinggi dibandingkan dengan asam oleh DHA yakni 9,42% dan 12,76. Park et
lemak lainnya. Kadar SFA tinggi karena al. (2015) menyatakan bahwa telur ikan
SFA dibutuhkan sebagai energi. Asam Acipenser ruthenus memiliki kadar DHA
palmitat merupakan golongan SFA yang 11,39%. Ikan air laut banyak mengandung
memiliki nilai tertinggi pada telur yakni omega-3, hal ini dikarenakan banyaknya
20,18% dan serabut yakni 15,59 %. Asam sumber makanan yakni plankton-
palmitat dominan terdapat pada finfish plankton yang beromega-3 tinggi. Lim dan
egg. Kadar asam palmitat pada lumpfish, Suzuki (2000) menyatakan bahwa DHA
salmon, trout, herring, dan mullet roe dapat meningkatkan kemampuan belajar
secara berturut-turut yakni 14,3%; 12,3%; dan fungsi kognitif otak anak. Menurut
12,1%; 13,7%; dan 15,7% (Kalogeropoulos Leblanc et al. (2008) menyatakan bahwa
et al. 2012). Komposisi asam lemak dalam EPA dan DHA mempunyai beberapa
telur dan serabut dapat dilihat pada manfaat yaitu dapat mencerdaskan otak,
Tabel 2. membantu masa pertumbuhan dan
Asam stearat merupakan asam lemak menurunkan kadar trigliserida.
jenuh kedua yang memiliki jumlah Telur dan serabut memiliki rasio
tertinggi pada telur 6,56% dan serabut PUFA/ SFA 0,46 dan 0,67, serta rasio asam
6,17%. Penelitian Intarasirisawat et al. lemak n-3/n-6 telur ikan 5,93 dan serabut
(2011) menyatakan bahwa kadar asam 6,08. Rasio ini masih sesuai dengan
stearat telur ikan tuna skipjack, tongkol, rekomendasi HMSO (1994) yaitu rasio
dan bonito secara berturut-turut yakni PUFA/SFA minimum adalah 0,45 dan rasio
5,70%; 6,15%; dan 7,34%. Moini et al. n-3/n-6 minimum adalah 0,25. Nilai rasio
(2012) menyatakan bahwa spesis dan yang lebih tinggi dibandingkan dengan
musim berperan penting dalam kadar nilai rasio yang direkomendasikan dapat
asam lemak. Lama penyimpanan telur menimbulkan efek negatif bagi kesehatan.
juga mempengaruhi kadar asam lemak Domiszewski et al. (2011) menyatakan
telur ikan. bahwa rasio PUFA/SFA maupun n-3/n-6
Asam oleat merupakan asam lemak yang tidak seimbang dapat menyebabkan
essential yang memiliki sifat lebih penyakit kanker dan jantung.
stabil dibandingkan PUFA. Kadar asam
oleat telur 6,42% dan serabut 6,89%. Asam Amino
Kalogeropoulos et al. (2012) menyatakan Hasil identifikasi asam amino telur
bahwa kadar asam oleat pada finfish egg dan serabut menunjukkan adanya 17 asam
berkisar antara 7,8% - 18,3%. Perbedaan amino. Hasil analisis asam amino telur
kadar asam lemak dapat disebabkan dan serabut disajikan pada Tabel 3.
oleh perbedaan ukuran, umur, tingkat Kadar asam amino essensial tertinggi
kematangan gonad. Penelitian Bekhit et pada telur yakni valina 3,35%, sedangkan
al. (2009) menunjukan bahwa tingkat serabut yakni histidina 3,51%. FAO/
kematangan mempengaruhi kadar asam WHO (1985) menyatakan kebutuhan
lemak chinnok salmon roe. Fungsi asam tubuh akan valina 0,55% dan histidina
oleat di dalam tubuh manusia sebagai 0,26%. Valina merupakan salah satu dari
sumber energi, sebagai zat antioksidan tiga asam amino rantai cabang (yang
untuk menghambat kanker, menurunkan lain adalah leusin dan isoleusin) yang
kadar kolesterol dan media pelarut meningkatkan energi, meningkatkan daya
vitamin A, D, E, K. tahan tubuh, menurunkan kadar gula
mempunyai efek negatif terhadap integritas (2008) menyatakan bahwa karoten dapat
fungsional dari usus dan menyebabkan membantu dalam kesuksesan penetasan
immunosupresi (Arifin 2009). telur dan pertahanan juvenil terhadap
Kadar alanina telur yakni 2,94% penyakit dan stres oksidatif Ada korelasi
dan serabut 3,21%. Telur ikan Acipenser positif antara kualitas betina dengan
ruthenus memiliki kadar alanina yang kadar karoten pada telur, semakin tinggi
lebih tinggi yakni 7% (Park et al. 2015). kadar karotenoid pada telur semakin
Bekhit et al. (2009) menyatakan bahwa bagus kualitasnya. Jaringan tubuh induk
perbedaan kadar alanina disebabkan betina dan konsentrasi karotenoid pada
perbedaan tingkat kematangan gonad telur merupakan cerminan asupan
telur ikan. Alanina merupakan sebuah makanan karotenoid oleh induk betina
sumber penting energi untuk jaringan (Garner et al. 2010).
otot, otak dan sistem saraf pusat,
memperkuat sistem kekebalan tubuh α-Tokoferol
dengan memproduksi antibodi, dan, Tokoferol dikenal sebagai vitamin E.
membantu dalam metabolisme gula. Tokoferol banyak terdapat dalam minyak
Asam amino non esensial yang banyak tumbuhan diantaranya gandum, kacang,
ditemui pada jaringan otot hewan adalah jagung dan kedelai (Gliszczynska-Swiglo
alanin, glisin, dan asam glutamat (Krug et et al. 2004). Sumber tokoferol lainnya
al. 2009) adalah daging, hati, ikan, telur, dan
ayam. Selain itu tokoferol juga banyak
Total Karotenoid terdapat dalam alpukat dan tauge.
Karoten merupakan kelompok Tokoferol biasanya terdapat dalam bentuk
pigmen yang berwarna kuning, oranye, α-tokoferol, γ-tokoferol, dan sejumlah
merah oranye, serta larut dalam minyak kecil δ-tokoferol (Burry et al. 2003).
(lipida). Karotenoid juga merupakan α-Tokoferol menunjukkan aktivitas
senyawa provitamin A. Karotenoid vitamin E paling tinggi sehingga biasanya
banyak ditemukan pada bunga dan dianggap paling penting. Pada penelitian
tanaman hijau, jamur, kapang, bakteri, ini kadar α-tokoferol telur ikan terbang
dan mikroorganisme lainnya, serta pada 1,06 ppm, sedangkan pada serabut tidak
kulit, cangkang, dan kerangka luar hewan terdeteksi. Kadar α-tokoferol telur ikan
laut misalnya moluska, krustasea, dan salmon yakni 85 mg/100g minyak (Bekhit
beberapa jenis ikan. et al. 2009). Rendahnya kadar α-tokoferol
Total karotenoid telur yakni 245,37 telur ikan terbang dikarenakan kadar
ppm dan serabut 37,92 ppm. Hasil lemak yang rendah. Ikan yang berada di
penelitian Rakcejeva et al. (2012) perariran tropis memiliki kadar lemak
menunjukkan bahwa kadar total yang rendah.
karotenoid wortel dari berbagai tipe Golongan senyawa ini mempunyai
hibrid berkisar dari 60,21±0,66 hingga peranan penting terutama dikaitkan
79,47±0,42 ppm. Hasil penelitian Garner dengan sifatnya sebagai antioksidan.
et al. (2010) menunjukkan kadar total Traber dan Atkinson (2007) menyatakan
karotenoid telur ikan salmon chinook bahwa tokoferol terutama α-tokoferol
(Oncorhynchus tshawytscha) 17,9 ppm. merupakan lipid yang paling efektif
Kadar karotenoid dalam suatu bahan sebagai antioksidan alami. α-tokoferol
dipengaruhi oleh faktor lingkungan, bertindak sebagai pemulung radikal
suhu, musim, asupan makanan, dan peroxyl yang menghentikan reaksi
tingkat kematangan. Tyndale et al. berantai dalam membran dan lipoprotein.
α-tokoferol pada ikan juga berfungsi untuk maturity on the physicochemical and
meningkatkan pertumbuhan, ketahanan biochemical properties of chinook
terhadap stres dan penyakit, serta untuk salmon roe. Food Chemistry 117:318-
kelangsungan hidup ikan (Vismara 325.
et al. 2003). Kekurangan α-tokoferol Belitz HD, Grosch W, Schieberle P. 2009.
mempengaruhi kinerja reproduksi, Food Chemistry. Ed rev ke-4. Verlag:
tingkat penetasan telur dan kelangsungan Springer.
hidup rendah (Palace dan Werner 2006). Burry BJ, Dopler-Nelosn M, Neidllinger
TR. 2003. Measurument of the Mayor
KESIMPULAN Isoforms of Vitamin A and E and
Telur dan serabut telur ikan terbang Carotenoids in the Blood of People
berpotensi dikembangkan sebagai pangan with Spinal-Cord Injures. Journal of
fungsional. Kadar asam lemak dan asam Chromatography A 987:359-366.
amino serabut lebih tinggi dibandingkan Celik U, Altunelataman C, Dincer T,
telur ikan terbang. Asam palmitat telur Acarh D. 2012. Comparison of
dan serabut telur ikan terbang memiliki fresh and dried flathead grey mullet
nilai tertinggi. Asam glutamat merupakan (Mugil cephalus, Linnaeus 1758) caviar
asam amino yang memiliki kadar tertinggi by means of proximate composition
pada telur dan serabut telur ikan terbang. and quality changes during refrigrated
Telur dan serabut telur ikan terbang storage at 4±2oC. Turkish Journal of
memiliki kadar total karotenoid yang Fisheries and Aquatic Sciences 12:1-5.
tinggi, namun kadar α-tokoferol rendah. Domiszewski Z, Bienkiewicz G, Plust
D. 2011. Effects of different heat
DAFTAR PUSTAKA treatments on lipid quality of striped
Apriyantono A, Fardiaz D, Puspitasari catfish (Pangasius hypophthalmus).
NL, Sedarnawati, Budiyanto S. 1989. Acta Scientiarum Polonorum
Analisis Pangan. Bogor: IPB Press. Technologia Alimentaria 10(3):359-
[AOAC] Association of Official Analytical 373.
Chemist. 2005. Official Method of FAO/WHO. 1985. Energy and Protein
Analysis of the Association of Official Requirement. Geneva: Expert
Analytical of Chemist. Arlington: Consultation.
The Association of Official Analytical Garner SR, Neff BD, Bernards MA.
Chemist, Inc. 2010. Dietary carotenoid levels
Arifin H. 2009. Peran glutamine pada affect carotenoid and retinoid
neonatus dan bayi sakit kritis. Majalah allocation in female chinook salmon
Kedokteran Nusantara 42(1):66-71. Onchorhynchus tshawytscha. Fish
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2013. Volume Biology Journal 76:1474-1490.
dan Nilai Ekspor Dirinci Menurut Gliszczynska-Zwiglo A, Sikorska E.
Jenis Komoditi di Provinsi Sulawesi 2004. Simple Reversed-Phase
Selatan. www.sulsel.bps.go.id [18 Liquid Chromatography Method
November 2015]. for Determination of Tocopherols
[BSN] Badan Standarisasi Nasional. 2010. an Edible Plant Oil. Journal of
Telur Ikan Terbang Kering SNI 2720- Chromatography A 1048:195-198.
3-2010. Jakarta: Badan Standarisasi Gong Y, Huang Y, Gao I, Lu J, Hu y, Xia
Nasional. L, Huang H. 2013. Nutriotional
Bekhit A,Morton JD, Dawson CO, composition of caviar from three
Zhao JH, Lee HYY. 2009. Impact of commercially farmed sturgeon