Anda di halaman 1dari 9

KLINIK KESEHATAN KELOMPOK TANI (K3T) SEBAGAI UPAYA

PENANGGULANGAN PENYAKIT AKIBAT KERJA (PAK)

Iis Rahmawati, Wantiyah

ABSTRACT

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan suatu upaya untuk menciptakan
suasana bekerja yang aman, nyaman, dan tujuan akhirnya adalah mencapai
produktivitas setinggi-tingginya. KKN PPM ini dilaksanakan di 7 desa yang ada di
Kecamatan Sumberjambe karena masih rendahnya kesadaran masyarakat petani
akan keselamatan dan kesehatan kerja di 72 kelompok tani yang tersebar di 7 desa
yaitu Desa Randuagung, Gunung Malang, Rowosari, Sumberjambe, Sumberpakem,
Plerean, Pringgondani di wilayah Kecamatan Sumberjambe merupakan fakta yang
terjadi pada saat ini, selain itu masalah yang ditemukan yaitu kurang optimalnya
kegiatan kelompok tani di Kecamatan sumberjambe dalam pelayanan kesehatan
pada anggotanya, rendahnya status kesehatan petani berhubungan dengan belum ada
perencanaan screening terhadap kesehatan petani, kurang optimalnya penggunaan
Alat pelindung Diri (APD) pada petani saat bekerja terutama dalam penggunaan
pestisida, belum adanya wadah klinik kesehatan yang melayani kesehatan pekerja
petani, beban kerja yang berlebih dari petani karena ketidakseimbangan antara
aktivitas dan istirahat melebihi 7-10 jam/hari, nutrisi yang tidak adekuat pada petani
dan kurangnya peregangan pada saat bekerja sehingga mengakibatkan penyakit
akibat kerja, kurangnya monitoring dan evaluasi kesehatan petani dalam kelompok
tani karena kurang koordinasi antara dinas pertanian dan dinas kesehatan dalam
melayani masyarakat petani.

Keywords : kelompok tani , penyakit akibat kerja , kesehatan petani .


PENDAHULUAN menunjukkan, dalam satu bulan rata-
Hasil survei Badan Pusat rata 23% pekerja tidak bekerja dengan
Statistik (BPS) (2012), dominasi benar dan absen kerja selama delapan
penggunaan lahan di wilayah Kota hari dikarenakan sakit pinggang.
Jember adalah kegiatan pertanian yakni Berdasarkan hasil survei tentang akibat
seluas 5.099,283 Ha atau 51,47% dari sakit leher dan pinggang, produktivitas
total luas wilayah kota. Tanah kerja dapat menurun menjadi sebesar
perkebunan seluas 1.477,9 Ha atau 60%.Tingkat kecelakaan kerja dan
14,92%, perumahan seluas 2.679,655 berbagai ancaman keselamatan dan
Ha atau 27,05%, kolam ikan seluas 1,0 kesehatan kerja (K3) di Indonesia masih
Ha atau 0,01 % dan penggunaan tanah cukup tinggi (Depnakertrans, 2013).
lain-lainnya seluas 416,415 Ha atau Berdasarkan laporan
4,20%. Pertanian dilihat sebagai suatu International Labor Organitation
yang potensial dalam kontribusinya (ILO), setiap hari terjadi kecelakaan
terhadap perekonomian di Indonesia kerja yang mengakibatkan korban fatal
dan juga dinilai dapat memiliki berbagai sekira 6.000 kasus. Sementara di
macam resiko kesehatan dalam Indonesia setiap 100.000 tenaga kerja
pelaksanaan, hal tersebut dikarenakan terdapat 20 orang fatal akibat
pekerjaan petani masih belum memiliki kecelakaan kerja. Menurut kalkulasi
standart Keselamatan dan Kesehatan ILO, kerugian yang harus ditanggung
Kerja (K3). akibat kecelakaan kerja di negara-
Penyakit Akibat Kerja (PAK) negara berkembang juga tinggi, yakni
adalah penyakit yang disebabkan oleh mencapai 4% dari Gross National
pekerjaan, alat kerja, bahan, proses Product (GNP). Menteri Tenaga Kerja
maupun lingkungan kerja, sehingga dan Transmigrasi (Depnakertrans,
penyakit akibat kerja merupakan 2013). Dinas Kesehatan Kabupaten
penyakit yang artifisual atau man made Jember (2013), menjelaskan bahwa Unit
disease diartikan sebagai penyakit yang Kesehatan Kerja (UKK) diterapkan di
dibuat oleh manusia sendiri dalam 24 puskesmas di Jember, dengan adanya
proses bekerja yang dilakukan (Silalahi, Unit Kesehatan Kerja (UKK) petugas
2006). World Health Organization kesehatan khususnya perawat
(WHO), 1985; dalam Sulaksmono, diharapkan mampu melakukan upaya
2009) menjelaskan penyakit akibat kerja preventif, promotif, kuratif, dan
adalah keterkaitan antara faktor rehabilitatif penyakit akibat kerja bagi
penyebab dalam timbulnya penyakit pekerja di wilayah Jember.
kerja dan sepenuhnya dipastikan faktor- Pada tahun 2013, wilayah kerja
faktor tersebut dapat diidentifikasi, Puskesmas Sumberjambe memiliki
diukur, dan dikendalikan. Penyakit angka penanganan penyakit akibat kerja
akibat kerja dibagi menjadi beberapa tertinggi kedua di Jember. Hasil studi
golongan yaitu golongan fisik, golongan pendahuluan yang dilakukan peneliti
kimiawi, golongan biologi, golongan pada bulan Maret 2013, diketahui
psikologis, dan golongan fisiologis. bahwa jumlah penduduk yang bekerja
Mayrika, et al (2009), sebagai petani di wilayah kerja
menyebutkan sekitar 90% dari seluruh Puskesmas Sumberjambe sebanyak
nyeri punggung bawahbukan 6890 orang. Petani yang bekerja di
disebabkan oleh kelainan organik, sektor informal bekerja mulai pukul
melainkan oleh kesalahan posisi tubuh 06.00 sampai dengan pukul 16.00. Para
dalam bekerja. Data penelitian petani harus bekerja 10 jam dalam
sehari. Beban kerja petani juga tidak penyakit akibat kerja yang mengancam
berbeda dengan masyarakat di usia kesehatan petani dalam melakukan
produktif. Proses degeneratif dan usaha tani. Hal tersebut menjadi
keadaan tidak mendukung yang tuntutan kerja bagi petani. Tuntutan
bersumber dari bidang ekonomi kerja yang terlalu overload dapat
membuat petani membutuhkan suatu menyebabkan beban kerja dan
upaya pencegahan untuk menghindari gangguan mental stres pada petani
terjadinya penyakit akibat kerja yang (Soekartawi, 2005).
akan muncul pada petani.
Upaya yang dilakukan Dari paparan diatas maka perlu
pemerintah untuk meningkatkan adanya suatu solusi dalam upaya
kesejahteraan petani adalah menanggulangi penyakit akibat kerja
pembentukan kelompok tani. Kelompok pada kelompok tani di Wilayah Kerja
tani masih belum bisa berjalan secara Puskesmas Sumberjambe Kabupaten
optimal karena akses yang rendah Jember. Puskesmas Sumberjambe
terhadap informasi pasar dibandingkan Kabupaten Jember sudah menerapkan
dengan pelaku usaha lainnya yang Unit Kesehatan Kerja (UKK), sehingga
mengakibatkan harga yang diterima perlu dirancang suatu Klinik Kesehatan
petani tidak menguntungkan. Selain itu, Kelompok Tani (K3T) dalam upaya
akses petani terhadap informasi menanggulangi Penyakit Akibat Kerja
teknologi, penguasaan (PAK). K3Tini diharapkan dapat
dan pemanfaatan teknologi sumber menambah informasi untuk membantu
daya lainnya masih sangat terbatas, masyarakat petani dalam upaya
serta mayoritas kelompok tani yang pencegahan dan penanganan penyakit
sudah terbentuk kurang memenuhi akibat kerja, salah satu contohnya
standart umur yang telah ditentukan adalah menurunkan resiko terjadinya
dikarenakan masih terdapat anggota nyeri punggung bawah pada petani
kelompok tani yang berusia lebih dari dengan cara peningkatan kesadaran
65 tahun yang sering disebut dengan melakukan cara kerja sesuai dengan
usia lansia. Hal tersebut mengakibatkan posisi kerja yang ergonomi. Sehingga
produktifitas, efesiensi dan daya saing dapat memaksimalkan program
usaha petani menjadi rendah Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
(Departemen Pertanian, 2008). di Wilayah Kerja Puskesmas
Resiko penyakit akibat kerja Sumberjambe Kecamatan Sumberjambe
mengancam kesehatan petani yang Kabupaten Jember.
meliputi penyakit kardiovaskuler, Penggorganisasian,
keracunan pestisida, dan gangguan penggerakan, dan pemberdayaan
mental stres. semua permasalahan diatas masyarakat dapat dilakukan melalui
dapat menyebabkan dampak negatif suatu alih teknologi terbaru hasil
bagi petani baik secara fisik ataupun penelitian dari Universitas Jember
psikis. Beban kerja petani lebih melalui pelaksanaan dharma
mengarah pada kemampuan petani Pengabdian kepada Masyarakat. Salah
untuk melaksanakan semua kegiatan satu bentuk pengabdian masyarakat
dalam usaha tani yang harus dilakukan yang dapat dilakukan dalam mengatasi
dengan teliti. Hal ini juga ditunjang masalah PAK pada Kelompok Tani
dengan permasalahan yang dihadapi (GAPOKTAN) adalah melalui
petani, yaitu tidak ada keringanan menerjunkan mahasiswa secara
tuntutan kerja bagi petani dan resiko langsung di masyarakat melalui
program Kuliah Kerja Nyata – Program Rowosari, Sumberjambe,
Pemberdayaan Masyarakat (KKN- Sumberpakem, Plerean, dan
PPM).Program Studi Ilmu Keperawatan Pringgondani. Program K3T dilakukan
(PSIK) Universitas Jember sebagai melalui 8 kegiatan, yaitu rekognisi,
prodi kesehatan di UNEJ bersama analisis, perencanaan, komunikasi,
mahasiswa berupaya melakukan persiapan, implementasi, evaluasi, dan
pengabdian kepada masyarakat di kontinuitas (RAPKPIEK). Delapan
lingkungan Jember. Bentuk kegiatan kegiatan tersebut diharapkan mampu
yang akan dilakukan dalam mengatasi meningkatkan pemberdayaan
masalah PAK pada Kelompok Tani masyarakat petani dalam kemandirian
(GAPOKTAN) tersebut, PSIK UNEJ menuju kesehatan optimal dalam upaya
bersama mahasiswa akan peningkatan produktivitas kerja petani.
menyelenggarakan program KKN-PPM Kegiatan tersebut diimplementasikan
dengan mengaplikasikan program melalui pemeriksaan kesehatan,
“Klinik Kesehatan Kelompok Tani pendidikan kesehatan, proses kelompok,
(K3T) dalam upaya menanggulangi pemberdayaan, dan kemitraan. Kegiatan
Penyakit Akibat Kerja (PAK)”. K3T ini diharapkan akan mampu
Program ini akan dilakukan bersama mengoptimalkan jam kerja petani yang
oleh 3 orang dosen bersama mahasiswa produktif yaitu 7 jam/hari, adanya sikap
dalam mengimplementasikan hasil posisi kerja yang ergonomis, penurunan
teknologi terbaru dalam prevalensi kejadian nyeri punggung
pengorganisasian dan pengerakan bawah, beban kerja dan stress kerja
masyarakat petanimelalui peningkatan yang menurun melalui pemeriksaan
kesadaran melakukan cara kerja sesuai kesehatan berkala di Kelompok Tani
dengan posisi kerja yang ergonomic. Sehat Plus.
Program Klinik Kesehatan
Kelompok Tani diimplementasikan g HASIL DAN PEMBAHASAN
pada 7 desa di Kecamatan Tabel 1. Screening dan Pemetaan
Sumberjambe, yaitu desa Desa Masalah Kesehatan Petani
Randuagung, Gunung Malang, di Kecamatan Sumberjambe

A. Faktor-faktor permasalahan kesehatan petani


No Nama desa kategori % jumlah
Kurang Cukup Baik
1 Desa 63 orang 20 orang 17 orang 100 % 100
sumberjambe
2 Desa Wonosari 70 orang 15 orang 15 orang 100 % 100
3 Desa Gunung 50 Orang 20 orang 30 orang 100 % 100
Malang
4 Desa 65 orang 10 orang 25 orang 100 % 100
Sumberjambe
5 Desa 60 orang 20 orang 20 orang 100 % 100
Pringgondani
6 Desa 75 orang 10 orang 15 orang 100 % 100
Randuagung
7 Desa 73 orang 17 orang 10 orang 100 % 100
Sumberpakem
B. Lingkungan kapasitas social
No Nama desa kategori % jumlah
Kurang Cukup Baik
1 Desa 60 orang 20 orang 20 orang 100 % 100
sumberjambe
2 Desa Wonosari 70 orang 10 orang 20 orang 100 % 100
3 Desa Gunung 60 orang 15 orang 25 orang 100 % 100
Malang
4 Desa 50 orang 25 orang 25 orang 100 % 100
Sumberjambe
5 Desa 72 orang 15 orang 13 orang 100 % 100
Pringgondani
6 Desa 60 orang 20 orang 20 orang 100 % 100
Randuagung
7 Desa 80 orang 10 orang 10 orang 100 % 100
Sumberpakem

C. Beban kerja
No Nama desa kategori % jumlah
Kurang Cukup Baik
1 Desa 60 orang 20 orang 20 orang 100 % 100
sumberjambe
2 Desa Wonosari 60 orang 20 orang 20 orang 100 % 100
3 Desa Gunung 75 orang 10 orang 15 orang 100 % 100
Malang
4 Desa 50 orang 25 orang 25 orang 100 % 100
Sumberjambe
5 Desa 65 orang 20 orang 15 orang 100 % 100
Pringgondani
6 Desa 70 orang 15 orang 15 orang 100 % 100
Randuagung
7 Desa 70 orang 20 orang 10 orang 100 % 100
Sumberpakem

D. Alat kerja, APD, posisi ergonomic


No Nama desa kategori % jumlah
Kurang Cukup Baik
1 Desa 72 orang 15 orang 13 orang 100 % 100
sumberjambe
2 Desa Wonosari 80 orang 10 orang 10 orang 100 % 100
3 Desa Gunung 75 orang 10 orang 15 orang 100 % 100
Malang
4 Desa 80 orang 5 orang 15 orang 100 % 100
Sumberjambe
5 Desa 70 orang 20 orang 10 orang 100 % 100
Pringgondani
6 Desa 70 orang 15 orang 15 orang 100 % 100
Randuagung
7 Desa 70 orang 20 orang 10 orang 100 % 100
Sumberpakem

E. Penggunaan pestisida
No Nama desa kategori % jumlah
Kurang Cukup Baik
1 Desa 70 orang 20 orang 10 orang 100 % 100
sumberjambe
2 Desa Wonosari 80 orang 5 orang 15 orang 100 % 100
3 Desa Gunung 75 orang 15 orang 10 orang 100 % 100
Malang
4 Desa 80 orang 10 orang 10 orang 100 % 100
Sumberjambe
5 Desa 70 orang 15 orang 15 orang 100 % 100
Pringgondani
6 Desa 80 orang 10 orang 10 orang 100 % 100
Randuagung
7 Desa 83orang 17 orang 10 orang 100 % 100
Sumberpakem

F. Kesehatan petani
No Nama desa kategori % jumlah
Kurang Cukup Baik
1 Desa 80 orang 10 orang 10 100 % 100
sumberjambe orang
2 Desa Wonosari 80 orang 5 orang 15 orang 100 % 100
3 Desa Gunung 75 orang 15 orang 10 orang 100 % 100
Malang
4 Desa 80 orang 5 orang 15 orang 100 % 100
Sumberjambe
5 Desa 70 orang 10 orang 20 orang 100 % 100
Pringgondani
6 Desa 75 orang 10 orang 15 orang 100 % 100
Randuagung
7 Desa 73 orang 15 orang 12 orang 100 % 100
Sumberpakem
&tujuan, serta pengkajian), MKT II
Program K3T dilaksanakan (penyampaian hasil pengkajian &
mulai dari pengkajian, penanganan penyusunan POA bersama masyarakat),
masalah kesehatan berkaitan dengan dan MKT III (penyampaian hasil
keluhan pada kelompok tani, dan kegiatan, evaluasi, rencana tindak lanjut
pembentukan kader kesehatan sebagai dan penutupan).
kelanjutan program Klinik Kesehatan Kegiatan pelaksanaan KKN
Kelompok Tani (K3T). Strategi PPM ini dilakukan melalui strategi
pelaksanaan program meliputi MKT I pendekatan masyarakat dengan
(perkenalan, penyampaianmaksud Musyawarah Kelompok Tani (MKT).
Kegiatan ini dilaksanakan di masing- kesehatan yang muncul serta intervensi
masing desa di Kecamatan yang akan dilakukan. meminta saran
Sumberjambe. Kegiatan KKN PPM pada para petani untuk program
dimulai dengan adanya MKT I yang kegiatan yang akan dilaksanakan yang
bertujuan untuk menyampaikan maksud berhubungan dengan masalah kesehatan
dan tujuan KKN PPM, rencana yang akan dipecahkan bersama.
kegiatan, hasil diskusi dengan Program kegiatan mahasiswa KKN-
masyarakat, pendekatan dengan tokoh PPM merupakan bentuk pengabdian
masyarakat. kegiatan MKT 1 ini terhadap masyarakat melalui program
pemateri menjelaskan tentang gambaran Klinik Kesehatan Kelompok Tani
umum, tujuan kegiatan, gambaran sebagai Upaya Penanggulangan
program, strategi dan alokasi waktu Penyakit Akibat Kerja (PAK). Adapun
pelaksanaan. Program kegiatan pada MKT II didapatkan 4 masalah
mahasiswa KKN-PPM merupakan suatu yang akan dipecahkan yaitu penggunaan
bentuk pengabdian mahasiswa terhadap Pestisida, Pola hidup sehat, Posisi saat
masyarakat melalui program K3T bekerja/argonometri, dan Penggunaan
(Kesehatan Kerja Kelompok Tani). Alat Pelindung Diri (APD). Masalah-
Tujuan program KKN PPM adalah masalah kesehatan yang muncul pada
meningkatkan kemandirian petani petani yaitu:
melalui upaya pemberdayaan a. Rendahnya status kesehatan petani
masyarakat tani melalui pembentukan dikarenakan belum adanya
K3T untuk mencegah penyakit akibat perencanaan screening terhadap
kerja pada petani di Kecamatan kesehatan petani
Sumberjambe Kabupaten Jember. b. Kurang optimalnya kegiatan
Disamping itu diharapkan akan terjadi kelompok tani di desa Plerean
peningkatan produktivitas kerja petani dikarenakan belum adanya program
dan juga dapat menambah informasi layanan kesehatan pada kelompok
untuk membantu masyarakat petani tani.
dalam upaya pencegahan dan c. Kurang optimalnya penggunaan
penanganan penyakit akibat kerja. Hasil Alat Pelindung Diri (APD) pada
MKT 1 meliputi: adanya dukungan dari petani saat bekerja dikarenakan
pihak desa untuk terselenggaranya kurang pengetahuan terhadap
kegiatan MKT I, adanya motivasi yang dampak kesehatan yang timbul
tinggi dari para masyarakat terutama akibat penggunaan APD yang
petani terkait dengan kondisi kurang lengkap
kesehatannya dan adanya motivasi dari d. Resiko Terjadinya stress Kelompok
mayarakat untuk mengikuti kegiatan. tani b/d beban kerja yang berlebih
Hambatannya adalah waktu Implementasi yang dilaksanakan
pelaksanaan MKT I yang bersamaan oleh mahasiswa KKN-PPM
dengan rutinitas kegiatan para petani di Sumberjambe Universitas Jember disini
sawah, kegiatan MKT I bertepatan adalah meliputi kegiatan pembentukan
dengan bulan Ramadhan sehingga pos kesehatan tani, pelatikan kader,
banyak masyarakat yang memilih Penyuluhan door to door, penyuluhan
beristirahat di rumah. per kelompok tani, yang meliputi posisi
Implementasi kegiatan KKN PPM ergonomis, penggunaan APD, dan
selanjutnya adalah MKT II yang nutrisi.
berfokus pada penyajian data hasil TARGET DAN LUARAN
pengkajian dan perumusan masalah
Program Klinik Kesehatan kerja dan stress kerja yang menurun
Kelompok Tani (K3T) ini dilakukan melalui pemeriksaan kesehatan berkala
bersamaan dengan kegiatan Kelompok di Kelompok Tani Sehat Plus
Tani (GAPOKTAN) yang sudah ada,
tetapi dalam program ini GAPOKTAN Simpulan
akan ditingkatkan melalui kegiatan Kegiatan KKN PPM dilaksanakan
tambahan multifungsi dengan adanya melalui tahapan MKT I, pengkajian,
promosi di tempat kerja dalam upaya MKT 2, implementasi, dan MKT 3.
menanggulangi masalah penyakit akibat Hasil akhir program KKN PPM ini
kerja dengan adanya kegiatan pelayanan berupa terbentuknya K3T dalam bentuk
kesehatan bagi petani, sehingga pos kesehatan tani (poskestan)
Gapoktan akan mejadi Gapoktan Plus. diharapkan terus dapat dilanjutkan oleh
Kegiatan ini akan mendorong partisipasi masyarakat untuk melakukan deteksi
masyarakat dalam menanggulangi secara lebih dini terhadap masalah
permasalahan PAK di wilayah terutama masalah penyakit akibat kerja
setempat. Masyarakat petani akan (PAK) yang ada pada petani.
digerakkan dalam upaya menanggulangi
masalah PAK melalui kegiatan Saran
Gapoktan plus dengan penambahan Untuk Mahasiswa
fungsi klinik kesehatan kelompok tani. 1. Mahasiswa diharapakan
Pengurus Gapoktan akan ada yang dapat meneruskan
bertindak sebagai kader kesehatan, pengabdian terutama di
beberapa tokoh masyarakat akan bidang kesehatan kepada
berperan sebagai motivasi warga agar masyarakat
aktif dalam kegiatan Gapoktan dalam 2. Mahasiswa diharapkan
Klinik Kesehatan Kelompok Tani serta dapat mengembangkan
menggerakkan masyarakat petani untuk program POSKESTAN (Pos
meningkatan kesehatan dalam upaya Kesehatan Tani) di daerah
meningkatkan produktivitas kerja petani yang kemungkinan
melalui 8 kegiatan, yaitu rekognisi, mengalami masalah yang
analisis, perencanaan, komunikasi, sama supaya pengalaman,
persiapan, implementasi, evaluasi, dan keterampilan dan wawasan
kontinuitas (RAPKPIEK). menjadi semakin luas
Mahasiswa Universitas Jember 5.2.2 Untuk Masyarakat
sebagai peserta KKN PPM berperan 1. Kader kesehatan
dalam memfasilitasi kegiatan diharapkan dapat
masyarakat melalui program K3T memberikan penyuluhan
dengan mengaplikasikan konsep ilmu mandiri di masing-masing
dan ketrampilan Keperawatan kelompok taninya
Komunitas dan Perawatan Kesehatan 2. Kader kesehatan
Keselamatan Kerja di Wilayah diharapkan selalu
Pertanian dan Perkebunan untuk memperbaharui
meningkatkan status kesehatan petani, pengetahuannya terutama
sehingga diharapkan terjadi jam kerja di bidang kesehatan
petani yang produktif yaitu 7 jam/hari, 3. Kader kesehatan
adanya sikap posisi kerja yang diharapkan selalu
ergonomis, penurunan prevalensi semangat mengajak
kejadian nyeri punggung bawah, beban masyarakat untuk
mengunjungi petugas Silalahi, Bennet. 2006. Ergonomi.
kesehatan untuk secara Jakarta: sekolah tinggi ilmu manajemen
dini mendeteksi masalah LPMI
penyakit akibat kerja yang
ada Sulaksmono, M. 2009. Penyakit Akibat
4. Diharapkan masyarakat Kerja Dan Penyakit Akibat
dapat melanjutkan Hubungan Kerja. [serial on line]
program yang sudah dibuat http://fkm.unair.ac.id/s2k3/files/m
oleh mahsiswa KKN PPM k/dasar-
5. Para petani menjadi lebih dasar%20k3/pak%20dan%20pahk
sadar untuk menjaga .pdf, diakses tanggal 4 April 2013
kesehatannya.
Suratiyah, Ken. 2008. Ilmu Usahatani.
Rujukan Jakarta : Penebar Swadaya.
Departemen Tenaga Kerja Dan
Transmigrasi Republik Indonesia Suwandari Anik, Rijanto. 2006.
(Depnakertrans RI). 2013. Pengantar Ilmu Pertanian.
Kementrian Tenaga Kerja dan Malang : Bayumedia.
Transmigrasi Republik Indonesia.
[serial on line] Zaenal, A., Tri, W.T., & Ishandono, D.
http://www.depnakertrans.go.id/, 2008. Hubungan Perilaku
diakses tanggal 20 April 2013 Keselamatan Dan Kesehatan
Kerja Dengan Dosis Radiasi
Departemen Tenaga Kerja Dan Pada Pekerja Reaktor Kartini.
Transmigrasi Republik Indonesia [serial on line] http://jurnal.sttn-
(Depnakertrans RI). 2012. Pusat batan.ac.id/wp-
data dan Informasi content/uploads/2008/12/2-
Ketenagakerjaan Badan zaenal67-75.pdf, diakses tanggal 7
Penelitian, Pengembangan, dan Agustus 2013
Informasi Kementrian Tenaga
Kerja Dan Transmigrasi R.I
[serial on line]
http://pusdatinaker.balitfo.depnak
ertrans.go.id/?section=pyb&perio
d=2012-08-01#gotoPeriod,
diakses tanggal 7 Agustus 2013

Mayrika P, Yuliani S, Bina K, dan


Martini. 2009. Beberapa Faktor
Yang Berpengaruh Terhadap
Keluhan Nyeri Punggung Bawa
Pada Penjual Jamu Gendong.
Jurnal Promosi Kesehatan
Indonesia Vol 4/No 1/Januari
2009. [serial on line]
http://ejournal.undip.ac.id/index.p
hp/jpki/article/download/2429/21
47 diakses tanggal 4 April 2013

Anda mungkin juga menyukai