Beberapa orang mulai memilih untuk membeli bahan makanan organik dibanding bahan
yang dikembangkan dengan metode konvensional. Ada banyak alasan mengapa makanan
organik menjadi pilihan, antara lain:
Bahan makanan organik diklaim tidak mengandung pestisida.
Petani konvensional pada umumnya menggunakan pestisida sintetis untuk melindungi
sayuran dan buah dari jamur, hama dan serangga. Pestisida ini akan terus meninggalkan
residu yang menempel pada sayuran dan buah sehingga dikhawatirkan berisiko pada
manusia yang mengonsumsinya. Sedangkan petani organik menggunakan predator alami
atau perangkap serangga untuk memberantas hama dan serangga. Meski demikian, jika ada
penggunaan kadar pestisida pada bahan makanan organik maupun non-organik umumnya
tidak melebihi kadar yang dianjurkan pemerintah.
Bahan makanan organik diklaim tidak mengandung bahan tambahan seperti bahan
pengawet, pemanis buatan, perasa/monosodium glutamate (MSG), atau bahan pewarna
dan perisa.
Bahan makanan organik diklaim lebih ramah lingkungan.
Pertanian organik bertujuan menjaga kelestarian air dan tanah dengan mengurangi polusi
bahan pestisida sintetik.
Sebagian orang berpendapat bahwa bahan makanan organik terasa lebih enak.
Hal ini bisa jadi dikarenakan pertanian organik umumnya mengolah tanaman dalam jumlah
terbatas dan langsung menjualnya ke pasar terdekat dari lokasi pertanian tersebut.
Makanan yang segar akan terasa lebih enak.
Meski banyak membawa manfaat, namun mengonsumsi makanan organik juga membawa
konsekuensi sebagai berikut:
Harga bahan makanan organik lebih tinggi dibanding bahan makanan konvensional
karena pertanian dan peternakan organik memerlukan metode perawatan khusus.
Bahan makanan organik lebih cepat membusuk karena tidak mengandung unsur
pengawet.
Karena tidak menggunakan pestisida dan bahan tambahan lain, bentuk dan penampilan
makanan organik mungkin tidak semenarik bahan makanan konvensional. Warnanya
barangkali tidak begitu cerah, ukurannya tidak begitu besar, atau terdapat lubang-lubang
pada sayur atau buahnya.
Pestisida sintetis bukanlah satu-satunya hal yang mengancam kesehatan makanan karena
terdapat juga racun alami yang digunakan sebagai pestisida natural untuk melindungi
tanaman organik. Solanin adalah salah satu contohnya. Jika tertelan, bahan yang
diproduksi kentang ini dapat menyebabkan gangguan.
Sebagai marketing manager pada suatu perusahaan supplier sayuran organik, untuk
mengatasi permasalahan pemasaran serta kendala eksternal, perusahaan membutuhkan
strategi yang sesuai dengan karakteristik sayur mayor, sekaligus mengantisipasi faktor eksternal
perusahaan yang berubah cepat agar memasarkan sayuran organik tetap lancar ke konsumen
akhir.
Selain itu, marketing manager harus tetap menjaga pasokan dalam jumlah yang cukup
dan dalam kualitas yang selalu terjaga merupakan tantangan yang tidak mudah dilakukan.
Namun dengan relasi yang baik dengan para petani, produk-produk pertanian yang segar akan
selalu sanggup kita sediakan. Lebih baik lagi apabila dilakukan survey pasar untuk tetap
menjaga agar pasokan tetap ada dengan harga yang terjangkau.
Ada beberapa tantangan yang dihadapi bagi profesi marketing:
1. Tantangan Visi
Sering kali pengambilan keputusan pemasaran lebih didasarkan pada pemenuhan
tuntutan masa sekarang. Dalam konteks global dimana keunggulan kompetitif produk dan jasa
memiliki usia yang semakin pendek, hal demikian tidak dapat dipertahankan lagi. Tanggung
jawab untuk melihat masa depan menjadi beban para eksekutif pemasaran. Dengan demikian
tidak berlebihan bila dikatakan pemasar dituntut untuk menjadi visionary marketer yang
strategis dan holistik dalam berpikir serta dapat menghidupkan fungsi marketing intelligence
dan corporate intelligence secara nyata.
Pengembangan diri menjadi visionary marketer secara ideal perlu mengadopsi faham
kewirausahaan yang mengutamakan proaktivitas dan menerima tanggung jawab utama sebagai
innovator dan risk taker.Pemasar harus mempunyai keberanian untuk mendobrak kemapanan
dan kreatif dalam menentukan strategi pemasaran.
2. Tantangan Power Marketing
Landasan utama power marketing adalah memanusiakan pelanggan yang terangkum
dalam konsep customer centered marketing. Dengan demikian konsumen merupakan subyek,
bukan obyek dari pemasaran. Power marketing akan bertumpu pada tiga kata kunci; moving,
caring dan inovating. Moving merupakan tumpuan untuk menjawab gelora persaingan dan
dinamika permintaan yang selalu bergejolak karena ekspektasi pelanggan yang semakin tinggi.
Dalam perwujudannya, moving musti disertai kepedulian kepada pelanggan ( caring ) melalui
langkah-langkah inovasi ( inovating ) di bidang strategi, manajerial, maupun produk/jasa.
Inovasi merupakan proses untuk menghantarkan nilai tambah bagi pelanggan. Kepuasan
pelanggan akan menelurkan kepercayaan dan hubungan jangka panjang yang berkelanjutan,
yang artinya tercipta loyalitas pelanggan. Hubungan pelanggan tidak sekedar hubungan pada
dataran rasional belaka, tetapi sudah jauh merasuk ke dalam ranah emosi pelanggan.
3. Tantangan pada Transfarable Marketing
Biaya pemasaran untuk memasuki arena global, secara logis akan meningkat pula. Salah
satu cara untuk dapat meningkatkan efisiensi biaya adalah dengan memanfaatkan transferable
marketing. Arti dari tranferable marketing adalah penyusunan pola pemasaran yang dapat
dimanfaatkan untuk beberapa lokasi atau pasar sasaran dengan derajat universalitas yang
ditingkatkan.
4. Tantangan pada Manajemen Merek
Dalam upaya meningkatkan kiprah di dunia global, para pemasar ditantang untuk meningkatkan
reputasi merek.Peran reputasi merek menjadi lebih penting untuk konteks saat ini lantaran banyaknya
jumlah merek yang beredar di pasar. Oleh karena itu di dalam perusahaan perlu ditumbuhkan adanya
iklim kerja yang diwarnai dengan kebanggaan merek (brand minded culture). Harus pula diperhatikan
pelaksanaan analisis realitas merek ke benak konsumen dalam rangka menentukan strategi peningkatan
identitas merek.
5. Tantangan pada Etika Pemasaran
Masyarakat dan konsumen saat sekarang, terlebih lagi pada masa depan, akan peduli
terhadap kualitas dan mulai memperhatikan sisi moralitas dan tanggung jawab sosial
perusahaan. Termasuk dalam konteks ini adalah tingkat moralitas dari setiap keputusan
pemasaran dan dampaknya bagi stake holder secara keseluruhan.Hal ini semakin dipertajam
dengan adanya berbagai pendapat miring yang berkaitan dengan pemasaran, seperti rekayasa
produk, penyalahgunaan label dan iklan, serta predatory pricing.Dalam situasi dimana
persaingan menjadi lebih ketat dan reputasi perusahaan menjadi modal penting, maka mau
tidak mau setiap kebijakan dan keputusan haruslah didasarkan pada kode etik yang berlaku dan
ditetapkan oleh perusahaan maupun asosiasi profesional. Kode etik utama yang harus
diperhatikan oleh para pemasar adalah; kejujuran dan keadilan dalam proses pemasaran, kode
etik dalam bidang promosi, kebijakan harga dan distribusi, kode etik dalam riset pemasaran dan
komitmen dalam memajukan peradaban manusia.
Tantangan pemasaran saat ini seperti disebut diatas merupakan hal yang tidak bisa
dihindari oleh para pemasar apabila ingin memenangkan persaingan.Pemasar sejak dini harus
mampu mengantisipasi perubahan substansial dari pemasaran ini.Antisipasinya tidak terlalu
sulit. Hanya dibutuhkan dua cara; mengoptimalkan kecerdasan dan bersahabat dengan
perubahan.
Bauran pemasaran sebagai seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan
untuk terus-menerus mencapai tujuan pemasaran. Bauran pemasaran merupakan satu
perangkat yang akan menentukan tingkat keberhasilan pemasaran bagi perusahaan dan
ditujukan untuk memberikan kepuasaan pada segmen pasar atau konsumen yang akan dipilih.
Terdapat empat bauran pemasaran yang disebut sebagai 4P yaitu harga (price), produk
(product), tempat (place), promosi (promotion).
Harga (price)
Strategi penetapan harga suatu barang atau jasa oleh perusahaan memberikan pengaruh
yang tidak sedikit bagi perusahaan karena harga merupakan penentu bagi permintaan
pasar. Selain itu harga mempegaruhi posisi persaingan perusahaan dan mempengaruhi
market share.
Produk (product)
Perencanaan bauran pemasaran yang efektif pada dasarnya berawal dari perumusan
konsep produk yang efektif dan efisien yang mengarah pada pemenuhan kebutuhan dan
keinginan konsumen yang dituju. Unsur-unsur dari bauran produk terbagi atas sepuluh
unsure yang masing-masing terdiri dari: kualitas, desain, bentuk, merek, kemasan, ukuran,
keanekaragaman produk, pelayanan, jaminan dan pengembalian.
Tempat (place)
Rantai saluran distribusi dibagi kedalam dua bentuk, yaitu:
1. Saluran distribusi langsung adalah adalah bentuk penyaluran barang-barang atau jasa
dari produsen ke konsumen dengan tidak melalui perantara;
2. Saluran distribusi tidak langsung adalah bentuk saluran distribusi yang menggunakan
jasa perantara dan agen untuk menyalurkan barang atau jasa kepada konsumen.
Perantara tersebut bergerak di bidang perdagangan besar dan pengecer;
Promosi (promotion)
Kegiatan promosi pada dasarnya tidak terlepas dari berbagai faktor yang
mempengaruhinya, yaitu dana atau keuangan, sifat pasar, sifat produk, dan tahap dalam daur
hidup produk. Terdapat dua hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan promosi. Pertama,
komunikasi pemasaran merupakan kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh pembeli dan
penjual untuk mengarahkan pertukaran agar lebih memuaskan. Kedua, bauran promosi
(promotional mix) merupakan kombinasi strategi dari variabel-variabel periklanan, personal
selling, dan alat promosi lainnya untuk mencapai tujuan program penjualan.
Teknik perumusan strategi dapat diintegrasikan dalam tiga tahap kerangka pengambilan
keputusan, yaitu tahap pengumpulan input (the input stage), tahap pemaduan atau
pencocokan (the matching stage), dan tahap keputusan (the decision stage).
5. Alam
Pada musim hujan produksi sayuran rendah sedangkan permintaan di pasar cukup tinggi,
sehingga perusahaan mengalami pengurangan keuntungan. Namun pada musim kemarau,
produksi yang dihasilkan sebaliknya, Produksi sayuran yang terlalu tinggi membuat perusahaan
juga mengalami kerugian karena stok persediaan sayuran lebih besar dibandingkan dengan
permintaan di pasar sehingga banyak sayuran yang tidak dapat dijual.
6. Pesaing
Sistem pertanian organik yang mulai diterapkan oleh berbagai produsen menjadikan
ancaman bagi perusahaan dalam mengambil pangsa pasar. Hal ini terjadi seiring dengan
kepedulian konsumen yang semakin kuat terhadap isu kesehatan dan perubahan gaya hidup
masyarakat yang menimbulkan kesadaran masyarakat umum akan pentingnya
mempertahankan kualitas produk telah mendorong melonjaknya permintaan produk sayuran
organic.
Banyaknya produsen yang mengusahakan sayuran organik, mengimplikaiskan tingkat
persaingan yang ketat. Hal ini merupakan ancaman bagi perusahaan dan peluang bagi pesaing
dalam memperluas pangsa pasarnya.
7. Pelanggan
Masyarakat mulai sadar bahaya yang ditimbulkan oleh pemakaian bahan kimia sintetis
dalam pertanian. Orang semakin arif dalam memilih bahan pangan yang aman bagi kesehatan
dan ramah lingkungan. Gaya hidup sehat dengan slogan back to nature telah menjadi trend
baru meninggalkan pola hidup lama yang menggunakan bahan kimia non alami seperti pupuk
dan pestisida kimia dalam produksi pertanian. Pangan yang sehat dan bergizi tinggi dapat
diproduksi dengan metode baru yang dikenal dengan pertanian organik. Preferensi konsumen
seperti ini menyebabkan permintaan produk pertanian organik meningkat pesat dan juga
sangat beragam baik dari ukuran sayuran, penampilan (kualitas), dan kuantitas. Dengan
memproduksi sayuran yang berkualitas sesuai keinginan pasar, perusahaan dapat
mempertahankan posisi tawar produk dan terjalin hubungan yang baik terhadap konsumen.
Dalam hal ini, untuk loyalitas konsumen dan distributor bukan pada suatu merek perusahaan,
melainkan pada komoditi sayuran organik itu sendiri.
Sayuran organik dianggap sebagai komoditi yang menyehatkan untuk dikonsumsi. Harga
sayur organik di pasaran berbeda beberapa kali lipat dibandingkan dengan sayur konvensional
tetapi hal ini sebanding dengan manfaat yang diterima, sehingga berbagai jenis sayur organik
semakin banyak diminati pasar saat ini. Namun sayangnya karena jumlah produksi yang masih
terbatas, permintaan pasar akan sayur organik belum bisa terpenuhi secara maksimal.
8. Produk Subtitusi
serat buatan yang gencar dipromosikan diberbagai media dan adanya pendapat dari
beberapa dokter yang mengatakan bahwa dengan mengkonsumsi salah satu serat buatan
tersebut mampu menggantikan konsumsi serat yang dihasilkan dari sayuran dan buah. Selain
itu, serat tersebut mampu mengatasi dan meredakan masalah pemcernaan dalam tubuh. Hal
ini merupakan ancaman bagi perusahaan yang dapat membentuk bahkan merubah pemikiran
sebagian masyarakat terutama bagi masyarakat yang memang tidak begitu menyukai sayuran
bahwa konsumsi serat buatan sudah cukup sehingga konsumsi masyarakat akan sayur
menurun.
Harga yang ditawarkan sayuran organik memang relatif lebih mahal namun manfaat yang
diberikan cukup besar bagi kesehatan dan persediaan produk juga terbatas karena proses
produksi melalui sistem organik lebih lama dibandingkan dengan konvensional serta konsumen
yang belum begitu menyadari pentingnya pangan sehat dan belum bisa membedakan antara
sayuran organik dan anorganik. Hal ini menjadikan sayuran anorganik
sebagai produk substitusi dari sayuran organik, dimana semua kalangan dapat membelinya dan
dengan mudah menemukannya.
9. Pemasok
Pemasok dalam artian para petani sayuran organik yang memasok produknya ke
perusahaan distributor sayuran organic yang salah satunya adalah komponen penting dalam
menjalankan bisnis tersebut dan sebagai sarana dalam berlangsungnya proses pemasaran suatu
kegiatan dalam distributor sayuran organic ini. Produk para petani sayuran ini diseleksi
berdasarkan standar yang sudah ditentukan oleh perusahaan itu sendiri.
10. Ancaman pendatang baru
Berdasarkan skala ekonomi, dalam memproduksi sayuran organik memerlukan biaya yang
relatif tidak sedikit dan juga dibutuhkanpengetahuan, teknologi serta pengalaman yang baik
mengenai proses produksi maupun pemasaran. Selain itu, loyalitas konsumen yang cukup tinggi
terhadap suatu merek produk menjadikan hambatan masuk bagi pendatang baru untuk
memasuki industry karena pendatang baru harus mengeluarkan biaya yang besar kembali
untuk mengatasi kesetiaan konsumen.
Akses saluran distribusi untuk memasuki pasar atau swalayan cukup sulit terutama untuk
masuk ke swalayan, restoran dan hotel yang menetapkan kualitas tinggi. Kebijakan pemerintah
terhadap industri sayuran organik tidak membatasi atau melarang pendatang baru untuk
masuk dalam industri bahkan pemerintah sangat mendukung dan mendorong untuk
mengembangkan usaha dengan pertanian organik yaitu dengan dibentuknya program “Go
Organic 2010” yang tujuannya adalah untuk mewujudkan Indonesia sebagai salah satu
produsen dan pengekspor pangan organik utama di dunia pada tahun 2010.
Kendala-kendala yang mungkin akan ditemukan pada pemasaran sayuran organik di pasar
tradisional adalah faktor harga. Sulitnya mendapat pelanggan di pasar tradisional karena lebih
mahalnya sayur organik daripada non-organik. Kendala pada harga adalah konsumen pasar
tradisional belum dapat menerima harga sayur organic yang mahal karena pengetahuan
masyarakat belum sampai tentang manfaat sayur organic. Sehingga kendala yang dihadapi
perusahaan distribusi sayur organic adalah keterbatasan jumlah konsumen Karen faktor harga
yang mahal.
Peluang pasar produk sayuran organik
Permintaan konsumen akan produk organik baik padi maupun sayuran segar
menyehatkan yang berasal dari pertanian organik dari tahun ke tahun makin meningkat.
Meskipun potensi pasar produk pertanian organik di dalam negeri sangat kecil, hanya terbatas
pada masyarakat menengah ke atas, tetapi prospeknya di masa mendatang cukup baik.
Berbagai kendala yang dihadapi antara lain:
1) belum ada insentif harga yang memadai untuk produsen produk pertanian organik,
2) perlu investasi mahal pada awal pengembangan karena harus memilih lahan yang benar-
benar steril dari bahan agrokimia,
3) belum ada kepastian pasar, sehingga masih ada petani enggan memproduksi komoditas
tersebut.
Dengan semakin banyaknya konsumen hijau (green consumer) yang menguasai pasar
produk pertanian organik, baik di tingkat internasional maupun nasional, maka pertanian
organik memperoleh momentum penting dan dukungan besar dari pasar global yang
mendambakan produk-produk pertanian akrab lingkungan.
Pada saat ini produsen pertanian organik di Indonesia masih sangat terbatas. Dan belum
banyak produk dari Indonesia yang dapat bersaing di pasar global. Indonesia harus mampu
bersaing di pasar global dengan memanfaatkan potensi yang dimiliki dan memanfaatkan
peluang yang ada untuk memasok kebutuhan produk organik pasar dunia. Konsekuensi dari
pasar global, bahwa dengan terbukanya pasar domestik bagi pemasok dari luar negeri justru
akan menjadi ancaman di pihak Indonesia dengan mengalirnya produk dari luar menjadikan
Indonesia sebagai pasar bagi produk-produk luar. Untuk itu perlu diupayakan penigkatan daya
saing kompetitif produk-produk Indonesia serta efisiensi dan produkduktivitas harus mejadi
perhatian Untuk dapat mengekspor bahan produk organik maka harus memenuhi kualifikasi
standar peraturan pertanian organik ke negara tujuan.
Pengembangan selanjutnya pertanian organik di Indonesia harus ditujukan untuk
meningkatkan peluang pasar produk organik, baik domestik maupun global dengan jalan
menjalin kemitraan antara petani dan pengusaha yang bergerak dalam bidang pertanian.
Diharapkan pertanian organik Indonesia sudah dapat mengekspor produknya ke pasar
internasional untuk dapat memenuhi permintaan produk organik yang cenderung meningkat.