TINJAUAN PUSTAKA
proksimal. 1
dan perempuan yaitu 4:1.1 Indonesia belum mempunyai data pasti tentang
kejadian HD, namun data dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM)
Jakarta tahun 2004 tercatat 40–60 pasien HD masuk setiap tahunnya.2 Kejadian
peningkatan. Pada tahun 2008 yaitu 8%, tahun 2009 sebanyak 10% dan tahun
2010 sebanyak 20% dari total bayi dengan kelainan kongenital yang dirawat.3
tersebut seringkali terjadi akibat komplikasi sebelum dan sesudah operasi. Sekitar
3
2.3 Etiopatologi Hirschprung’s Disease
neuroblast sampai di midgut dan mencapai kolon distal pada minggu kedua belas.
berikut. 12
Gen yang sering adalah rearranged during transfection (RET) sebesar 10–35%,
endotelin (EDN) 3 sebesar kurang dari 5%, dan endotelin-ß reseptor (EDNRB)
sebesar 7%. Mutasi gen yang menyebabkan aganglionosis masih belum diketahui,
4
tetapi kematian neuroblast diperkirakan sebagai penyebab terjadinya
mekanis diusus dan dilanjutkan oleh mekanisme persarafan lokal (enteric nervous
penumpukan isi usus dan distensi usus (megakolon). Kegagalan sfingter anus
internal untuk relaksasi karena adanya obstruksi, hal ini mempersulit evakuasi zat
padat (feses), cairan dan gas. Distensi dan iskemia pada usus bisa terjadi
enterokolitis yaitu inflamasi pada usus halus dan kolon, yang merupakan
gastrointestinal dari oris hingga anal. Pada HD migrasi sel neuroblast terhenti
5
Gambar 2.1 Embriologi Hirschprung’s Disease
Dikutip dari: Parisi MA, Pagon RA, Bird TD, Dolan CR,
Stephens K, Adam MP 17
a. Short Segment
sering terjadi sebesar 70–80%. Tipe short segment lebih sering ditemukan pada
dari 20.
6
b. Long Segment
descenden. Insidensi sebesar 10–25% dari total kasus HD. Laki-laki dan
perempuan memiliki peluang yang sama, terjadi pada 1 dari 10 kasus tanpa
c. Total Segment
d. Ultrashort Segment
1% kasus HD.
7
2.5 Faktor Risiko Hirschprung’s Disease
a. Umur bayi
kromosom 21. Hal ini terkait dengan karakteristik fitur wajah, cacat jantung
2–10%.
c. Faktor ibu
Umur ibu >35 tahun bila hamil meningkatkan risiko terjadinya kelainan
kongenital pada bayi. Bayi dengan SD sering ditemukan pada bayi yang
Obstipasi (sembelit) merupakan tanda utama pada HD dan bayi baru lahir
sebagai gejala obstruksi akut. Tiga tanda (trias) yang sering ditemukan adalah
sebagai berikut.15,16
8
Sering dijumpai keterlambatan keluarnya mekonium selama 3 hari
penunjang.
a) Anamnesis
- Obstipasi masa neonatus, jika terjadi pada anak yang lebih besar obstipasi
defekasi.
b) Pemeriksaan Fisik
- Colok dubur, pada pemeriksaan didapatkan jepitan pada lumen rektum yang
menyempit, dan jika tipe ultrashort atau short sering ditemukan buang air
besarnya menyemprot.
9
c) Pemeriksaan penunjang
1. Biopsi rektum
Biopsi yang dilakukan dapat dengan dua cara pertama biopsy rectal dengan
pengambilan sample yang tebal dan kedua biopsy rectal dengan penyedotan
sederhana. Keuntungan cara yang pertama adalah hasil patologi anatomi (PA)
yang didapatkan mempunyai gambaran yang khas namun cara ini rumit karena
sebelum biopsy dilakukan prosedur seperti operasi dengan anastesi umum, serta
risiko perdarahan lebih besar. Cara yang kedua mempunyai keuntungan prosedur
yang tidak rumit, risiko perdarahan lebih sedikit, akan tetapi gambaran PA tidak
muskularis dinding rektum tidak ditemukan ganglion Meisner dan Aurbach, dan
10
2. Radiologi
a. Babygram
bervariasi.
daerah dilatasi.
Apabila dari foto barium enema tidak terlihat tanda-tanda khas HD, maka
dapat dilanjutkan dengan foto retensi barium, yakni foto setelah 24–48 jam
barium yang membaur dengan feses kearah proksimal kolon. Sedangkan penderita
11
3. Manometri anorektal
pemeriksaan klinis, radiologis dan histologis meragukan. Pada dasarnya, alat ini
seperti balon mikro dan kateter mikro, serta sistem pencatat seperti poligraph atau
komputer.14,21,24
sebagai berikut.12,14,21,24
aganglionik.
spontan.
menimbulkan distensi, muntah dalam 24–48 jam. Penyebab MPS masih harus
12
diteliti, namun diduga aktifitas tripsin menyebabkan pengenceran mekonium
prematur pada saraf dikolon (pleksus mesenterik) juga disebut sebagai salah satu
penyebabnya. Penyebab MPS dapat berupa penyakit fibrosis kistik, small left
penggunaan obat-obatan pada ibu yang hamil. Adapun diagnosis dari MPS dapat
ditemukan gejala dan tanda obstruksi letak rendah dan pada pemeriksaan radiologi
didapatkan dilatasi sistema usus yang difus dan terkadang tampak adanya air fluid
level.25
2. Meconium ileus
Mekonium ileus adalah suatu manifestasi dini dari penyakit kistik fibrosis pada
yaitu tidak ada pengeluaran mekonium pada hari pertama, distensi abdomen dan
penyakit kistik fibrosis sering ditemukan pada 1/3 kasus. Pada pemeriksaan fisik
(singleton’s sign).26
13
3. Intestinal atresia
neonatus yang baru lahir. Atresia Atresia intestinal dapat terjadi pada berbagai
tempat pada usus halus. 50% kasus atresia intestinal terjadi pada duodenum dan
teknik operasi yang rasional untuk penyakit ini. Tindakan definitif bertujuan
1) Persiapan prabedah
a. Jaga suhu pasien agat tetap hangat,jika tidak tersedia inkubator yang hangat,
b. Posisi tubuh bayi harus tepat agar tidak terjadi pneumonia aspirasi, dislokasi
g. Antibiotik profilaksis.
2) Tindakan bedah
tanda-tanda obstruksi rendah dengan jalan memasang anal tube dengan atau tanpa
disertai pembilasan air garam hangat secara teratur. Air tidak boleh digunakan
14
karena bahaya absorpsi air mengarah pada intoksikasi air, hal ini disebabkan
karena difusi cepat dari usus yang mengalami dialatasi air ke dalam sirkulasi.
dengan bilas kolon mengunakan garam faal. Cara ini efektif dilakukan pada HD
tipe segmen pendek, untuk tujuan yang sama juga dapat dilakukan dengan
dapat dikerjakan dengan satu atau dua tahap. Teknik ini disebut operasi definitif
yang dapat dikerjakan bila berat badan bayi sudah cukup (lebih dari 10 kg).
di bawah ini:
buruk.12
15
2) Intervensi bedah terdiri atas pengangkatan segmen usus aganglionik yang
teknik pull-through dan dapat dicapai dengan prosedur tahap pertama, tahap
3) Paska pembedahan
berikut.12
a. Perawatan luka.
b. Perawatan kolostomi.
c. Peningkatan suhu.
e. Fungsi kolostomi.
dilakukan secara dini dan tepat serta tanpa kelainan kongenital yang menyertai.
gagal tumbuh kembang dan sering ditemukan gangguan pada fungsi peristaltik
usus.10
16