Anda di halaman 1dari 57

Journal Reading

Fitur MRI Konvensional dan Lanjutan pada Tumor Intrakranial


Pediatrik: Tumor Posterior Fossa dan Suprasellar
Supervised by : dr. ......., Sp.Rad

Clinical Clerkship of Radiology Departement


Faculty of Medicine University of Riau
Arifin Achmad General Hospital
ANATOMI
OUTLINE

1. SCALP
2. Cranium
3. Meningens
4. Produksi LCS dan alirannya
5. Cerebrum
6. Cerebellum
7. Vaskularisasi SSP
SCALP
Cranium
Basis cranii
Meningens
Produksi
LCS
Aliran
LCS
Cerebrum
Cerebrum
Cerebrum
Cerebellum
Vaskularisasi
SSP
Vaskularisasi
SSP
Vena

Arteri
OUTLINE

1. Tujuan
2. Tumor Infratentorial
3. Tumor Posterior Fossa
4. Tumor Suprasellar
5. Kesimpulan
Tujuan

Meninjau neoplasma intrakranial regio fossa


posterior dan suprasellar

Konsep penggunaan MRI sebagai evaluasi


awal tumor otak pada anak
Tumor Posterior Fossa
Tumor Posterior Fossa/Infratentorial
Merupakan 45-60% dari seluruh tumor otak
pada anak

Terdiri dari :
 JPA (Juvenille Pilocytic Astrocytoma)
 Medulloblastoma
 Ependymoma
 Glioma batang otak
 ATR (atypical teratoid-rhabdoid) Angka kejadiannya sedikit
 Hemangioblastoma
Juvenille Pilocytic Astrocytoma
30% dari seluruh tumor fossa posterior pada
anak merupakan Astrocytoma

Merupakan subtipe histologi tersering

Keluhan :
 Nyeri kepala
 Nyeri daerah leher
 Gangguan berjalan
 Muntah
Pencitraan Astrocytoma
CT Scan
- Kista besar dengan nodul mural padat
- Masa solid dengan komponen kecil menyerupai kista
(kasus jarang)

MRI
- T1 weighted : Kista hipointens
- Enhancement dapat terjadi pada dinding kista
Pencitraan Astrocytoma
DWI
- Tidak ada difusi yang terbatas

MRS
- Peningkatan rasio Cho/NAA
- Peningkatan kadar laktat

DTI
Untuk membedakan JPA dan Thalamopenducular
Pilocytic Astrocytoma
Seorang anak laki laki berusia 2 tahun datang dengan keluhan nyeri kepala hebat karena
pilocytic astrocytoma serebellum.
(A) potongan Axial dari CT scan dan menunjukkan tidak adanya penyengatan
(B) MRI T2-weighted menunjukkan masa kistik pada hemisfer kiri dengan dinding nodul mural.
(C) kontras mengalami penyengatan
(D) potongan sagital dari T1-weighted MRI menunjukkan dinding kista dan komponen mural nodul
yang mengalami penyangatan.
(E) Gambaran MRS (TE=80 ms) dengan komponen padat dari masa menunjukkan pola metabolit
paradox agresif (peningkatan Kolin dan penurunan NAA)
Seorang anak perempuan berusia 5
tahun dengan diagnosis pilocytic
astrocytoma.

(A) potongan axial tanpa penyengatan


(B) Potongan koronal dengan
penyengatan kontras
MRI T1 weigted menunjukkan masa kistik
pada cerebellum kanan dengan
penyengatan pada komponen padat
mural secara medial.
(C) Gambar asli MRI Perfusi (C)
(D) Warna dari CBV menunjukkan
angiogenesis minimal dengan
komponen padat pada daerah medial
dari massa.
L3 dan L1 = regio yang diamati
Medulloblastoma
Menyumbang sekitar 35-40% dari seluruh
tumor fossa posterior pada anak

Puncak kejadian rata-rata usia 4 tahun

Keluhan : Tediri dari :


 Hidrosefalus • Tipe Klasik
• Tipe desmoplastik
 Nyeri kepala
 Ataksia
Pencitraan Medulloblastoma
CT Scan
- Tumor padat
- Lesi hiperdens

MRI
- T2 weighted : Homogen dengan bagian padat yang
hipointens
- Kista : Hiperintens
- Kalsifikasi dan perdarahan dapat dijumpai

MR Perfusi
Peningkatan rCBV
Pencitraan Medulloblastoma Klasik

DWI
- Terjadi restriksi difus
- ADC rendah (< 0.9 x 10-3 mm2 / s)

DTI
Bersama dengan DWI dapat mencegah kerusakan
subtansi alba
Tatalaksana Medulloblastoma Klasik

 Operasi eksisi
 Kemoterapi adjuvan
 Radiasi kraniospinal (pada anak usia >3 tahun)
Seorang anak laki-laki berusia
5 tahun dengan
medulloblastoma.
(A) Gambaran CT potongan
axial tanpa penyengatan
memperlihatkan masa
hiperdens pada ventrikel 4.
Dilatasi dari kornu temporal.
Tampak gambaran yang
menunjukkan hidrosefalus.
(B) Potongan aksial dari
sequence T2 weighted
menunjukkan massa
didominasi oleh gambaran
isointens
(C) Gambaran DWI potongan
axial
(D) Gambaran peta koefisien
menunjukkan restiksi difusi
pada masa.
ATR
1-2% tumor otak anak
Muncul pada anak berusia dibawah 3 tahun

Muncul pada daerah infratentorial

Menyerupai medulloblastoma, dibedakan


dengan pemeriksaan imunohistokimia
Pencitraan ATR
MRI
- T1 dan T2 weighted : heterogen.
- Terdapat kista, perdarahan dan kalsifikasi
- Adanya invasi ke tengkorak
- Enhancement heterogen

DWI
- Restriksi difusi (gambaran khas)

MRS
- Peningkatan kadar Kolin
- Penurunan NAA
- Peningkatan Laktat dan lipid
Tatalaksana ATR

 Bedah dan kemoterapi


 Radiasi jarang karna usia pasien yang muda
Seorang bayi perempuan berusia 4 bulan dengan tumor teratoid-rhabdoid atipikal yang terbukti secara patologis.
A. Potongan aksial T1-weighted menunjukkan massa fossa posterior yang heterogen dan area yang sulit dideteksi,
hiperintens (panah) berhubungan dengan gray-matter; area ini menggambarkan keadaan perdarahan subakut.
B. Potongan aksial T2-weighted menunjukkan sinyal heterogen dalam sebuah massa yang memiliki kista eksentrik
dengan intensitas sinyal tinggi (panah).
C dan D. Potongan aksial diffusion-weighted image (C) dan apperent diffusion coefficient map (D) yang
menunjukkan difusi terbatas pada massa
E. Gambaran spektroskopi MR (TE = 80 ms) menunjukkan puncak kolin (Cho) meningkat tajam, yang konsisten
dengan pola metabolit yang sangat agresif. Perhatikan juga peningkatan puncak lipid (Lip). Cr = Kreatinin, NA A =
N-acetyl aspartate.
Ependymoma
70% dari ependimoma intrakranial
merupakan tumor infratentorial

Muncul dari sel ependimal pada dinding


ventrikel empat dan foramen luschka

Keluhan :
 Nyeri kepala
 Nausea
 Muntah
Pencitraan Ependymoma
MRI
- T2-weighted & FLAIR : intensitas sinyal tinggi
- Sebaiknya potongan sagital
- Kalsifikasi
- Enhancement yang heterogen
- Perfussion MRI : Peningkatan CBV

DWI
- Terjadi restriksi difus

MRS
- Penurunan NAA
- Peningkatan Kolin dan Laktat
Tatalaksana Ependymoma

 Reseksi total dari tumor


 Radiasi dapat dipertimbangkan
 Kemoterapi dilakukan jika ada gejala sisa
post operasi
Seorang anak perempuan berusia 6 tahun dengan ependimoma yang terbukti secara
patologis.
A. Potongan aksial gambaran T1-weighted menunjukkan massa hipointense yang
berhubungan dengan gray-matter dan berasal dari ventrikel keempat kemudian meluas
melalui foramen Luschka kanan ke sudut serebelopontine (panah).
B. Potongan aksial T1-weighted yang diperkuat dengan kontras menunjukkan penyengatan
kontras dengan gambaran heterogen pada massa (panah).
C. Potongan sagital T1-weighted yang diperkuat dengan kontras menunjukkan massa
dengan penyengatan kontras yang heterogen berasal dari lantai ventrikel keempat dan
cenderung tanpa keterlibatan atapnya (panah).
Glioma Batang Otak
10-20% dari seluruh tumor intrakranial
pada anak

75% dari glioma batang otak terjadi pada anak


usia dibawah 10 tahun

Terdiri dari :
 Glioma intrinsik difus
 Tumor batang otak non difus
Pencitraan Glioma Batang Otak
MRI
- T1 weighted : hipointens
- T2 weighted & FLAIR : Hiperintens
- Tidak ada enhancement, bila ada sangat sedikit dan
heterogen
Seorang anak perempuan berusia 7 tahun datang
dengan kelumpuhan wajah kiri sekunder akibat
glioma intrinsik difus pada batang otak.
(A) Potongan aksial yang tidak menyengat
kontras
(B) Potongan aksial dengan penyengatankontras
(C) Potongan koronal dengan penyengatan
kontras
Gambaran T1-weighted menunjukkan
massa infiltratif yang difus, berpusat pada
pons. Massa tampak hipointens
dibandingkan dengan substansia grisea pada
rangkaian T1-weighted dengan penyengatan
kontras pada bagian perifer. Terlihat adanya
desakan massa dan pergeseran ventrikel
empat.
(D) Potongan aksial dengan FLAIR MR
menunjukkan area yang tidak teruraikan
dengan gambaran hiperintens dibandingkan
dengan substansia grisea.
(E) Gambaran diffusion-tensor pada bidang
koronal menunjukkan deviasi sekunder
traktus kortikospinal sisi kiri (panah) ke arah
kanan akibat glioma batang otak.
Hemangioblastoma
1-3% dari seluruh tumor intrakranial;
>>> terjadi pada dewasa paruh baya

Biasanya timbul bersamaan dengan sindroma


von Hippel-Lindau (VHL) sebanyak 25-40%

Keluhan hemangioblastoma serebelum :


 Nyeri kepala
 Vertigo
 Ataksia
 Paralisis nervus kranialis IX
Pencitraan Hemangioblastoma
MRI
- T1 weighted : iso - hipointens
- T2 weighted : Hiperintens dengan penyengatan
kontras pada nodul mural
- Perfussion MRI : rCBV tinggi  vaskularitas yang
tinggi
Seorang pria berusia 28 tahun dengan
sindrom von Hippel-Lindau.(VHL)

(A) Potongan aksial tanpa penyengatan


kontras
(B) Penyengatan kontras pada potongan
aksial
(C) Penyengatan kontras pada potongan
koronal
Gambaran T1-weighted menunjukkan
massa kistik pada serebelum dengan
nodul mural yang secara homogen
menyengat kontras di medial; Temuan
ini sesuai dengan hemangioblastoma.
(D) Gambaran FLAIR menunjukkan
komponen padat massa menjadi
hiperintens terhadap substansia
grisea.
(E) Gambaran diffusion-weighted.
Komponen padat massa menunjukkan
tidak adanya difusi terbatas.
Tumor Suprasellar
Tumor Suprasellar

Terdiri dari :
 Craniopharyngioma
 Glioma suprasellar
 Hamartoma hipotalamus
Craniopharyngioma
Tumor jinak yang berasal dari epitel
skuamosa

Mewakili 50% tumor suprasellar pada anak-


anak

Keluhan :
 Gangguan visual  Penekanan Kiasma Optikum
 Kelainan endrokin
 Nyeri kepala
 Hidrosefalus
Pencitraan craniopharyngioma
CT scan
- Kistik
- Kalsifikasi
- Menyengat kontras membentuk bundaran/rim

MRI
- T1 weighted : hipo- atau hiperintens
- T2 weighted : Hiperintens
- FLAIR : Hiperintens
- DWI : Isointens
Pencitraan craniopharyngioma
MRS
Puncak lipid dan kolesterol yang menonjol

DTI
Evaluasi pre operatif dan tatalaksana
craniopharyngioma (membedakan gangguan visual
akibat tumor kiasmatik/tumor suprasellar)
Seorang anak laki-laki berusia 5 tahun dengan craniopharyngioma.
A. Potongan aksial CT scan pada bone window yang tidak menyengat kontras menunjukkan
kalsifikasi (panah) di daerah suprasellar.
B dan C. Potongan sagital tanpa penyengatan kontras (B) dan dengan penyengatan kontras (C).
Gambaran T1-weighted menunjukkan kista besar, massa suprasellar yang menyengat kontras pada
bagian perifer (panah).
Hamartoma Hipotalamus
Bukan neoplasma sejati; malformasi
perkembangan jaringan ganglionik matur yang
melibatkan tuber cinereum

Keluhan :
 Kejang gelastik
 Pubertas prekoks
 Keterlambatan perkembangan
Pencitraan Hemangioblastoma
CT scan
Massa isodens yang homogen pada daerah suprasellar

MRI
Massa bertangkai/pedunkulata
- T1 weighted : Isointens
- T2 weighted : Iso - hiperintens
- FLAIR & DWI : Tidak menyengat kontras, tidak ada
kalsifikasi
- MRS : Kadar mioinositol meningkat dan kadar NAA
menurun atau normal
Seorang anak laki-laki berusia 10 mengalami kejang gelastik sekunder akibat
hamartoma hipotalamus yang terbukti melalui pembedahan.
(A) Potongan aksial T1-weighted
(B) Potongan sagital T1-weighted
Gambaran ini menunjukkan massa bulat (panah) dengan sinyal isointens homogen
dibandingkan dengan substansia grisea setinggi tuber cinereum tanpa desakan massa yang
signifikan pada struktur sekitarnya. Tidak tampak penyengatan kontras pada massa (tidak
ditunjukkan).
Glioma Hipotalamus & Kiasmatik
Mewakili 10%-15% tumor supratentorial pada
anak

Keluhan :
 Gangguan visual
 Disfungsi hipotalamus
 Hipopituitarisme
 Pubertas prekoks
 Hidrosefalus
Pencitraan Glioma Hipotalamus & Kiasmatik

MRI
- T1 weighted : Hipointens
- FLAIR & T2 weighted : Hiperintens
- MRS : Puncak kolin dominan
 Diagnosis dan pengobatan tumor SSP
pada pediatrik memerlukan pendekatan
multidisiplin dan memerlukan Kesimpulan
keahlian serta ketekunan semua
pihak yang terlibat.
 Dengan menggunakan berbagai teknik
pencitraan : diagnosis pre operatif, tipe
tumor, deteksi kekambuhan dan
menuntun pada saat operasi
 Penerapan neuroimaging lanjutan
menghasilkan keluaran/outcomes yang lebih
baik untuk anak-anak yang mengidap
penyakit ini
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai

  • Diastema Gigi
    Diastema Gigi
    Dokumen1 halaman
    Diastema Gigi
    Maria Margareta Hutajulu
    Belum ada peringkat
  • Surat Pernyataan Kak Desi
    Surat Pernyataan Kak Desi
    Dokumen1 halaman
    Surat Pernyataan Kak Desi
    nurul ayu pratiwi
    Belum ada peringkat
  • Imunisasi - DR - Zul
    Imunisasi - DR - Zul
    Dokumen15 halaman
    Imunisasi - DR - Zul
    nurul ayu pratiwi
    Belum ada peringkat
  • Diastema Gigi
    Diastema Gigi
    Dokumen6 halaman
    Diastema Gigi
    nurul ayu pratiwi
    Belum ada peringkat
  • Deswiza
    Deswiza
    Dokumen5 halaman
    Deswiza
    nurul ayu pratiwi
    Belum ada peringkat
  • Leukimia Akut
    Leukimia Akut
    Dokumen20 halaman
    Leukimia Akut
    fani melinda
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen3 halaman
    Daftar Isi
    nurul ayu pratiwi
    Belum ada peringkat
  • Periodontitis Pada DM Final
    Periodontitis Pada DM Final
    Dokumen45 halaman
    Periodontitis Pada DM Final
    nurul ayu pratiwi
    Belum ada peringkat
  • Daftar Jga Ipn - RG
    Daftar Jga Ipn - RG
    Dokumen4 halaman
    Daftar Jga Ipn - RG
    nurul ayu pratiwi
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen14 halaman
    Bab Ii
    nurul ayu pratiwi
    Belum ada peringkat
  • Tugas Case
    Tugas Case
    Dokumen11 halaman
    Tugas Case
    nurul ayu pratiwi
    Belum ada peringkat
  • COVER Print
    COVER Print
    Dokumen1 halaman
    COVER Print
    nurul ayu pratiwi
    Belum ada peringkat
  • Cover Jurding Ayu
    Cover Jurding Ayu
    Dokumen1 halaman
    Cover Jurding Ayu
    nurul ayu pratiwi
    Belum ada peringkat
  • Komunitas
    Komunitas
    Dokumen13 halaman
    Komunitas
    nurul ayu pratiwi
    Belum ada peringkat
  • Cover Katapengantar
    Cover Katapengantar
    Dokumen4 halaman
    Cover Katapengantar
    nurul ayu pratiwi
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Dokumen3 halaman
    Bab Iv
    nurul ayu pratiwi
    Belum ada peringkat
  • Case Ayu-Keratitis Filamentosa
    Case Ayu-Keratitis Filamentosa
    Dokumen11 halaman
    Case Ayu-Keratitis Filamentosa
    nurul ayu pratiwi
    Belum ada peringkat
  • Baru LG
    Baru LG
    Dokumen21 halaman
    Baru LG
    nurul ayu pratiwi
    Belum ada peringkat
  • Nama Nurul Ayu
    Nama Nurul Ayu
    Dokumen1 halaman
    Nama Nurul Ayu
    nurul ayu pratiwi
    Belum ada peringkat
  • Nurul Ayu Pratiwi-Aw
    Nurul Ayu Pratiwi-Aw
    Dokumen5 halaman
    Nurul Ayu Pratiwi-Aw
    nurul ayu pratiwi
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen2 halaman
    Bab I
    nurul ayu pratiwi
    Belum ada peringkat
  • Case Vitiligo Ayu DR - Endang
    Case Vitiligo Ayu DR - Endang
    Dokumen5 halaman
    Case Vitiligo Ayu DR - Endang
    nurul ayu pratiwi
    Belum ada peringkat
  • HD Laporan Kasus
    HD Laporan Kasus
    Dokumen37 halaman
    HD Laporan Kasus
    nurul ayu pratiwi
    Belum ada peringkat
  • Tugas DR - Norsaid Ayu
    Tugas DR - Norsaid Ayu
    Dokumen4 halaman
    Tugas DR - Norsaid Ayu
    nurul ayu pratiwi
    Belum ada peringkat
  • Case Skabies - EHD (AYU)
    Case Skabies - EHD (AYU)
    Dokumen5 halaman
    Case Skabies - EHD (AYU)
    nurul ayu pratiwi
    Belum ada peringkat
  • Baru LG
    Baru LG
    Dokumen21 halaman
    Baru LG
    nurul ayu pratiwi
    Belum ada peringkat
  • Tugas DR - Nana Ayu
    Tugas DR - Nana Ayu
    Dokumen1 halaman
    Tugas DR - Nana Ayu
    nurul ayu pratiwi
    Belum ada peringkat
  • JUDUL
    JUDUL
    Dokumen5 halaman
    JUDUL
    heruap17
    Belum ada peringkat
  • Case Ayu - Malassezia
    Case Ayu - Malassezia
    Dokumen5 halaman
    Case Ayu - Malassezia
    nurul ayu pratiwi
    Belum ada peringkat