Anda di halaman 1dari 4

1.

Pembahasan Pencernaan Protein di Lambung

Percobaan proses pencernaan protein secara invitro

Lambung berbentuk huruf J, yang merupakan suatu kantong penyimpann

makanan. Pada perbatasan esofagus dengan lambung terdapat spinkter yang

berfungsi untuk membuka dan menutup mulut lambung. Makanan yang memasuki

lambungan otot ini akan berkontraksi menutup lubang spinkter sehingga makanan

tidak akan kembali.

Lambung terbagi tiga bagian, yaitu kardiak, fundus dan pilorus . Dinding

lambung tersusun atas otot yang kuat, pita lambung, berperan dalam pencernaan

dalam kimia dan terdiri atas asam klorida HCl, ezim pepsin serta enzim renin.

Asam klorida yaitu asam kuat yang berperan mengubah pepsinogen

menjadi pepsin. Pepsinogen adalah bentuk enzim pepsin yang belum aktif. Selain

itu, asam klorida membunuh kuman yang masuk dengan makanan. Asam klorida

menyebabkan pH lambung menjadi rendah sehingga lambung tidak pencernaan

karbohidrat. Pepsin yaitu enzim yang bekerja mencerna protein menjadi

polipeptida yang sederhana, sedangkan renim untuk mengendapkan protein susu

dari susu. Apabila tidak ada renim kasein tidak dapat dicerna.

Terdapat 200 lebih asam amino di ala, hanya 20 asam amino yang dapat

ditemukan pada kandungan protein dan 10 diantaranya ikatan peptida yang

menghubungkan asam amino, terbentuk secara enzimatik melalui sintesis

dehidrasi (Stansfield et al., 2003).


Protein merupakan polimer yang tersusun lebih dari lima puluh asam

amino sebagai monomernya (Kusnawan, 2006). Ovalbumin merupakan protein

tama yang terdapat pada telur dalam bentuk ikatan fosforil dan glikosil.

Ovalbumin mudah terpecah oleh panas sehingga terkoagulasi (Yuwanta, 2010).

Pada dasarnya, protein dapat diklasifikasikan antara lain berdasarkan bentuk

molekulnya, berdasarkan komponen penyusunnya dan berdasarkan tingkat

degradasinya (Kusnawan, 2006). Berdasarkan molekulnya digolongkan menjadi

dua, yaitu protein globular dan protein fibrosa. Pada protein globular mempunyai

bentuk bulat atau hampir bulat atau hampir bulat dan bentuk molekul umumnya

mudah ditentukan. Larut dalam larutan garam, asam, basa atau alkohol.

Contohnya antara lain, albumin, globulin, proteonzim, proteohormon. Pada

protein fibrosa mempunyai bentuk memanjang, bentuk amorphous dan bentuk

molekul sukar ditentukan, dan tidak larut dalam larutan garam, asam, basa, dan

alkohol. Contohnya antara lain, keratin dan rambut, Fibroin dan sutra, Kolagen

dan tulang (Almatsier, 2001).

1.2 Sifat Enzim Pepsin

Enzim pepsin dapat berfungsi pada lingkungan asam dengan ph 1,5 sampai 2.

Pepsin tersebut akan didenaturasi jika ph lebih dari 5.0. Pepsin pada tubuh

manusia mebutuhkan suhu optimum sekitar 37˚C hingga 42˚C atau dapat

dikatakaan sebagai suhu normal yang terdapat pada tubuh setiap manusia. Karena

protein dihambat oleh inhibitor peptida peptasin.


1.2.1 Denaturasi Protein Oleh Pepsin

Ketika pepsinogen diaktifan, protein diuraikan oelh pepsin membentuk

polipeptida kecil dan asam amino lalu dipecah kembali menjadi bentuk yang lebih

sederhana, yaitu proteosa dan pepton.

Pada lumen, asam klorida (HCL) mengaktifkan pepsinogen menjadi bentuk

aktifnya dengan cara memutuskan sebuah fragmen kecil. Pepsin aktif secara

otokalitas dengan mengaktifkan lebih banyak pepsinogen dan pencernaan

dimulai. Pepsinogen dalam berbentuk inaktif yaitu untuk mencegah pencernaan

protein struktural sel sebagai tempat enzim yang dihasilkan.

Pepsin melmecah protein yang terdenaturasi menjadi derivat pelipeptida

berukuran besar. Pepsin merupakan enzim endopeptidase katena menghidrolisis

ikatan peptida yang terletak dalam struktur polipeptida utama, tetapi bukan

pelipeptida yang terletak di residu terminal amino atau karboksil.

1.3. Pencernaan Protein

Protein dicerna menjadi asam amino penyusunnya oleh enzim proteolitik

dan peptidase–peptidase yang ada dalam saluran gastrointestinal. Pencernaan

protein dimulai dari lambung oleh pepsin pada pH 2–3 (suasana asam) menjadi

proteosa dan pepton, lalu tripsin atau kemotripsin yang disekresikan oleh pankreas

akan mengubah protein menjadi polipeptida kecil. Asam amino berperan sebagai

precursor metabolit. Asam amino didalam mukosa usus sel usus halus di absorbsi,

absorbsi asam amino masuk ke vena porta dan masuk ke hati, hati mengatur
distribusi asam–asam amino keseluruh tubuh. Protein yang berlebih tidak

diperlukan atau sintesis oleh tubuh akan dieksresikan memalui urin dan feses

dalam bentuk urea.

Dalam percobaan yang praktikan lakukan, hasil yang didapat sesuai

dengan litelatur yaitu, protein telah teurai oleh pepsin dan warna yang didapat

yaitu berwarna merah keunguan.

Anda mungkin juga menyukai