Anda di halaman 1dari 2

Kisah Sapi dan Kutu

9042010

1 Votes

Pada sebuah kandang sapi yang berada di rumah petani, hiduplah seekor sapi yang selalu
menurut semua perintah tuannya. Sapi tersebut tidak pernah mengeluh dengan segala tugas yang
dibebankan kepadanya. Dengan setia sapi tersebut membajak di sawah petani setiap hari. Kalau
tidak membajak sawah di geretnya gerobak petani ke pasar menjual hasil panen.

Setiap selesai mengerjakan tugasnya, petani selalu memberikannya makanan jerami ataupun
rumput segar. Selesai memberi makan sapinya petani dengan sayang selalu menepuk-nepuk
kepala si sapi, sambil bergumam “makan yang banyak sapiku.”

Ternyata rutinitas yang dijalani sapi setiap hari tak luput dari perhatian kutu yang bersarang di
kepala si sapi. Kutu selalu mengganggu kenyamanan sapi dengan menggigit ataupun menari-nari
di atas kepala sapi. Meskipun jengkel dan kesal sapi tidak dapat berbuat apa-apa, ia hanya bisa
menahan rasa gatal yang menyerangnya akibat ulah si kutu.

Kutu yang memang usil itu selalu mengejek sapi dengan angkuhnya. “Hai sapi … betapa
bodohnya dirimu, setiap hari kau selalu bekerja keras untuk tuanmu si petani itu, tapi apa
balasannya terhadapmu!” Mendengar ocehan kutu itu sapi hanya diam saja ia tetap asyik
menikmati rumput segar yang diberikan si petani. Melihat sapi hanya diam kutupun semakin
berani “Balasannya untukmu hanya setumpuk jerami atau rumput segar saja dan tentu dengan
tepukan-tepukan tangan si petani di kepalamu yang membuatmu menjadi semakin bodoh!”

Begitulah kehidupan si sapi di dalam kandangnya, ia harus terus bersabar dengan celoteh kutu
dan gigitannya yang membuatnya gatal. Sapi hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala setiap
kali rasa gatal akibat ulah si kutu itu menyerang. Setiap hari juga kutu merasa senang
mengganggu dan menggoda si sapi yang tidak pernah bisa membalas kelakuannya.

Suatu hari tiba waktunya untuk petani memberi makan kepada sapi di dalam kandangnya. Kutu
yang sudah biasa melihat rutinitas itu ingin sekali melihat dengan lebih jelas dan tidak mau
ketinggalan sedikitpun apa yang akan dilakukan petani kepada sapi. Kutu berdiri di atas kepala
sapi dengan congkaknya.
Setelah memberi makan kepada sapinya seperti biasa petani itupun menepuk-nepuk kepala si
sapi. Dan kutu yang sejak tadi berada di atas kepala sapi itu tidak bisa menghindar terkena
tepukan tangan si petani. Akirnya kutupun mati terpelanting jatuh ke tanah karena
kesombongannya sendiri. Ia lupa rutinitas petani yang selalu menepuk-nepuk kepala sapi,
sehingga kutupun mati.

Sapi yang melihat kejadian itu hanya bergumam “Sekarang kau sudah merasakan sendiri tepukan
tangan petani di kepalaku yang selalu kau ejek itu kutu.” Dan hari-hari berikutnya sapi hidup
lebih tenang dan nyaman tanpa gangguan dari kutu.

Sumber: https://tunjungbudiwati.wordpress.com/2010/04/09/kisah-sapi-dan-kutu

Anda mungkin juga menyukai