Dengan
MASALAH GASTRITIS
OLEH :
KELOMPOK 11
KELAS 3C
PROGRAM STUDI
S1 KEPERAWATAN
3C
MERCUBAKTIJAYA
PADANG
2018
1
ANGGOTA KELOMPOK 11 :
1) RANDI RANDESKI
2) RUTH SETIANI SAOGO
3) VIVI YULANDA PUTRI
4) YURI AULIYA ARRAHIM
5) ZAHARA
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Dalam
hirarki Maslow dijelaskan bahwa kebutuhan dasar manusia menyangkut
didalamnya pemenuhan kebutuhan fisik. Perlindungan fisik salah satunya
berupa ancaman tubuh atau hidup yang dapat berupa penyakit. Seseorang
yang mengalami sakit akan berupaya untuk mencari pelayanan kesehatan agar
dirinya dapat kembali pada keadaan sehat. Pelayanan kesehatan diantaranya
rumah sakit, puskesmas dan tempat-tempat praktik kesehatan lainnya.
Berbagai macam pelayanan ditawarkan kepada pasien yang ingin
meningkatkan kesehatannya. Salah satunya adalah pelayanan home care atau
perawatan kesehatan di rumah.
Home care atau perawatan kesehatan di rumah merupakan pelayanan
kesehatan yang diberikan kepada individu dan keluarga di tempat tinggal
mereka. Tujuan dari pelayanan home care adalah untuk meningkatkan,
mempertahankan atau memulihkan kesehatan atau memaksimalkan tingkat
kemandirian dan meminimalkan komplikasi akibat dari penyakit serta
memenuhi kebutuhan dasar pasien dan keluarga. Lingkungan di rumah dirasa
lebih nyaman bagi sebagian pasien dibandingkan dengan perawatan di rumah
sakit. Hal ini berpengaruh pada proses penyembuhan pasien yang cenderung
akan lebih cepat masa penyembuhannya jika mereka merasa nyaman dan
bahagia (Yoyok, 2012). Selain alasan diatas, home care juga membantu
masyarakat yang mengalami keterbatasan membiayai pelayanan kesehatan
khususnya pada kasus – kasus penyakit degeneratif yang memerlukan
perawatan yang relatif lama.
Pada tahun 1970, layanan home care berbasis rumah sakit
dikembangkan tanggapan terhadap kebutuhan untuk kesinambungan
perawatan dari pengaturan perawatan akut dan juga dalam menanggapi
tingginya biaya pelembagaan (Stanhope,1996). Home care berbasis rumah
sakit berbeda dari lembaga kesehatan rumah lainnya, ada dewan direksi
rumah sakit yang sudah mapan yang bertanggung jawab untuk mengatur
lembaga tersebut. Apalagi, klien pada home care berbasis rumah sakit
memiliki akses pada pelayanan rawat inap yang ada (Stanhope,1996). Home
care memang bukan menjadi aktivitas utama rumah sakit, ini berbeda dengan
agensi atau instansi yang memang bisnis utamanya mengelola home care.
Prinsip pelayanan home care tidak jauh berbeda dengan pelayanan yang
dberikan di rumah sakit yaitu harus berfokus pada kebutuhan pasien.
3
Perkembangan home care di Indonesia sudah semakin maju sehingga
banyak masyarakat yang mengetahui home care dan mencoba menggunakan
jasa pelayanan home care yang disediakan oleh rumah sakit baik pemerintah
maupun swasta. Saat ini banyak kasus – kasus penyakit degenerative yang
memerlukan perawatan yang relative lama seperti kasus pasien pascastroke
yang mengalami komplikasi kelumpuhan dan memerlukan pelayanan
rehabilitasi yang membutuhkan waktu relatif lama (Swedarma, 2009). Selain
itu, terjadinya transisi epidemiologis yang mengakibatkan semakin
meningkatknya kasus penyakit kronis dibandingkan penyakit akut, sehingga
terjadi peningkatan jumlah kasus penyakit terminal yang tidak efektif dan
efisien dirawat di rumah sakit (Depkes, 2002 dalam Sri Listyanig wulan
2006). Dengan demikian pelayanan kesehatan saat ini menawarkan pelayanan
home care untuk menangani kasus seperti diatas. Jumlah kunjungan perawat
home care setiap minggunya rata-rata 50 kunjungan, dan jumlah kunjungan
per hari 8-10 kunjungan dengan jenis penyakit paling banyak dilayani yaitu
kasus stroke sebanyak 82 pasien di RS Panti Rapih (Siswanti, 2003).
Berkembangnya home care dikalangan masyarakat menjadi lebih baik
jika diimbangi dengan kualitas pelayanannya. Pelayanan asuhan keperawatan
salah satunya adalah pemberian pendidikan pada pasien dan keluarga. Dari
penelitian terdahulu, 37% pasien bermasalah mengenai pemilihan obat, 20%
pasien membutuhkan pengetahuan dan keterampilan. Suatu penelitian
dilakukan oleh Julie B.Mallinger, Jennifer J.Griggs, dan Cleveland G.Shields
(2005) mengenai hubungan antara patient-centeres care dan kepuasan dengan
informasi pada wanita yang sembuh dari kanker payudara. Dari hasil
penelitian tersebut didapatkan bahwa mereka yang sembuh dari kanker
payudara merasa puas dengan informasi yang diberikan petugas kesehatan
mengenai penyakit dan pengobatan penyakitnya tersebut. Namun mereka
merasa kurang puas dengan minimnya informasi mengenai pemeriksaan
jangka panjang, pengaruh penyakit terhadap psikososial pasien, dan
kehidupan sosial pasien.
Hal ini menjelaskan bahwa pasien dan keluarga membutuhkan
pendidikan mengenai pemilihan obat dan pengetahuan mengenai terapi obat
tersebut. Ini merupakan salah satu contoh kasus bahwa perawat dan tenaga
kesehatan lainnya bertanggung jawab memberikan pendidikan terhadap
pasien dan keluarga agar mereka mampu mengambil keputusan yang tepat
guna meningkatkan derajat kesehatan yang optimal. Pendidikan terjadi ketika
pasien berinteraksi dengan dokter dan/ atau perawatnya. Banyak staf
kesehatan yang berbeda dalam mendidik pasien dan/ atau keluarga maka
penting bagi staf kesehatan untuk mengkoordinasikan kegiatan tersebut
sehingga pendidikan yang diberikan fokus terhadap kebutuhan pasien
(American University of Beirut, 2013).
4
Hal – hal tersebut diatas merupakan segelintir alasan Komite Joint
Commission International (JCI) mengeluarkan standar akreditasi khusus
home care. Standar penilaian akreditasi ini merupakan standar penilaian
penerapan home care berfokus pada pasien. Penilaian tersebut meliputi
keselamatan pasien, akses dan asesmen pasien, hak dan tanggung jawab
pasien, perawatan psasien dan kontinuitas pelayanan, manajemen obat pasien,
serta pendidikan pasien dan keluarga.
Perawat yang memiliki peran advokasi bertanggung jawab dalam
mempertahankan keamanan pasien, mencegah terjadinya kecelakaan dan
melindungi pasien dari kemungkinan efek yang tidak diinginkan. Penerapan
pendidikan bagi pasien dan keluarga perawat dapat memberikan informasi
tambahan untuk pasien yang sedang berusaha memutuskan suatu masalah,
memberikan pendidikan kesehatan yang menunjang kesehatan pasien. Hal –
hal tersebut diatas dapat ditunjang dengan pengetahuan perawat terkait
penerapan dan pelaksanaan pendidikan pada pasien dan keluarga di unit
pelayanan home care.
Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui; kepandaian (kamus
Besar Bahasa Indonesia, 2003). Pengetahuan merupakan hasil penginderaan
manusia atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang
dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan sebagainya). Dengan sendirinya, pada
waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat
dipengeruhi oleh intensitas perhatian melalui indera pendengaran dan indera
penglihatan (Notoatmodjo, 2003). Pengetahuan atau kognitif merupakan
domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Perilaku
merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus berdasarkan
pengetahuan dan sikap seseorang. Perilaku yang didasari oleh pengetahuan
akan lebih baik daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan.
Tak hanya dari segi pengetahuan perawat, pelayanan home care juga
ditentukan oleh manajemen yang digunakan oleh unit pelayanan tersebut.
Fasilitas, keuangan, sumber daya, standar minimal, dan lain sebagainya
mempengaruhi jalannya pelayanan home care yang diberikan kepada klien.
Perkembangan keperawatan di Indonesia saat ini sangat pesat, hal ini
disebabkan oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat
cepat sehingga informasi dengan cepat dapat diakses oleh semua orang
sehingga informasi dengan cepat dapat diakses oleh semua orang sehingga
informasi dengan cepat diketahui oleh masyarakat. Perkembangan era
globalisasi yang menyebabkan keperawatan di Indonesia harus menyesuaikan
dengan perkembangan keperawatan dinegara yang telah berkembang, social
ekonomi masyarakat semakin meningkat sehingga masyarakat menuntut
pelayanan kesehatan yang berkualitas tinggi, tapi di lain pihak bagi
masyarakat ekonomi lemah mereka ingin pelayanan kesehatan yang murah
dan terjangkau, sehingga memerlukan perawatan ebih lama di rumah sakit.
5
Lama perawatan dirumah sakit telah menurun secara dramatis dalam
era peningkatan biaya keperawatan kesehatan, potongan anggaran yang besar,
managed care, perkembangan teknologi yang cepat, dan pemberian pelayanan
yang maju, karena penyebab langsung, atau efek langsung dari variable ini,
industri perawatan dirumah berkembang menjadi masalah yang kompleks dan
harus diatasi dengan perhatian yang besar bila salah satu tujuannya adalah
memberi hasil yang terbaik bagi setia individu.
Home care adalah pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan pasien,
individu dan keluarga, direncanakan, dikoordinasikan, dan disediakan oleh
pemberi pelayanan yang diorganisir untuk memberi pelayana di rumah
melalui staf atau pengaturan berdsarkan perjanjian kerja atau kontrak
(Warola, 1980 Dalam Perkembangan Modal Praktek Mandiri Keperawatan di
Rumah yang Disusun oleh PPNI dan DEPKES).
Kriteria kasus yang dapat diberikan pelayanan home care yaitu kasus
umum yang merupakan pasca perawatan di rumah sakit dan kasus dengan
kondisi khusus. Kasus umum yang merupakan pasca perawatan di rumah
sakit terdiri atas klien dengan penyakit obstruksif paru kronis, klien dengan
penyakit gagal jantung, klien dengan hipertensi, klien dengan gangguan
oksigenasi, klien dengan perlukaan kronis, klien dengan diabetes, klien
dengan gangguan fungsi perkemihan, klien dengan kondisi pemulihan
kesehatan atau rehabilitasi, klien dengan terapi cairan infus di rumah, klien
dengan gangguan fungsi persyarafan, klien dengan HIV/AIDS. Sedangkan
kasus dengan kondisi khusus terdiri atas klien dengan post partum, klien
dengan gangguan kesehatan mental, klien dengan kondisi usia lanjut, klien
dengan kondisi terminal (Tarricone dan Tsouros, 2008).
Berdasarkan kriteria kasus diatas, kelompok menemukan kasus
gastritis. Gastritis adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan
sekelompok kondisi dengan satu hal yaitu radang selaput perut . Peradangan
ini (gastritis) sering kali adalah hasil dari infeksi bakteri Helicobacter pylori
yang menyebabkan radang perut yang paling sering ditemukan. Gastritis
adalah proses inflamsi pada lapisan mukosa dan sub mukosa lambung.
Penyebab utama gastritis sering kali adalah hasil dari infeksi bakteri
Helicobacter Pylori yang menyebabkan radang perut yang paling sering
ditemukan.Di negara berkembang prevalensi infeksi Helicobacter Pylori pada
orang dewasa mendekati angka 90%.Sedangkan pada anak-anak
prevalensinya lebih tinggi lagi. Di Indonesia, prevalensi kuman ini
menggunakan urea breath test. Penelitian serologis yang dilakukan secara
cross sectional bertambahnya prevelansi penyakit ini sesuai dengan
pertambahan usia. Penyebab penyakit ini adalah gram negative, basil yang
berbentuk kurva dan batang.Namun, banyak faktor lain – seperti cedera –
traumatis, penggunaan obat penghilang rasa sakit tertentu atau minum alkohol
terlalu banyak – juga dapat berkontribusi untuk terjadinya gastritis.
6
Gastritis dapat terjadi secara mendadak (gastritis akut) atau bisa
terjadi perlahan-lahan dari waktu ke waktu (gastritis kronis).Dalam beberapa
kasus, gastritis dapat menyebabkan bisul (ulkus)pada lambung dan
peningkatan risiko kanker perut. Bagi kebanyakan orang, gastritis tidaklah
serius dan dapat dengan cepat mereda bahkan sembuh dengan pengobatan.
Namun, banyak faktor lain seperti cedera,stress, traumatis, penggunaan obat
penghilang rasa sakit tertentu atau minum alkohol terlalu banyak, juga dapat
berkontribusi untuk terjadinya gastritis.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka kelompok bermaksud untuk
memberikan pelayanan home care dengan penyakit gastritis kepada klien dan
keluarga yang menjadi kelolaan kelompok.
B. Manfaat
a. Bagi klien
Klien mendapatkan pelayanan yang lebih sempurna, holistik dan
komprehensif.
b. Bagi keluarga
Kegiatan home care dapat meringkankan beban, keluarga dan
membantu keluarga dalam pencegahan, pengobatan dan pemeliharaan
penyakit klien.
c. Bagi perawat
Perawat dapat mengaplikasikan pelayanan keperawatan mandiri
dibawah naungan legal dan etik keperawatan.
d. Bagi institusi
Home care dapat menjadi sumber masukan dana untuk institusi
sendiri atau home care menjadi sumber penghasilan bagi staf-staf yang
berada di institusi.
7
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
8
atau memulihkan kesehatan atau memaksimalkan tingkat kemandirian
dan meminimalkan akibat dari penyakit termasuk penyakit terminal.
Pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan pasien individu dan
keluarga, direncanakan, dikoordinasikan dan disediakan oleh pemberi
pelayanan yang diorganisir untuk memberi pelayanan di rumah melalui
staf atau pengaturan berdasarkan perjanjian kerja (kontrak) (warola,1980
dalam Pengembangan Model Praktek Mandiri keperawatan dirumah yang
disusun oleh PPNI dan Depkes).
9
berlangsung dengan berirama dengan frekuensi yang bervariasi dan
helicy merupakan proses terjadinya interaksi antara manusia dengan
lingkungan akan terjadi perubahan baik perlahan – lahan maupun
berlangsung dengan cepat. Menurut Rogers (1970), tujuan
keperawatan adalah untuk mempertahankan dan meningkatkan
kesehatan, mencegah kesakitan, dan merawat serta merehabilitasi
klien yang sakit dan tidak mampu dengan pendekatan humanistik
keperawatan. Menurut Rogers, 1979 Kerangka Kerja Praktik:
“Manusia utuh” meliputi proses sepanjang hidup. Klien secara terus
menerus berubah dan menyelaraskan dengan lingkungannya.
3) Teori Transkultural nursing (Leininger)
Leininger percaya bahwa tujuan teori ini adalah untuk
memberikan pelayanan yang berbasis pada kultur. Dia percaya bahwa
perawat harus bekerja dengan prinsip ”care” dan pemahaman yang
dalam mengenai ”care” sehingga culture‟s care, nilai-nilai, keyakinan,
dan pola hidup memberikan landasan yang realiabel dan akurat untuk
perencanaan dan implementasi yang efektif terhadap pelayanan pada
kultur tertentu. Dia meyakini bahwa seorang perawat tidak dapat
memisahkan cara pandangan dunia, struktur sosial dan keyakinan
kultur (orang biasa dan profesional) terhadap kesehatan, kesejahteraan
, sakit, atau pelayanan saat bekerja dalam suatu kelompok masyarakat
tertentu, karena faktor-faktor ini saling berhubungan satu sama lain.
Struktur sosial seperti kepercayaan, politik, ekonomi dan
kekeluargaaan adalah kekuatan signifikan yang berdampak pada
”care” dan mempengaruhi kesejahteraan dan kondisi sakit.
4) Theory of Human Caring (Watson, 1979)
Teori ini mempertegas bahwa caring sebagai jenis hubungan dan
transaksi yang diperlukan antara pemberi dan penerima asuhan untuk
meningkatkan dan melindungi pasien sebagai manusia, dengan
demikian mempengaruhi kesanggupan pasien untuk sembuh.
Pandangan teori Jean Watson ini memahami bahwa manusia memiliki
empat cabang kebutuhan manusia yang saling berhubungan
diantaranya kebutuhan dasar biofisikial (kebutuhan untuk hidup) yang
meliputi kebutuhan makanan dan cairan, kebutuhan eliminasi dan
kebutuhan ventilasi, kebutuhan psikofisikal (kebutuhan fungsional)
yang meliputi kebutuhan aktivitas dan istirahat, kebutuhan seksual,
kebutuhan psikososial (kebutuhan untuk integrasi) yang meliputi
kebutuhan untuk berprestasi, kebutuhan organisasi, dan kebutuhan
intra dan interpersonal (kebutuhan untuk pengembangan) yaitu
kebutuhan aktualisasi diri.
10
5) Teori Self Care (Dorothea Orem)
Pandangan teori Orem dalam tatanan pelayanan keperawatan
ditujukan kepada kebutuhan individu dalam melakukan tindakan
keperawatan mandiri serta mengatur dalam kebutuhannya. Dalam
konsep praktik keperwatan Orem mengembangkan tiga bentuk teori
Self Care, di antaranya:
1) Perawatan Diri Sendiri (Self Care)
Self Care: merupakan aktivitas dan inisiatif dari individu
serta dilaksananakan oleh individu itu sendiri dalam memenuhi
serta mempertahankan kehidupan, kesehatan serta kesejahteraan.
Self Care Agency: merupakan suatu kemampuan individu
dalam melakukan perawatan diri sendiri, yang dapat dipengaruhi
oeh usia, perkembangan, sosiokultural, kesehatan dan lain-lain.
Theurapetic Self Care Demand: tuntutan atau permintaan
dalam perawatan diri sendiri yang merupakan tindakan mandiri
yang dilakukan dalam waktu tertentu untuk perawatan diri sendiri
dengan menggunakan metode dan alat dalam tindakan yang tepat.
Self Care Requisites: kebutuhan self care merupakan suatu
tindakan yang ditujukan pada penyediaan dan perawatan diri
sendiri yang bersifat universal dan berhubungan dengan proses
kehidupan manusia serta dalam upaya mepertahankan fungsi
tubuh. Self Care Reuisites terdiri dari beberapa jenis, yaitu:
Universal Self Care Requisites (kebutuhan universal manusia yang
merupakan kebutuhan dasar), Developmental Self Care Requisites
(kebutuhan yang berhubungan perkembangan indvidu) dan Health
Deviation Requisites (kebutuhan yang timbul sebagai hasil dari
kondisi pasien).
2) Self Care Defisit
Self Care Defisit merupakan bagian penting dalam perawatan
secara umum di mana segala perencanaan keperawatan diberikan
pada saat perawatan dibutuhkan. Keperawatan dibutuhkan
seseorang pada saat tidak mampu atau terbatas untuk melakukan
self carenya secara terus menerus. Self care defisit dapat diterapkan
pada anak yang belum dewasa, atau kebutuhan yang melebihi
kemampuan serta adanya perkiraan penurunan kemampuan dalam
perawatan dan tuntutan dalam peningkatan self care, baik secara
kualitas maupun kuantitas. Dalam pemenuhan perawatan diri
sendiri serta membantu dalam proses penyelesaian masalah, Orem
memiliki metode untuk proses tersebut diantaranya bertindak atau
berbuat untuk orang lain, sebagai pembimbing orang lain, memberi
support, meningkatkan pengembangan lingkungan untuk
11
pengembangan pribadi serta mengajarkan atau mendidik pada
orang lain.
3) Teori Dinamic dan Self Determination for Self Care (Rice)
Perawat sebagai fasilitator dan koordinator dari pilihan
keseimbangan sehat sakit yang ditetapkan oleh pasien. (Aziz
Alimul Hidayat, 2004).
12
5. Skill Yang Harus Dikuasi Perawat
Home Care SK Dirjen Dirjen YAN MED NO HK. 00.06.5.1.311
menyebutkan ada 23 tindakan keperawatan mandiri yang bisa dilakukan
oleh perawat home care antara lain :
1) Vital sign
2) Memasang nasogastric tube
3) Memasang selang susu besar
4) Memasang cateter
5) Penggantian tube pernafasan
6) Merawat luka dekubitus
7) Suction
8) Memasang peralatan O2
9) Penyuntikan (IV, IM, IC, SC)
10) Pemasangan infus maupun obat
11) Pengambilan preparat
12) Pemberian huknah/laksatif
13) Kebersihan diri
14) Latihan dalam rangka rehabilitasi medis
15) Tranpostasi klien untuk pelaksanaan pemeriksaan diagnostic
16) Pendidikan kesehatan
17) Konseling kasus terminal
18) Konsultasi/telepon
19) Fasilitasi ke dokter rujukan
20) Menyiapkan menu makanan
21) Membersihkan tempat tidur pasien
22) Fasilitasi kegiatan sosial pasien
23) Fasilitasi perbaikan sarana klien.
Kompetensi Dasar
1) Memahami dasar-dasar anatomi, fisiologi, patologi tubuh secara
umum.
2) Menjelaskan anatomi, fisiologi, patologi sebagai sistem tubuh secara
umum
3) Menjelaskan konsep dasar homeostasis, dan pathogenesis.
4) Melaksanakan pemberian obat kepada klien/pasien
5) Menjelaskan cara-cara pemberian obat kepada pasien
6) Melakukan pemberian obat kepada pasien sesuai resep dokter.
7) Memahami jenis pemeriksaan laboratorium dasar yang diperlukan
oleh klien/pasien :
a) Menjelaskan jenis pemeriksaan laboratorium dasar yang diperlukan
oleh
klien/pasien
13
b) Menjelaskan persiapan klien/pasien yang akan diperiksa di
laboratorium
c) Mengantarkan klien/pasien untuk periksa di laboratorium.
8) Menunjukan kemampuan melakukan komunikasi terapeutik
a) Menjelaskan definisi komunikasi terapeutik
b) Menjelaskan fungsi, dan manfaat komunikasi terapeutik
c) Melaksanakan setiap tindakan keperawatan menggunakan
komunikasi terapeutik.
9) Menunjukan kemampuan mengasuh bayi, balita, anak, dan lansia
sesuai tingkat perkembangan
10) Membangun hubungan antar manusia
11) Mengoptimalkan komunikasi terapeutik
12) Mengidentifikasi kebutuhan dasar manusia
13) Merencanakan kebutuhan dasar manusia
14) Menunjukan kemampuan melayani klien/pasien berpenyakit ringan
a) Membangun hubungan antar manusia
b) Mengoptimalkan komunikasi terapeutik
c) Mengidentifikasi kebutuhan dasar klien/pasien
d) Merencanakan kebutuhan dasar klien/pasien
e) Melaksanakan kebutuhan dasar klien/ pasien
f) Mendokumentasikan hasil pelaksanaan kebutuhan pasien/klien
yang penyakitringan.
15) Menerapkan Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan Hidup
(K3LH)
a) Mendeskripsikan keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
b) Melaksanakan prosedur K3
c) Menerapkan konsep lingkungan hidup
d) Menerapkan ketentuan pertolongan pertama pada kecelakaan
16) Memahami kontinum sehat- sakit
17) Menjelaskan keseimbangan tubuh manusia normal
18) Menjelaskan definisi sehat-sakit
19) Menjelaskan model-model sehat dan sakit
20) Menjelaskan nilai-nilai yang mempengaruhi kesehatan
21) Menjelaskan peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit
22) Menjelaskan faktor-faktor resiko dalam kehidupan manusia
23) Menjelaskan dampak sakit pada klien/pasien dan keluarga.
24) Memahami dasar-dasar penyakit sederhana yang umum di masyarakat
a) Menjelaskan penyakit–penyakit sistem integumen sederhana yang
umum dimasyarakat
b) Menjelaskan penyakit–penyakit sistem gastro intestinal sederhana
yang umum di masyarakat
14
c) Menjelaskan penyakit-penyakit sistem genito urinaria sederhana
yang umum di masyarakat
d) Menjelaskan penyakit–penyakit sistem respiratori sederhana yang
umum di masyarakat
e) Menjelaskan penyakit–penyakit sistem kardio vaskuler sederhana
yang umum di masyarakat
f) Menjelaskan penyakit–penyakit sistem persarafan sederhana yang
umum di masyarakat
g) Menjelaskan penyakit–penyakit sistem reproduksi sederhana yang
umum di masyarakat.
25) Memahami peningkatan kesehatan dan pelayanan kesehatan utama
26) Menjelaskan tindakan peningkatan kesehatan dan pencegahan
penyakit
27) Menjelaskan tindakan pelayanan kesehatan utama
28) Menjelaskan peran asisten perawat dalam pemberian perawatan
utama.
29) Memahami pemberian obat
a) Menjelaskan nomenklatur dan bentuk obat oral
b) Menjelaskan faktor yang mempengaruhi kerja obat
c) Menjelaskan kemampuan memberikan obat oral.
30) Memahami kemampuan interpersonal dan massa
31) Menjelaskan berbagai tingkatan komunikasi
32) Menjelaskan proses komunikasi
33) Menjelaskan bentuk-bentuk komunikasi
34) Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi
35) Mendiskusikan komunikasi terapeutik
36) Menjelaskan bantuan dalam berkomunikasi.
37) Prinsip-prinsip perkembangan manusia
a) Menjelaskan teori pertumbuhan dan perkembangan manusia
b) Menjelaskan tahap pertumbuhan dan perkembangan manusia
c) Menjelaskan tentang konsepsi
d) Menjelaskan proses kelahiran.
38) Memahami tahap-tahap perkembangan manusia
39) Menjelaskan perkembangan masa bayi
40) Menjelaskan perkembangan masa balita
41) Menjelaskan perkembangan anak masa usia sekolah
42) Menjelaskan perkembangan masa remaja
43) Menjelaskan perkembangan masa dewasa muda
a) Menjelaskan perkembangan masa dewasa
b) Menjelaskan perkembangan masa lansia.
44) Memahami sikap pelayanan perawat sesuai dengan tahapan
perkembangan
15
a) Menjelaskan sikap perawat terhadap klien/pasien sesuai dengan
tahapperkembangan
b) Menjelaskan pelayanan perawatan kesehatan komunitas dan panti.
45) Memahami tentang stress
a) Menjelaskan konsep stress
b) Menjelaskan adaptasi terhadap stress
c) Menjelaskan respon terhadap stress
d) Menjelaskan proses keperawatan dan adaptasi terhadap stres.
46) Memahami kebutuhan dasar manusia
a) Menjelaskan kebutuhan fisiologis manusia
b) Menjelaskan kebutuhan keselamatan dan rasa aman
c) Menjelaskan kebutuhan cinta dan rasa memiliki
d) Menjelaskan kebutuhan penghargaan dan harga diri
e) Menjelaskan kebutuhan aktualisasi diri.
47) Memahami tentang kesehatan reproduksi
a) Menjelaskan konsep kesehatan reproduksi
b) Menjelaskan anatomi dan fisiologi alat reproduksi
c) Menjelaskan masalah yang berhubungan dengan kesehatan
reproduksi.
d) Memahami perilaku empatik.
e) Menjelaskan sikap empatik terhadap kehilangan, kematian, duka
cita saat melakukan tindakan keperawatan
f) Menjelaskan bantuan yang diberikan sesuai dengan agama, dan
kebutuhan
spiritual klien tersebut.
48) Melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital
a) Menjelaskan pedoman untuk mengukur tanda vital
b) Menjelaskan tentang pengukuran suhu tubuh
c) Melaksanakan pengukuran nafas
d) Melaksanakan pengukuran nadi.
49) Melakukan mobilisasi pasif terhadap klien/pasien
a) Menjelaskan tentang mobilisasi dan pengaturan gerak
b) Menjelaskan gangguan mobilisasi
c) Menjelaskan latihan mobilisasi
d) Menunjukan kemampuan melakukan mobilisasi pasif dan aktif
e) Menjelaskan gangguan mobilisasi.
50) Melakukan pemberian nutrisi
a) Menjelaskan nutrisi seimbang
b) Menunjukan kemampuan memberikan makan peroral pada
pasien/klien.
c) Melaksanakan dokumentasi tindakan keperawatan
d) Menjelaskan komunikasi multidisiplin dalam tim
16
e) Membuat dokumentasi sesuai dengan pedoman.
f) Melaksanakan tugas sesuai dengan etika keperawatan, dan kaidah
hokum
g) Menjelaskan pentingnya etika dan hukum keperawatan dalam
melaksanakan tugas.
h) Melakukan perilaku kinerja asisten perawat sesuai dengan etika
dan hukum keperawatan.
17
3) Selanjutnya klien akan menerima pelayanan dari pelaksana
pelayanan keperawatan dirumah baik dari pelaksana pelayanan yang
dikontrak atau pelaksana yang direkrut oleh pengelola perawatan
dirumah. Pelayanan dikoordinir dan dikendalikan oleh koordinator
kasus, setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh tenaga pelaksana
pelayanan harus diketahui oleh koordinator kasus.
4) Secara periodic koordinator kasus akan melakukan monitoring dan
evaluasi terhadap pelayanan yang diberikan apakah sudah sesuai
dengan kesepakatan.
Persyaratan pasien atau klien yang menerima pelayanan perawatan
dirumah :
1) Mempunyai keluarga atau pihak lain yang bertanggungjawab atau
menjadi pendamping bagi klien dalam berinteraksi dengan pengelola
2) Bersedia menandatangani persetujuan setelah diberikan informasi
(Informed consent)
3) Bersedia melakukan perjanjian kerja dengan pengelola perawatan
kesehatan dirumah untuk memenuhi kewajiban, tanggung jawab, dan
haknya dalam menerima pelayanan.
Berikut tahapan mekanisme pelayanan Home Care :
a. Proses penerimaan kasus
1) Home care menerima pasien dari rumah sakit, puskesmas, sarana
lain, keluarga
2) Pimpinan home care menunjuk menejer kasus untuk mengelola
kasus
3) Manajer kasus membuat surat perjanjian dan proses pengelolaan
kasus
b. Proses pelayanan home care
1) Persiapan
a. Pastikan identitas pasien
b. Bawa denah/ petunjuk tempat tinggal pasien
c. Lengkap kartu identitas unit tempat kerja
d. Pastikan perlengkapan pasien untuk di rumah
e. Siapkan file asuhan keperawatan
f. Siapkan alat bantu media untuk pendidikan
2) Pelaksanaan
a. Perkenalkan diri dan jelaskan tujuan.
b. Observasi lingkungan yang berkaitan dengan keamanan
perawat
c. Lengkapi data hasil pengkajian dasar pasien
d. Membuat rencana pelayanan
e. Lakukan perawatan langsung
f. Diskusikan kebutuhan rujukan, kolaborasi, konsultasi dll
18
g. Diskusikan rencana kunjungan selanjutnya dan aktifitas yang
akan dilakukan
h. Dokumentasikan kegiatan
3) Monitoring dan evaluasi
a. Keakuratan dan kelengkapan pengkajian awal
b. Kesesuaian perencanaan dan ketepatan tindakan
c. Efektifitas dan efisiensi pelaksanaan tindakan oleh pelaksanan
d. Proses penghentian pelayanan home care, dengan kreteria :
Tercapai sesuai tujuan
Kondisi pasien stabil
Program rehabilitasi tercapai secara maximal
Keluarga sudah mampu melakukan perawatan pasien
Pasien di rujuk
Pasien menolak pelayanan lanjutan
Pasien meninggal dunia
19
c) Mengumpulkan data secara sistematis, akurat dan komprehensif.
d) Menggunakan data hasil pengkajian dalam menegakkan diagnosa
keperawatan.
e) Mengembangkan rencana keperawatan didasarkan pada diagnosa
keperawatan.
f) Memberi pelayanan prefentif, kuratif, dan rehabilitatif
g) Mengevaluasi respon pasien dan keluarganya dalam intervensi
keperawatan.
h) Bertanggung jawab terhadap pelayanan yang bermutu melalui
manajemen kasus.
i) Memelihara dan menjamin hubungan baik diantara anggota tim.
j) Mengembankan kemampuan profesional.
k) Berpartisipasi pada kegiatan riset untuk pengembangan home care.
l) Menggunakan kode etik keperawatan dan melaksanakan praktik
keperawatan.
b. Penanggung Jawab
Uraian Tugas :
1. Bertanggung jawab atas segala bentuk pelayanan home care
2. Menerima konsultasi dari pelaksana home care
3. Mengetahui segala bentuk perawatan bagi klien.
c. Sekretaris
Uraian Tugas :
1. Melaksanakan kegiatan pencatatan setiap kegiatan Home Care
dirumah.
d. Bendahara
Uraian Tugas :
1. Mencatat pemasukan dan pengeluaran pelayanan Home Care.
20
e. Koordinator Kasus
Uraian Tugas :
1. Mengkoordinasikan semua kegiatan pelayanan yang dilaksanakan
oleh pelaksana pelayanan.
2. Melakukan perlakuan yang baik terhadap pelaksanaan
keperawatan dan klien dirumah.
3. Meningkatkan kemampuan pengetahuan dan keterampilan
pelaksanaan keperawatan.
4. Melaksanakan pengawasan, pengendalian dan pembinaan kepada
pelaksana keperawatan.
5. Menyusun laporan kegiatan pelayanan sesuai bidang tugasnya.
f. Perawat Pelaksana
Uraian Tugas :
1. Melaksanakan pengkajian dan menentukan diagnosa keperawatan.
2. Menyusun rencana keperawatan sesuai dengan diagnosa
keperawatan
3. Melaksanakan intervensi atau tindakan keperawatan sesuai
rencana yang ditentukan.
4. Mengevaluasi kegiatan atau tindakan yang diberikan dengan
berpedoman pada renpra.
5. Membuat dokumentasi tertulis pada rekam keperawatan setiap
selesai melakukan tugas.
g. Koordinator Administrasi
Uraian Tugas :
1. Mengkoordinasikan administrasi dan keuangan.
21
B. KONSEP TEORITIS KASUS
1) Pengertian
Gastritis adalah suatu peradangan mukosa lambung yang bersifat
akut, kronik difus, atau lokal dengan karakteristik anoreksia, rasa
penuh, tidak enak pada epigastrium, mual dan muntah (Suratun ,
2010) . Gastritis adalah inflamasi mukosa yang melapisi lambung
(Broker , 2010) .
Gastritis adalah peradangan lokal pada mukosa lambung, yang
berkembang bila mekanisme protektif mukosa dipenuhi dengan
bakteri atau bahan iritan lain.
Gastritis adalah proses inflamasi pada lapisan mukosa dan
submukosa lambung. Secara histopatologi dapat dibuktikan dengan
adanya infiltrasi sel-sel radang daerah tersebut. Gastritis merupakan
salah satu penyakit dalam pada umumnya. Secara garis besar, gastritis
dapat dibagi menjadi beberapa macam :
a. Gastritis akut adalah suatu peradangan permukaan mukosa
lambung yang akut dengan kerusakan-kerusakan erosi.
b. Gastritis kronis adalah inflamasi lambung yang lama dapat
disebabkan oleh ulkus benigna atau malignadari lambung, atau oleh
bakteri Helicobacter pylory.
2) Anatomi Fisiologi
a) Anatomi Lambung (ventrikel)
Lambung terletak di bagian superior kiri rongga abdomen.
Posisi organ ini agak miring/menyilang dari kiri ke kanan di bawah
diafragma, berbentuk tabung seperti huruf j dengan kapasitas normal
dua liter. Secara anatomis, lambung terdiri dari fundus, korpus,
antrum pilorikum (pylorus), kurvatura mayor, kurvatura minor,
spinker cardia (mengalirkan makanan masuk ke lambung dan
mencegah reflukter pylorus (mencegah aliran balik isi duodenum ke
lambung).
Struktur lambung memiliki beberapa lapisan. Susunan
lapisan dari dalam keluar, terdiri dari:
1) Tunika serosa (luar), merupakan bagian dari peritoneum
viseralis.
2) Tunika mukosa, terdiri dari tiga lapis otot polos yaitu lapisan
longitudinal (bagian luar), lapisan sirkuler (bagian tengah), dan
lapisan obliq (bagian dalam). Lapisan yang beragam ini
memungkinkan makanan di pecah menjadi partikel yang lebih kecil di
samping mengaduk, mencampur, dan mengalirkan makanan masuk ke
duodenum.
22
3) Submukosa, merupakan lapisan yang menghubungkan mukosa
(selaput lendir) dengan lapisan mukularis serta mengandung jaringan
areolar longgar, fleksus saraf, pembuluh darah, dan saluran limfe.
4) Mukosa (lapisan dalam), terdiri dari rugae (dinding organ yang
berlipat-lipat) sehingga lambung dapat berdistensi (mengembung). Di
dalam mukosa ini terdapat tiga kelenjar, yaitu:
(a) Kelenjar kardia yang berfungsi untuk mensekresi mucus (lendir
yang dihasilkan mukosa).
(b) Kelenjar fundus yang memiliki sel utama, yaitu sel zimogenik
(sel kepala untuk mensekresi pepsinogen menjadi pepsin), sel parietal
(mensekresi HCI dan faktor intrinsik), dan sel leher mukosa
(mensekresi barier mucus dan melindungi lapisan lambung terhadap
kerusakan oleh HCI atau autodigesti).
(c) Kelenjar gastric yang mengandung sel G dan terdapat di daerah
pylorus. Sel G memproduksi HCI, pepsinogen, dan substansi lain,
serta mengeksresikan enzim dan elektrolit (ion Na, kalium, dan
klorida).
b) Fisiologi
1) Menampung makanan, memnghancurkan, menghaluskan
makanan dengan gerakan peristaltic lambung dan getah lambung,
serta mengosongkan lambung. Fungsi menampung dari organ ini
dipengaruhi pleh nervus vagus dan dirangsang oleh gastrin. Gerakan
peristaltic diatur oleh konduktivitas listrik intrinsic, sedangkan
pengosongan lambung dipengaruhi oleh faktor saraf dan hormonal
(cholecystokinin).
2) Menghasilkan getah cerna lambung yang mengandung pepsin
(berfungsi memecah albumin dan pepton menjadi asam amino) serta
HCI (yang berfungsi mengasamkan makanan, zat antiseptic, dan
desinfektan, dan mengubah pepesinogen menjadi pepsin, serta
merangsang pengeluaran empedu di usus dan mengatur katup spinker
pylorus).
3) Memproduksi renin.
4) Mensintesis dan mensekresi gastrin. Gastrin berperan penting
dalam merangsang sekresi asam dan pepsin, faktor intrinsik yang
membantu absobsi vitamin B12, enzim pankreas, peningkatan aliran
darah, serta menghambat pengosongan lambung untuk mencampur
seluruh isi lambung sebelum masuk ke duodenum.
5) Mensekresi bikarbonat yang bersama-sama mucus, melindungi
dinding lambung terhadap autodigesti oleh pepsin dan asam lambung.
Gerakan lambung terdiri dari gerakan mencampur dan
gerakan peristaltik. Derajat kontraksi pylorus dapat
dihambat/ditingkatkan oleh pengaruh sinyal saraf dan hormonal dari
23
lambung dan duodenum. Hormon yang berpengaruh pada peristaltik
adalah gastrin dan cholesistokinin kinase (Ardiansyah, 2012).
4) Klasifikasi Gastritis
24
akut dan neotrofil .jenisnya adalah : Gastritis stress akut , gastrititis
erosive kronik ,gastritis eosinofilik, gastritis bakterialis .
b) Gastritis kronik
Penyebabnya tidak jelas, sering bersifat multifktor. Dengan
perjalanan klinik bervariasi. Keleinan ini berkaitan dengan
infeksi H.pillory . Jenisnya adalah : gastritis sel plasma,penyakit
meniere .
b. Gastritis kronik
1) Gastritis sel plasma, nyeri dan muntah biasa
terjadi bersamaan dengan timbulnya ruam dikulit dan
diare.
2) Penyakit meniere , nyeri lambung ,disertai hilangnya
nafsu makan , mual ,muntah dan penurunan berat
badan. Penimbunan cairan dan pembengkakan jaringan
25
biasa disebabkan karena hilangnya protein dari lapisan
lambung yang meradang. Rotein yang hilng ini
bercampur dengan isi lambung yang dibuangan dari tubuh
kebanyakan pasien pada kasus gastritis kronik tidak
mempunyai keluhan. Hanya sebagian kecil yang mendapat
gejal diatas.
6) Patofisiologi
7) Komplikasi
26
1. Komplikasi gastritis akut
Perdarahan saluran cerna bagian atas (SCBA) berupa hematemesis
dan melena, dapat berakhir sebagai syok hemoragik. Khusus untuk
perdarahan SCBA, perlu dibedakan dengan tukak peptik. Gambaran
kelinis yang diperlihatkan hampir sama. Namun pada tukak peptik
penyebab utamanya adalah infeksi Helicobacteri pylori, sebab 100% pada
tukak duodenum dan 60-90% pada tukak lambung. Diagnosis pasti dapat
ditegakkan dengan sebagai sitoprotektor, berupa sukralfat dan
prostaglandin.
2. Komplikasi gastritis kronik
Perdarahan saluran cerna bagian atas, ulkus, perforasi, dan anemia
karena gangguan absorpsi vitamin B12.
8) Penatalaksanaan
27
BAB III
28
Dan pada akhir pertemuan, ketua melakukan penyusunan laporan
home care yang telah diserahkan oleh tim secara berkesinambungan.
29
C) SEKRETARIS : YURI AULIYA ARRAHIM
30
sampai evaluasi kepada keluarga. Dalam melakukan pengkajian
melibatkan perawat pelaksana. Pada pertemuan pertama, perawat
pelaksana melakukan pengkajian sampai pada point pengkajian fungsi
perawatan keluarga. Dan pada pertemuan kedua, perawat pelaksana
menyelesaikan semua pengkajian yaitu sampai harapan keluarga.
Pada pertemuan ketiga, perawat pelaksana memulai memberikan
pendidikan kesehatan mengenai 5 fungsi keperawatan keluarga yaitu mulai
dari mengenal masalah, memutuskan untuk merawat, mampu merawat,
memodifikasi lingkungan, dan memanfaatkan fasilitas pelayanan
kesehatan.
Pada pertemuan selanjutnya, maka perawat pelaksana
mendemonstrasikan obat tradisional yang dapat digunakan yaitu
mentimun, serta cara pengolahannya dan memberikan pendidikan
kesehatan mengenai makanan yang boleh dimakan dan yang tidak boleh
dimakan oleh penderita hipertensi.
Perawat pelaksana selalu mengevaluasi setiap tindakan yang
diberikan kepada keluarga. Dan pada pertemuan terakhir, evaluasi yang
didapatkan cukup puas karena keluarga telah mampu mengenal masalah
hipertensi pada keluarga, mampu memutuskan untuk merawat, mampu
merawat dengan obat tradisional dan makanan yang boleh serta tidak
boleh dimakan, memodifikasi lingkungan, dan memanfaatkan fasilitas
pelayanan kesehatan. Serta perawat pelaksana membuat dokumentasi
dalam pelaksanaan yang telah diberikan.
31
Klien bernama Ny.R, seorang wanita yang berusia 63 tahun yang
menderita penyakit gastritis.
B. PENGKAJIAN
Tanggal pengkajian : Senin, 15 januari 2018
Tempat : Wilayah Kp.Berok Kurao Pagang
I.DATA UMUM
1. Nama Kepala Keluarga : Ny.R
2. Umur : 63 tahun
3. Jenis kelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. Status Perkawinan : Cerai hidup
6. Pendidikan Terakhir : SD
7. Pekerjaan : Pensiun Wiraswasta
8. Alamat : Wilayah Kp.Berok Kurao Pagang
9. Komposisi Keluarga :
Hubungan
Jenis Pendidikan dengan
No Nama Umur Pekerjaan
Kelamin Terakhir KK
Belum Anak
1 Nn.Y P 26 SLTA
Bekerja
Genogram
Tn. A Tn.E
Tn. H Tn. A Ny. Tn. S Ny.
Ny. Ny. Ny.
S T M R N
Ny.P Nn.Y
Tn.K
Keterangan Genogram :
32
Meninggal Anggota Serumah
Penjelasan :
Ny.R adalah anak ke empat dari 5 bersaudara. Ny.R melahirkan 3
anak , terdiri dari 1laki-laki dan dua perempuan . Kedua anak Ny.R
telah menikah dan meninggalkan rumah . Ny.R tinggal berdua dengan
Ny.R .
10. Tipe Keluarga
Tipe keluarga Ny.R adalah tipe keluarga the single parent family
yang mana terdiri dari satu orangtua (ibu) dengan anak . Hal ini
melalui proses perceraian.
11. Suku Bangsa
Keluarga Ny.R adalah keluarga dengan latar belakang budaya
minang. Keluarga Ny.R tidak memiliki budaya yang
bertentangandengan kesehatan. Keluarga Ny.R memegang adat
budaya minang dalam praktek kehidupan sehari-hari.
12. Agama
Keluarga Ny.R memeluk agama Islam dimana semua anggota
keluarga taat beribadah sesuai degan ajaran agama islam dan Ny.R
juga beribadah kepada allah dan berbuat baik.
13. Status Sosial Ekonomi
Ny.R seorang pensiunan wiraswasta (buruh bangunan) , saat ini Ny.R
berhenti bekerja karena dilarang oleh anaknya karena faktor usia.
Biaya kehidupan sehari-hari dipenuhi oleh anak-anaknya yang sudah
menikah dan bekerja.
14. Aktivitas Rekreasi Keluarga
Ny.R setiap hari selalu bersantai,berkumpul bersama tetangga
didekat rumah dan bercerita.
33
c. Keluarga berencana (keputusan tentang kedudukan sebagai orang
tua)
d. Persiapan menjadi orang tua
e. Memahami prenatal care (pengertian kehamilan, persalinan dan
menjadi orang tua)
16. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Ny.R mengatakan tidak ada perkembangan keluarga yang belum
terpenuhi , dimana Ny.R memberikan perhatian dan kasih sayang ,
mampu bersikap terbuka terhadap keluarga dan mampu bersosialisasi
dengan lingkungannya.
17. Riwayat keluarga inti
Pada saat dilakukan pengkajian :
a. Riwayat kesehatan Ny.R
Saat ini Tn. R mengatakan ada masalah pada perutnya , Ny.R
sering merasakan kembung dan nyeri pada ulu hatinya ketika Ny.R
terlambat makan . pada saat Ny.R mengkonsumsi makanan yang
pedas atau bersantan maka perut bagian ulu terasa sakit kembali.
b. Riwayat kesehatan Nn.Y
Mengatakan tidak ada riwayat penyakit keturunan.
Kamar dapur
Kamar
tidur
mandi
Kamar
tidur R. Tamu
Kamar
tidur
34
20. Karakteristik tetangga dan komunitas RW
Lingkungan tetangga cukup ramah, keluarga Ny.R Tn.A tinggal
berdekatan dengan tetangganya. Hubungan dengan tetangga cukup
baik dan Ny.R selalu aktif dan ikut serta dalam kegiatan yang diadakan
di RW tersebut.
21. Mobilitas geografi keluarga
Keluarga Ny.R menempati kontrakan rumah sudah kisaran 40
tahunan. Jarak rumah ke puskesmas atau kepelayanan kesehatan dekat
, keluarga menggunakan sepeda motor untuk dalam beraktifitas.
22. Hubungan keluarga dengan masyarakat
Keluarga Ny.R biasa berkumpul pada sore hari. Di lingkungan
rumah , ada kegiatan rutin seperti pengajian ibu-ibu, pertemuan RT,
acara orgen, dan kebersihan lingkungan. Kadang-kadang Ny.R ikut
pertemuan RT dan gotong royong. Keamanan lingkungan cukup baik,
hubungan antar tetangga baik.
23. Sistem pendukung keluarga
Keluarga Ny.R memiliki fasilitas jaminan kesehatan atau BPJS
yang dapat digunakan untuk pengobatan dan perawatan difasilitas
kesehatan yang ada. Dukungan dari keluarga besar sangat membantu
Ny.R bila merasa sakit dan kesulitan ekonomi.
V. STRUKTUR KELUARGA
26. Pola komunikasi keluarga
Komunikasi yang digunakan dalam keluarga Ny.R yaitu
komunikasi terbuka. Jika ada masalah maka akan dimusyawarahkan
bersama.
27. Struktur kekuatan keluarga
Ny.R sebagai pengganti kepala keluarga berperan sebagai
pengambil keputusan, meskipun lewat musyawarah keluarga.
28. Struktur peran (formal dan informal)
T Ny.R n.A berperan sebagai kepala keluarga sekaligus ibu bagi
anak-anaknya . Menurut Ny.R, ia selalu berusaha menjadi ibu yang
baik. Ia selalu berusaha memenuhi kebutuhan keluarganya. Ny.R pun
tidak pernah mengambil keputusan sepihak, ia selalu melibatkan
anaknya untuk memberikan masukan. Ny.R berusaha selalu
memanfaatkan waktu sebaik-baiknya.
29. Nilai dan norma budaya dalam keluarga
Dalam keluarga Ny.R menekankan disiplin, etika, dan sopan
santun dalam bergaul dengan orang lain,sejauh ini tidak ada prilaku
keluarga yang bertentangan dengan masyarakat.
35
30. Fungsi afektif
Keluarga Ny.R termasuk keluarga yang cukup harmonis,
interaksi dalam keluarga terjalin baik. Antar anggota keluarga saling
memperhatikan, menghormati.
31. Fungsi sosialisasi
Dalam keluarga Ny.R biasa ditanamkan kedisiplinan. Hubungan
dengan tetangga baik. Ny.R juga anggota keluarga lain selalu berusaha
melakukan sosialisasi dengan lingkungan jika ada waktu senggang.
32. Fungsi perawatan keluarga
a. Keluarga mengetahui pengertian dari penyakit gastritis dan salah
satu penyebabnya yaitu keturunan dan bisa juga elergi.
b. Keluarga Ny.R tidak tahu tentang sifat dan luasnya masalah
GASTRITIS tersebut, upaya keluarga apabila penyakit dalam
mengatasinya dengan meminum obat,dan saat ini masih bingung
dan belum begitu mengetahui informasi lengkap tentang gastritis.
c. Jika ada anggota keluarga Ny.R yang sakit, keluarga dapat
mengatasinya dengan berobat ke puskesmas atau bidan , jika
dirasa sakitnya berat dan tidak sembuh dengan maka akan dibawa
ke rumah sakit.
d. Keluarga Ny.R mengetahui betapa pentingnya merawat
lingkungan. Kondisi rumah cukup tampak bersih.
e. Keluarga Ny.R mengetahui adanya fasilitas kesehatan
dilingkungan tempat tinggal dan memahami bagaimana
memanfaatkan fasilitas tersebut, serta keuntungan memanfaatkan
fasilitas kesehatan yaitu untuk menyembuhkan masalah kesehatan.
33. Fungsi ekonomi
Kemampuan keluarga Ny.R dalam memenuhi kebutuhan hidup
sangat terpenuhi baiksandang, pangan dan papan didalam keperluan
hidup sehari-hari. Keluarga memiliki tabungan.
36
b) Tempat tinggal yang memadai, dengan sarana kesehatan yang
mudah dijangkau oleh keluarga.
c) Pola komunikasi yang baik dalam keluarga
Namun keluarga memiliki hambatan dikarenakan waktu dan
kesibukan.
4. Strategi koping konstruktif yang digunakan
Yaitu keluarga Ny.R menggunakan system dukungan sosialnya
yaitu keluarga besar dalam membantu mereka pada saat membutuhkan
pertolongan.
5. Strategi koping/ adaptasi disfungsional
Yaitu Ny.R tidak pernah mengalami masalah yang terlalu berat
dan apabila masalah tersebut tidak selesai maka keluarga meminta
bantuan kepada keluarga besar.
1 BB : 50 kg BB : 55 kg
Keadaan umum TB : 167cm TB : 152 cm
3 TTV
RR 22 x/i 21 x/i
S 37,2oC 36,5oC
4 Kepala
Ikal, warna mulai lurus, hitam dan kulit
Rambut memutih bersih, tidak kepala bersih
ada ketombe
mata kiri dan kanan
simetris, tidak ada lesi, Konjungtiva tidak
warna sama, anemis, sklera tidak
Mata konjungtiva anemis, ikterik, penglihatan
sklera tidak ikterik, baik, refleks pupil
tidak ada pus, iris bagus, kunang-kunang
coklat, bulat, refleks
37
pupil bagus
sinusitis (-), polip (-), sinusitis (-), polip (-),
Hidung penciuman baik
penciuman baik
5 Dada
simetris kiri dan kanan,
warna kulit sawo Simetris kiri dan kanan,
Inspeksi tidak ada edema
matang, tidak ada
edema
saat bernafas tidak
menggunakan otot
saat bernafas tidak bantu pernafasan,
Palpasi menggunakan otot putting payudara
bantu pernafasan menonjol, ada
kolosterum, areola
mamae kehitaman.
6 Leher
38
Perkusi Timpani
8 Genitalia tidak ada gangguan tidak ada gangguan
9 Ekstremitas
Tidak ada cairan yang
Inspeksi berfungsi dengan baik keluar
10 Hb 9g/dl
39
SKORING ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
Diagnosa 1 : Nyeri akut
40
3 : aktual menimbulkan masalah
2 : resiko kesehatan lainya
1 : potensial
2. Kemungkinan masalah 2/2 x 2 1 Masalah ini mudah diubah
dapat diubah, skala : jika informasi yang di
2 : mudah dapatkan tentang penyakit
1 : sebagian cukup banyak dan mampu
0 : tidak dapat di terapkan
Total 2 7/6
C. ANALISA DATA
No Data Problem
1 Ds :
Klien mengeluh pusing, Nyeri Akut
lemah,lesu
Klien mengeluh mual muntah
Klien mengatan tidak nafsu
makan
Ny.R mengatakan nyeri pada
ulu hati
Ny.R sering mengatakan
makan terlambat sehingga
merasakan kembung
Do :
Td: 120/ 80
Nadi: 80x/menit
Rr: 21x/menit
41
Klien tampak pucat
Konjungtiva anemis
2 Ds : Ketidakefektifan
Klien mengatakan untuk pemeliharaan kesehatan
mengatasi magh nya Ny.R
mencoba meminum obat
warung, jika belum sembuh
baru pergi kerumah bidan atau
puskesmas.
Klien mengatakan saat
mengalami nyeri atau magh
kambuh , keluarga baru
membawa ke puskesmas
setelah satu atau dua hari.
Do :
Klien tampak lemah
Klien tampak pucat
Nadi: 80x/menit
Suhu: 37,5 derajat celcius
Bb: 50
42
D. INTERVENSI KEPERAWATAN
43
Konjungtiva anemis
44
2. Tujuan manajemen anemia 2. Instruksikan pasien mengenai
(2/3) kebutuhan nutrisi
3. Efek gaya hidup (2/3) (yaitu:membahas pedoman
4. Tindakan-tindakan yang diet dan piramida makanan)
perlu dilakukan saat 3. Tentukan jumlah kalori dan
keadaan darurat (2/3) jenis nutrisi yang dibutuhkan
5. Obat yang digunakan untuk untuk memenuhi persyaratan
anemia (2/3) gizi dan zat besi yang di
6. Efek terapeutik obat (2/3) butuhkan
7. Efek samping obat (2/3) 4. Berikan pilihan makanan
8. Efek lanjut obat(2/3) sambil menawarkan
bimbingan terhadap pilihan
(makanan) yang lebih sehat,
jika diperlukan
45
anemia(2/4) 1. Singkirkan benda-benda
2. Strategi untuk mengelola berbahaya dari lingkungan
faktor risiko lingkungan 2. Sediakan perangkat-
yang bisa dikendalikan perangkat adaptif (misalnya,
(2/4) bangku pijakan atau
3. Aktivitas fisik yang pegangan tangan), yang
direkomendasikan (2/4) sesuai
4. Pembatasan aktivitas (2/4) 3. Sesuaikan suhu lingkungan
dengan kebutuhan pasien,
jika suhu tubuh berubah
4. Kendalikan atau cegah
kebisingan yang tidak
diinginkan atau berlebihan,
bila memungkinkan, dan
kekerasan)
1832 Keluarga mampu 6480 Keluarga mampu memanfaatkan
memanfaatkan pelayanan pelayanan kesehatan :
kesehatan :
Manajemen Lingkungan :
Pengetahuan : Manajemen Kenyamanan
Anemia Aktivitas :
Indikator :
1. Rujuk pasien kepada
1. Tahu kapan untuk kelompok pendukung/agen
mendapatkan bantuan dari komunitas lokal, sesuai
46
seseorang profesional kebutuhan
kesehatan (2/4) 2. Berikan nomor telepon yang
2. Tahu kapan untuk dapat dihubungi jika terjadi
mendapatkan perawatan komplikasi
darurat (2/4)
3. Kelompok dukungan yang
tersedia (2/4)
4. Sumber daya komunitas
yang tersedia (2/4)
5. Sumber informasi tentang
asma yang terpercaya (2/4)
2 Ds : Perfusi jaringan : Keluarga mampu merawat 3210 Keluarga mampu merawat
Klien mengatakan perifer anggota keluarga dengan anggota keluarga dengan
untuk mengatasi masalah anemia : masalah anemia :
magh nya Ny.R 00094
mencoba meminum
Indikator: Manajemen Anima
obat warung, jika Aktivitas :
Pengisian kapiler jari
belum sembuh baru Pengisian kapiler jari 1. Monitor sensasi tumpul atau
pergi kerumah bidan kaki tajam dan panas dingin (yang
atau puskesmas. Suhu kulit ujung kaki dirasakan pasien)
Klien mengatakan dan tangan 2. Instruksikan pasien dan
saat mengalami nyeri Keadaan denyut nadi keluarga untuk menjaga
atau magh kambuh , karotis posisi tubuh ketika sedang
keluarga baru
Kekuatan denyut mandi, duduk, berbaring,
47
membawa ke brakialis atau merubah posisi
puskesmas setelah Kekuatan denyut radial 3. Dorong pasien menggunakan
satu atau dua hari. Kekuatan denyut sepatu dengan ukuran yang
Do : femoralis pas, berhak pendek, dan
Klien tampak lemah Kekuatan denyut pedal berbahan lembut.
Klien tampak pucat Tekanan darah sistolik 4. Instruksikan pasien untuk
Nadi: 80x/menit Tekanan darah diastolik menggunakan waktu sebagai
Suhu: 37,5 derajat penanda untuk merubah
celcius posisi bukan berdasarkan
Bb: 50 kenyamanan pasien
5. Gunakan alat yang dapat
mengurangi penekanan yang
sesuai
6. Lindungi tubuh terhadap
perubahan suhu yang ekstrim
7. Monitor kemampuan untuk
BAK dan BAB
48
E. CATATAN PERKEMBANGAN
Nyeri Akut pada Ny.R Senin, 15 Januari 1. Mengkaji pengetahuan keluarga Senin, 15 S:
2018 tentang pengertian gastritis Januari 2018
2. Memberikan reinforcement positif - Klien mengatakan anemia
Jam 14.00 wib 3. Menjelaskan tentang penyebab Jam 14.00 wib adalah suatu kondisi dimana
anemia tubuh kekurangan suplai darah
4. Memberikan kesempatan keluarga - Klien mengatakan penyebab
untuk bertanya anemia adalah kurangnya
5. Menjawab pertanyaan keluarga nutrisi, kurangnya asupan zat
6. Membantu keluarga untuk besi
mengulangi apa yang telah - Klien mengatakan tanda dan
dijelaskan gejala anemia adalah lemah letih
7. Memberikan reinforcement positif lesu, pandangan kabur, pusing.
8. Mengkaji pengetahuan keluarga O:
tentang penyebab anemia - Klien tampak pucat
9. Memberikan reinforcement positif - Klien tampak gelisah
10. Menjelaskan tentang penyebab - Nadi: 85x/menit
anemia. - Td: 90/70mmhg
11. Memberikan kesempatan keluarga A:
untuk bertanya
12. Menjawab pertanyaan keluarga - Masalah belum teratasi
49
13. Membantu keluarga untuk P:
mengulangi apa yang telah
dijelaskan - Intervensi dilanjutkan
14. Memberikan reinforcement positif
15. Mengkaji pengetahuan keluarga
tentang tanda dan gejala anemia
16. Memberikan reinforcement positif
17. Menjelaskan tentang tanda dan
gejala anemia.
18. Memberikan kesempatan keluarga
untuk bertanya
19. Menjawab pertanyaan keluarga
20. Membantu keluarga untuk
mengulangi apa yang telah
dijelaskan
21. Memberikan reinforcement positif
Ketidakefektifan perfusi Rabu ,3 Januari 1. Mengkaji pengetahuan keluarga Rabu ,3 Januari S:
jaringan perifer pada 2018 tentang akibat lanjut anemia 2018
Ny.N 2. Memberikan reinforcement positif - Klien mengatakan akibat lanjut
Jam : 15.00 wib 3. Menjelaskan tentang akibat lanjut Jam : 15.00 wib amemia pada kehamilan adalah
anemia Memberikan kesempatan bisa abortus, bayi lahir barat
keluarga untuk bertanya badannya rendah, pucat.
4. Menjawab pertanyaan keluarga O:
5. Membantu keluarga untuk - Klien tampak pucat
50
mengulangi apa yang telah - Kliet terlihat bingung
dijelaskan - Klien tampak gelisah
6. Memberikan reinforcement positif - Td: 90/70
- Nadi:80x/menit
A:
- Intervensi dilanjutkan
Ketidakseimbanagn Sabtu, 6 Januari 1. Menjelaskan pada keluarga Sabtu, 6 Januari S:
nutrisi pada Ny.N 2018 tindakan yang dapat dilakukan saat 2018
anemia - Keluarga mengatakan tindakan
Jam: 13.30 wib 2. Mengajarkan memilih makanan Jam: 13.30 wib yang dilakukan saat anemia
yang baik pengobatan anemia kambuh adalah dengan
3. Membantu untuk mengenal tanda meminum vitamin dari
dan gejala sebelum terjadi reaksi puskesmas dan makan.
anemia dan implementasi dari O:
respon tindakan yang tepat - Klien tampak pucat
4. Memberikan makanan yang baik - Klien tampak gelisah
untuk anemia pada kehamilan: - TD:90/70
telur, jus jambu. A:
51
- Intervensi dilanjutkan
Ketidakefektifan perfusi Senin, 8 Januari 1. Menjelaskan pentingnya lingkungan Senin, 8 Januari S:
jaringan perifer pada 2018 yang baik untuk membantu keluarga 2018
Ny.N 2. Motivasi keluarga untuk menata - Keluarga mengatakan
Jam : 16.00 wib lingkungan rumah Jam : 16.00 wib lingkungan yang baik untuk
3. Memberikan reinforcement positif membantu keluarga adalah
Sesuaikan suhu lingkungan
dengan kebutuhan pasien, jika
suhu tubuh berubah
mengendalikan atau cegah
kebisingan yang tidak
diinginkan atau berlebihan, bila
memungkinkan, dan kekerasan)
O:
- Masalah teratasi
P:
- Intervensi dihentikan
52
Ketidakseimbangan Selasa, 9 Januari 1. Menggali pengetahuan keluarga Selasa, 6 S:
nutrisi pada Ny.N 2018 tentang manfaat pelayanan Desember 2016
kesehatan - Keluarga mengatakan langsung
Jam : 13.00 WIB 2. Memberi reinforcement positif Jam : 10.00 wib membawa Ny.N jika aneminya
3. Menjelaskan manfaat pelayanan tambah parahke puskesmas
kesehatan O:
4. Memberikan kesempatan keluarga - Klien tampak lemas
untuk bertanya - Klien tampak gelisah
5. Menjawab pertanyaan keluarga - Td 100/70
6. Mengakhiri pertemua dengan A:
keluarga
- Masalah teratasi
P:
- Intervensi dihentikan
53
BAB IV
PEMBAHASAN
54
Berdasarkan teori yang telah di pelajari pada BAB II dijelaskan, pada
riwayat kesehatan keluarga klien apakah ada keluarga yang menderita
penyakit anemia, diabetes, ginjal, hipertesi sebelumnya.
Riwayat penyakit keturunan, menurut pengakuan Tn. A tidak ada penyakit
keturunan dari keluarganya, begitupun juga dari keluarga Ny.N.
3. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
Pada teori yang telah di bahas di BAB III, dijelaskan bahwa untuk
keadaan umum dengan tingkat kesadaran umum klien dengan tanda – tanda
vital yang menonjol pada klien dengan gastritis yaitu suhu tubuh dalam
keadaan normal (N : 36-37˚ C),tekanan darah rendah, frekuensi pernafasan
cepat.
Namun kasus pada NyN yang kelompok 2 temukan kesadaran yaitu
composmentis cooperatif adalah kesadran penuh. TTV suhu yaitu 36,5˚C,nadi
85x/menit, dan pernafasan yaitu 21x/ menit. Jadi sumber data yang ditemukan
teori memiliki kesamaan dengan kasus yaitu pemeriksaan nadi normal dan
pemeriksaan pernafasan meningkat.
b. Pemeriksaan Fisik Kepala
Pada teori di jelaskan bahwa pemeriksaan fisik pada kepala yaitu,mata
Konjungtiva anemis, sklera biasanya tidak iksterik, tidak adema. Hidung yaitu
biasanya akan ada banyak sekret jika klien terkena virus influenza yang dapat
menyebapkan gangguan pada saluran pernapasan. Mulut tidak dapat
kelainan.Sedangkan pada kasus Ny N ditemukannya pada rambut: lurus, hitam
dan kulit kepala bersih, pada mata: konjungtiva anemis, sklera tidak ikterik,
penglihatan baik, refleks pupil bagus, kunang-kunang, pada hidung: sinusitis (-
), polip (-), penciuman baik, pada telinga: serumen (-), pada mulut: mukosa
bibir lembab, gigi rapi, lidah bersih, tidak ada karies.Jadi sumber data yang di
temukan teori memiliki kesamaan dengan kasus yang di temukan pada Ny.N
c. Pemeriksaan Fisik Leher
Pada teori di jelaskan bahwa pemeriksaan fisik pada leher yaitu biasanya
tidak ada pembesaran kelenjer tyroid dan tidak ada pembesaran kelenjer getah
bening. Pada kasus Ny.N yang kelompok 2 temukan yaitu saat pemeriksaan
JVP: tidak ada pembesaran, pemeriksaan kelenjar tiroid: tidak ada
pembengkakan.
d. Pemeriksaan Fisik Dada
Pada teori di jelaskan bahwa pemeriksaan fisik pada dada yaitu biasanya
pada saat inspeksi dada simetris kiri dan kanan, dan pada saat di perkusi
bunyinya redup,dan saat auskultasi pernafasan teratur.
Sedangkan pada kasus Ny.N ditemukan pemeriksaan fisik dada yaitu
inspeksi: simetris kiri dan kanantidak ada edema,palpasi: bernafas tidak
menggunakan otot bantu pernafasan, puting payudara menonjol, ada
kolosterum, areola mamae kehitaman, perkusi: tidak ada penimbunan cairan,
55
auskultasi: bunyi nafas normal.Jadi sumber data yang ditemukan memiliki
pesamaan dengan teori.
e. Pemeriksaan Fisik Abdomen
Pada teori di jelaskan bahwa inspeksi: simetris, saat auskultasi Ddj kuat
dan teratur. PadaNy.N ditemukan inspeksi:simetris, auskultasi: Ddj 138x/I,
teratur, kuat, palpasi: TFU 28 cm, ada strie, ada line alba. Jadi sumber data
yang ditemukan memiliki pesamaan dengan teori.
f. Pemeriksaan Fisik Ekstremitas
Pada teori di jelaskan bahwa pemeriksaan fisik ektermitas biasanya di
temukan refleks patella positif, dan tidak ada cairan yang keluar. Sedangkan
pada kasus Ny.Nditemukansaat inspeksi:tidak ada cairan yang keluar, perkusi:
reflek patella (+). Jadi sumber data yang ditemukan memiliki pesamaan
dengan teori.
.
PEMBAHASAN KASUS KELUARGA
1. Tipe Keluarga
Tipe keluarga Ny.R adalah tipe keluarga the single parent family yang mana terdiri
dari satu orangtua (ibu) dengan anak . Hal ini melalui proses perceraian.
2. Suku Bangsa
Menurut teori bangsa memiliki suku-suku yang beraneka ragam contohnya
suku minang contonya caniago, melayu, tanjung, sikumbang, dan lain-lain dan pada
kasus keluarga Ny.R merupakan keluarga dengan suku minang dimana kehidupan
sehari-hari keluarga Ny.R berjalan dengan adat istiadat minang
3. Agama
Menurut teori bangsa memiliki agama beraneka ragam,contohnya agama
islam,agama kristen protestan, agama kristen katolik, agama hindu,dan agama
budha.
Pada kasus keluarga Ny.R menganut agama islam dimana semua anggota
keluarga taat beribadah sesuai dengan ajaran agama dan kepala keluarga selalu taat
dalam melakukan ibadahnya.
4. Status Sosial Ekonomi
Menurut teori kedudukan seseorang atau posisi seorang dalam kelompok
masyarakat di tentukan oleh bagaimana mereka berintekrasi dan ekonomi. Pada
kasus kaluarga Ny.R berada ditingkat status sosial ekonomi Ny.R menunggu uang
bulanan dari anak- anaknya yang sudah berkeluarga dan bekerja.
56
keluarga Ny.R adalah pasangan baru, Tn.K baru menikah . Maka tahap
perkembangan keluarga Ny.R adalah Tahap Keluarga Pemula adalah keluarga
baru/pasangan yang belum memiliki anak. Tugas perkembangan keluarga adalah :
b. Membangun perkawinan yang saling memuaskan
c. Menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis
d. Keluarga berencana (keputusan tentang kedudukan sebagai orang tua)
e. Persiapan menjadi orang tua
f. Memahami prenatal care (pengertian kehamilan, persalinan dan menjadi orang
tua)
57
10. Karakteristik Rumah
Menurut teori krakteristik rumah yang baik yaitu memiliki siklus
udara,memiliki sistem senitasi yang baik, memiliki sistim pencahayaan yang baik.
Pada kasus rumah keluarga Tn.Ayang ditempati keluarga Tn.A merupakan
kontrakan . Tipe kontrakan Tn.A adalah berbentuk tembok. Jumlah ruangan
yang ada di kontrakan Tn.A adalah 1 kamar, dapur dan kamar mandi. Kondisi
ventilasi dirumah cukup baik, sehingga cahaya dapat masuk dan pertukaran udara
baik.
Keluarga Tn.A memanfaatkan sumber air bersih yaitu sumber air yang berasal
dari pemerintah yaitu PDAM . Sumber air PDAM digunakan untuk kebutuhan
sehari-hari. Untuk persediaan air minum, keluarga Tn.A menggunakan air galon
isi ulang yang dibeli di toko depot air minum isi ulang.
Sampah rumah tangga dibuang ditempat pembuangan yang biasanya ada yang
akan mengambil sampah-sampah tersebut.
58
mencari nafkah, Tn.A merupakan suami yang baik. Tn.A melakukan peran
sebaik-baiknya. Menurut Tn.A , ia selalu berusaha menjadi ayah yang baik. Ia
selalu berusaha memenuhi kebutuhan keluarganya. Tn.A pun tidak pernah
mengambil keputusan sepihak, ia selalu melibatkan istrinya untuk memberikan
masukan. Tn.Aberusaha selalu memanfaatkan waktu sebaik-baiknya,
Ny.Nberperan sebagai istri. Ny.Njuga berperan sebagai pengatur dan pengelola
keuangan dan kewajiban rumah tangganya.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan adalah keputusan klinis mengenai seseorang
keluarga,keluarga atau masyarakat sebagai akibat dari masalah kesehatan atau proses
kehidupan yang aktual atau potensial.
Pada teori kasus anemia diagnosa yang mungkin muncul berdasarkan diagnosa
NANDA adalah sebagai berikut :
59
a) Ketidakseimbangan nutrisi dari kebutuhan tubuh
b) Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
Perencanaan keperawatan merupakan penyusun berbagai intervensi
keperawatan yang dibutuhkan untuk mencegah,menghilangkan atau mengurangi
masalah-masalah klien. Pada kasus anemia dengan klien Ny.N tindakan keperawatan
yang rencana akan dilakukan sesuai dengan isi pada BAB II.
60
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Perawatan kesehatan dirumah bukanlah suatu konsep baru dalam pelayanan
kesehatan, khususnya pada praktik keperawatan komunitas. Pelayanan kesehatan di
rumah adalah pelayanan keperawatan yang diberikan kepada pasien dirumahnya yang
merupakan salah satu jenis dari perawatan jangka panjang (Long Term Care) yang
dapat diberikan oleh tenaga profesional maupun non profesional yang telah
mendapatkan pelatihan yang betujuan membantu individu, keluarga dan masyarakat
mencapai kemandirian dalam menyelesaikan masalah kesehatan yang merekan
hadapi. Pelayanan keperawatan Home Care terdiri dari tiga yaitu primer, sekunder,
dan tersier.
Peawatan dirumah selain dapat mengurangi kecemasan juga dapat menghemat
biaya dari beberapa segi misalnya biaya kamar, biaya transpor dan biaya-biaya lain
yang terkait dengan penjaga yang sakit. Tetapi perlu diingat bahwa pasien yang dapat
pelayanan home care adalah pasien secara medis dinyatakan aman untuk dirawat
dirumah dengan kondisi rumah yang memadai.
Berbagai jenis penyakit yang dapat ditangani yaitu sistem respirasi, sistem
integumen, sistem perkemihan, dengan kasus retardasi mental, sistem kardiovaskuler,
sistem persyarafan, kasus pasien paliatif, sistem muskuloskeletal.
1. SISTEM RESPIRASI
Kapasitas paru secara total menurun 4-5% dengan adanya elevasi
diafragma. Fungsi respirasi juga mengalami perubahan. Respirasi rate 50%
mengalami peningkatan, 40% pada tidal volume dan peningkatan
konsumsi oksigen 15–20% diatas kebutuhan perempuan tidak hamil
(Aprillia, 2010; h. 71-72).
2. SISTEM INTEGUMEN
Pada kulit terjadi perubahan deposit pigmen dan hiperpigmentasi
karena pengaruhmelanophore stimulating hor-mone lobus hipofisis
anterior dan pengaruh kelenjar suprarenalis. Hiperpigmentasi ini terjadi
pada striae gravidarum livide atau alba, areola mamae, papilla mamae,
linea nigra, pipi (khloasma gravidarum). Setelah persalinan
hiperpigmentasi ini akan meng-hilang (Manuaba, 2010, 94).
3. SISTEM PERKEMIHAN
Karena pengaruh desakan hamil muda dan turunnya kepala bayi pada
hamil tua, terjadi gangguan miksi dalam bentuk sering berkemih. Desakan
tersebut menyebabkan kandung kemih cepat terasa penuh. Hemodelusi
menyebabkan metabo-lisme air makin lancar sehingga pembentukan urine
akan bertambah (Manuaba, 2010; h. 94).
4. SISTEM KARDIOVASKULER
61
Perubahan yang terjadi pada sistem kardiovaskular merupakan
kompensasi dari pemenuhan kebutuhan yang meningkat untuk pemenuhan
nutrisi dengan adanya janin. Selain itu pengaruh hormonal terhadap
pembuluh darah ikut berperan dalam beberapa perubahan yang terjadi.
Perubahan Sistem Cardiovaskuler Yang Dirasakan Ibu Hamil :
1. TrimesterI
Pada akhir trimester I mulai terjadi palpitasi karena pembesaran
ukuran serta bertambahnya kardiac output. Hidung
tersumbat/berdarah karena pengaruh hormon estrogen dan
progresteron terjadi pembesaran kapiler, relaksasi otot vaskuler
serta peningkatan sirkulasi darah.
2. Trimester II & III
Terjadi Edema dependen kongesti sirkulasi pada exstrimitas
bawah karena peningkatan permeabilitas kapiler dan tekanan dari
pembesaran uterus pada vena pelvik atau pada vena cava
inferior.Gusi Berdarah karena trauma terhadap gusi yang karena
pengaruh hormon estrogen sangat vaskuler, percepatan pergantian
pelapis ephitel gusi dan berkurangnya ketebalan ephitel tersebut.
Hemorrhoid akibat tekanan uterus terhadap vena hemorrhoidal.
Hipotensi supinasi karena terbloknya aliran darah di vena cava
inferior oleh uterus yang membesar apabila ibu pada posisi tidur
terlentang.Timbul spider nevi dan palmar erythema kareana
meningkatnya aliran darah ke daerah kulit.Varises pada kaki
dan vulva karena kongesti vena bagian bawah meningkat sejalan
tekanan karena pembesaran uterus dan kerapuhan jaringan elastis
karena pengaruh hormon estrogen
5. SISTEM MUSKULOSKELETAL
Perubahan yang terjadi pada sistem muskuloskeletal dipengaruhi baik
secara hormonal dengan efek relaksasi jaringan persendian juga secara
postural dari berpindahnya pusat gravitasi.
Perubahan Sistem Muskuloskeletal Yang Dirasakan Ibu Hamil
Trimester II & III. Hormon progresteron dan hormon
relaxing menyebabkan relaksasi jaringan ikat dan otot-otot, hal ini terjadi
maksimal pada satu minggu terakhir kehamilan, proses relaksasi ini
memberikan kesempatan pada panggul untuk meningkatkan kapasitasnya
sebagai persiapan proses persalinan, tulang pubik melunak menyerupai
tulang sendi, sambungan sendi sacrococcigus mengendur membuat tulang
coccigis bergeser ke arah belakang sendi panggul yang tidak stabil, pada
ibu hamil hal ini menyebabkan sakit pinggang. Postur tubuh wanita secara
bertahap mengalami perubahan karena janin membesar dalam abdomen
sehingga untuk mengkompensasi penambahan berat ini, bahu lebih tertarik
ke belakang dan tulang lebih melengkung, sendi tulang belakang lebih
62
lentur, dan dapat menyebabkan nyeri punggung pada beberapa
wanita.
Selama trimester akhir rasa pegal, mati rasa dan lemah dialami oleh
anggota badan atas yang disebabkan lordosis yang besar dengan fleksi
anterior leher dan merosotnya lingkar bahu yang akan menimbulkan traksi
pada nervus ulnaris dam medianus (Crisp dan DeFrancesco, 1964).
Ligament rotundum mengalami hipertropi dan mendapatkan tekanan dari
uterus yang mengakibatkan rasa nyeri pada ligament tersebut.
B. SARAN
a. Bagi Klien
Dengan adanya kegiatan home care ini, semoga klien dapat mandiri merawat diri
sendiri dan mimiliki kemajuan dalam kesembuhan.
b. Bagi Keluarga
Dengan adanya kegiatan home care keluarga dapat mandiri dalam merawat
anggota keluarga yang sakit di rumah dan meminimalkan biaya pengobatan (lebih
hemat) serta bersifat terbuka terhadap perawat home care dan membantu dalam
proses tindakan keperawatan dan bersifat kooperatif dalam menerima informasi
dari perawat.
63
DAFTAR PUSTAKA
Ihsan, Andry Hutama. 2017. Asuhan Keperawatan Pada Ibu Hamil Dengan Anemia Di
Wilayah Kerja Puskesmas Belimbing Kota Padang. Padang : Indonesia
Manuaba. 2010. Ilmu kebidanan Penyakit Kandungan dan KB. Jakarta : EGC
64