Anda di halaman 1dari 12

Nama : Emylia Ruszahidah

NIM : 19.12.2.149.096

Kelas : Tingkat 2 Semester 4

Matkul : KMB 1

Sebagai pemenuhan nilai di materi KMB 1

Pasien perempuan dengan usia 27 tahun dirawat di ruang penyakit saraf. Saat dikaji pasien dapat menjawab
saat dipanggil nama dan mengatakan ia sangat mengantuk serta pusing. Skor Glasgow Coma Scale (GCS)
12, Dari Hasil pengkajian didapatkan luka di kepala dan tidak berdarah lagi karena sudah ditutup. TTV,  TD
= 110/70mmHg, T = 36,7 derajat celsius, RR = 20 x/menit, HR = 86 x/menit.

1. Apa Intervensi keperawatan yang utama pada kasus tersebut?


A. Meninggikan daerah kepala
B. Perawatan luka berkala
C. Membatasi gerakan pasien
D. Mengobservasi skor gcs
E. Mengobservasi perdarahan

Seorang pasien laki-laki dengan usia 29 tahun dibawa keluarga ke IGD mengalami kejang-kejang selama 2
kali. Dari hasil pengkajian didapatkan pasien : terdapat kaku kuduk, suhu 40 derajat celsius, dan Skor
Glasgow Coma Scale (GCS) 9. Pasien direncanakan akan diperiksa cairan SSP.

2. Apa intervensi perawatan prioritas pada ka-sus tersebut?


A. Pantau suhu tubuh
B. Ciptakan lingkungan yang aman
C. Monitor tingkat kesadaran
D. Lakukan perawatan isolasi
E. Libatkan keluarga dalam perawatan

Seorang laki-laki berusia 60 tahun akan dijadwalkan satu dua hari lagi dilakukan pembedahan lensa matanya
yang pertama kali karena katarak yang dialami. Pasien dirawat di kelas 3 bersama 7 pasien lainnya dengan
berbagi fasilitas yang ada. Jarak tempat tidur dan kamar mandi yaitu sekitar 8 meter.

3. Apa tujuan perawatan prioritas pada kasus tersebut?


A. Cemas akibat bedah tidak terjadi
B. Risiko cedera tidak terjadi
C. Kemampuan gerak terjaga
D. Kebutuhan informasi terpenuhi
E. Kebutuhan kebersihan diri terpenuhi

Mr. Jon dengan usia 46 tahun datang ke poliklinik untuk kontrol rutin mingguan. Dari hasil pengkajian: BB
= 75 kg dengan TB 155 cm. Terapi Insulin sudah diberikan sejak dua bulan terakhir. Dari hasil pengkajian
didapatkan kadar gula darah 230 mg/dl. Pasien telah berusaha untuk mengurangi konsumsi karbohidrat
namun tetap saja Mr.Jon malas berolahraga.

4. Apa intervensi keperawatan yang prioritas pada kasus tersebut?


A. Tingkatkan aktivitas
B. Awasi terapi insulin
C. Atur porsi makanan
D. Turunkan berat badan
E. Awasi kadar gula darah

Seorang pasien bernama Mr. Jin dengan usia 45 tahun didiagnosis diabetes mellitus tipe 2. Diketahui bahwa
luka bekas garukan kuku di bagian kaki sulit sembuh dan Mr. Jin tidak pernah memeriksakannya ke
pelayanan kesehatan sebelumnya sehingga ketika infeksi yang semakin luas ia pun dirawat dan pada
akhirnya infeksi melebar setinggi mata kaki dan harus diamputasi. Mr. Jin terlihat sedih dan sering sekali
bertanya tentang cara lain selain amputasi.

5. Apa jawaban yang paling tepat disampaikan ke pasien?


A. “ Sebaiknya bapak bersabar dan ber-doa saja ”
B. “ Keputusan ini terbaik dan tidak bisa dihindari ”
C. “ Dokter sudah memutuskan dengan matang ”
D. “ Bapak tidak boleh berpikir yang lain-lain ”
E. “ Diskusikan kembali dengan keluar-ga “

Seorang remaja laki-laki berusia 18 tahun dirawat di ruang bedah paska tindakan debridemen karena femur
dekstra tertutup pada hari ke dua. Luka debridemen terpasang backslap dan dibalut dengan elastis verban.
Dari hasil pengkajian: didapatkan : pasien mengeluh nyeri kesemuatan dan CRT jari kaki kanan lebih dari
dua detik, terasa baal serta nadi dorsalis pedis teraba lemah.

6. Apa intervensi keperawatan prioritas pada kasus tersebut?


A. Melakukan pijatan pada jari
B. Memberikan kompres hangat
C. Melonggarkan ikatan bidai
D. Mempersiapkan pembedahan
E. Meninggikan kaki yang fraktur
Seorang tersangka kasus korupsi dana bantuan korban gempa Lombok Mr. HM 40 tahun dirawat di ruang
penyakit dalam dengan keluhan sesak hebat disertai bengkak di seluruh tubuh akibat uang haramnya. Dari
hasil pengkajian Mr. HM mengeluh sesak dan badan terasa berat, gatal, piting edema +5, pro-duksi urin 500
cc/24 jam, BB 60 Kg, TD = 180/90 mmHg, N =  90 x/menit, RR = 30 x/menit. Hasil laboratorium ureum
180mg/dl, kreatinin 8 mg/dl, Hb 7g/dl. Pasien terlihat seperti akan sakratul maut namun nyawanya masih
diujung tanduk dan tidak bisa mati sebelum rakyat Indonesia memaafkannya.

7. Apakah masalah keperawatan prioritas pada kasus tersebut?


A. Kerusakan integritas kulit
B. Kelebihan cairan tubuh
C. Gangguan rasa nyaman
D. Gangguan perfusi jaringan perifer
E. Perubahan pola kemih

Seorang pasien bernama Mr. HM dengan usia 35 tahun dirawat di ruang penyakit dalam dengan diagnosis
kolik renal. Dari hasil pengkajian didapatkan nyeri terasa di area pinggang terutama ketika akan BAK
dengan jumlah urin yang keluar sedikit sediki namun jumlahnya normal, nyeri menyebar ke bagian atas
simpisis pubis dengan skala 7 dari 10, dan kadang tampak kemerahan dalam urin. Hasil USG didapatkan
uretrolithiasis.

8. Apakah masalah keperawatan prioritas pada kasus tersebut?


A. Nyeri akut
B. Cemas
C. Perubahan pola eliminasi urin
D. Desit volume cairan
E. Obstruksi saluran kemih

Seorang pasien perempuan dengan berusia 21 tahun tersiam air panas akibat berebutan cowok jelek dan
terkena air panas di dada, perut, dan tangan. Dari hasil pengkajian pasien mengeluh akan nyeri dengan skala
5 dari 10 dan sudah diberikan  analgetik drip, dihari yang ke tiga kulit tampak merah dan terdapat bullae, TD
= 90/60, N = 115 x/menit, RR = 28 x/menit, BB = 60 kg, mukosa bibir terlihat kering dengan produksi urin
100 cc/6 jam.

9. Apa masalah keperawatan yang prioritas pada kasus tersebut?


A. Nyeri akut
B. Kerusakan integritas kulit
C. Gangguan pola eliminasi urin
D. Desit volume cairan
E. Risiko infeksi
Seorang pasien berinsial Mr. HM berusia 40 tahun ingin memeriksakan dirnya untuk pemeriksaan tes HIV.
Pasien penasaran dan ingin sekali mencari tahu penyebab diare, tidak nafsu makan, gusi sering berdarah
serta sariawan yang dideritanya sulit sekali sembuh. Dari hasil pengkajian didapatkan bahwa pasien terlihat
kurus dengan BB = 45 kg, TB 165 cm, menikah dan mengatakan tidak pernah melakukan perilaku seks
bebas. Namun dari hasil tes menunjukkan positif HIV, dan pasien belum mengetahui dan ia bertanya tentang
hasilnya tersebut ke perawat.

10. Apakah respons perawat yang tepat pada ka-sus tersebut?


A. “Sepertinya anda harus menghadapi persoalan ini sendiri!”
B. “Anda harus siap dengan berbagai kemungkinan!“
C. “Tenang saja, semuanya akan bera-khir dengan baik!”
D. “Saya bisa merasakan kesedihan anda“
E. “Saya menyesal harus menyam-paikan berita buruk ini”

Seorang perempuan dengan usia 31 tahun dirawat dengan diagnosa medis Pansitopenia. Pasien sudah
memasuk hari rawat yang keempat dan telah diberikan tranfusi darah sebanyak 3 kantong darah karena nilai
Hbsebelumnya 6 mg/dl. Dari hasil data pengkajian saat ini Hb mengalami kenaikan menjadi Hb 9,8 mg/dl
dan telah diijinkan pulang besok.

11. Apakah discharge plannig pasien pulang yang tepat pada kasus tersebut?
A. Informasi jenis diet
B. Pembatasan aktivitas
C. Penjadwalan kunjungan ulang
D. Pemeriksaan kadar hb secara teratur
E. Peningkatan peran keluarga

Seorang pasien perempuan dengan usia 31 tahun di diagnosis medis hemothorak sehingga harus dipasang
water sealed drainage (WSD). Dari hasil catatan observasi semakin hari semakin berkurang jumlah produksi
cairan yang ada dialam botol WSD tersebut. Namun pada hari yang ke-5 pasien mengeluh sesak, dengan RR
= 33 x/menit dan isi cairan dalam botol 50 cc.

12. Apa evaluasi yang harus dilakukan perawat pada kasus tersebut?
A. Gerakan dada
B. Riwayat sesak
C. Kebersihan botol
D. Posisi ujung selang
E. Karakteristik cairan

Seorang laki-laki berusia 29 tahun dirawat di bangsal sehat dan mengatakan ia sering sekali mengalami
sesak napas saat terkena serbuk kecil dan debu. Dari hasil pengkajian didapatkan data pernapasan dengan
cuping hidung, suara terdengar ronkhi, batuk non produktif, RR = 35 x/menit, N =  84 x/menit dan T =  37,8
derajat celsius.

13. Apa masalah keperawatan utama pada kasus tersebut?


A. Perfusi perifer tidak efektif
B. Pertukaran gas tidak efektif
C. Bersihan jalan napas tidak efektif
D. Perubahan suhu tubuh
E. Risiko kecemasan

Pasien laki-laki berusia 40 tahun dirawat di ruang PDL dengan keluhan sering batuk dan dada sesak. Hasil
RR = 33 x/menit, terdapat retraksi otot sela iga, serta diauskultasi terdapat suara ronkhi hampir diseluruh
paru. Saturasi oksigen menunjukkan  90% . Dari hasil tes BTA (Bakteri Tahan Asam) hasilnya positif.

14. Apa rencana tindakan utama pada kasus tersebut?


A. Pengaturan posisi semi fowler
B. Kolaborasi pemberian oksigen
C. Bantu pasien untuk batuk produktif
D. Lakukan tindakan postural drainase
E. Ajarkan teknik bernapas diafragma

Pasien perempuan berusia 43 tahun dirawat di ruang PDL dengan keluhan sesak serta wajah terlihat pucat
setelah buang air besar (BAB).Dari hasil pengkajian didapatkan pasien mudah lelah dan sesak ketika
berjalan lebih dari 5 meter dan kepala terasa pusing seperti mau jatuh, pasien tersebut memiliki riwayat
hipertensi sejak 3 tahun terakhir. Keluhan akan hilang apabila ia istirahat 20 menit dan dengan TD 110/70
mmHg.

15. Apa intervensi keperawatan yang utama kasus tersebut?


A. Pembatasan cairan
B. Pemberian oksigen
C. Modikasi pola defekasi
D. Pembatasan aktivitas
E. Observasi tekanan darah

Seorang laki-laki dengan usia 28 tahun telah telah memasuki hari kedua dirawat di ruang penyakit dalam
dengan keluhan nyeri kepala hebat dan pusing. Dari hasil TTV yaitu TD = 160/90 mmHg HR =  90x/menit,
T = 37,0 derajat celsius, dan RR = 21 x/menit. Hasil observasi terlihat denyutan halus di dada kiri pada area
garis tengah clavicula sela iga ke 3 dan seirama dengan frekuensi nadi.

16. Apa indikator evaluasi pada kasus tersebut?


A. Lama perawatan
B. Tekanan darah
C. Frekuensi nadi
D. Denyutan dada kiri
E. Keluhan nyeri kepala

Pasien laki-laki berusia 40 tahun dirawat di ruang PDL, dengan keluhan mengalami nyeri dada hebat secara
tiba-tiba ketika beristirahat. Hasil pengkajian: TD = 140/90 mmHg, T = 36, 9 derajat celsius, HR = 106
x/menit, dan RR =  24x/menit. Dari hasil pemeriksaan EKG menunjukkan hasil elevasi pada Segmen ST,
dan pemeriksaan enzim jantung belum keluar hasilnya.

17. Apa intervensi keperawatan pada kasus tersebut?


A. Pembatasan aktivitas
B. Manajemen nyeri dada
C. Pantau tanda-tanda vital
D. Penuhi kebutuhan oksigen
E. Periksa ulang tes diagnostic

Seorang pasien perempuan dengan usia 44 tahun dirawat di ruang PDL dan mengeluh adanya nyeri dada
seperti tertimpa benda berat dan dirasakan terus menerus, nyeri dengan skala 6 dan terjadi ketika beraktivitas
sedang dan berat. Nyeri dirasakan terus menerus dan menyebar ke atas menuju leher serta tembus ke arah
punggung. Nyeri semaikin hebat dan bertambah saat pasine melakukan aktivitas dan berkurang jika pasien
beristirahat. Saat ini pasien sudah mendapatkan obat amidaron dan analgesik, diberikan posisi semifowler
serta terpasang oksigen 4 ml/menit dan pasien juga dipasang monitor EKG dengan hasil terdapat segmen ST
elevasi.

18. Apakah tujuan intervensi keperawatan pada kasus tersebut?


A. Mampu beraktivitas tanpa nyeri
B. Periode waktu istirahat bertambah
C. Nyeri dada berkurang sampai hilang
D. Segmen st kembali isoelektris
E. Masa perawatan memendek

Seorang pasien perempuan dengan usia 31 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan diare dan sakit perut
sejak satu hari yang lalu. Hasil pengkajian memunjukkan perut teraba tegang, bising usus 27x/ menit dan
diare 5-9 kali, turgor kulit tidak elastis, HR =  104 x/menit dan TD = 110/80 mmHg.

19. Apa intervensi keperawatan yang paling tepat pada kasus tersebut?
A. Manajemen nyeri
B. Pemantauan tanda vital
C. Pengukuran produksi urin
D. Pemasangan cairan intra vena
Seorang pasien laki-laki dengan usia 22 tahun dirawat di ruang penyakit dalam dengandiagnosa medis
typoid dengan hari rawat kedua. Dari hasil pengkajian didapatkan pasien terlhat lemah dan bedrest, T =  38,7
derajat celsius dan kadang meningkat sampai 39,9 derajat celsius, TD = 100/70 mmHg dan HR = 110
x/menit, RR = 19 x/menit. Pasien terlihat hiperhidrosis terutama setelah pasien minum obat.

20. Apa kriteria hasil dalam intervensi keperawatan utama pada kasus diatas?
A. Aktivitas meningkat
B. Suhu tubuh menurun
C. Tekanan darah normal
D. Frekuensi nadi normal
E. Kebersihan diri terpenuhi

Seorang remaja laki-laki dengan usia 18 tahun dirawat didalam ruang neurologi dengan diagnosis medis
CKR. Dari hasil pengkajian didapatkan kesadaran kompos mentis, kekuatan otot 5555/5555. TD = 110/70
mmHg dan HR = 80 x/menit, RR = 18 x/menit, T = 36,5 derajat celsius. Pasien terlihat lemah dan selalu
bedress ditempat tidur. Pasien mengeluh pusing saat duduk dan lebih menykai tiduran. Tekanan darah saat
berbaring 110/70 mmHg dan ketika duduk 90/60 mmHg.

21. Apa intervensi keperawatan pada kasus diatas?


A. Latihan gerak sendi
B. Merubah posisi tidur
C. Latihan gerak bertahap
D. Mengobservasi tekanan darah
E. Kolaborasi program sioterapi

JAWABAN DAN RASIONAL


 JAWABAN
1. A. meninggikan daerah kepala
2. C. monitor tingkat kesadaran
3. B. risiko cedera tidak terjadi
4. A. tingkatkan aktivitas
5. B. “ Keputusan ini terbaik dan tidak bisa dihindari ”
6. C. melonggarkan ikatan bidai
7. B. Kelebihan cairan tubuh
8. A. nyeri akut
9. B. kerusakan integritas kulit
10. B. “Anda harus siap dengan berbagai kemungkinan!“
11. B. pembatasan aktivitas
12. D. posisi ujung selang
13. C. bersihan jalan napas tidak efektif
14. C. bantu pasien untuk batuk produktif
15. D. pembatasan aktivitas
16. B. tekanan darah
17. A. pembatasan aktivitas
18. C. nyeri dada berkurang sampai hilang
19. D. pemasangan cairan intra vena
20. B. suhu tubuh menurun
21. C. latihan gerak bertahap

 RASIONAL

1. Kunci Jawaban : A. meninggikan daerah kepala Rasional: Rasional A : meninggikan area kepala
bertu-juan menurunkan tekanan intra kranial Rasional B : perawatan luka bertujuan mencegah
kemungkinan infek-si Rasional C : membatasi gerakan bertujuan mengurangi penggunaan energi
Rasional D : mengobservasi gcs bertujuan untuk mengetahui perubahan tingkat kesadaran Rasional E
: mengobservasi tanda perdarah-an penting untuk mengantisipa-si perdarahan berlanjut Referensi
Brunner & Suddarth (2002). Buku Ajar keperawatan medikal Bedah. Edisi 8.EGC. Jakarta. Unit
15
2. Kunci Jawaban : C. monitor tingkat kesadaran Rasional: Rasional A : perubahan suhu tubuh menun-
jukan adanya proses infeksi Rasional B : lingkungan yang aman mence-gah risiko injuri saat terjadi
ke-jang Rasional C : tingkat kesadaran memberikan informasi terkait fungsi susu-nan saraf pusat
Rasional D : perawatan isolasi dapat menjauhkan pasien dari rangsang pemicu kejang Rasional E :
keluarga    dilibatkan sebagai sistem pendukung bagi pasien Referensi Brunner & Suddarth (2002).
Buku Ajar keperawatan medikal Bedah. Edisi 8. EGC. Jakarta. Unit 15
3. Kunci Jawaban : B. risiko cedera tidak terjadi Rasional: Rasional A : pembedahan pertama dapat
memberi pengalaman bagi proses bedah yang kedua Rasional B : penurunan kemampuan visual
dapat menjadi pemicu cedera seperti jatuh Rasional C : keterbatasan gerak ditandai dengan
penurunan fungsi organ gerak Rasional D : pemberian informasi dilakukan untuk meningkatkan
pemaha-man pasien dan keluarga Rasional E : tidak ditemukan tanda gangguan kebersihan diri
Referensi Brunner & Suddarth (2002). Buku Ajar keperawatan medikal Bedah. Edisi 8. EGC.
Jakarta. Unit 14 sensorineural.
4. Kunci Jawaban : A. tingkatkan aktivitas Rasional: Rasional A : aktivitas harus ditingkatkan untuk
memaksimalkan penggu-naan gula darah Rasional B : terapi insulin dilakukan untuk menurunkan
kadar gula darah khususnya pada pasien dengan kerusakan pankreas Rasional C : porsi makan harus
diatur untuk mengontrol kadar gula darah harian Rasional D : berat badan dapat diturunkan dengan
meningkatkan aktivitas Rasional E : kadar gula darah diawasi untuk mengetahui efektitas inter-vensi
Referensi Brunner & Suddarth (2002). Buku Ajar keperawatan medikal Bedah. Edisi 8. EGC.
Jakarta. Unit IX tentang DM
5. Kunci Jawaban : B. “ Keputusan ini terbaik dan tidak bisa dihindari ” Rasional Rasional A : kalimat
bertujuan mengalih-kan topik dan tidak menjawab pertanyaan Rasional B : kalimat tegas dan
membantu pasien menerima realitas yang terjadi Rasional C : perawat cenderung mengh-indari
komunikasi selanjutnya Rasional D : tidak memfasilitasi tahap berduka yang sedang dilalui pasien
Rasional E : melibatkan keluarga dalam hal pengambilan keputusan den-gan tepat Referensi
Brunner & Suddarth (2002). Buku Ajar keperawatan medikal Bedah. Edisi 8. EGC. Jakarta. Unit
IX tentang DM
6. Kunci Jawaban : C. melonggarkan ikatan bidai Rasional: Rasional A : pijatan pada jari bertujuan
memberi rasa nyaman dan mel-ancarkan sirkulasi darah Rasional B : kompres hangat bertujuan
melebarkan pembuluh darah kapiler Rasional C : ikatan bidai yang terlalu kuat dapat membendung
secara komplit aliran darah ke bawah cedera Rasional D : pembedahan bertujuan mem-perbaiki
bentuk tulang yang patah Rasional E : meninggikan kaki yang cedera bertujuan mengurangi bengkak
Referensi Kneale, Julia D., at.al. Alih bahasa Yudha, Egi dkk (2008). Keperawatan Orto-pedik &
Trauma. EGC. Jakarta. Bab 21 dan 24 tentang Penanganan fraktur/cedera. Lukman & Ningsih
(2012). Asuhan Keper-awatan Klien Dengan Gangguan Sistem Muskuloskeletal. Salemba
Medika. Jakarta. Bab 3 tentang frak-tu
7. Kunci Jawaban : B. Kelebihan cairan tubuh Rasional: Rasional A : kerusakan integritas kulit ter-jadi
karena uremic frost, tetapi tidak menjadi prioritas pada ka-sus ini Rasional B : kelebihan cairan
menjadi mas-alah prioritas karena fungsi l-trasi ginjal yang terganggu dan berdampak pada gangguan
per-nafasan Rasional C : gangguan rasa nyaman yang dirasakan seperti gatal dan be-rat tidak
menjadi prioritas pada kasus ini Rasional D : kadar hb yang rendah menye-babkan gangguan perfusi
jarin-gan perifer, tidak menjadi prior-itas utama pada kasus tersebut Rasional E : perubahan pola
kemih melipu-ti perubahan frekuensi, jumlah dan karakteristik urin disebab-kan karena gangguan
fungsi ltrasi tidak menjadi prioritas pada saat ini Referensi : Nursalam  &  Fransisca  (2006). 
Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Sistem Perkemihan. Salemba Medika. Jakarta.
Bab 3
8. Kunci Jawaban : A. nyeri akut Rasional : Rasional A : Nyeri akut terjadi karena adan-ya batu pada
area ureter Rasional B : Tidak ditemukan tanda kecema-san pada pasien Rasional C : Pola berkemih
meliputi frekuen-si, jumlah dan karakteristik urine Rasional D : Jumlah urin tidak menunjukan
perubahan cairan tubuh Rasional E : Pasien mampu berkemih den-gan lancar Referensi : Nursalam
& Fransisca (2006). Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gang-guan Sistem Perkemihan.
Salemba Medika. Jakarta. Bab 3
9. Kunci Jawaban : B. kerusakan integritas kulit Rasional: Rasional A : rasa nyeri merupakan respon
normal sesaat setelah cedera akibat kerusakan kulit Rasional B : kerusakan kulit sudah terjadi dan
tidak menjadi perawatan utama Rasional C : gangguan pola eliminasi urin bukan  pilihan  tepat 
karena penurunan produksi urin dise-babkan   penurunan   volume cairan intravaskuler Rasional D :
penurunan cairan tubuh terjadi karena luka bakar yang luas Rasional E : resiko infeksi terjadi
kemudian memungkinkan terjadi melalui luka yang terbuka Referensi : Muttaqin, Arif & Sari
Kumala (2010). Asu-han Keperawatan Gangguan Sistem Integumen. Salemba Medika. Jakar-ta.
Bab 10 tentang Luka Bakar
10. Kunci Jawaban : B. “Anda harus siap dengan berbagai kemungkinan!“ Rasional: Rasional A :
kalimat tidak menunjukan sikap empati Rasional B : kalimat bertujuan agar pasien siap menghadapi
realitas Rasional C : tidak boleh menjanjikan kepa-da pasien Rasional D : kalimat menunjukan
bahwa perawat bisa merasakan persis dengan apa yang dirasakan pa-sien Rasional E : kalimat
mengarahkan kepada pemikiran negatif terhadap ma-salah yang terjadi Referensi Brunner &
Suddarth (2002). Buku Ajar keperawatan Medikal Bedah. Edisi EGC. Jakarta. Unit XII tentang
AIDS.
11. Kunci Jawaban : B. pembatasan aktivitas Rasional: Rasional A : jenis diet khusus dilakukan pada
pasien dengan pem-batasan nutrisi Rasional B : aktivitas harus dibatasi terkait nilai hb dibawah
normal Rasional C : jadwal kunjungan disusun ber-dasarkan kondisi pasien Rasional D : nilai hb
dapat digunakan untuk merumuskan rencana tindak lanjut Rasional E : keluarga dibutuhkan untuk
pa-sien yang membutuhkan sistem pendukung Referensi : Brunner & Suddarth (2002). Buku Ajar
keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8. EGC. Jakarta.
12. Kunci Jawaban : D. posisi ujung selang Rasional: Rasional A : gerakan dada tidak simetris
menandakan timbunan cairan pada rongga pleura salah satu pleura Rasional B : riwayat sesak perlu
dikaji un-tuk mengetahui perkembangan penyakit Rasional C : Botol kotor dapat menjadi sumber
infeksi ke paru-paru Rasional D : ujung selang yang berubah po-sisi atau tidak terendam cairan dapat
menjadi penyebab kelu-han sesak Rasional E : jumlah, warna dan bau cairan dapat memberikan info
ada ti-daknya infeksi atau perdarahan Referensi Somantri, Irman (2012). Asuhan Keper-awatan
Pada Klien dengan Ganggu-an Sistem Pernapasan. Salemba Me-dika. Jakarta. Bab 5.
13. Kunci Jawaban : C. bersihan jalan napas tidak efektif Rasional: Rasional A : perfusi perifer tidak
efektif ditandai oleh kebiruan di per-ifer : wajah, bibir atau kuku Rasional B : pertukaran gas tidak
efektif ditandai dengan rendahnya ka-dar oksigen dalam darah Rasional C : tanda jalan napas tidak
bersih napas cuping hidung, ronkhi, frekuensi napas 32x/menit Rasional D : perubahan suhu tubuh
terjadi karena meningkatnya aktivitas pernapasan Rasional E : tidak ditemukan tanda risiko
kecemasan Referensi Somantri, Irman (2012). Asuhan Keper-awatan Pada Klien dengan Ganggu-
an Sistem Pernapasan. Salemba Me-dika. Jakarta. Bab 5.
14. Kunci Jawaban : C. bantu pasien untuk batuk produktif Rasional: Rasional A : posisi fowler
bertujuan mem-permudah pengembangan dada Rasional B : Pemberian oksigen bertujuan untuk
meningkatkan saturasi Oksigen di jaringan Rasional C : teknik batuk produktif dilaku-kan untuk
membersihkan sekresi dari jalan napas atas Rasional D : postural drainage bertujuan mengalirkan
sekresi dari salu-ran napas menggunakan energi gravitasi pada pasien yang ti-dak sesak Rasional E :
pernapasan diagfragma bertu-juan memaksimalkan pengem-bangan bagian bawah paru Referensi :
Somantri, Irman (2012). Asuhan Keper-awatan Pada Klien dengan Ganggu-an Sistem
Pernapasan. Salemba Me-dika. Jakarta. Bab 5.
15. Kunci Jawaban : D. pembatasan aktivitas Rasional: Rasional A : kelebihan  cairan  tubuh  bisa
menjadi sebab sesak, namun sesak yang terjadi diakibatkan karena aktitas Rasional B : keluhan sesak
pasien hilang dengan beristirahat sehingga terapOksigen belum diperlu-kan Rasional C : pola
defekasi tidak perlu diru-bah tetapi cara mengedan harus diperbaiki Rasional D : pasien menunjukan
tanda intol-eran terhadap aktivitas sehing-ga perlu dibatasi aktivitasnya Rasional E : tekanan darah
perlu diobserva-si untuk mengetahui tingkat kemampuan kontraksi jantung Referensi Muttaqin, Arif
(2012). Pengantar Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem Kardiovaskular.
Salemba Medika. Jakarta. Bab 4.
16. Kunci Jawaban : B. tekanan darah Rasional: Rasional A : lama tidaknya perawatan tidak bisa
menggambarkan kondisi pasien Rasional B : tekanan darah menggambarkan kekuatan jantung dalam
me-mompa darah Rasional C : frekuensi nadi dalam satu menit mengambarkan jumlah darah yang
bersirkulasi Rasional D : denyutan yang terlihat di dada diakibatkan oleh kekuatan kon-traksi jantung
yang meningkat Rasional E : nyeri kepala disebabkan oleh peningkatan jumlah darah ke otak dan
meningkatan tekanan intra kranial Referensi Muttaqin, Arif (2012). Pengantar Asuhan
Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem Kardiovaskular. Salemba Medika. Jakarta. Bab 4.
17. Kunci Jawaban : A. Pembatasan aktivitas Rasional: Rasional A : aktivitas harus dibatasi untuk
menurunkan konsumsi oksigen Rasional B : nyeri dada terjadi karena penurunan kadar oksigen di
otot jantung Rasional C : tanda vital khususnya tekanan darah dan nadi dapat berubah karena
aktivitas Rasional D : iskemia pada otot jantung tidak bisa diatasi dengan pemberian oksigen
Rasional E : diagnostik awal sudah cukup untuk melengkapi tanda sik yang terjadi Referensi
Muttaqin, Arif (2012). Pengantar Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem
Kardiovaskular. Salemba Medika. Jakarta. Bab 4.
18. Kunci Jawaban : C. Nyeri dada berkurang sampai hilang Rasional: Rasional A : kemampuan
beraktitas tanpa keluhan nyeri membutuhkan otot jantung yang sehat Rasional B : memperpanjang
masa istirahat bertujuan menghemat konsum-si oksigen otot jantung Rasional C : hilangnya keluhan
nyeri dada merupakan target dari upaya membatasi aktitas dan pengo-batan yang telah diberikan
Rasional D : segmen st isoelektris adalah tu-juan jangka panjang yang mun-gkin dapat tercapai jika
otot jantung kembali sehat Rasional E : lama masa rawat sulit untuk di-rumuskan sebagai sebuah
stan-dar atau target Referensi Muttaqin, Arif (2012). Pengantar Asuhan Keperawatan Klien
Dengan Gangguan Sistem Kardiovaskular. Salemba Medika. Jakarta. Bab 4.
19. Kunci Jawaban : D. Pemasangan cairan intra vena Rasional: Rasional A : manajemen nyeri
dilakukan un-tuk memberikan rasa nyaman Rasional B : perubahan tanda vital member-ikan
informasi kondisi sistem kardiovaskuler Rasional C : penurunan produksi urin mengindikasikan
penurunan volume cairan Rasional D : penurunan kesadaran, nadi ce-pat disebabkan karena kehilan-
gan cairan melalui feses yang encer Rasional E : karakteristik feses memberikan info ada tidaknya
kemungkinan infeksi saluran cerna Referensi Muttaqin, Arif & Sari (2010). Gangguan
Gastrointestinal : Aplikasi Asuhan Keperawatan Medikal Bedah. Salem-ba Medika. Bab 8.
20. Kunci Jawaban : B. Suhu tubuh menurun Rasional : Rasional A : Aktivitas hanya mungkin
ditingkatkan jika suhu tubuh kembali normal Rasional B : Suhu tubuh harus diturunkan untuk
mencegah munculnya akibat lain Rasional C : Tekanan darah menggambar-kan kekuatan kontraksi
jantung Rasional D : Frekuensi Nadi meningkat disebabkan oleh peningkatan suhu Rasional E :
Berkeringat merupakan dampak dari proses penyakit Referensi Muttaqin, Arif & Sari (2010).
Gangguan Gastrointestinal : Aplikasi Asuhan Keperawatan Medikal Bedah. Salem-ba Medika.
Bab 8.
21. Kunci Jawaban : C. Latihan gerak bertahap Rasional: Rasional A : latihan gerak sendi bertujuan
untuk mencegah kontraktur atau kekakuan sendi Rasional B : merubah posisi tidur secara periodik
bermanfaat untuk mencegah luka baring Rasional C : latihan gerak bertahap dapat memberikan
kesempatan bagi fungsi sirkulasi untuk beradap-tasi dalam berbagai posisi tu-buh Rasional D :
tekanan darah di observasi un-tuk membandingkan perbedaan kekuatan kontraksi pada posisi tubuh
yang berbeda Rasional E : program sioterapi tujukan untuk memperbaiki penurunan fungsi gerak
Referensi Brunner & Suddarth (2002). Buku Ajar keperawatan medikal Bedah. Edisi 8. EGC.
Jakarta. Unit 15. Muttaqin, Arif & Sari (2008). Pengantar Asuhan Keperawatan Klien Dengan
Gangguan Sistem Persarafan. Sa-lemba Medika. Jakarta. Bab 4.

Anda mungkin juga menyukai