Terdapat dua macam istilah untuk reaksi yang terjadi pada bahan
peledak kimia, yaitu:
a. Detonasi (detonation)
Detonasi merupakan proses penyebaran atau propagasi
gelombang kejut (shock wave) melalui kolom bahan peledak yang diikuti
oleh yang menambah energi untuk memacu penyebaran gelombang
kejut, disusul oleh pembentukan gas dalam waktu sangat singkat. Reaksi
kimia yang terjadi pada bahan peledak dengan kecepatan reaksi yang
lebih tinggi dibanding kecepatan suara dan menyebabkan shattering
effects.
b. Deflagrasi (deflagration)
Merupakan reaksi pembakaran yang berlangsung secara amat cepat
(berkecepatan tinggi), sehingga mengakibatkan pembentukan gas-gas
dan meningkatnya tekanan selama proses pembakaran berlangsung.
Ekspansi tekanan ini menghasilkan efek pengangkatan (heaving effect),
yang besarnya sebanding dengan proses pembakaran yang terjadi.
Reaksi deflagrasi ini merupakan ciri bahan peledak lemah (low explosive).
1
ENERGI PELEDAKAN
(EXPLOSIVE ENERGY)
ENERGI KEJUT ENERGI GAS ENERGI PANAS ENERGI SINAR ENERGI SUARA ENERGI SEISMIK
(SHOCK ENERGY) (GAS ENERGY) (HEAT ENERGY) (LIGHT ENERGY) (SOUND ENERGY) (SEISMIC ENERGY)
2
Batas reaksi Batas reaksi
Energi kejut
Energi gas
Energi gas
Tekanan
Tekanan
(a) Bahan peledak lemah (b) Bahan peledak kuat
Gambar 1.2. Perilaku reaksi peledakan bahan peledak lemah dan kuat.
3
Cukup sulit untuk merumuskan besarnya tekanan detonasi karena
adanya perbedaan simbul matematis yang pada akhirnya terjadi perbedaan
jawaban. Namun demikian, besar tekanan detonasi akibat reaksi kimia
dalam proses peladakan dapat diestimasi menggunakan persamaan:
Boulder (a)
Boulder (b)
4
galian. Proses peledakan dapat dipicu pada ujung yang berlawanan dengan
daerah kontak bahan galian yang akan diledakkan (lihat Gambar 1.3).
Bahan peledak yang digunakan harus bertekanan dan berdensitas tinggi.
Perpaduan antara kekuatan detonasi dan densitas yang tinggi akan
menghasilkan tekanan ledak yang tinggi pula. Besar tekanannya dapat
dihitung menggunakan rumus (1.1).
5
reaksi kimia yang menghasilkan zero oxygen balance akan diperoleh
temperatur panas sebesar 2980 K pada tekanan 760 mm Hg.
Arah gelombang
Arah gelombang
6
Kecepatan suara merupakan fungsi temperatur, jika temperatur
udara berkurang maka kecepatan suara akan berkurang pula. Hal ini
menjadikan beban yang signifikan terhadap suara yang merambat melalui
atmosfer dan terkadang menyebabkan arah suara akan berubah serta
terjadinya konsentrasi energi. Pada kondisi normal, kecepatan suara
sebesar ± 330 m/det (1.000 ft/sec). Energi suara ini terjadi pada saat:
a. batuan terpecah dan tekanan gas dalam lubang ledak terlepas ke
udara bebas/atmosfer.
b. penyumbat bahan peledak terlepas
c. permukaan batuan bergeser
d. pada saat terjadi pergeseran di sekitar lubang ledak. Salah satu atau
semua keadaan tersebut dapat terjadi saat peledakan berlangsung.
7
b. Gelombang Love (Q-waves), yaitu gerakan partikel tegak lurus
dengan arah perambatan gelombang (Gambar 1.5.b).
1. Perhitungan energi
Untuk mengestimasi energi yang dilepaskan dari hasil
peledakan harus dianggap bahwa energi tersebut sepenuhnya
diperoleh dari hasil reaksi peledakan tersebut dan tidak terdapat
energi tambahan dari luar. Reaksi setiap unsur pembentuk bahan
peledak juga diasumsikan merupakan reaksi yang ideal. Karena
tekanan merupakan fungsi langsung dari jumlah molekul dan
temperatur gas, maka energi potensial peledakan berhubungan
langsung juga dengan jumlah panas yang dilepaskan (Qe).
8
Panas yang dilepaskan adalah perbedaan antara total panas
formasi produk atau hasil reaksi (Qp) dengan total panas formasi
reaktan (Qr), jadi:
Qe Q p Qr
(1.2)
Formasi panas beberapa unsur dan senyawa kimia terlihat pada Tabel 1.1.
9
CO2 + 7H2O + 3N2 = Produkta
-94.1 + 7(-57,8) + 3(0) = Panas pembentukan produk
-498,7 Kcal = Qp
Qp – Qr = Qe (Panas peledakan)
-498,7 – (-268,9) = -229,8 Kcal = Qe
(1.4) OB
100 BAO
o (2c h/2)
BMexp
Berat atom oksigen adalah 16, maka persamaan (1.4) menjadi:
10
(1.5)
OB (%)
1600
o (2c h/2)
BMexp
Untuk menghitung berat molekul bahan peledak CHNO perlu
diketahui berat atom masing-masing unsur atau elemen dikalikan
jumlah atomnya. Dengan menggunakan Tabel 1.2 dapat dihitung
berat molekul bahan peledak secara umum, yaitu:
BMexp 12,01 c 1,008 h 14,008 n 16 o
(1.6)
1600 5
OB (9 ( 2 (3) ) 3,51
227,094 2
Nitroglycerin tergolong sedikit overoxidized.
11
BMexp = 12.01(3) + 1,008(6) + 14,008(6) + 16(6) = 222,126
1600 6
OB (6 (2 (3) ) 21,61
222,126 2
RDX termasuk underoxidized.
1600 5
OB (6 (2 (7) ) 73,97
227,134 2
TNT termasuk sangat underoxidized.
Berikut ini diberikan beberapa contoh perhitungan berat (gram) atom untuk
elemen pembentuk bahan peledak.
(1). Nitroglycerin: C3H5(ONO2)3 ; jadi c = 3, h = 5, n = 3, dan o = 9
BMexp = 12.01 (3) + 1,008 (5) + 14,008 (3) + 16 (9) = 227,094
12
O = 3,96 x 16,00 = 63,37 gram (63,37% berat senyawa)
13
SG pulp 162,2 C6H10O5 4,17 6,30 -- 2,14
X pulp C6H10O5 4,05 5,85 -- 2,80
Paraffin (FO) 14,0 CH2 7,10 14,60 -- --
Cellulose 3,71 6,18 -- 3,09
Ammonium Nitrate 80,1 NH4NO3 -- 5,00 2,50 3,75
Sodium Nitrate 85,0 NaNO3 -- Na = 1,18 1,18 3,53
Calcium Carbonate 100,0 CaCO3 1,00 Ca = 1,00 -- 3,00
Tetryl 287,2 CH3N(NO2)4 0,35 1,05 1,74 2,78
PETN 316,1 C(CH2NO3)4 1,56 2,53 1,27 3,80
Pieric Acid 229,0 C6H2(NO2)3OH 2,62 1,31 1,31 3,06
RDX 222,1 (CH2)3(NO2)3N3 1,35 2,70 2,70 2,70
14
OB = 3,523 – ½ (0,118) – 0,020 – 2(0,851) – ½ (3,966)
OB = 3,444 – 3,685 = – 0,241 gram atom/100 gram campuran
15
Total 1,00 7,10 Y (5,00X + 14,80Y) 2,50 X 3,75 X
Karena pada senyawa reaktan tidak terdapat unsur natrium dan kalsium,
maka dapat digunakan persamaan (1.3) untuk menghitung zero oxygen
balance.
OB = o – 2c – ½ h
OB = 3,75X – 2(7,10Y) – ½(5,00X + 14,80Y) = 0
1,25 X = 21,60 Y
X = 17,30 Y
Apabila X + Y = 1, maka 17,3 Y + Y = 1
Y = FO = 0,055 ( 5,5%)
X = AN = 0,945 (94,5%)
16