Disusun oleh:
Dwihandoyo Marmer
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
GETARAN BUMI (GROUND VIBRATION )
,
Reaksi peledakan tidak saja menghasilkan gelombang energi yang
mampu menghancurkan massa batuan padat, tetapi masih ada tersisa
energi yang menghasilkan gelombang dan terus merambat dengan
kecepatan yang kian melemah seiring dengan semakin jauh jarak
rambatannya dari pusat ledakan. Tetapi dalam kasus yang khusus semakin
jauh ternyata getaran yang ditimbulkan ada yang lebih besar (Kaltim).
Energi peledakan akan membentuk gelombang tekan yang
menghasilkan deformasi plastis terhadap batuan, sehingga batuan akan
pecah atau hancur. Sebagian dari gelombang tersebut terus merambat
menembus bumi atau batuan membentuk gelombang tegangan-regangan di
dalam batas zona elastis batuan. Gelombang yang menjalar di dalam batas
zona elastis batuan disebut pula gelombang seismik yang tidak akan
memecahkan batuan tetapi hanya menggetarkannya.
Dari uraian di atas, maka energi yang dihasilkan peledakan dapat
dikategorikan ke dalam dua bagian, yaitu: energi terpakai (work energy)
dari energi sisa (waste energy). Energi terpakai adalah energi yang
menghasilkan tenaga atau daya yang betul-betul digunakan untuk
menghancurkan batuan. Energi ini terdiri dari 2 jenis, yaitu energi kejut dan
energi gas.
Energi
kejut
Energi gas adalah energi yang ditimbulkan oleh reaksi kimia bahan
peledak yang berubah menjadi gas dalam tempo yang begitu
cepat
di
ENERGI PELEDAKAN
ENERGI TERPAKAI
ENERGI
KEJUT
ENERGI SISA
ENERGI
GAS
ENERGI
PANAS
ENERGI
SINAR
ENERGI
SUARA
ENERGI
SEISMIK
tidak
mempengaruhi
aktifitas
masyarakat,
apalagi
bila
peledakan dilakukan siang hari. Demikian pula halnya dengan panas yang
dihasilkan peledakan hanya terasa disekitar lubang-lubang tembak saja.
gerakan
tekan-tarik
secara
bergantian
yang
y = A sin (t)
di mana: y = perpindahan
setiap
(2.1)
sumbu waktu
t = waktu
(2.2)
Panjang gelombang L adalah jarak dari suatu titik awal pada gelombang ke
posisi
titik
yang
sama
pada
siklus
gelombang
berikutnya.
Untuk
L= T
(2.3)
(displacement),
kecepatan
velocity)
dan
percepatan
Standar
Maksimum
Perpindahan
y = A sin (t)
y=A
Kecepatan
= A cos (t)
=A
Percepatan
= - A sin (t)
(2.4)
(2.5)
2
=- A
(2.6)
Gambar
2.5.a
memperlihatkan
gelombang
sinus
yang
Tiap divisi skala vertikal berbilai 0,02 inci, sedangkan divisi skala
horisontal bernilai 0,02 seconds. Frekuensi dan periode gelombang pada
Gambar 2.5.a dihitung sebagai berikut:
T = 4 x 0,02
T= 0,08 sec
karena f = 1/T, maka :
10
f= 1/0,08
f= 12,5 Hz
Frekuensi dari periode dari gelombang pada Gambar 2.5.b harus dihitung
secara bertahap dengan mempertimbangkan bentuk crest dan trough yang
relatif sama. Interpretasi ini memang riskan dan benar-benar membutuhkan
pengalaman serta pengamatan yang teliti. Pertama lihat dan hitunglah
mulai dari batas-bawah A menuju batas-atas B. Alur gelombang ini adalah
setengah periode dengan jarak 3,3 divisi, sehingga hasilnya adalah:
f = l/T
f = 1/0,132
f = 7,6 Hz
Kemudian estimasi alur gelombang setengah periode dari batas-atas C
sampai batas-bawah E yang berjarak 4,8 divisi sebagai beriku :
Telah diperoleh tiga harga frekuensi yang berbeda, yaitu. 7,6 Hz, 5,2 Hz
dari 4,8 Hz. Sebaiknya diambil harga frekuensi yang melintasi garis nol 4,8
Hz karena dibanding yang lainnya gelombang dengan frekuensi tersebut
lebih membahayakan.
Berdasarkan
hasil
interpretasi
data
di
atas
dapat
dievaluasi
12
(2.7)
13
14
15
adalah
interpretasi
keluaran
secara
hanya
berupa
manual,
seismogram
sehingga
yang
meningkatkan
16
seismograf
digital
adalah
dalam
hal
interpretasi
blast) dari suara direkam dari dihitung oleh seismograf yang sama akan
menghasilkan Peak Sound Pressure Level (PSPL). Gambar 2.8 contoh hasil
analisis gelombang getaran bumi dari tekanan udara di lapangan.
17
Gambar
2.8.
Interpretasi
gelombang
suara
(overpressure)
dan
18
(2.8)
di mana:
v = Kecepatan partikel terprediksi, in. f sec
w = Isian bahan peledak maks. per delay, lb
D = Jarak dari peledakan ke sensor yang dihitung per 100 ft
(Contoh bila jaraknya 500 ft, D = 5)
H, a dari b adalah konstanta yang tergantung pada kondisi
batuan di lokasi peledakan
Menurut rumus empiris U. S. Bureau of Mines di alas harga H, a dari b
ditentukan oleh masing-masing gerakan gelombang longitudinal, vertical
dari transversal. Harga ketiga parameter tersebut sedikit berbeda yang
hasilnya seperti pada persamaan terlihat di bawah ini:
VLong = 0052 (D/WO.512)1.63
VVert = 0,071 (D/W0,421)-1.74
VTran = 0,035 (D/W0,521)-1,28
Melihat bahwa harga ketiga gelombang tersebut tidak jauh berbeda, maka
pangkat parameter W dari b masing-masing diasumsikan 0,5 dari -1,6.
Kemudian untuk harga H tidak lagi dihitung jarak dibagi seratus, namun
langsung berharga 100, sehingga persamaan umumnya menjadi:
v = 100 (d/WO,5)-1.6
19
Hubungan antara jarak dari (d) dari jumlah bahan peledak (WO'5)
dinarnakan Scaled Distance (SD) yang merupakan inti dari the Propagation
Law. Harga SD yang besar akan lebih aman dibanding yang kecil. Hal ini
serupa dengan jarak, makin jauh akan lebih aman dibanding yang dekat.
Tolok ukur yang dipakai adalah SD = 50. Bila SD>50 menandakan kondisi
vibrasi yang kecil, sebaliknya bila SD<50 kemungkinan terjadi kerusakan
cukup besar. Di beberapa negara ada yang menerapkan tolok ukur aman
apabila SD>60. Hal ini tergantung pada peraturan yang berlaku pada
negara tersebut.
Peramalan peak partikel velocity (PPV) yang umum, seperti pada
persamaan (2.8) dapat ditulis ulang sebagai berikut:
Vmaks
d
= K 0.5
W
(2.8.a)
atau
PPV= K (SD)m
(2.8.b)
Seperti diungkapkan di atas bahwa komponen K dari m tergantung faktorfaktor di lapangan. Harga K dipengaruhi oleh sifat-sifat bahan peledak dari
impedansi daripada batuan disekitar peledakan. Impedansi adalah ekspresi
dari berat jenis dari kecepatan rarnbat gelombang longitudinal dari batuan.
Secara umum harga K dipengaruhi oleh sifat sifat (tipe) bahan peledak dari
karakteristik geologi setempat. Harga m tergantung pada sifat batuan
antara lokasi peledakan dengan alat pemantau (seismograf). Keberadaan
rekahan pada batuan akan menghasilkan kecepatan gelombang longitudinal
dari modulus elastisitas yang rendah, sehingga getaran bumi pun menjadi
lemah. Untuk memperoleh harga K dan m dapat digunakan plot data PPV
versus SD pada kertas grafik logaritma ganda (log-log). Komponen m = -1,6
dapat
diterima
sebagai
pegangan
awal.
Sedangkan
komponen
20
21
22
ambien
Arah microphone harus menuju titik peledakan
Setting parameter
Untuk mendapatkan hasil yang benar maka setting parameter harus benar
sesuai dengan petunjuk prosedur operasi (manual) yang ada, terutama halhal sebagai berikut :
23
Microphone
BlastMate III
Rambatan
Suara
Print Out Grafik
Hasil Monitoring
nov1395m.mpeg
Blasting
Rambatan
Getaran
Geophone
Komputer
( Software
Blastware)
Jenis Kerusakan
50 % kemungkinan terjadi kerusakan berat pada plesteran
Kerusakan kecil: Keretakan halus setebal rambut pada plesteran dan
melebarnya retakan lama
Kriteria keamanan untuk rumah (USBM)
Batas minimum untuk dapat dirasakan manusia
24
Germany
PPV, Frequency,
Type of structure
mm/s
Hz
3
10
Sensitive structure
3-8
10 - 50
Domestic houses
8 - 10
50 - 100
Industrial structural
10
Densely built-ap areas
U. K.
25
12
13
19
U.S.A.
20
Czechoslovakia 10
8
Switzerland
8 -13
18
Sweden
< 12
<40
<40
>40
10 - 60
60-90
-
Remarks
In tunnel blasting
In surface coal mining
Sensitive structures
Insand, gravel, clay
35
70
10
Australia
25
Jenis Bangunan
USBM
Gedung/Perumah
an
Langefors, Kihlstorm
dan
Westerberg (1957)
Gedung/Perumah
an
Edwards
Northwood
(1959)
dan
PPV
(ips)
< 2.0
2.0 4.0
4.0 7.0
> 7.0
2.8
4.3
6.3
9.1
< 2.0
2.0 4.0
> 4.0
< 2.0
> 2.0
Kerusakan
Na Damage
Plaster Cracking
Minor Damage
Major Damage to Structure
No Noticeable Damage
Fine Cracks & Fall Plaster
Cracking of Plaster and Masonary
Wall
Serious Cracking
Safe, No Damage
Caution
Damage
Safe, No Damage
Damage
25
Tabel 2.4. Limit values for vertical particle velocity v (in mm/s) for
building damage (Langefors and Kihlstrom 1963)
Ground
material
beneath
buildings
Sand,
gravel,
clay
Moraine,
slate, soft
limestone
(mm/s)
18
(mm/s)
35
Granit, gneiss,
hard limestone,
quartzite
sandstone,
diabas
(mm/s)
70
30
55
110
40
60
80
115
160
230
No noticeable cracking
Fine cracks, and fall of palster
(threshold value)
Cracking
Serius cracking
Building class
Residential buildings, offices and
others similary built in the
I.
conventional way and being in
normal condition
II. Stable buildings in normal condition
Other buildings and historical
III.
monuments
Maximum resultant
of the particle
velocity, vr
Estimated
maximum vertical
particle velocity, vz
4.8 8
30
18 30
2.4 4.4
26
Kelas
Tipe Bangunan
<10 Hz
Bangunan
untuk
keperluan
niaga, bangunan industri dan
bangunan sejenis
Perumahan
dan
bangunan
dengan
rancangan
dan
kegunaan sejenis
Struktur yang karena sifatnya
peka terhadap getaran, tidak
seperti tersebut pada no. 1 dan
2, dan mempunyai nilai budaya
tinggi seperti bangunan yang
dilestarikan
< 10
20 - 40
40 50
40
5 15
15 20
15
38
8 10
8,5
Jenis Bangunan
Peruntukan dan bangunan kuno yang mempunyai
nilai sejarah yang tinggi
Bangunan dengan kerusakan yang sudah ada,
tampak keretakan-keretakan pada tembok
Bangunan untuk dalam kondisi teknis yang baik,
ada kerusakan-kerusakan kecil seperti : plesteran
yang retak
Bangunan kuat (misalnya: bangunan industri
terbuat dari beton atau baja)
Kecepatan Getaran
Maksimum
(mm/detik)
2
5
10
10 - 40
27
Jenis Bangunan
Kecepatan Getaran
Maksimum (mm/detik)
2-3
slope beton
3
3-5
5-7
10 - 40
28
Tabel 2.7
Acuan Standar Getaran Peledakan Tambang Bawah Tanah
(Internasional)
Yu dan Croxall
(1985)
Fadeev et al
(1987)
Adhikari et al
(1994)
305
610
>635
<400
700-800
>1000
250
500
1000
1200
1800
120
480
<52
52 - 195
195 - 297
297 - 557
Tunstal (1997)
Singh (2001)
<254
254 - 635
635 - 2540
>2540
>557
500
900
2000
50 - 400
200-700
600-2000
Minor scabbing
Kemungkinan timbulnya rekahan rekahan baru
Moderate scabbing
Major scabbing
Kestabilan lubang bukaan maksimal 10 tahun
Kestabilan lubang bukaan maksimal 3 tahun
Tidak ada kerusakan
Timbulnya rekahan-rekahan baru
Jatuhnya batuan kecil di dinding terowongan
Rekahan lama berkembangng, dan munculnya
rekahan baru
Kerusakan yang sangat berarti
Kerusakan kecil
Kerusakan sedang
Kerusakan yang sangat besar
Kerusakan kecil
Kerusakan sedang
Kerusakan yang sangat berat
Peak
particle
velocity
(PPV)
dari
hasil
pengukuran
dengan
menggunakan seismograf
2)
Penentuan
graik Kriteria Singh, P.K (2002), sehingga akan diketahui kondisi ; safe, minor
29
350
300
Major Damage
PPV mm/s
250
200
150
Minor Damage
100
Safe
50
0
0
20
40
RMR
60
80
100
detonasi dari tekanan gas yang lebih rendah dari ANFO akan
menghasilkan intensitas getaran bumi yang lebih rendah. Dinamit,
slurry dan hampir semua bahan peledak berbentuk.dodol (cartridge)
memiliki energi yang lebih besar dari ANFO;
2. Tentukan ukuran burden efektif yang moderat. Angka yang dipakai
sebagai pegangan berkisar antara 20 kali diameter lubang bor yang
berukuran 75 mm sampai dengan 16 kali untuk yang berdiameter 310
mm;
3. Gunakan sistem tunda (delay) yang mempunyai peluang berbeda dari
harga nominalnya. Misalnya detonator listrik daripada menggunakan
sambungan relay;
4. Gunakan urutan initiasi dari interval delay yang memungkinkan baris
kedua dan seterusnya dengan bebas bergerak dari blok peledakan;
5. Usahakan agar panjang subgrade sesuai dengan kebutuhan saja.
Panjang subgrade drilling jangan sampai melebihi sepertiga burden
atau 8 - 12 kali diameter lubang;
6. Buatlah blok peledakan agar fase sejajar dengan bidang-bidang retakan
30
3. A I R B L A S T
Airblast adalah istilah yang dipakai untuk peristiwa bergetar nya udara sebagai
akibat dari adanya proses ledakan. Setiap ledakan mula-mula akan
menimbulkan suatu front gelombang kejut (shock wave) yang segera
menurun intensitasnya ketingkat bunyi yang merambat melalui udara sebagai
gelombang bunyi dengan kecepatan 345 m/s.
Sebab utama terjadihya airblast pada peledakan adalah dengan terlepasnya
gas-gas ke atmosfer dan adanya pergerakan massa batuan .
Bunyi dapat dinyatakan dengan dua macam besaran (unit) yaitu tekanan dan
decibel (dB). Bila dinyatakan dengan unit tekanan maka disebut "over
pressure" atau tekanan diatas tekanan normal atmosfer. Bila dinyatakan
dengan unit decibel, maka di sebut "Sound pressure level (SPL)".
Definisi SPL :
P
SPL (dB) = 20 loglO
Po
Dimana :
P
Po
Suara adalah bagian dari spektrum getaran yang dapat di deteksi oleh telinga
manusia yaitu diantara 20 Hz sampai dengan 20.000 Hz. Bagian spektrum
dibawah 20 Hz disebut gegaran (concussion). Suara dan gegaran menyusut
amplitudonya dengan jarak. Karena frekwensi yang tinggi lebih cepat
mengalami penyusutan, pada jarak jauh ada kemungkinan intensitas suara
sudah lemah sekali, tetapi gegaran masih kuat yang menyebabkan ba ngunan
bergoyang atau bergetar. Suara bising akan terdengar apabila ledakan
langsung berhubungan dengan udara seperti dari sumbu ledak yang tidak
ditimbun atau ditutup.
Kolom stemming yang terlalu pendek atau ukuran burden terlalu kecil juga
merupakan sumber timbulnya suara. Lobang tembak pada baris depan adalah
sumber utama dari airblast. Lobang tembak pada baris kedua dan seterusnya
31
Pengaruh angin akan selalu searah dengan arah angin dimana intensitas akan
lebih tinggi di sebelah hilir. Keluhan akan berkurang bilamana peledakan
dilakukan pada waktu arah angin menjauhi daerah pemukiman.
Kondisi yang ideal untuk-melaksanakan peledakan adalah bilamana langit
cerah disertai angin berkecepatan sedang dan keadaan suhu menaik sejak dari
pagi hari sampai ke waktu peledakan.
Udara berawan yang disertai dengan arah angin yang ber-ubah2 dengan cepat
dan hujan yang singkat adalah juga kondisi yang baik untuk peledakan.
32
1. Kabut dari asap yang kelihatan pada waktu tidak ada angin. Kondisi ini
adalah petunjuk adanya inversi suhu
2. Angin kencang disertai gerakan awan ke arah daerah pemukiman
3. Temperatur udara pada permukaan bumi sangat rendah
4. Lapisan awan yang rendah terutama bila tidak ada angin.
Kadang-kadang airblast dapat secara langsung mengakibatkan kerusakan
pada bangunan, Hal yang umum terjadi adalah timbulnya getaran
yang
berfrekwensi lebih tinggi yang menghasilkan suara dari jendela, pintu, dan
benda-banda yang tergantung di dalarn rurnah.
Hasil-hasil penelitian menunjukkan bahwa kaca jendela adalah bagian dari
bangunan yang sangat kritis terhadap airblast.
Berdasarkan ini dibuatlah kriteria yang mengambil kerusakan kaca jendela
sebagai pedoman. Tabel 3.1 menunjukkan hasil-hasil penelitian akibat dari
airblast.
Perilaku bangunan/rumah tinggal terhadap eksitasi airblast di tentukan oleh
resonansi antara frekwensi struktur dengan frekwensi airblast. Frekwensi
natural daripada bangunan adalah sekitar 5 Hz, sedang dinding dan lantai
frekwensinya antara 10 dan 20 Hz. Energi airblast biasanya terpusat pada
frekwansi dbawah 5 Hz. Suatu gerakan daripada dinding dapat mengakibatkan
suara berderak yang menimbulkan perasaan kaget kepada
penghuni.
33
Psi
3.0
0.95
0.30
0.095
0.030
130
0.0095
120
0.0030
110
100
90
80
0.00095
0.00030
0.000095
0.000030
Structural damage
Most windows break
Some windows break
OSHA maximum for impulsive sound
USBM TPR 78 maximum
USBM TPR 78 safe level
Threshold of pain for continuous sound
Complaints likely
OSHA maximum for 15 minutes
OSHA maximum for 8 minutes
kepada
sikap
daripada
perusahaan
terhadap
masyarakat
34
Variabel
Charge per delay
Interval delay
Burden dan spacing
panjang dan tipe stemming
Panjang dan diameter charge
Sudut lobang tembak
Arah initiasi
Jumlah charge per blast
Kedalaman charge
Posisi sumbu ledak
Pengaruh
Besar
Besar
Besar
Besar
Kecil
Kecil
Besar
Kecil
Besar
Besar
D
OP = K 1
3
W
Dimana:
1 =
W 3
1.2
OP
D
= Overpressure, kPa.
= Jarak dari peledakan, m.
W
K
36
FLYING ROCK
Jarak lemparan merupakan fungsi dari diameter lubang ledak (in) dan
diameter batuan yang terlempar (m)
37
R: Jarak (m)
D: Diameter lubang tembak (inch)
38
DAFTAR REFERENSI
39
Sabtu, 26
Juni 2004
Minggu,
27 Juni
2004
Selasa, 29
Juni 2004
Lokasi Peledakan
Jarak
(m)
Hasil Pengukuran
AirBlast
Sound
Blast
Level
MateIII
Meter
dB(L)
dB (A)
-
HASIL PENGUKURAN
Transversal
mm/s
Keterangan
Vertikal
Hz
mm/s
Longitudinal
PVS
Hz
mm/s
Hz
mm/s
1465
97,5
0,540
3,9
0,007
0,587
2,7
0,007
0,683
4,1
0,008
0,557
Office Tutupan
2950
95,9
0,381
128
0,053
0,254
>200
0,053
0,508
2,1
0,053
0,568
Office Tutupan
1021
108
2,540
4,7
0,106
2,290
5,3
0,106
4,19
4,5
0,106
4,38
Timbunan
BUMA
1082
107,5
69
1,270
3,4
0,106
0,635
1,9
0,106
1,4
3,6
0,106
1,49
Timbunan
1072
123,9
62
1,650
2,7
0,106
1,020
11,8
0,106
1,4
3,2
0,106
1,82
Timbunan
1164
114,8
57
1,020
3,9
0,106
1,114
13,6
0,106
1,27
3,8
0,106
1,35
Timbunan
1451
113,8
61,1
0,889
2,7
0,106
0,762
2,6
0,106
0,889
2,9
0,106
1,05
Timbunan
3872
112,8
52
0,222
4,1
0,007
0,143
3,6
0,008
0,222
3,4
0,007
0,265
Dahai Office
3616
< 88
50
0,111
4,8
0,005
0,079
8,1
0,007
0,222
3,7
0,005
0,222
Dahai Office
2788
97,5
41
0,317
5,5
0,007
0,159
5,1
0,008
0,286
0,007
0,349
Dahai Office
2748
< 88
0,190
6,8
0,007
0,111
10
0,007
0,238
8,8
0,007
0,271
Lamida
3172
98,8
0,317
5,3
0,007
0,444
9,1
0,008
0,476
2,8
0,008
0,483
Lamida
3172
100
0,206
6,1
0,007
0,254
2,1
0,007
0,349
2,7
0,008
0,384
Lamida
3773
< 88
0,079
6,8
0,007
0,095
7,5
0,007
0,159
0,007
0,178
Trans
3773
< 88
0,095
6,8
0,007
0,111
0,007
0,159
3,2
0,005
0,171
Trans
3773
95,9
0,079
7,1
0,003
0,111
2,1
0,007
0,159
2,3
0,008
0,163
Trans
4067
< 88
0,175
4,5
0,007
0,111
7,5
0,007
0,175
2,5
0,007
0,2
Laburan
3885
< 88
0,095
64
0,007
0,079
43
0,007
0,159
64
0,008
0,166
Laburan
3262
102,8
0,254
1,9
0,007
0,159
16
0,007
0,444
2,7
0,007
0,459
3262
104,2
0,206
3,6
0,008
0,159
1,5
0,007
0,317
2,9
0,007
0,324
3262
106
0,190
3,8
0,005
0,159
1,4
0,005
0,317
2,2
0,007
0,34
Trans
40
23-7-05
24-7-05
24-7-05
25-7-05
25-7-05
27-7-05
Jam
15.44.01
15.44.17
15.44.52
15.53.35
23.24.34
23.24.50
23.24.53
07.21.57
07.22.12
16.23.40
16.23.53
16.23.58
23.19.38
23.19.39
23.19.43
23.26.01
23.26.03
23.50.43
23.50.44
23.50.48
00.06.14
00.06.14
Lokasi
Blasting
Monitoring
BP1-SDIA
BA8917
BP1-SDIA
BA5372
BP2-BIVCentral BA5372
BP2-BIVCentral BA8917
BP3-BIVCentral BA8917
BP3-BIVCentral BA5372
BP3-BIVCentral BE8090
BP4-BIIICentral BA8917
BP4-BIIICentral BA5372
BP5-BIVSouth
BA8917
BP5-BIVSouth
BA5372
BP5-BIVSouth
BE8090
BP6-BIVCentral BA5372
BP6-BIVCentral BA8917
BP6-BIVCentral BE8090
BP7-BIA
BA5372
BP7-BIA
BA8917
BP8-BIIICentral BA5372
BP8-BIIICentral BA8917
BP8-BIIICentral BE8090
BP9-BIVSouth
BA5372
BP9-BIVSouth
BA8917
Jarak
m
50
150
60
60
45
25
35
70
64
50
40
25
20
25
50
70
75
30
35
25
25
50
Isian
kg
11.6
11.6
9.0
9.0
9.0
9.0
9.0
7.5
7.5
9.0
9.0
9.0
9.0
9.0
9.0
7.5
7.5
7,5
7.5
7.5
9.0
9.0
Trans
5.59
1.14
7.75
6.98
5.16
74.3
12.2
5.46
6.35
6.86
7.87
6.10
20.6
8.25
2.92
1.24
0.651
4.27
4.05
8.25
8.13
6.08
Keterangan
41
Hari /
Tanggal
Selasa,
22
November
2005
Rabu, 23
November
2005
Jumat, 25
November
2005
Alat Ukur
BA 5657
BA 8916
BA 8917
BA 9570
BE 10292
TEXCEL
BA 5657
BA 8916
BA 8917
BA 9570
BE 10292
TEXCEL
BA 5657
BA 8916
BA 8917
BA 9570
BE 10292
TEXCEL
Lokasi
Peledakan
Jarak (m)
Pit J
Pit J
Pit J
Pit J
Pit J
Pit J
Pit J
Pit J
Pit J
Pit J
Pit J
Pit J
1500
1200
1500
1500
1200
1200
1500
1500
1200
1200
1200
1200
Pit J
Pit J
Pit J
Pit J
Muatan/
delay
maks
(kg)
2000
2000
2000
2000
2000
2000
1000
1000
1000
1000
1000
1000
HASIL PENGUKURAN
Vertikal
Transversal
PPV
(mmps)
0.889
2.300
0.952
1.000
2.760
1.940
0.683
0.905
2.140
2.270
2.330
1200
1000
0.968
1200
1200
1000
1000
1.33
f
(Hz)
5.8
4.5
5.8
5.8
4.5
d
(mm)
0.036
0.083
0.041
0.042
0.076
a
(g)
0.006
0.017
0.008
0.008
0.017
4.1
3.0
4.7
4.6
4.7
0.037
0.048
0.051
0.055
0.055
0.005
0.008
0.015
0.013
0.013
PPV
(mmps)
1.430
1.650
1.490
1.480
1.900
1.830
0.889
0.921
1.600
1.540
1.570
Longitudinal
f
(Hz)
13.0
9.5
11.0
13.0
8.3
d
(mm)
0.036
0.040
0.028
0.027
0.042
a
(g)
0.007
0.015
0.015
0.015
0.022
3.9
4.0
5.3
5.3
5.2
0.029
0.030
0.044
0.041
0.043
0.008
0.008
0.010
0.010
0.012
PPV
(mmps)
0.905
2.700
0.968
0.937
2.480
1.620
1.240
1.350
2.030
1.970
1.940
PVS
mmps
f
(Hz)
5.9
5.6
3.3
6.0
6.0
d
(mm)
0.044
0.066
0.045
0.046
0.061
a
(g)
0.008
0.017
0.008
0.010
0.017
4.1
4.0
4.7
6.9
6.8
0.047
0.051
0.064
0.057
0.058
0.007
0.008
0.013
0.013
0.012
0.010
1.55
0.010
1,65
1.05
1.46
3.1
1.53
1.52
3.19
2.65
1.29
1.4
2.6
2.57
2.61
1.78
Lokasi
Pengukuran
42
4. Resume Hasil Pengukuran Getaran Tanah Akibat Peledakan di Kuari Gamping di Cibinong
HASIL PENGUKURAN
Tgl.
Alat Ukur
Blasting
Point
BA 8916
17 Jan- 06 Blasting I
17 Jan- 06 Blasting
II
BE 10292
174
19 Jan- 06 Blasting
VI
19 Jan- 06 Blasting
VII
19 Jan-06
Blasting Monitoring
PPV
(mmps)
f
(Hz)
PPV
(mmps)
f
(Hz)
PPV
(mmps)
f (Hz)
PVS
(mmps)
300
5.59
18.3
5.59
20
8.25
14
10.7
126-L
Gudang BKK
Rm. Manaf
1.37
5.3
1.57
6.0
1.29
4.4
2.02
BA 8917
1240
300
0.317
4.0
0.206
7.0
0.556
4.4
0.596
71.6 - A
K. Tegal
BA 8916
618
350
0.254
0.127
0.127
0.284
110.9 - L
Jl. Transport
10
0.100
101.0 - L
K. Pangkalan
PAB
BE 10292
PR
BE 10292
BA 8917
BA 8917
BE 10292
BA 8917
BE 10292
BA 8916
BE 10292
BE 10292
773
350
0.0794
212
400
468
400
1210
400
325
PK
BA 8917
19 Jan- 06 Blasting
V
Air Blast
dB (L/A)
Muatan/
delay
maks (kg)
300
BA 8916
18 Jan- 2006
Longitudinal
539
BA 8917
18 Jan- 06 Blasting
IV
Vertikal
121.8 - L
BE 10292
PAT
BA 8916
18 Jan- 06 Blasting
III
Jarak
(m)
Transversal
DT Tumpah
kan Batu
PAT
691
497
90
90
228
350
PAB
378
653
0.0635
43
0.0952
1.78
37
4.32
8.5
3.94
20
4.38
129.2 L
JL. Truk
2.89
9.7
1.06
8.1
1.48
7.8
3.00
123.9 L
Jl. Transport
Mushola Walahir
1.11
4.9
0.587
3.7
0.778
4.3
1.30
63.9 L
4.57
4.1
5.59
3.0
4.06
2.5
7.12
117.1 L
Belt Conveyor
6.57
2.9
5.13
3.1
6.05
2.9
7.36
113.5 L
Rm. Penduduk
9.34
1.69
72.0 - A
Mushola Walahir
9.14
1.14
3.5
-
4.38
1.32
0.857
0.46
400
900
PAT
47
250
270
3.3
7.38
0.762
2.9
0.73
Mushola Walahir
1.04
4.00
7.9
2.73
39
4.75
8.4
5.03
122.0 L
Rm. Manaf
0.397
5.4
0.365
3.3
0.54
2.9
0.642
63.2 A
1.90
30
2.08
47
1.64
15
2.28
115.6 L
Rm. Manaf
0.889
21
0.509
57
0.635
26
0.933
108.4 L
Bl. Container
783
5
0.413
5.0
0.270
7.1
0.429
8.1
0.515
114.8 L
Rm. Manaf
truk kosong
0.111
8.7
0.159
13
0.111
13
0.163
<88-L
Rumah Manaf
truk isi
0.46
16
0.889
15
0.286
13
0.914
97.5 - L
Rumah Manaf
10.7
43
Alat
Ukur
BA8916
Selasa,
BA8917
14
Desember BA5657
2004
BA9570
BA8916
Rabu,
BA8917
15
Desember BA5657
2004
BA9570
BA8916
Kamis,
BA8917
16
Desember BA5657
2004
BA9570
BA8916
Sabtu,
BA8917
18
Desember BA5657
2004
BA9570
3,4 & 4.34
Jarak
Pengukuran
(m)
Muatan/Delay
maks
(kg)
3300
3300
1800
1736
2100
3300
3300
1800
2100
3300
3300
2500
2500
3300
3300
1800
3000
368
1046
830
mm/s
Transversal
Hz
mm/s
HASIL PENGUKURAN
Vertikal
Hz
g
mm/s
0,79
0,62
2,78
3,32
3,13
1,21
0,38
3,10
4,11
2,76
1,10
0,35
1,35
1,54
0,95
0,33
4,5
4,4
3,5
5,2
4,7
4,2
3,7
0,013
0,007
0,007
0,007
0,010
0,008
0,007
3,33
1,44
0,52
1,65
1,64
1,05
0,59
2,41
2,24
1,00
0,145
0,038
0,016
0,094
0,080
0,034
0,017
Longitudinal
Hz
0,012
0,007
0,015
0,013
1,35
0,67
6,4 0,039
7,3 0,028
2,73
0,035
0,012
0,010
2,87
1,02
0,38
5,0 0,113
5,3 0,034
5,3 0,015
0,015
0,008
0,007
0,071
6,11
5,1 0,181
0,040
0,098
0,014
0,008
0,070
0,066
0,014
0,008
0,037
0,018
0,008
0,015
0,013
0,015
0,007
4,21
0,87
0,40
1,73
1,79
1,05
0,29
4,1
4,6
2,7
3,1
3,1
3,6
8,5
0,166
0,035
0,019
0,081
0,092
0,030
0,011
0,020
0,008
0,007
0,007
0,009
0,008
0,007
7,4 0,057
0,077
2,59
5,1 0,077
0,017
0,010
0,78
4,5 0,027
0,008
6,0 0,099
13,0
16,0
15,0
1,9
2,5
17,0
11,0
PVS
mm/s
Keterangan
Getaran di depan rm bupati lebih kecil dibanding di K. Tator (lokasi lebih jauh)
44
Pit
Muatan/ Delay
maks (kg)
AB -Bangau
650
Monyet
650
Selasa,
20/4/04
Harapan
South
750
Rabu,
21/4/04
Pelikan
650
Kamis,
22/4/04
AB*
Phase 2
650
Jumat,
23/4/04
AB Monyet
150
Harapan*
South
650
AB*
650
Melawan*
750
Senin,
19/4/04
Sabtu,
24/4/04
Minggu,
25/4/04
Rabu,
28/4/04
Monyet AB Phase 2
Harapan
South*
550
400
PVS
(mm/s)
2,16
2,70
2,01
2,08
1,64
1,65
2,53
16,05
6,36
25,20
9,56
4,25
3,52
8,08
3,12
3,01
4,05
1,68
14,60
3,04
6,15
2,11
3,46
2,82
2,34
2,12
11,63
8,70
7,14
5,21
3,69
8,85
2,44
Selang
Freq (Hz)
5 - 25
4 - 35
6 - 19
4 - 11
4 -11
5 - 10
3 - 25
2 - 29
1 - 20
2 - 100
4 - 49
1 - 45
3 - 35
4 - 40
4 - 40
1 - 35
3 - 40
3-5
3 - 40
3 - 10
2 - 40
1 - 15
3 - 30
3 - 27
5 - 17
4 - 21
1 - 60
2 - 90
1 - 41
2 - 50
3 - 27
2 - 30
2 - 12
Scaled Distance
(R/W0,5)
19.61
23.53
27.46
19.61
23.53
31.38
10.95
27.39
36.51
11.77
19.61
25.50
39.22
11.77
19.61
29.42
39.22
40.82
23.57
80.14
19.61
39.22
19.61
23.53
33.34
39.22
14.61
18.26
21.91
25.58
42.64
25.00
37.50
Air Blast BM
dB (L)
Hz
130,9
131,3
136,9
134,6
126,7
143,7
132,5
130,6
124,4
133,4
124,3
126,1
123,9
126,7
142,6
125,8
136,4
127,4
132,7
129,5
125,5
125,6
139,1
142,2
136,6
133,8
134,2
134,5
130,0
12,0
21,0
26,0
8,1
45,0
10,4
6,8
9,8
5,9
26,9
8,4
7,8
16,4
27,3
11,0
13,7
8,7
19,9
19,3
9,3
8,3
9,1
12,2
9,5
11,5
4,2
6,5
6,6
45
Jarak
(m)
Bahan
Pld/delay
(kg)
BP-1 (D-18)
250
BP-2 (W-15)
BP-3 (X-15)
Lokasi
Peledakan
Freq
Vert
Freq
Long
Freq
PVS
PSPL
SRSD
m/kg0.5
23.5
1.79
18
1.65
26
1.73
21
2.32
134 dB
51.65
250
187.1
1.10
19
0.698
20
1.52
17
1.61
121 dB
18.28
250
475.0
4.03
24
2.89
21
3.13
27
4.11
137 dB
11.47
BP-4 (D-16)
250
357.5
1.81
13
1.52
14
1.86
12
2.17
128 dB
13.22
BP-5 (X-14)
250
365.0
0.270
9.3
0.365
57
0.270
9.7
0.374
137 dB
13.08
BP-6 (W-13)
250
360.0
0.810
20
0.714
21
0.698
17
0.955
138 dB
13.17
BP-7 (D-17)
400
214.5
0.413
11
0.619
9.7
0.524
9.8
0.687
124 dB
27.32
BP-8 (X-14)
BM-8 Pos
400
479.0
2.78
20
2.37
18
2.24
19
3.33
124 dB
18.28
BP-9 (V-14)
BM-9 Pos
400
322.5
1.00
17
0.587
18
0.825
13
1.07
131 dB
22.27
BP-10 (D-18A)
BM-10 Kebun
275
353.7
0.524
21
0.841
N/A
0.762
15
0.938
130 dB
14.62
BP-11 (D-18B)
BM-11 Kebun
275
353.7
0.413
23
0.937
16
0.698
16
1.07
123 dB
14.62
BP-12 (T-14)
BM-12 Crusher II
1200
350.7
N/A
N/A
N/A
N/A
N/A
N/A
N/A
N/A
64.07
BP-13 (V-13)
BM-13 Crusher II
1200
321.6
N/A
N/A
N/A
N/A
N/A
N/A
N/A
N/A
66.93
BP-14 (D-16)
BM-14 Kebun
400
18.5
0.175
16
0.143
14
0.254
12
0.267
123 dB
93.02
BP-15 (V-13)
BM-15 Pos
400
216.4
1.60
21
0.937
16
1.49
23
1.85
122 dB
27.19
BP-16 (W-14)
BM-14 Pos
400
216.4
0.476
13
0.333
8.3
0.397
11
0.529
127 dB
27.19
4.11
PVS akibat peledakan gamping , tidak ada keluhan bangunan retak, hanya kenyamanan terganggu
46
JUMLAH
LUBANG PER
DELAY SAMA
ISIAN
PER LUBANG
(Kg)
BAHAN
PELEDAK
PER DELAY
(Kg)
PVS
(mm/s)
SPL
(dB)
KETERANGAN
No.
JARAK
(m)
JUMLAH
LUBANG
TOTAL
BM-1
500
20
6,125
24,50
4,870
138
< NAB
BM-2
750
10
17,70
35,4
1,000
101
< NAB
BM-3
550
11
32,18
128,72
3,100
146
< NAB
MM-3
550
11
32,18
128,72
3,090
155
< NAB
BM-4
400
20
8,95
44,75
0,167
140
< NAB
6.
650
20
8,95
44,75
0,203
132
< NAB
7.
400
20
8,95
44,75
0,987
140
< NAB
8.
--
--
--
--
12,50
95,9
Dump Truck
9.
550
26
11,73
82,2
2,53
138
< NAB
4.870
9.12.50
RESUME
47
Lokasi
Pengukuran
BP-1(A130)
Jarak
(m)
Bhn Pld /
delay (kg)
Trans
BM-1 Citotok
350
257,2
1.59
4.8
0.984
8.1
1.56
7.4
BP-2(A130)
BM-2 Citotok
350
257,2
3.19
7.2
0.968
7.1
3.02
BP-3(C100)
BM-3 Citotok
650
392,2
0.603
8.4
0.349
7.8
BP-4(C100)
BM-4 Citotok
650
387.1
0.190
5.9
0.095
BP-5(B130)
BM-5 Cupang
1000
151.1
0.381
51
BP-6(B130)
BM-6 Cupang
1000
121.1
0.190
BP-7(B150)
BM-7 Cupang
1000
151.1
0.111
BP-8(A140)
BM-8 Citotok
600
186.8
BP-9(C110)
BM-9 Handak
600
BP-10(C110)
BM-10 Handak
600
3.65
PSPL
SRSD
m/kg0.5
1.68
16 pa
21.83
6.6
3.65
26.3 pa
23.3
0.952
9.5
0.979
9.25 pa
32.82
7.1
0.222
5.3
0.231
8.25 pa
33.05
1.62
6.5
0.286
51
1.63
1.00 pa
81.36
9.5
0.175
7.9
0.302
0.344
125 dB
90.9
1.33
0.270
1.34
122 dB
81.36
0.619
16
0.921
11
0.098
5.7
1.16
10.3 pa
43.92
170.6
1.05
12
0.698
13
1.52
6.6
1.63
10.3 pa
45.94
199
0.143
6.1
0.175
5.4
0.159
0.228
17.8 pa
42.85
PVS akibat peledakan gamping , ada keluhan, keretakan, karena struktur pasangan bata tidak ada
slop
48