Anda di halaman 1dari 11

RSUD CARA PEMBERIAN IDENTITAS

MOROWALI
No. Dokumen No. Revisi Halaman

....................................... .........................................

Ditetapkan
STANDAR Direktur RSUD Morowali
PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONAL

dr.Agus AS Partang, Sp.B


Nip. 19700816 200112 1 005

Pengertian Cara pemberian label identitas pada spesimen adalah tata cara menulis identitas yang
lengkap di buku registrasi dan blanko pemeriksaan serta memberikan label yang
ditempelkan pada wadah spesimen.
Tujuan Untuk menghindari kesalahan spesimen satu dengan lainnya.

Kebijakan

Prosedur 1. Pemberian label identitas dilaksanakn oleh analis laboratorium yang bertugas.
2. Identitas yang lengkap ditulis pada buku registrasi dan blanko pemeriksaan sesuai
dengan formulir permintaan berupa :
a. Tanggal permintaan
b. Tanggal dan jam pengambilan spesimen
c. Identitas pasien (nama,umur, jenis kelamin, alamat, nomor rekam medik)
d. Identitas pengirim( nama,alamat,/ruangan, no telepon)
e. Identitas spesimen (jenis, volume, lokasi pengambilan)
f. Pemeriksaan laboratorium yang diminta
g. Nama pengambil spesimen
h. Transpor media/pengawet yang digunakan
i. Keterangan klinis : diagnosa atau riwayat singkat penyakit, riwayat
pengobatan.
3. Identitas pada kertas label berupa, no urut lab, nama, umur, jenis kelamin pasien,
jenis spesimen, tanggal dan jam pengambilan, kemudian ditempelkan pada wadah
yang sudah berisi (tabung reaksi, botol atau slide). Bila tidak menggunakan kertas
label, maka dapat menggunakan spidol permanen dan menulis langsung pada
wadah yang berisi spesimen.
4. Spesimen yang sudah lengkap identitasnya dikirim ke masing-masing ruangan
pemeriksaan sesuai jenis pemeriksaan (Hematologi, Kimia Klinik, Imunologi,
Cairan tubuh, dll).

Unit Terkait Unit Laboratorium


RSUD CARA PENGAMBILAN SPESIMEN
MOROWALI
No. Dokumen No. Revisi Halaman

....................................... .........................................

Ditetapkan
STANDAR Direktur RSUD Morowali
PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONAL

dr.Agus AS Partang, Sp.B


Nip. 19700816 200112 1 005

Pengertian Cara pengambilan spesimen adalah tata cara untuk memperoleh spesimen dari pasien
rawat jalan dan pasien rawat inap.

Tujuan Mendapatkan spesimen yang memenuhi syarat untuk dilakukan pemeriksaan dan
untuk memperoleh hasil tes laboratorium yang bermutu dan dapat dipercaya.
Kebijakan

Prosedur Cara pengambilan spesimen


1. Cara pengambilan Spesimen Darah Vena
a. Memilih daerah yang akan di punksi (antecubital, dorsum, manus,dll) dan
palpasi pada daerah tersebut (pada pengambilan di daerah anticubital, pasien
disuruh menggenggam tangannya agar Vena lebih mudah teraba).
b. Bersihkan dengan kapas alkohol 70% secara sirkuler dari sentral keluar,
biarkan mengering.
c. Pasang torniquet (lebar2-2,5 cm)/ manset 10-15 c di atas daerah punksi
sehingga terjadi bendungan vena. Pemasangan tidak boleh lebih dari 1 menit.
d. Pasien tidak boleh memompa tangannya (mengepal dan relaksasi berganti-
ganti).
e. Gunakan spoit/tabung vakum sesuai dengan jenis dan jumlah spesimen.
f. Tusuk vena sejajar dengan alirannya, lubang jarum menghadap ke atas (sudut
pengambilan 15-20 derajat). Bila darah sudah tampak mengalir lepaskan
torniquet.
g. Ambil darah sesuai kebutuhan, kepalan tangan dilepaskan kemudian
diletakkan kapas steril di atas tusukan, tarik jarum dan kapas ditekan. Pasang
plester di atas kapas.
h. Masukkan spesimen ke dalam wadah yang sudah diberi label yang sesuai dan
memenuhi syarat. Bila wadah mengandung antikoagulan, wadah dibolak-
balik agar spesimen darah menjadi homogeny dengan antikoagulan.
2. Cara pengambilan Spesimen Darah Kapiler
a. Memilih daerah yang akan di punksi (ujung jari 2,3,4, daun telinga dan
tumit).
b. Hangatkan tempat tusukan dengan handuk atau tissue yang suhunya tidak
lebih dari 42°C untuk meningkatkan aliran darah melalui arteriole dan
kapiler.
c. Bersihkan dengan kapas alkohol 70% biarkan mengering, jangan sentuh
dengan benda nonsteril.
d. Buat tusukan pertama dengan menggunakan kapas steril. Masukkan tetesan
berikutnya dengan mengalirkan ke dalam penampungan sesuai kebutuhan
(tabung kapiler, mikrotrainer). Lakukan sedikit penekanan dengan
menggunakan ibu jari untuk meningkatkan aliran darah, jangan diperas
daerah tersebut karena dapat menyebabkan hemolisis dan pengeluaran cairan
jaringan yang berlebihan.
e. Bersihkan dengan kasa steril pada tempat tusukan dan tutup dengan plaster.
f. Berikan label yang sesuai pada wadah spesimen
g. Wadah yang telah berisi spesimen darah dikirim/dibawa ke ruang Tes yang
sesuai.
3. Cara pengambilan Spesimen Darah Arteri (untuk tes analisa gas darah)
a. Petugas laboratorium menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan
(spoit,antikoagulan,heparin, kapas alkohol,plester, sarung tangan,karet
penutup)dalam baki/tray yang memadai.
b. Petugas laboratorium menemui pasien yang akan diambil spesimen darahnya
di ruang perawatan sesuai nama dan iidentitas dalam forulir permintaan.
c. Mengecek identitas pasien dalam formulir permintaan (nama, umur, jenis
kelamin, dll)
d. Menenangkan pasien dan menciptakan suasana akrab dengan pasien.
e. Memberi penjelasan-penjelan seperlunya
 Maksud dilakukannya pengabilan spesimen darah.
 Tindakan yang akan dilaksanakan kepada pasien.
 Rasa nyeri sedikit pada waktu jarum ditusukkan
f. Siapkan label rekat dan isilah No. Lab, nama , tanggal, jam pengambilan, dan
jenis spesimen kemudian tempelkan pada wadah yang sudah disiapkan sesuai
keperluan
g. Lakukan pengambilan spesimen secara benar :
 Memilih daerah yang akan di punksi (a. Radialis, brachialis, dorsalis
pesdis, femoralis) dan palpasi pada daerah tersebut dengan mengikuti
aplikasi tes allen.
 Bersihkan dengan kapas alkohol 70% secara sirkuler dari sentral keluar
dan dibiarkan mengering.
 Dapat digunakn anastesi lokal dengan menggunakan spoit.
 Jarum sejajar dengan arteri, dianjurkan menggunakan jarum 20 atau 21 G.
 Sudut antara jarum dan arteri diusahakan sekecil mungkin. Darah akan
terlihat pada bagian tengah jarum ketika mengenai arteri.
 Ambil darah sesuai kebutuhan (2-4 ml), dan jarum ditarik kemudian spoit
ditancapkan pada karet tutup botol
h. Putar spoit untuk menghomogenkan darah dan heparin.
i. Wadah (spoit) yang telah berisi spesimen darah dikirim ke laboratorium
dalam tenggan waktu kurang dari 5 menit, dan bila disimpan selama 1-2 jam
harus diberikan es dan dpertahankan suhunya 1-5°C.
4. Pengambilan Spesimen Urin
petugas laboratorium memberikan penjelasan tentang cara mengumpulkan urin
yang telah disediakan sesuai dengan jenis permintaan tes yang diminta, misalnya:
a. urin sewaktu (urin yang dikeluarkan pada suatu waktu yang tidak ditentukan
secara khusus).
b. Urin pagi (urin yang pertama kali dikeluarkan pada pagi hari setelah bangun
tidur).
c. Urin post prandial (urin yang pertama kali dikemihkan 1 ½-3 jam setelah
makan
d. Timed spesimen atau sampel terjadwal
e. Urin 24 jam misalnya: urin yang dikeluarkan jam 7 pagi dibuang. Semua urin
yang dikeluarkan kemudian ditampung termasuk urin jam 7 pagi esok
harinya. Urin 24 jam sering memerlukan pengawet (tergantung jenis urin)
untuk melindungi spesimen dari dekomposisi dan kontaminasi.ada beberapa
macam pengawet urin antara lain:
 Toluen. Pengawet ini menghambat perombakan urin oleh kuman.
Digunakan 2-5 ml toluen untuk pengawet glukosa, aseton, dan asam
asetat.
 Timol mempunyai daya pengawet seperti toluen dan digunakn untuk
pengawet sedimen.
 Formaldehid dan kloroform: digunakn 1-2 ml larutan formaldehid 40%
(formalin) atau 50 tetesan larutan kloroform untuk mengawetkan
seedimen.
 Asam sulfat pekat digunakan sebagai pengawet untuk penetapan
kuantitatif kalsium, nitrigen dan zat organik lainnya. Diberikan dalam
jmlah tertentu sehingga PH urin tetap <4,5, yang dikontrol dengan kertas
nitrazin. Reaksi asam mencegah terlepasnya unsur N dalam amoniak dan
mencegah terjadinya endapan kalsium fosfat.
 Natrium karbonat, digunakan 5 g bersama beberapa ml toluen. Khusus
untuk mengawetkan urobilinugen.
 Asam hidroklorida, digunakan 10 ml atau asam borat 50 g untuk
mencegah dekomposisi bahan/zat pada medium alkali.
 Urin siang 12 jam (urin yang dikeluarkan jam 7 pagi sampai jam 7
malam).
 Urin malam (jam 7 malam sampai jam 7 pagi).
 Urin 3 gelas dan urin 2 gelas (berguna untuk memberikan gambaran letak
radang atau lesi yang terdapat pada saluran kemih pria.
f. Urin porsi tengah :
Pada pengambilan urin porsi tengah yang dilakukan oleh penderita sendiri,
harus diberikan penjelasn sebagai berikut:
 Pasien harus mencuci tangan dengan sabun kemudian dikeringkan dengan
handuk.
 Tanggalkan pakaian dalam, lebarkan labia dengan satu tangan.
 Bersihkan labia dan vulva menggunakan kasa steril dengan arah dari
depan ke belakang.
 Bilas dengan air hangat, dikeringkan dengan kasa steril yang lain. Selama
proses ini berlangsung labia harus tetap terbuka lebar dan jari tangan
jangan menyentuh bagian yang telah steril.
 Dikeluarkan urin, aliran urin yang pertama keluar dibuang, kemudian
aliran urin yang selanjutnya ditampung ke dalam wadah yang telah
disediakan. Hindari urin yang mengenai lapisan tepi wadah. Pengumpulan
urin selesai sebelum aliran urin habis.
 Wadah ditutup rapat dan segera dikirim ke ruang pemeriksaan.
 Laki-laki:
 Pasien harus mencuci tangan dengan sabun kemudian dikeringkan
dengan handuk.
 Jika tidak disunat tarik kulit preputium ke belakang, dikeluarkan urin,
aliran urin yang pertama keluar dibuang, kemudian aliran urin yang
selanjutnya ditampung ke dalam wadah yang telah disediakan. Hindari
mengenai lapisan tepi wadah. Pengumpulan urin selesai sebelum
aliran urin habis.
 Wadah ditutup rapat dan segera dikirim ke ruang pemeriksaan.
g. Urin kateter (yang telah dipasang) :
 Dilakukan disinfeksi dengan kapas alkohol 70% pada bagian selang
kateter yang terbuatari karet (jangan bagian yang terbuat dari plastik).
 Aspirasi urin menggunakan semprit kurang lebih 10 ml.
 Dimasukkan ke dalam wadah steril dan tutup rapat.
 Dikirim segera ke ruang pemeriksaan/laboratorium
h. Urin aspirasi suprapubik :
Urin aspirasi suprapubik harus dilakukan pada kandung kemih yang penuh.
 Petugas yang berwenang untuk mengambil spesimen memberikan
penjelasan terhadap tindakan yang akan dilakukan.
 Dilakukan disinfeksi kulit di daerah suprapubik dengan povidone iodine
10%, kemudian dibersihkan providone ioodine dengan kapas alkohol
70%.
 Ambil urin sebanyak kurang lebih 20 ml dengan cara aseptik ( dilakukan
oleh petugas yang berwenang).
 Dimasukkan ke dalam wadah steril dan tertutup rapat.
 Dikirim segera ke ruang pemeriksaan laboratorium
i. Pengambilan urin pada bayi & anak :
Pasien sebelumnya diberi minum untuk memudahkan buang air kecil.
Dibersihkan alat genital sesuai yang telah dijelaskan di atas.
Pengambilan urin dilakukan dengan cara:
 Anak duduk dipangkuan perawat. Pengaruhi anak untuk mengeluarkan
urin dalam wadah atau kantong steril.
 Pada bayi, dipasang kantong penampung urin pada alat genital.
5. Pengambilan Spesimen Semen
a. Petugas laboratorium menjelaskan kepada pasien bahwa harus absinensi 2-7
hari sebelum pengambilan spesimen
b. Pengambilan spesimen dilakukan dengan cara menstrubasi dan ditampung ke
dalam wadah besar bermulut lebar dan sebaiknya dihangatkan untuk
mengurangi bahaya renjatan dingin
c. Wadah diberi label dengan No. Lab, Nama penderita, Tanggal pengambilan
spesimen. Dikirim ke ruang tes/laboratorium dalam waktu 1 jam setelah
dikeluarkan. Jika lebih dari 1 jam maka spesimen harus dilindungi terhadapa
suhu yang ekstrim (suhu antara 20-40°C) selama pengangkutan ke
laboratorium.
6. Pengambilan Spesimen Cairan Otak
a. Petugas yang berwanang untuk mengambil spesimen memberikan penjelasan
terhadap tindakan yang akan dilakukan
b. Pada daerah yang akan di punksi (ruang invertebrata L3-L4 atau L4-L5)
dilakukan tindakan disinfeksi dengan provide iodine 10% kemudian sisa
povidone iodine dibersihkan dengan kapas alkahol 70%
c. Dilakukan pengambilan cairan otak sebanyak 10-20 ml, ditampung ke dalam
3 tabung kaca yang transparan dan steril
d. Penambahan natrium sitrat 20% dapat dilakukan bila cairan otak keruh atau
bercampur darah dengan perbandingan 0,01 ml natrium sitrat dan 1 ml cairan
otak
e. Spesimen segera dikirim ke ruang pemeriksaan/laboratorium paling lambat 1
jam setelah pengambilan spesimen untuk menghindari kerusakan sel dan
kontaminasi kuman
7. Cara pengambilan Spesimen Sputum
Pelaksanaan pengumpulan dahak SPS
a. S (sewaktu)
Sputum dikumpulkan pada saat pasien datang pertama kali. Pada saat pulang,
pasien membawa pot untuk pemeriksaan hari kedua.
b. P (pagi)
Sputum dikumpulkan pada hari kedua, segera setelah bangun tidur. Pot
dibawa dan diserahkan sendiri pada petugas laboratorium
c. S (sewaktu)
Sputum dikumpulkan pada hari kedua, pada saat menyerahkan dahak pagi.
 Petugas laboratorium memberikan penjelasan mengenai pemeriksaan dan
cara mengeluarkan sputum, dan menjelaskan perbedaan antara sputum
dengan ludah.
 Pasien berdiri tegak atau duduk tegak.
 Pasien diminta untuk menarik napas dalam 2-3 kali kemudian keluarkan
napas bersamaan dengan batuk yang kuat dan berulang kali sampai
sputum keluar.
 Sputum yang dikeluarkan ditampung langsung ke dalam wadah denga
cara melewatkan wadah ke mulut. Di amati keadaan sputum, sputum yang
berkualitas baik tampak kental purulen dengan volume cukup 3-5 ml.
 Tutup wadah dengan erat.
 Spesimen dikirim ke ruang pemeriksaan/laboartorium
8. Cara pengambilan Spesimen Pus/Eksudat
a. Jarum steril ditusukkan dan cairan eksudat/pus diisap ke dalam semprit steril.
b. Jarum dicabut dan semprit ditutup dengan kapas steril.
c. Cairan aspirasi diteteskan pada lidi kapas steril diusapkan pada dasar abses.
d. Kapas lidi dapat langsung diinokulasikan pada agar, atau dimasukkan ke
dalam media transpor. Sisa eksudat/ pus dalam semprit dimasukkan ke dalam
wadah steril.
e. Spesimen dikirim ke ruang pemeriksaaan/laboratorium.
9. Cara pengambilan Spesimen feses
a. Tinja segar
 Pasien diharuskan buang air kecil terlebih dahulu karena tinja tidak boleh
tercemar urin.
 Menginstruksikan pada pasien untuk buang air besar langsung ke dalam
pot (kira-kira 5 gram).
 Pot ditutup dengan rapat.
b. Usap rectum
Usap rectum dilakukan bila pasien sulit buang air besar, dehidrasi, dan syok.

Unit Terkait Unit Laboratorium, Instalasi Rawat Inap, Instalasi Rawat Jalan.
RSUD CARA PENERIMAAN SPESIMEN
MOROWALI
No. Dokumen No. Revisi Halaman

....................................... .........................................

Ditetapkan
STANDAR Direktur RSUD Morowali
PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONAL

dr.Agus AS Partang, Sp.B


Nip. 19700816 200112 1 005

Pengertian Cara penerimaan spesimen adalah tata cara penerimaan jenis spesimen pemeriksaan,
menentukan apakah spesimen tersebut masih memenuhi syarat untuk diperiksa.
Tujuan Mendapatkan dan menerima spesimen yang memenuhi syarat untuk dilakukan
pemeriksaan dan untuk menunjang perolehan hasil tes laboratorium yang bermutu
dan dipercaya.
Kebijakan

Prosedur a. Spesimen yang datang pertama-tama harus melalui loket penerimaan untuk
pencatatan oleh petugas administrasi laboratorium.
b. Spesimen yang diterima harus dilengkapi dengan identitas yang lengkap.
c. Spesimen dibawa/ditempatkan pada loket khusus penerimaan spesimen.
d. Spesimen harus ditempatkan pada wadah yang tertutup rapat untuk mencegah
tumpah dan bocornya spesimen.
e. Wadah harus dapat didisinfeksi atau disterilakan.
f. Wadah harus terbuat dari bahan tidak mudah pecah atau bocor.
g. Wadah diberi label tentang identitas spesimen.
h. Wadah diletakkan pada baki khusus yang terbuat dari logam atau plastik yang
dapat didisinfeksi atau disterilkan ulang.
i. Baki harus didisinfeksi/disterilkan setiap hari.
j. Wadah terletak di atas baki dalam posisis berdiri.
k. Spesimen diserahkan ke bagian masing-masing sesuai permintaan
pemeriksaan (hematologi, kimia klinik, imunologi klinik, klinik rutin, dll)
untuk diperiksa.

Unit Terkait Unit Laboratorium


RSUD CARA MENAMPUNG SPESIMEN
MOROWALI
No. Dokumen No. Revisi Halaman

....................................... .........................................

Ditetapkan
STANDAR Direktur RSUD Morowali
PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONAL

dr.Agus AS Partang, Sp.B


Nip. 19700816 200112 1 005

Pengertian Cara penampungan spesimen adalah tata cara mengumpulkan dan penampungan
spesimen pada wadah secara benar

Tujuan Agar menggunakan wadah spesimen yang memenuhi syarat untuk menunjang
perolehan hasil tes laboratorium yang bermutu dan dipercaya.
Kebijakan

Prosedur a. Darah
 Wadah berupa tabung reaksi yang steril, kering dan bertutup rapat.
 Petugas laboratorium yang bertugas menampung pada wadah tersebut yang
volumenya sesuai dengan jumlah spesimen yang dibutuhkan (untuk tes
tertentu diperlukan antikoagulan atau medium transport tertentu yang sesuai
dengan jenis tes yang diminta).
b. Urin
 Wadah berupa botol steril yang bermulut lebar, bertutup sekrup, kering dan
steril.
 Pasien dianjurkan menampung urinnya pada wadah tersebut.
c. Pus/sekret
 Wadah berupa kapas lidi yang steril dalam botol yang bertutup, kering dan
steril.
 SPetugas laboratorium yang bertugas menampung pada wadah tersebut.
d. Sputum
 Wadah berupa plastik atau kaca bermulut lebar, bertutup, kering dan steril.
 Pasien disuruh menampung sputumnya pada wadah tersebut.
e. Faeces
 Wadah berupa plastik atau kaca bermulut lebar, tertutup, kering dan steril.
 Pasien dianjurkan menampung pada wadah tersebut

Unit Terkait Unit Laboratorium


RSUD CARA MENYIMPAN SPESIMEN
MOROWALI
No. Dokumen No. Revisi Halaman

....................................... .........................................

Ditetapkan
STANDAR Direktur RSUD Morowali
PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONAL

dr.Agus AS Partang, Sp.B


Nip. 19700816 200112 1 005

Pengertian Penyimpanan spesimen adalah tata cara penyimpanan spesimen untuk beberapa
waktu sampai batas waktu yang ditentukan.
Tujuan a. Mendapatkan penyimpanan spesimen yang memenuhi syarat untuk pemeriksaan,
untuk menunjang perolehan hasil tes laboratorium yang bermutu dan dapat
dipercaya.
b. Sebagai panduan untuk menyimpan spesimen secara benar agar tidak terjadi
perubahan-perubahan yang signifikan dalam spesimen.

Kebijakan

Prosedur a. Spesimen disimpan dalam wadah yang tertutup rapat, terbuat dari bahan yang
tidak mudah pecah atau bocor
b. Wadah diberi label berisi tentang tulisan identitas pasien, tanggal, jam
pengambilan, jenis spesimen, dan jenis pemeriksaan yang diminta
c. Wadah yang sudah mengandung spesimen ditempatkan pada lingkungan yang
sesuai dengan tenggang waktu penyimpanan sesuai dengan jenis tes yang
diminta.

Unit Terkait Unit Laboratorium


RSUD CARA PENGIRIMAN SPESIMEN
MOROWALI
No. Dokumen No. Revisi Halaman

....................................... .........................................

Ditetapkan
STANDAR Direktur RSUD Morowali
PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONAL

dr.Agus AS Partang, Sp.B


Nip. 19700816 200112 1 005

Pengertian Pengiriman spsimen adalah tata cara penyimpanan dan pengemasan spesimen untuk
dikirim ke laboratorium rujukan.
Tujuan a. Mendapatkan dan menyiapkan spesimen yang memenuhi syarat pengiriman
untuk menunjang perolehan hasil tes laboratorium yang bermutu dan dipercaya.
b. Sebagai panduan pengiriman spesimen secara benar agar tidak terjadi perubahan-
perubahan yang signifikan dalam spesimen.

Kebijakan

Prosedur a. Spesimen dikemas ke dalam kotak khusus untuk pengiriman dalam 3 lapisan dari
dalam, yaitu:
 Wadah kedap air berisi spesimen.
 Wadah kedap air dengan bantalan absorben untuk mengisi spesimen bila
bocor karena guncangan.
 Wadah yang melindungi dari pengaruh luar.
b. Spesimen dibuatkan berita acara dengan mencantumkan identitas spesimen
berupa nama, umur, jenis kelamin, laboratorium rujukan yang dituju, tanda-
tangan kepala analis atau yang mewakili
c. Pada bagian luar paket kotak harus diberi peringatan secara khusus dan hati-hati,
sehingga harus ditulis dengan huruf yang jelas “berisi bahan yang mengandung
bakteri/virus penyebab penyakit”
d. Pengiriman spesimen dengan paket:
 Spesimen dikirim dalam suhu tertentu (sesuai dengan penyimpanan tiap
spesimen untuk tes tertentu) dalam wadah yang sesuai. Lindungi spesimen
dari panas, sinar matahari dan suhu dingin yang berlebihan.
 Spesimen dikirim melalui jasa transportasi yang menjamin segera mengantar
ke laboratrium penerima.
 Laboratorium penerima segera memberitahu ke laboratorium pengirim bahwa
spesimen telah diterima dan segera akan dilkakukan pemeriksaan.

Unit Terkait Unit Laboratorium, Unit Laboratorium Rujukan

Anda mungkin juga menyukai