Manajemen Pemeriksaan Kapal PDF
Manajemen Pemeriksaan Kapal PDF
DTSS
DTSS Pemeriksaan Saranan Pengangkut
i
Manajemen Pemeriksaan Sarana Pengangkut
DAFTAR ISI
Halaman
DTSS
DTSS Pemeriksaan Saranan Pengangkut
ii
Manajemen Pemeriksaan Sarana Pengangkut
DTSS
DTSS Pemeriksaan Saranan Pengangkut
iii
Manajemen Pemeriksaan Sarana Pengangkut
DTSS
DTSS Pemeriksaan Saranan Pengangkut
iv
Manajemen Pemeriksaan Sarana Pengangkut
Untuk dapat memahami modul ini secara benar, maka peserta diklat
diharapkan mempelajari modul ini secara urut.
Cara mempelajari setiap kegiatan belajar adalah mengikuti tahap-tahap
berikut ini:
1. Lihat apa yang menjadi target indikator dari kegiatan belajar tersebut;
2. Pelajari materi yang menjadi isi dari setiap kegiatan belajar (dengan cara
membaca materi minimal 3 kali membaca isi materi kegiatan belajar
tersebut);
3. Lakukan review materi secara umum, dengan cara membaca kembali
ringkasan materi untuk mendapatkan hal-hal penting yang menjadi fokus
perhatian pada kegiatan belajar ini;
4. Kerjakanlah Tes Formatif pada kegiatan belajar yang sedang dipelajari;
5. Lihat kunci jawaban Tes Formatif dari kegiatan belajar tersebut yang terletak
pada bagian akhir modul ini.
6. Cocokkan hasil tes formatif dengan kunci jawaban tersebut, apabila ternyata
hasil Tes Formatif peserta diklat memperoleh nilai minimal 67 (jumlah yang
benar x 100/15), maka kegiatan belajar dapat dilanjutkan pada kegiatan
belajar berikutnya, namun apabila diperoleh angka di bawah 67, maka
peserta diklat diharuskan mempelajari kembali kegiatan belajar tersebut agar
selanjutnya dapat diperoleh angka minimal 67.
7. Kerjakan Tes Sumatif apabila semua Tes Formatif dari seluruh kegiatan
belajar telah dilakukan.
8. Lihat kunci jawaban Tes Sumatif yang terletak pada bagian akhir modul ini
9. Cocokkan hasil tes sumatif dengan kunci jawaban tes sumatif, apabila
ternyata hasil tes sumatif peserta diklat memperoleh nilai minimal 67 (jumlah
yang benar x 100/25), maka peserta diklat dapat dinyatakan lulus dari
kegiatan belajar
DTSS
DTSS Pemeriksaan Saranan Pengangkut
v
Manajemen Pemeriksaan Sarana Pengangkut
PETA KONSEP
Dalam mempelajari modul ini, agar lebih mudah dipahami maka disarankan
kepada peserta diklat untuk mempelajari peta konsep modul. Dengan demikian
pola pikir yang sistematik dalam mempelajari modul dapat terjaga secara
berkesinambungan selama mempelajari modul.
DTSS
DTSS Pemeriksaan Saranan Pengangkut
vi
Manajemen Pemeriksaan Sarana Pengangkut
PENDAHULUAN
A
MODUL
MANAJEMEN PEMERIKSAAN KAPAL
1. Deskripsi Singkat
Masih ada pejabat bea cukai yang belum memahami seutuhnya megenai
proses yang harus dijalankan dalam penghentian, pemeriksaan, penghentian
pem-bongkaran, penegahan dan penyegelan sarana pengangkut dan/atau
barang diatasnya dan hal-hal yang terkait dengan proses pemeriksaan tersebut.
Masih ada pelanggaran oleh pengangkut dan/atau pihak yang bertanggung
jawab terhadap kapal yang berada dibawah pengawasannya. Juga masih ada
pegawai bea dan cukai yang belum memahami hak dan kewajiban serta
wewenangnya dalam pemeriksaan kapal dan/atau barang diatasnya dan hal
yang terkait dengan pemeriksaan tersebut
Sesuai dengan UU No. 17 Tahun 2006 Tentang Perubahan Atas UU No.
10 Tahun 1995 Tentang Kepabeanan yang menyatakan bahwa penghentian
sarana pengangkut untuk pemeriksaan terhadap sarana pengangkut (kapal)
dan/atau barang di atasnya dalam rangka penindakan dilakukan oleh Satuan
Tugas yang terdiri dari sekurang-kurangnya dua Pejabat Bea dan Cukai
berdasarkan Surat Perintah yang dikeluarkan oleh Pejabat Bea dan Cukai yang
berwenang dan diterbitkan berdasarkan petunjuk yang cukup.Penghentian kapal
dapat dilakukan oleh Pejabat Bea dan Cukai tanpa Surat Perintah hanya dalam
keadaan mendesak dan berdasarkan petunjuk yang cukup bahwa sarana
pengangkut (kapal) dan/atau barang di atasnya belum dipenuhi/ diselesaikan
kewajiban pabeannya, tersangkut pelanggaran Kepabeanan, Cukai atau
peraturan larangan/ pembatasan impor atau ekspor.
Keadaan mendesak adalah suatu keadaan dimana penegahan harus
seketika itu dilakukan dan apabila tidak dilakukan dalam arti harus menunggu
surat perintah terlebih dahulu, barang dan sarana pengangkut (kapal) tidak dapat
lagi ditegah sehingga penegakan hukum tidak dapat lagi dilakukan. Petunjuk
yang cukup adalah bukti permulaan ditambah dengan keterangan dan data yang
diperoleh antara lain, laporan pegawai; laporan hasil pemeriksaan biasa;
keterangan saksi dan/atau informan; hasil intelijen; atau hasil pengembangan
penyelidikan dan penyidikan Pejabat Bea dan Cukai.
Petugas yang melakukan penghentian kapal segera melaporkan
penghentian sarana pengangkut kepada Pejabat Bea dan Cukai yang
berwenang menerbitkan Surat Perintah dalam waktu 1 X 24 jam terhitung sejak
penghentian dilakukan. Dalam hal Pejabat Bea dan Cukai yang berwenang tidak
menerbitkan Surat Perintah dalam waktu 1 X 24 jam sejak menerima laporan dari
Pejabat Bea dan Cukai yang melakukan penghentian, pengangkut/sarana
pengangkut dan/atau barang di atasnya dapat segera meneruskan
perjalanannya. Pejabat Bea dan Cukai yang berwenang menerbitkan Surat
Perintah adalah Direktur Jenderal Bea dan Cukai atau Pejabat yang
ditunjuk;Satuan Tugas dipimpin oleh seorang Kepala Satuan Tugas/Komandan
Patroli Bea dan Cukai. Dalam menghentikan sarana pengangkut, Satuan Tugas
dapat menggunakan kapal patroli; atau sarana pengangkut lainnya; dan senjata
api dalam hal diperlukan. Setiap penghentian sarana pengangkut dengan
menggunakan kapal patroli, Satuan Tugas Bea dan Cukai wajib mencatat dalam
jurnal kapal patroli. Penghentian sarana pengangkut di laut dan di perairan
lainnya terlebih dahulu harus diberi isyarat yang lazim bagi pengangkut di laut
dan di perairan lainnya. Isyarat penghentian kapal dilakukan berdasarkan
ketentuan yang berlaku dan pengangkut wajib mematuhi. Dalam hal isyarat
2. Prasarat Kompetensi
- mampu melaksanakan dan menjelaskan peraturan dan ketentuan
Manajemen Pemeriksaan Kapal,
- mampu melaksanakan penyelesaian pelanggaran Kepabeanan dan Cukai
secara optimal
- mampu mengembangkan pengetahuan dan keahlian petugas Bea dan
Cukai
Kompetensi Dasar
Bahan ajar atau Modul Manajemen Pemeriksaan Kapal ini dibuat dengan
tujuan untuk mengembangkan pengetahuan dan keahlian petegas Bea dan
Cukai sehingga memiliki kompetensi yang tinggi dalam melakukan pemeriksaan
kapal. Bermanfaat bagi peserta didik dan/atau peserta Diklat sebagai pedoman
dalam mengikuti ujian, evaluasi pembelajaran dan nantinya berguna bagi peserta
Diklat Ships Search dalam melaksanakan tugas dan pekerjaannya sewaktu
bekerja sesuai bidang specialisasinya.
4. Relevansi Modul
Baca dan pelajari modul ini dengan seksama serta teliti dan pada bagian
berupa data, definisi, pengertian, hal-hal yang dianggap penting agar dihafal
dengan baik. Pelajari terlebih dahulu sistematika penyajian modul, latar
belakang, diskripsi singkat, tujuan pembelajaran umum dan tujuan pembelajaran
khusus.
Kerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh pengajar, dalam hal ada yang
tidak dapat difahami/dimengerti atas penjelasan, keterangan, data yang ada
pada modul agar dibuatkan catatan untuk ditanyakan kepada pengajar.
Setiap akan belajar untuk mata pembelajaran ini agar modul dibaca dan
dipelajari, berdasarkan sistem pembelajaran KBK (pembelajaran atau kuliah
berbasiskan kompetensi), artinya sistem ini memacu peserta diklat harus lebih
aktif belajar, diskusi dan bertanya kepada pengajar, widyaiswara, diruang
pembelajaran untuk memandu diskusi sebagai moderatur atau fasilitator, untuk
memacu peserta diklat lebih maju dan kreatif.
KEGIATAN BELAJAR
B
MANAJEMEN
PEMERIKSAAN KAPAL
Indikator Keberhasilan :
Kapal
1) Register Kapal
Register kapal: terdiri atas bukti bendera kapal, nama nakhoda,
pelabuhan asal, kapasitas, pemilik dan lain-lain. Dan akan diserahterimakan
setiap pergantian nakhoda.
Register Kapal : Umumnya kapal akan didaftarkan dan memakai bendera
asal negara perusahaan pelayaran itu didaftarkan. Oleh karenanya, secara
nasional, suatu negara perlu mempunyai armada kapal sendiri yang mengibarkan
benderanya sebagai kebanggaan nasional. Selain itu, negara juga
berkepentingan mempunyai armada kapal nasional untuk, Menghasilkan
valuta asing, terutama untuk negara sedang berkembang, Menghemat
valuta asing, terutama negara yang perdagangannya luas dan jauh, seperti
Indonesia dan Jepang, Tidak tergantung kepada negara lain dalam
pengangkutan dan perdagangan, Dapat segera bertindak dalam rangkaian
Hankamnas.
Kebutuhan untuk ruangan pengapalan dan angkutan tentunya adalah
kebutuhan dasar dari suatu negara yang mempunyai armada sendiri. Namun bila
pajak dari suatu negara terasa terlalu tinggi atau banyak peraturan pelayaran yang
kurang jelas penerapannya maka banyak pemilik dan perusahaan pelayaran
nasional mencari negara yang memudahkan operasi dari kapal-kapalnya bila
didaftarkan di negara itu. Oleh karena itu, beberapa negara memiliki peraturan
yang memungkinkan negara lain untuk mendaftarkan kapal-kapalnya di
negaranya. Contohnya adalah Liberia, suatu negara kecil yang hampir tidak
mempunyai kapal menjadi negara dengan armada terbesar di dunia. Negara
seperti itu disebut negara yang mengibarkan bendera "flags of convenience".
Flags of convenience dari negara-negara yang banyak dikibarkan adalah Liberia,
Honduras, Panama, dan Singapura.
Keuntungan dari flags of convenience adalah:
- Bebas pajak, karena hanya membayar uang pendaftaran saja.
- Lebih bebas beroperasi, dan dalam keadaan darurat atau perang tidak ada
kewajiban terhadap negara asal.
- Lebih murah dalam operasi karena dapat memakai ABK sesukanya,
- Tidak perlu mengikuti peraturan dari negara asal.
- Terhindar dari Kerugian bila beroperasi dengan bendera dari negara asal.
Kerugian dari flags of convenience adalah bertanggung jawab bila terjadi
sesuatu, seperti kecelakaan atau hal yang berhubungan dengan ABK, dan
penyelesaian klaim yang besar, seperti kandasnya kapal Torry Canyon.
Kebalikan dari flags of convenience adalah negara yang mengibarkan flags
of discrimination, yaitu negara-negara yang melakukan oabotage dan
diskriminasi dalam pelayaran dan peraturannya untuk kapal-kapal negara lain
yang berkunjung ke negaranya.
Gambar 1.
Struktur Organisasi dan Kepangkatan Kapal
MAST
CA 4th CH
COOK
BOSU 5th Apprenti
Stewa
e rds
EN Tabel 1.
Gambar 2.
LOADLINE
Tropical fresh water TF
Tropical T
S summer
Bulbous W winter
WNA
winter north atlantic
Gambar 3.
Struktur Kapal Kargo
Gambar 4.
Deck Cargo (I)
Gambar 5.
Deck Cargo (II)
Gambar 6.
Duct Keel
DUCT KEEL
Gambar 7.
Ruang Mesin (I)
Gambar 8.
Ruang Mesin (II)
Gambar 9.
Step One
Switch On
Push for 1
second and
release
Start Up Zero
Step two
Press √
Press √
‘Start Up’
The Four Steps
Switch On
Zero Instrument in Fresh Air
Calibration and verification
Clear Peaks
Gambar 10.
Perencanaan dan Pelaksanaan Operasi Pemeriksaan Kapal
Gambar 11.
Perintah dalam Operasi Pemeriksaan Kapal
Learning outcomes:
• Mengetahui minimal 1 kelebihan dan 1 kekurangan perintah lisan.
• Mengetahui 5 tata urutan Dasar pemeriksaan yang benar.
• Mengetahui paling tidak 4 hal lanjutan dari tata urutan dasar tersebut.
Situasi, Umum
• Topography.
• Background Information - Intel
• Suspects – Vessel / Persons.
• Possible intentions.
Situasi, Kekuatan:
• Tim Pemeriksa.
• Petugas DJBC (spesialis) – Ion Scan, X-Ray Operators, DDU, Patrol
Boat, Investigators, Specialist search teams (e.g. confined space )
Gambar 12.
Pelaksanaan Pemeriksaan Kapal
Gambar 13.
Modus Operandi Penyelundupan Narkotika
Bila perlu:
• Kepolisian.
• TNI
• Industry Experts e.g Ship
wrights,Surveyors,
Misi
Dinyatakan dengan jelas mengenai
tindakan yang akan dilakukan dengan
tujuannya.
“Kita akan memeriksa kapal Pong Su dan
menemukan narkotik”
Misi tersebut harus disebutkan dua kali.
Gambar 14.
Kapal Patroli Bea dan Cukai Australia
Setelah Pemeriksaan
-Debrief (penilaian atas pemeriksaan yang telah dilakukan)
Tujuan
• Evaluasi masalah untuk pencegahan.
• Catat hal-hal yang berguna untuk pemerikaan berikutnya
• Tanyakan anggota: ide atau saran.
2) Sertifikat Klasifikasi
i. Certificate of Registry,
Diberikan kepada kapal yang didaftarkan di negara bendera (flag state)
dan menjalankan peraturan/hukum dari negara tersebut.
ii. Tonnage Certificate
Diberikan kepada tiap kapal yang panjangnya lebih dari 24 meter atau
besar lebih dari 150 GT, dimana GT dan NT ditentukan sesuai
persyaratan konvensi. Sertifikat ini berlaku untuk waktu lima tahun.
iii. International Load line Certificate
Diberikan kepada tiap kapal di atas panjang 24 meter atau lebih besar
150 GT yang telah disurvey dan diberi tanda sesuai konvensi. Sertifikat
ini berlaku untuk lima tahun. Sebuah buku "Particulars ofConditions
ofAssignment" dikeluarkan bersama dengan sertifikat ini yang
menerangkan cara perhitungan mendapatkan freeboard.
iv. Intact Stability Booklet
Diberikan kepada tiap kapal penumpang dengan tidak memandang
besarnya dan pada tiap kapal barang yang panjangnya di atas 24 meter.
Nakhoda harus mempunyai buku stabilitet yang memungkinkan untuk
dengan cepat dan teliti menghitung stabilitet dalam berbagai keadaan
pelayaran yang dilakukan (SOLAS 1974, regll-1/22 & II- I/25-8/LL
Protocol 1988. reg.10).
v. Cargo Securing Manual
Semua muatan (selain yang berat/cair) harus dimuat, dipadat, dan diikat
sesuai petunjuk di manual ini. Semua kapal yang memuat muatan
kecuali muatan berat/minyak harus membawa manual ini bila ingin
hendak memuat muatan. (SOLAS 1974, reg VI/5, VIl/ 6 & MSC/Circ.
745).
Grain in Bnlk. Dokumen ini harus disertakan dalam grain loading manual
di samping memberi informasi ttg.stabilitet (SOLAS 1974,reg VI/9)
xxviii. Survey Report File.
Setiap bulk carrier dengan panjang melebihi 150 meter harus dilengkapi
dengan laporan survei lengkap yang berisi perincian laporan mengenai
stntctural survey, condition evaluation report, thickness measurements
reports dan sunrey planning docwnent serta supporting docwnents-nya,
main structural plans dari hold and ballast tanks, previous repair history
serta inspeksi oleh para awak kapal (SOLAS 1974 reg XI/2).
3) Sertifikat Keterampilan
i. Bareboat/Demise Charter
Kapal disewa sebagai badan kapal saja. Penyewa (charterer)
menyediakan nakhoda serta ABK dan mengoperasikan kapal seolah
miliknya.
ii. Time Charter (T/C)
Kapal dapat disewa. Seolah-olah suatu badan yang beroperasi dan
dipakai untuk suatu waktu tertentu. Si penyewa (charterer) membayar
uang sewa dan bunker serta kapal dioperasikan sesuai kemauan
penyewa. Uang sewa dapal dinyatakan sebagai biaya pcr hari atau
biaya per ton DWT.
v. Laydays (Laytime)
Laydays adalah kelonggaran atau tenggang waktu yang diberikan
kepada kapal untuk memulai pemuatan dan pembongkaran, dimana
pencharter dapat melakukan bongkar/muat tanpa membayar biaya
ekstra. Lay-Time akan dihitung bila memenuhi tiga syarat kapal telah
sampai di tempat yang telah disetujui, notice of readlness sudah
diberikan kepada pencharter, dan kapal telah siap untuk muat/bongkar
muatan. Batas waktu muat dan bongkar diberikan dalam bentuk:
o Jumlah muatan yang harus dimuat/dibongkar per hari tanpa
memperhatikan berapa palka yang bekerja.
o Jumlah muatan yang harus dibongkar per palka/hari (work-able
hatch).
Dengan memperhatikan jumlah seluruh muatan yang harus dimuat/
bongkar dan jumlah muatan yang harus dibongkar per hari akan
didapatkan jumlah hari (laydays) yang diizinkan. Adakalanya laydays
muat dan laydays bongkar dihitung sendiri-sendiri dan dapat pula terjadi
laydays muat dan bongkar digabungjadi satu (reversible laydays). Waktu
yang dihemat pada saat pemuatan dapat dipergunakan untuk
mengurangi kelebihan laydays pada waktu pembongkaran dan
demikian juga sebaliknya.
vi. Hari Kerja (Working Days)
Terdapat beberapa istilah mengenai hari kerja.
o Working day
Hari kerja biasa, tidak termasuk Minggu dan libur.
o Working day of 24 hour
Satu hari dihitung setelah bekerja 24 jam terus-menerus.
o Weather working day
Hari kerja dengan cuaca yang memungkinkan untuk bekerja. Sistem
hari kerja yang banyak dipakai adalah weather working day, yang
masih ditambah dengan kata Sunday and holiday ex-cluded (Shex)
unless used. Bisa juga terjadi Sunday and holiday included (Shinc)
Chartering broker adalah pihak yang mencari kapal untuk disewa atau
mencari penyewa kapal untuk menutup satu sewa (charter). Chartering
broker merupakan sebuah badan usaha yang bergerak khusus dalam
bidang persewaan (chartering). Chartcring broker memiliki keahlian
khusus dan mempunyai hubungan dengan perkapalan di seluruh
dunia. Untuk melakukan suatu penyewaan, pemilik kapal dan penyewa
kapal menunjuk broker masing-masing untuk melindungi
kepentingannya.
xiv. Loading Broker
Loading broker adalah suatu badan yang ditunjuk oleh pemilik kapal
untuk mencari muatan bagi kapalnya. Atas jasanya tersebut,loading
atau cargo broker mendapat imbalan berupa persentase tertentu dari
uang tambang muatan yang didapat. Loading broker biasanya
mendapat kuasa dari pemilik kapal untuk menandatangani
dan mengeluarkan bill of lading dari muatan yang didapat.
Syarat Pengangkutan
Dalam pengangkutan dan pembongkaran barang oleh kapal, terdapat
beberapa ketentuan tanggung jawab biaya, yaitu liner term dan FIOS term.
i. Untuk liner term
Pihak yang menanggung biaya adalah perusahaan pelayaran atau
yang punya kapal. Perusahaan pelayaran bertanggung jawab dari
pelabuhan ke pelabuhan (from tackle to tackle) terhadap:
o Keselamatan barang
Kerusakan/kehilangan barang yang terjadi sejak tackle kapal di
pelabuhan muat sampai dengan tackle kapal di pelabuhan bongkar
menjadi tanggung jawab pelayaran.
o Biaya bongkar muat
Pelayaran bertanggung jawab terhadap biaya board-stevedoring baik
pada waktu muat maupun pada waktu bongkar. Biaya cargodoring
menjadi tanggung jawab pemilik barang.
ii. Untuk FIOS term
FIOS (Free In Out Ship) term diberlakukan bila kapal disewa oleh
penyewa dan semua biaya bongkar/muat barang akan dibayar oleh
penyewa kapal.
o Keselamatan barang.
Pelayaran hanya bertanggung jawab atas kehilangan /kerusakan
barang sejak barang berada di atas kapal di pelabuhan muat sampai
dengan barang berada di atas kapal sebelum dibongkar di pelabuhan
bongkar.
o Biaya bongkar muat.
Pelayaran hanya menyediakan ruang kapal, sedangkan biaya bongkar
muat menjadi tanggung jawab pencharter atau pemilik barang.
Terdapat kombinasi antara liner dan FIOS dengan kemungkinan Liner
In/Free Out (LIFO) yang berarti memuat barang dilakukan secara liner
dan bongkar barang dilakukan secara FIOS. Free In/Liner Out (FILO)
merupakan kebalikan dr kombinasi LIFO
5) Sertifikat Tonase
6) Sertifikat muat untuk terusan Suez dan Terusan Panama
7) Artikel Persetujuan kapal
Artikel Persetujuan Kapal yang terdiri dokumen perjalanan kapal, dokumen
Awak Kapal, tingkat upah, pembukaan jasa usaha.
- Pengiriman Barang/Muatan.
Dalam layanan pengiriman barang, perusahaan pelayaran memiliki
tanggungjawab:
o Door to Door
Dalam door to door atau house lo house service, perusahaan pelayaran
bertanggung jawab sejak barang diterima (place of re-ceipt) sampai
barang diserahkan di gudang consignee (place of delivery).
Penerimaan/penyerahan barang kemungkinan terjadi di luar pelabuhan
sehingga transportasi darat sebelum dan sesudah transportasi laut
menjadi tanggung jawab pelayaran.
Hal itu berarti pelayaran melaksanakan combined transport dan
mengeluarkan combined transport bill of lading dan biasanya dilakukan
untuk FCL container. Perusahaan pelayaran bekerja sama dengan
kereta api dan angkutan darat lainnya, termasuk dengan CFS dan
pergudangan.
o FCL/FCL (House to House)
8) Sertifikat pemeriksaan
9) Daftar Resmi AWAK KAPAL
10) Surat kesehatan
11) Daftar Muatan
12) Daftar Penumpang (jika ada)
13) Bill of Lading : tanda bukti muatan dan kontrak untuk
mengantarkannya.
14) Daftar Perbekalan
15) Sertifikat fumigasi/Sertifikat Pemeriksaan Kesehatan
16) Jurnal Kapal (Jurnal Resmi, Jurnal Awal dan Konsep Jurnal)
Berdiri tegak selama mungkin karena memberi kita posisi yang seimbang
dan aman, memberi kita pandangan yang jelas dan luas, dan membantu tumit
kita pada posisi lebih rendah
Jika tumit kita berada pada posisi lebih rendah pada saat berada di tangga,
keseimbangan badan dapat terjaga dengan menggeser sol sepatu seperlunya di
tempat berpijak. Posisi ini juga dapat menghemat tenaga secara signifikan. Otot
kaki kita akan bekerja layaknya penari balet saat menaiki/memanjat tangga. Jika
pada permukaan datar, biasanya pada kapal yang mengapung, tumit tidak harus
di posisi lebih bawah, melainkan sejajar untuk menjaga keseimbangan tubuh.
Ketika bergerak satu pergerakan dalam setiap saat, pastikan kita bertumpu
pada tiga titik yang kokoh. Ketika memanjat jika memungkinkan, sebagian besar
berat tubuh kita seharusnya didistribusikan pada kedua kaki kita. Tangan kita
berfungsi sebagai penyeimbang pada bagian atas tubuh kita yang menjaga agar
kita tidak jatuh atau terpeleset. Jika kita melepaskan kedua tangan maka kita
akan jatuh. Karena itu gerakkanlah tangan kita satu persatu tangan maka anda
akan selamat. Sebaiknya tangan jangan digunakan untuk menahan beban berat
badan kita, tetapi pada suatu saat tangan kita akan menahan beban berat badan
khususnya saat kita harus bergantung pada kedua tangan, karena anak tangga
rusak, pijakan kaki rusak/hilang. Ketika menghadapi ketinggian atau pada
permukaan licin, untuk bergerak dengan aman lakukan pergerakan satu persatu–
itu lebih aman.
Sekali kita bergerak, jangan berhenti, tetap bergerak sampai kita mencapai
sasaran, dengan begitu kita menjadi lebih percaya diri. Bila kita bermalas-
malasan di setiap gerakan, kita akan membuang tenaga dengan sia-sia.
Hal itu membuat kita lelah, takut, menimbulkan keraguan di hati. Tetaplah
bergerak. Jika lelah, berhenti dan beristirahatlah, tetapi kunci posisi anda dengan
aman pada posisi kaki menopang berat badan anda.
Posisi normal pegangan kedua tangan adalah sejajar dengan bahu. Pada
kondisi tersebut, jantung kita akan memompa darah secara normal kemudian
mengalirkannya melalui tangan dan sampai ke jari.
Ketika kita merubah posisi tangan ke tempat yang lebih tinggi dari jantung,
aliran darah akan melambat, otot-otot tangan akan melemah dan pada akhirnya
akan kehilangan kontrol jika tangan kita tidak segera menurunkan tangan dengan
segera. Minimalkan waktu dimana posisi tangan lebih tinggi dari jantung.
2. Latihan
1). Pertanyaan: Jelaskan apa saja syaratnya suatu penghentian dan
pemeriksaan sarana pengangkut tanpa disertai Surat Perintah?
Jawab: Syaratnya suatu penghentian dan pemeriksaan sarana
pengangkut tanpa disertai Surat Perintah hanya dalam keadaan
mendesak dan berdasarkan petunjuk yang cukup bahwa sarana
pengangkut dan/atau barang diatasnya belum dipenuhi/ diselesaikan
kewajiban pabeannya, tersangkut pelanggaran Kepabeanan, Cukai atau
peraturan larangan/ pembatasan impor atau ekspor.
Satuan Tugas segera melaporkan penghentian sarana pengangkut
kepada Pejabat Bea dan Cukai yang berwenang menerbitkan Surat
Perintah dalam waktu 1 X 24 jam terhitung sejak penghentian dilakukan.
Dalam hal Pejabat Bea dan Cukai yang berwenang tidak menerbitkan
Surat Perintah dalam waktu 1 X 24 jam sejak menerima laporan dari
Pejabat Bea dan Cukai yang melakukan penghentian, pengangkut/sarana
pengangkut dan/atau barang di atasnya dapat segera meneruskan
perjalanannya.
2). Pertanyaan: Jelaskan apa saja kewajiban pengangkut atau kuasanya
dalam rangka pemeriksaan barang yang dilakukan oleh Petugas Bea dan
Cukai!
Jawab: Kewajiban pengangkut atau kuasanya dalam rangka pemeriksaan
barang yang dilakukan oleh Petugas Bea dan Cukai, adalah menunjukkan
bagian-bagian/ tempat-tempat dimana disimpan barang; menyerahkan
3. Rangkuman
4. Test Formatif
1). Alat yang digunakan untuk menahan posisi kapal di laut yang dihubungkan
dengan rantai, biasanya berada di bagian depan kapal, tetapi ada juga
kapal yang mempunyai alat tersebut di belakang, adalah:
a. Aft.
b. Alleyway.
c. Amidship.
d. Anchor
2). Biasanya berisi air laut, dimuat untuk tujuan meningkatkan stabilitas kapal,
dimuat dalam tangki, juga digunakan untuk meningkatkan draft kapal saat
tidak berisi muatan, adalah:
a. Ballast.
b. Beam.
c. Berth.
d. Bilge
3). Bantalan yang ada di sisi kapal untuk mencegah kerusakan akibat
benturan, adalah:
a. Fairlead
b. Fathom
c. Fender
d. Freeboard
4). Tangga khusus terbuat dari tambang kapal sesuai peraturan internasional,
digunakan untuk naik ke kapal di laut, biasa disebut juga tangga pandu
atau tangga monyet, adalah:
a. Poop
b. Pilot Ladder
c. Port
d. Rudder
5). Peralatan Keselamatan Kerja (PPK) berikut ini harus dikenakan oleh
petugas ketika berada di atas kapal untuk melakukan pemeriksaan berupa
baju kerja (wearpack) lengan panjang, rompi kerja (Reflektif Vests), safety
Boot, dan peralatan yaitu:
a. Alat bantu pernafasan
b. Alat komunikasi
c. Safety Helmets
d. Pelindung mata
6). Peralatan Keselamatan Kerja (PKK) sebelum petugas naik ke kapal untuk
melakukan pemeriksaan kapal, yang harus dibawa petugas berupa sarung
tangan, pelindung telinga (pendengaran), pelindung mata, dan peralatan
yaitu:
a. fall arrest equipment
b. Lampu senter
c. Rompi kerja.
d. Alat komunikasi
7). Peralatan Keselamatan Kerja (PPK) sebelum petugas naik ke kapal untuk
melakukan pemeriksaan kapal, yang dapat diperlukan petugas berupa
peralatan penahan jatuh, alat bantu pernafasan, alat komunikasi, masker
atau saringan pernafasan (untuk debu atau lingkungan yang berbau), krim
atau lotion Pelindung, dan peralatan yaitu:
a. Sarung tangan,
b. Pelindung telinga
c. Safety Boot
d. Gas Monitor
8). Nakhoda adalah penanggung jawab umum di atas kapal. Nakhoda pada
dasarnya adalah perwira dek. Biasanya terdapat tiga bagian di kapal niaga,
yaitu
a. Bagian Cargo, Bagian Mesin, dan Bagian Katering
b. Bagian Dek, Bagian Mesin, dan Bagian Katering
c. Bagian Dek, Bagian Mesin, dan Bagian cargo
d. Bagian Dek, Bagian Cargo, dan Bagian Katering
12). Term diberlakukan bila kapal disewa oleh penyewa dan semua biaya
bongkar/muat barang akan dibayar oleh penyewa kapal adalah:
a. Free In Out Ship
b. FCL/FCL
c. FIO
d. LCL/LCL
Cocokkan hasil jawaban dengan kunci jawaban yang disediakan pada modul
ini. Hitung jawaban Anda yang kedapatan benar. Kemudian gunakan rumus
untuk mengetahui tingkat pemahaman terhadap materi. Perhatikan dan
cocokan hasil jawaban Anda dengan hasil perhitungan sesuai rumus dengan
hasil pencapaian prestasi belajar sebagaimana data pada kolom dibawa ini.
PENUTUP
TES SUMATIF
Pilihan Ganda :
3). Sebelum mengerahkan tenaga pada tempat dimana kita berpegang, wajib
bagi kita untuk mengetahui kekuatan tempat berpegang tersebut. Periksa
apakah tangga atau tempat yang kita pegang tersebut kuat untuk menahan
berat badan kita.
a. Flags of discrimination
b. Bendera negara tujuan kapal
c. Selalu cek tempat berpegang (Always Test Your Holds)
d. Bendera negara asal kapal
13). Penilaian atas pemeriksaan yang telah dilakukan, catat hal-hal yang berguna
untuk pemerikaan berikutnya, tanyakan anggota: ide atau saran, dan
dilakukan:
a. melakukan olah kejadian
b. melakukan olah perkara
c. melakukan – olah TKP
d. evaluasi masalah untuk pencegahan
14). Diberikan kepada kapal yang didaftarkan di negara bendera (flag state) dan
menjalankan peraturan/hukum dari negara tersebut, kepada kapal tersebut
diberikan dokumen:
a. Certificate of Registry
b. Tonnage Certificate
c. International Load line Certificate
d. certificate of proficiency
15). Diberikan kepada tiap kapal yang panjangnya lebih dari 24 meter atau
besar lebih dari 150 GT, dimana GT dan NT ditentukan sesuai persyaratan
konvensi. Sertifikat ini berlaku untuk waktu lima tahun, kapal tersebut
diberikan dokumen:
a. Certificate of Registry
b. Tonnage Certificate
c. International Load line Certificate
d. certificate of proficiency
16). Perhatikan dan pelajari lokasi dan kondisi struktur yang ada di kapal seperti
jalur kabel, pipa, saluran, tempat kosong, warna, debu, karat, pengecatan,
dll. Dalam mengukur lokasi/tempat yang akan kita capai, bayangkan apa
yang akan kita lihat, dan sebelum memanjat fikirkan hal sbb:
a. melakukan olah kejadian
b. berfikir Dahulu (Think First)
c. melakukan olah perkara
d. melakukan – olah TKP
17). Posisi normal pegangan kedua tangan adalah sejajar dengan bahu. Pada
kondisi tersebut, jantung kita akan memompa darah secara normal
kemudian mengalirkannya melalui tangan dan sampai ke jari. Ketika kita
merubah posisi tangan ke tempat yang lebih tinggi dari jantung, aliran darah
akan melambat, otot-otot tangan akan melemah dan pada akhirnya akan
kehilangan kontrol jika tangan kita tidak segera menurunkan tangan dengan
segera. Minimalkan waktu dimana posisi tangan lebih tinggi dari jantung,
cara naik kekapal saat melakukan pemeriksaan kapal dilaut, adalah dengan
cara:
a. Posisi tangan tinggi
b. Posisi tangan sedang
c. Posisi tangan rendah (Hands Low)
d. Posisi tangan sejajar
18). Kapal disewa sebagai badan kapal saja. Penyewa (charterer) menyediakan
nakhoda serta ABK dan mengoperasikan kapal seolah miliknya disebut:
a. international load line certificate
b. ship's logbook
c. certificate of proficiency
d. bareboat/demise charter
19). Diberikan kepada tiap kapal di atas panjang 24 meter atau lebih besar 150
GT yang telah disurvey dan diberi tanda sesuai konvensi. Sertifikat ini
berlaku untuk lima tahun. Sebuah buku Particulars of Conditions of
Assignment dikeluarkan bersama dengan sertifikat ini yang menerangkan
cara perhitungan mendapatkan freeboard, kapal tersebut diberikan
dokumen:
a. international load line certificate
b. ship's logbook
c. certificate of proficiency
d. bareboat/demise charter
20). Setiap kapal harus mencatat dari sidak dan latihan serta catatan mengenai
pemeriksaan/pemeliharaan dari alat-alat penolong dan peralatannya.
Catatan-catatan ini kemungkinan besar akan diperiksa oleh PPK di setiap
pelabuhan (SOLAS 1974. reg III/19.5), kapal adalah:
a. CASHWORTH
b. Ship's Logbook
c. Certificate of proficiency
d. Time Charter (T/C)
22). Kapal dapat disewa. Seolah-olah suatu badan yang beroperasi dan dipakai
untuk suatu waktu tertentu. Si penyewa (charterer) membayar uang sewa
dan bunker serta kapal dioperasikan sesuai kemauan penyewa. Uang
sewa dapal dinyatakan sebagai biaya per hari atau biaya per ton DWT,
disebut:
a. CASHWORTH
b. Ship's Logbook
c. Certificate of proficiency
d. Time Charter (T/C)
23). Satuan tugas patroli Bea dan Cukai mempunyai aturan bahwa apabila
memanjat atau menuruni tangga lebih dari 2,4 meter maka harus
mengenakan alat-alat keselamatan dan alat pengaman lainnya , seperti:
a. helm
b. rompi pengaman jatuh
c. kaos tangan
d. jaket
25). Petugas yang melakukan pemanjatan kapal, harus mengatur tenaga tidak
hanya berfokus pada kadar karbohidrat yang kita konsumsi tetapi juga
kadar alkohol di darah, kata hati, otot/badan yang tidak sakit dll. Selama
memanjat jangan membuang tenaga dengan hal yang tidak perlu tentukan
tujuan, laksanakan, dan cepat mencapai:
a. tempat tujuan
b. tempat tinggi
c. tempat aman
d. tempat pemeriksaan
KUNCI JAWABAN
1. Test Formatif
1. d 6. b 11. d
2. a 7. d 12. a
3. c 8. b 13. b
4. b 9. a 14. c
5. c 10. c 15. d
2. Test Sumatif
DAFTAR PUSTAKA
Undang-undang No. 17 tahun 2006 Tanggal 15 Nopember 2006 tentang
Perubahan Undang-undang No. 10 tahun 1995 Tanggal 30 Desember
1995 tentang Kepabeanan.
Territoriale Zee En Maritieme Kringen Ordonantie (TZEMKO) No. 442 Th 1939
Peraturan Pemerintah RI No.69/2001 Tentang Kepelabuhanan
Indische Scheepvaart-Wet (Staatablad 1936 No. 700) Tentang Pelabuhan
Undang-undang No. 19/1960 Tentang Pengelola Pelabuhan
Keputusan Mahkamah Internasional tahun 1951 dalam Anglo-Norwegian
Fisheries Case yang membenarkan penarikan garis-garis dasar lurus
(straight base lines) dalam point to point theory dari Archipellagic State
Principle, melalui Pengumuman Pemerintah Indonesia tanggal 13
Desember 1957 yang dikenal dengan nama ’Deklarasi Juanda’
UU No. 9/1969 Tentang Perusahaan Negara Pelabuhan
Instruksi Presiden No.17/1967 Tentang PerusahaanNegara Pelabuhan
PP No. 18/1969 Tentang Perusahaan Negara Pelabuhan
PP No. 11/1983 Tentang Perum Pelabuhan
PP No. 3/1983 Tentang pelabuhan di Indonesia dibagi dalam empat Perum.
Undang-Undang Otonomi Daerah, yaitu UU No. 22/1999 dan PP No.
25/2000
Tentang kewenangan provinsi sebagai daerah otonom oleh Pemerintah.
SK Menhub No. 53 tentang Tatanan Kepelabuhanan Nasional.
SK Menhub No. 54 tentang Penyelenggaraan Pelabuhan Laut.
SK Menhub No. 55 tentang Pengelolaan Pelabuhan Khusus.
Shipping-Pengangkutan Intermodal Ekspor Impor Melalui Laut, Edisi Revisi,
oleh Capt. R.P.Suyono, penerbit PPM-Jakarta Tahun 2003
Buku Panduan–Customs Course–Ships Search–Kantor Pusat Direktorat
Jenderal Bea dan Cukai-Jakarta Tahun 2005–Pemeriksaan Kapal
(Buku Panduan ini diperoleh dari hasil Shipsearch Training Course di
National Enforcement Training Course–Australian Customs Service
pada bulan Apri–Mei 2005, dan telah diterjemahkan oleh, Pegawai
DJBC Nama Sonny Wibisono, I Wayan Sapta Darma, Andhi Pramono,
dan Fabian Cahyo Wibowo.