Anda di halaman 1dari 8

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Gelombang Bunyi

Gelombang bunyi merupakan gelombang longitudinal, karena gelombang


berosilasi searah dengan gerak gelombang tersebut, membentuk daerah
bertekanan tinggi dan rendah (rapatan dan renggangan). Partikel yang saling
berdesakan akan menghasilkan gelombang bertekanan tinggi, sedangkan molekul
yang meregang akan menghasilkan gelombang bertekanan rendah. Kedua jenis
gelombang ini menyebar dari sumber bunyi dan bergerak secara bergantian pada
medium.

Gelombang bunyi dibagi menjadi 3 yaitu:

1. Audiosonik (20Hz – 20.000Hz) merupakan frekuensi bunyi yang dapat


didengar oleh manusia pada umumnya.
2. Infrasonik (< 20 Hz) merupakan frekuensi bunyi yang lebih rendah dari 20Hz
atau lebih rendah dari yang bisa didengar oleh manusia. (Audiosonik).
Beberapa hewan yang mampu merespon gelombang ini adalah gajah dan ikan
paus. Frekuensi ini juga digunakan oleh para geometris dan ahli fisika untuk
mendeteksi gempa. Yaitu dengan alat seismograf.
3. Ultrasonik (>20.000Hz) merupakan frekuensi yang lebih tinggi dari
20.000Hz. beberapa hewan mampu mendengar frekuensi ini dengan baik.
Contohnya Anjing. Hewan ini mampu mendengar sampai 25000Hz. Kucing
mampu mendengar sampai 65000Hz, dan lumbalumba mampu mendengar
sampai 150000Hz.

2.2 Sifat - Sifat Gelombang Bunyi

Sifat-sifat umum tentang gelombang, yaitu pembiasan (refraksi), pemantulan


(refleksi), pelenturan (difraksi), interferensi, dan polarisasi. Bunyi merupakan
salah satu bentuk gelombang. Oleh karena itu, gelombang bunyi juga mengalami
peristiwa- peristiwa tersebut.

1. Pemantulan Gelombang Bunyi

Mengapa saat Anda berteriak di sekitar tebing selalu ada bunyi yang
menirukan suara Anda tersebut? Mengapa suara Anda terdengar lebih keras ketika
berada di dalam gedung? Kedua peristiwa tersebut menunjukkan bahwa bunyi
dapat dipantulkan. Bunyi pantul dapat memperkuat bunyi aslinya. Itulah sebabnya
suara musik akan terdengar lebih keras di dalam ruangan daripada di lapangan
terbuka.

2. Pembiasan Gelombang Bunyi

Sesuai dengan hukum pembiasan gelombang bahwa gelombang yang datang


dari medium kurang rapat ke medium lebih rapat akan dibiaskan mendekati garis
normal atau sebaliknya.

3. Difraksi Gelombang Bunyi


Difraksi adalah peristiwa pelenturan gelombang ketika melewati celah, yang
ukuran celahnya se-orde dengan panjang gelombangnya. kaca pembatas loket
pembayaran di sebuah bank yang sengaja dibuat dengan beberapa lubang kecil
agar gelombang bunyi tidak memantul, walaupun arah rambat bunyi tidak berupa
garis lurus.
Gelombang bunyi mudah mengalami difraksi karena gelombang bunyi di
udara memiliki panjang gelombang sekitar beberapa sentimeter sampai beberapa
meter. Bandingkan dengan cahaya yang memiliki panjang gelombang berkisar
500 mm.

4. Interferensi Gelombang Bunyi


Interferensi Gelombang Bunyi terjadi jika beda lintasannya merupakan
kelipatan bilangan bulat dari setengah panjang gelombang bunyi.
5. Pelayang Bunyi
Interferensi yang ditimbulkan dari dua gelombang bunyi dapat menyebabkan
peristiwa pelayangan bunyi, yaitu penguatan dan pelemahan bunyi. Hal tersebut
terjadi akibat superposisi dua gelombang yang memiliki frekuensi yang sedikit
berbeda dan merambat dalam arah yang sama. Jadi, satu pelayangan didefinisikan
sebagai dua bunyi keras atau dua bunyi lemah yang terjadi secara berurutan,
(layangan = kuat — lemah — kuat atau lemah — kuat — lemah).
Jika kedua gelombang bunyi tersebut merambat bersamaan, akan
menghasilkan bunyi paling kuat saat fase keduanya sama. Jika kedua getaran
berlawanan fase, akan dihasilkan bunyi paling lemah.

2.3 Aplikasi Gelombang Bunyi dalam Biologi


1. USG ( Ultrasonography)
Gelombang bunyi yang selama ini hanya dipelajari secara teoritis ternyata
mempunyai banyak manfaat. kali ini akan dibahas manfaat gelombang bunyi pada
bidang kedokteran. Pada bidang kedokteran gelombang bunyi diaplikasikan
melalui alat USG (Ultrasonography).

Gambar 1. Hasil USG Gambar 2. Alat USG

Sebagai contoh, scaning ultrasonic dilakukan dengan menggerak-gerakan


probe di sekitar kulit perut ibu yang hamil akan menampilkan gambar sebuah
janin di layar monitor. Dengan mengamati gambar janin, dokter dapat memonitor
pertumbuhan, perkembangan, dan kesehatan janin. Tidak seperti pemeriksaan
dengan sinar X, pemeriksaan ultrasonik adalah aman (tak berisiko), baik bagi ibu
maupun janinnya karena pemerikasaan atau pengujian dengan ultrasonic tidak
merusak material yang dilewati, maka disebutlah pengujian ultrasonic adalah
pengujian tak merusak (non destructive testing, disingkat NDT). Tehnik scanning
ultrasonic juga digunakan untuk memeriksa hati (apakah ada indikasi kanker hati
atau tidak) dan otak. Pembuatan perangkat ultrasound untuk menghilangkan
jaringan otak yang rusak tanpa harus melakukan operasi bedah otak. “Dengan cara
ini, pasien tidak perlu menjalani pembedahan otak yang berisiko tinggi.
Penghilangan jaringan otak yang rusak bisa dilakukan tanpa harus memotong dan
menjahit kulit kepala atau sampai melubangi tengkorak kepala.

Proses USG dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu USG Transabdominal dan
USG Transvaginal.

a. USG Transabdominal
Proses USG Trasabdominal dilakukan dengan cara melapisi permukaan
kulit perut dengan suatu ultrason gel agar – agar khusus sebelum trasduser
ditempelkan dipermukaan perut. Lalu transduser digerakkan keatas dan
kebawah, pada saat itu juga komputer akan menejemahkan gelombang suara
kedalam suatu bentuk gambar. Sebelum menjalani pemeriksaan
ultrasonography ini, pasien diminta untuk meminumair putih dalam jumlah
yang cukup banyak, untuk memudahkan pemeriksaan karena gelombang
suara merambat lebih baik dalam air.

Gambar 3. Alat USG Trasabdominal


b. USG Transvaginal
Biasanya cara USG Transvaginal ini dilakukan pada kehamilan muda.
Sebelum menjalani pemeriksaan, pasien diminta untuk mengosongkan
kantong kemih sehingga mempermudahkan masuknya transduser kedalam
rahim. Pada awalmnya, metode ultrason yang dikembangkan adalah
metode ultrason dua dimensi. Ada macam ultrason dua dimensi yaitu
ultrason doppler dan ultrason berwarna. Ultrason Doppler hanya
menampilkan gambar hitam putih, dan biasa digunakan untuk mengamati
denyut jantung janin. Ultrason dengan warna masih menampilkan gambar
dua dimensi, tetapi warna – warna khusus yang biasanya ditujukan untuk
memperbaiki kualitas gambar. Namum bukan berarti warna organ yang
ditampilkan pada monitor adalah warna organ yang sesungguhnya.

Gambar 4. Alat USG Transvaginal

2. Stetoskop
Stetoskop adalah sebuah alat medis akustik untuk memeriksa suara dalam
tubuh. Dia banyak digunakan untuk mendengar suara jantung dan pernapasan,
meskipun dia juga digunakan untuk mendengar intestine dan aliran darah darah
dalam arteri dan “ vein”. Ada dua jenis stetoskop yaitu akustik dan elektronik.
a. Stetoskop Akustik
Stetoskop akustik yang paling umum digunakan, dan beroperasi dengan
menyalurkan suara dari bagian dada, melalui tabung kosong berisi udara,
ketelinga pendengar. Bagian “chestpiece” biasanya terdiri dari dua sisi yang
dapat diletakkan dibadan pasien untuk memperjelas suara. Sebuah diaphgram
(diskplastik) atau “bell” (mangkok kosong). Bila diaphgram diletakkan
dipasien, suara tubuh menggetarkan diaphragm, menciptakan tekanan
gelombang akustik yang berjalan sampai ke tube ketelinga pendengar. Bila
“bell” diletakkan ditubuh pasien, getaran kulit secara langsung memproduksi
gelombang tekanan akustik yang berjalan ketelinga pendengar. Bell
menyalurkan suara frekuensi rendah, sedangkan diaphgram menyalurkan
frekuensi suara yang lebih tinggi. Permasalahan dengan akustik stetoskop
adalah tingkatan suara sangat rendah, membuat diagnosis sulit.

Gambar 5. Stetoskop akustik


b. Stetoskop Elektronik
Stetoskop elektronik mengatasi tingkatan suara yang rendah dengan cara
memperkuat suara tubuh. Stetoskop ini mempunyai mikropon didalam
diafragmanya. Stetoskop e;ektronik ini adalah jawaban sebagai alat
kedokteran terbaik untuk menangkap suara yang rendah dari dalam tubuh
manusia.

Gambar 6. Stetoskop elektronik

3. Kacamata Tuna Netra


Kacamata tuna netra dilengkapi dengan penerima dan pengirim ultrasonic
sehingga truna netra dapat menduga jarak benda yang ada didepannya.
Gelombang ultrasonic dipancarkan frame kacamata dan mengenai benda objek
disekitar, gelombang ultrasonic dipantulkan dan diterima kembali oleh alat
penerima pada kacamata. Ultrasonic beradanpada frame kacamata yang
mengirimkan sinyal getaran pada telinga tuna netra. Orang penyandang tuna netra
memiliki pendengaran yang lebih tajam atau sensitif disbanding orang yang
bermata normal.

Gambar 7. Kacamat tuna netra


4. NDT (Non Destructive Test)
Dalam bidang kedokteran, teknik pulsa gema seoerti sonar juga digunakan.
Pulsa bunyi diarahkan ketubuh pasien dan pantulan dari batas antar muka antara
organ dan struktur lainnya dapat dideteksi. Dengan mengunakan teknik ini, tumor
dan pertumbuhan abnormal lainnya atau kantong cairan dapat dibedakan. Selai
itu, aktivitas jantung, perkembangan janin, dan informasi tentang organ tubuh
lainnya, seperti otak, ginjal, dan hati dapat dipantau. Untuk memeriksa tubuh,
ultrasonic dipandang sebagai metode yang tidak mengganggu atau merusak
material yang dilewati. Oleh karena itu, pemeriksaan aatau tes dengan ultrasonic
dikenal dengan non destructive test.
Gambar 8. Alat NDT

Anda mungkin juga menyukai