Anda di halaman 1dari 30

Biomekanika Spine

Caesar Bimoseno
PPDS Orthopaedi dan Traumatologi
Surabaya
Unit Fungsional Spine
Merupakan kesatuan yang dibentuk oleh :
• Corpus vertebrae yang terletak tepat di superior dan inferior suatu
corpus vertebrae (cephalad dan caudad) disertai dengan diskus
intervertebralis dan sendi faset masing-masing.
• Berfungsi sebagai pelindung medula spinalis dan penopang gerakan
spine.
• Tekanan intradiskal bervariasi, tergantung pada posisi dan gerakan
spine.
Stabilitas spine
• Suatu keadaan yang ditandai dengan tidak adanya strain atau gerakan
berlebih atau abnormal pada unit fungsional spine (FSU) dibawah
beban fisiologis.
• Stabilitas ini ditopang oleh beberapa struktur yakni
1. FSU
2. Tarikan otot paravertebral
3. Tekanan intrathorasik dan intraabdomen
4. Rib cage support
Three Column Concept
Denis Three Column
• Relevansi klinis : hanya memiliki korelasi tingkat sedang dalam
menentukan derajat stabilitas spine
Terdiri dari 3 kolum yakni :
• Columna anterior, terdiri dari ALL dan 2/3 anterior corpus vertebra
dan annulus
• Columna media, terdiri dari PLL dan 1/3 posterior corpus vertebra
• Columna posterior, terdiri dari pedikel, faset, ligamentum flavum,
proc spinosus, dan Posterior Ligament Complex (PLC)
Ligamen
• Terdapat berbagai ligamen yang mengelilingi FSU dengan tujuan
untuk :
1. Melindungi medulla spinalis dengan membatasi gerakan FSU
2. Menyerap energi saat gerakan spine yang cepat
• Kesemua ligamen dibentuk oleh kolagen tipe 1, kecuali ligamentum
flavum (kolagen elastin). Sifatnya viskoelastik dengan gerakan
nonlinier.
• Ligamen intervertebral sebagai pelindung utama corpus vertebrae
terhadap bending stress.
Diskus Intervertebralis
• Massa kartilago yang mendistribusikan beban kompresi secara merata
pada corpus vertebra.
• Hal ini dimungkinkan oleh nukleus pulposus yang berada didalam
annulus fibrosus yg tersusun sbg lamella konsentrik yg sangat kokoh
• Beban kompresi -> stimulus mekanika fluida di dalam nukleus ->
tension stress di dlm annulus -> beban tersebar merata
• Diskus dilindungi oleh facet/apophyseal joint terhadap rotational dan
shearing stress.
According to this well-validated model, the disc
behaves rather like a car tyre which loses height and
bulges radially when compressed (Brinckmann and
Grootenboer, 1991).
Keseimbangan Spine
• Lordosis Cervical, normal 20-40⁰
• Kifosis Thorasik, rerata 35⁰ dengan kisaran normal 20-50⁰
• Lordosis Lumbal, rerata 60⁰ dengan kisaran normal 20-80⁰, apex pada
VL3. Mayoritas dari lordosis lumbal pada VL4-VS1, dengan 47% pada
VL5-VS1
• Kifosis Sacral
Negative vs Positive Balance
• Aksis vertikal spine melalui pusat VC2 menuju margo anterior VT7 dan
ke sentral dari diskus VT12-VL1, posterior dari corpus VL3, dan
menyilangi angulus posterosuperior VS1.
• Jika aksis tsb jatuh pada posterior sacrum, maka disebut balans sagital
negatif spine. Dijumpai pada hiperlordosis lumbal.
• Jika aksis tsb jatuh pada anterior sacrum, maka disebut balans sagital
positif spine. Dijumpai pada misalnya flat-back dan hip flexion
contracture.
Kemampuan Gerak
• Ditentukan oleh arah dari sendi faset (facet joint), pada bidang
koronal dan sagital
• Perbedaan berbagai sudut orientasi faset tsb membuat vertebra
thorasik lebih fleksibel dalam pergerakan rotasional, sedangkan
vertebra lumbar lebih fleksibel dalam gerakan F-E (fleksi-ekstensi)
Cervical Facet
• Cervical (C3-7) terletak 0⁰ bidang koronal dan 45⁰ bidang sagital,
mengarah ke superomedial. Hal ini memungkinkan gerakan F-E, fleksi
lateral, dan rotasi yg cukup merata.
• Backward, upward, medial (B.U.M)
• 50% gerakan F-E terjadi pada artikulasi oksipito-atlantis, sementara
50% gerakan rotasi leher terjadi pada artikulasi atlantoaxialis.
Thoracic Facet
• Terletak 20⁰ pada bidang koronal, 55⁰ bidang sagital, memungkinkan
rotasi namun dengan gerakan F-E yang sangat terbatas. Hal ini juga
akibat artikulasi dengan costa yang bersifat sangat rigid.
• Backward, upward, lateral. (B.U.L)
Lumbal Facet
• Vertebra terbesar dengan letak anterior>posterior, membuatnya
dalam kurvatura lordosis.
• Terletak pada bidang koronal 50⁰ dan sagital 90⁰ yang memungkinkan
F-E namun dengan rotasi yang sangat terbatas.
• Backward, upward, medial (B.U.M)
Instabilitas Spine
• Cedera terhadap kolumna media
1. Dibuktikan dengan pelebaran distansia interpedikularis pada
proyeksi AP
2. Loss of height pada korteks posterior corpus vertebrae

• Disrupsi PLC yang disertai cedera kolumna anterior et media


Cervical
Instabilitas vertebra servikal ditandai dgn parameter radiologis sbb :
1. Fraktur kompresi dengan >25% LOSS OF HEIGHT
2. Displacement angular >11⁰ diantara dua vertebra yg berdekatan
(Cobb’s angle)
3. Translasi vertebra >3.5mm
4. Gap spatium diskus intervertebralis >1.7mm
Thorakolumbar
• Thorakal kifotik-lumbalis lordotik -> thorakolumbar mjd zona transisi -
> prone to injury!
• 90% fraktur vertebra terjadi di wilayah ini, dengan 60% diantaranya
terjadi di zona antara VT11-VL2
• Ver thorakal -> sangat sulit utk bergerak F-E dan bending lateral o/k
orientasi facet, artikulasi dgn thoracic cage, dan diskus
intervertebralis yang relatif tipis.
• Sebaliknya, ver lumbalis sgt sulit utk rotasional o/k orientasi facet yg
perpendikular pada bidang sagital.
Thorakolumbar
• Rasio kanalis spinalis dgn medula spinalis paling kecil terdapat di zona
T2-T10 -> rawan cedera neuro pada trauma
• Cedera tsb biasanya berupa complete neurologic injury dgn derajat
root injury bervariasi -> semakin kaudal, semakin besar root injury yg
terjadi -> kaudal dari L1 sifatnya exclusively root.
Degeneratif
• Proses degenerasi diduga sangat berpengaruh terhadap biomekanika
spine.
• Perubahan biokimiawi pada kartilago yang menua -> pemecahan dan
hilangnya proteoglikan terutama pada nucleus pulposus ->
kemampuan water-binding anjlok -> water content turun -> mekanika
fluida merosot (Bayliss et al., 2001).
• Hal ini juga meningkatkan cross-linking di antara kolagen -> tissue
stiffness meningkat (Duance et al., 1998).
Pengaruh Degeneratif?
Shift of Stress
Wedge Fracture
• Usia Tua -> perubahan tadi banyak menyebabkan wedge fracture ->
akibat kolapsnya pars anterior corpus vertebrae (Hedlund et al.,
1989).
• Kenapa pars anterior? Shift of stress di slide sebelumnya ->
membebani kolumna posterior (neural arch) yang sehat dan kini
menjadi stress-shield/stress resistor saat standing erect -> kolumna
anterior mjd keropos dari dalam akibat nucleus yang semakin tidak
paten -> wedge fracture.
Semoga yang sangat sedikit ini
bermanfaat, semakin digali, semakin
banyak yang tidak kita ketahui.

Anda mungkin juga menyukai