Anda di halaman 1dari 16

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.

S DENGAN GANGGUAN
SISTEM PENCERNAAN : APPENDISITIS AKUT DENGAN
POST APPENDIKTOMI DIRUANG CEMPAKA RSUD PANDAN
ARANG BOYOLALI

NASKAH PUBLIKASI

Oleh :
KIKI ANUGRAH ARIAWAN
J200110030

PROGAM STUDI D3 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014
1

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.SDENGAN GANGGUAN SISTEM


PENCERNAAN : APPENDISITIS DENGAN POST APPENDIKTOMI DI
RUANG CEMPAKA III RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI
( Kiki Anugrah Ariawan, 2014, 59 halaman)
ABSTRAK

Latar belakang : Appendisitis akut merupakan salah satu penyakit penyebab nyeri
akut abdomen dan berindikasi untuk di lakukan pembedahan kegawat daruratan.
Kejadian appendisitis akut menempati kasus tertinggi pada kasus kegawatan
abdomen.Tingkat kejadian appendisitis di negara maju lebih tinggi di bandingkan
dengan negara berkembang.
Tujuan : Untuk mengetahui asuhan keperawatan medikal bedah pada Ny.S dengan
gangguan sistem pencernaan : appendikitis dengan post apendiktomi meliputi
pengkajian,diagnosa,intervensi,implementasi dan evaluasi.
Hasil : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selam 3x24 jam didapatkan hasil
nyeri berkurang, kebutuhan nutrisi tubuh, intoleransi aktivitas teratasi sebagian
Kesimpulan : Appendiktomi merupakan salah satu penatalaksanaan pada
appendisitis yang biasanya dalam pembedahan. Kerjasama antara tim medis,pasien
dan keluarga merupakan faktor pendukung dalam keberhasilan dalam proses
keperawatan. Tehnik relaksasi nafas dalam dan kolaborasi dalam pemberian obat
analgetik dapat menurunkan intensitas nyeri setelah operasi.
Kata Kunci : Appendisitis, appendiktomi, nyeri, kebutuhan nutrisi tubuh, intoleransi
aktivitas.
2

NURSING CARE TO MRS.S WITH DISTRUBANCE SYISTEM


DISGESTION : APPENDISITIS DENGAN POST APPENDIKTOMI IN
CEMPAKA ROOM HOSPITAL OF PANDAN ARANG BOYOLALI
( Kiki Anugrah Ariawan, 2014, 59 pages)
ABSTRACK

Background : Acute appendicitis is one of the diseases acute abdominal diasese and
indications for surgery emergencies. The highest incidence of appendicitis cases
occupy in the case of the gravity of the abdomen.The incidentce rate of appendicitis
in developmen countries higher compared with developing counries.
Objective : to provide an overview of how the nursing care in patients with post
appendiktomy cover assessment,diagnosis, intervention,implementation and
evaluation.
Result : after nursing care during 3x24 hour showed reduced pain,nutritional needs of
the body,activity intolerance partially resolved.
Conclusion : appendiktomi is one of the appendicitis’s managemen is usually in
surgery.Cooperation between the heat care team,patients and families a supporting
factor in the success in the process of nursing. Deep breathing relaxation techniques
and collaboration in the delivery of analgesic drugs can reduce the intensity of pain
after surgey.
Keyword : appendicitis, appendiktomi, paint,nutritional needs of the body, activity
intolerance
3
4

PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA


Latar Belakang 1. Pengertian
Tingkat kejadian appendisitis Appendiks sering disebut dengan
di negara maju lebih tinggi di umbai cacing. Kebanyakan masyarakat
bandingkan dengan negara menyebutnya usus buntu hal tersebut
berkembang. Appendisitis dapat terjadi kurang tepat karena sebenarnya usus
pada laki – laki dan perempuan pada yang buntu adalah sekum.
segala usia tapi pada umumnya saat (Sjamsuhidayat ,2004 ).
usia remaja yaitu sektar usia 20 – 30 Appenditits merupakan
tahun. Appendisitis pada umumnya keadaan inflamasi dan obstruksi pada
terjadi pada laki – laki (Kowalak, vermiforis. Sehingga merupakan
2011). penyakit yang paling sering
Appendikitis sering terjadi memerlukan pembedahan kedaruratan.
pada individu yang kebiasaan makan Apabila tidak ditangani dengan segera
makanan rendah serat sehingga dapat maka akan berakibat fatal
mempengaruhi terjadinya konstipasi ( Kowalak, 2011).
yang dapat menimbulkan appendisitis. Apendiktomi adalah
Konstipasi akan menaikan tekanan pembedahan yang dilakukan untuk
intrasekal yang berakibat terjadinya mengangkat (Smeltzer,2002).
sumbatan fungsional appendiks dan 2. Etiologi
meningkatnyapertumbuhan kuman Appendisitis merupakan penyakit
flora kolon biasa sehingga dapat yang disebabkan oleh infeksi bakteri.
mempermudah timbulnya appendisitis Beberapa faktor yang menyebabkan
akut(Sjamsuhidayat ,2004). appendisitis yaitu sumbatan lumen
Sejak adanya kemajuan pada appendiks yang dianggap sebagai
penanganan dan obat obatan antibiotik pencetus selain hiperplasia jaringan
angka kematian akibat dari appendititis limfe,fekalit,tumor apendiks dan dapat
sudah mengalami penuran. Penyakit disebabkan oleh cacing askaris yang
ini meruapakan yang paling sering dapat menimbulkan sumbatan. Selain
memerlukan penanganan pembedahan faktor diatas juga ada faktor lain yang
darurat atau dilakukan appendiktomi. menjadi penyebab dari appendisitis
Apendiktomi adalah pembedahan yang yaitu erosi mukosa appendiks karena
dilakukan untuk mengangkat adanya parasit seperti E.histolitica.
appenndik dilakukan sesegera Appendik juga dapat disebabkan
mungkin untuk menurunkan resiko karena kebiasaan makan makanan
perforasi. Selain itu untuk yang rendah serat sehingga dapat
pencegahannya yaitu dengan konsumsi menimbulkan konstipasi sehingga
makanan yang tinggi serat yang dapat dapat memepengaruhi terhadap
melancarkan pencernaan sehingga timbulnya appendisitis
akan mengurangi resiko terjadi 3. Patofisiologi
appendisitis (Smeltzer,2002). Appendisitis merupakan penyakit
yang disebabkan oleh infeksi bakteri.
Beberapa faktor yang menyebabkan
5

appendisitis yaitu sumbatan lumen Tanda – tanda perforasi yaitu


appendiks, cacing askaris yang dapat meningkatnya nyeri,meningkatnya
menimbulkan sumbatan, erosi mukosa spasme dinding perut kanan bawah,
appendiks karena adanya parasit ileus,demam,malaise, dan leukositisis.
seperti E.histolitica, kebiasaan makan b). Peritonitis Abses
makanan yang rendah serat sehingga Bila terbentuk abses appendik
dapat menimbulkan konstipasi maka akan teraba massa pada kuadran
sehingga dapat memepengaruhi kanan bawah yang cenderung
terhadap timbulnya appendisitis. menggelembung pada rektum atau
Peningkatan kongesti dan penurunan vagina. jika terjadi perintonitis umum
perfusi pada dinding apendik akan tidakan spesifik yang dilakukan adalah
mengakibatkan terjadinya nekrosis dan operasi untuk menutup asal perforasi
inflamasi pada appendiks.Sehingga tersebut.
pada keadaan tersebut akan c). Dehidrasi.
menimbulkan nyeri pada area d). Sepsis.
periumbilikal. Adanya proses e). Elektrolit darah tidak seimbang.
inflamasi yang berkelanjutan maka f). Pneumoni.
terjadi pembentukan eksudat pada 5. Manifestasi Klinis
permukaan serosa appendiks. Pada saat Manifestasi Klinis menurut Lippicott
eksudat berhubungan dengan pariental williams &wilkins (2011) yaitu :
peritoneum, maka intesitas nyeri yang a). Nyeri periumbilikal atau epigastik
khas akan terjadi.Peningkatan kolik yang tergeneralisasi maupun
obstruksi yang terjadi maka bakteri setempat,anoreksia,mual muntah.
akan berpoliferasi sehingga b). Nyeri setempat pada perut bagian
meningkatkan tekanan intraluminal kanan bawah.
dan membentuk infiltrat pada dinding c). Regiditas abdominal seperti papan.
apendik yang disebut sebagai d). Respirasi retraktif.
appendiks mukosa. Perforasi dengan e). Rasa perih yang semakin menjadi.
cairan inflamasi dan bakteri yang f). Spasma abdominal semakin parah.
masuk pada rongga perut akan g).Rasa perih yang berbalik
mengakibatkan peritonitis atau (menunjukan adnya inflamasi
inflamasi pada permukaan peritoneal ).
peritoneum.Perforasi appendik dengan h). Gejala yang minimal dan samar
adanya abses akan menimbulkan nyeri rasa perih yang ringan pada pasien
hebat pada bagian abdomen kanan lanjut usia.
bawah

6. Penatalaksanaan Medis
4. Komplikasi Penatalaksanaan Medis menurt
Komplikasi menurut Deden & Tutik sjamsuhidayat 2004 yaitu :
(2010 ) yaitu : Apabila diagnosa sudah
a). Perforasi appendiks ditegakkan maka tindakan yang paing
tepat dilakukan adalah appendiktomi.
6

Appendiktomi merupakan saat dikaji pasien yang telah menjalani


pembedahan untuk mengangkat operasi appendisitis pada umumnya
appedik yang dilakukan untuk mengeluh nyeri pada luka operasi.
meurunkan perforasi. Appendiktomi b. Riwayat kesehatan dahulu
dapat dilakukan secara terbuka atau Tentang pengalaman penyakit
laparoskopi. Appendiktomi terbuka sebelumnya, apakah berpengaruh pada
dillakukan insisi McBurnney yang penderita penyakit yang diderita
biasanya dilakukan oleh para ahli. sekarang serta apakah pernah
Pada appendissitis yang tanpa mengalami pembedhan sebeluumnya.
komplikasi maka tidak perlu diberikan c. Riwayat kesehatan keluarga
antibiotik, kecuali pada appendisitis Tidak ada anggota keluarga yang
perforata. Penundaan tindakan bedah menderita penyakit yang sama seperti
yang diberikan antibiotik dapat pasien, dikaji pula mengenai penyakit
menimbulkan abses atau perforasi. keturunan dan menular lainnya.
Terapi Farmakologis preoperatif 2. Pengkajian Pola gordon
antibiotik untuk menurunkan resiko a. Pola menejemen kesehatan
infeksi pascabedah. – persepsi kesehatan
Tinjauan Proses Keperawatan Pada pasien appendisitis akut dengan
1. Pengkajian post appendiktomi apabila sakit
a. Idenntitas. periksake dokter,periksa ke rumah
1). Identitas pasien post apendikitis sakit untuk mendapatkan pengobatan
yang menjadi dasar pengkajian yang tepat.
meliputi : nama, kebanyakan terjadi b. Pola metabolik nutrisi
pada laki – laki, umur 20 – 30 tahun, Pada pasien appendisitis akut dengan
pendidikan, pekerjaan, agama, alamat, post appendiktomi porsi makanan
diagnosa medis, nomor rekam medis, tidak habis, nafsu makan menurun,
tanggal masuk rumah sakit, tanggal penurunan berat badan, mual, muntah
pengkajian. dan kenaikan suhu tubuh.
2). Identitas penanggung jawab c. Pola eliminasi
meliputi nama, umur, jenis kelamin, Pada pasien appendisitis akut dengan
pendidikan, pekerjaan, agama, alamat, post appendiktomi BAK dan BAB
hubungan dengan klien. tidak mengalami gangguan pada
b. Keluhan utama pasien post operasi appendikitis.
Pada saat dikaji, pasien dengan post d. Pola aktivitas dan latihan
operasi appendisitis paling sering di Pada pasien appendisitis akut dengan
temukan adalah nyeri. Nyeri yang post appendiktomi mudah berkeringat
dirasakan pasien seperti diremas remas saat melakukan aktivitas, mengalami
ataupun rasa nyeri seperti ditusuk gangguaan melakukan aktivitas secara
tusuk. mandiri.
c. Riwayat keseehatan sekarang e. Pola istirahat Tidur
Saat pengkajian, yang diuraikan dari Pada pasien appendisitis akut dengan
mulai masuk tempat perawatan sampai post appendiktomi istirahat tidur tidak
dilakukan pengkajian. Keluhan pada
7

mengalami gangguan pada pasien post Keadaan umum pada pasien post
operasi appendisitis. operasi appendiitis akut mencapai
f. Pola Persepsi kognitif kesadaran penuh,keesadaran
Pada pasien appendisitis akut dengan menunjukan keadaan sakit ringan
post appendiktomi fungsi indra sampai berat tergantung pada periode
penciuman, pendengaran, rasa nyeri. Tanda vital pada umumnya
pengelihatan, perasa, peraba tidak stabil kecuali akan menggalami
mengalami gangguan, pasien kesakitan pada pasien yang mengalami
merasakan nyeri,pasien mengetahui perforrasi appendik
penyakit yang dialaminya akan segera 4. Diagnosa Keperawatan
sembuh dengan dilakukan pengobatan a. Nyeri akut berhubungan
medis yang sudah didapatkannya. dengan insisi pembedahan
g. Pola konsep diri dan b. Resiko tinggi infeksi
persepsi diri berhubungan dengan invasi
Pada pasien appendisitis akut dengan kuman pada luka operasi
post appendiktomi pasien cemas c. Perubahan nutrisi kurang
tentang penyakitnya, pasien percaya dari kebutuhan tubuh
diri, pasien berharap penyakitnya berhubungan dengan
segera sembuh dengan pengobatan kurangnya asupan
medis. makanan yang adekuat.
h. Pola Hubunga peran d. Intoleansi aktifitas
Pada pasien appendisitis akut dengan berhubungan dengan
post appendiktomi interaksi dalam kelemahan fisik pasca
rumah, linngkungan tidak mengalami operasi
gangguan. e. Kecemasan pemenuhan
i. Pola Reproduksi dan informasi berhubungan
seksualitas dengan kesiapan
Pada pasien appendisitis akut dengan meningkatkan pengetahuan
post appendiktomi fungsi reproduksi penatalaksanaan
dan seksualitas tidak ada gangguan . pengobatan.
j. Pola Toletansi terhadap 5. Intervensi
Stress - koping a. Diagnosa I : Nyeri akut
Pada pasien appendisitis akut dengan berhubungan dengan insisi
post appendiktomi emosi stabil, sabar pembedahan
dalam proses pengobatan. Tujuan : Setelah dilakukan
k. Pola Keyakinan Nilai tindakan keperawatan maka
Pada pasien appendisitis akut dengan diharapkan nyeri berkurang.
post appendiktomi dapat Kriteria hasil :
melaksanakan ibadah agama yang 1) Nyeri berkurang
dianutnya dengan kemampuan yang 2) Menunjukan ekspresi wajah
dapat dimilikinya. tampak releks
3. Pemeriksaan fisik 3) Skala nyeri 1 – 3
a. Keadaan umum
8

Intervensi : 1) Tidak terjadi tanda – tanda


a) Mengkaji skala nyeri infeksi
R/ pendekatan komprehensif Intervensi :
untuk menentukan intervensi a) Kaji tanda tanda infeksi
b) Ajarkan tehnik relaksasi Rasional : Untuk mengetahui
pada saat nyeri keadaan luka
R/ Dapat menurunkan b) Menjaga kebersihan kondisi
stimulus nyeri balutan
c) Memberikan lingkungan Rasional : Untuk mencegah
yang tenang terjadinya infeksi.
R/ Lingkungan yang tenang c) Melakukan medikasi
akan menurunkan stimulus perawatan pada luka operasi
nyeri R/ Untuk mencegah infeksi
d) Mendorong untuk dari kontaminasi kuman ke
melakukan ambulasi dini luka bedah
R/Untuk menormalisasi d) Anjurkan kepada pasien adan
funsi organ untuk keluarga untuk menjaga
merangsang peristaltik dan kebersihan luka
flatus R/ supaya tidak terjadi infeksi
e) Memberikan posisi nyaman e) Kolaborasi dengan tim medis
R/ Dapat mengurangi dalam pemberian antibiotik
ketegangan pada insisi R/ antibiotik untuk mencegah
abdomen sehingga dapat infeksi pada luka
mengurangi nyeri c. Diagnosa III : Perubahan
f) Memberikan informasi nutrisi kurang dari kebutuhan
kepada pasien dan keluarga tubuh berhubungan dengan
tentang penyebab nyeri dan kurangnya asupan makanan
lama nyeri akan berlangsung yang adekuat
R/ Pengetahuan tentang Tujuan : Setelah dilakukan
mengurangi nyeri tindakan asuhan keperawatan
g) Kolaborasi dengan tim maka di harapkan kebutuhan
medis dalam pemberian obat nutrisi terpenuhi
analgetik Kriteria hasil :
R/ Analgetik akan 1) Kebutuhan nutrisi terpenuhi
mengurangi rasa nyeri. 2) Asupan makanan adekuat
b. Diagnosa II : Resiko tinggi 3)Mempertahankan berat badan
infeksi berhubungan dengan dalam batas normal.
infasi kuman pada luka operasi Intervensi :
Tujuan : Setelah dilakukan a) Observesi mual muantah
tindakan keperawatan maka R/ mengetahui keadaan
diharapkan tidak terjadi infeksi pasien
Kriteria Hasil : b) Mengkaji makanan
kesukaan pasien
9

R/ Meningkatkan selera d) Hindari menjadwalkan


makan pasien aktivias perwaan selama
c) Menganjurkan makan porsi periode istirahat
sedikt tapi sering R/ agar istirahat teerpenuhi
R/ menjaga terpenuhinya e) Kolaborasi dengan ahli
asupan makanan pada tubuh okupasi untuk membantu
d) Memberikan informasi yang progrram aktivita
tepat tentang kebutuhan R/ Untuk memenuhi
nutrisi dan cara kebutuhan aktivitas
memenuhinya e. Diagnosa IV : Kecemasan
R/ Mengetahui pentingnya pemenuhan informasi
kebutuhan nutrisi untuk berhubungan dengan kesiapan
tubuh meningkatkan pengetahuan
e) Kolaborasi dengan ahli gizi penatalaksanaan pengobatan.
R/ Untuk memenuhi Tujuan : Setelah dilakukan
kebutuhan nutrisi pada klien. tindakan asuhan keperawatan
d. Diagnosa VI : Intoleransi aktifitas maka diharapkan pasien dan
berhubungan dengan keluarga mengetahui tentang
kelemahafisik pasca operasi penyakit dan lama
Tujuan : setelah dilakukan penyembuhannya.
tindakan asuhan keperaawatan Kriteria hasil :
maka diharapkan terpenuhinya 1) Kecemasan berkurang.
kebutuhan pasien secara mandiri 2) Menunjukan kemempuan
Krieria hasil : pengetahuan dan
1) Terpenuhinya kebutuhaan keterampilan baru.
pasien Intervensi :
2) Pasien mampu melakukan a) Mengobservasi tingkat
aktivitas. pengetahuan pasien tentang
3) Mentoleransi aktivitas yang penyakit
bisa dilakukan. R/ Mengetahui sejauh mana
Intervensi : pengetahuan pasien tentang
a) Kaji respon, emosi, sosial, penyakitnya
sepiritual b) Menganjurkan pasien dan
R/ Untuk mengetahui tingkat keluarga mengungkapkan
ketergantungan pasien keadaan yang dirasakan
b) Membatu memenuhi R/ Mengetahui keadaan dan
kebutuhan pasien perasaan klien dan dapat
R/ untuk membatu memenuhi memberikan informasi yang
kebutuhaan pasien tepat tentang proses
c) Menganjurkan keluarga untuk keperawatan yang akan di
memenuhi kebutuhan pasien terima.
R/ kebutuhan pasien tepenuhi
10

c) Memberikan pendidikan Riwayat penyakit dahulu,pasien


kesehatan tentang mengatakan sudah pernah merasakan
pemahaman penyakitnya nyeri dua bulan yang lalu pada perut
R/ Membantu pasien untuk bagian kanan bawah kemudian
mengetahui dan memahami diperiksakan di RSU simo dengan
penyakitnya. pengobatan rawat jalan. Riwayat
d) Menganjurkan pasien keluarga,pasien mengatakan ada
untuk melakukan anggota keluarga yang mengalami
pengalihan perhatian penyakit yang sama yaitu anaknya
sesuai kemampuan yang enam bulan yang lalu operasi
R/ Untuk mengurangi rasa usus buntu, dan dalam keluarganya
cemas pada pasien tidak ada yang mengalami penyakit
TINJAUAN KASUS keturunan dan menular.
A. Biodata 3. Pengkajian pola fungsional gordon
1.Identitas Persepsi kesehatan,pasien
Pengkajian dilakukan pada mengatakan sudah mengetahui
tanggal 12 maret 2014 jam 15.00 wib penykitnya dua tahun yang lalu,
di ruang cempaka RSUD Pandan apabila pasien sakit maka segera
Arang Boyolali, data yang di dapat berobat ke dokter kalau tidak kunjung
penulis meliputi data identitas pasien sembuh maka di bawa ke Rumah
nama Ny.S, 31 tahun, agama islam, Sakit. Pola metabolik Nutrisi, sebelum
alamat pojok nogosari Boyolali, sakit : pasien mengatakan makan 3 x
dengan diagnosa medis appendisitis sehari dengan menu nasi lauk pauk
dengan post appendiktomi, biodata sayur,pasien minum ± 1000cc perhari
penanggung jawab Tn R, alamt pojok berat badan 54 kg , selama sakit :
Nogosari Boyolali, hubungan dengan pasien masih puasa ( belum kentut post
pasien adalah suami. op ) berat badan 52 kg, rambut pasien
2. Riwayat kesehatan tidak rontok,porsi makan tampak
Riwayat kesehatan pasien, utuh,pasien mengatakan mual. Pola
keluhan utama pada saat dikaji adalah Eliminasi, sebelum sakit : pasien
nyri pada perut bagian kanan bawah mengatakan BAK 3 sampai 4 kali
pada luka operasi. Pada luka operasi sehari warna kuning jernih, BAB 1 kali
appendik, Rasanya seperti di remas sehari tekstur lembek, selama sakit :
remas ,perut bagian kanan bawahskala BAK ± 3kali sehari, warna kuning
nyeri 6, kadang kadang pada saat tidak mengalami kesulitan, BAB
bergerak. Riwayat penyakit sekarang belum. Pola aktivitas dan latihan,
pasien mengatakan kurang lebih tiga sebelum sakit : pasien mengatakan
hari merasakan nyeri perut kemudian dapat memenuhi kebutuhan dan
di bawa ke RSU Simo dengan rawat aktivitas sehari – sehari dengan
jalan dan disarankan ke RSUD Pandan mandiri, selam sakit : pasien
Arang Boyolali kemudian masuk ke mengatakan pemenuhan kebutuhan
IGD dan diperiksa dokter untuk sehari hari di bantu keluarga dan
mondok dengan diagnosa appendisitis. perawat. Pola istirahat tidur, sebelum
11

sakit : pasien mengatakan tidut ± 8 jam munculpada kasus, pelaksanaan


perhari tidak ada kesulitan tidur, tindakandan, hasil evaluasi pada
selama sakit : pasien mengatakan tidur pasien. Setelah penulis mendapatkan
±6 jam . Pola kognitif persepsi : pasien data dari pengkajian, penulis
mengatakan nyeri pada perutnya pada merumuskan diagnosa yang muncul
luka operasi. Pola persepsi diri dan pada Ny.S berdasarkan Diagnosa
konsep diri : pasien mengatakan bahwa keperawatan menurut Nanda (2012-
dirinya sedang sakit usus buntu dan 2014).
akan segera sembuh dengan
pengobatan medis. Pola peran dan 1. Diagnosa yang muncul dari hasil
hubungan : pasien mangatakan pengkajian.
berperan sebagai ibu rumah tangga , a. Diagnosa keperawatan
hubungan dengan keluarga dan pertama adalah nyeri akut
masyarakat sekitarnya baik, Pola berhubungan dengan insisi
reproduksi dan seksualitas : pasien pembedahan.
sudah menikah, jenis kelamin Penulis menegakkan diagnosa
perempuan dan sudah mempunyai dua ini karena penulis menemukan
anak perempuan tidak mengalami adanya data subyektif dimana
gangguan. Pola koping terhadap stres : klien mengatakan nyeri pada
pasien sabar dalam menerima keadaan luka operasi dengan provoking :
dan terus berdoa semoga segera terdapat pada luka jahiitan
sembuh. Pola Nilai dan Kepercayaan : operasi,Quality ; nyeri yang
pasien beragama islam, Ibadahnya dirasakan sepereti di remas
dilakukan ditempat tidur karena sakit remas,Regional : pada perut
yang dialaminya dan pasien terus bagian kanan bawah,Skala :
berdoa semoga segera cepat sembuh. skala nyeri 6, Time : Nyeri pada
4. Diagnosa Keperawatan saat bergerak. Dari data objektif
a. Nyeri akut berhubungan dengan di dapatkan data klien tampak
insisi pembedahan. meringis kesakitan saat menaan
b. Perubahan nutrisi kurang dari nyeri,terdapat luka jahitan
kebutuhan tubuh berhubungan tertutup kasa tekanan darah
dengan kurangnya asupan 120/70mmhg,nadi 80x/menit.
makanan yang adekuat. Hal ini sesuai dengan tinjauan
c. Intoleansi aktifitas berhubungan teori yag dikemukakan oleh
dengan kelemahan fisik pasca william & wilkins (2011),bahwa
operasi tanda dan gejala pada pasien post
PEMBAHASAN operasi appendisitis yaitu nyeri
Pada bab ini penulis akan perut pada bagian kanan
membahas tentang masalah bawah,serta pada pengkajian
keperawatan yang muncul pada Ny.S keluhan utama nyeri yang
dengan post operasi appendisitis. dirasakan seperti diremas remas.
Pembahasan mencakup dari
pengkajian diagnosa keperawatan yang
12

b. Diagnosa yang kedua adalah 2. Diagnosa yang ada dalam teori


perubahan pola nutrisi kurang tetapitidak muncul dalam kasus.
dari kebtuhan tubuh a. Resiko tinggi infeksi
berhubungan dengan kurangnya berhubungan dengan inflasi
asupan makanan yang adekuat. kuman pada luka operasi.
Penulis menegakkan diagnosa ini Penulis tidak mengangkat
karena penulis menemukan diagnosa ini karena pada saat
adanya dataa subjektif dimana pengkajian didapatkan luka post
klienmengatakan belum boleh operasi pada hari pertama
makan dan minnum kaena belm smasuk pada fase hemolisis luka
kentut dan merasa mual. Dari tertutup kasa dalam keadaan
data objektif didapatkan klien bersih sehingga belum
tampak lemas,berat badan turun menunjukan terjadi tanda tanda
2 kg mukosa pucat. Hal ini infeksi pada luka jahitan .
sesuai dengan tinjauan teori yang
dikemukakan oleh Nanda ( 2012) b. Kecemasan pemenuhan
yaitu pada batasan karakteristik informasi berhubungan dengan
yang sesuai dengan diagnosa kesiapan meningkatkan
yang muncul. pengetahuan penatalaksanaan
pengobatan.
c. Diagnosa keperawatan yang Penulis tidak mengangkat
ketiga adalah intoleransi diagnosa ini pada saat dikaji
aktivitas berhubungan dengan pasien tampak tidak cemas dan
kelemahan fisik pasca tenang pasien terfokuspadarasa
operasi.Penulis menegakkan nyeri yang dirasakan pasien.
diagnosa ini karena penulis 3. Penatalaksanaan Tindakan
menemukan adanya data
subyektif dimana klien a. Kelebihan dan kekurangan
mengataka badanya merasa 1) Diagnosa yang pertama yaitu
lemas,sehingga dalam nyeri akut berhubungan dengan
pemenuhan kebutuhannya klien insisi pembedahan.Kelebihan
dibantu oleh keluarga untuk dalam tindakan tersebut
memenuhi kebutuhannya. Dari adaalah nyeri dapat teratasi
data objektif didapatkan klien pasien mengatakan nyeri sudah
tampak lemas,keluarga tampak berkurang,dengan ekspresi
membantu memenuhi kebutuhan wajah yang agak releks dengan
klien. Hal ini sesuai dengan skala nyeri 4 dengan
tinjauan teori yang dikemukakan dilakukannya pemeriksaan
nanda (2012) yaitu pada batasan skala nyeri. Kelemahannya
karakteristik yang sesuai dengan adalah kurangnya relaksasi
diagnosa yang muncul dan pada progresif karena klien terlalu
pola gordon pada pola aktivitas fokus pada penyakitnya.
dan latihan.
13

2) Diagnosa yang ke dua analgetik kolaborasi dengan tim


adalah Perubahan nutrisi medis sehingga intensitas nyeri
kurang dari kebutuhan tubuh dapat berkurang.
berhubungan dengan b. Perubahan nutrisi kurang dari
kurangnya asupan makanan kebutuhan tubuh berhubungan
yang adekuat.Kelebihan dari dengan kurangnya asupan
tindakan keperawatan yang makanan yang adekuat
dilakukan penulis yaitu Hasil yang dicapai setelah
kebutuhan nutrisi terpenuhi dilakukan tindakan keperawatan
dengan indikasi pasien masalah teratasi sebagian dengan
mengatakan sudah makan data subjektif pasien mengatakan
sedikit tapi sering sudah tidaak mual ,makan habis
kelemahannya pasien dalam 3 setenggah porsi sedik sedikit tapi
hari kebutuhan nutrisi belum sering. Adapun data objektif
terpenuhi didapatkan hasil porsi makan
tampak habis setengah,pasien
3) Diagnosa ketiga Intoleansi masih agak lemas. Karena data
aktifitas b.d kelemahafisik yang didapatkan belum sesuai
pasca operasi. Kelebihan dari dengan kriteria hasil maka perlu
tindakan keperawatan yang dilakukan intervensi dilanjutkan
dilakukan penulis yaitu c. Intoleransi aktivitas berhubungan
kebutuhan ativitas terpenuhi dengan kelemahan fisik pasca
,pasien mengatakan kebutuhan operasi.
aktivitas terpenuhi dengan Hasil yang dicapai setelah
dibantu keluarga. dilakukan tindakan keperawatan
Kekuranannya pasien kurang masalah teratasi sebagian dengan
mandiri dalam pemenuhan data subjektif pasien mengatakan :
kebutuhan aktivitasnya. pasien mengatakan badannya
masih agak lemas,pasien
4. Hasil evaluasi
mengatakan masih dibantu
a. Nyeri akut berhubungan dengan keluarga dalam pemeuhan
insisi pembedahan kebutuhan.Adapun data objektif
Hasil yang dicapai setelah yang didapatkan pasien tampak
dilakukan tindakan keperawatan lemas, pasien tampak dibantu
masalah teratasi sebagian dengan keluarga dalam pemenuhan
data subjektif pasien mengatakan kebutuhannya secara mandiri.
nyeri pada luka jahitan sudah Simpulan
berkurang. Adapun data objektif
Setelah melakukan asuhan
yang di dapat pasien tampak
keperawatan pada Ny.S selama tiga
tenang, skala nyeri 4. Karena
hari Diagnosa yang muncul dari hasil
dapat diturunkan dengan
pengkajian, analisa data ,empat
menggunakan pemberian
diagnosa antara lain: Nyeri akut
14

berhubungan dengan insisi Diharapkan dapat memberikan


pembedahan, Perubahan nutrisi kurang pelayanan kepada pasien
dari kebutuhan tubuh berhubungan semaksimal mungkin dan
dengan kurangnya asupan makanan meningkatkan mutu pelayanan
yang adekuat, Intoleansi aktifitas b.d rumah sakit.
kelemaha fisik pasca operasi.intervensi
yang muncul tidak sepenuhnya 4. Instansi pendidikan
dijadikan intervensi oleh penulis pada Memberikan kemudahan dalam
pengelolaan pasien karena situasi dan pemakaian sarana prasarana yang
kondisi pasien serta kebijakan dari merupakan fasilitas bagi mahasiswa
instansi rumah sakit.Namun hasil untuk mengembangkan ilmu
yang diperoleh oleh perawat dalam pengetahuan dan keterampilannya
melakukan perawatan sudah cukup dalam praktek klinik dan
memuaskan karena kondisi pasien pembuatan laporan.
yang selalu membaik dibandingkan 5. Penulis
dengan hari pertama pengkajian. Diharapkan penulis selanjutnya
Mengacu pada intervensi dan dapat menggunakan /
implementasi dari hasil evaluasi 3 memanfaatkan waktu seefektif
diagnosa teratasi sebagian Karena mungkin, sehingga dapat
keterbtasan kondisi waktu sehingga memberikan askep pada pasien
tindakan asuhan keperaawatan yang secara optimal
seharusnya sesuai intervensi sebagian DAFTAR PUSTAKA
teratasi sehingga intervensi
dilanjutkan. Bilotta Kimberly. 2012. Kapita Selekta
Penyakit dengan Implikasi
Saran Keperawatan. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
1. Pasien dan keluarga
Diharapkan keluarga dapat Dermawan deden & Tutik
mengetahui cara menjaga luka Rahayuningsih.2010.Keperawa
operasi supaya tidak terjadi infeksi tan Medikal Bedah Sisttem
dengan tetap menjaga prinsip sepik Pencernnaan.Yogyakarta:Gosy
dan antiseptik. en publising.
2. Perawat
perawat maupun tim medis Grace, pierce A.2007.At a Glance Ilmu
lainya harus terampil dalam Bedah.Jakarta:Erlangga.
melakukan perawatan luka
Herdman heather. 2012. NANDA
post operasi. Dengan tetap
Internasional Diagnosis
menjaga septic dan antiseptic
Keperawatan Definisi dan
sebelum dan sesudah kontak
Klasifikasi. Jakarta: Penerbit
dengan pasien.
Buku Kedokteran EGC
3. Rumah sakit
15

Judith M. Wilkinson. Nancy R, Ahern. com/arsip/kasus-appendisitis-


2011. Buku Saku Diagnosa di-indonesia-pada-tahun-
Keperawatan. Diagnosis 2008.html.
NANDA, Intervensi NIC,
Kriteria Hasil NOC. Jakarta :
EGC.
Kowalak Jennifer P. 2012. Buku Ajar
Patofisiologi. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
Mutaqin,Arif & Kumala
Sari.2011.Gangguan
Gastrointestinal Aplikasi
Keperawatan Medikal
Bedah.Jakarta:Salemba
Medika.
Nursalam.2003.Konsep dan penerapan
metodologi penelitian ilmu
keperawatan.Jakarta:Salemba
Medika.
Reksoprojo,Soelarto
(ed).2010.Kumpulan Kuliah
Ilmu Bedah.Jakarta:Binarupa
Aksara
Sjamsuhidayat,R & Wim,de Jong
(ed).2004.Buku Ajar Ilmu
Bedah.Jakarta:EGC.

Smeltzer, Bare. 2002. Buku Ajar


Medikal Bedah. Dari Burnner&
Suddarth. Alih Bahasa Yasmin
Asih. Volume 1. Jakarta :EGC.
William,Lippicott&Wilkins.2011.Nurs
ing Memahami Berbagai
Macam Penyakit.Jakarta:
Indeks Permata Puri Media.
Depkes RI.2008.Kasus
Apendisitis.diakses dari :
http://www.artikkelkedokteran.

Anda mungkin juga menyukai