Anda di halaman 1dari 4

TUGAS ANALISIS PRINSIP LEGAL ETIK KEPERAWATAN

“Perbedaan Layanan Keperawatan Pada Pasien Bpjs Kelas 1, 2, Dan 3”

Nama Kelompok :

Aril Eki K. 151.0004

Dhira Ayu P. 151.0009

Febriansyah W. I. 151.0015

Feby Arbityas 151.0017

Ika Yulia H. 151.0021

Oktafiansyah K. 151.0040

M. Fathur A. 151.0032

Yurista Prahesti 151.0059

Zufa Ruly L 151.0060

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

STIKES HANG TUAH SURABAYA

2017
PERBEDAAN LAYANAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN BPJS KELAS 1,2, DAN 3

Dalam legal etik keperawatan, salah satu etika yang harus dimiliki perawat adalah
kenetralan. Hal ini seharusnya perawat bersikap netral dengan tidak membedakan
pada tingkat apakah pasien itu berada.

Dalam buku panduan BPJS kesehatan disebutkan bahwa perbedaan kelas itu
hanya untuk akomodasi (kamar, dan fasilitasnya) sedangkan dokter, obat, dan alat
kesehatannya tidak berbeda. Yang artinya tidak ada perbedaan layanan
keperawatan pada BPJS kelas 1,2,3

Berdasarkan Undang-Undang No 48 th 2014 tentang system Jaminan Sosial


Nasional pasal 23 ayat 4 :

Dalam hal peserta membutuhkan rawat inap di rumah skait, maka kelas pelayanan
di rumah sakit diberikan berdasarkan kelas standar

Yang artinya:

Peserta yang menginginkan kelas yagn lebih tinggi drai ahknya (kelas standar),
dapat meningkatkan haknya dengan mengikuti asuransi kesehatan tambahan, atau
membayar sendiri selisih anatar biaya yang dijamin oleh badan penyelenggara
jaminan social. Dengan biaya yang harus dibayar akibat peningkatan kelas
perawatan.

Berdasarkan Undang-Undang No 48 th 2014 tentang system Jaminan Sosial


Nasional pasal 23 ayat 1 :
Manfaat jaminan kesehatan sebagaimaba dimaksud dalam pasal 22 diberikanpada
fasilitas kesehatan milik pemerintah atau swasta yang menjalin kerjasama dengan
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial.

Yang artinya :

Fasilitas kesehatan meliputi rumah sakit, dokter praktek, klinik, laboratorium,


apotek, dan fasilitas kesehatan lainnya. Fasilitas kesehatan memenuhi syarat
tertentu apabila kesehatan tersebut diakui dan memiliki izin dari instansi
pemerintahyang bertanggung jawab dibidang kesehatan

Menurut buku panduan BPJS

Iuran bulanan yang harus dibayar berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 19


Tahun 2016 tentang perubahan kedua atas peraturan presiden nomor 12 tahun
2013 tentang jaminan kesehatan, iuran BPJS resmi mengalami kenaikan.

Untuk iuran peserta BPJS mandiri atau peserta BPJS pekerja bukan penerima
upah (PBU) adalah sebagai berikut

Kelas 1, iuran bulanan yang harus dibayar awalnya Rp 59.500 menjadi Rp 80.000

Kelas 2, awalnya Rp 42.500 menjadi Rp 51.000

Kelas 3, awalnya Rp 25.500 menjadi Rp 30.000 (update; khusus kelas 3 kenaikan


dibatalkan jadi tetap besarnya Rp 25.500 sesuai diterbitkannya pp nomor 28 tahun
2016 revisi ketiga atas pp no 12 tahun 2013)

Fasilitas kamar rawat inap

Perbedaan BPJS kelas 1, kelas 2 dan kelas 3 berikutnya adalah pada fasilitas
kamar perawatan ketika pasien harus dirawat inap.
Peserta BPS kelas 1 akan endapatkan faislitas kamar rawat inap kelas 1, biasanya
ruangan rawat inap dnegan 2 sampai 4 kamar tidur

Peserta BPJS kesehatan kelas 2 akan mendapatkan fasilitas kamar rawat inap
kelas 2, ruangan rawat inap yang terdiri dari 3 sampai 5 bed di setiap ruangan

Sedangkan untuk peserta BPS kedehatan kelas 3, akan mendapatkan fasilitas


kamar rawat inap kelas 3, pada umumnya akan memiliki bed dari 4 sampai 6 bed
tiap kamar

Anda mungkin juga menyukai