(TOR)
KEGIATAN : Tersedianya
Penelitiandokumen
dan Pengembangan
satuan anggaran Teknologi
sebagai dasar penyu
Minyak dan Gas Bumi
1. Judul
Rekayasa Instrumentasi Geofisika : " Mini vibroseis untuk Eksploasi Migas di Area
Vulkanik
2. Abstrak
Indonesia memiliki beberapa lapangan eksplorasi yang berada di area vulkanik gunung
api dimana petroleum system nya sudah berkembang dengan baik, seperti di blok
Banten, Banyumas, Majalengka, dan beberapa daerah lainnya di Sulawesi. Namun,
batuan vulkanik membuat data seismik bawah permukaan tidak jelas sehingga posisi
reservoirnya pun tidak tercitrakan dengan baik. Hal ini berimplikasi sulitnya menentukan
posisi pemboran. Dinamit sebagai pembangkit gelombang seismik tidak mampu
menjalar melalaui lapisan batuan vulkanik akibat energinya diserap oleh batuan vulkanik
tersebut. Vibroseis yang memiliki karater sinyal yang kontinyu dan pita frekuensi yang
cukup lebar mampu memberikan energi yang baik untuk menembus lapisan vulkanik.
Pada penelitian ini akan dilakukan rekayasa alat vibroseis yang dilengkapi dengan
control unit dan software. Diharapkan mampu menembus lapisan vulkanik sampai
kedalaman lebih dari 2000 meter.
3. Pendahuluan
a. Latar Belakang
Secara umum, teknologi pengambilan data (akuisisi) dan pengolahan data seismik
(processing) sampai saat ini hampir tak mampu menembus lapisan tebal vulkanik
untuk mengungkap konfigurasi lapisan batuan di bawah vulkanik (subvolcanic).
Padahal, di Jawa, justru rembesan minyak dan gas paling banyak muncul di area
vulkanik.Pemetaan rembesan-rembesan minyak dan gas di Jawa yang sudah
dilakukan sejak zaman Hindia Belanda pada tahun 1850-an. Jika diplot lokasi-
lokasinya ternyata menunjukkan posisi-posisi yang kebanyakan satu tempat dengan
area vulkanik. Area rembesan minyak/gas yang berasosiasi dengan vulkanisme ini
ke dalam empat daerah: (1) Blok Banten, (2) Majalengka-Banyumas, (3) Serayu
Utara di Jawa Tengah, dan (4) Dalaman Kendeng di Jawa Timur (Gambar 1)
Gambar 1. Daerah rembesan minyak/gas di pulau Jawa yang berasosiasi dengan area
vulkanik (Satyana, 2014 & 2015)
b. Dasar Hukum
Undang - Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi.
Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2004 tentang Kegiatan Usaha Hulu
Minyak dan Gas Bumi.
Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2006 tentang Kebijakan Energi sional.
Instruksi Presiden No.2 tahun 2012 tentang Peningkatan produksi Migas
c. Perumusan Masalah
Banyaknya area potensi migas yang tertutup oleh lapisan vulkanik sehingga
penampang bawah permukaannya (penampang seismik) tidak terlihat dengan
baik (blurred). Hal ini menyebabkan sulitnya menentukan posisi reservoir pada
saat dilakukan pengeboran (contoh : Sumur Jati-1 pada blok Banyumas)
sehingga diperlukan sumber pembangkit gelombang seismik yang mampu
menembus lapisan vulkanik
Perlunya sumber pembangkit gelombang seismik yang ramah lingkungan
(environmentally friendly), biaya murah, dan tidak berdaya ledak tinggi.
4. Studi Pustaka
Merujuk kepada penelitian yang dilakukan oleh Charlotte dan rekan, yaitu akuisisi
seismik di daerah geothermal, Wayang Windu (Gambar 3), sumber gelombang seismik
yang digunakan adalah vibroseis jenis MH V2.7, menujukkan adanya citra bawah
permukaan area vulkanik yang cukup baik (Gambar 4)
Gambar 3. Lokasi penelitian survey (a). Tektonik daerah penelitian (McClay et.al., 2000) dan
(b) Daerah geothermal Wayang Windu yang ditutupi vulkanik.
Gambar 4 Penampang seismik MWW-01 setelah proses migrasi dengan coverage maksimum
30 fold
Bidang reflektor terlihat jelas pada kedalaman 1 - 1.5 km sehingga diharapkan aplikasi
mini vibroseis pada reservoir migas dapat terlaksana.
b. Ruang Lingkup
Berdasarkan road map kegiatannya, penelitian ini dilakukan pada di tahun 2017 dan
2018 dengan ruang lingkup sebagai berikut :
Tahun 2018 melakukan rekayasa mekanik dan elektrik sehingga targetnya adalah
alat dapat berfungsi membangkitkan gelombang seismik dan pengujiannya hanya
skala lab saja.
Tahun 2019 membuat sistem sinkronisasi antara mini vibroseis dengan alat
rekam seismik sehingga diperoleh data rekaman seismiknya. Pengujian dilakukan
dalam skala lapangan
7. Indikator Kegiatan
Output : Paten
Outcome : Prototipe mini vibroseis
Benefit : Mendapatkan rekaman data seismik dan membantu proses EOR
Dampak : Mendapatkan cadangan migas baru dari daerah vulkanik dan
meningkatkan produksi migas
8. Rencana Kerja dan Jadwal Kerja
a. Kegiatan ini dilaksanakan selama 2 (dua) tahun.
Tahun 2018
No Kegiatan
Nov
Mar
Des
Sep
Ags
Feb
Okt
Jun
Mei
Apr
Jan
Jul
1 Mempelajari literatur
2 Membuat desain alat
3 Membuat sistem mekanik mini vibroseis
4 Membuat sistem elektrik mini vibroseis
5 Melakukan uji coba skala lab
6 Laporan akhir kegiatan
Tahun 2019
No Kegiatan
Nov
Mar
Des
Sep
Ags
Feb
Okt
Jun
Mei
Apr
Jan
Jul
1 Mempelajari literatur
2 Membuat sistem sinkronisasi
3 Melakukan uji coba skala lapangan
4 Laporan akhir kegiatan
Membuat Membuat
rancang bangun software dan
sistem mekanik sistem
dan elektrik sinkronisasi
12. Lokasi
Penelitian dilakukan di PPPTMGB “LEMIGAS”, Jakarta, Laboratorium di UI, UGM,
ELNUSA, dan blok Banyumas
13. Kerjasama
Penelitian dilaksanakan dengan bekerjasama dengan instansi antara lain UI, UGM,
ELNUSA, Komite Eksplorasi Nasional, PERTAMINA
LEMBAR PENGESAHAN
Judul Kegiatan : Rekayasa Instrumentasi Geofisika : "Mini Vibroseis untuk
Eksplorasi Migas di Area Vulkanik"
Kode Program :
Mengetahui/ Menyetujui
Koordinator KPPP Teknologi Eksplorasi