Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH HASIL OBSERVASI LAPANGAN

PADA PROYEK
STADION UTAMA GELORA BUNG KARNO
(Kontraktor : PT. ADHI KARYA (Persero) Tbk. Divisi Gedung)

Kelompok – 4
ASPEK PEKERJAAN KONSTRUKSI

Disusun oleh:
Zulhelmi Burhan - Ketua
Irham Mustofa - Sekretaris
Hendro Irwansyah - Anggota
Ahmad Safawi - Anggota
ii
DAFTAR ANGGOTA KELOMPOK

No. Nama Jabatan Tanda Tangan


1 Zulhelmi Burhan Ketua
2 Irham Mustofa Sekretaris
3 Hendro Irwansyah Anggota
4 Ahmad Safawi Anggota

iii
DAFTAR ISI

DAFTAR ANGGOTA KELOMPOK..........................................................................................ii


DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
1.1 Gambaran Singkat Proyek.......................................................................................1
1.2 Standar & Peraturan Perundangan K3L...................................................................1
1.3 Kebijakan Mutu dan K3L..........................................................................................2
1.4 Struktur Organisasi K3L Proyek...............................................................................3
1.5 Uraian Tugas dan Jawaban......................................................................................3
BAB II MAKSUD & TUJUAN..................................................................................................5
2.1 Pelatihan...................................................................................................................5
2.2 Observasi Lapangan................................................................................................5
2.3 Makalah dan Seminar...............................................................................................5
BAB III PERMASALAHAN DI LAPANGAN............................................................................6
3.1 Temuan Observasi....................................................................................................6
BAB IV ANALISA.................................................................................................................13
4.1 Komitmen Manajemen............................................................................................13
4.2 Prosedur.................................................................................................................13
4.3 Komunikasi.................................................................................................................

BAB V KESIMPULAN..........................................................................................................14
5.1 Kesimpulan.............................................................................................................14
5.2 Saran......................................................................................................................14

iv
BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Gambaran Singkat Proyek


Proyek Sopo Del Office Tower merupakan proyek Perkantoran yang lokasinya
sangat strategis di kawasan Jakarta Selatan yang dekat dengan Sentra Bisnis dan
Perkantoran Mega Kuningan.. Peta menuju lokasi proyek dapat dilihat pada Gambar 1.1.
Berikut ini merupakan tabel yang berisi data umum dan teknis proyek Sopo Del ofice
Tower.

Tabel 1.1 Data Umum Proyek


No. Data Umum Keterangan
1 Nama Proyek Sopo Del ofice Tower
2 Alamat Proyek Jln. Mega Kuningan Barat III Lot 10.1-6 Jakarta Selatan
3 Fungsi Perkantoran
4 Pemilik Proyek PT. Toba Pengembang Sejahtera ( TBS)
5 Desainer Proyek PT.Airmas Asri
6 Kontraktor PT.Waskita Karya (Persero) Tbk. Divisi Gedung
7 Mulai 15 Desember 2014
8 Selesai 14 February 2017

Tabel 1.2 Data Teknis Proyek


No. Data Teknis Keterangan
1 Proyek Perkantoran
2 Jumlah Lantai 47 lantai
3 Jumlah 3 lantai
Basement
4 Jumlah Tower 2 tower

1.2 Standar & Peraturan Perundangan K3L


Adapun standar dan peraturan perundangan K3L terkait dengan aktivitas proyek
diantaranya:
1. Undang-Undang
a) UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
b) UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
2. Peraturan Pemerintah
a) PP No. 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (SMK3)
3. Peraturan Menteri
a) Permenakertrans No. Per.01/MEN/1979 tentang Kewajiban Pelatihan Hiperkes
bagi Paramedis Perusahaan
b) Permenakertrans No. Per-01/MEN/1980 tentang Keselamatan dan Kesehatan
Kerja pada Konstruksi Bangunan

1
c) Permenakertrans No. Per-04/MEN/1980 tentang Syarat-Syarat Pemasangan
dan Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan
d) Permenakertrans No. Per.01/MEN/1982 tentang Bejana Tekan
e) Permenakertrans No. Per-03/MEN/1982 tentang Pelayanan Kesehatan Tenaga
Kerja
f) Permenaker No. Per-04/MEN/1987 tentang P2K3 serta Tata Cara Penunjukan
Ahli Keselamatan Kerja
g) Permenaker No. Per-03/MEN/1998 tentang Tata Cara Pelaporan dan
Pemeriksaan Kecelakaan
h) Permenakertrans No. Per-15/MEN/VIII/2008 tentang Pertolongan Pertama pada
Kecelakaan di Tempat Kerja
i) Permenakertrans No. Per-08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri
j) Permenakertrans No. Per.13/MEN/X/2011 tentang Nilai Ambang Batas Faktor
Fisika dan Faktor Kimia di Tempat Kerja
4. Keputusan Menteri
a) Kepmenaker No. Kep-1135/MEN/1987 tentang Bendera Keselamatan Kerja
b) Kepmenaker No. Kep-186/MEN/1999 tentang Penanggulangan Kebakaran di
Tempat Kerja
5. Keputusan Bersama
SKB No. Kep.174/MEN/1986 dan No. Kep.104/KPTS/1986 tentang Keselamatan
dan Kesehatan Kerja pada Tempat Kegiatan Konstruksi

1.3 Kebijakan Mutu dan K3L


PT. Waskita Karya (Persero) Tbk sebagai Badan Usaha Jasa Konstruksi selalu
mengendalikan risiko terhadap K3, Mutu, dan Pengamanan dengan cara menerapkan
Sistem Manajemen Waskita untuk memenuhi kepuasan Stakeholders. Sebagai bentuk
komitmen tersebut, manajemen selalu:
1. Mematuhi peraturan perundangan dan persyaratan lain yang berlaku.
2. Meningkatkan kinerja secara berkesinambungan.
3. Mencegah cidera, sakit akibat kerja, pencemaran lingkungan, dan terjadinya
insiden keamanan yang berdampak pada proses bisnis perusahaan.
4. Memberikan pelatihan, menyediakan tempat dan sarana kerja yang sehat, aman
dan nyaman kepada seluruh Stakeholders.

Sumber pernyataan Kebijakan Mutu, K3L, dan Pengamanan dapat dilihat pada
tautan http://www.waskita.co.id/en/index.php/about-waskita/corporate-info/waskitapolicy.

1.4 Struktur Organisasi K3L Proyek


Manajemen konstruksi dalam sebuah proyek berfungsi sebagai yang
merencanakan (planning), mengorganisasi (organizing), menempatkan orang (staffing),

2
mengarahkan (directing),dan mengontrol (controlling). Tanpa sebuah adanya manajemen
pada suatu proyek bisa berakibat proyek yang dikerjakan tidak sesuai dengan target yang
ingin dicapai. Dalam hal ini manajemen K3 merupakan halyang penting dalam
meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja adalah dengan adanya struktur
organisasi K3. Berikut adalah struktur organisasi K3 PT. Waskita Karya (persero) Tbk.
Divisi Gedung yang terdapat dalam Proyek Casa Goya Park Residence.

Gambar 1.1 Struktur Organisasi Proyek Sopo Del Tower

1.5 Uraian Tugas dan Jawaban


Adapun beberapa urain tugas dan jabaran struktur organisasi K3 PT. Waskita Karya
(Persero) Tbk. Divisi Gedung sbb.
1. Kepala Proyek
Di dalam sebuah proyek, Project Manager (PM) bertanggung jawab atas
terlaksananya suatu proyek juga terkait aspek K3 seluruh pekerja. Tanggung jawab
utama sebagai PMdiantaranya:
a. Merencanakan atau menjadwalkan proyek;
b. Mengelola sumber daya;
c. Mengkomunikasikan proyek.
2. Kepala Divisi
Kepala Divisi mempunyai tugas yaitu sebagai orang yang menjamin target dan
kualitas daya kerja perusahaan agar tetap sesuai dengan rencana, merencanakan
dan merealisasikan program kerja (business plan), pengawasan terhadap mutu
pekerjaan, dan selalu mengevaluasi terhadap hasil pekerjaan perusahaan yang
tidak melepaskan unsur-unsur implementasi K3 dalam setiap program tersebut.
3
3. Sekretaris P2K3
Tanggung jawab utama dari sekertaris K3 atau P2K3 ialah :
a. Mengkoordinasikan fungsi dari manajemen dengan fokus pada pengelolaan K3
dari SMK3;
b. Melaporkan aktivitas dan hasil dari penerapan SMK3 kepada Manajemen
Puncak dan Ketua P2K3.
c. Merencanakan inspeksi K3L dan membantu / mendampingi manajemen dalam
melakukan inspeksi K3. Inspeksi K3 dilakukan/menjadi tanggung jawab dari
manajemen sesuai dengan area dan ruang lingkup tanggung jawabnya dan/atau
area keahliannya.
4. Anggota P2K3
a. Menjalankan fungsi K3 sesuai dengan sistem manajemen K3 yang berlaku dan
memimpin tindakan operasional dari pengelolaan K3 di perusahaan serta;
b. Mengawasi jalannya operasi perusahaan agar tetap memperhatikan
persyaratan K3 yang telah ditetapkan.

4
BAB II. MAKSUD & TUJUAN

2.1 Pelatihan
Pelatihan ini bertujuan untuk mendidik calon Ahli Muda K3 Konstruksi dalam
memahami manajemen pelatihan K3 Konstruksi dan siap melakukan program sosialisasi
yang dijalankan baik lewat perencanaan pelatihan maupun pelaksanaan di lapangan.

2.2 Observasi Lapangan


Observasi lapangan dimaksudkan agar peserta pelatihan bisa melihat secara
langsung suatu kegiatan proyek konstruksi khususnya kegiatan-kegiatan yang terkait
dengan K3 dimana sebelumnya peserta telah diberi pembekalan teori atau pengetahuan
di dalam kelas.

Tujuan dari pelaksanaan observasi lapangan diantaranya:


1. Peserta mampu mengetahui dan mendalami tingkat penerapan teori K3 ke dalam
aplikasi di lapangan.
2. Peserta mampu menilai penerapan teori K3 dalam aplikasi di lapangan melalui
pembuatan catatan hasil observasi.
3. Peserta diharapkan memberikan masukan atau saran kepada proyek yang
diobservasi (misalnya manajemen perusahaan, pelaksana, mandor, tukang,
pekerja, dan lain-lain) mengenai penerapan K3 yang benar.

2.3 Makalah dan Seminar


Setelah dilakukan observasi di lapangan, peserta diharapkan mampu menyusun
makalah dan mempresentasikan makalah tersebut dihadapan peserta lain dengan tujuan
diantaranya:
1. Peserta mampu menyajikan hasil visualisasi di lapangan dalam suatu tulisan
secara sistematis dan mudah dimengerti.
2. Peserta pelatihan didorong untuk mampu dan berani tampil mempresentasikan
serta mempertahankan pendapat beserta analisanya dalam suatu forum resmi dan
terbuka.

5
BAB III. PERMASALAHAN DI LAPANGAN

3.1 Temuan Observasi


PT. Waskita Karya (Persero) Tbk. Divisi Gedung selaku kontraktor utama proyek
Caya Goya Park Residence merupakan kontraktor yang sudah menerapkan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) yang baik. Namun, dalam
pelaksanaannya masih ditemukan beberapa ketidaksesuaian. Ketidaksesuaian inilah yang
menjadi permasalahan di lokasi proyek.
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan oleh Kelompok 1 tentang
Manajemen Administrasi K3 didapatkan data permasalahan di lapangan. Observasi yang
kami dapatkan tidak hanya temuan negatif, namun banyak juga temuan positif diantaranya
sbb.

1. Temuan Positif kusus pekerjaan kontruksi


a) Terpasang informasi K3 yang tersedia untuk pekerja dan tamu;
b) Terpasang Kebijakan K3 beserta Visi, Misi, Budaya, dan Motto yang mudah
dibaca dan tersedia untuk pekerja dan tamu;
c) Terdapat Program K3LMP (Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Lingkungan,
Mutu, dan Pengamanan);
d) Perusahaan menyediakan sarana penunjang pekerjaan dan K3 seperti APD,
Rambu K3L,, dan Gudang K3LP;
e) Kegiatan safety meeting, safety patrol, toolbox meeting, dan inspeksi K3L
berjalan secara konsisten;
f) Perusahaan sudah memiliki tenaga Ahli K3 Umum;
g) Organisasi P2K3 dan Tim Tanggap Darurat sudah terbentuk;
h) Terpasang petunjuk jalur evakuasi di setiap tempat;
i) Terdapat layout jalur evakuasi.

2. Temuan Negatif
a) Pekerja tidak menggunakan safety shoes saat pembuatan bekisting Lt 3
b) Ditemukan panel listrik dalam keadaan terbuka.
c) Ada pekerja yang masih bekerja di bawah saat crane mengangkat matrial besi
d) Pekerja tidak menggunakan masker khusus dalam melakukan pekerjaan
pengelasan.

6
Tabel 3.1 Hasil Identifikasi Permasalahan (Temuan Positif)
Analisis Potensi
No. Kondisi / Situasi Proyek Hasil Observasi Saran Dasar Hukum
Bahaya
1 Komitmen K3 Tidak ada potensi Seharusnya Komitmen UU No. 1 Tahun 1970
terdapat baik di bahaya pada K3 tersebut tentang Keselamatan
kantor dan proyek pemasangan disosialisasikan dan Kerja
yang mudah terbaca Komitmen K3 ditandatangi sebagai
oleh pekerja dan tersebut bukti komitmen pekerja SMK3 PP No. 50 Tahun
tamu 2012

2 Rambu peringatan Tidak ada potensi Perlu dilakukan UU No. 1 Tahun 1970
K3L tersedia di bahaya pada identifikasi bahaya di tentang Keselamatan
lokasi proyek pemasangan area kerja sehingga Kerja
sehingga mudah rambu peringatan pengendalian bahaya
dilihat oleh pekerja tersebut berupa Rambu K3 SMK3 PP No. 50 Tahun
dan tamu optimal 2012

4 Tugas dan Tidak ada potensi Penetapan Unit K3LMP SMK3 PP No. 50 Tahun
wewenang unit bahaya di proyek sebaiknya 2012
K3LMP proyek mempertimbangkan
sudah ditetapkan kecakapan kompetensi
dan minimal terkait K3L
dikomunikasikan
kepada pekerja

7
Analisis Potensi
No. Kondisi / Situasi Proyek Hasil Observasi Saran Dasar Hukum
Bahaya
5 Prosedur Tanggap Tidak ada potensi Rencana Tanggap SMK3 PP No. 50 Tahun
Darurat sudah bahaya Darurat berkala 2012
ditetapkan dan sebaiknya segera
dikomunikasikan ditetapkan. Kepmenaker No.
kepada pekerja dan Kep.186/MEN/1999
tamu Job description terkait tentang Unit
tim tanggap darurat Penanggulangan
harus tersedia dan Kebakaran di Tempat
dikomunikasikan Kerja

6 Catatan Kinerja K3L Tidak ada potensi Kinerja K3L SMK3 PP No. 50 Tahun
dilaporkan secara bahaya dikomunikasikan ke 2012
bulanan pekerja dan tamu
melalui media
informasi

8
Analisis Potensi
No. Kondisi / Situasi Proyek Hasil Observasi Saran Dasar Hukum
Bahaya
7 Kegiatan Induksi Pekerja tidak Sebaiknya dilakukan UU No. 1 Tahun 1970
K3L diberikan memahami materi pre-test dan post-test Pasal 9
kepada pekerja baru induksi K3L kepada pekerja untuk
dan dilakukan mengetahui sejauh SMK3 PP No. 50 Tahun
refreshment kepada mana memahami 2012
pekerja lama materi induksi K3L di
proyek

9
Analisis Potensi
No. Kondisi / Situasi Proyek Hasil Observasi Saran Dasar Hukum
Bahaya

Toolbox meeting Pekerja tidak Toolbox meeting SMK3 PP No. 50 Tahun


dilakukan setiap hari mengikuti toolbox meeting diwajibkan 2012
sebelum memulai meeting kepada seluruh pekerja
pekerjaan sebelum memulai
pekerjaan

Pekerja wajib mengisi


absensi toolbox
meeting

Toolbox meeting
dijadikan sebagai KPI
sebagai bentuk
partisipasi karyawan
10 Rapat koordinasi Tidak ada potensi Sebaiknya hasil rapat SMK3 PP No. 50 Tahun
lapangan dilakukan bahaya koordinasi (bisa berupa 2012
tiap bulannya. Minutes of Meeting)
Adapun aspek yang disimpan dan
dibahas diantaranya ditindaklanjuti
aspek teknis dan
K3L.

10
Analisis Potensi
No. Kondisi / Situasi Proyek Hasil Observasi Saran Dasar Hukum
Bahaya
11 Identifikasi Bahaya Ada aktivitas IBPR ditinjau secara SMK3 PP No. 50 Tahun
dan Penilaian Risiko kerja yang tidak berkala untuk 2012
(IBPR) sudah teridentifikasi menjamin proses
mencakup aktivitas, dalam IBPR pencegahan
deskripsi bahaya, kecelakaan dan
bahaya, legislasi, menghindari kerugian
risiko awal, hirarki
pengendalian,
pengendalian awal,
resiko residual,
hirarki
pengendalian, dan
pengendalian
tambahan
-

Tabel 3.2 Hasil Identifikasi Permasalahan (Temuan Negatif)


Analisis Potensi Hirarki
No. Kondisi / Situasi Proyek Temuan Pengendalian Pengendalian Dasar Hukum
Bahaya
1 Pekerja tidak Cidera kaki, besi ADM UU No. 1 Tahun
menggunakan safety korosif, material 1970
shoes saat jatuh dan menimpa
Permenakertrans
pembuatan bekisting pekerja,
No. Per-
Lt 3 08/MEN/VII/2010
tentang Alat
ADM Pelindung Diri

11
Analisis Potensi Hirarki
No. Kondisi / Situasi Proyek Temuan Pengendalian Pengendalian Dasar Hukum
Bahaya

ADM

ADM

ADM

12
Analisis Potensi Hirarki
No. Kondisi / Situasi Proyek Temuan Pengendalian Pengendalian Dasar Hukum
Bahaya
2 Ditemukan panel Tersengat listrik ADM Penetapan dan Peraturan
listrik dalam keadaan sosialisasi Pemerintah No.
terbuka SOP 50 Tahun 2012
Elemen 6.5
Pengendalian
Pemeliharaan
Operasional Perbaikan dan
yang memuat Perubahan
pengendalian Sarana Produksi
alat listrik
ADM
Program
pelatihan K3
yang memuat
pengendalian
operasional

13
BAB IV. ANALISA

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan pada proyek Sopo Del Tower
diketahui bahwa penerapan Sistem Manajemen K3 (SMK3) terlaksana dengan baik
(temuan positif), walaupun masih terdapat ketidaksesuaian atau temuan negatif di lokasi
proyek.

4.1 Komitmen Manajemen


Komitmen diwujudkan dalam bentuk kebijakan yang tertulis, jelas, mudah
dimengerti, dan diketahui oleh seluruh pekerja. Namun, komitmen tidak hanya dalam
bentuk kebijakan saja, melainkan butuh dukungan dan upaya nyata dari pihak manajemen
atau pimpinan untuk membuktikan bahwa perusahaan benar-benar berkomitmen terhadap
keselamatan kerja. Upaya nyata tersebut pada proyek Sopo Del Tower dapat ditunjukkan
dengan adanya Kebijakan K3 serta plakat Komitmen K3 di lokasi kerja yang mudah dilihat
dan dibaca oleh pekerja dan tamu.
Standar Acuan: PP No. 50 Tahun 2012 Pedoman Penilaian Penerapan SMK3 Elemen
1.1.1 dan 1.1.3.

4.2 Prosedur
Prosedur kerja merupakan rangkaian dari suatu tata kerja yang berurutan, tahap
demi tahap serta jelas menunjukkan jalan atau arus (flow) yang harus ditempuh dari mana
pekerjaan dimulai. Tujuan dari adanya prosedur keselamatan kerja yaitu untuk
mengendalikan bahaya yang ada di tempat kerja, untuk melindungi pekerja dari
kemungkinan terjadi kecelakaan, dan untuk mengatur perilaku pekerja, sehingga nantinya
tercipta budaya keselamatan yang baik.
Berdasarkan hasil observasi lapangan, diketahui bahwa prosedur K3 tersedia dan
sudah dikomunikasikan kepada pekerja. Namun, ada beberapa aspek ditemukan
ketidaksesuaian di lokasi proyek dimana prosedur tersebut tidak dijalankan, instruksi kerja
yang belum teridentifikasi untuk pekerjaan khusus, dan kurang pengawasan dari pihak
manajemen. Perlu adanya program sosialisasi prosedur K3 yang disampaikan melalui
toolbox meeting harian dan pengawasan di lapangan.
Standar Acuan: PP No. 50 Tahun 2012 Pedoman Penilaian Penerapan SMK3 Elemen
2.1.3, 2.2.2, 2.2.3, 4.1.2, dan 6.2.1.

14
4.3 Alat Pelindung Diri (APD)
Berdasarkan hasil observasi lapangan, diketahui bahwa perusahaan telah
menyediakan APD yang layak untuk pekerja, memberikan safety induction dimana salah
satu topiknya penggunaan APD di lokasi, manajemen APD, dan inspeksi APD. Namun,
ada pula pekerja yang tidak menggunakan APD semisal safety gloves, masker, safety
glass, dan rompi. Perlu adanya suatu program komunikasi secara harian seperti program
toolbox meeting yang isinya memuat pentingnya menggunakan APD, promosi K3, dan
program manajemen APD dilakukan secara konsisten (seperti daftar APD sesuai dengan
jenis pekerjaannya, inspeksi APD sebagai bentuk pengawasan, dan bukti serah terima
APD harus disimpan dengan baik).
Standar Acuan: UU No. 1 Tahun 1970 Pasal 9, Permenakertrans No. Per.08/MEN/VII/2010
Pasal 2,5,7.

BAB V. KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan
1. PT. Waskita Karya (Persero) Tbk. Divisi Gedung berupaya mengimplementasikan
Sistem Manajemen K3 pada proyek Sopo Del Tower.
2. Perusahaan sudah mempunyai dan menjalankan Program K3 sebagai wujud
implementasi Kebijakan K3.
3. Perusahan sudah menetapkan rencana/strategi K3 misalnya Identifikasi Bahaya
dan Penilaian Risiko (IBPR) proyek.
4. Perusahaan sudah memiliki Prosedur Tanggap Darurat dan Tim Tanggap Darurat.
5. Perusahaan sudah menyediakan APD sesuai dengan standar.
6. Perusahaan sudah melakukan pemeriksaan kesehatan kepada pekerja.
7. Perusahaan berupaya melakukan pelatihan K3 secara berkala.

5.2 Saran
1. Perusahaan melakukan peninjauan atau gap analysis terkait dengan kondisi K3 di
proyek dengan standar SMK3 PP No. 50 Tahun 2012.
2. Implementasi Behaviour Based Safety (BBS) di area proyek guna mendorong
keterlibatan pekerja untuk peduli K3.
3. Melakukan emergency drill berkala dan mengevaluasinya.

15

Anda mungkin juga menyukai