PADA PROYEK
STADION UTAMA GELORA BUNG KARNO
(Kontraktor : PT. ADHI KARYA (Persero) Tbk. Divisi Gedung)
Kelompok – 4
ASPEK PEKERJAAN KONSTRUKSI
Disusun oleh:
Zulhelmi Burhan - Ketua
Irham Mustofa - Sekretaris
Hendro Irwansyah - Anggota
Ahmad Safawi - Anggota
ii
DAFTAR ANGGOTA KELOMPOK
iii
DAFTAR ISI
BAB V KESIMPULAN..........................................................................................................14
5.1 Kesimpulan.............................................................................................................14
5.2 Saran......................................................................................................................14
iv
BAB I. PENDAHULUAN
1
c) Permenakertrans No. Per-04/MEN/1980 tentang Syarat-Syarat Pemasangan
dan Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan
d) Permenakertrans No. Per.01/MEN/1982 tentang Bejana Tekan
e) Permenakertrans No. Per-03/MEN/1982 tentang Pelayanan Kesehatan Tenaga
Kerja
f) Permenaker No. Per-04/MEN/1987 tentang P2K3 serta Tata Cara Penunjukan
Ahli Keselamatan Kerja
g) Permenaker No. Per-03/MEN/1998 tentang Tata Cara Pelaporan dan
Pemeriksaan Kecelakaan
h) Permenakertrans No. Per-15/MEN/VIII/2008 tentang Pertolongan Pertama pada
Kecelakaan di Tempat Kerja
i) Permenakertrans No. Per-08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri
j) Permenakertrans No. Per.13/MEN/X/2011 tentang Nilai Ambang Batas Faktor
Fisika dan Faktor Kimia di Tempat Kerja
4. Keputusan Menteri
a) Kepmenaker No. Kep-1135/MEN/1987 tentang Bendera Keselamatan Kerja
b) Kepmenaker No. Kep-186/MEN/1999 tentang Penanggulangan Kebakaran di
Tempat Kerja
5. Keputusan Bersama
SKB No. Kep.174/MEN/1986 dan No. Kep.104/KPTS/1986 tentang Keselamatan
dan Kesehatan Kerja pada Tempat Kegiatan Konstruksi
Sumber pernyataan Kebijakan Mutu, K3L, dan Pengamanan dapat dilihat pada
tautan http://www.waskita.co.id/en/index.php/about-waskita/corporate-info/waskitapolicy.
2
mengarahkan (directing),dan mengontrol (controlling). Tanpa sebuah adanya manajemen
pada suatu proyek bisa berakibat proyek yang dikerjakan tidak sesuai dengan target yang
ingin dicapai. Dalam hal ini manajemen K3 merupakan halyang penting dalam
meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja adalah dengan adanya struktur
organisasi K3. Berikut adalah struktur organisasi K3 PT. Waskita Karya (persero) Tbk.
Divisi Gedung yang terdapat dalam Proyek Casa Goya Park Residence.
4
BAB II. MAKSUD & TUJUAN
2.1 Pelatihan
Pelatihan ini bertujuan untuk mendidik calon Ahli Muda K3 Konstruksi dalam
memahami manajemen pelatihan K3 Konstruksi dan siap melakukan program sosialisasi
yang dijalankan baik lewat perencanaan pelatihan maupun pelaksanaan di lapangan.
5
BAB III. PERMASALAHAN DI LAPANGAN
2. Temuan Negatif
a) Pekerja tidak menggunakan safety shoes saat pembuatan bekisting Lt 3
b) Ditemukan panel listrik dalam keadaan terbuka.
c) Ada pekerja yang masih bekerja di bawah saat crane mengangkat matrial besi
d) Pekerja tidak menggunakan masker khusus dalam melakukan pekerjaan
pengelasan.
6
Tabel 3.1 Hasil Identifikasi Permasalahan (Temuan Positif)
Analisis Potensi
No. Kondisi / Situasi Proyek Hasil Observasi Saran Dasar Hukum
Bahaya
1 Komitmen K3 Tidak ada potensi Seharusnya Komitmen UU No. 1 Tahun 1970
terdapat baik di bahaya pada K3 tersebut tentang Keselamatan
kantor dan proyek pemasangan disosialisasikan dan Kerja
yang mudah terbaca Komitmen K3 ditandatangi sebagai
oleh pekerja dan tersebut bukti komitmen pekerja SMK3 PP No. 50 Tahun
tamu 2012
2 Rambu peringatan Tidak ada potensi Perlu dilakukan UU No. 1 Tahun 1970
K3L tersedia di bahaya pada identifikasi bahaya di tentang Keselamatan
lokasi proyek pemasangan area kerja sehingga Kerja
sehingga mudah rambu peringatan pengendalian bahaya
dilihat oleh pekerja tersebut berupa Rambu K3 SMK3 PP No. 50 Tahun
dan tamu optimal 2012
4 Tugas dan Tidak ada potensi Penetapan Unit K3LMP SMK3 PP No. 50 Tahun
wewenang unit bahaya di proyek sebaiknya 2012
K3LMP proyek mempertimbangkan
sudah ditetapkan kecakapan kompetensi
dan minimal terkait K3L
dikomunikasikan
kepada pekerja
7
Analisis Potensi
No. Kondisi / Situasi Proyek Hasil Observasi Saran Dasar Hukum
Bahaya
5 Prosedur Tanggap Tidak ada potensi Rencana Tanggap SMK3 PP No. 50 Tahun
Darurat sudah bahaya Darurat berkala 2012
ditetapkan dan sebaiknya segera
dikomunikasikan ditetapkan. Kepmenaker No.
kepada pekerja dan Kep.186/MEN/1999
tamu Job description terkait tentang Unit
tim tanggap darurat Penanggulangan
harus tersedia dan Kebakaran di Tempat
dikomunikasikan Kerja
6 Catatan Kinerja K3L Tidak ada potensi Kinerja K3L SMK3 PP No. 50 Tahun
dilaporkan secara bahaya dikomunikasikan ke 2012
bulanan pekerja dan tamu
melalui media
informasi
8
Analisis Potensi
No. Kondisi / Situasi Proyek Hasil Observasi Saran Dasar Hukum
Bahaya
7 Kegiatan Induksi Pekerja tidak Sebaiknya dilakukan UU No. 1 Tahun 1970
K3L diberikan memahami materi pre-test dan post-test Pasal 9
kepada pekerja baru induksi K3L kepada pekerja untuk
dan dilakukan mengetahui sejauh SMK3 PP No. 50 Tahun
refreshment kepada mana memahami 2012
pekerja lama materi induksi K3L di
proyek
9
Analisis Potensi
No. Kondisi / Situasi Proyek Hasil Observasi Saran Dasar Hukum
Bahaya
Toolbox meeting
dijadikan sebagai KPI
sebagai bentuk
partisipasi karyawan
10 Rapat koordinasi Tidak ada potensi Sebaiknya hasil rapat SMK3 PP No. 50 Tahun
lapangan dilakukan bahaya koordinasi (bisa berupa 2012
tiap bulannya. Minutes of Meeting)
Adapun aspek yang disimpan dan
dibahas diantaranya ditindaklanjuti
aspek teknis dan
K3L.
10
Analisis Potensi
No. Kondisi / Situasi Proyek Hasil Observasi Saran Dasar Hukum
Bahaya
11 Identifikasi Bahaya Ada aktivitas IBPR ditinjau secara SMK3 PP No. 50 Tahun
dan Penilaian Risiko kerja yang tidak berkala untuk 2012
(IBPR) sudah teridentifikasi menjamin proses
mencakup aktivitas, dalam IBPR pencegahan
deskripsi bahaya, kecelakaan dan
bahaya, legislasi, menghindari kerugian
risiko awal, hirarki
pengendalian,
pengendalian awal,
resiko residual,
hirarki
pengendalian, dan
pengendalian
tambahan
-
11
Analisis Potensi Hirarki
No. Kondisi / Situasi Proyek Temuan Pengendalian Pengendalian Dasar Hukum
Bahaya
ADM
ADM
ADM
12
Analisis Potensi Hirarki
No. Kondisi / Situasi Proyek Temuan Pengendalian Pengendalian Dasar Hukum
Bahaya
2 Ditemukan panel Tersengat listrik ADM Penetapan dan Peraturan
listrik dalam keadaan sosialisasi Pemerintah No.
terbuka SOP 50 Tahun 2012
Elemen 6.5
Pengendalian
Pemeliharaan
Operasional Perbaikan dan
yang memuat Perubahan
pengendalian Sarana Produksi
alat listrik
ADM
Program
pelatihan K3
yang memuat
pengendalian
operasional
13
BAB IV. ANALISA
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan pada proyek Sopo Del Tower
diketahui bahwa penerapan Sistem Manajemen K3 (SMK3) terlaksana dengan baik
(temuan positif), walaupun masih terdapat ketidaksesuaian atau temuan negatif di lokasi
proyek.
4.2 Prosedur
Prosedur kerja merupakan rangkaian dari suatu tata kerja yang berurutan, tahap
demi tahap serta jelas menunjukkan jalan atau arus (flow) yang harus ditempuh dari mana
pekerjaan dimulai. Tujuan dari adanya prosedur keselamatan kerja yaitu untuk
mengendalikan bahaya yang ada di tempat kerja, untuk melindungi pekerja dari
kemungkinan terjadi kecelakaan, dan untuk mengatur perilaku pekerja, sehingga nantinya
tercipta budaya keselamatan yang baik.
Berdasarkan hasil observasi lapangan, diketahui bahwa prosedur K3 tersedia dan
sudah dikomunikasikan kepada pekerja. Namun, ada beberapa aspek ditemukan
ketidaksesuaian di lokasi proyek dimana prosedur tersebut tidak dijalankan, instruksi kerja
yang belum teridentifikasi untuk pekerjaan khusus, dan kurang pengawasan dari pihak
manajemen. Perlu adanya program sosialisasi prosedur K3 yang disampaikan melalui
toolbox meeting harian dan pengawasan di lapangan.
Standar Acuan: PP No. 50 Tahun 2012 Pedoman Penilaian Penerapan SMK3 Elemen
2.1.3, 2.2.2, 2.2.3, 4.1.2, dan 6.2.1.
14
4.3 Alat Pelindung Diri (APD)
Berdasarkan hasil observasi lapangan, diketahui bahwa perusahaan telah
menyediakan APD yang layak untuk pekerja, memberikan safety induction dimana salah
satu topiknya penggunaan APD di lokasi, manajemen APD, dan inspeksi APD. Namun,
ada pula pekerja yang tidak menggunakan APD semisal safety gloves, masker, safety
glass, dan rompi. Perlu adanya suatu program komunikasi secara harian seperti program
toolbox meeting yang isinya memuat pentingnya menggunakan APD, promosi K3, dan
program manajemen APD dilakukan secara konsisten (seperti daftar APD sesuai dengan
jenis pekerjaannya, inspeksi APD sebagai bentuk pengawasan, dan bukti serah terima
APD harus disimpan dengan baik).
Standar Acuan: UU No. 1 Tahun 1970 Pasal 9, Permenakertrans No. Per.08/MEN/VII/2010
Pasal 2,5,7.
BAB V. KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
1. PT. Waskita Karya (Persero) Tbk. Divisi Gedung berupaya mengimplementasikan
Sistem Manajemen K3 pada proyek Sopo Del Tower.
2. Perusahaan sudah mempunyai dan menjalankan Program K3 sebagai wujud
implementasi Kebijakan K3.
3. Perusahan sudah menetapkan rencana/strategi K3 misalnya Identifikasi Bahaya
dan Penilaian Risiko (IBPR) proyek.
4. Perusahaan sudah memiliki Prosedur Tanggap Darurat dan Tim Tanggap Darurat.
5. Perusahaan sudah menyediakan APD sesuai dengan standar.
6. Perusahaan sudah melakukan pemeriksaan kesehatan kepada pekerja.
7. Perusahaan berupaya melakukan pelatihan K3 secara berkala.
5.2 Saran
1. Perusahaan melakukan peninjauan atau gap analysis terkait dengan kondisi K3 di
proyek dengan standar SMK3 PP No. 50 Tahun 2012.
2. Implementasi Behaviour Based Safety (BBS) di area proyek guna mendorong
keterlibatan pekerja untuk peduli K3.
3. Melakukan emergency drill berkala dan mengevaluasinya.
15