Anda di halaman 1dari 5

PPROPOSAL PENELITIAN

PREVALENSI GANGGUAN KESEHATAN MENTAL EMOSIONAL


DI WILAYAH PUSKESMAS JETIS II BANTUL
YOGYAKARTA

SUHARTINAH
NIM RPL 201711148

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PANTI RAPIH
YOGYAKARTA
2018
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Menurut Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009,
kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun
sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan
ekonomis. Menurut definisi tersebut, kesehatan jiwa adalah salah satu bagian
dari kesatuan sehat itu sendiri. Kesehatan mental dapat mengalami gangguan
seperti kesehatan fisik. Sayangnya, perubahan kesehatan mental tidak dapat
dirasakan secara jelas seperti perubahan kesehatan fisik. Bahkan, masyarakat
pada umumnya masih mengutamakan keluhan fisik dan kurang memperhatikan
adanya keluhan mental emosional yang melatar-belakangi keluhan fisik tersebut.
Kesehatan mental dan emosional merupakan suatu kondisi sejahtera dimana
individu dapat merealisasikan kecakapannyam dapat melewati tekanan hidup
yang normal, bekerja dengan produktif, dan memiliki kontribusi dalam
kehidupan di kominitasnya (WHO, 2008: 1). Sedangkan Jahoda (Ihrom, 2008)
memberi kriteria yang lebih luas mengenai kesehatan mental meliputi sikap
kepribadian yang baik terhadap diri sendiri, kemampuan mengenali diri dengan
baik, pertumbuhan dan perkembangan diri yang baik, keseimbangan mental,
ketahanan terhadap segala tekanan, dan kemampuan menguasai dan berintegrasi
dengan lingkungan. Pendapat lain dari Assagioli (Ihrom, 2008), mendefinisikan
kesehatan mental dan emosioanl sebagai terwujudnya integritas kepribadian,
keselarasan dengan jati diri, pertumbuhan ke arah realisasi diri, dan arah
hubungan yang sehat dengan orang lain. Kesehatan mental dan emosional
mengandung pengertian adanya keseimbangan yang menyangkut diri sendiri,
hubungan dengan orang lain dan komunitas serta individu memahami bagaimana
cara untuk mencapai peningkatan ke arah kondisi tersebut.
Menurut Schneiders dalam Semiun (2006), orang yang mengalami
gangguan mental tidak dapat menunjukan efisiensi dalam hidupnya, tidak
adanya pengendalian diri dan integrasi antara pikiran dan perilaku, perasaan dan
emosi yang negatif, merasa pesimis, merasa tidak percaya diri, tidak aman, dan
tidak berharga.
Berdasarkan data dari Riskesdas (2013), pravelensi gangguan mental
emosional pada penduduk Indonesia umur > 15 tahun adalah 11,6%. Sedangkan
DIY memiliki prevalensi gangguan jiwa berat 2,7 per mil. Kulonprogo
menempati kasus teratas dengan prevalensi 4.67, disusul Bantul 4.0, dan kota
Yogyakarta 2.14. Dari data tersebut, diperkirakan ada 2-3 penderita gangguan
jiwa berat di antara 1000 penduduk DIY. Total ODGJ di DIY diperkirakan
mencapai 9.862 orang (Republika, 2018: 17). Gangguan mental emosional
ditandai dengan perubahan dalam berpikir, perilaku atau suasana hati (atau
beberapa kombinasinya) terkait dengan tekanan yang bermakna dan gangguan
fungsi selama jangka waktu tertentu. Gejala gangguan mental bervariasi dari
ringan sampai parah, tergantung pada jenis gangguan mental, individu, keluarga
dan lingkungan sosio-ekonomi (Liza, 2012). Gangguan mental emosional
merupakan suatu keadaan yang mengindikasikan individu mengalami suatu
perubahan emosional yang dapat berkembang menjadi keadaan patologis terus
berlanjut sehingga perlu dilakukan antisipasi agar kesehatan jiwa masyarakat
tetap terjaga (Idaiani, Suhardi, Antonius, 2009).
Menurut data dari Global Burden of diseas Study menunjukan gangguan
kesehatan jiwa khususnya depresi merupakan penyebab tertinggi keempatt
(4,3%) dalam beban umum diantara seluruh penyakit (WHO, 2008).
Gangguan jiwa berat merupakan masalah kesehatan yang serius, Karena itu
pula, jumlah orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) cenderung terus bertambah.
Data rutin Dinas Kesehatan (Dinkes) DIY yang dikutip dari Republika (2018:
17) menyatakan bahwa pada tahun 2015 di Yogyakarta telah menunjukan angka
sebesar 10.993 ODGJ. Di tahun 2016, jumlah itu menjadi 10.554 orang.
Berdasarkan data dari Puskesmas Jetis II, rasio penduduk yang mengalami
gangguan jiwa ringan hingga berat di Indonesia; ketika diproyeksikan dengan
jumlah penduduk wilayah puskesmas Jetis II yang jumlahnya 24.000 jiwa maka
terdapat sekitar 1440 jiwa.
Data yang terdokumentasi saat ini di Puskesmas Jetis II hanya jumlah
penderita gangguan jiwa berat, sedangkan gangguan jiwa ringan dan sedang baru
terdeteksi di tingkat sekolah belum sampai ke semua penduduk. Padahal
Puskesmas Jetis II memiliki yang bertugas dan mampu memberikan pelayanan
kesehatan bagi klien yang menderita gangguan mental emosional.
Berdasarkan hal tersebut, penting untuk diadakan penelitian yang lebih
komprehensif dan lebih menyeluruh pada masyarakat yang berada di wilayah
kerja Puskesmas Jetis II , khususnya di Dusun Suren Wetan dan Plembutan
dengan sasaran umur lebih dari 15 untuk mendapatkan data mengenai prevalensi
penderita gangguan kesehatan mental emosional di wilayah tersebut.

B. Rumusan Masalah
Berapakah prevalensi penderita gangguan mental emosional di Puskesmas
Jetis II Bantul?
C. Tujuan Penelitian
Selaras dengan rumusan dan batasan masalah, maka tujuan penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Tujuan Umum
Mengidentifikasi jumlah prevalensi penderita gangguan mental emosional di
masyarakat yang berada dalam wilayah kerja Puskesmas Jetis II.
2. Tujuan Khusus:
a. Mengidentifikasi prevalensi gangguan mental emosional di Dusun
Plembutan.
b. Mengidentifikasi prevalensi gangguan mental emosional di Dusun Suren
Wetan.

D. Manfaat Penelitihan
1. Manfaat Akademis
Sebagai bahan bacaan tentang Prevalensi Gangguan kesehatan mental
emosional di masyarakat
2. Manfaat Praktis
1) Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai gangguan mental
emosional
2) Memberikan masukan kepada Puskesmas untuk menindaklanjuti
ataupun memberikan pendampingan kepada masyarakat yang
mengalami masalah kesehatan mental dan emosional.

E. Ruang Lingkup
1. Bidang keilmuan

Penelitian ini termasuk penelitian dalam bidang keilmuan keperawatan


dengan cakupan keperawatan jiwa.

2. Masalah
Masalah yang diteliti dalam penelitian ini adalah prevalensi penderita
gangguan mental emosional di Puskesmas Jetis II Bantul.
3. Sasaran
Sasaran penelitian adalah penduduk di Dusun Plembutan dan Suren Wetan
yang berusia >15 tahun.
4. Tempat
Penelitian ini dilakukan di Dusun Plembutan dan Suren Wetan.
5. Waktu
Penelitian ini dilakukan pada tanggal 11 April 2018 sampai dengan bulan
Juni 2018.

Anda mungkin juga menyukai