Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah yang berlebihan pada wanita hamil sampai

mengganggu aktifitas sehari-hari karena keadaan umum pasien yang buruk akibat dehidrasi.

Mual dan muntah adalah gejala yang umum dan wajar terjadi pada usia kehamilan trimester I.

Mual biasanya terjadi pada pagi hari, akan tetapi dapat juga timbul setiap saat dan pada malam

hari. Gejala-gejala ini biasanya terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir dan

berlangsung selama kurang lebih 10 minggu.1 Penelitian-penelitian memperkirakan bahwa mual

dan muntah terjadi pada 50-90% dari kehamilan. Mual dan muntah terjadi pada 60-80% primi

gravida dan 40-60% multigravida. Dari seluruh kehamilan yang terjadi di Amerika Serikat 0,3-

2% diantaranya mengalami hiperemesis gravidarum atau kurang lebih lima dari 1000

kehamilan.2 Mual dan muntah yang berkaitan dengan kehamilan biasanya dimulai pada usia

kehamilan 9- 10 minggu, puncaknya pada usia kehamilan 11-13 minggu, dan sembuh pada

kebanyakan kasus pada umur kehamilan 12-14 minggu. Dalam 1-10% dari kehamilan, gejala-

gejala dapat berlanjut melampaui 20-22 minggu. Kejadian hiperemesis dapat berulang pada

wanita hamil. J. Fitzgerald (1938-1953) melakukan studi terhadap 159 wanita hamil di

Aberdeen, Skotlandia, menemukan bahwa hiperemesis pada kehamilan pertama merupakan

faktor risiko untuk terjadinya hiperemesis pada kehamilan berikutnya. Berdasarkan penelitian,

dari 56 wanita yang kembali hamil, 27 diantaranya mengalami hiperemesis pada kehamilan

kedua dan 7 dari 19 wanita mengalami hiperemesis pada kehamilan ketiga.3

1
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Definisi

Mual dan muntah merupakan gejala yang wajar ditemukan pada kehamilan triwulan

pertama. Biasanya mual dan muntah terjadi pada pagi hari sehingga sering dikenal dengan

morning sickness. Sementara setengah dari wanita hamil mengalami morning sickness, 1,5 -

2 % mengalami hiperemesis gravidarum, suatu kondisi yang lebih serius.1

Hiperemesis gravidarum sendiri adalah mual dan muntah hebat dalam masa kehamilan

yang dapat menyebabkan kekurangan cairan, penurunan berat badan, atau gangguan elektrolit

sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari dan membahayakan janin di dalam kandungan.

Pada umumnya HG terjadi pada minggu ke 6 - 12 masa kehamilan, yang dapat berlanjut sampai

minggu ke 16 – 20 masa kehamilan.2

II.2 Etiologi

Penyebab dari hiperemesis gravidarum belum diketahui namun diperkirakan

berhubungan dengan kehamilan pertama; peningkatan hormonal pada kehamilan, terutama pada

kehamilan ganda dan hamil anggur; usia di bawah 24 tahun; perubahan metabolik dalam

kehamilan; alergi; dan faktor psikososial. Wanita dengan riwayat mual pada kehamilan

sebelumnya dan mereka yang mengalami obesitas (kegemukan) juga mengalami peningkatan

risiko HG. Faktor risiko terjadinya hiperemesis gravidarum diantaranya adalah :

 Level hormon ß-hCG yang tinggi. Hormon ini meningkat cepat pada triwulan

pertama kehamilan dan dapat memicu bagian dari otak yang mengontrol mual dan

muntah.

2
 Peningkatan level estrogen. Mempengaruhi bagian otak yang mengontrol mual dan

muntah.

 Perubahan saluran cerna. Selama kehamilan, saluran cerna terdesak karena memberikan

ruang untuk perkembangan janin. Hal ini dapat berakibat refluks asam (keluarnya asam

dari lambung ke tenggorokan) dan lambung bekerja lebih lambat menyerap makanan

sehingga menyebabkan mual dan muntah.

 Faktor psikologis. Stress dan kecemasan dapat memicu terjadinya morning sickness.

 Diet tinggi lemak. Risiko HG meningkat sebanyak 5 kali untuk setiap penambahan 15 g

lemak jenuh setiap harinya

 Helicobacter pylori. Penelitian melaporkan bahwa 90% kasus kehamilan dengan HG

juga terinfeksi dengan bakteri ini, yang dapat menyebabkan luka pada lambung.

II.3 Patofisiologi

Hiperemesis gravidarum yang merupakan komplikasi mual dan muntah pada hamil muda

terjadi terus menerus dapat menyebabkan dehidrasi dan tidak seimbangnya elektrolit dengan

alkalosis hipokloremik. Hiperemesis gravidarum dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan

lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang tidak sempurna

terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseton – asetik, asam hidroksi butirik dan aseton

dalam darah. Kekurangan volume cairan yang diminum dan kehilangan karena muntah

menyebankan dehidrasi sehingga cairan ekstraseluler dan plasma berkurang. Natrium dan

khlorida air kemih turun. Selain itu juga dapat menyebabkan hemokonsentrasi sehingga aliran

darah berkurang.

3
Kekurangan kalium sebagai akibat dari muntah dan bertambahnya ekskresi lewat ginjal

menambah frekuensi muntah – muntah lebih banyak, dapat merusak hati dan terjadilah lingkaran

yang sulit dipatahkan. Selain dehidrasi dan terganggunya keseimbangan elektrolit dapat terjadi

robekan pada selaput lender esophagus dan lambung dengan akibat perdarahan gastrointestinal.

Pada umumnya robekan ini ringan dan perdarahan dapat berhenti sendiri, jarang sampai

diperlukan transfusi atau tindakan operatif.4

II.4 Gejala Klinis menurut Derajat Hiperemesis Gravidarum

Hiperemesis gravidarum terbagi atas beberapa derajat sesuai dengan tanda dan gejala yang

dialaminya, yaitu :

 Derajat 1

Muntah terus menerus (muntah > 3-4 kali/hari, dan mencegah dari masuknya makanan

atau minuman selama 24 jam) yang menyebabkan ibu menjadi lemah, tidak ada nafsu

makan, berat badan turun (2-3 kg dalam 1-2 minggu), nyeri ulu hati, nadi meningkat

sampai 100x permenit, tekanan darah sistolik menurun, tekanan kulit menurun dan mata

cekung

 Derajat 2

Penderita tampak lebih lemah dan tidak peduli pada sekitarnya, nadi kecil dan cepat,

suhu kadang-kadang naik dan mata sedikit kuning. Berat badan turun dan mata menjadi

cekung, tekanan darah turun, pengentalan darah, urin berkurang, dan sulit BAB.Pada

napas dapat tercium bau aseton.

4
 Derajat 3

Keadan umum lebih parah, muntah berhenti, kesadaran menurun sampai koma, nadi kecil

dan cepat, suhu meningkat, dan tekanan darah turun. Pada jabang bayi dapat terjadi

ensefalopati Wernicke dengan gejala: nistagmus, penglihatan ganda, dan perubahan

mental. Keadaan ini akibat kekurangan zat makanan termasuk vitamin B kompleks.

Jika sampai ditemukan kuning berarti sudah ada gangguan hati.3,4

II.5 Diagnosis

Diagnosis hiperemesis gravidarum ditegakkan melalui anamnesis, pemeriksaan fisik, serta

pemeriksaan penunjang.

 Anamnesis

Dari anamnesis didapatkan amenorea, tanda kehamilan muda, mual, dan muntah.

Kemudian diperdalam lagi apakah mual dan muntah terjadi terus menerus, dirangsang

oleh jenis makanan tertentu, dan mengganggu aktivitas pasien sehari- hari. Selain itu dari

anamnesis juga dapat diperoleh informasi mengenai hal-hal yang berhubungan dengan

terjadinya hiperemesis gravidarum seperti stres, lingkungan sosial pasien, asupan nutrisi

dan riwayat penyakit sebelumnya (hipertiroid, gastritis, penyakit hati, diabetes mellitus,

dan tumor serebri)

 Pemeriksaan Fisik

Pada pemeriksaan fisik perhatikan keadaan umum pasien, tanda-tanda vital, tanda

dehidrasi, dan besarnya kehamilan. Selain itu perlu juga dilakukan pemeriksaan tiroid

dan abdominal untuk menyingkirkan diagnosis banding.

5
 Pemeriksaan penunjang

Dilakukan untuk membantu menegakkan diagnosis dan menyingkirkan diagnosis

banding. Pemeriksaan yang dilakukan adalah darah lengkap, urinalisis, gula darah,

elektrolit, USG (pemeriksaan penunjang dasar), analisis gas darah, tes fungsi hati dan

ginjal. Pada keadaan tertentu, jika pasien dicurigai menderita hipertiroid dapat dilakukan

pemeriksaan fungsi tiroid dengan parameter TSH dan T. Pada kasus hiperemesis

gravidarum dengan hipertiroid 50- 60% terjadi penurunan kadar TSH. Jika dicurigai

terjadi infeksi gastrointestinal dapat dilakukan pemeriksaan antibodi Helicobacter pylori.

Pemeriksaan laboratorium umumnya menunjukan tanda-tanda dehidrasi dan pemeriksaan

berat jenis urin, ketonuria, peningkatan blood urea nitrogen, kreatinin dan hematokrit.

Pemeriksaan USG penting dilakukan untuk mendeteksi adanya kehamilan ganda .ataupun

mola hidatidosa.5

II.6 Pencegahan

Prinsip pencegahan adalah mengobati emesis agar ridak terjadi hiperemesis gravidarum

dengan cara :

 Memberikan penerapan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang

fisiologik.

 Memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang – kadang muntah merupakan gejala

yang fisiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan.

 Menganjurkan mengubah makan sehari – hari dengan makanan dalam jumlah kecil tapi

sering.

6
 Menganjurkan pada waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, terlebih

dahulu makan roti kering atau biscuit dengan teh hangat.

 Makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaiknya dihindarkan.

 Makanan seyogyanya disajikan dalam keadaan panas atau sangat dingin.

 Menghindari kekurangan kardohidrat merupakan factor penting, dianjurkan makanan

yang banyak mengandung gula.2

II.7 Diet Pada Hiperemesis Gravidarum

Diet pada hiperemesis gravidarum bertujuan untuk mengganti persediaan glikogen tubuh

dan mengontrol asidosis secara berangsur, memberikan makanan berenergi dan zat gizi

yang cukup. Diet hiperemesis gravidarum memiliki beberapa syarat, diantaranya adalah:

a. Karbohidrat tinggi

b. Lemak rendah

c. Protein sedang

d. Makanan diberikan dalam bentuk kering; pemberian cairan disesuaikan dengan

keadaan pasien, yaitu 7-10 gelas per hari

e. Makanan mudah cerna, tidak merangsang saluran pencernaan, dan diberikan

sering dalam porsi kecil

f. Bila makan pagi dan siang sulit diterima, pemberian dioptimalkan pada makan

malam dan selingan malam

g. Makanan secara berangsur ditingkatkan dalam porsi dan nilai gizi sesuai dengan

keadaan dan kebutuhan gizi pasien.6

7
II.8 Penatalaksanaan

Apabila dengan cara diatas keluhan dan gejala tidak berkurang maka diperlukan:

 Obat – obatan;

Vitamin : Vitamin B1 dan B6 atau B –kompleks

Anti histamine : dramamin, avomin

Anti emetik (pada keadaan lebih berat) : Dislikomin hidrokloride atau khlorpromasine.

Penanganan hiperemesis gravidarum yang lebih berat perlu dikelola di rumah sakit

 Isolasi

Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, tetapi cerah dan peredaran udara yang

baik, catat cairan yang keluar masuk, hanya dokter dan perawat yang boleh masuk ke

dalam kamar penderita. Kadang – kadang dengan isolasi saja gejala – gejala akan

berkurang atau hilang tanpa pengobatan.

 Terapi psikologika

Perlu diyakinkan kepeda penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan, hilangkan rasa

takut oleh karena kehamilan, kurangi pekerjaan serta menghilangkan masalah dan

konflik.

 Cairan parenteral

Cairan yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan glukosa 5% dalam cairan

fisiologis (2 – 3 liter/hari), dapat ditambah kalium dan vitamin (vitamin B komplek,

vitamin C), bila kekurangan protein dapat diberiakan asam amino secara intravena, bila

dalam 24 jam penderita tidak muntah dan keadaan umum membaik dapat diberikan

minuman dan lambat laun makanan yang tidak cair. Dengan penanganan diatas, pada

umumnya gejala – gejala akan berkurang dan keadaan akan bertambah baik.

8
 Menghentikan kehamilan

Bila keadaan memburuk dilakukan pemeriksaan medik dan psikiatrik, manifestasi

komplikasi organis adalah delirium, takikardi, ikterus, anuria dan perdarahan dalam

keadaan demikian perlu dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan keadaan yang

memerlukan pertimbangan gugur kandung diantaranya:

a. Gangguan kejiwaan ditandai dengan: delirium, apatis, somnolen sampai koma, terjadi

gangguan jiwa.

b. Gangguan penglihatan ditandai dengan: pendarahan retina, kemunduran

penglihatan.

c. Ganggguan faal ditandai dengan: hati dalam bentuk ikterus, ginjal dalam

bentuk anuria, jantung dan pembuluh darah terjadi nadi meningkat, tekanan darah

menurun.2

II.8 Prognosis

Gardsby melaporkan semua wanita dengan mual dan muntah pada kehamilan merasakan

awal terjadinya sebelum usia kehamilan 9 minggu. Jumlah tersebut menurun 30% pada

kehamilan 10 minggu, turun lagi 30% pada kehamilan 12 minggu, dan menjadi 30% pada

kehamilan 16 minggu. Sepuluh persen mengalami mual dan muntah setelah 16 minggu dan

hanya 1% tetap mengalaminya setelah usia kehamilan 20 minggu.

Dengan penanganan yang baik prognosis hiperemesis gravidarum sangat memuaskan. Sebagian

besar penyakit ini dapat membaik dengan sendirimya pada usia kehamilan 20-22 minggu, namun

demikian pada tingkatan yang berat, penyakit ini dapat membahayakan jiwa ibu dan janin.6

9
BAB III

KESIMPULAN

Hiperemesis gravidarum sendiri adalah mual dan muntah hebat dalam masa kehamilan yang

dapat menyebabkan kekurangan cairan, penurunan berat badan, atau gangguan elektrolit

sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari dan membahayakan janin di dalam kandungan.

Pada umumnya HG terjadi pada minggu ke 6 - 12 masa kehamilan, yang dapat berlanjut sampai

minggu ke 16 – 20 masa kehamilan.

10
DAFTAR PUSTAKA

1. Hartanto H. Penyakit Saluran Cerna. Dalam: Cunningham FG. Obstetric Williams. Edisi
ke-21. Jakarta: EGC. 2005. hal 1424-1425.
2. Prawirohardjo S, Wiknjosastro H. Hiperemesis Gravidarum. Dalam: Ilmu Kebidanan;
Jakarta; Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; Jakarta;2002; hal. 275-280.
3. Mochtar, Rustam. 1993. Sinopsis Obstetri. Jakarta: EGC
4. Ogunyemi DA, 2012. Hyperemesis Gravidarum. Emedicine. Available from:
http://www.emedicine.com

5. Verberg MF, Gillott DJ, Al-Fardan N. Hyperemesis gravidarum, a literature review. Hum
Reprod Update. Sep-Oct 2005;11(5):527-39.
6. Sheehan P. Hyperemesis gravidarum assessment and management. Aust Fam Physician
2007,36:698-701

11
STATUS PASIEN

ANAMNESA PRIBADI

Nama : Ny. Desi Putri

Umur : 23 Tahun

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Agama : Islam

Suku/bangsa : Jawa/Indonesia

Pendidikan : SMA

Alamat : Jl. Gunung Jaya Wijaya. Binjai.

Tgl. Masuk : 4 Juni 2015

Jam Masuk : 22.15 wib

ANAMNESA PENYAKIT

KU : Mual dan Muntah

Telaah : Os datang ke RSUD.DR.R.M.DJOELHAM dengan keluhan mual dan


muntah sejak + 1 minggu yang lalu. Os mengeluh mual yang hilang timbul dan
lebih mual jika mencium bau yang tajam seperti minyak kayu putih, minyak
wangi dan pembersih lantai. Mual lebih sering timbul pada pagi dan sore hari. Os
juga mengalami muntah ketika Os makan dan minum, os mengaku muntah berupa
ampas makanan yang sebelumnya dimakan dengan volume + 1/2 – 1/4 gelas, pada
muntahan tidak terdapat darah. Os juga mengeluhkan badan terasa lemas, nyeri
kepala (+), nafsu makan menurun dan berat badan saat ini 48 kg, berat badan
sebelum hamil 50 kg. Selain itu, Os juga mengeluhkan nyeri di ulu hati, BAK (+)
normal, BAB (+) normal.

12
Riwayat mentruasi sebelumnya:

 Menarche : 16 tahun
 Siklus : 28 hari
 Banyak : 2-3 kali ganti duk
 Lamanya : 6-7 hari
 HPHT : 28 Maret 2015
 TTP : 27 November 2015
 Usia kehamilan :

Riwayat persalinan:

 G2P1A0
 Laki-laki, Aterem,PSP, Bidan, 2400gr, Hidup 3 bulan

Riwayat KB :
 Belum pernah memakai KB

RPT : (-)
RPO : (-)

PEMERIKSAAN FISIK
Status Present
1. Keadaan Umum

Sensorium : Compos Mentis

Tekanan darah : 120/70mmHg

Heart Rate : 96x/menit

Respirasi Rate : 24x/menit

Suhu : 36,9 0 C

13
2. Keadaan Penyakit

Anemia : (-)

Sianosis : (-)

Dyspnoe : (-)

Ikterus : (-)

Edema : (-)

Status Lokalisata
1. Kepala : normochepali

Mata : Conjungtiva palpebra superior pucat (-/-), anemis (-/-)

Telinga : DBN

Hidung : DBN

Leher : pembesaran kelenjar getah bening (-/-)

2. Thorax

Inspeksi : simetris

Palpasi : Sterm fremitus kanan dan kiri sama

Perkusi : Sonor (+/+)

Auskultasi : Vesikuler (+/+),suara tambahan (-/-)

3. Abdomen

Inspeksi : Massa (-), striae gravidarum (+), bekas operasi (-)

Palpasi : Hati tidak teraba, Lien tidak teraba, nyeri tekan abdomen (-)

Perkusi : Timpani

Auskultasi : Peristaltic usus normal

4. Ektremitas

Superior : DBN

Inferior : DBN

14
Status Obstetri dan Ginekologi

1. Abdomen

Inspeksi : Abdomen belum tampak membesar

Palpasi : soepel, nyeri tekan pada epigastrium

Perkusi : Tidak dilakukan pemeriksaan

2. Genetalia Ekterna

Inspeksi :Perdarahan (-),Massa (-),Udem (-),Lesi (-)

PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. USG
Dilakukan dengan hasil : Hamil 11 minggu. Janin tunggal (+), anak hidup (AH)
2. Laboratorium
Darah rutin : Hb : 11,0 gr/dl
Leukosit : 4,1x103 u/l
Trombosit : 238.000 u/l
Hematokrit : 33,1%
KGD : 92 mg/dl

Golongan Darah : O

15
RESUME

ANEMNESA

KU : Mual dan Muntah

Telaah : Os datang ke RSUD.DR.R.M.DJOELHAM dengan keluhan mual dan


muntah sejak + 1 minggu yang lalu. Os mengeluh mual yang hilang timbul dan
lebih mual jika mencium bau yang tajam seperti minyak kayu putih, minyak
wangi dan pembersih lantai. Mual lebih sering timbul pada pagi dan sore hari. Os
juga mengalami muntah ketika Os makan dan minum, os mengaku muntah berupa
ampas makanan yang sebelumnya dimakan dengan volume + 1/2 – 1/4 gelas, pada
muntahan tidak terdapat darah. Os juga mengeluhkan badan terasa lemas, nyeri
kepala (+), nafsu makan menurun dan berat badan saat ini 48 kg, berat badan
sebelum hamil 50 kg. Selain itu, Os juga mengeluhkan nyeri di ulu hati, BAK (+)
normal, BAB (+) normal.

PEMERIKSAAN FISIK

Status Obstetri dan Ginekologi

1. Abdomen

Inspeksi : Abdomen belum tampak membesar

Palpasi : soepel, nyeri tekan pada epigastrium

Perkusi : Tidak dilakukan pemeriksaan

2. Genetalia Ekterna

Inspeksi :Perdarahan (-),Massa (-),Udem (-),Lesi (-)

16
PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. USG
Dilakukan dengan hasil : Hamil 11 minggu. Janin tunggal (+), anak hidup (AH)
2. Laboratorium
Darah Rutin :
Hb : 11,0 gr/dl
Leukosit : 4,1x103 u/l
Trombosit : 238.000 u/l
Hematokrit : 33,1%
KGD : 92 mg/dl
Golongan Darah : O

DIAGNOSA BANDING

DIAGNOSA KERJA

 Hiperemesis Gravidarum + MG+ KDR + (10-12 minggu) + AH

PENATALAKSANAAN

- IVFD RL 30 gtt/ menit


- Diet MB
- Inj.ondancetron 1 amp/8jam
- Viferon 1x1
- Paracetamol 3x1 (k/p)

RENCANA

- Observasi keadaan umum pasien, perbaiki dehidrasi dan konsultasikan dengan dokter
spesialis obgyn

17
FOLLOW UP

Kesadaran Keluhan Vital Sign Terapi

Tanggal

5 juni 2015 Compos Mual (+) TD :110/80 - IVFD RL 30 gtt/ menit


jam 07.00 Mentis Muntah (-) mmhg - Inj. Ondancetron 1
wib Pusing (+) HR :80x/i amp /8 jam
RR :24x/i - Viferon 1x1
T :36,3 0 C

5 juni 2015 Compos Mual (+) TD :110/80 - IVFD RL 30 gtt/ menit


jam 19.30 Mentis Muntah (-) mmhg - Inj. Ondancetron 1
wib Pusing (+) HR :80x/i amp /8 jam
RR :24x/i - Viferon 1x1
T :36.7 0 C - Fremaston 2x1

6 juni 2015 Compos Mual (+) TD :110/70 - IVFD RL 30 gtt/ menit


jam 07.00 Mentis Muntah (-) mmhg - Mediamer B6 3x1
wib Pusing (+) HR :78x/i - Preabor 1x1
Lemas (+) RR :24x/i
T :36,8 0 C

6 Juni 2015 Compos Mual (+) TD :100/80 - IVFD RL 30 gtt/ menit


jam 19.00 Mentis berkurang, mmhg - Mediamer B6 3x1
wib Pusing (+) HR :78x/i - Preabor 1x1
RR :22x/i
T :36,6 0 C

18
7 juni 2015 Compos Mual (+) TD :110/90 - IVFD RL 30 gtt/
jam 07.00 Mentis berkurang, mmhg menit
wib Muntah (-), HR :80x/i - Mediamer B6 3x1
Pusing (+), RR :24x/i - Preabor 1x1
Susah tidur T :36,8 0 C

7 juni 2015 Compos Mual (-) TD :110/70 - IVFD RL 30 gtt/


jam 19.30 Mentis Muntah (-) mmhg menit
wib Pusing (+) HR :96x/i - Mediamer B6 3x1
RR :24x/i - Preabor 1x1
T :36.7 0 C

8 juni 2015 Compos Mual (+) TD :110/80 - Pasien


jam 07.00 Mentis Muntah (-) mmhg diperbolehkan
wib Pusing (+) HR :78x/i PBJ
RR :22x/i - Terapi :
T :36,5 0 C Ondancetron 2x1

19
KESIMPULAN

Pasien masuk dengan keluhan mual dan muntah sejak + 1 minggu yang lalu. Os
mengeluh mual yang hilang timbul dan lebih mual jika mencium bau yang tajam seperti
minyak kayu putih, minyak wangi dan pembersih lantai. Mual lebih sering timbul pada
pagi dan sore hari. Os juga mengalami muntah ketika Os makan dan minum. Os juga
mengaku badan terasa lemas, kepala terasa nyeri, dan terasa nyeri pada pagian
epigastrium. Dari keluhan pasien, maka dapat diambil kesimpulan sesuai dengan teori
bahwa pasien mengalami hiperemesis gravidarum yakni mual dan muntah berlebihan
pada wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari. muntah-muntah yang
cukup berat sehingga menyebabkan penurunan berat badan dan dehidrasi.

20
21

Anda mungkin juga menyukai