Hyperemesis Gravidarum
Hyperemesis Gravidarum
PENDAHULUAN
Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah yang berlebihan pada wanita hamil sampai
mengganggu aktifitas sehari-hari karena keadaan umum pasien yang buruk akibat dehidrasi.
Mual dan muntah adalah gejala yang umum dan wajar terjadi pada usia kehamilan trimester I.
Mual biasanya terjadi pada pagi hari, akan tetapi dapat juga timbul setiap saat dan pada malam
hari. Gejala-gejala ini biasanya terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir dan
dan muntah terjadi pada 50-90% dari kehamilan. Mual dan muntah terjadi pada 60-80% primi
gravida dan 40-60% multigravida. Dari seluruh kehamilan yang terjadi di Amerika Serikat 0,3-
2% diantaranya mengalami hiperemesis gravidarum atau kurang lebih lima dari 1000
kehamilan.2 Mual dan muntah yang berkaitan dengan kehamilan biasanya dimulai pada usia
kehamilan 9- 10 minggu, puncaknya pada usia kehamilan 11-13 minggu, dan sembuh pada
kebanyakan kasus pada umur kehamilan 12-14 minggu. Dalam 1-10% dari kehamilan, gejala-
gejala dapat berlanjut melampaui 20-22 minggu. Kejadian hiperemesis dapat berulang pada
wanita hamil. J. Fitzgerald (1938-1953) melakukan studi terhadap 159 wanita hamil di
faktor risiko untuk terjadinya hiperemesis pada kehamilan berikutnya. Berdasarkan penelitian,
dari 56 wanita yang kembali hamil, 27 diantaranya mengalami hiperemesis pada kehamilan
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Definisi
Mual dan muntah merupakan gejala yang wajar ditemukan pada kehamilan triwulan
pertama. Biasanya mual dan muntah terjadi pada pagi hari sehingga sering dikenal dengan
morning sickness. Sementara setengah dari wanita hamil mengalami morning sickness, 1,5 -
Hiperemesis gravidarum sendiri adalah mual dan muntah hebat dalam masa kehamilan
yang dapat menyebabkan kekurangan cairan, penurunan berat badan, atau gangguan elektrolit
Pada umumnya HG terjadi pada minggu ke 6 - 12 masa kehamilan, yang dapat berlanjut sampai
II.2 Etiologi
berhubungan dengan kehamilan pertama; peningkatan hormonal pada kehamilan, terutama pada
kehamilan ganda dan hamil anggur; usia di bawah 24 tahun; perubahan metabolik dalam
kehamilan; alergi; dan faktor psikososial. Wanita dengan riwayat mual pada kehamilan
sebelumnya dan mereka yang mengalami obesitas (kegemukan) juga mengalami peningkatan
Level hormon ß-hCG yang tinggi. Hormon ini meningkat cepat pada triwulan
pertama kehamilan dan dapat memicu bagian dari otak yang mengontrol mual dan
muntah.
2
Peningkatan level estrogen. Mempengaruhi bagian otak yang mengontrol mual dan
muntah.
Perubahan saluran cerna. Selama kehamilan, saluran cerna terdesak karena memberikan
ruang untuk perkembangan janin. Hal ini dapat berakibat refluks asam (keluarnya asam
dari lambung ke tenggorokan) dan lambung bekerja lebih lambat menyerap makanan
Faktor psikologis. Stress dan kecemasan dapat memicu terjadinya morning sickness.
Diet tinggi lemak. Risiko HG meningkat sebanyak 5 kali untuk setiap penambahan 15 g
juga terinfeksi dengan bakteri ini, yang dapat menyebabkan luka pada lambung.
II.3 Patofisiologi
Hiperemesis gravidarum yang merupakan komplikasi mual dan muntah pada hamil muda
terjadi terus menerus dapat menyebabkan dehidrasi dan tidak seimbangnya elektrolit dengan
lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang tidak sempurna
terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseton – asetik, asam hidroksi butirik dan aseton
dalam darah. Kekurangan volume cairan yang diminum dan kehilangan karena muntah
menyebankan dehidrasi sehingga cairan ekstraseluler dan plasma berkurang. Natrium dan
khlorida air kemih turun. Selain itu juga dapat menyebabkan hemokonsentrasi sehingga aliran
darah berkurang.
3
Kekurangan kalium sebagai akibat dari muntah dan bertambahnya ekskresi lewat ginjal
menambah frekuensi muntah – muntah lebih banyak, dapat merusak hati dan terjadilah lingkaran
yang sulit dipatahkan. Selain dehidrasi dan terganggunya keseimbangan elektrolit dapat terjadi
robekan pada selaput lender esophagus dan lambung dengan akibat perdarahan gastrointestinal.
Pada umumnya robekan ini ringan dan perdarahan dapat berhenti sendiri, jarang sampai
Hiperemesis gravidarum terbagi atas beberapa derajat sesuai dengan tanda dan gejala yang
dialaminya, yaitu :
Derajat 1
Muntah terus menerus (muntah > 3-4 kali/hari, dan mencegah dari masuknya makanan
atau minuman selama 24 jam) yang menyebabkan ibu menjadi lemah, tidak ada nafsu
makan, berat badan turun (2-3 kg dalam 1-2 minggu), nyeri ulu hati, nadi meningkat
sampai 100x permenit, tekanan darah sistolik menurun, tekanan kulit menurun dan mata
cekung
Derajat 2
Penderita tampak lebih lemah dan tidak peduli pada sekitarnya, nadi kecil dan cepat,
suhu kadang-kadang naik dan mata sedikit kuning. Berat badan turun dan mata menjadi
cekung, tekanan darah turun, pengentalan darah, urin berkurang, dan sulit BAB.Pada
4
Derajat 3
Keadan umum lebih parah, muntah berhenti, kesadaran menurun sampai koma, nadi kecil
dan cepat, suhu meningkat, dan tekanan darah turun. Pada jabang bayi dapat terjadi
mental. Keadaan ini akibat kekurangan zat makanan termasuk vitamin B kompleks.
II.5 Diagnosis
pemeriksaan penunjang.
Anamnesis
Dari anamnesis didapatkan amenorea, tanda kehamilan muda, mual, dan muntah.
Kemudian diperdalam lagi apakah mual dan muntah terjadi terus menerus, dirangsang
oleh jenis makanan tertentu, dan mengganggu aktivitas pasien sehari- hari. Selain itu dari
anamnesis juga dapat diperoleh informasi mengenai hal-hal yang berhubungan dengan
terjadinya hiperemesis gravidarum seperti stres, lingkungan sosial pasien, asupan nutrisi
dan riwayat penyakit sebelumnya (hipertiroid, gastritis, penyakit hati, diabetes mellitus,
Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik perhatikan keadaan umum pasien, tanda-tanda vital, tanda
dehidrasi, dan besarnya kehamilan. Selain itu perlu juga dilakukan pemeriksaan tiroid
5
Pemeriksaan penunjang
banding. Pemeriksaan yang dilakukan adalah darah lengkap, urinalisis, gula darah,
elektrolit, USG (pemeriksaan penunjang dasar), analisis gas darah, tes fungsi hati dan
ginjal. Pada keadaan tertentu, jika pasien dicurigai menderita hipertiroid dapat dilakukan
pemeriksaan fungsi tiroid dengan parameter TSH dan T. Pada kasus hiperemesis
gravidarum dengan hipertiroid 50- 60% terjadi penurunan kadar TSH. Jika dicurigai
berat jenis urin, ketonuria, peningkatan blood urea nitrogen, kreatinin dan hematokrit.
Pemeriksaan USG penting dilakukan untuk mendeteksi adanya kehamilan ganda .ataupun
mola hidatidosa.5
II.6 Pencegahan
Prinsip pencegahan adalah mengobati emesis agar ridak terjadi hiperemesis gravidarum
dengan cara :
Memberikan penerapan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang
fisiologik.
Memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang – kadang muntah merupakan gejala
yang fisiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan.
Menganjurkan mengubah makan sehari – hari dengan makanan dalam jumlah kecil tapi
sering.
6
Menganjurkan pada waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, terlebih
Diet pada hiperemesis gravidarum bertujuan untuk mengganti persediaan glikogen tubuh
dan mengontrol asidosis secara berangsur, memberikan makanan berenergi dan zat gizi
yang cukup. Diet hiperemesis gravidarum memiliki beberapa syarat, diantaranya adalah:
a. Karbohidrat tinggi
b. Lemak rendah
c. Protein sedang
f. Bila makan pagi dan siang sulit diterima, pemberian dioptimalkan pada makan
g. Makanan secara berangsur ditingkatkan dalam porsi dan nilai gizi sesuai dengan
7
II.8 Penatalaksanaan
Apabila dengan cara diatas keluhan dan gejala tidak berkurang maka diperlukan:
Obat – obatan;
Anti emetik (pada keadaan lebih berat) : Dislikomin hidrokloride atau khlorpromasine.
Penanganan hiperemesis gravidarum yang lebih berat perlu dikelola di rumah sakit
Isolasi
Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, tetapi cerah dan peredaran udara yang
baik, catat cairan yang keluar masuk, hanya dokter dan perawat yang boleh masuk ke
dalam kamar penderita. Kadang – kadang dengan isolasi saja gejala – gejala akan
Terapi psikologika
Perlu diyakinkan kepeda penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan, hilangkan rasa
takut oleh karena kehamilan, kurangi pekerjaan serta menghilangkan masalah dan
konflik.
Cairan parenteral
Cairan yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan glukosa 5% dalam cairan
vitamin C), bila kekurangan protein dapat diberiakan asam amino secara intravena, bila
dalam 24 jam penderita tidak muntah dan keadaan umum membaik dapat diberikan
minuman dan lambat laun makanan yang tidak cair. Dengan penanganan diatas, pada
umumnya gejala – gejala akan berkurang dan keadaan akan bertambah baik.
8
Menghentikan kehamilan
komplikasi organis adalah delirium, takikardi, ikterus, anuria dan perdarahan dalam
a. Gangguan kejiwaan ditandai dengan: delirium, apatis, somnolen sampai koma, terjadi
gangguan jiwa.
penglihatan.
c. Ganggguan faal ditandai dengan: hati dalam bentuk ikterus, ginjal dalam
bentuk anuria, jantung dan pembuluh darah terjadi nadi meningkat, tekanan darah
menurun.2
II.8 Prognosis
Gardsby melaporkan semua wanita dengan mual dan muntah pada kehamilan merasakan
awal terjadinya sebelum usia kehamilan 9 minggu. Jumlah tersebut menurun 30% pada
kehamilan 10 minggu, turun lagi 30% pada kehamilan 12 minggu, dan menjadi 30% pada
kehamilan 16 minggu. Sepuluh persen mengalami mual dan muntah setelah 16 minggu dan
Dengan penanganan yang baik prognosis hiperemesis gravidarum sangat memuaskan. Sebagian
besar penyakit ini dapat membaik dengan sendirimya pada usia kehamilan 20-22 minggu, namun
demikian pada tingkatan yang berat, penyakit ini dapat membahayakan jiwa ibu dan janin.6
9
BAB III
KESIMPULAN
Hiperemesis gravidarum sendiri adalah mual dan muntah hebat dalam masa kehamilan yang
dapat menyebabkan kekurangan cairan, penurunan berat badan, atau gangguan elektrolit
Pada umumnya HG terjadi pada minggu ke 6 - 12 masa kehamilan, yang dapat berlanjut sampai
10
DAFTAR PUSTAKA
1. Hartanto H. Penyakit Saluran Cerna. Dalam: Cunningham FG. Obstetric Williams. Edisi
ke-21. Jakarta: EGC. 2005. hal 1424-1425.
2. Prawirohardjo S, Wiknjosastro H. Hiperemesis Gravidarum. Dalam: Ilmu Kebidanan;
Jakarta; Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; Jakarta;2002; hal. 275-280.
3. Mochtar, Rustam. 1993. Sinopsis Obstetri. Jakarta: EGC
4. Ogunyemi DA, 2012. Hyperemesis Gravidarum. Emedicine. Available from:
http://www.emedicine.com
5. Verberg MF, Gillott DJ, Al-Fardan N. Hyperemesis gravidarum, a literature review. Hum
Reprod Update. Sep-Oct 2005;11(5):527-39.
6. Sheehan P. Hyperemesis gravidarum assessment and management. Aust Fam Physician
2007,36:698-701
11
STATUS PASIEN
ANAMNESA PRIBADI
Umur : 23 Tahun
Agama : Islam
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMA
ANAMNESA PENYAKIT
12
Riwayat mentruasi sebelumnya:
Menarche : 16 tahun
Siklus : 28 hari
Banyak : 2-3 kali ganti duk
Lamanya : 6-7 hari
HPHT : 28 Maret 2015
TTP : 27 November 2015
Usia kehamilan :
Riwayat persalinan:
G2P1A0
Laki-laki, Aterem,PSP, Bidan, 2400gr, Hidup 3 bulan
Riwayat KB :
Belum pernah memakai KB
RPT : (-)
RPO : (-)
PEMERIKSAAN FISIK
Status Present
1. Keadaan Umum
Suhu : 36,9 0 C
13
2. Keadaan Penyakit
Anemia : (-)
Sianosis : (-)
Dyspnoe : (-)
Ikterus : (-)
Edema : (-)
Status Lokalisata
1. Kepala : normochepali
Telinga : DBN
Hidung : DBN
2. Thorax
Inspeksi : simetris
3. Abdomen
Palpasi : Hati tidak teraba, Lien tidak teraba, nyeri tekan abdomen (-)
Perkusi : Timpani
4. Ektremitas
Superior : DBN
Inferior : DBN
14
Status Obstetri dan Ginekologi
1. Abdomen
2. Genetalia Ekterna
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. USG
Dilakukan dengan hasil : Hamil 11 minggu. Janin tunggal (+), anak hidup (AH)
2. Laboratorium
Darah rutin : Hb : 11,0 gr/dl
Leukosit : 4,1x103 u/l
Trombosit : 238.000 u/l
Hematokrit : 33,1%
KGD : 92 mg/dl
Golongan Darah : O
15
RESUME
ANEMNESA
PEMERIKSAAN FISIK
1. Abdomen
2. Genetalia Ekterna
16
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. USG
Dilakukan dengan hasil : Hamil 11 minggu. Janin tunggal (+), anak hidup (AH)
2. Laboratorium
Darah Rutin :
Hb : 11,0 gr/dl
Leukosit : 4,1x103 u/l
Trombosit : 238.000 u/l
Hematokrit : 33,1%
KGD : 92 mg/dl
Golongan Darah : O
DIAGNOSA BANDING
DIAGNOSA KERJA
PENATALAKSANAAN
RENCANA
- Observasi keadaan umum pasien, perbaiki dehidrasi dan konsultasikan dengan dokter
spesialis obgyn
17
FOLLOW UP
Tanggal
18
7 juni 2015 Compos Mual (+) TD :110/90 - IVFD RL 30 gtt/
jam 07.00 Mentis berkurang, mmhg menit
wib Muntah (-), HR :80x/i - Mediamer B6 3x1
Pusing (+), RR :24x/i - Preabor 1x1
Susah tidur T :36,8 0 C
19
KESIMPULAN
Pasien masuk dengan keluhan mual dan muntah sejak + 1 minggu yang lalu. Os
mengeluh mual yang hilang timbul dan lebih mual jika mencium bau yang tajam seperti
minyak kayu putih, minyak wangi dan pembersih lantai. Mual lebih sering timbul pada
pagi dan sore hari. Os juga mengalami muntah ketika Os makan dan minum. Os juga
mengaku badan terasa lemas, kepala terasa nyeri, dan terasa nyeri pada pagian
epigastrium. Dari keluhan pasien, maka dapat diambil kesimpulan sesuai dengan teori
bahwa pasien mengalami hiperemesis gravidarum yakni mual dan muntah berlebihan
pada wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari. muntah-muntah yang
cukup berat sehingga menyebabkan penurunan berat badan dan dehidrasi.
20
21