Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH STATISTIKA UJI HIPOTESIS

MAKALAH STATISTIKA

UJI HIPOTESIS

Oleh:
KELAS C 2011
Zia Zannititah Pawana 23010110130118

FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN


UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2012

BAB I

PENDAHULUAN
Uji hipotesa adalah prosedur yang memungkinkan untuk menentukan apakah
menerima atau menolak hipotesa. Apabila kita menolak sebuah hipotesa, padahal seharusnya
kita menerima hipotesa tersebut,maka dikatakan telah terjadi kesalahan jenis I dan jika
menerima sebuah hipotesa padahal seharusnya ditolak, dikatakan bahwa telah terjadi
kesalahan jenis II. Dengan mempelajari uji hipotesis mahasiswa diharapkan bisa melakukan
atau mengambil keputusan yang tepat. Karena pada dasarnya uji hipotesis merupakan suatu
proposisi atau anggapan yang mungkin benar dan sering digunakan sebagai dasar pembuatan
keputusan. Pembuatan keputusan ini didasari dengan hasil uji terlebih dahulu mengunakan
data hasil observasi.
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk menjelaskan kesalahan-kesalahan
dalam menentukan hipotesis (kesalahan jenis I dan II), menjelaskan langkah-langkah
pengujian hipotesis, mengitung pendugaan parameter dengan sampel besar dan kecil.
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah mempermudah pembeca dalam hal pembuatan
rancangan penelitian.

BAB II

PEMBAHASAN TEORI

2.1. Pengertian Uji Hipotesis

Banyak pendapat yang menjelaskan arti dari pengujian hipotesis tersebut. Berikut
akan dijabarkan beberapa pengertian dari berbagai refrensi yang ada.
Sutrisno Hadi, dalam bukunya yang berjudul “Statistika” istilah hipotesa sebenarnya
adalah kata majemuk, terdiri dari kata-kata hipo dan tesa. Hipo besrasal dari bahasa yunani
hupo, yang berarti dibawah, kurang atau lemah. Tesa berasal dari bahasa yunani thesis, yang
berarti teori atau proposisi yang disajikan sebagai bukti. Jadi hipotesa adalah pernyataan yang
masih lemah kebenarannya dan masih perlu dibuktikan kenyataannya.
J. Supranto, hipotesa pada dasarnya merupakan suatu proposisi atau anggapan yang
mungkin benar dan sering dipergunakan untuk dasar pembuatan keputusan atau pemecahan
persoalan atau untuk dasar penelitian yang lebih lanjut.
Soegyono Mangkuatmojo, hipotesis (atau lengkapnya hipotesis statistik) merupakan
suatu anggapan atau suatu dugaan mengenai populasi.
Sebelum menerima atau menolak sebuah hipotesis, seorang peneliti harus menguji
keabsahan hipotesis tersebut untuk menentukan apakah hipotesis itu benar atau salah.
Pengujian Hipotesis adalah suatu prosedur yang dilakukan dengan tujuan
memutuskan apakah menerima atau menolak hipotesis mengenai parameter populasi . Ciri-
ciri Hipotesis yang baik adalah (1) Hipotesis harus menyatakan hubungan ; (2) Hipotesis
harus sesuai dengan fakta ; (3) Hipotesis harus sesuai dengan ilmu ; (4) Hipotesis harus dapat
diuji ; (5) Hipotesis harus sederhana ; (6) Hipotesis harus dapat menerangkan fakta.
2.2. Fungsi Hipotesis

1. Menguji teori, artinya berfungsi untuk menguji kesahihan teori. Pernyataan teori dalam

bentuk yang teruji disebut hipotesis. Teori adalah satu satu prinsip yang dirumuskan untuk

menerangkan sekelompok gejala/peristiwa yang saling berkaitan. Teori menunjukkan adanya

hubungan antara fakta yang satu dengan fakta yang lain.

2. Menyarankan teori baru, apabila hasil pengujian hipotesis dapat membentuk proposisi,

asumsi atau penjelasan tentang suatu peristiwa.

3. Mendeskripsikan fenomena sosial, artinya hipotesis memberikan informasi kepada peneliti

tentang apa yang nyata-nyata terjadi secara empirik.

2.3. Jenis Kesalahan (Type of Error)

Ada dua jenis kesalahan yang bisa terjadi di dalam pengujian hipotesa. Kesalahan itu

bisa terjadi karena kita menolak hipotesa padahal hipotesa itu benar atau kita menerima

hipotesa padahal hipotesa itu salah. Kesalahan yang disebabkan karena kita menolak hipotesa

padahal hipotesa tersebut benar, disebut kesalahan jenis I, sebaliknya kesalahan yang

disebabkan karena kita menerima hipotesa padahal hipotesa itu salah disebut kesalahan jenis

II.

2.4. Jenis Pengujian

2.4.1. Berdasarkan Jenis Parameter,


Pengujian hipotesis tentang rata-rata, pendapat anggapan yang merupakan hipotesa,
apabila dipergunakan untuk membuat keputusan atau untuk menentukan langkah-langkah
selanjutnya, harus diuji terlebih dahulu. Setiap keputusan seyogyanya didasar atas hasil
pengujian hipotesa.
 Pengujian hipotesis satu

rata-rata

Pengujian hipotesa dan aturan permainan :


I. Ho : U = Uo, kalau Zo > Zα, Ho ditolak
Ha : U > Uo, kalau Zo < Za, Ha diterima
II. Ho : U = Uo, kalau Zo < Zα, Ho ditolak
Ha : U < Uo, kalau Zo > Za, Ha diterima
III. Ho : U = Uo, kalau Zo > Zα/2 atau Zo < - Zα/2, Ho ditolak
Ha : U ≠ Uo, kalau - Zα/2 < Zo < Zα/2, Ha diterima

Contoh soal :
Menurut pendapat seorang pejabat dari departemen sosial rata-rata penerimaan
perbulan anak-anak penjual koran di suatu ibu kota provinsi sebesar Rp. 7000 dengan
alternatif lebih besar dari itu. Diketahui simpangan baku dari penerimaan sebesar rp. 1600.
Untuk menguji pendapatnya telah diselidiki 256 orang anak yang dipilih secara acak.
Ternyata rata-rata penerimaan mereka sebesar Rp. 7100. Dengan menggunakan α = 5% ujilah
pendapat tersebut.
Penyelesaian :
Diketahui :
n = 256 ; a = 5% ; mo = 7000 ; sd = 1600 ; X = 7100
a. Formula Hipotesis
Ho : m = 7000 Ha : m < 7000
b. Taraf nyata dan nilai Z tabel
a = 5% Z0,05 = -1,64 (Uji sisi kiri)
c. Kriteria pengujiannya
Ho diterima jika : Zo ≥ -1,64
Ho ditolak jika : Zo < -1,64
d. Uji Statistik
Zo = (7100 - 7000) / (1600 ) =1

maka Zo < -1,64 è Ho diterima


e. Kesimpulan
rata-rata penerimaan anak penjual koran sebesar Rp. 7000 per bulan.

 Pengujian hipotesis beda dua rata-rata


Perumusan hipotesanya sebagai berikut
Ho : U1 – U2 = 0 atau U1 = U2 (tak ada perbedaan berarti sama)
(1) Ha : U1 – U2 > 0 (ada perbedaan U1 > U2)
(2) Ha : U1 – U2 < 0 (ada perbedaan U1 < U2)
(3) Ha : U1 – U2 ≠ 0 (U1 berbeda dengan U2)

a) n > 30 (sampel besar)

b) n < 30 (sampel kecil)

to mempunyai distribusi t dengan derajat kebebasan sebesar n1 + n2 – 2.


Contoh soal :
Seorang pemilik toko yang menjual dua macam lampu, merk A dan B. Berpendapat
bahwa tidak ada perbedaan di dalam rata-rata lamanya menyala dari kedua merk tersebut
dengan alternatif ada perbedaan (tak sama). Untuk maksud pengujian dinyalakan 100 buah
lampu dan 50 buah bola lampu merk A dan B. Merk A mampu menyala rata-rata 952 jam
sedangkan merk B 987 jam, masing masing dengan simpangan baku 85 jam dan 92 jam. α=
5% ujilah pendapat tersebut.
Penyelesaian :
Diketahui :
nA = 100 ; nB = 50 ; XA = 952 ; XB = 987 ; SA = 85 ; SB = 92 ; a = 5% ;
a. Formula Hipotesis
Ho : m = 7000 Ha : m < 7000
b. Taraf nyata dan nilai Z tabel
a = 5% Zα/2 = 1,96
c. Kriteria pengujiannya
Ho : U = Uo, kalau Zo > Zα/2 atau Zo < - Zα/2, Ho ditolak
Ha : U ≠ Uo, kalau - Zα/2 < Zo < Zα/2, Ha diterima
d. Uji Statistik

Zo = -2,26 < -1,96 maka tolak Ho.


e. Kesimpulan :
rata-rata lamanya menyala dari dua lampu yang berbeda tersebut tidak sama.
 Pengujian hipotesis beda tiga rata-rata

Kalau objek yang akan di perbandingakan rata-ratanya lebih dari dua harus
menggunakan F test. Akan tetai kalau banyaknya objek yang akan diperbandingkan hanya
ada 2 (k=2) cara pengujian cukup menggunakan z (normal test) atau t (t test) bisa ditunjukkan
bahwa tv2 + f1, v, dimana v =derajat kebebasan.
Ho : U1 = U2 = . . . . = Uk
Ha : tak semua sama
Variance antara rata-rata sampel
Rumus V.2

Rumus V.3

Rumus V. 4

Rumus V.5

Fo =

Contoh soal :
Seorang ahli pemasaran berpendapat bahwa tidak ada perbedaan rata-rata harga suatu
jenis barang dari tiga pasar dengan alternatif ada perbedaan. Untuk keperluan pengujiannya
pendapat itu dilakukan penelitian terhadap barang perminggu. Selama 4 minggu dan hasilnya
sebagai berikut :
pasar
Minggu
P1 P2 P3
I 22 22 25
II 21 25 29
III 26 24 28
IV 23 25 30
Rata-rata 23 24 28 25
X1 X2 X3 X
Dengan menggunakan α = 5%, ujilah pendapat tersebut !
Penyelesaian :
= ½ {(23-25)2 + (24-25)2 + (28-25)2} = 7
= 3,78
Fo = 28/3,78 = 7,41
Fα (V1, V2) = F 0.05 (k-1), k (n-1) = 4,26
Oleh karena Fo = 7,41 > F tabel 4,26 ; maka Ho ditolak. Berarti ada perbedaan harga rata-rata
dari 3 pasar tersebut atau rata-rata hanya dari tiga pasar tidak sama.

2.4.2. Pengujian hipotesis tentang proporsi


Pengujian hipotesis satu proporsi, Dalam praktek sering kali pendapat tentang
proporsi (persentase) yang harus di uji, misalnya persentase barang yang rusak 25%.
Pengujian hipotesisnya dinyatakan dalam proposrsi. Cara pengujiannya sama seperti menguji
rata-rata.

n =banyaknya elemen sampel


X =banyaknya elemen sampel
dengan karakteristik tertentu

Ho : p = po
Ha : p > po
Ha : p < po
Ha : p ≠ po

Contoh soal :
Seorang pejabat Bank Budidaya berpendapat bahwa petani pemimjam kredit bimas
yang belum mengembalikan kreditnya kembali sebesar 70% dengan alternatif lebih kecil dari
itu. Untuk menguji pendapatnya itu kemudian diteliti sebanyak 225 orang petani peminjam
kredit bimas ternyata ada 150 orang yang belum mengembalikan kredit. Dengan α = 10%
ujilah pendapat tersebut.
Penyelesaian :
Ho : p = 0,07 ; n = 225 ; X = 150
Ha : p < 0,07 ; α = 10% ; Zα = 1,28 (dari tabel normal)

Oleh karena Zo = -1,09 > -1,28 maka Ho diterima, berarti pendapat tersebut benar.
Pengujian hipotesis beda dua proporsi, Dalam prakteknya mungkin ada persoalan
mengenai perbedaan antara dua proporsi, misalnya tidak ada perpedaan persentase penduduk
yang setuju KB dari dua desa dan sebagainya.

(ṗ dibaca p “cup”)

P lebih baik diperkirakan dengan

Contoh soal :
Seorang pejabat dari direktorat jendral pajak berpendapat bahwwa persentase wajib
pajak yang belum membayar pajak dari dua daerah adalah sama dengan alternatif tidak sama.
Untuk menguji pendapatnya itu telah diteliti sebanyak 200 orang wajiba pajak dari daerah
yang satu, ternyata ada 7 orang yang belum membayar pajak, sedangkan dari 400 orang yang
wajib bayar pajak dari daerah yang ke dua ada 10 orang yang belum membayar pajak.
Dengan menggunakan α = 5% ujilah pendapat tersebut!
Penyelesaian :
Ho : p1 = p2 ; Ha : p1 ≠ p2
N = 200 ; X1 = 7 ; n2 = 400 ; X2 = 10 ; α = 5% ; Zα/2 = 1,96 dari tabel normal
Oleh karena Zo = 0,71 terletak antara -1,96 dan 1,96 maka Ho diterima, berarti bahwa
persentase wajib pajak yang belum membayar pajak dari dua daerah adalah sama.
Pengujian hipotesis beda tiga proporsi, Dalam praktik sering ada pendapat yang
perlu diuji/persentase barang yang rusak dari 3 pabrik sama (tidak berbeda).
Contoh soal :
Seorang pejabat dari BKKBN (badan koordinasi keluarga berencana nasional)
berpendapat bahwa tidak ada perbedaan persentase penduduk yang setuju KB dari empat
tingkat pendidikan dengan alternatif ada perbedaan. Untuk menguji pendapatnya itu telah
diteliti 1600 penduduk dan hasilnya sebagai berikut.
SLTP SMA SM S jumlah
Setuju 312 348(375) 243(225) 297(285) 1200
(315)*
Tidak setuju 108(105) 152(1250 57(75) 83(95) 400
jumlah 420 500 300 380 1600
*) angka dalam kurung adalah frekwensi harapan
dengan menggunakan α = 1%, ujilah pendapat tersebut
penyelesaian :
Ho : p1=p2=p3=p4=p
Ha : tidak semuanya sama
α = 1% (0,001), X20,01 (3)= 11,341 9dari tabel X2)
eij = ; ;

; , dan seterusnya.

oleh karena = 15,572 > dari X2α 11,341 maka Ho ditolak berarti persentase penduduk

yang setuju KB tidak sama untuk semua tingkatan pendidikan.

2.4.3. Pengujian hipotesis tentang varian

Pengujian hipotesis satu varian, Sering kali dalam praktik pengetahuan tentang
variance yang dipergunakan sebagai ukuran variasi dari suatu kumpulan nilai hasil observasi
sangat penting untuk diketahui.seperti kita ketahui, kalau suatu sampel random ditarik dari
suatu populasi dengan distribusi normal, maka ratio = yaitu mengikuti

fungsi kai skwer dengan derajat bebas (n-1). Ratio tersebut dipergunakan sebagai dasar untuk
pengujian hipotesa, perumusan hipotesa seperti halnya dengan rata-rata proporsi adalah
sebagai berikut :
Ho : σ2 = σ2 ; Ha : σ2 > σ2 ; Ha : σ2 < σ2 ; Ha : σ2 ≠ σ2
Contoh soal:
Suatu perusahaan makanan ternak, ingin mengetahui apakah sejenis makana baru
dapat mengurangi variasi berat ternak sebagai akibat dari jenis makanan tersebut. Pemilik
perusahaan tersebut beranggapan, setelah ternak diberi makanan tersebut selama 3 bulan,
akan tercapai variasi berat dinyatakan dalam variance sebesar 1600 pon, dengan alternatif
lebih kecil dan itu hampir sama (homogen). Dipilih sebagao sampel acak kemudian diberikan
makana barui tersebut selama 3 bulan. Setelah 3 bulan dilakukan penimbangan ternyata
diperoleh variance berat badan sebesar 1000 pon. Dengan menggunakan α = 0,025 ujilah
pendapat tersebut.
Penyelesaian ;
Ho : σ2 = 1600 ; Ha : σ2 < 1600 ; n = 30 ; S2 = 1000
,

α = 0,025, karenapengujian ini menggunakan sebelah kiri kurva maka dari tabel X2 dengan
derajat kebebasan (n-1) = 30-1 = 29, diperoleh P(X2>16, 0471) = 1- α = 0,975
dengan demikian X20.975 (29) = 16,0471 = 16,05. Oleh karena X2 > X20.975 (29) terletak didaerah
penerimaan maka Ho diterima. Berati anggapan pemilik perusahaan makanan ternak yang
mengatakan bahwa variance berat ternak sebesar 1000 pon dapat diterima.

Pengujian hipotesis kesamaan dua varian

Ho : σ2 = σ2 ; Ha : σ2 ≠ σ2 ; Fo = ; Fo mengikuti fungsi F dengan derajat kebebasan

sebesar (n1-1), (n2-2).


Contoh soal :
Seorang insinyur peternakan mempunyai anggapan bahwa variasi sejenis ternak yang diberi
makanan ternak dari dua merk/pabrik yang berbeda katakan A dan B. Sama (tidak berbeda)
dengan alternatif tidak sama. Untuk menguji pendapatnya, 50 ekor ternak tersebut dipilih
secara acak . sebagai sampel 25 ekor diberi makanan A dan 25 ekor lainnya diberi makanan
B. Setelah 3 bulan berat badan ternak tersebut ditimbang, variance berat dihitung, dengan
makanan A variance berat badan 900 pon sedangkan dengan B 1400 pon, dengan α = 5%
ujilah pendapat tersebut.
Penyelesaian :
Ho : σ2 = σ2 ; Ha : σ2 ≠ σ2 ; nA =nB = 25, SA2 = 900 ; SB2 = 1400
Karena SB2>SA2, SB2 = S12, SA2=S22 , nB = n1, nA = n2
Fo = 1400/900 = 1,555
Fα (v1, v2) = Fα. (n1-1), (n2-1) = F0,05 (24), (24) = 1,98 dari tabel F
Oleh karena Fo = 1,555 < F0,05 (24), (24) = 1,98, maka Ho diterima. Berarti tak ada
perbedaan variasi berat badan ternak sebagai akibat dari merk makanan yang berbeda.

2.4.4. Berdasarkan Jumlah Sampelnya

a. Pengujian hipotesis sampel besar


pengujian hipotesis yang menggunakan sampel n > 30
b. Pengujian hipotesis sampel kecil
pengujian hipotesis yang menggunakan sampel n ≤ 30
2.4.5. Berdasarkan Jenis Distribusinya

a. Pengujian hipotesis dengan Distribusi Z


pengujian hipotesis yang menggunakan distribusi Z sebagai Uji statistik.
1. Uji Hipotesis rata-rata
2. Uji Hipotesisi beda dua rata-rata
3. Uji Hipotesis proporsi
4. Uji Hipotesis beda dua proporsi
b. Pengujian hipotesis dengan Distribusi t
pengujian hipotesis yang menggunakan distribusi t sebagai Uji statistik.
c. Pengujian hipotesis dengan Distribusi F
pengujian hipotesis yang menggunakan distribusi F sebagai Uji statistik.

2.4.6. Berdasarkan arah atau bentuk formulasinya

a. Pengujian hipotesis dua pihak (two tail test)


pengujian hipotesis dimana hipotesis nol berbunyi “sama dengan” dan alternative
berbunyi “tidak sama dengan”.
Ho : q = qo ; Ha : q ≠ qo
b. Pengujian hipotesis pihak kiri / sisi kiri
c. Pengujian hipotesis pihak kanan/sisi kanan

2.5. Prosedur pengujian hipotesis

2.5.1. Menentukan formulasi hipotesis

Hipotesis nol, Hipotesis nol yaitu (Ho) dirumuskan sebagai pernyataan yang akan
diuji. Rumusan pengujian hipotesis, hendaknya Ho dibuat pernyataan untuk ditolak.
Hipotesis nihil/nol yaitu hipotesis yang menyatakan tidak adanya hubungan antara dua
variabel atau lebih atau tidak adanya perbedaan antara dua kelompok atau lebih
Hipotesis Alternatif / Tandingan (Ha / H1), Hipotesis alternatif dirumuskan sebagai
lawan /tandingan hipotesis nol. Hipotesis alternatif (a) yaitu hipotesis yang menyatakan
adanya hubungan antara dua variabel atau lebih atau adanya perbedaan antara dua kelompok
atau lebih.
Bentuk Ha terdiri atas :
Ho : q = qo ; Ha : q > qo ; Ha : q < qo Ha : q ≠ qo

2.5.2. Tentukan taraf nyata (Significant Level)

Taraf nyata (a) adalah besarnya toleransi dalam menerima kesalahan hasil hipotesis
terhadap nilai parameter populasinya. Taraf nyata dalam bentuk % umumnya sebesar 1%, 5%
dan 10% ditulis α 0,01; α 0,05 ; α 0,1. Besarnya kesalahan disebut sbg daerah kritis pengujian
(critical region of a test) atau daerah penolakan (region of rejection).

2.5.3. Uji rata-rata uji proporsi

Uji rata-rata
I II III
proporsi
Formulasi Ho : m = mo Ho : m = mo Ho : m = mo
Ha : m > mo Ha : m < mo Ha : m ≠ mo
Hipotesis
Ho diterima jika Ho diterima jika Ho diterima jika
Kriteria Zo ≤ Za Zo ≥ -Za -Za/2 ≤ Zo ≤ Za/2
Pengujiannya Ho ditolak jika Ho ditolak jika Ho ditolak jika
Zo > Za Zo < -Za Zo<-Za/2 ;Zo>Za/2

2.5.4. Menentukan Nilai Uji Statistik

2.5.5. Membuat kesimpulan

Pembuatan kesimpulan merupakan penetapan keputusan dalam hal penerimaan atau


penolakan hipotesis nol yang sesuai dengan kriteria pengujiaanya.

2.5.6. Hipotesis Berdasarkan explanasinya

Hipotesis Deskriptif, Pengujian Hipotesis Deskriptif pada dasarnya merupakan


proses pengujian generalisasi hasil penelitian yang didasarkan pada satu jenis sampel.
Sehingga kesimpulan pengujian hipotesis deskriptif adalah apakah sampel dapat
digeneralisasikan atau tidak dapat digeneralisasikan. Dengan demikian variabel penelitiannya
bersifat mandiri sehingga hipotesis ini tidak dalam bentuk perbandingan atau hubungan antar
dua lebih variabel.

Hipotesis Komparatif, Pengujian Hipotesis Komparatif berarti menguji parameter


populasi yang berbentuk perbandingan melalui ukuran sampel yang juga berbentuk
perbandingan. Bila Ho diterima dalam uji hipotesis, berarti perbandingan dua sampel atau
lebih tersebut dapat digenerlisasikan untuk seluruh populasi dimana sampel-sampel diambil
dengan taraf signifikan tertentu. Variabel penelitian yang digunakan hanya 1 variabel seperti
pada penelitian deskriptif tetapi variabel tersebut berada pada populasi dan sampel yang
berbeda. Dapat pula pada populasi atau sampel yang sama tetapi pada waktu yang berbeda.
Komparasi dapat dilakukan antara 2 atau lebih sampel (k sampel). Setiap komparasi tersebut,
memiliki sampel yang berkorelasi dan sampel independen (tidak berkorelasi).
Contoh sampel berkorelasi adalah :
1. Perbandingan kinerja kayawan sebelum dilatih dengan yang sudah dilatih.
2. Perbandingan penjualan produk sebelum dan sesudah penerapan ISO
Sedangan Sampel independen adalah :
1. Membandingkan kemampuan kerja lulusan Politeknik dengan Brawijaya.
2. Membandingkan waste beton cast in situ dan precast

Hipotesis Asosiatif, Pengujian Hipotesis Asosiatif merupakan dugaan adanya


hubungan antar variabel dalam populasi yang akan diuji melalui hubungan antar variabel
dalam sampel yang diambil dari populasi tersebut.Oleh karena itu perlu dihitung koefisien
korelasi antar variabel dalam sampel kemudian koefisien korelasi tersebut diuji
signifikannya. Dengan demikian uji hipotesis asosiatif adalah menguji koefisien korelasi
yang ada pada sampel untuk diberalakukan pada seluruh populasi.
Korelasi merupakan angka yang menunjukkan arah dan kuatnya hubungan antar dua
variabel. Arah dinyatakan dalam positif / negatif sedangkan kuat dinyatakan dalam besarnya
koefisien korelasi.
BAB III

KESIMPULAN

Didalam menyusun suatu laporan karya tulis ilmiah terutama penelitian kualitatif di
dalamnya tidak akan terlepas dari yang namanya merumuskan hipotesis, tujuan, dan
kegunnaan penelitian. Hipotesis ilmiah mencoba mengutarakan jawaban sementara terhadap
masalah yang kan diteliti. Hipotesis menjadi teruji apabila semua gejala yang timbul tidak
bertentangan dengan hipotesis tersebut. Dalam upaya pembuktian hipotesis, peneliti dapat
saja dengan sengaja menimbulkan/menciptakan suatu gejala. Kesengajaan ini disebut
percobaan atau eksperimen. Hipotesis yang telah teruji kebenarannya disebut teori. Hipotesis
juga berarti sebuah pernyataan atau proposisi yang mengatakan bahwa diantara sejumlah
fakta ada hubungan tertentu Proposisi inilah yang akan membentuk proses terbentuknya
sebuah hipotesis di dalam penelitian.
BAB III

DAFTAR PUSTAKA

Edya Mudyahardjo. 1984. Metode-metode Riset Sosial, IKIP Bandung.


Hadi, Sutrisno. 1981. Statistik. Yayasan penerbitan fakultas psikologi UGM. Yogyakarta

John, W Bes. 1982. Metodologi Penelitian Pendidikan, Usaha Nasional, Surabaya.

Kartini Kartono. 1990. Pengantar Metode Riset Sosial, CV Mandar Maju, Bandung.

Supranto, J. 1986. Statistika teori dan aplikasi. Erlangga. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai