Anda di halaman 1dari 5

SOAL I

Sigit Harianto seorang eksekutif muda berencana mendirikan suatu entitas usaha yang bergerak di bidang
Industri mebel perkantoran, dengan investasi kurang lebih Rp 15 Milyar berdasarkan rencana dia ingin
memilih bentuk usaha yang paling efisien dalam pembayaran pajaknya (bisa perorangan, CV atau PT). dalam
perencanannya pada awal maret 2017 dia akan membeli mesin dan sarana produksi senilai 10 Milyar. Di
tahun 2017 dia menargetkan penjualan sebesar 20 Milyar dengan rata-rata net margin sebesar 10 %, unttuk
mencapai target tersebut dalam strategi pemasarannya dia menggunakan bebarapa pilihan yaitu dengan
memberi potongan penjualan dan strategi beli satu produk dapat bonus satu produk lainnya.
Dengan asumsi bahwa semua rencana tersebut bisa dicapai di tahun 2017, sebagai seorang konsultan pajak
anda diminta:
1. Memberikan saran berkaitan dengan perencanaan pajak yang menghasilkan pembayaran pajak paling
efisien (anda boleh menambahkan beberapa asumsi lainnya).
2. Kewajiban pajak apa saja yang harus dipenuhi oleh entitas usaha tersebut di atas.
JAWABAN
Dik :
Investasi Rp. 15 Milyar
Membeli mesin dan sarana produksi Rp. 10 Milyar
Penjualan Rp. 20 Milyar
Margin 10 %
Strategi mencapai margin Beli produk bonus satu produk lainnya

Asumsi :
Penjualan dicapai Rp. 20 Milyar
Penghasilan Sigit Harianto hanya dari usahanya.
Memiliki karyawan dalam melakukan usahanya
Pengurangan / Beban yang diakui ( diperbolehkan ) Pajak Rp. 18 Milyar
PTKP TK (0) Rp. 54.000.000,00
Tarif Norma Perhitungan 30%
Tidak ada kredit pajak

1. Pembayaran pajak yang paling efisien :


Perorangan (pembukuan)
Penjualan (Pasal 4 UU PPh) 20.000.000.000
Pengurangan (Pasal 6/9 UU PPh) (18.000.000.000)
Penghasilan 2.000.000.000
PTKP (54.000.000)
Penghasilan Kena Pajak 1.946.000.000
Tarif (Pasal 17 UU PPh)
5% x 50.000.000 = 2.500.000
15% x 200.000.000 = 30.000.000
25% x 250.000.000 = 62.500.000
30% x 1.446.000.000 = 433.800.000
Jumlah Pajak Penghasilan terutang = 528.800.000
Perorangan (tidak melakukan pembukuan / norma perhitungan )
Penjualan (Pasal 4 UU PPh) 20.000.000.000
Pengurangan 70% (14.000.000.000)
Penghasilan 30% 6.000.000.000
PTKP (54.000.000)
Penghasilan Kena Pajak 5.946.000.000
Tarif (Pasal 17 UU PPh)
5% x 50.000.000 = 2.500.000
15% x 200.000.000 = 30.000.000
25% x 250.000.000 = 62.500.000
30% x 5.446.000.000 = 1.633.800.000
Jumlah Pajak Penghasilan terutang = 1.728.800.000

CV atau PT
Penjualan (Pasal 4 UU PPh) 20.000.000.000
Pengurangan (Pasal 6/9 UU PPh) (18.000.000.000)
Penghasilan (laba) 2.000.000.000
Penghasilan Kena Pajak 2.000.000.000
Tarif (Pasal 17 UU PPh)
25% x 2.000.000.000 = 500.000.000
Jumlah Pajak Penghasilan terutang = 500.000.000
Menurut saya, paling menguntungkan dan paling efisien apabila bapak sigit haryanto membentuk badan
usaha CV atau PT. hal ini dapat dilihat dari jumlah pajak terhutangnya yakni lebih kecil pajak terhutangnya
apabila membentuk CV atau PT dibandingkan dengan perorangan.
2. Apabila bapak sigit pada akhirnya mendirikan PT atau CV maka kewajiban pajaknya akan meliputi :
PPhPasal 21
Pasal 23
Pasal 25
PPh Pasal 29
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB)

SOAL II
PT Genta Buwana adalah perusahaan jasa konstruksi sudah dikukuhkan sebagai PKP sejak 5 Mei 2017.
Dalam catatan selama bulan Mei 2017, dapat dikutip transaksi sebagai berikut :
1. Membayar kepada PT Dirada Meta dengan NPWP No. 01.234.233.2.651.000, PKP toko bahan bangunan
atas penyerahan berbagai macam bahan bangunan pada tanggal 1 April 2011 dengan Harga Jual Rp 20 juta.
Fakyur pajak No. Seri 010.000.11.00000524 tanggal 1 April 2017. Sudah dikreditkan bulan lalu.
2. Menerima bahan bangunan (semen dan baja) dari PT Dirada Meta dengan NPWP No.
01.234.233.2.651.000, atas PO yang diterbitkan bulan April senilai Rp. 55Juta termasuk PPN dan Faktur
yang diterima No. Seri 010.000.11.00000621 tanggal 10 Mei 2017
3. Mentransfer fee Rp 60.000.000 melalui Bank BNI ke rekening Doku Takada Ltd. Jepang atas jasa
konsultasi pembuatan konstruksi tahan gempa.
4. Membayar royalti sebesar Rp 38.000.000 kepada PT Prabawa Sejati dg NPWP . 01.235.234.2.600.000.
dan Faktur yang diterima No. Seri 010.000.11.00000032 tanggal 12 Mei 2011 selaku pemegang hak cipta
formula bahan kimia pembuat kayu tahan api.
5. Biaya yang dikeluarkan berkenaan dengan membangun sendiri sebuah gedung untuk kantor cabang seluas
450 m2 untuk bulan Mei adalah Rp 55.000.000 yang direncanakan selesai bulan Desember 2017.
6. Pada tanggal 30 Mei 2017 menerima pembayaran dari PT Agni Mangobar atas penyerahan satu unit villa
milik perusahaan yang dilakukan pada tanggal 1 Mei 2017 dengan Harga Jual Rp 1.200.000.000. Villa ini
dibangun menggunakan jasa PKP Pemborong pada akhir tahun 2000 dengan biaya Rp 250.000.000 dan Pajak
Masukan sebesar Rp 25.000.000
7. Menerima pembayaran dari PT Pinasti Pramono selaku kontraktor utama, berkenaan dengan telah selesai
pembangunan jaringan instalasi listrik tegangan tinggi yang merupakan bagian dari proyek milik Pemerintah
yang dananya berasal dari pinjaman luar negeri. PT Genta Buwana merupakan salah satu subkontraktor dan
jumlah pembayaran yang diterima Rp 380.000.000 sesuai jumlah nilai ”penggantian” dalam surat perjanjian.
Atas transaksi ini diterbitkan Faktur Pajak dengan No. 010.000.11.00000033. tanggal 20 Mei 2017
8. Menerima pembayaran dari PT Purbawisesa, sebuah perusahaan industri di sebuah Kawasan Berikat
sehubungan dengan telah selesai merenovasi bangunan sebuah gedung pabrik pada tanggal 1 Mei 2017.
”Penggantian” yang diterima pada tanggal 29 Mei 2017 sesuai dengan surat perjanjian adalah Rp
670.000.000.
9. Membuat tagihan atas penyelesaian jasa konstruksi untuk Bangunan Sekolah Dasar Negeri kepada Dinas
Pendidikan Kota Malang Senilai 220 Juta termasuk PPN (kewajiban pajak dipenuhi menurut ketentuan)
Diminta:
1. Identifikasikan dan Hitung pajak apa saja yang yang menjadi kewajiban PT. Genta Buwana terkait dengan
transaksi di atas!
2. Buat Jurnal atas transaksi di atas!
3. Hitung berapa PPN kurang (lebih) bayar untuk masa Mei 2017

JAWABAN
1. Pajak yang menjadi kewajiban PT. Genta Buawa
Pajak Pertambahan Nilai PPN
Pajak Penghasilan Pasal 23 (royalty 15%)
15% x 38.000.000 = 5.700.000
Pajak Penghasilan Pasal 23 ( Jasa Kontruksi 2%)

2. Jurnal

1. 1 April 2017
Pembelihan Material Bahan Baku (PT DM) 20.000.000
PPn Masukan 2.000.000
Kas 22.000.000
2. 10 Mei 2017
Pembelihan Bahan Bangunan (PT.DM) 50.000.000
PPn Masukan 5.000.000
Kas 55.000.000
3. 10 Mei 2017
Beban Fee atas jasa konsultasi DT 60.000.000
PPn Masukan 6.000.000
Kas 66.000.000
4. 12 Mei 2017
Beban royalty PT. PS 38.000.000
PPn Masukan 3.800.000
Kas 41.800.000
5. Mei
Beban membangun gedung sendiri (450 m2) 55.000.000
PPn Keluaran 10% x 40% x 55.000.000 2.200.000
Kas 57.200.000
6. 30 Mei 2017
Kas 1.320.000.000
Penjualan Villa 1.200.000.000
PPn Keluaran 120.000.000

Beban jasa Pemborong 250.000.000


PPn Masukan 25.000.000
Kas 275.000.000
7. 20 Mei 2017
Kas 418.000.000
Pembayaran PT PP 380.000.000
PPn Keluaran 38.000.000
8. 29 Mei 2017 (Kawasan Berikat)
Kas 670.000.000
Penjualan jasa renovasi 670.000.000

9. Tagihan penyelesaian konstruksi


Kas 220.000.000
Penjualan jasa kontruksi 200.000.000
PPn Keluaran 20.000.000

3. PPN Masukan =
PPn Masukan 5.000.000
PPn Masukan 3.800.000
PPn Keluaran 120.000.000
PPn Keluaran 38.000.000
Total PPN Masukan 8.800.000
Total PPN Keluaran 158.000.000
PPN kurang bayar bulan Mei 149.200.000

SOAL III
Pak Sabar adalah seorang pengusaha tanaman hias. Pada 29 Maret 2017, membeli tanah dan bangunan dari
Pak Subur seharga Rp 240.000.000. Akta Jual Beli (AJB) ditandatangani pada 30 Maret 2017 , melalui
Notaris/PPAT Abdurrahman Saleh, SH. Letak tanah dan bangunan di Jl. Manggis 20 Kepanjen, Kab.
Malang. Luas tanah 150 m2 dan luas bangunan 80 m2. NJOP PBB pada tahun 2016 ditetapkan sebesar Rp
630.000.000. Apabila NPOPTKP tahun pajak 2017 ditetapkan Rp 300.000.000 untuk waris dan hibah wasiat,
dan Rp 60.000.000 untuk selain waris dan hibah wasiat.
Tentukan :
a. BPHTB terutang dan siapakah Wajib Pajak BPHTB atas transaksi tersebut.
b. PPh Pasal 4 ayat (2) terutang dan siapakah Wajib Pajak PPh Pasal 4 ayat (2) atas transaksi tersebut.
JAWABAN
a. BPHTB Terhutang dan siapa yang wajib membayar
Dik : Pak sabar membeli tanahnya pak subur
Akta notaris Rp. 240.000.000
NJOP Rp. 630.000.000
NPOPTKP Rp. 60.000.000
Dij: Wajib pajak yang memiliki hak atas tanah dan bangunan adalah pak sabar
BPHTB = ( NPOP – NPOPTKP ) x Tarif
= ( Rp 630.000.000 – Rp 60.000.000 ) x 5%
= Rp 28.500.000
b. PPh Pasal 4 ayat (2) terutang dan siapakah Wajib Pajak PPh Pasal 4 ayat (2) atas transaksi diatas:
PPh terutang : 2,5 % x Bruto
: 2,5% x Rp 630.000.000,00
: Rp 15.750.000,00
Disetor oleh pak subur
Dasar hukum PP 71/2008 pengalihan hak tanah dan bangunan

SOAL IV
Yayasan Bentala di Sulawesi sebuah organisasi nirlaba dalam menjalankan programnya menerima
pendapatan dari Hibah honor. Pada tahun 2016 Yayasan dipercaya untuk menjalankan proyek Kemakmuran
hijau dalam program pemberdayaan perempuan di Area hutan Adat dengan supporting dana sebesar Rp.3 M.
Dalam dana tersebut ada lokasi untuk pembayaran gaji atau honorarium staf administrasi dan staf lapangan
yayasan Bentala. Dalam perencanaan pajak PPh Pasal 21 Yayasan Bentala belum menentukan untuk
memotong pajak staf berstatus sebagai konsultan atau sebagai pegawai tetap. Kania Dewi sebagai
koordinator dari proyek tersebut menerima penghasilan bruto sebesar Rp.10.000.000.
Diminta:
Buat perencaan untuk PPh Pasal 21 yang paling efisien.

JAWABAN

Ilustrasi apabila status pegawai tetap PPh Pasal 21:


Penghasilan Bruto Rp.10.000.000
Pengurangan:
Biaya Jabatan (5% x Rp.10.000.000) Rp. 500.000
Jumlah pengurangan Rp. 500.000
Jumlah Penghasilan Neto Sebulan Rp. 9.500.000
Pengasilan Neto Disetahunkan Rp.114.000.000
PTKP:
-Untuk WP Sendiri (Rp. 54.000.000)
Penghasilan Kena Pajak (PKP) Rp. 60.000.000
PPh Pasal 21 Setahun :
5% x Rp. 50.000.000 = Rp. 2.500.000
15% x Rp. 10.000.000 = Rp. 1.500.000
Rp. 4.000.000
PPh Pasal 21 Sebulan :
Rp. 4.000.000 : 12 = Rp, 333.333,33
Ilustrasi perhitungan PPh 21 apabila statusnya sebagai konsultan bukan sebagai pegawai tetap.
Jumlah PPh 21 Terutang
PPh 21 PPh 21 PPh 21 Terutang
Penghasilan kumulatif dan telah
Bulan Identitas WP PTKP PKP PKD Kumulatif terutang sd terutang dan telah di
Bruto Bulan penghasilan dipotong bulan
bulan bulan potong Kumulatif
bruto sd bulan ini
Januari Kania Dewi 0 Rp10.000.000 Rp5.000.000 Rp4.500.000 Rp500.000 Rp500.000 Rp25.000 Rp25.000 Rp25.000 Rp25.000
Februari Kania Dewi 0 Rp10.000.000 Rp5.000.000 Rp4.500.000 Rp500.000 Rp1.000.000 Rp50.000 Rp25.000 Rp25.000 Rp50.000
Maret Kania Dewi 0 Rp10.000.000 Rp5.000.000 Rp4.500.000 Rp500.000 Rp1.500.000 Rp75.000 Rp25.000 Rp25.000 Rp75.000
April Kania Dewi 0 Rp10.000.000 Rp5.000.000 Rp4.500.000 Rp500.000 Rp2.000.000 Rp100.000 Rp25.000 Rp25.000 Rp100.000
Mei Kania Dewi 0 Rp10.000.000 Rp5.000.000 Rp4.500.000 Rp500.000 Rp2.500.000 Rp125.000 Rp25.000 Rp25.000 Rp125.000
Juni Kania Dewi 0 Rp10.000.000 Rp5.000.000 Rp4.500.000 Rp500.000 Rp3.000.000 Rp150.000 Rp25.000 Rp25.000 Rp150.000
Juli Kania Dewi 0 Rp10.000.000 Rp5.000.000 Rp4.500.000 Rp500.000 Rp3.500.000 Rp175.000 Rp25.000 Rp25.000 Rp175.000
Agustus Kania Dewi 0 Rp10.000.000 Rp5.000.000 Rp4.500.000 Rp500.000 Rp4.000.000 Rp200.000 Rp25.000 Rp25.000 Rp200.000
September Kania Dewi 0 Rp10.000.000 Rp5.000.000 Rp4.500.000 Rp500.000 Rp4.500.000 Rp225.000 Rp25.000 Rp25.000 Rp225.000
Oktober Kania Dewi 0 Rp10.000.000 Rp5.000.000 Rp4.500.000 Rp500.000 Rp5.000.000 Rp250.000 Rp25.000 Rp25.000 Rp250.000
November Kania Dewi 0 Rp10.000.000 Rp5.000.000 Rp4.500.000 Rp500.000 Rp5.500.000 Rp275.000 Rp25.000 Rp25.000 Rp275.000
Desember Kania Dewi 0 Rp10.000.000 Rp5.000.000 Rp4.500.000 Rp500.000 Rp6.000.000 Rp300.000 Rp25.000 Rp25.000 Rp300.000
Rp300.000 Rp300.000

Berdasarkan dua ilustrasi perhitungan perencanaan pajak tersebut dapat disimpulkan perencanaan pajak
penghasilan pasal 21 yang efisien adalah dengan status konsultan (bukan pegawai tetap) yang menunjukkan
PPh 21 setahun sebesar Rp. 300.000,00 lebih kecil dibandingkan dengan status pegawai tetap sebesar
Rp.333.333,00.

Anda mungkin juga menyukai