Anda di halaman 1dari 4

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN BANTEN


JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( SOP )


Pemeriksaan Fisik Pada Ibu Nifas

A. Pengertian
Pemeriksaan fisik merupakan salah satu cara mengetahui gejala atau masalah
kesehatan yang dialami oleh ibu nifas dengan mengumpulkan data objektif
dilakukan pemeriksaan terhadap pasien.

B. Tujuan
1. Mencegah perdarahan masa nifas karena atoniauteri.
2. Memastikan involusi uteri berjalan normal: uterus berkontraksi, fundus di
bawah pusat, tak ada perdarahan abnormal, tak ada
3. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan tanda-tanda
penyulit.

C. Indikasi
Ibu pasca persalinan, mulai dari 24 jam pertama hingga 6 minggu.

D. Persiapan pasien
- Menyapa klien dengan ramah
- Memposisikan pasien dengan baik
- Menutup ruangan/menjaga privasi klien.

E. Persiapan alat
1. Spigmomanometer
2. Stetoskop
3. Sarung tangan (handscoon)
4. Kom berisi kapas sublimat dan air DTT
5. Bengkok
6. Larutan chlorine 0,5%

1
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN BANTEN


JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG

7. APD (apron,masker)
8. Pen light
F. Prosedur kerja
1. Identifikasi klien
2. Jelaskan prosedur tindakan
3. Tutup sampiran
4. Cuci tangan
5. Pasang APD (apron, masker dan handscoon)
6. Memeriksa tanda vital sign (spigmomanometer, suhu, nadi dan pernafasan)
7. Melakukan pemeriksaan kepala
- Amati bentuk kepala , keadaan kulit kepala , keadaan rambut dan wajah
- Amati kelengkapan dan kesimetrisan mata pupil (ukuran,bentuk, respon
terhadap cahaya), kornea,konjungtiva pucat/tidak scleraikterus/tidak,
muka udema/tidak.,warna skelera
- Amati dan palpasi kelopak mata
- Ukur tekanan bola mata dengan tonometer
- Lakukan test luas lapang pandang
8. Melakukan pemeriksaan mata
- Amati kelengkapan dan kesimetrisan mata, pupil,kornea konjungtiva,
skelera
- Amati dan palpasi kelopak mata
- Lakukan test ketajaman penglihatan dengan kartu snelen
- Ukur tekanan bola mata dengan tonometer
- Lakukan test luas lapang pandang
9. Memeriksa telinga
- Amati dan raba bentuk telinga ukuran telinga dan ketegangan daun telinga
- Amati lubang telinga : adanya serumen benda asing membrane tipani
- Raba pembesaran kelenjar limfe di depan telinga, belakang telinga
- Kalau perlu lakukan test pendengaran dengan memakai garpu tala
10. Periksa hidung
- Amati posisi septum nasi
- Amati lubang hidung seperti kelembaban , mukosa, secret, dan adanya
polipol kalau perlu gunakan speculum
- Amati adanya pernafasan cuping hidung
11. Melakukan pemeriksaan mulut
- Amati keadaan bibir
- Amati warna bibir
- Amati keadaan gusi dan gigi

2
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN BANTEN


JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG

- Amati keadaan lidah


- Lakukan pemeriksaan rongga mulut (kalau perlu menggunakan spatel
lidah)
12. Melakukan pemeriksaan leher
- Amati dan raba bendungan vena jugularis
- Raba nadi karotis
- Raba pembesaran kelenjar limfe di leher supra klavikula
- Melakukan pemeriksaan pada muka ibu (mata conjungtiva pucat/tidak,
scleraikterus/tidak, muka udema/tidak.
13. Melakukan pemeriksaan kulit / integument dan kuku
- Amati kebersihan kulit dan adanya kelainan
- Amati warna kulit
- Raba kehangatan kulit kelembaban, tekstur dan turgor
- Amati bentuk dan warna kuku
- Amati warna telapak tangan
14. Melakukan pemeriksaan payudara:
- Meminta pasien berbaring dengan lengan kiri di atas kepala, kemudian
palpasi payudara kiri secara sistematis sampai ke ketiak, raba adanya masa,
benjolan yang membesar, pembengkakkanata abses.
- Ulangi prosedur pada lengan kanan dan palpasi payudara kanan hingga
- ketiak
15. Melakukan pemeriksaan abdomen:
- Periksa bekas luka jika operasi baru.
- Palpasi untuk mendeteksi ada atau tidaknya uterus diataspubis (involusi
uteri).
- Palpasi untuk mendeteksi adanya masa atau kelembekan (konsistensi
uterus)
16. Memeriksa kaki untuk:
- Varises vena.
- Kemerahan pada betis.
- Tulang kering, pergelangan kaki, jika adanya edema maka perhatikan
tingkat edema, pitting jika ada
17. Menekuk betis untuk memeriksa nyeri betis (tanda-tanda human positif/tanda-
tanda tromboflebitis).
18. Mengenakan handscoon

3
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN BANTEN


JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG

19. Membantu pasien pada posisi untuk pemeriksaan genetalia dan perineum
(dengan menggunakan handscoon dan memasang perlak):
- Memposisikan pasien litotomi.
- Melakukan vulva hygine.
- Perhatikan lochea (bau, warna dan konsistensi).
- Perhatikan perineum (bekas jahitan).
20. Memberitahu klien tentang hasil pemeriksaan.
21. Melepaskan handscoon dan menaruh dalam larutan klorin 0,5%.
22. Pasien dirapikan dan membereskan alat.
23. Mencuci tangan dengan sabun dang mengeringkan dengan handuk yang bersih.
24. Mendokumentasikan hasil tindakan.

Anda mungkin juga menyukai