Anda di halaman 1dari 8

NAMA : GABRIELA N.

SILABAN

NIM : 15 504 005 MATA KULIAH :

KELAS : 6A PEND. MATEMATIKA TEORI TES

VALIDITAS DAN RELIABILITAS

Pilihan Ganda

1. Dikarenakan apa fenomena akademik yang sering ditemui dalam penelitian


mahasiswa diantaranya adalah ketika persoalan alat ukur yang akan digunakan untuk
mengkaji gejala-gejala empiris dalam ilmu-ilmu sosial, kecuali....
a. Dalam masalah sosial, gejala empirik yang sering ditemui bukan gejala yang
memiliki keragaman
b. Harus dibahas sesuai dengan kajian teori yang benar
c. Tidak melanggar kaidah
d. Tidak bertentangan dengan kelaziman
e. persoalan penentuan alat ukur yang dibuat harus memperhitungkan validitas dan
reliabilitasnya

2. Alat ukur yang bila digunakan akan mampu memberikan informasi yang
sesungguhnya tentang apa yang kita inginkan untuk diukur, yaitu....
a. Reliabilitas
b. Validitas
c. Butir soal
d. Bias butir
e. Analisis

3. Instrumen yang dibuat sebagai alat ukur itu memiliki konsistensi dari beberapa kali
pelaksanaan pengukuran akan tetap memperoleh hasil yang relative sama disebut....
a. Skala ukur
b. Validitas
c. Reliabilitas
d. Bias butir
e. Analisis

4. Alat yang dipakai untuk mendeteksi data, mengukur frekuensi dan besarnya fenomena
disebut....
a. Validitas
b. Reliabilitas
c. Analisis
d. Instrumen
e. Soal
5. Fungsi instrumen ialah....
a. Menyusun item-item dan kategori respon
b. Mengungkapkan keterangan tentang variabel
c. Mendeteksi data
d. Mengukur frekuensi
e. Mengukur fenomena

6. Bukan merupakan karakteristik dari validitas, kecuali....


a. Validitas sebenarnya menunjukkan kepada instrumennya bukan pada hasil dari
penggunaan instrumen
b. Validitas menunjukkan valid dan tidak valid
c. Validitas instrumen juga memiliki spesifikasi tidak berlaku umum.
d. Mengukur dengan ketepatan tertentu
e. Validitas menunjukkan suatu derajat atau tingkatan validitasnya, tinggi, sedang
atau rendah

7. Validitas yang diperoleh bila alat mengukur suatu kawasan isi (content area) yang
dikehendaki suatu derajat tertentu. Validitas isi antara lain terdapat di dalam bidang
pelajaran. Tes hasil belajar misalnya digunakan untuk mengukur isi atau tujuan yang
telah diajarkan pada siswa, disebut....
a. Validitas internal
b. Validitas eksternal
c. Validitas logis
d. Validitas isi
e. Validitas empiris

8. Merupakan validitas berdasarkan tujuannya, kecuali....


a. Validitas konstruk
b. Validitas isi
c. Validitas empiris
d. Validitas konkuren
e. Validitas prediksi

9. Langkah-langkah proses melaksanakan tes reliabilitas secara ekuivalen, kecuali....


a. Lakukan tes yang dimaksud kepada subjek sasaran tersebut
b. Tentukan objek sasaran yang hendak dites
c. Administrasi hasilnya secara baik
d. Korelasikan kedua hasil tes skor
e. Dalam waktu yang tidak terlalu lama, lakukan pengetesan untuk yang kedua
kalinya pada grup terebut

10. Reliabilitas ini tergolong juga dalam reliabilitas berdasarkan konsistensi internal.
Reliabilitas ini diperoleh dengan cara menghitung konsistensi internal dengan
menentukan bagaimana semua item-item saling berhubungan dan berhubunga denga
tes secara keseluruhan. Reliabilitas ini menggunakan rumus Kuder-Richardson.
Reliabilitas ini disebut.....
a. Reliabilitas ekuivalen rasional
b. Reliabilitas belah tengah
c. Reliabilitas bentuk ekuivalensi
d. Reliabilitas tes-retes
e. Reliabilitas interval

Essay

1) Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis validitas instrumen pengukuran data!


2) Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis reliabilitas instrumen pengukuran data!

..........
KUNCI JAWABAN

Pilihan Ganda
1. A 6. E
2. B 7. D
3. C 8. C
4. D 9. B
5. E 10. A

Essay
1. Menurut Suharsimi, 2003, berdasarkan cara pengujiannya, terdapat dua validitas, yakni
validitas ekternal dan validitas internal, selain itu validitas dikelompokkan menjadi
beberapa kriteria.
a. Validitas Berdasarkan Cara Pengujiannya, yaitu:
1. Validitas internal, berkenaan dengan derajat akurasi desain penelitian dengan
hasil yang dicapai. Jika dalam desain penelitian dirancang untuk meneliti etos
kerja tenaga kependidikan, maka data yang diperoleh seharusnya adalah data
yang akurat tentang etos kerja tenaga kependidikan.
2. Validitas eksternal, berkenaan dengan derajat akurasi apakah hasil penelitian
dapat digeneralisasikan atau diterapkan pada populasi dimana sampel diambil.
Bila sampel penelitian representatif instrumen penelitian valid, cara
mengumpulkan dan analisis data benar, maka penelitian akan memiliki validitas
eksternal yang tinggi.
b. Validitas Berdasarkan Cara Menetapkannya, yaitu:
1. Validitas Logis
Disebut validitas logis karena cara menetapkan dilakukan dengan
pertimbangan logis: item-item disusun secara logis yang terdiri dari validitas isi,
validitas logis dan validitas tampang. Validitas logis ialah secara logis item-
itemnya diperkirakan akan mengukur apa yang hendak di ukur. Validitas logis
bertitik tolak dari teori. Peneliti menjabarkan faktor-faktor dari teori. Faktor-
faktor itu adalah konstruk-konstruk yang didefinisikan dengan jelas, digunakan
sebagai dasar bekerja dan menjadi ukuran valid tidaknya alat tersebut. Karena
itu validitas logis disebut juga validitas konstruk atau validitas berdasarkan
definisi. Alat yang disusun akan valid bila cocok dengan teori. Konsekuensinya
jika teori yang digunakan sebagai dasar bekerja itu benar maka alat itu valid.
Tetapi sebaliknya pula bila hasil pengukuran dari berbagai alat yang disusun itu
berbeda dengan teori yang dimaksud perlu ditinjau kembali karena validitas
teori tersebut diragukan.

2. Validitas Empiris
Menetapkan validitas empiris dilakukan dengan cara membuat perbandingan
empiris antara hasil pengukuran alat yang disusun dengan hasil pengukuran
yang menggunakan alat lain yang valid. Dalam proses perbandingan diperlukan
perhitungan-perhitungan statistik sehingga validitas empiris disebut pula
sebagai validitas statistik.

c. Validitas Berdasarkan Tujuannya, yaitu:


1. Validitas Isi (Content Validity)
Validitas isi ialah validitas yang diperoleh bila alat mengukur suatu kawasan
isi (content area) yang dikehendaki suatu derajat tertentu. Validitas isi antara
lain terdapat di dalam bidang pelajaran. Tes hasil belajar misalnya digunakan
untuk mengukur isi atau tujuan yang telah diajarkan pada siswa. Kerena itu
validitas isi disebut juga validitas kurikuler. Validitas isi dapat terpenuhi bila
alat pengukur benar-benar dapat mengukur kawasan isi itu (validitas tampang),
dan bila alat pengukur berisi item-item yang terdiri dari sampel yang mampu
mewakili kawasan isi tersebut (validitas sampling). Dengan kata lain, validitas
isi memerlukan validitas tampang dan validitas sampling. Misalnya tes mata
pelajaran Administrasi Pendidikan harus berisi pengetahuan administrasi
pendidikan, bukan pengetahuan lain, dan menggambarkan semua aspek-aspek
administrasi pendidikan, bukan hanya beberapa aspek saja. Selain itu tes
tersebut berisi item-item yang sesuai dengan apa yang telah diajarkan. Bila tes
tersebut tidak mengukur apa yang telah diajarkan pada siswa, tes itu tidak valid.

2. Validitas Konstruk (Construc Validity)


Validitas konstruk adalah validitas yang diperoleh bila suatu alat mengukur
suatu alat hipotesis pada suatu derajat tertentu, konstruk bersifat abstrak, tidak
dapat diamati langsung, hanya hasil atau gejalanya secara tidak langsung yang
dapat diamati. Konstruk menjelaskan sesuatu, sehingga “diciptakan” untuk
menjelaskan suatu objek. Misalnya intelegensi adalah konstruk, dimana ia tidak
dapat diamati. Orang dapat mengamati intelegensi melalui IQ yaitu hasil
pengukuran melalui tes intelegensi. Validitas konstruk dapat dicapai bila alat
pengukur yang digunakan mengukur konstruk tersebut valid. Validitas konstruk
dari alat suatu alat pengukur diketahui dari sejauh apa tampilan pada
pengukuran itu dapat diinterpretasi dalam pegertian konstruk tersebut.
Dua aspek yang perlu diperhatikan untuk menjaga validitas konstruk adalah
aspek logis dan aspek empiris. Aspek pendekatan logis mencari tahu apakah
unsur-unsur alat pengukur sama dengan unsure-unsur konstruk. Kesamaan
unsur menjamin validitas alat ukur itu. Aspek pendekatan logis juga mencari
tahu apakah item-item alat pengukur memadai untuk mengukur unsur-unsur
konstruk. Aspek pendekatan empiris terhadap validitas konstruk terdiri dari (a)
hubungan internal, yaitu hubungan antara item-item di dalam alat pengukur
harus ada atau tidak bertentangan; (b) hubungan eksternal, yaitu hubungan
antara skor yang diperoleh dari alat pengukur tersebut dengan skor dari alat
pengukur lain harus konsisten dengan konstruk.

3. Validitas Konkuren (Concurrent Validity)


Pengertian concurrent validity adalah validitas yang berkaitan dengan
hubungan (korelasi) antara skor dalam item instrumen dengan kinerja, atau
obyek penelitian yang lain.
Validitas konkuren diperoleh dengan mencari korelasi antara skor
pengukuran dan kriteria ukuran yang telah ada pada waktu yang sama/yang
disiapkan dalam waktu yang hampir bersamaan. Untuk mengukur dan
menentukan validitas yang terjadi bersamaan, digunakan metode hubungan atau
metode perbedaan. Dengan metode hubungan, orang mencari hubungan antara
skor hasil pengukuran alat yang disusun dengan skor hasil pengukuran yang
telah pasti. Bila angka korelasi tinggi berarti alat pengukur tersebut memiliki
validitas. Metode perbedaan menentukan skor hasil tes dengan membedakan
subjek-subjek yang mempunyai sifat-sifat dan yang tidak mempunyai sifat-sifat
tertentu atau subjek-subjek yang mempunyai sifat-sifat yang berbeda
tingkatannya.

4. Validitas Prediksi (Predictive Validity)


Validitas prediksi adalah validitas dimana suatu alat pengukur dapat
memprediksi kemampuan satu individu yang bekerja dalam situasi mendatang.
Validitas ini sangat penting untuk memilih atau mengklasifikasi individu-
individu. Tak ada alat pengukur yang mempunyai validitas prediksi yang paling
baik. Lebih tepat membuat prediksi dari kombinasi beberapa alat pengukur
daripada hanya satu. Data untuk klasifikasi diperoleh lebih dari satu indikator.
Validitas prediksi diperoleh dengan cara mencari korelasi antara skor
pengukuran dan kriteria pengukuran yang telah ada pada waktu yang lalu.
Untuk mengetahui validitas prediksi digunakan perhitungan hubungan antara
skor alat pegukur yang disusun dengan alat pengukur lain yang telah berhasil
digunakan dalam situasi sebelumnya. Proses menghitung variabel prediksi
terdiri dari beberapa langkah yaitu:
 Mengidentifikasi dan mendefinisi kriteria sehingga menjadi ukuran
yang valid
 Menjalankan alat ukur atau variabel prediksi dan menanti sampai
tingkah laku yang diprediksi muncul
 Gunakan ukuran kriteria dan korelasi dua himpunan skor tersebut

Bilangan perhitungan atau koefisien validitas menunjukkan validitas


prediksi dari alat pengukur tersebut. Jika koefisien itu tinggi berarti alat
pengukur tersebut valid memprediksi.

2. Jenis-jenis Reliabilitas Instrumen Pengumpulan Data


a. Reliabilitas Tes-Retes
Reliabilitas tes-retes tidak lain adalah derajat yang menunjukkan konsistensi
hasil sebuah tes dari waktu ke waktu. Tes-retes menunjukkan variasi skor yang
diperoleh dari penyelenggaraan satu tes yang dilakukan dua kali atau lebih,
sebagai akibat kesalahan pengukuran. Dengan kata lain, kita tertarik dalam
mencari kejelasan bahwa skor seseorang mencapai suatu tes pada waktu tertentu
adalah sama hasilnya, ketika orang tersebut dites lagi dengan tes tersebut. Dengan
melakukan tes-retes tersebut kita mengetahui sejauh mana konsistensi suatu tes
mengukur dengan apa yang ingin di ukur.

Reliabilitas tes-retes ini penting, khususnya ketika digunakan untuk


menentukan prediktor, misalnya tes kemampuan. Tes kemampuan tidak akan
bermanfaat, jika ternyata menunjukkan hasil yang selalu berubah-rubah secara
signifikan saat diberikan kepada responden. Penentu pemakaian reliabilitas tes-
retes ,juga tepat ketika bentuk alterntif lainnya tidak ada, dan ketika tampak
bahwa orang yang mengambil tes kedua kalinya tidak ingat atas jawaban tes yang
pertama. Para pengambil tes pada umumnya akan terus mengingat jawabannya,
jika item-item yang ada banyak mengandung faktor sejarah, dibanding bentuk
jawaban item ilmu pengetahuan aljabar misalnya.

Reliabilitas tes-retes dapat dilakukan dengan cara seperti berikut :

a. Selenggarakan tes pada grup yang tepat sesuai dengan rencana.


b. Setelah selang waktu tertentu , misalnya satu minggu atau dua minggu,
lakukan kembali penyelenggarakan tes yang sama dengan grup yang sama
tersebut.
c. Korelasikan hasil tes tersebut.

Tes-retes juga mempunyai beberapa permasalahan. Di antaranya permasalahan


tersebut, yaitu faktor waktu tenggang yang diambil ketika dilakukan tes pertama
dengan tes kedua. Jika interval waktu terlalu pendek maka mahasiswa memiliki
kesempatan untuk mengingat jawaban dalam tes, sehingga tes yang kedua dapat
dipastikan lebih baik, karena faktor resistansi atau sia-sia hafalan yang terjadi
pada subjek pelaku. Jika interval waktu terlalu panjang, kemampuan para pelaku
yang mengikuti tes mungkin bertambah, karena dua kemungkinan, yaitu faktor
maturasi atau kedewasaan dan faktor intervensi dari faktor belajar para subyek.

Faktor-faktor tersebut menjadikan konsistensi tes cenderung artifsial dan


rendah. Mengenai interval waktu yang baik antara tes pertama dengan tes
berikutnya diberikan kepada subjek pelaku pilot study, (Gay, 1983, dalam
Sukardi, 2007) memberikan referensi bahwa satu hari terlalu pendek, sebaliknya
satu bulan terlalu panjang. Oleh karena itu, selisih waktu pemberian tes melalui
tes-retes diantara satu atau dua minggu.

b. Reliabilitas Bentuk Ekuivalensi

Sesuai dengan namanya, yaitu ekuivalen maka tes yang hendak diukur
reliabilitasnya dibuat identik. Setiap tampilannya, kecuali subtansi item yang ada
dapat berbeda. Kedua tes tersebut sebaiknya mempunyai karakteristik sama.
Karakteristik yang dimaksud termasuk, misalnya: mengukur variabel yang sama,
mempunyai jumlah item sama, struktur sama, mempunyai tingkatan kesulitan dan
mempunyai petunjuk, cara skoring, dan interpretasi yang sama.

Dari semua kondisi yang direncanakan secara ekuivalen di atas idealnya jika
grup yang sama mengambil dua tes tersebut maka rerata skor maupun variabilitas
skor yang dicapai dari kedua tes yang diambil mestinya sama. Jika dikehendaki,
sebenarnya kita dapat memilih, mengambil sampel, dan item yang berbeda dari
ranah tingkah laku yang sama. Yang perlu diperhatikan mestinya adalah dalam hal
apakah skor tergantung item pilihan atau pada penampilan atas item-item yang
dapat digeneralisasi pada lainnya. Jika item terpilih baik dan setiap setnya
menggambarkan ranah yang setaraf maka penggambaran tersebut mestinya benar.

Reliabilitas ekuivalen, pada umumnya juga menggambarkan bentuk


konsistensi alternatif, yang dapat mmenunjukkan variasi skor yang terjadi dari
bentuk tes satu dengan bentuk lainnya. Tetapi juga perlu diingat bahwa
pengambilan tes reliabilitas ekuivalen ini akan dapat mencapai hasil yang tepat,
jika pengambilan tes hafal terhadap jawaban tes yang dibuat dalam sesi pertama,
sehingga mereka dapat menjawab kembali tes yang kedua. Ketika dua bentuk
alternatif tes tersedia , yang perlu diketahui dari kedua tes adalah berapa
reliabilitas ekuivalensi. Hal ini perlu diyakinkan kembali agar terjadi bahwa skor
seseorang tidak akan dipengarui oleh cara mengadministrasi tes tersebut.

Implikasi dari analisis di atas ialah bahwa sebuah tes diberikan lebih dari satu
kali pada grup yang sama. Pertama tes diberikan pada grup sebagai proses dan
setelah selang waktu tertentu diberikannya untuk yang kedua kalinya sebagai post-
tes. Hal lain yang perlu diketahui yaitu bahwa ada kemungkinan pengaruh
kegiatan intervening, ketika mengukur suatu hal yang esensinya sama dengan
menggunakan tes sama.

Langkah-langkah proses melaksanakan tes reliabilitas secara ekuivalen yaitu:

a. Tentukan subjek sasaran yang hendak dites.


b. Lakukan tes yang dimaksud kepada subjek sasaran tersebut.
c. Administrasi hasilnya secara baik.
d. Dalam waktu yang tidak terlalu lama, lakukan pengetesan untuk yang
kedua kalinya pada grup terebut.
e. Korelasikan kedua hasil tes skor.

Jika hasil koefisien ekuivalen tinggi, berarti tes memiliki reliabilitas ekuivalen
baik. Sebaiknya apabila ternyata bahwa koefisienya rendah maka reliabilitas
ekuivalen tes rendah. Reliabilitas ekuivalen merupakan salah satu bentuk yang
dapat diterima dan umum dipakai dalam penelitian terutama penelitian
pendidikan.yang perlu juga di ketahui para peneliti adalah bahwa tes ekuivalen
mempunyai kelemahan yaitu bahwa membuat dua buah tes yang secara esensial
ekuivalen adalah sulit. Akibatnya akan selalu muncul terjadinya kesalahan
pengukuran.

c. Reliabilitas Belah Tengah


Reliabilitas belah tengah tergolong dalam jenis reliabilitas yang berdasarkan
konsistensi internal dari instrumen pengukuran. Reliabilitas ini diperlukan jika tes
sangat panjang. Prosedur menentukan reliabilitas belah tengah meliputi langkah-
langkah:
a. Berikan seluruh tes pada satu kelompok.
b. Bagi tes kedalam dua bagian yang sama, dalam bentuk subtes, setengah bagian
pertama berisi item-item yang ganjil, sedangkan item-item yang genap pada
setengah bagian kedua.
c. Hitung skors setiap obyek pada kedua sub bagian dimana setiap subjek
mendapat mendapat 2 skor, 1 skor untuk item ganjil, dan 1 skor untuk item
genap.
d. Korelasikan 2 skor himpunan itu.
Hasil korelasi ialah koefisien konsistensi internal, yang bila tingi berarti
instrument itu mempunyai reliabilitas yang tinggi.

d. Reliabiltas Ekuivalen Rasional


Reliabilitas ini tergolong juga dalam reliabilitas berdasarkan konsistensi
internal. Reliabilitas ini diperoleh dengan cara menghitung konsistensi internal
dengan menentukan bagaimana semua item-item saling berhubungan dan
berhubunga denga tes secara keseluruhan. Reliabilitas ekuivalen rasional
menggunakan rumus Kuder-Richardson.

Anda mungkin juga menyukai