Anda di halaman 1dari 70

PERTEMUAN 7

PENGUKURAN VALIDITAS
DENGAN VALIDITAS ITEM
HASIL BELAJAR
1. Kemampuan yang diharapkan:
Mahasiswa memahami cara memvalidasi item tes hasil belaja
2. Bahan Kajian/ Materi Pembelajaran
Pengukuran validitas dengan validitas item tes hasil belajar
3. Metode Pembelajaran
Ceramah, Diskusi, Praktek
4. Pengalaman Belajar Mahasiswa
Pengukuran validitas dengan validitas item tes hasil belajar
5. Assesment
a. Indikator:
(1) Mahasiswa dapat mengetahui syarat validasi suatu tes
(2) Mahasiswa dapat menyusun Pengukuran Validitas Item
Tes Hasil Belajar .
b. Bentuk :
Tes Lisan
6. Bobot : 5
DAFTAR PUSTAKA UTAMA
1. Achdiyat, Maman. Virgana, dan Soeparlan, Evaluasi Dalam Pembelajaran
(2017), Tangerang, Pustaka mandiri

2. Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, 2001, PT RajaGrafindo


Persada, Jakarta

2. Jihad, Asep, (2013), Evaluasi Pembelajaran, 2013, Multi Pressindo, Jogjakarta

3. Sudjana, Nana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (2010), PT Remaja


Rosdakary, Bandung

4. Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, 2015, PT. Bumi Aksara,


Jakarta

5. Permendikbud No. 23 Tahun 2016 Tentang Standar Penilaian, Jakarta


PENGUKURAN VALIDITAS TES
DAN VALIDITAS ITEM TES HASIL BELAJAR
VALIDITAS

• Menurut B. Anderson dkk, Sebuah tes dikatakan valid (sahih)


apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur (a test is valid
if it measures what it purpose to measure)
• Data valid adalah data evaluasi yang sesuai dengan kenyataan
• Dalam rangka memperoleh data yang valid diperlukan instrumen
yang valid
• Validitas ditekankan pada hasil pengetesan atau skornya.
• Validitas sebah tes dapat diketahui dari hasil pemikiran dan dari
hasil pengalaman
VALIDITAS

• Validitas suatu alat ukur


mempermasalahkan apakah alat
ukur tersebut benar-benar
mengukur apa yang hendak
diukur.
• Kesesuaian antara alat ukur atau
hasil ukur dengan sasaran ukur
JENIS VALIDITAS

1. Validitas Instrumen
a. Validitas Konsep
• Validitas Isi (Tes)
• Validitas Konstruk (Non Tes)
b. Validitas Empirik (Kriteria)
• Validitas Prediktif
• Validitas Konkuen
JENIS VALIDITAS.....

2. Validitas Butir/Soal
a. Validitas Konsep
• Validitas Isi (Tes)
• Validitas Konstruk (Non Tes)
. b. Validitas Empirik (Kriteria)
• Validitas Internal (dalam Sistem PAP)
• Daya Beda (dalam Sistem PAN)
A. VALIDITAS KONSEP (LOGIS)
• Istilah validitas logis mengandung kata logis yang berasal dari kata logika
yang berarti penalaran.
• Validitas logika (logical validity) adalah tes hasil belajar yang setelah
dilakukan penganalisisan secara rasional ternyata memiliki daya ketepatan
mengukur
• Validitas logis untuk sebuah instrumen evaluasi menunjukkan pada kondisi
bagi sebuah instrumen yang memenuhi persyaratan valid berdasarkan hasil
penalaran.
• Kondisi valid terpenuhi jika instrumen yang bersangkutan sudah dirancang
secara baik, mengikuti teori dan ketentuan yang ada.
• Ada dua macam validitas logis (konsep) yang dapat dicapai
oleh sebuah instrumen yaitu :
1. Validitas isi
2. Validitas konstrak (construct validity)
.
1.VALIDITAS ISI (CONTENT VALIDITY)
• Validitas pada instrumen performansi
maksimum (Tes)
• Seberapa jauh suatu alat ukur mengukur
tingkat penguasaan terhadap materi
yang seharusnya dikuasai sesuai dengan
standar kompetensi yang telah
ditetapkan.
• Butir-butir tes mencerminkan
keseluruhan materi yang seharusnya
dikuasai secara proposional.
PROSES VALIDASI ISI
TUJUAN :
o Biasanya validasi isi digunakan untuk
memperbaiki alat ukur
o Butir yang tidak memenuhi syarat dibuang,
diperbaiki atau diganti
CARA :
o Cara yang paling banyak digunakan orang
adalah validasi para pakar (materi,
pengukuran, bahasa/ keterbacaan) atau
dengan panel
o Butir yang ditolak dan butir yang meragukan
validasinya dibuang, diperbaiki atau diganti
Validitas Isi (Content Validity)

- Validitas isi dari suatu tes hasil belajar adalah validitas yang diperoleh setelah
penganalisisan terhadap isi yang terkandung dari tes hasil belajar
- Sebuah tes dikatakan memiliki validitas isi apabila mengukur tujuan khusus
tertentu yang sejajar dengan materi atau isi pelajajaran yang diberikan.
- Validitas isi adalah validitas yang ditinjau dari segi isi tes itu sendiri sebagai alat
pengukur hasil belajar yaitu sejauh mana tes hasil belajar alat pengukur hasil
belajar peserta didik isinya telah dapat mewakili secara representatif terhadap
keseluruhan materi pelajaran yang seharusnya diteskan .
- Validitas isi dapat diusahakan tercapainya sejak penyusunan dengan cara
merinci materi kurikulum atau buku pelajaran.
Validitas Isi (Content Validity)

- Validitas isi bagi sebuah instrumen menunjukkan suatu kondisi sebuah


instrumen yang disusun berdasarkan isi materi pelajaran yang dievaluasi.
- Validitas isi dari suatu tes hasil belajar adalah validitas yang diperoleh
setelah penganalisisan terhadap isi yang terkandung dari tes hasil belajar
- Sebuah tes dikatakan memiliki validitas isi apabila mengukur tujuan
khusus tertentu yang sejajar dengan materi atau isi pelajajaran yang
diberikan.
Validitas Isi (Content Validity)......
- Dalam praktek, validitas isi dari tes hasil belajar dapat diketahui dengan
jalan membandingkan antara isi yang terkandung dalam tes hasil belajar
dengan tujuan instruksional khusus yang telah ditentukan untuk masing-
masing mata pelajaran, apakah hal-hal yang tercantumdalam tujuan
instrusional khusus sudah terwakili secara nyata dalam tes hasil belajar
tersebut atau belum.
- Jika penganalisisan secara rasional itu menunjukkan hasil yang
membenarkan telah tercerminnya tujuan instruksionak khusus di dalam tes
hasil belajar, maka tes hasil belajar yang sedang di uji validitas isinya itu
dapat dinyatakan sebagai tes hasil belajar yang telah memiliki validitas isi
- Upaya lain yang dapat dilakukan dalam rangka mengetahui
validitas isi dari tes hasil belajar adalah dengan cara melakukan
diskusi panel.
- Pada forum diskusi panel tersebut para pakar yang dipandang
memiliki keahlian yang ada hubungannya dengan mata pelajaran
yang diujikan diminta pendapat rekomendasinya terhadap isi atau
materi yang terkandung dalam tes hasil belajar yang bersangkutan.
- Hasil diskusi itu dijadikan bahan acuan untuk menyempurnakan
isi atau materi tes hasil belajar tersebut.
2. VALIDITAS KONSTRAK (CONSSTRUCT VALIDITY)
- Validitas konstruk sebuah instrumen menunjukkan suatu kondisi
sebuah instrumen yang disusun berdasarkan konstrak aspek-aspek
kejiwaan yang seharusnya dievaluasi
- Sebuah tes dikatakan memiliki validitas konstruk apabila butir-butir soal
yang membangun tes tersebut mengukur setiap aspek berpikir seperti yang
disebutkan dalam tujuan instruksional khusus atau indikator.
- Validitas Konstruk dapat diketahui dengan cara merinci dan cara
memasangkan setiap butir soal dengan setiap aspek dalam TIK.
- Pengerjaannya dilakukan berdasarkan logika, bukan pengalaman.
VALIDASI KONSTRUK........
• Validitas Konstruk dapat diketahui dengan cara merinci dan cara
memasangkan setiap butir soal dengan setiap aspek dalam TIK.
• Seberapa jauh butir- butir instrumen mampu mengukur apa yang benar
hendak diukur sesuai dengan konsep atau definisi konseptual yang telah
ditetapkan
• Mengukur objek-objek psikologis seperti: sikap, motivasi, minat, konsep diri,
kecemasan, karakter, bakat, intelegensi, tipe kepribadian,dsb.
• Pengerjaannya dilakukan berdasarkan logika, bukan pengalaman
PROSES PENELAHAN TEORITIS DARI SUATU KONSEP

• Perumusan konstruk (sintesa)


• Penentuan Dimensi dan/atau indikator
• Penulisan butir-butir instrumen
• Penelahan para pakar atau panel

 Perumusan Konstruk Berdasarkan


Teori-Teori Mengenai Konsep Variabel
 Analisis Faktor
B. VALIDITAS EMPIRIS
- Validitas empiris memuat kata empiris yang artinya pengalaman.
- Sebuah instrumen dikatakan memiliki validitas empiris apabila sudah
diuji dari pengalaman
- Validitas empiris tidak dapat diperoleh hanya dengan menyusun
instrumen berdasarkan ketentuan tetapi harus dibuktikan dengan
pengalaman.
- Pengujian validitas empiris dilakukan dengan membandingkan kondisi
instrumen yang bersangkutan dengan kriterium atau sebuah ukuran.
VALIDITAS EMPIRIS........
- Kriterium yang digunakan sebagai pembanding kondisi instrumen ada dua
yaitu yang sudah tersedia dan yang belum ada tetapi akan terjadi di waktu
yang akan datang.
- Instrumen yang kondisinya sesuai dengan kriterium yang sudah tersedia ,
disebut memiliki validitas ada, dalam bahasa inggris disebut memiliki
concurrent validity
- Instrumen yang kondusinya sesuai dengan kriterium yang diramalkan
akan terjadi disebut memiliki validitas ramalan atau validitas prediksi yang
dalam bahasa inggris disebut memiliki predictive validity .
PENGUJIAN VALIDITAS TES SECARA EMPIRIK
• Validitas empirik adalah ketepatan mengukur yang didasarkan pada hasil
analisis yang bersifat empirik (bersumber atas dasar pengamatan di lapangan)
• Tes hasil belajar dikatakan memiliki validitas empirik apabila berdasarkan
hasil analisis yang dilakukan terhadap data hasil pengamatan di lapangan,
terbukti bahwa tes hasil belajar itu dengan secara tepat telah dapat mengukur
hasil belajar yang seharusnya diungkap atau diukur lewat tes hasil belajar
tersebut
• Untuk menentukan apakah tes hasil belajar sudah memiliki validitas
empirik atau belum maka dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:
a. Daya ketepatan meremalnya (predictive validity)
b. Daya ketepatan bandingannya (concurrent validity)
VALIDITAS EMPIRIS (KRITERIA)

 Validitas ditentukan berdasarkan kriteria


 Kriteria internal adalah tes atau instrumen itu
sendiri Validitas internal
 Kriteria eksternal adalah hasil ukur instrumen
atau tes lain diluar instrumen itu sendiri 
Validitas eksternal
VALIDITAS EMPIRIS (KRITERIA)
1. Validitas Internal (Validitas Butir)
- Validasi internal mempermasalahkan validasi butir dengan
menggunakan hasil ukur sebagai satu kesatuan sebagai kriteria,
sehingga validasi internal dinamakan validasi butir
- Seberapa jauh hasil ukur butir tersebut konsisten dengan hasil
ukur suatu alat ukur secara keseluruhan
- Koefisien korelasi antara skor butir dengan skor total alat ukur:
 Skor butir kontinum
 Koefisien korelasi product moment (r)
Uji Validitas Butir

r•xy  =
Keterangan:
rxy : Koefisien korelasi product moment
N : Banyaknya pasangan data
X : Variabel bebas
Y : Variabel terikat
Selanjutnya, membandingkan rxy atau rhitung hasil perhitungan dengan rtabel
product moment untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk= n-2). Kriteria
pengujiannya adalah sebagai berikut: Jika rhitung<rtabel maka tidak valid dan

jika rhitung ≥ rtabel maka valid.


• 
=

  ❑

r = koefisien product moment


n = banyaknya pasangan data (unit sampel)
Besarnya
Korelasi point biserial lihat halaman 169 (Aplikasi statistik dalam Penelitian
oleh Dr. Supardi US, MM, M.Pd)
VALIDITAS EMPIRIS (KRITERIA)
•   Sekor butir dikotomi
• Koefisien Point Biserial

M p  MT p
r pbis 
ST q

= koefisien biserial point biserial


Mp = mean skor pada tes yang memiliki jawaban
benar pada butir soal
MT = mean sekor total
ST = simpanagan baku skor total
p = proporsi peserta tes yang jawabannya benar pada
butir soal
q =1-p
VALIDITAS EMPIRIS (KRITERIA)
2. Validitas Eksternal
Mengkorelasikan skor hasil instrumen yang
dikembangkan dengan skor hasil instrumen baku
o Validitas Prediktif
• Kriteria eksternal yang digunakan adalah
ukuran atau penampilan yang akan datang
VALIDITAS EMPIRIS (KRITERIA)
Validitas Prediktif
• Contoh:
Menguji validitas alat ukur masuk PT
dengan dengan menggunakan
indeks prestasi semester satu
sebagai kriteria eksternal
o Jika koefsien korelasi skor tes
masuk Perguruan Tinggi dengan
skor IPA Signifikan maka valid
berdasarkan validitas prediktif
VALIDITAS EMPIRIS (KRITERIA
o VALIDITAS KONGKUREN
• kriteria eksternal yang digunakan adalah ukuran
atau penampilan saat ini atau saat yang
bersamaan dengan pelaksanaan pengukuran
(pada materi ajar yang sama).
• Alat ukur kriteria adalah alat ukur yang biasa
dipakai
• Contoh :
Menguji validitas tes sumatif materi selama 1
semester dengan menggunakan menggunakan
hasil ulangan-ulangan harian
• Validitas empiris terdiri dari 2 bagian:
1. Validitas ada sekarang (concurrent validity)
2. Validitas predictive
1. CONCURRENT VALIDITY
- Concurrent validity lebih umum dikenal dengan validitas empiris.
- Sebuah tes dikatakan memiliki validitas empiris jika hasilnya sesuai
dengan pengalaman.
- Hasil tes dipasangkan dengan hasil pengalaman.
- Pengalaman selalu mengenai hal yang telah lampau sehingga data
pengalaman tersebut sekarang sudah ada (ada sekarang, concurrent).
- Dalam membandingkan hasil sebuah tes maka diperlukan suatu
kriterium atau alat banding. Misalnya nilai ulangan harian atau nilai
ulangan sumatif yang lalu.
2. VALIDITAS PREDIKSI (PREDICTIVE VALIDITY)
- Memperediksi artinya meramal, dengan meramal selalu mengenal hal yang akan datang (belum

terjadi)

- Sebuah tes dikatakan memiliki validitas prediksi apabila mempunyai kemampuan untuk

meramalkan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang.

- Misalkan tes masuk perguruan tinggi adalah sebuah tes yang diperkirakan mampu meramalkan

keberhasilan peserta tes dalam mengikuti kuliah pada masa yang akan datang. Sebagai alat

pembanding validitas prediksi adalah nilai-nilai yang diperoleh setelah peserta tes mengikuti

perkuliahan di perguruan tinggi.

- Jika mahasiswa memiliki nilai tes yang lebih tinggi gagal dalam ujian semester I dibandingkan

dengan dahulu nilai tesnya lebih rendah maka tes masuk yang dimaksud tidak memiliki

validitas prediksi.
Validitas Ramalan (Predictive Validity)
• Validitas ramalan dari suatu tes adalah suatu kondisi yang menunjukkan seberapa jauhkah

sebuah tes telah dapat dengan secara tepat menunjukkan kemampuannya untuk meramalkan

apa yang bakal terjadi pada masa mendatang.


• Contoh Mahaiswa yang lulus melalui seleksi diramalkan akan dapat menyelesaikan

perkuliahannya dengan baik dan sebaliknya.


• Apabila tes seleksi dipersoalkan validitas ramalannya, sedangkan nilai hasil belajar para

mahasiswa di perguruan tinggi itu di tetapkan sebagai kriterium tolok ukur atau alat

pembanding maka dengan kenyataan tersebut, ternyata tes dapat kesesuaian antara tes yang

sedang diselidiki atau diuji validitasnya dengan kriterimnya. Dengan kata lain terdapat

hubungan searah yang sangat erat antara tes yang diuji validitasnya dengan kriterium yang

telah ditentukan. Hubungan di antara kedua variabel tersebut adalah termasuk dalam kategori

hubungan searah yang dalam ilmu statistik disebut korelasi positif.


• Dalam rangka untuk mengetahui apakah tes hasil belajar dapat
dinyatakan sebagai tes yang telah memiliki validitas ramalan atau belum
dapat ditempuh dengan cara mencari korelasi antara tes hasil belajar yang
sedang diuji validitas ramalannya dengan kriterium yang ada. Jika diantara
kedua variabel itu terdapat korelasi positif yang signifikan maka tes hasil
belajar yang sedang diuji validitas ramalannya itu dinyatakan sebagai tes
hasil belajar yang telah memiliki daya ramal yang tepat artinya apa yang telah
diramalkan betul-betul terjadi dalam praktek.
• Dalam rangka mencari korelasi antara tes hasil belajar yang sedang diuji
validitas ramalannya dengan kriterium yang telah ditentukan dapat digunakan
dengan menerapkan Teknik Analisis Korelasional Product Moment dari
Karl Pearson.
• 
• Hipotesis nihil () yang akan diuji dirumuskan dalam susunan kalimat
sebagai beikut: “ Tidak terdapat korelasi positif yang signifikan antara tes
hasil belajar yang sedang diuji validitas ramalannya (variabel X) dengan
kreterium yang telah ditentukan (variabel Y)”.
CARA MENGETAHUI VALIDITAS ALAT UKUR
• Sebuah tes dikatakan mempunyai validitas jika hasilnya sesuai dengan
kriterium dalam arti memiliki kesejajaran antara hasil tersebut dengan
kriterium.
• Teknik yang digunakan untuk mengetahui kesejajaran adalah teknik
korelasi product moment yang dikemukakan oleh Perarson.
• Rumus korelasi product moment ada 2 macam yaitu:
a. Korelasi product moment dengan simpangan
b. Korelasi product moment dengan angka kasar
Rumus Korelasi Product Moment dengan Simpangan
• 
=

= Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y , dua variabel yang


dikorelasikan ( x = X - dan y = Y - )

= Kuadrat dari x
= Kuadrat dari y
Contoh Soal:
Misalkan akan menghitung validitas tes prestasi belajar fisika.
Jika kriterium diambil rata-rata ulangan yang akan dicari
validitasnya diberi kode X dan rata-rata nilai harian diberi kode Y.
Kemudian dibuat tabel sebagai berikut
TABEL PERSIAPAN UNTUK MENCARI VALIDITAS TES PRESTASI FISIKA

No Nama X Y x y XY

1 Ahmat 6.5 6.3 0 -0.1 0.0 0.01 0.0


1 Ahmat 6.5 6.3 0 -0.1 0.0 0.01 0.0
2 Santi 7 6.8 + 0.5 + 0.4 0.25 0.16 + 0.2
2 Santi 7 6.8 + 0.5 + 0.4 0.25 0.16 + 0.2
3 Julius 7.5 7.2 + 1.0 + 0.8 1.0 0.64 + 0.8
3 Julius 7.5 7.2 + 1.0 + 0.8 1.0 0.64 + 0.8
4 Horas 7 6.8 + 0.5 + 0.4 0.25 0.16 + 0.2
4 Horas 7 6.8 + 0.5 + 0.4 0.25 0.16 + 0.2
5 Yanna 6 7 -0.5 + 0.6 0.25 0.36 - 0.3
5 Yanna 6 7 -0.5 + 0.6 0.25 0.36 - 0.3
6 Dian 6 6.2 - 0.5 - 0.2 0.25 0.04 + 0.1
6 Dian 6 6.2 - 0.5 - 0.2 0.25 0.04 + 0.1
7 Romi 5.5 5.1 - 1.0 - 1.3 1.0 1.69 + 0.3
7 Romi 5.5 5.1 - 1.0 - 1.3 1.0 1.69 + 0.3
8 Sondang 6.5 6 0 -0.4 0.0 0.16 0.0
9
8 Yanna
Sondang 7
6.5 6.5
6 +0
0.5 +-0.4
0.1 0.25
0.0 0.01
0.16 + 0.0
0.05

9 Yanna 7 6.5 + 0.5 + 0.1 0.25 0.01 + 0.05


10 Lina 6 5.9 - 0.5 - 0.6 0.25 0.36 + 0.3

10 LinaJumlah 6
65.0 5.9
63.8 - 0.5 - 0.6 0.25
3.5 0.36
3.59 +2.65
0.3
• 
= = = 6.5
= = = 6.38
= 6.4 (Dibulatkan)
x=X-
Y=Y-

=
• 
=
=
=
=
= 0.747

Indeks korelasi () antara X dan Y disebut indeks validasi soal


RUMUS KORELASI PRODUCT MOMENT

• 
=
= Koefisien korelasi antara variabel X dan Y, dua variabel yang
dikorelasikan
• Dengan data hasil tes prestasi fisika sebelumnya dihitung dengan rumus
korelasi product moment dengan angka kasar yang tabel persiapannya
sebagai berikut:
No Nama X Y XY
1 Ahmat 6.5 6.3 42.25 39.69 40.95
2
2 Santi
Santi 7
7 6.8
6.8 49
49 46.24
46.24 47.6
47.6
3
3 Julius
Julius 7.5
7.5 7.2
7.2 56.25
56.25 51.84
51.84 54.0
54.0
4
4 Horas
Horas 7
7 6.8
6.8 49
49 46.24
46.24 47.6
47.6
5
5 Yanna
Yanna 6
6 7
7 36
36 49
49 42
42
6 Dian 6 6.2 36 38.44 37.2
6 Dian 6 6.2 36 38.44 37.2
7 Romi 5.5 5.1 30.25 26.01 28.05
7 Romi 5.5 5.1 30.25 26.01 28.05
8 Sondang 6.5 6 42.25 45.5 39
8 Sondang 6.5 6 42.25 45.5 39
9 Yanna 7 6.5 49 36 45.5
9 Yanna 7 6.5 49 36 45.5
10 Lina 6 5.9 36 34.81 35.4
10 Lina 6 5.9 36 34.81 35.4
Jumlah 65.0 63.8 426.0 410.52 417.3
Jumlah 65.0 63.8 426.0 410.52 417.3
• 
=
=
=
=
=
=
= 0.745
• Korelasi positif menunjukkan adanya hubungan sejajar antara dua hal.
Misalnya hal pertama nilainya naik hal kedua ikut naik sebaliknya jika yang
pertama turun maka yang kedua ikut turun.
• Contoh korelasi positif antara nilai fisika dengan matematika:
Fisika : 3, 4, 6, 8, 5, 4, 3
Matematika : 5, 6, 7, 9, 6, 5, 4
• Contoh korelasi negatif antara Bahasa inggris dengan Matematika
Bahasa inggris: 6, 7, 9, 5, 4, 3
Matematika : 9, 8, 6, 2, 3, 4
• Koefisien korelasi selalu antara -1, 00 sampai + 1,00
Interpretasi besarnya koefisien korelasi
No Koefisien Korelasi Keterangan
1 0,800 s.d 1,000 Sangat Tinggi
2 0,600 s.d 0,800 Tinggi
3 0,400 s.d 0,600 Cukup
4 0,200 s.d 0,400 Rendah
5 0,00 s.d 0,200 Sangat rendah

Penafsiran koefisien korelasi ada 2 cara yaitu:


1. Dengan melihat harga r kemudian diinterpretasikan, misalnya korelasi
sangat tinggi, tinggi , cukup dst
2. Jika harga r lebih kecil dari harga kritik dalam tabel maka korelasi
tersebut tidak signifikan dsb.
VALIDITAS BUTIR SOAL (VILIDITAS ITEM)
• Sebuah item dikatakan valid apabila mempunyai dukungan yang besar
terhadap skor tota
• Sebuah item memiliki validitas yang tinggi jika skor pada item mempunyai
kesejajaran dengan skor total.
• Skor pada item menyebabkan skor total menjadi tinggi atau rendah.
• Sebuah item memiliki validitas tinggi jika skor pada itemnya mempunyai
kesejajaran (korelasi) dengan item total, sehingga untuk mengetahui validitas
itemnya digunakan rumus korelasi.
• Untuk soal-soal bentuk objektif skor untuk item biasanya diberikan dengan 1
bagi item yang dijawab benar dan 0 jika item yang dijawab salah.
• Skor total merupakan jumlah dari skor untuk semua item soal tersebut.
TABEL ANALISIS ITEM UNTUK PERHITUNGAN
VALIDITAS ITEM
No Nama Butir Soal/ Item Skor
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Total

1 Hendro 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 8
2 Yoyok 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 5
3 Olan 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 4
4 Wendi 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 5
5 Diana 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 6
6 Paul 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 4
7 Susan 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 7
8 Tigor 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 8
••  
Misalkan akan dihitung validitas item nomor 6, maka skor item disebut
variabel X dan skor total disebut variabel Y.
• Perhitungan dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi product
moment, baik dengan rumus simpangan maupun rumus angka kasar.
• Penggunaan kedua rumus tersebut masing-masing ada kelebihannya.
Menggunakan rumus simpangan angkanya kecil-kecil tetapi kadang-kadang
pecahannya rumit. Jika skor rata-ratanya (mean) pecahan, maka
simpangannya cendrung banyak pecahan.
• Penggunaan rumus angka kasar bilangannya besar tetapi bulat sehingga jika
ada kalkulator statistik disarankan menggunakan angka kasar saja, karena
yang dibutuhkan hanyalah , , Tidak perlu membuat tabel seutuhnya
CONTOH PERHITUNGAN MENCARI VALIDITAS ITEM
(ITEM NO. 6)
No Nama X Y
1 Hendro 1 8
2 Yoyok 0 5
3 Olan 1 3
4 Wendi 1 5
5 Diana 1 6
6 Paul 0 4
7 Susan 1 7
8 Tigor 1 8

X = Skor item nomor 6


Y = Skor total
•   = 36
• = 288 = 37
• = 5,57 X
• = 6,17 Y

=
=
=
=
= 0,421 (Validitas itemnya cukup)
••  
Rumus lainnya untuk menghitung validitas item dapat digunakan dengan
rumus koefisien korelasi biserial

Keterangan:
= Koefisien korelasi biserial
= Rerata skor dari subjek yang menjawab betul bagi item yang dicari
validitasnya
= Rerata skor
= Standar deviasi
p = Proporsi siswa yang menjawab benar
•  =
p
q = proporsi siswa yang menjawab salah ( q = 1 - p )
Apabila item 6 tersebut dicari validitasnya dengan rumus itu maka langkah-
langkah perhitunggannya adalah sebagai berikut:

1. Mencari = = = 6,17

2. Mencari = = = 5, 75
3. Dari kalkulator diperoleh standar deviasi, yaitu = 1,7139 atau
= 1,8323. Untuk n kecil, diambil standar deviasi = 1,7139
4. Menentukan harga p = = 0,75
•   Menentukan harga q = atau 1 – o,75 = 0,25
5.
6. Memasukkan kerumus

=
=
= 0,4244
Dari perhitungan validitas item nomor 6 dengan dua cara ternyata
hasilnya berbeda 0,0034 itu disebabkan karena adanya pembulatan
angka
TES TERSTANDAR SEBAGAI KRITERIUM DALAM
MENENTUKAN VALIDITAS

• Tes terstandar adalah tes yang telah dicobakan beberapa kali sehingga
dapat dijamin ketepatannya (standardized test)
• Sebuah tes terstandar memiliki identitas antara lain sudah dicobakan
beberapa kali sehingga mempunyai koefisien validitas, reliabilitas, taraf
kesukaran, daya pembeda dan lain-lain keterangan yang dianggap perlu.
• Cara menentukan validitas soal yang menggunakan tes testandar
sebagi kriterium dilakukan dengan mengalikan koefisien validitas yang
diperoleh dengan koefisien validitas tes terstandar tersebut.
Contoh Tabel persiapan Perhitungan Validitas Tes
Fisika dengan Kriterium Tes Terstandar Fisika

No Nama X Y XY Keterangan
1
1 Nunung
Nunung 5
5 7
7 25
25 49
49 35
35 X
X== Hasil
Hasil tes
tes
2 Maruli 6 6 36 36 36 Fisika
Fisika yang
yang
2 Maruli 6 6 36 36 36 dicari
3 Bambang 5 6 25 36 30 dicari
3 Bambang 5 6 25 36 30 validitasnya
validitasnya
4 Veter 6 7 36 49 42
4 Veter 6 7 36 49 42
5 Ida 7 7 49 49 49 Y
Y== Hasil
Hasil tes
tes
5 Ida 7 7 49 49 49 standar
standar
6 Febrina 6 5 36 25 30
6 Febrina 6 5 36 25 30

Dimasukkan ke dalam rumus korelasi product moment dengan angka kasar


sebagai berikut :
•=
 
=
=
= = = 0,108
Jika dari tes terstandar diketahui validitasnya 0,89 maka validitasnya adalah
0,108 x 0,89 = 0,096
VALIDITAS FAKTOR
• Selain validitas soal secara keseluruhan dan validitas butir atau item maka
validitas lain yang perlu diketahui adalah faktor-faktor atau bagian keseluruhan
materi.
• Setiap keseluruhan materi pelajaran terdiri dari pokok-pokok bahasan atau
sekelompok pokok bahasan yang merupakan satu kesatuan.
• Contoh :
Guru akan mengevaluasi penguasaan siswa untuk tiga pokok bahasan yaitu :
bunyi, cahaya, dan listrik. Untuk keperluan tersebut guru membuat 30 butir soal,
untuk bunyi 8 butir, cahaya 12 butir dan listrik 10 butir.
Apabila guru ingin mengetahui validitas faktor maka ada tiga faktor dalam soal ini.
• Validitas faktor adalah butir-butir dalam faktor dikatakan valid apabila
mempunyai dukungan yang besar terhadap soal secara keseluruhan.
• Sebagai tanda bahwa butir-butir faktor tersebut mempunyai dukungan
besar terhadap seluruh soal jika jumlah skor untuk butir-butir faktor
tersebut menunjukkan adanya kesejajaran dengan skor total. Untuk
mengetahui kesejajaran tersebut digunakan juga rumus korelasi
product moment.
• Misalkan kita akan mengetahui validitas faktor 1 yakni soal-soal untuk
materi Bunyi, kita membuat daftar untuk menyejajarkan kedua skor
tersebut sebagai berikut.
TABEL UNTUK MENGHITUNG KESEJAJARAN SKOR
FAKTOR 1 DENGAN SKOR TOTAL
Nama Skor Faktor 1 Skor Total XY
Subjek (X) (Y)
Ali 6 19 36 361 114
Ali 6 19 36 361 114
Hasan 7 25 49 625 175
Hasan 7 25 49 625 175
Hani 4 17 16 289 68
Hani 4 17 16 289 68
Yoses 3 12 9 144 36
Yoses
Rahmat 3
8 12
29 9
64 144
841 36
232
Rahmat
Elly 8
6 29
23 64
36 841
529 232
138
Sofian
Elly 5
6 19
23 25
36 361
529 95
138
Ani
Sofian 7
5 26
19 49
25 676
361 182
95
Yeni 5 16 25 256 80
Ani 7 26 49 676 182
Lani 4 15 16 25 60
Yeni 5 16 25 256 80
Tigor 7 26 49 676 182
Lani
Desi 4
8 15
30 16
64 25
900 60
240
Tigor
Wahyu 7
5 26
20 49
25 676
400 182
100
Jumlah
Desi .........
8 ...........
30 ..........
64 ........
900 ......
240
Wahyu 5 20 25 400 100
• Data pada tabel tersebut digunakan igunakan untuk
menentukan besarnya validitas faktor 1
• Langkah selanjutnya menjumlahkan setiap kolom kemudian
dimasukkan ke dalam rumus product moment. Harga r yang
diperoleh menunjukkan indeks validitas faktor 1 . Untuk faktor 2
dan faktor 3 caranya sama hanya faktornya saja diganti.
TUGAS KELOMPOK
• 
1. Validitas isi dan validitas konstruksi sudah dapat diketahui
langsung sesudah tes tersebut selesai disusun.
Benarkah pernyataan tersebut ? Jelaskan.
2. Sebuah tes terstandar mempunyai validitas 0,421. Sebuah tes
lain diuji validitasnya dan menggunakan tes terstandar
sebagai kriterium, diketahui = 0,623. Berapakah validitas tes
tersebut ?
3. Dari analisis item diketahui skor dari 2 buah butir tes dan skor totalnya
seperti pada tabel di bawah ini
No Item 1 Item 2 ........... Skor Total
1 1 1 ........ 4
2 0 1 ......... 5
3 0 0 ......... 3
4 1 0 ......... 8
5 1 0 ......... 7

Carilah :
a. Validitas item 1 dengan rumus korelasi product moment
b. Validitas item 2 dengan dua rumus
4. Tabel yang disajikan berikut ini adalah data berupa nilai-nilai hasil
tes hasil belajar dalam mata pelajaran Matematika yang diikuti
oleh 16 orang siswa SMA. Dengan menggunakan jenis soal yang
sama mereka di tes sebanyak dua kali, hasil tes pertama X dan
hasil tes kedua Y. Dengan menggunakan teknik korelasi product
moment , lakukanlah penganalisisan terhadap data tes hasil
pertama dan tes kedua guna mengetahui secara meyakinkan tes
hasil belajar tersebut sudah dapat dikatakan sebagai tes yang
telah memiliki concurrent validity yang memadai atau belum ?
Nomor Urut Nilai Hasil Tes Pada
Siswa Pertama (X) Kedua (Y)

1 7 9
2 3 3
3 8 7
4 10 10
5 9 6
6 6 7
7 4 8
8 3 6
9 7 9
10 6 5
11 8 8
12 6 6
13 7 8
14 6 7
15 5 5
5. Tes hasil belajar Kimia terdiri dari 20 butir item bentuk obyektif
yang diikuti oleh 20 orang siswa. Setiap jawaban yang betul
diberi skor 1 sedangkan setiap jawaban yang salah diberi skor
0. Lakukanlah penganalisisan terhadap data hasil tes tersebut,
dalam rangka menentukan butir-butir item manakah yang sudah
valid, dan mana pula butir-butir item yang invalid (gunakan
teknik korelasi point biserial) berdasarkan pada data pada tabel
berikut.
No. Urut Skor untuk butir item nomor
Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1
2 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1
3 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
4 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1
5 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
6 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1
7 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1
8 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0
9 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1
10 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
11 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1
12 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
13 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1
14 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1
No. Urut Skor untuk butir item nomor
Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

15 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1
16 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
17 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1
18 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
19 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1
20 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1
21 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1
22 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1
23 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
24 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1
25 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1

Anda mungkin juga menyukai