Anda di halaman 1dari 17

I.

Pendahuluan

Evaporator adalah alat yang digunakan untuk memanaskan liquid yang berfungsi
untuk memekatkan larutan tersebut. Kebanyakan kasusnya adalah proses
penghilangan air dari suatu solution. Contoh dari proses evaporasi ini adalah proses
pembuatan gula, NaCL, NaOH, glycerol, lem, susu dan juice.

II. Proses dan Alat Kondensasi

Kondensasi berasal dari bahasa latin yaitu condensare yang berarti membuat tertutup.
Kondensasi merupakan perubahan wujud zat dari gas atau uap menjadi zat cair.
Kondensasi terjadi pada pemampatan atau pendinginan jika tercapai tekanan
maksimum dan suhu di bawah suhu kritis. Kondensasi terjadi ketika uap didinginkan
menjadi cairan, tetapi dapat juga terjadi bila sebuah uap dikompresi (yaitu tekanan
ditingkatkan) menjadi cairan, atau mengalami kombinasi dari pendinginan dan
kompresi.

Contoh bentuk kondensasi dilingkungan sekitar adalah uap air diudara yang
terkondensasi secara alami pada permukaan yang dingin dinamakan embun. Uap air
hanya akan terkondensasi pada suatu permukaan ketika permukaan tersebut lebih
dingin dari titik embunnya atau uap air telah mencapai kesetimbangan di udara,
seperti kelembapan jenuh. Titik embun udara adalah temperatur yang harus dicapai
agar mulai terjadi kondensasi di udara.
Molekul air mengambil sebagian panas dari udara. Akibatnya temperatur air akan
sedikit turun. Di atmosfer, kondensasi uap airlah yang menyebabkan terjadinya awan.
Molekul kecil air dalam jumlah banyak akan menjadi butiran air karena pengaruh
suhu, dan tapat turun ke bumi menjadi hujan. Inilah yang disebut siklus air.
Pengendapan atau sublimasi juga merupakan salah satu bentuk kondensasi.
Pengendapan adalah pembentukan langsung es dari uap air, contohnya salju.
Cairan yang telah terkondensasi dari uap disebut kondensat. Sebuah alat yang
digunakan untuk mengkondensasi uap menjadi cairan disebut kondenser. Kondenser
umumnya adalah sebuah pendingin atau penukar panas yang digunakan untuk
berbagai tujuan, memiliki rancangan yang bervariasi, dan banyak ukurannya dari
yang dapat digenggam sampai yang sangat besar. Kondensasi uap menjadi cairan
adalah lawan dari penguapan (evaporasi) dan merupakan proses eksothermik
(melepas panas).

KONDENSOR

Kondensor adalah salah satu jenis mesin penukar kalor (heat exchanger) yang
berfungsi untuk mengkondensasikan fluida kerja. Secara umum, terdapat 2 jenis
kondensor yaitu :
I. Surface condenser
Prinsip kerja surface condenser Steam masuk ke dalam shell kondensor melalui
steam inlet connection pada bagian atas kondensor. Steam kemudian bersinggungan
dengan tube kondensor yang bertemperatur rendah sehingga temperatur steam turun
dan terkondensasi, menghasilkan kondensat yang terkumpul pada hotwell.
Temperatur rendah pada tube dijaga dengan cara mensirkulasikan air yang menyerap
kalor dari steam pada proses kondensasi. Kalor yang dimaksud disini disebut kalor
laten penguapan dan terkadang disebut juga kalor kondensasi (heat of condensation)
dalam lingkup bahasan kondensor. Kondensat yang terkumpul di hotwell kemudian
dipindahkan dari kondensor dengan menggunakan pompa kondensat ke exhaust
kondensat.
Ketika meninggalkan kondensor, hampir keseluruhan steam telah terkondensasi
kecuali bagian yang jenuh dari udara yang ada di dalam sistem. Udara yang ada di
dalam sistem secara umum timbul akibat adanya kebocoran pada perpipaan, shaft
seal, katup-katup, dan sebagainya.
Udara ini masuk ke dalam kondensor bersama dengan steam. Udara dijenuhkan oleh
uap air, kemudian melewati air cooling section dimana campuran antara uap dan
udara didinginkan untuk selanjutnya dibuang dari kondensor dengan menggunakan
air ejectors yang berfungsi untuk mempertahankan vacuum di kondensor.
Untuk menghilangkan udara yang terlarut dalm kondensat akibat adanya udara di
kondensor, dilakukan de-aeration. De-aeration dilakukan di kondensor dengan
memanaskan kondensat dengan steam agar udara yang terlalut pada kondensat akan
menguap. Udara kemudian ditarik ke air cooling section dengan memanfaatkan
tekanan rendah yang terjadi pada air cooling section. Air ejector kemudian akan
memindahkan udara dari sistem.

III. Horizontal condenser


Air pendingin masuk konddensor melalui bagian bawah, kemudian masuk ke dalam
pipa-pipa pendingin dan keluar pada bagian atas Sedangkan arus panas masuk lewat
bagian tengah kondenser dan keluar sebagai kondensat pada bagian bawah
kondensor.

b. Vertical condenser
Air pendingin masuk kondensor melalui bagian bawah, kemudian masuk ke
dalam pipa-pipa pendingin dan keluar pada bagian atas Sedangkan arus panas masuk
lewat bagian atas kondenser dan keluar sebagai kondensat pada bagian bawah
kondensor.
2. Direct-contact condenser
Direct-contact condenser mengkondensasikan steam dengan mencampurnya langsung
dengan air pendingin. Direct-contact atau open condenser digunakan pada beberapa
kasus khusus, seperti :
a. Geothermal powerplant
b. Powerplant yang menggunakan perbedaan temperatur di air laut (OTEC)
Salah satu alat yang digunakan prinsip Direct-contact condenser adalah Spray
Condenser. Pada spray condenser, pencampuran steam dengan air pendingin
dilakukan dengan jalan menyemprotkan air ke steam. Sehingga steam yang keluar
dari exhaust turbin pada bagian bawah bercampur dengan air pendingin pada bagian
tengah menghasilkan kondensat yang mendekati fase saturated.Kemudian
dipompakan kembali ke cooling Tower . Sebagian dari kondensat dikembalikan ke
boiler sebagai feedwater. Sisanya didinginkan, biasanya didalam dry- (closed-)
cooling tower . Air yang didinginkan pada Cooling tower disemprotkan ke exhaust
turbin dan proses berulang.
Kondensor pada PLTU/PLTGU
Kondensor merupakan alat penukar kalor (Heat Exchanger) yang berfungsi
mengkondensasikan uap bekas dari turbin menjadi titik-titik air (air kondensat) dan
air yang terkondensasi menjadi air ditampung pada Hotwell. Selanjutnya air tersebut
disirkulasikan kembali keboiler untuk diproses kembali menjadi uap .

Proses pada kondensor yang terjadi adalah proses perpindahan panas. Panas dari uap
bekas diteruskan ke massa Fluida pendingin melalui media pemisah yaitu permukaan
perpindahan panas yang dibuat dengan pipa-pipa dengan ketebalan yang tipis dalam
jumlah banyak untuk mencapai effektifitas transmisi sesuai persamaan :

Dimana :

Q = Jumlah panas yang harus dibuang ke kondensor (kJ/kg)

U = Koefisien perpindahan panas universal (kkal/jam)

A = Luas permukaan perpindahan panas (m2)

T = Temperatur uap masuk Kondensor (0C)

ti = Temperatur Air pendingin masuk Kondensor (0C)

to = Temperatur air pendingin keluar Kondensor (0C)

Masalah yang umum dan sering terjadi pada kondensor adalah Fouling, Fouling
memperbesar hambatan yang berarti menurunkan transmitasi. Bila transmitasi (U)
turun, maka beda temperatur antara uap dan air pendingin naik untuk sejumlah panas
(Q) yang harus dipindahkan, kenaikan suhu pada permukaan Kondensor akan berefek
kenaikan tekanan dalam Kondensor sebagai konsekwensinya.

Fouling disebabkan oleh lumpur atau binatang laut seperti tritip atau karang hijau
akan mempertinggi resistansi sehingga akan menurunkan kecepatan Transmitasi (U)
yang menghambat perpindahan panas dari Last Stage Steam Turbine ke air
pendingin, karena itu harus dihambat laju fouling terhadap pipa kondensor yang
dapat menurunkan performance kondensor.

Pada PLTU/PLTGU jenis kondensor yang banyak digunakan adalah berupa shell and
tube , dimana air laut mengalir didalam tube untuk mendinginkan uap bekas yang
berasal dari turbin, pada proses kondensasi ini mengakibatkan sisi uap kondensor
(termasuk hotwell) berada dalam kondisi vakum . Bila air pendingin berkurang maka
vakum akan turun dan pada kondisi ekstrim dapat mengakibatkan dearating dan bila
vakum terus turun akan mengakibatkan unit trip , karena itu air pendingin utama
merupakan unsur yang vital.

Material yang biasa dipakai pada tube di kondensor adalah Tembaga atau Titanium.
masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Material tembaga memiliki
perpindahan panas yang bagus dari titanium, tetapi untuk ketahan air laut material
tembaga sangat buruk sehingga harus sering dilakukan pembersihan di kondensor.
Material titanium tahan terhadap korosi yang disebabkan aliran air laut jadi
pemeliharaannya lebih mudah.

Fungsi Utama Kondensor

a. Merubah uap bekas dari turbin menjadi air embun.

b. Dengan vakum kondensor yang bagus, maka efisiensi turbin bagus.

c. Menampung dan mengontrol air kondensat.

d. Mengeluarkan udara atau gas yang tidak terkondensasi


Bagian Utama Kondensor

Kondensor secara umum terdiri dari shell, water box, tube plat, tube support,
hotwell dan sebagainya

1. Selongsong (shell)

Pipanya di roll pada pemegang pipa pada ujung-ujungnya. Untuk memungkinkan


pemuaian antara pipa air masuk dan selongsong, maka fleksibel diafragma dipasang
pada sisi masuk dan keluar dari selongsong. Diafragma ini berfungsi sebagai flange
yang menghubungkan selongsong, plat pemegang pipa dan water box. Expantion join
terbuat dari stainless steel yang terletak pada leher kondensor untuk memungkinkan
diferensial expantion.

2. Ruang air (water box)

Ruang-ruang air pada sisi masuk dan keluar terbuat dari baja karbon dan masing-
masing mempunyai lobang lalu orang. Dengan menggunakan air yang terpisah, maka
pencucian setengah kondensor dapat diakukan pada beban rendah.

3. Pipa dan pemegang pipa (tube plats dan tubes)

Pemegang pipa terbuat dari naval brass dan pipa nya dari aluminium brass.Pipanya di
roll ke pemegang pipa dan ditunjang dengan 6 buah penunjang pipa. Diafragma baja
yang fleksibel memungkinkan diferensial expantion (pemuaian antara pipa
aluminium brass dengan selongsong baja carbon). Pemasangan pemegang pipa pada
selongsong dengan baut pengunci. Susunannya sedemikian rupa sehingga
memungkinkan melepaskan water box tanpa mengganggu join dari selongsong dan
pemegang pipa. Perapat dari asbestos yang telah di celupkan (impregnated) pada
compound dari red lead, white lead dan linseed oil digunakan pada join di atas.
Perapat karet digunakan antara pemegang pipa dan ruang air.Kegunaan diafragma
selongsong baja yang fleksibel selain untuk menghilangkan pemuaian juga digunakan
sebagai penunjang (support) pemegang pipa dan ruang air.
4. Ruang kondensat (hotwell)

Ruang kondensat dilaskan pada sisi selongsong yang menampung semua kondensat
dan dilengkapi dengan gelas penduga dan lubang lalu orang.

Alat Bantu Kondensor

Pada kondensor diperlukan alat-alat pendukung untuk pengoperasiannya , agar kerja


kondensor bisa maksimal dan menaikkan efesiensi siklus PLTU. Adapun alat-alat
pendukung tersebut adalah :

1. Starting Air Ejektor

Alat digunakan untuk menyedot dan membuang udara dari sistem air pendingin
utama agar air pendingin dapat mengisi seluruh permukaan kondensor sehingga
proses pendinginan efektif. Saluran pembungan udara sisi air pendingin terletak pada
bagian atas water box sisi inlet dan sisi outlet condensor.

2. Main Air Ejektor

Alat digunakan setelah Starting Air Ejektor beroperasi . Main Air Ejektor berfungsi
membuat vacum pada sisi uap, sampai vacum kondensor normal sekitar 650 mmHg.

3. Ball Cleaning System (Tapproge Ball System)

Sistem pembersihan berfungsi untuk membersihkan pipa-pipa (tubes) pendingin


kondensor dari kotoran seperti lumpur dan kotoran halus dengan cara menginjeksikan
bola karet (Tapproge Ball) kedalam pipa-pipa pendingin kondensor secara terus
menerus proses ini dilakukan oleh pompa sirkulasi (Circulation Pump) dengan cara
memompakan bola tapproge pada sisi masuk air pendingin dan mengambil kembali
bola pada sisi keluar air pendingin untuk selanjutnya disirkulasikan kembali pada
kondensor.
IV. Jenis Effect pada Evaporator

a. Single-effect evaporator

Pada proses ini solution dipanaskan menggunakan steam sehingga keluar berupa
concentrated product dalam satu single batch evaporator. Sedangkan vapor yang
keluar langsung didinginkan menggunakan condenser .(geankoplis 3rd edition hal
493)

Gambar single-effect evaporator

b. Forward feed multiple effect evaporator

Single effect evaporator lebih membuang energy bila panas latent dari vapor tidak
dimanfaatkan terlebih dahulu. Pada multiple effect evaporator, vapor yang keluar
pada evaporator pertama dimanfaatkan sebagai pemanas pada evaporator kedua dan
selanjutnya. Oleh karena itu energy bisa lebih dihemat dan nilai steam economy ikut
meningkat pula. ( geankoplis 3rd edition hal 494)

Akan tetapi, naiknya nilai steam economi dari multiple effect evaporator memiliki
kelemahan pada nilai investasi awal pada peralatan yang cenderung lebih mahal.

Forward feed system adalah fresh feed yang ditambahkan pada effect pertama dan
mengalir dengan arah yang sama dengan aliran vapor. Metode operasi seperti ini
digunakan ketika feed panas atau ketika produk akhir (concentrated product) akan
berbahaya pada temperature tinggi. Boiling temperature dari satu effect ke effect
yang lain tentu saja mengalami penurunan.

c. Backward-feed multiple-effect evaporator

Berkebalikan dengan Forward Feed Multiple Effect Evaporator, feed masuk pada
pada effect terakhir dan produk akhir (concentrated product ) keluar melalui effect
pertama. Metode seperti ini dipergunakan ketika feed bersifat dingin dan harus
dipanaskan pada temperature yang lebih tinggi. Liquid pump digunakan pada
masing-masing effect karena flow mengalir pada kondisi low to high pressure.
Metode seperti ini juga digunakan bila concentrated product sangat viscous.
Temperature yang tinggi pada effect pertama menurunkan viskositasnya dan
memberikan heat transfer yang bagus.
d. Parallel-feed multiple-effect evaporator

V. Jenis Feed dan Material

a. Fruit Juices

Fruit juice merupakan larutan yang sensitive terhadap panas. Viscositasnya


meningkat sebanding dengan konsentrasi. Suspensi material pada fruit juices
menyebabakan adanya penyumbatan saat terjadi overheating.

Oleh karena itu material ini bersifat sensitif terhadap panas, sehingga dibutuhkan
operating temperature yang rendah. Sejauh ini, konsentrasi fruit juices plant
menggunakan single evaporation dan bukan multiple evaporation. Akan tetapi untuk
mencegah overheating, maka digunakan vacuum operating pressure.
vacuum evaporator

b. Sugar Solutions

Sugar (sucrose) banyak diproduksi dari sugar cane dan sugar beet. Pada proses
pembuatan gula, digunakan high temperature pada periode yang relatif lama sebagai
proses karamelisasinya. Umumnya digunakan short-tube evaporators dengan tipe
natural circulation.

Feed lebih dulu dipanaskan menggunakan exhaust steam dan kemudian memasuki
six-effect -forward-feed evaporator system. Effect pertama beroperasi pada tekanan
sekitar 207 kPa (30 psia) pada 121.1 C sedangkan last effect di bawah vacuum antara
24 kPa (63.9 C saturation).
Natural circulation evaporator

c. Paper-Pulp Waste Liquors

Pada pembuatan paper pulp pada sulfate process, wood chip diproses dan
menghasilkan hasil samping black liquor setelah proses pencucian. Larutan ini
mengandung sodium carbonate dan organic sulfide compounds. Larutan ini
dipekatkan menggunakan evaporation six-effect system.

VI.Alat Pendukung di sekitar Evaporator

a. Evaporation Using Vapor Recompression

1. Mechanical Vapor Recompression Evaporator

Feed dingin mengalami pemanasan awal dengan dilakukan pertukaran panas


antara hot outlet liquid product dan kemudian mengalir pada unit. Vapor keluaran
evaporator tidak langsung dialirkan menuju kondenser tetapi dialirkan menuju
kompresor. Dari keluaran kompresor, vapor diumpankan menuju heat exchanger atau
steam chest. Compressed vapor terkondensasi pada temperature yang lebih tinggi
daripada boiling point dari hot liquid di dalam effect. Sehingga vapor digenerasikan
lagi dan menyerupai siklus.
Kadangkala perlu untuk menambahkan sedikit make up steam pada vapor line
sebelum kompresor. Vapor recompression units umumnya dioperasikan pada
perbedaan temperature yang rendah antara 5-10 C. Sejauh ini, heat transfer area yang
luas dibutuhkan. Unit seperti ini biasanya membutuhkan capital cost lebih tinggi
daripada multiple-effect karena besarnya area dan biaya compressor relatif mahal.

2. Thermal Vapor Recompression Evaporator

Steam jet ejector digunakan untuk memberi tekanan pada uap. Salah satu
kelemahannya adalah steam jet ejector yang efisiensinya rendah. Steam jet ejector
lebih murah dan lebih awet dibandingkan mechanical compressor dan bisa lebih
cocok dipakai untuk vapor yang banyak.

Steam Ject Ejector


b. Alat Bantu Evaporator

1. Kondensor

Uap yang dikeluarkan dari evaporator harus diembunkan dan dikeluarkan sebagai air.
Hal ini terjadi bila operasi berlangsung pada tekanan dibawah atmosfir (vakum).
Pengembunan dapat dilakukan dalam kondenser kontak dimana uap bertemu langsung
dengan air pendingin atau kondenser permukaan dimana uap dan air pendingin
dipisahkan oleh dinding logam.

Gambar 3. Kondensor

2. Heat Excanger (HE)

Penukar panas atau dalam industry populer dengan istilah heat exchanger (HE),
adalah suatu alat yang memungkinkan perpindahan panas dan bisa berfungsi sebagai
pemanas maupun sebagai pendingin. Biasanya, medium pemanas dipakai super heated
steam dan air biasa sebagai air pendingin (cooling water). Penukar panas dirancang
sebisa mungkin agar perpindahan panas antar fluida dapat berlangsung secara efisien.
Pertukaran panas terjadi karena adanya kontak, baik antara fluida terdapat dinding yang
memisahkannya maupun keduanya bercampur langsung begitu saja.

Gambar 4 Heat Excanger (HE)


3. Pompa

Pompa adalah suatu mesin yang menambahkan energi ke cairan dengan tujuan untuk
meningkatkan tekanannya atau memindahkan cairan tersebut melalui pipa. Pompa
digunakan untuk memasukan bahan baku (feed) ataupun mengalirkan condensate dan
destilat dari evaporator.

Secara garis besar, pompa dapat dibagi menjadi 2 jenis yaitu :

- Pompa sentrifugal dan

- Pompa positive displacement.

Gambar 5. Penampang Pompa

4. Pembuat Vakum

Untuk mendapat tekanan rendah dapat digunakan peralatan seperti: Pompa hisap,
ejector. Cirri utama pompa ejector adalah ekspansi fluida melalui suatu nozel (discharge)
berhubungan dengan ruang yang dibuat hampa. Kecepatan fluida yang melalui nosel
diimbangi dengan penurunan tekanan. Bila tekanan ini lebih rendah dari ruangan yang
berhubungan, fluida yang berada diruangan dihisap ejector. Ejector umumnya
dioperasikan dengan steam.

Anda mungkin juga menyukai