PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
I. KONSEP TEORI
A. Pengertian
Uretro Sistitis adalah inflamasi kandung kemih yang paling sering
disebabkan oleh menyebarnya infeksi dari uretra. (Brunner & Suddarth,
2002)
Uretro Sistitis adalah inflamasi kandung kemih yang disebabkan oleh
penyebaran infeksi dari uretra. (Nursalam & Fransisca, 2011)
B. Klasifikasi
Menurut (Basuki, 2008 dan Brunner & Suddart, 2011) sistitis dapat dibagi
menjadi dua bagian yaitu;
1. Sistitis akut atau sistitis tipe infeksi adalah inflamasi akut pada mukosa
buli-buli yang sering disebabkan oleh infeksi oleh bakteri.
Mikroorganisme penyebab infeksi ini terutama adalah E. Coli, c. Bisa
juga disebabkan oleh virus, jamur dan parasit.
2. Sistitis interstitial (inflamasi kronik kandung kemih) atau sistitis tipe
non infeksi adalah bukan disebabkan oleh bakteri dan tidak berespon
C. Etiologi
Pada umumnya disebabkan oleh basil gram negatif Escheriachia Coli
yang dapat menyebabkan kira-kira 90% infeksi akut pada penderita tanpa
kelainanurologis atau kalkuli. Batang gram negatif lainnya termasuk
proteus, klebsiella, enterobakter, serratea, dan pseudomonas bertanggung
jawab atas sebagian kecil infeksitanpa komplikasi. Organisme-organisme
ini dapat dapat menjadi bertambah penting pada infeksi-infeksi rekuren
dan infeksi-infeksi yang berhubungan langsung dengan manipulsi
urologis, kalkuli atau obstruksi.
Pada wanita biasanya karena bakteri-bakteri daerah vagina kearah
uretra atau dari meatus terus naik ke kandumg kemih dan mungkin pula
karena renal infeksi tetapi yang tersering disebabkan karena infeksi E.coli.
Pada pria biasanya sebagai akibat dari infeksi diginjal, prostat, atau oleh
karena adanya urine sisa (misalnya karena hipertropi prostat, striktura
uretra, neurogenik bladder) atau karena infeksi dari usus.
D. Patofisiologi
Sistitis merupakan infeksi saluran kemih bagian bawah yang secara
umum disebabkan oleh bakteri gram negatif yaitu Escheriachia Coli
peradangan timbul dengan penjalaran secara hematogen ataupun akibat
obstruksi saluran kemih bagian bawah, baik akut maupun kronik dapat
bilateral maupun unilateral.
1. Masuknya mikroorganisme ke dalam saluran kemih dapat melalui:
Penyebaran endogen yaitu kontak langsung dari tempat terdekat
saluran kemih yang terinfeksi.
2. Hematogen yaitu penyebaran mikroorganisme patogen yang masuk
melalui darah yang terdapat kuman penyebab infeksi saluran kemih
yang masuk melalui darah dari suplay jantung ke ginjal.
F. Pemeriksaan Penunjang
Pada kasus infeksi kandung kemih pemeriksaan yang biasa dilakukan
berdasarkan literatur yang ada adalah :
1. Pemeriksaan urine lengkap
2. Pemeriksaan USG abdomen
3. Pemeriksaan photo BNO dan BNO IPV
G. Komplikasi
1. Pembentukan Abses ginjal atau perirenal.
2. Gagal ginjal.
H. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan untuk membantu pengobatan pada klien dengan
cystitis dilakukan dengan bantuan medis berupa terapi farmakologi dan
juga penatalaksanaan keperawatan, berikut ini penatalaksanaannya :
1. Farmakoterapi
Penanganan sistitis yang ideal adalah agens antibacterial yang secara
efektif menghilangkan bakteri dari traktus urinarius dengan efek
minimal terhadap flora fektal dan vagina.
Pada uncomplicated sistitis cukup diberikan terapi dengan
antimikroba dosis tunggal atau jangka pendek (1-3 hari). Tetapi jika hal
ini tidak memungkinkan, dipilih antimikroba yang masih cukup
sensitive terhadap kuman E. Coli, antara lain : nitrofurantoin,
trimetroprim sulfametoksazol atau ampisilin.
Beberapa jenis pengobatan yang pernah dicoba dilakukan pada
penderita sistitis interstisialis :
a. Dilatasi (pelebaran) kandung kemih dengan tekanan hidrostatik
(tenaga air).
B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut yang berhubungan dengan proses penyakit.
2. Perubahan pola eliminasi urine (disuria, dorongan, frekuensi, dan atau
nokturia) yang berhubungan dengan Inflamasi pada kandung kemih.
3. Resiko infeksi berhubungan dengan proses penyakit kronis.
4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
mual muntah.
D. Implementasi Keperawatan
Pada tahap ini untuk melaksanakan intervensi dan aktivitas-aktivitas
yang telah dicatat dalam rencana perawatan klien. Agar implementasi /
pelakasanaan ini dapat tepat waktu dan efektif maka perlu
mengidentifikasi prioritas perawtan, memantau dan mencatat respon
pasien terhadap setiap intervensi yang dilaksanakan serta
mendokumentasikan pelaksanaan perawatan.
E. Evaluasi Keperawatan
Pada tahap ini yang perlu dievaluasi pada klien dengan Sistitis adalah,
mengacu pada tujuan yang hendak dicapai yakni apakah terdapat :
1. Nyeri yang berkurang.
2. Kebutuhan akan rasa nyaman terpenuhi.
3. Pola berkemih berubah, berkemih sering dan sedkikit-sedikit,
perasaaan ingin berkemih, menetes setelah berkemih.
4. Kultur urine menunjukan tidak ada bakteri.
5. Perubahan warna urine.
6. Mengerti tentang kondisi ,pemeriksaan dignostik, rencana
pengobatan, tindakan perawatan diri preventif.
B. Saran