Anda di halaman 1dari 19

Bed Side Teaching

Selasa / 30 Desember 2014

F. 31.6. Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini


Campuran

Oleh : Nidia Purwadianti 0910311015/ P.1506


Kurnia Maidarmi 1010312003/ P.1511

Pembimbing : dr. Shinta Brisma, Sp.KJ

BAGIAN PSIKIATRI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS
RSUP M. DJAMIL – RSJ HB SAANIN
PADANG
2014

0
Seorang pasien perempuan berusia 19 tahun, datang ke IGD RSJ Prof. HB
Sa’anin, Padang pada tanggal 25 Desember 2014 diantarkan oleh keluarganya
dengan keluhan utama pasien gelisah, emosi labil, kurang tidur dan marah-marah
tanpa sebab sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit.

I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Nn. DA
Jenis Kelamin : Perempuan
MR : 008968
Umur : 19 tahun
Status Perkawinan : Belum menikah
Agama : Islam
Pekerjaan / Pendidikan : Tidak bekerja
Warga Negara : Indonesia
Suku Bangsa : Minangkabau
Alamat : Sijunjung

II. RIWAYAT PSIKIATRI


Data diperoleh dari:
 Autoanamnesis pada tanggal 30 Desember 2014
 Alloanamnesis pada tanggal 30 Desember 2014 dengan
Nama / umur : Adnan Jama’an / 54 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat / telepon : Sijunjung / 085264645388
Pekerjaan : Pensiunan kepolisian kehutanan
Hubungan : Ayah kandung

A. Keluhan Utama Dirawat


Pasien gelisah, emosi labil, kurang tidur dan marah-marah tanpa sebab
sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit. Ini merupakan sakit yang kelima kalinya
dan dirawat untuk yang kelima kalinya.

B. Riwayat Perjalanan Penyakit

1
1. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien gelisah, emosi labil, kurang tidur dan marah-marah tanpa sebab
sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit. Pasien menjadi lebih banyak bicara dan
tidak bisa tenang. Pasien sendiri juga meminta untuk dirawat karena ingin
bertemu teman-teman di RSJ Prof HB Sa’anin. Terkadang pasien menangis tanpa
penyebab yang jelas. Ini merupakan sakit yang kelima kalinya dan dirawat untuk
yang kelima kalinya.

2. Riwayat Penyakit Dahulu


a. Riwayat Gangguan Psikiatri
Bulan Maret tahun 2013
Pasien gelisah, marah-marah tanpa sebab dan berbicara kotor. Keluarga
mengatakan saat duduk di bangku kelas 2 SMA pasien awalnya mengalami
kesurupan. Sejak saat itu pasien mulai mengalami perubahan perilaku. Pasien
menjadi lebih banyak bicara dan kadang berbicara sendiri.
Pasien dibawa oleh keluarga untuk dirawat di RSJ Prof HB Sa’anin namun
pulang paksa sebelum dinyatakan pulih oleh dokter dikarenakan keluarga ingin
mencoba pengobatan alternatif di luar. Pasien masih kembali bersekolah.

Bulan Juli tahun 2013


Emosi masih labil, marah-marah tanpa sebab yang jelas dan sering
menangis. Pasien kembali dirawat di RSJ Prof HB Sa’anin, pengobatan tidak
selesai. Pasien dibawa pulang paksa oleh keluarga karena ingin berkumpul di hari
Lebaran.

Bulan Oktober tahun 2013


Pasien masih sering marah-marah terutama jika keinginan tidak terpenuhi,
emosi labil, memukul anggota keluarga. Keluarga membawa pasien ke RSJ Prof
HB Sa’anin, dirawat selama 2 hari, pasien pulang paksa karena keluarga ingin
membawa lagi ke pengobatan alternatif. Pasien mulai merasa ilmu dukun
terakumulasi di dirinya.

2
Bulan November tahun 2014
Pasien gelisah, marah-marah jika keinginan tidak terpenuhi, memecahkan
peralatan rumah tangga. Dibawa ke RSJ Prof HB Sa’anin oleh keluarga dan
dirawat selama 37 hari. Pasien pulang dalam keadaan tenang dan mendapat 3
macam obat Risperidon, Diazepam (obat yang terakhir lupa). Pasien kontrol
teratur ke poliklinik umum satu kali dalam 15 hari.

b. Riwayat Gangguan Medis


Pasien tidak ada riwayat penyakit medis, bedah, trauma yang memerlukan
perawatan, trauma kepala, penyakit neurologis, tumor, kejang, gangguan
kesadaran, HIV dll.

c. Riwayat Penggunaan Alkohol dan Zat Adiktif Lain


Pasien tidak ada riwayat pemakaian alkohol dan zat adiktif lain.

C. Riwayat Kehidupan Pribadi


1. Masa prenatal dan perinatal
Kehamilan direncanakan, lahir normal, tidak ada cidera lahir, ditolong
bidan, berat badan cukup dan menangis spontan. Kesehatan ibu selama
kehamilan cukup baik.
2. Masa kanak awal (0-3 tahun)
Anak tumbuh dan berkembang sesuai dengan anak seusianya.
3. Masa kanak pertengahan (3-11 tahun)
Anak tumbuh dan berkembang sesuai dengan anak seusianya prestasi di
sekolah baik, masa studi pasien di SD 6 tahun.
4. Masa kanak akhir dan remaja
Anak tumbuh dan berkembang sesuai dengan anak seusianya prestasi
disekolah baik, masa studi pasien di SMP selama tiga tahun.
5. Masa dewasa
a) Riwayat pendidikan
Pendidikan terakhir pasien adalah SMA, tidak melanjutkan pendidikan ke
perguruan tinggi karena sakit.
b) Riwayat pekerjaan

3
Pasien belum bekerja.
c) Riwayat perkawinan
Pasien belum menikah.
d) Riwayat agama
Pasien beragama islam dan shalat lima waktu dalam sehari.
e) Riwayat psikoseksual
Pasien tidak pernah mengalami pelecehan maupun kekerasan seksual.
Pasien tidak memiliki deviasi seksual.
f) Aktivitas sosial
Hubungan dengan teman sebaya sejenis dan lawan jenis dilakukan cukup
baik. Pasien sebelum sakit merupakan siswa yang aktif mengikuti banyak
kegiatan seperti palang merah remaja dan bermain musik (band).
g) Riwayat pelanggaran hukum
Pasien tidak memiliki riwayat pelanggaran hukum.

E. Riwayat Keluarga
♂ ♀

º♀ •♀ ♂

Keterangan :
• = Pasien
º = Sakit seperti pasien
= Tinggal serumah dengan pasien

F. Situasi Kehidupan Sekarang


Pasien tinggal bersama ayah, ibu dan adik laki-lakinya. Uang belanja pasien
didapatkan dari kedua orang tua. Hubungan pasien dengan keluarga mulai
kurang harmonis sejak pasien sakit, ayah dan ibu terkadang
mempermasalahkan tentang tanggung jawab mengasuh kedua anaknya.

4
G. Persepsi Dan Harapan Keluarga

Keluarga berharap pasien pulih kembali dan segera pulang.

H. Persepsi Dan Harapan Pasien

Pasien tidak merasa ada gangguan jiwa dan hanya menderita dakit fisik yaitu
demam. Pasien berharap segera pulang dan membantu ibunya di rumah.
I. Grafik Perjalanan Penyakit

Gelisah, marah- marah-marah,


marah tanpa emosi labil, Gelisah, marah-
sebab, memukul marah, merusak alat
berbicara kotor keluarga rumah tangga

Maret Juli Okt Nov


2013 2013 2013 2014

Sekarang
Labil, marah-
marah tanpa sebab Gelisah, emosi labil,
yang jelas dan kurang tidur, marah-
sering menangis marah, merasa
dikendalikan.

III. STATUS MENTAL


Autoanamnesa tanggal 30 Desember 2014
Pertanyaan Jawaban Interprestasi
Assalamualaikum Dian. Waalaikumsalam.. komposmentis
Perkenalkan.. kami dokter muda Ooh iya, iya… kooperatif
di bagian jiwa.. saya Nidia, dan
ini Nia, juga ada dr. Shinta dokter
spesiallis jiwa.
Kami mau melakukan Iya bersedia. Kontak psikis
wawancara agar tahu dapat dilakukan
perkembangan penyakit Dian
sekarang,apa Dian bersedia?

5
Nama lengkapnya siapa? Berapa Dian Agrimesa. Sembilan belas
umurnya sekarang? tahun.
Dian tahu sekarang ini tahun Tahun 2014. Bulan 12. Tanggal.. Orientasi waktu
berapa? Bulan apa? Tanggal 30. baik
berapa?
Oke. Dian tahu sekarang sedang Tahu, ini di rumah sakit jiwa Orientasi tempat
berada dimana? Gadut, baik

Iya benar, kenapa Dian bisa ada Dian ga sakit. Dian dibawa kesini Discriminative
disini? Dian ceritakan ya.. karna Dian yang minta ke papa insight
soalnya Dian mau pamit sama terganggu
teman-teman disini sebelum Dian
menikah. Trus juga Dian rindu
dengan teman-teman disini.
Sekarang udah disini, gimana Dian mau pulang. Dian kangen Emosi labil
perasaan Dian sekarang? sama mama, adek Dian. (sambil
menangis)
Jangan nangis, tenangkan diri (mengikuti perintah)
Dian ya. Tarik nafas dalam..
Buang…
Dian tadi bilang mau menikah Iya, undangan udah dibuat, tenda Waham
ya? Kapan menikahnya? udah ada, tinggal ijab kabulnya erotomanik (+)
aja. Tanggalnya dirahasiain sama
mama, katanya surprise untuk
Dian.
Menikahnya dengan siapa? Mas Putu namanya, masih
keluarga juga. Dian udah
dijodohin dari kecil.
Terus kenapa Dian masih sedih? Sedih karena kebesaran Tuhan
Kenapa menangis? yang diberikan untuk Dian.
Kebahagiaan Dian sempurna
rasanya. Dian menangis bahagia.
Dian masih sekolah? Dian udah tamat SMA.
Waktu SD atau SMP dulu Lancar-lancar aja. SD enam Konfabulasi (+)
gimana? Lancar? tahun, SMP tiga tahun. Tapi pas

6
SD Dian pernah sakit kepala,
terus berobat rawat jalan, rutin
minum obat sama cuci darah, di
rumah sakit Batusangkar.
Gimana cara cuci darahnya itu? Ga ingat lagi, udah lama.
Kalo masa SMA Dian gimana? SMA Dian kesurupan pas kelas 2.
Apa yang terjadi? Dian biasanya kan pendiam,
waktu itu jadi sering ngomong-
ngomong, ngoceh terus dan
pengen main keluar terus. Tapi
Dian ga ngerasa kesurupan. Dian
ingat semua kejadian.
Waktu kesurupan, apa yang Dian Ga ada. Halusinasi
lihat? Atau pas masuk kesini visual (-)
kemaren, apa yang Dian lihat,
ngelihat seperti bayangan-
bayangan?
Atau yang Dian dengar? Engga juga. Halusinasi
akustik (-)
Atau bau-bau menyengat? Halusinasi
olfaktorik (-)
Atau merasa dipegang tapi tidak Halusinasi taktil
kelihatan siapa yang memegang? (-)
Dian merasakan apa waktu Dian merasa ada yang Delusion of
kesurupan? mengendalikan diri dan pikiran control (+)
Siapa yang mengendalikan? Dian. Gatau siapa.
Apalagi yang Dian rasakan? Ada Dian bisa baca pikiran orang.
ga perasaan Dian bisa membaca Pikiran teman-teman, sahabat,
pikiran orang? Atau orang yang papa, mama.
membaca pikiran Dian? Terus Dian bisa ngobatin orang.
Contohnya Dian pijit, Dian
terapi, ajak ngomong, Dian doa-
doain pake ayat Al-Quran.
Sembuh teman yang Dian Sembuh.

7
obtain? Waham
Berarti Dian orang hebat ya? Engga, semua karena Tuhan. kebesaran (-)
Iya, Dian ada riwayat penyakit Asam lambung kronis, sakit Delusion of
yang lain? Pernah jatuh trus kena kepala. Kemaren jatuh karena influence (+)
kepala? kecelakaan motor, kata orang
Dian koma. Berobat di kampung
sama dukun katanya rohnya udah
pergi jadinya Dian menung-
menung trus dimasukin papa
kesini. Mama itu suka ke dukun,
gonta-ganti dukun makanya ilmu
dukun-dukun itu ditransfer ke
Dian makanya bisa nyembuhin
orang. Ilmu semua dukun itu
berkumpul ke tubuh Dian.
Dian pernah ga jalan-jalan Engga pernah. Vagabondage
sendiri tapi ga sadar ternyata (-)
udah sampai ke daerah lain?
Kalo membakar-bakar? Kemaren ada pas bakar sampah, Piromani (-)
trus Dian bakar sapu lidinya
sekalian.
Kenapa dibakar? Terus Dian Ya untuk membakar dosa dukun-
senang setelah membakar? dukun itu. Baru sekali itu Dian
bakar.
Sekarang gimana perasaan Dian? Senang. Dian ngerasa sehat, ga
sakit.
Apa rencana Dian setelah keluar Pengen bantu-bantu mama, Abulia (-)
dari sini? bersihini rumah, nyuci, ngepel.
Latihan band, latihan karate,
latihan basket, main raket, main
tenis. Dian mau kuliah juga di
Malang, sama suami Dian.
Sekian wawancaranya, minum Iya ka, Dian rajin minum obat.
obat yang patuh ya biar cepat

8
pulih trus cepat pulang ke rumah.
Terima kasih Dian. Makasih ka.

Berdasarkan pemeriksaan tanggal 30 Desember 2014

I. Keadaan Umum

a. Kesadaran / Sensorium : komposmentis / baik


b. Sikap : kooperatif
c. Tingkah laku motorik : aktif
d. Ekspresi fasial : kaya
e. Verbalisasi dan cara berbicara : dapat berbicara, lancar, jelas,
f. Kontak psikik : dapat dilakukan, kurang wajar, lama
g. Perhatian : tidak mudah dialihkan
h. Inisiatif : ada
i. Tulisan dan gambar : terlampir

II. Keadaan Spesifik

A. Keadaan Alam Perasaan

1. Keadaan afektif : hipertim

2. Hidup emosi : a. stabilitas : labil


b. pengendalian : kurang
c. echt – unecht : echt
d. einfuhlung ( invoelaarhaid ) : inadekuat
e. dalam dangkal : dalam
f. skala differensiasi : luas
g. arus emosi ( lambat cepat ) : cepat

B. Keadaan dan fungsi intelek.


a. daya ingat ( amnesia ) : tidak ada
b. daya konsentrasi : tidak mudah dialihkan

9
c. orientasi ( waktu, tempat, personal, situasi ) : baik
d. luas pengetahuan umum : sesuai dengan tingkat
pendidikan
e. discriminative insight : terganggu
f. dugaan taraf intelegensia : rata-rata normal
g. discriminative judgment : terganggu
h. kemunduran intelek : tidak ditemukan

C.Kelainan sensasi dan persepsi


a. ilusi : tidak ada
b. halusinasi - akustik : tidak ada
- visual : tidak ada
- olfatorik : tidak ada
- taktil : tidak ada

D. Keadaan proses berfikir

1. Kecepatan proses berfikir ( psikomobilitas ) : cepat

2. Mutu proses berfikir


a. Jelas dan tajam : jelas dan tajam
b. Sirkumstansial : tidak ada
c. Inkoherrent : tidak ada
d. Terhalang ( Sperrung ) : tidak ada
e. Terhambat ( hemmung ) : tidak ada
f. Meloncat-loncat ( flight of ideas ) : tidak ada
g. Verbigerasi Persevarative ( Persevaratich ): tidak ada

3. Isi pikiran

a. Pola sentral dalam fikirannya : tidak ada


b. Fobia : tidak ada
c. Obsesi : tidak ada

10
d. Delusi : ada, delusion of control dan delusion of
influence
e. Kecurigaan : tidak ada
f. Konfabulasi : ada
g. Rasa permusuhan / dendam : tidak ada
h. Perasaan Inferior : tidak ada
i. Banyak / sedikit : banyak
j. Perasaan berdosa : tidak ada
k. Hipokhondria : tidak ada
l. Lain-lain : tidak ada

E. Kelainan dorongan instinktual dan perbuatan

a. Abulia : tidak ada


b. Stupor : tidak ada
c. Raptus / impulsivitas : tidak ada
d. Kegaduhan umum / excitement state : tidak ada, dulu ada
e. Deviasi seksual : tidak ada
f. Ekhopraksia : tidak ada
g. Vagabondage : tidak ada
h. Piromani : tidak ada
i. Mannerisme : tidak ada
j. Lain-lain : tidak ada

F. Anxietas yang terlihat secara overt : tidak ada,


G. Hubungan dengan realitas : terganggu, dalam hal pemikiran,
perasaan, dan perilaku.

IV. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUT


A. Status Internus
 Keadaan Umum : baik
 Kesadaran : komposmentif
 Tekanan Darah : 110/80 mmHg
 Nadi : teraba kuat, teratur, frekuensi 84 x/menit

11
 Nafas : abdominotorakal, frekuensi 18x/menit
 Suhu : afebris
 Tinggi Badan : 163 cm
 Berat Badan : 52 kg
 Status Gizi : baik
 Sistem Kardiovaskuler :
Inspeksi : Ictus tidak terlihat
Palpasi : Ictus teraba 1 jari medial LMCS RIC V
Perkusi : Batas jantung: atas : RIC II , kanan : linea
sternalis dekstra, kiri : 1 jari medial
LMCS RIC V
Auskultasi : Irama teratur, frekuensi 84x/menit, bising
(-)
 Sistem Respiratorik :
Inspeksi :Simetris kiri = kanan, statis sama dengan
dinamis
Palpasi : Fremitus kiri = kanan
Perkusi : Sonor kiri dan kanan
Auskultasi : Vesikuler, ronkhi (-/-), wheezing (-/-)

 Kelainan Khusus : tidak ada

B. Status Neurologis

* GCS : 15 (E5M6V4)
* Tanda Rangsang Meningeal : kaku kuduk tidak ada
* Tanda-tanda efek samping ekstrapiramidal:
- Tremor tangan : tidak ada
- Akatisia : tidak ada
- Bradikinesia : tidak ada
- Cara berjalan : normogait
- Keseimbangan : tidak terganggu
- Rigiditas : tidak ada

* Motorik : 555 555 , eutrofi, eutonus

12
555 555
* Sensorik : eksteroseptif dan propioseptif baik

* Refleks : fisiologis ++/++


patologis -/-

V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA


Telah diperiksa Nn DA, 19 tahun, tidak bekerja, islam, suku Minangkabau,
dan belum menikah. Berdasarkan informasi dari keluarga pasien gelisah, emosi
labil, kurang tidur dan marah-marah tanpa sebab sejak 3 hari sebelum masuk
rumah sakit. Pasien menjadi lebih banyak bicara dan tidak bisa tenang. Ini
merupakan sakit yang kelima kalinya dan dirawat untuk yang kelima kalinya.
Sebelumnya pada bulan Maret 2013 pasien gelisah, marah-marah tanpa
sebab dan berbicara kotor. Keluarga mengatakan awalnya mengalami kesurupan.
Sejak saat itu pasien mulai mengalami perubahan perilaku menjadi lebih banyak
bicara dan kadang berbicara sendiri. Terkadang pasien menangis tanpa penyebab
yang jelas. Pasien dirawat di RSJ Prof HB Sa’anin namun pulang paksa
dikarenakan keluarga ingin mencoba pengobatan alternatif di luar. Pada bulan Juli
tahun 2013 emosi masih labil, marah-marah tanpa sebab yang jelas dan sering
menangis. Pasien kembali dirawat di RSJ Prof HB Sa’anin, pengobatan tidak
selesai. Pada bulan Oktober tahun 2013 pasien masih sering marah-marah
terutama jika keinginan tidak terpenuhi, emosi labil, memukul anggota keluarga.
Keluarga membawa pasien ke RSJ Prof HB Sa’anin, dirawat selama 2 hari, pasien
pulang paksa karena keluarga ingin membawa lagi ke pengobatan alternatif. Bulan
November tahun 2014 pasien gelisah, marah-marah jika keinginan tidak
terpenuhi, memecahkan peralatan rumah tangga. Dibawa ke RSJ Prof HB Sa’anin
oleh keluarga dan dirawat selama 37 hari. Pasien pulang dalam keadaan tenang
dan mendapat 3 macam obat Risperidon, Diazepam (obat yang terakhir lupa).
Pasien kontrol teratur ke poliklinik umum.
Tidak ditemukan riwayat premorbid. Pasien sebelum sakit merupakan
siswa yang aktif mengikuti banyak kegiatan. Tidak terdapat trauma kepala,
riwayat kejang dan lain-lainnya yang secara klinis bermakna.
Selama wawancara pasien duduk dengan tenang dan sikap pasien cukup
kooperatif, pasien melakukan kontak mata. Ditemukan kelainan persepsi berupa

13
waham erotomanik, delusion of control dan delusion of influence. Ditemukan afek
hipertim, discriminative insight dan discriminative judgement terganggu dan
konfabulasi.

VI. FORMULASI DIAGNOSIS

Berdasarkan anamnesis, riwayat perjalanan penyakit dan pemeriksaan,


pada pasien ini ditemukan adanya perubahan pola perilaku dan perasaan yang
secara klinis bermakna dan hendya (disability) dalam fungsi sosial degan
demikian berdasarkan PPDGJ III dapat disimpulkan bahwa pasien mengalami
suatu gangguan jiwa.
Berdasarkan anamnesis riwayat penyakit medis, pasien tidak pernah
mengalami trauma kepala dan penyakit lainnya yang secara fisiologis dapat
menimbulkan disfungsi otak sebelum menunjukkan gangguan jiwa. Oleh karena
itu, gangguan mental organik dapat disingkirkan (F00-09).
Pada pasien tidak ditemukan riwayat pemakaian NAPZA sehingga
diagnosis gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zat psikoaktif dapat
disingkirkan (F10-19).
Pada pasien ditemukan adanya waham sehingga diagnosis skizofrenia,
gangguan skizotipal, dan gangguan waham dapat ditegakkan (F20-29).
Pada pasien ditemukan adanya gejala manik ataupun depresi sehingga
diagnosis gangguan suasana perasaan (mood/afektif) dapat ditegakkan (F30-39).
Pada pasien ditemukan adanya gejala waham erotomanik, delusion of
control dan delusion of influence yang bukan merupakan akibat fisiologik dari
penyakit umum maupun zat. Tidak ada fobia terhadap hal-hal tertentu. Tidak ada
gejala obsesif ataupun kompulsif. Sehingga berdasarkan kriteria PPDGJ III dapat
disimpulkan pada aksis I dengan working diagnosis Gangguan Afektif Bipolar,
Episode Kini Campuran.
Dari riwayat kepribadian pasien didapatkan pribadi yang matur dan tidak
ada riwayat retardasi mental. Karena pasien didagnosa setelah umur 18 tahun,
maka pada aksis II diagnosis belum bisa ditentukan.
Pada pasien ini tidak ditemukan suatu kondisi medis umum yang cukup
bermakna, sehingga aksis III pada pasien ini tidak ada diagnosis.

14
Pada keadaan sosial dan ekonomi pasien tidak ditemukan adanya masalah
sehingga aksis IV pada pasien ini tidak ada diagnosis.
Pada aksis V, hubungan sosial (mengunjungi teman, menghadiri undangan
pernikahan, acara-acara masyarakat lainnya) tidak dapat dilakukan sejak sebelum
masuk rumah sakit, mengisi waktu luang (menonton TV, membaca) tidak dapat
dilakukan sehingga berdasarkan penilaian GAF (Global Assessment of Functional
Scale) saat ini pasien berada pada nilai 50-41, gejala berat, disabilitas berat.

VII. EVALUASI MULTIAKSIAL


I. F.31.6 Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Campuran
II. Tidak ada diagnosa
III. Tidak ada diagnosa
IV. Tidak ada diagnosa
V. GAF 50-41

Diagnosis Differensial
 F 25.2. Gangguan Skizoafektif Tipe Campuran
 F. 31.2 Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Manik dengan Gejala
Psikotik
 F. 25.0 Gangguan Skizoafektif Tipe Manik

VIII. DAFTAR MASALAH


A. Organobiologik :
Tidak ada riwayat keluarga dengan keluhan yang sama.
B. Psikologis :
 Mood labil
 Waham : waham erotomanik, thought of control, thought of
influence
 Afek hipertim
C. Lingkungan dan psikososial :
Pasien tidak memiliki riwayat kesulitan dalam berhubungan sosial dengan
orang-orang di sekitarnya.

IX. PROGNOSIS
 Quo ad vitam : dubia ad bonam
 Quo ad fungsionam : dubia ad malam

15
 Quo ad sanactionam : dubia ad malam

X. RENCANA PENATALAKSANAAN
A. Farmakoterapi :
a. Risperidon 2 x 2 mg
b. Carbamazepin 2 x 100 mg
c. Diazepan 1 x 5 mg (malam hari)
B. Psikoterapi :
1. Kepada pasien
 Psikoterapi supportif
Memberikan kehangatan, empati, dan optimistim kepada
pasien. Membantu pasien mengidentifikasi dan
mengekspresikan emosinya serta membantu untuk ventilasi.
Mengidentifikasi faktor presipitasi dan membantu
mengoreksinya. membantu memecahkan problem eksternal
secara terarah.
 Psikoedukasi
Membantu pasien untuk mengetahui lebih banyak tentang
gangguan yang dideritanya, diharapkan pasien mempunyai
kemampuan yang semakin efektif untuk mengenali gejala,
mencegah munculnya gejala dan segera mendapat pertolongan.
2. Kepada keluarga :
 Penyakit yang diderita pasien
Memberikan penjelasan yang bersifat komunikatif, informatif,
dan edukatif tentang penyakit pasien (penyebab, gejala dan
hubungan antar gejala dan perilaku, perjalanan penyakit serta
prognosis). Pada akhirnya diharapkan keluarga bisa
mendukung proses penyembuhan dan mencegah kekambuhan.
 Terapi
Memberi penjelasan mengenai terapi yang diberikan pada
pasien (kegunaan obat terhadap gejala pasien dan efek samping
yang mungkin timbul pada pengobatan). Selain itu juga
ditekankan pentingnya pasien kontrol dan minum obat secara
teratur.

XI. ANALISIS KASUS

16
Berdasarkan anamnesis, riwayat perjalanan penyakit dan pemeriksaan,
pada pasien ini ditemukan adanya perubahan pola perilaku dan perasaan yang
secara klinis bermakna dan hendaya (disability) dalam fungsi sosial degan
demikian berdasarkan PPDGJ III dapat disimpulkan bahwa pasien
mengalami suatu gangguan jiwa.
Pasien tampak aktif, kooperatif, ekspresi fasial kaya, bicara cepat dan
jelas, afek hipertim serta emosi yang labil. Pada pasien juga ditemukan
adanya gejala waham erotomanik, delusion of control dan delusion of
influence, DI dan DJ terganggu. Namun bukan merupakan akibat fisiologik
dari penyakit umum maupun zat. Tidak ada fobia terhadap hal-hal tertentu.
Tidak ada gejala obsesif ataupun kompulsif. Sehingga berdasarkan kriteria
PPDGJ III dapat disimpulkan pada aksis I dengan working diagnosis
Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Campuran
Pada pasien ini diberikan Risperidone 2x2 mg sebagai efek
antipsikotik, Carbamazepin 2x100 mg sebagai mood stabilizer dan Diazepam
1x5 mg (malam hari). Selanjutnya ditinjau dalam 1 bulan terakhir apakah ada
perubahan dan kembali menentukan rencana terapi selanjutnya.
Terapi non farmakologis memegang peranan yang juga penting pada
pasien ini. Jenis terapi non farmakologis yang bisa dilakukan terhadap pasien
ini adalah psikoterapi suportif, psikoedukasi. Psikoterapi suportif bertujuan
untuk memperlihatkan minat kita pada pasien, memberikan perhatian,
dukungan, dan optimis. Dalam psikoterapi suportif, terapis menunjukkan
penerimaan terhadap kasus dengan cara menunjukkan perilaku yang hangat,
ramah namun tetap berwibawa. Tujuannya adalah agar pasien merasa aman,
diterima dan dilindungi.
Keluarga juga memegang peranan penting pada penanganan pasien ini
karena keluarga berperan sebagai primary care givers atau primary care
support. Pada keluarga diberikan psikoedukasi yaitu diberikan penjelasan
tentang penyebab, gejala, pentingnya pengobatan dan terapi pendukung lain.

17
18

Anda mungkin juga menyukai