Anda di halaman 1dari 15

Sholat adalah kunci dari diterima atau tidaknya setiap amalan yang kita lakukan,

bahkan sholat menjadi penentu yang paling urgen pada saat manusia ditimbang
amalnya pada yaumil hisab nanti, manakala sholat seseorang baik maka akan baik
pulalah seluruh amalnya, akan tetapi bila sholatnya buruk maka akan buruklah
semua amalnya. Oleh sebab itu sebagai muslim kita perlu menjaga sholat kita agar
kita diselamatkan dari siksa neraka Saqar. Alloh SWT. telah berfirman dalam Al-
Qur'an surat Al-Mudatsir ayat 42-43, yang artinya :

"Apakah yang memasukkan (menyebabkan) kamu kedalam neraka saqor ? .... "

Mereka menjawab : " Kami dahulu tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan
sholat". (QS.Al Mudatsir : 42)

Rasululloh SAW. bersabda :

"Barang siapa yang memelihara (mengerjakan) sholat, maka ia akan mendapat


cahaya (nur), petunjuk jalan dan kebebasan ( selamat) pada hari kiamat. Barang
siapa tidak memelihara sholat, ia tidak akan mendapat cahaya, petunjuk jalan dan
kebebasan. Bahkan dihari kiamat nanti ia akan bersama Qorun, Fir'aun, Haman dan
Ubay bin kholaf." (HR.Ahmad dan Thabrani). Maksudnya, orang yang meninggalkan
sholat, jika ia seorang pemimpin akan masuk neraka bersama Fir'aun. Jika seorang
pejabat akan masuk neraka bersama Haman. Jika seorang hartawan, maka ia akan
masuk neraka bersama Qorun dan jika seorang saudagar (pedagang atau petani)
maka akan masuk neraka bersama ubay bin kholaf.

Bahkan, Prof. Dr. TM. Hasby Asshidiqi mengemukakan dalam bukunya " Pedoman
Sholat", Barang siapa yang meninggalkan sholat , niscaya Alloh SWT. akan
menyiksa dengan beberapa siksaan, diantaranya adalah :

- Dihilangkan keberkahan umurnya

- Dihilangkan tanda keshalihan dari mukanya

- Tidak dibalas pahala amalan-amalannya

- Do'anya tidak diangkat kelangit .

- Tidak memperoleh do'a dari orang-orang yang shalih

- Mati dengan penuh kehinaan


- Mati dalam kehausan

- Dari arah kiri dan kanannya dihimpit tanah dalam kuburnya

- Dinyalakan api neraka jahim dalam kuburnya

Demikianlah sekilas tentang bencana-bencana bagi orang yang meninggalkan


sholat, semoga kita semua termasuk orang yang pandai menjaga sholat dan aktif
melaksanakannya. Supaya terhindar dari bencana-bencana yang akhir-akhir ini
banyak bermunculan dinegeri tercinta ini, bahkan lebih dari itu agar kita
diselamatkan dari bencana-bencana negeri akhirat yang kekal abadi. (Nashrum
mnallohi wafathun qorib

“BALASAN BAGI ORANG YANG MENINGGALKAN SHOLAT”

By : Ustad Yusuf Mansyur.

A. DOSA MENINGGALKAN SHOLAT 5 WAKTU :

1. Shalat Shubuh :
Satu kali meninggalkan akan dimasukkan ke dalam neraka selama 30 tahun yang sama
dengan 60.000 tahun di dunia.

2. Shalat Dhuhur :
Satu kali meninggalkan dosanya sama dengan membunuh 1.000 orang umat Islam.

3. Shalat ‘Ashar :
Satu kali meninggalkan dosanya sama dengan menutup / meruntuhkan Ka’bah.

4. Shalat Maghrib :
Satu kali meninggalkan dosanya sama dengan berzina dengan orang tua.

5. Shalat Isya’ :
Satu kali meninggalkan tidak akan di ridhoi oleh Allah SWT tinggal di bumi atau di bawah
langit serta makan dan minum dari nikmat-Nya.

B. BALASAN MENINGGALKAN SHOLAT 5 WAKTU KETIKA DI DUNIA :

1. Allah SWT mengurangi keberkahan umurnya.


2. Allah SWT akan mempersulit rezekinya.
3. Allah SWT akan menghilangkan tanda/cahaya shaleh dari raut wajahnya.
4. Orang yang meninggalkan Shalat tidak mempunyai tempat di dalam islam.
5. Amal kebaikan yang pernah dilakukannya tidak mendapatkan pahala dari Allah SWT.
6. Allah tidak akan mengabulkan doanya.

C. SIKSA MENINGGALKAN SHOLAT 5 WAKTU KETIKA SAKRATUL MAUT :


1. Orang yang meninggalkan shalat akan menghadapi sakratul maut dalam keadaan hina.
2. Meninggal dalam keadaan yang sangat lapar.
3. Meninggal dalam keadaan yang sangat haus.

D. SIKSA MENINGGALKAN SHOLAT 5 WAKTU DI ALAM KUBUR :

1. Allah SWT akan menyempitkan kuburannya sesempit-sempitnya.


2. Orang yang meninggalkan Shalat kuburannya akan sangat gelap.
3. Disiksa sampai hari kiamat tiba.

E. SIKSA MENINGGALKAN SHOLAT 5 WAKTU KETIKA BERTEMU ALLAH :

1. Orang yang meninggalkan Shalat di hari kiamat akan dibelenggu oleh Malaikat.
2. Allah SWT tidak akan memandangnya dengan kasih sayang.
3. Allah SWT tidak akan mengampunkan dosa-dosanya dan akan di azab sangat pedih di
Neraka.

Mengenai balasan bagi orang yang meninggalkan Sholat Fardu ini diriwayatkan dalam
sebuah Hadits :

“Ketika Rasulullah SAW Mi’raj, oleh Malaikat Jibril diperlihatkan suatu kaum yang
membenturkan kepala mereka pada batu. Setiap kali benturan itu menyebabkan kepala
mereka pecah, kemudian mereka kembali kepada keadaan semula dan mereka tidak terus
berhenti melakukannya. Lalu Rasulullah bertanya: “Siapakah (orang) ini wahai Jibril”? Jibril
menjawab: “Mereka ini orang yang berat kepalanya untuk menunaikan Shalat fardhu.” (H.R.
Thabrani)

Astaghfirullahal ‘Adhim.

Sahabat Fillah yang dirahmati Allah SWT.


Mengerikan sekali bukan? Masihkah kita akan bermalas-malasan untuk menunaikannya?

Semoga catatan ini bermanfaat dan akan menjadikan kita semua sebagai hamba yang
senantiasa istiqamah dalam menjalankan ibadah Shalat yang hanya 5 waktu.

Amin Ya Rabbal ‘Alamin.


Azab/Hukuman Orang Yang Lalai Tidak
Shalat/Sholat Wajib Lima Waktu
Wê-Zëd 12.53 2 A+ A- Print Email
Azab/Hukuman Orang Yang Lalai Tidak Shalat/Sholat Wajib Lima Waktu

Sholat/Shalat lima waktu adalah ibadah wajib bagi setiap pemeluk agama islam dewasa
kecuali yang dilarang untuk melakukannya seperti yang sedang datang bulan, sedang sakit
parah, sedang gila, sedang lupa, dan lain-lain. Meskipun hukuman bagi orang yang
meninggalkan solat/salat sangat berat namun banyak sekali orang islam yang tidak
menjalankannya dengan berbagai alasan mulai dari sibuk sampai yang malas.

Berikut ini adalah beberapa azab/hukuman bagi orang-orang yang lalai dalam mengerjakan
sholatnya :

Siksa dan Dosa Meninggalkan Shalat Fardhu

6 Siksa di Dunia Orang yang Meninggalkan Shalat Fardhu :

1. Allah SWT mengurangi keberkatan umurnya.


2. Allah SWT akan mempersulit rezekinya.
3. Allah SWT akan menghilangkan tanda/cahaya shaleh dari raut wajahnya.
4. Orang yang meninggalkan shalat tidak mempunyai tempat di dalam islam.
5. Amal kebaikan yang pernah dilakukannya tidak mendapatkan pahala dari Allah SWT.
6. Allah tidak akan mengabulkan doanya.

3 Siksa Orang yang Meninggalkan Shalat Fardhu Ketika Menghadapi Sakratul Maut :

1. Orang yang meninggalkan shalat akan menghadapi sakratul maut dalam keadaan hina.
2. Meninggal dalam keadaan yang sangat lapar.
3. Meninggal dalam keadaan yang sangat haus.

3 Siksa Orang yang Meninggalkan Shalat Fardhu di Dalam Kubur :

1. Allah SWT akan menyempitkan kuburannya sesempit sempitnya.


2. Orang yang meninggalkan shalat kuburannya akan sangat gelap.
3. Disiksa sampai hari kiamat tiba.

3 Siksa Orang yang Meninggalkan Shalat Fardhu Ketika Bertemu Allah :

1. Orang yang meninggalkan shalat di hari kiamat akan dibelenggu oleh malaikat.
2. Allah SWT tidak akan memandangnya dengan kasih sayang.
3. Allah SWT tidak akan mengampunkan dosa dosanya dan akan di azab sangat pedih di
neraka.

Dosa Meninggalkan Shalat Fardhu :

1. Shalat Subuh : satu kali meninggalkan akan dimasukkan ke dalam neraka selama 30
tahun yang sama dengan 60.000 tahun di dunia.
2. Shalat Dhzuhur : satu kalo meninggalkan dosanya sama dengan membunuh 1.000
orang umat islam.
3. Shalat Ashar : satu kali meninggalkan dosanya sama dengan menutup/meruntuhkan
ka’bah.
4. Shalat Maghrib : satu kali meninggalkan dosanya sama dengan berzina dengan
orangtua.
5. Shalat Isya' : satu kali meninggalkan tidak akan di ridhoi Allah SWT tinggal di bumi
atau di bawah langit serta makan dan minum dari nikmatnya.

Sumber-Wordpress

Untuk itulah kita sebagai umat muslim yang baik harus menjalankan apa yang diperintahkan
Tuhan dan menjauhi apa yang dilarang Tuhan. Jangan ikut-ikutan orang-orang di sekitar kita.
Percuma kalau kita hidup senang di dunia selama 50 tahun akan tetapi kelak kita
mandapatkan siksa neraka yang pedih selama jutaan tahun lamanya atau bahkan selama-
lamanya. Mari kita shalat karena sholat itu mencegah perbuatan keji dan mungkar. Selain
sholat kita juga wajib beriman dan bertakwa kepada Allah.

organisasi.org
*****

5 Kemuliaan bagi orang yang istiqomah dalam sholat:

1. Kemuliaan di dunia
2. Dihindarkan dari siksa kubur
3. Mendapatkan doa2 dari orang2 sholeh
4. Dimudahkan dalam menyusuri jembatan shirot.
5. Dihindarkan dari pemeriksaan amal ibadah didunia.

*****
*****
Ibnu Abbas, berkata, Maksud Hadist: “Aku dengar Rasulullah SAW bersabda: “Awalnya
orang yang meninggalkan solat itu, bukanlah dia termasuk golongan Islam. Allah tidak terima
tauhid dan imannya dan tidak ada faedah shodakah, puasa dan syahadatnya”. Alhadist.

Gambaran Azab Bagi Yang Meninggalkan Sholat.

Dalam peristiwa Isra’ Mi’raj Rasulullah SAW, bukan saja diperlihatkan tentang balasan
orang yang beramal baik, tetapi juga diperlihatkan balasan orang yang berbuat mungkar,
diantaranya siksaan bagi yang meninggalkan Sholat fardhu.

Mengenai balasan orang yang meninggalkan Sholat Fardu: “Rasulullah SAW, diperlihatkan
pada suatu kaum yang membenturkan kepala mereka pada batu, Setiap kali benturan itu
menyebabkan kepala pecah, kemudian ia kembali kepada keadaan semula dan mereka tidak
terus berhenti melakukannya. Lalu Rasulullah bertanya: “Siapakah ini wahai Jibril”? Jibril
menjawab: “Mereka ini orang yang berat kepalanya untuk menunaikan Sholat fardhu”.
(Riwayat Tabrani).

Orang yang meninggalkan Sholat akan dimasukkan ke dalam Neraka Saqor. Maksud Firman
Allah Ta’ala: “..Setelah melihat orang-orang yang bersalah itu, mereka berkata: “Apakah
yang menyebabkan kamu masuk ke dalam Neraka Saqor ?”. Orang-orang yang bersalah itu
menjawab: “kami termasuk dalam kumpulan orang-orang yang tidak mengerjakan Sholat”
Al-ayat.

Saad bin Abi Waqas bertanya kepada Rasulullah SAW mengenai orang yang melalaikan
Sholat, maka jawab Baginda SAW, “yaitu mengakhirkan waktu Sholat dari waktu asalnya
hingga sampai waktu Sholat lain. Mereka telah menyia-nyiakan dan melewatkan waktu
Sholat, maka mereka diancam dengan Neraka Wail”.

Ibn Abbas dan Said bin Al-Musaiyib turut menafsirkan hadist di atas “yaitu orang yang
melengah-lengahkan Sholat mereka sehingga sampai kepada waktu Sholat lain, maka bagi
pelakunya jika mereka tidak bertaubat Allah menjanjikan mereka Neraka Jahannam tempat
kembalinya”.
Maksud Hadist: “Siapa meninggalkan sholat dengan sengaja, maka sesungguhnya dia telah
kafir dengan nyata”.

Berdasarkan hadist ini, Sebagaian besar ulama (termasuk Imam Syafi’i) berfatwa: Tidak
wajib memandikan, mengkafankan dan mensholatkan jenazah seseorang yang meninggal
dunia dan mengaku Islam, tetapi tidak pernah mengerjakan sholat. Bahkan, ada yang
mengatakan haram mensholatkanya.

Siksa Neraka Sangat Mengerikan

Mereka yang meninggalkan sholat akan menerima siksa di dunia dan di alam kubur yang
terdiri dari tiga siksaan.

Tiga jenis siksa di dalam kubur yaitu:

1. Kuburnya akan berhimpit-himpit serapat mungkin sehingga meremukkan tulang-


tulang dada.
2. Dinyalakan api di dalam kuburnya dan api itu akan membelit dan membakar tubuhnya
siang dan malam tiada henti-henti.
3. Akan muncul seekor ular yang bernama “Sujaul Aqra” Ia akan berkata, kepada si mati
dengan suaranya bagai halilintar: “Aku disuruh oleh Allah memukulmu sebab
meninggalkan sholat dari Subuh hingga Dhuhur, kemudian dari Dhuhur ke Asar, dari
Asar ke Maghrib dan dari Maghrib ke Isya’ hingga Subuh”. Ia dipukul dari waktu
Subuh hingga naik matahari, kemudian dipukul dan dibenturkan hingga terjungkal ke
perut bumi karena meninggalkan Sholat Dhuhur. Kemudian dipukul lagi karena
meninggalkan Sholat Asar, begitulah seterusnya dari Asar ke Maghrib, dari Maghrib
ke waktu Isya’ hingga ke waktu Subuh lagi. Demikianlah seterusnya siksaan oleh
“Sajaul Aqra” hingga hari Qiamat.

Didalam Neraka Jahanam terdapat wadi (lembah) yang didalamnya terdapat ular-ular
berukuran sebesar tengkuk unta dan panjangnya sebulan perjalanan. Kerjanya tiada lain
kecuali menggigit orang-orang yang tidak mengerjakan Sholat semasa hidup mereka. Bisa
ular itu juga menggelegak di di badan mereka selama 70 tahun sehingga hancur seluruh
daging badan mereka. Kemudian tubuh kembali pulih, lalu digigit lagi dan begitulah
seterusnya.

Maksud Hadist: “orang yang meninggalkan sholat, akan Allah hantarkan kepadanya seekor
ular besar bernama “Suja’ul Akra”, yang matanya memancarkan api, mempunyai tangan dan
berkuku besi, dengan membawa alat pemukul dari besi berat”.

Siapakah orang yang sombong?


Orang yang sombong adalah orang yang diberi penghidupan tapi tidak mau sujud pada yang
menjadikan kehidupan itu yaitu, Allah Rabbul Alaamin, Tuhan sekalian alam. Maka
bertasbihlah segala apa yang ada di bumi dan di langit pada TuhanNya kecuali Iblis dan
manusia yang sombong diri.

Siapakah orang yang telah mati hatinya?


Orang yang telah mati hatinya adalah orang yang diberi petunjuk melalui ayat-ayat Qur’an,
Hadits dan cerita-cerita kebaikan namun merasa tidak ada kesan apa-apa di dalam jiwa untuk
bertaubat.

Siapakah orang dungu kepala otaknya?


Orang yang dungu kepala otaknya adalah orang yang tidak mau melakukan ibadah tapi
menyangka bahwa Allah tidak akan menyiksanya dengan kelalaiannya itu dan sering merasa
tenang dengan kemaksiatannya.

Siapakah orang yang bodoh?


Orang yang bodoh adalah orang yang bersungguh-sungguh berusaha sekuat tenaga untuk
dunianya sedangkan akhiratnya diabaikan.

Malaikat Jibril as, telah menemui Nabi Muhammad SAW, dan berkata:
“Ya Muhammad.. Tidaklah diterima bagi orang yang meninggalkan sholat yaitu: Puasanya,
Shodaqahnya, Zakatnya, Hajinya dan Amal baiknya”.

Orang yang meninggalkan Sholat akan diturunkan kepadanya tiap-tiap hari dan malam seribu
laknat dan seribu murka. Begitu juga Para Malaikat di langit ke-7 akan melaknatnya.

Ya Muhammad..! Orang yang meninggalkan Sholat tidak akan mendapat syafa’atmu dan ia
tidak tergolong dari umatmu.. Tidak boleh diziarahi ketika ia sakit, tidak boleh mengiringi
jenazahnya, tidak boleh beri salam pada nya, tidak boleh makan minum dengan nya, tidak
boleh bersahabat dengannya, tidak boleh duduk besertanya, tidak ada Agama baginya, tidak
ada kepercayaan bagi nya, tidak ada baginya Rahmat Allah dan ia dikumpulkan bersama
dengan orang Munafiqiin pada lapisan Neraka yang paling bawah (diazab dengan amat
dahsyat..).
Sabda Nabi Muhammad SAW, Maksud Hadist: “Perjanjian (perbedaan) diantara kita (orang
islam) dengan mereka (orang kafir) ialah Sholat, dan barangsiapa meninggalkan Sholat
sesungguhnya ia telah menjadi seorang kafir”. (Tirmizi).

Wahai Saudaraku Ummat Islam, mari kita merenung sejenak tentang ancaman azab bagi
yang meninggalkan sholat Fardhu. Apa guna kita hidup di dunia sekalipun berlimpah harta
jika kita termasuk golongan orang-orang yang (kafir) meninggalkan sholat..?, barang siapa
meninggalkan Sholat, maka ia telah menjadi kafir dengan nyata…! Orang yang
meninggalkan sholat, ia wajib menerima azab Allah Ta’ala..! Orang yang meninggalkan
sholat, tidak akan mendapat Syafa’at Nabi Muhammad SAW, karena mereka telah menjadi
kafir dan orang kafir tidak berhak mendapat Syafa’at Nabi Muhammad SAW. Ancaman
Allah Ta’ala terhadap orang-orang yang meninggalkan sholat bukan sekedar gertakan belaka.
Sungguh ancaman Allah Ta’ala akan terbukti kelak di akhirat. “…sesungguhnya Allah tidak
akan mengingkari janji”.

Wa Salam.
*****

Hukum Meninggalkan Sholat

Para pembaca yang semoga selalu dirahmati oleh Allah Ta’ala. Kita semua pasti tahu bahwa
shalat adalah perkara yang amat penting. Bahkan shalat termasuk salah satu rukun Islam yang
utama yang bisa membuat bangunan Islam tegak. Namun, realita yang ada di tengah umat ini
sungguh sangat berbeda. Kalau kita melirik sekeliling kita, ada saja orang yang dalam KTP-
nya mengaku Islam, namun biasa meninggalkan rukun Islam yang satu ini. Mungkin di antara
mereka, ada yang hanya melaksanakan shalat sekali sehari, itu pun kalau ingat. Mungkin ada
pula yang hanya melaksanakan shalat sekali dalam seminggu yaitu shalat Jum’at. Yang lebih
parah lagi, tidak sedikit yang hanya ingat dan melaksanakan shalat dalam setahun dua kali
yaitu ketika Idul Fithri dan Idul Adha saja.

Memang sungguh prihatin dengan kondisi umat saat ini. Banyak yang mengaku Islam di
KTP, namun kelakuannya semacam ini. Oleh karena itu, pada tulisan yang singkat ini kami
akan mengangkat pembahasan mengenai hukum meninggalkan shalat. Semoga Allah
memudahkannya dan memberi taufik kepada setiap orang yang membaca tulisan ini.

Para Ulama Sepakat Bahwa Meninggalkan Shalat Termasuk Dosa Besar yang Lebih
Besar dari Dosa Besar Lainnya

Ibnu Qayyim Al Jauziyah –rahimahullah- mengatakan, ”Kaum muslimin bersepakat bahwa


meninggalkan shalat lima waktu dengan sengaja adalah dosa besar yang paling besar dan
dosanya lebih besar dari dosa membunuh, merampas harta orang lain, berzina, mencuri, dan
minum minuman keras. Orang yang meninggalkannya akan mendapat hukuman dan
kemurkaan Allah serta mendapatkan kehinaan di dunia dan akhirat.” (Ash Sholah, hal. 7)

Dinukil oleh Adz Dzahabi dalam Al Kaba’ir, Ibnu Hazm –rahimahullah- berkata, “Tidak ada
dosa setelah kejelekan yang paling besar daripada dosa meninggalkan shalat hingga keluar
waktunya dan membunuh seorang mukmin tanpa alasan yang bisa dibenarkan.” (Al Kaba’ir,
hal. 25)

Adz Dzahabi –rahimahullah- juga mengatakan, “Orang yang mengakhirkan shalat hingga
keluar waktunya termasuk pelaku dosa besar. Dan yang meninggalkan shalat secara
keseluruhan -yaitu satu shalat saja- dianggap seperti orang yang berzina dan mencuri. Karena
meninggalkan shalat atau luput darinya termasuk dosa besar. Oleh karena itu, orang yang
meninggalkannya sampai berkali-kali termasuk pelaku dosa besar sampai dia bertaubat.
Sesungguhnya orang yang meninggalkan shalat termasuk orang yang merugi, celaka dan
termasuk orang mujrim (yang berbuat dosa).” (Al Kaba’ir, hal. 26-27)

Apakah Orang yang Meninggalkan Shalat Kafir Alias Bukan Muslim?

Dalam point sebelumnya telah dijelaskan, para ulama bersepakat bahwa meninggalkan shalat
termasuk dosa besar bahkan lebih besar dari dosa berzina dan mencuri. Mereka tidak
berselisih pendapat dalam masalah ini. Namun, yang menjadi masalah selanjutnya, apakah
orang yang meninggalkan shalat masih muslim ataukah telah kafir?

Asy Syaukani -rahimahullah- mengatakan bahwa tidak ada beda pendapat di antara kaum
muslimin tentang kafirnya orang yang meninggalkan shalat karena mengingkari
kewajibannya. Namun apabila meninggalkan shalat karena malas dan tetap meyakini shalat
lima waktu itu wajib -sebagaimana kondisi sebagian besar kaum muslimin saat ini-, maka
dalam hal ini ada perbedaan pendapat (Lihat Nailul Author, 1/369).

Mengenai meninggalkan shalat karena malas-malasan dan tetap meyakini shalat itu wajib,
ada tiga pendapat di antara para ulama mengenai hal ini.

Pendapat pertama mengatakan bahwa orang yang meninggalkan shalat harus dibunuh
karena dianggap telah murtad (keluar dari Islam). Pendapat ini adalah pendapat Imam
Ahmad, Sa’id bin Jubair, ‘Amir Asy Sya’bi, Ibrohim An Nakho’i, Abu ‘Amr, Al Auza’i,
Ayyub As Sakhtiyani, ‘Abdullah bin Al Mubarrok, Ishaq bin Rohuwyah, ‘Abdul Malik bin
Habib (ulama Malikiyyah), pendapat sebagian ulama Syafi’iyah, pendapat Imam Syafi’i
(sebagaimana dikatakan oleh Ath Thohawiy), pendapat Umar bin Al Khothob (sebagaimana
dikatakan oleh Ibnu Hazm), Mu’adz bin Jabal, ‘Abdurrahman bin ‘Auf, Abu Hurairah, dan
sahabat lainnya.

Pendapat kedua mengatakan bahwa orang yang meninggalkan shalat dibunuh dengan
hukuman had, namun tidak dihukumi kafir. Inilah pendapat Malik, Syafi’i, dan salah salah
satu pendapat Imam Ahmad.

Pendapat ketiga mengatakan bahwa orang yang meninggalkan shalat karena malas-malasan
adalah fasiq (telah berbuat dosa besar) dan dia harus dipenjara sampai dia mau menunaikan
shalat. Inilah pendapat Hanafiyyah. (Al Mawsu’ah Al Fiqhiyah Al Kuwaitiyah, 22/186-187)

Jadi, intinya ada perbedaan pendapat dalam masalah ini di antara para ulama termasuk pula
ulama madzhab. Bagaimana hukum meninggalkan shalat menurut Al Qur’an dan As Sunnah?
Silakan simak pembahasan selanjutnya.

Pembicaraan Orang yang Meninggalkan Shalat dalam Al Qur’an


Banyak ayat yang membicarakan hal ini dalam Al Qur’an, namun yang kami bawakan adalah
dua ayat saja.

Allah Ta’ala berfirman,

ِ ‫صَلة واتَّبعُوا الشَّهوا‬


َ‫ت‬ ٌ ‫خلف ِم ْن ب ْع ِد ِه ْم خ ْل‬
َّ ‫ف أضاعُوا ال‬
‫فس ْوف ي ْلق ْون غيًّا إِ ََّّل م ْن تاب وآمن وع ِمل صا ِل ًحا‬
“Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan
memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui al ghoyya, kecuali orang
yang bertaubat, beriman dan beramal saleh.” (QS. Maryam : 59-60)

Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhuma mengatakan bahwa ‘ghoyya’ dalam ayat tersebut adalah
sungai di Jahannam yang makanannya sangat menjijikkan, yang tempatnya sangat dalam.
(Ash Sholah, hal. 31)

Dalam ayat ini, Allah menjadikan tempat ini –yaitu sungai di Jahannam- sebagai tempat bagi
orang yang menyiakan shalat dan mengikuti syahwat (hawa nafsu). Seandainya orang yang
meninggalkan shalat adalah orang yang hanya bermaksiat biasa, tentu dia akan berada di
neraka paling atas, sebagaimana tempat orang muslim yang berdosa. Tempat ini (ghoyya)
yang merupakan bagian neraka paling bawah, bukanlah tempat orang muslim, namun tempat
orang-orang kafir.

Pada ayat selanjutnya juga, Allah telah mengatakan,

‫ِإ ََّّل م ْن تاب وآمن وع ِمل صا ِل ًحا‬


”kecuali orang yang bertaubat, beriman dan beramal saleh”. Maka seandainya orang yang
menyiakan shalat adalah mu’min, tentu dia tidak dimintai taubat untuk beriman.

Dalam ayat yang lain, Allah Ta’ala berfirman,

َ ‫الزكاة ف ِإ ْخوانُ ُك ْم ِفي‬


َّ ‫صَلة وآت ُوا‬
َّ ‫ِإ ْن تابُوا وأقا ُموا ال‬
‫ِّين‬
ِ ‫ال ِد‬
“Jika mereka bertaubat, mendirikan sholat dan menunaikan zakat, maka (mereka itu) adalah
saudara-saudaramu seagama.” (QS. At Taubah [9] : 11). Dalam ayat ini, Allah Ta’ala
mengaitkan persaudaraan seiman dengan mengerjakan shalat. Berarti jika shalat tidak
dikerjakan, bukanlah saudara seiman. Konsekuensinya orang yang meninggalkan shalat
bukanlah mukmin karena orang mukmin itu bersaudara sebagaimana Allah Ta’ala berfirman,
ٌ‫ِإنَّما ا ْل ُم ْؤ ِمنُون ِإ ْخوة‬
“Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara.” (QS. Al Hujurat [49] : 10)

Pembicaraan Orang yang Meninggalkan Shalat dalam Hadits

Terdapat beberapa hadits yang membicarakan masalah ini.

Dari Jabir bin ‘Abdillah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫ش ِّْر ِك وا ْل ُك ْف ِر تر‬
ِ ‫الر ُج ِل وب ْين ال‬ َّ ‫كُ ال‬
َّ ‫صَل ِةَْب ْين‬
“(Pembatas) antara seorang muslim dan kesyirikan serta kekafiran adalah meninggalkan
shalat.” (HR. Muslim no. 257).

Dari Tsauban radhiyallahu ‘anhu -bekas budak Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam-, beliau
mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫صَلةُ ف ِإذا تركها فق ْد‬


َّ ‫ان ال‬ ِ ‫ب ْين الع ْب ِد وب ْين ال ُك ْف ِر و‬
ِ ‫اإل ْيم‬
‫أشْرك‬
“Pemisah antara seorang hamba dengan kekufuran dan keimanan adalah shalat. Apabila dia
meninggalkannya, maka dia melakukan kesyirikan.” (HR. Ath Thobariy dengan sanad
shohih. Syaikh Al Albani mengatakan hadits ini shohih. Lihat Shohih At Targib wa At Tarhib
no. 566).

Diriwayatkan dari Mu’adz bin Jabal, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ُ‫صَلة‬
َّ ‫سَل ُم وع ُمو ُدهُ ال‬
ْ ‫اإل‬ ُ ْ‫رأ‬
ِ ‫س األ ْم ِر‬
”Inti (pokok) segala perkara adalah Islam dan tiangnya (penopangnya) adalah shalat.” (HR.
Tirmidzi no. 2825. Dikatakan shohih oleh Syaikh Al Albani dalam Shohih wa Dho’if Sunan
At Tirmidzi). Dalam hadits ini, dikatakan bahwa shalat dalam agama Islam ini adalah seperti
penopang (tiang) yang menegakkan kemah. Kemah tersebut bisa roboh (ambruk) dengan
patahnya tiangnya. Begitu juga dengan Islam, bisa ambruk dengan hilangnya shalat.
Para Sahabat Berijma’ (Bersepakat), Meninggalkan Shalat adalah Kafir

Umar mengatakan,

َّ ‫سَلم ِلم ْن ترك ال‬


‫صَلة‬ ْ ‫َّل ِإ‬
”Tidaklah disebut muslim bagi orang yang meninggalkan shalat.”

Dari jalan yang lain, Umar berkata,

َّ ‫سَل ِم ِلم ْن ترك ال‬


‫صَلة‬ َّ ‫وَّلح‬
ْ ‫ظ فِي ا َِّل‬
“Tidak ada bagian dalam Islam bagi orang yang meninggalkan shalat.” (Dikeluarkan oleh
Malik. Begitu juga diriwayatkan oleh Sa’ad di Ath Thobaqot, Ibnu Abi Syaibah dalam Al
Iman. Diriwayatkan pula oleh Ad Daruquthniy dalam sunannya, juga Ibnu ’Asakir. Hadits ini
shohih, sebagaimana dikatakan oleh Syaikh Al Albani dalam Irwa’ul Gholil no. 209). Saat
Umar mengatakan perkataan di atas tatkala menjelang sakratul maut, tidak ada satu orang
sahabat pun yang mengingkarinya. Oleh karena itu, hukum bahwa meninggalkan shalat
adalah kafir termasuk ijma’ (kesepakatan) sahabat sebagaimana yang dikatakan oleh Ibnul
Qoyyim dalam kitab Ash Sholah.

Mayoritas sahabat Nabi menganggap bahwa orang yang meninggalkan shalat dengan sengaja
adalah kafir sebagaimana dikatakan oleh seorang tabi’in, Abdullah bin Syaqiq. Beliau
mengatakan,

‫ َّل ير ْون ش ْيئ ًا ِمن‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ‫اب ُمح َّم ٍد‬ ُ ‫صح‬ ْ ‫كان أ‬
َّ ‫األعْما ِل ت ْر ُكهُ ُك ْف ٌر غ ْير ال‬
‫صَل ِة‬
“Dulu para shahabat Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam tidaklah pernah menganggap
suatu amal yang apabila ditinggalkan menyebabkan kafir kecuali shalat.” Perkataan ini
diriwayatkan oleh At Tirmidzi dari Abdullah bin Syaqiq Al ‘Aqliy seorang tabi’in dan Hakim
mengatakan bahwa hadits ini bersambung dengan menyebut Abu Hurairah di dalamnya. Dan
sanad (periwayat) hadits ini adalah shohih. (Lihat Ats Tsamar Al Mustathob fi Fiqhis Sunnah
wal Kitab, hal. 52)

Dari pembahasan terakhir ini terlihat bahwasanya Al Qur’an, hadits dan perkataan sahabat
bahkan ini adalah ijma’ (kesepakatan) mereka menyatakan bahwa orang yang meninggalkan
shalat dengan sengaja adalah kafir (keluar dari Islam). Itulah pendapat yang terkuat dari
pendapat para ulama yang ada.

Ibnul Qayyim mengatakan, ”Tidakkah seseorang itu malu dengan mengingkari pendapat
bahwa orang yang meninggalkan shalat adalah kafir, padahal hal ini telah dipersaksikan oleh
Al Kitab (Al Qur’an), As Sunnah dan kesepakatan sahabat. Wallahul Muwaffiq (Hanya
Allah-lah yang dapat memberi taufik).” (Ash Sholah, hal. 56)

Berbagai Kasus Orang yang Meninggalkan Shalat


[Kasus Pertama] Kasus ini adalah meninggalkan shalat dengan mengingkari kewajibannya
sebagaimana mungkin perkataan sebagian orang, ‘Sholat oleh, ora sholat oleh.’ [Kalau mau
shalat boleh-boleh saja, tidak shalat juga tidak apa-apa]. Jika hal ini dilakukan dalam rangka
mengingkari hukum wajibnya shalat, orang semacam ini dihukumi kafir tanpa ada
perselisihan di antara para ulama.

[Kasus Kedua] Kasus kali ini adalah meninggalkan shalat dengan menganggap gampang dan
tidak pernah melaksanakannya. Bahkan ketika diajak untuk melaksanakannya, malah enggan.
Maka orang semacam ini berlaku hadits-hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang
menunjukkan kafirnya orang yang meninggalkan shalat. Inilah pendapat Imam Ahmad,
Ishaq, mayoritas ulama salaf dari shahabat dan tabi’in.

[Kasus Ketiga] Kasus ini yang sering dilakukan kaum muslimin yaitu tidak rutin dalam
melaksanakan shalat yaitu kadang shalat dan kadang tidak. Maka dia masih dihukumi muslim
secara zhohir (yang nampak pada dirinya) dan tidak kafir. Inilah pendapat Ishaq bin
Rohuwyah yaitu hendaklah bersikap lemah lembut terhadap orang semacam ini hingga dia
kembali ke jalan yang benar. Wal ‘ibroh bilkhotimah [Hukuman baginya dilihat dari keadaan
akhir hidupnya].

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah mengatakan, “Jika seorang hamba melakukan sebagian
perintah dan meninggalkan sebagian, maka baginya keimanan sesuai dengan perintah yang
dilakukannya. Iman itu bertambah dan berkurang. Dan bisa jadi pada seorang hamba ada
iman dan nifak sekaligus. … Sesungguhnya sebagian besar manusia bahkan mayoritasnya di
banyak negeri, tidaklah selalu menjaga shalat lima waktu. Dan mereka tidak meninggalkan
secara total. Mereka terkadang shalat dan terkadang meninggalkannya. Orang-orang
semacam ini ada pada diri mereka iman dan nifak sekaligus. Berlaku bagi mereka hukum
Islam secara zhohir seperti pada masalah warisan dan semacamnya. Hukum ini (warisan) bisa
berlaku bagi orang munafik tulen. Maka lebih pantas lagi berlaku bagi orang yang kadang
shalat dan kadang tidak.” (Majmu’ Al Fatawa, 7/617)

[Kasus Keempat] Kasus ini adalah bagi orang yang meninggalkan shalat dan tidak
mengetahui bahwa meninggalkan shalat membuat orang kafir. Maka hukum bagi orang
semacam ini adalah sebagaimana orang jahil (bodoh). Orang ini tidaklah dikafirkan
disebabkan adanya kejahilan pada dirinya yang dinilai sebagai faktor penghalang untuk
mendapatkan hukuman.

[Kasus Kelima] Kasus ini adalah untuk orang yang mengerjakan shalat hingga keluar
waktunya. Dia selalu rutin dalam melaksanakannya, namun sering mengerjakan di luar
waktunya. Maka orang semacam ini tidaklah kafir, namun dia berdosa dan perbuatan ini
sangat tercela sebagaimana Allah berfirman,

‫) الَّذِين ُه ْم ع ْن صَل ِت ِه ْم سا ُهون‬4( ‫) و ْي ٌل ِل ْل ُمص ِلِّين‬5(


“Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari
shalatnya.” (QS. Al Maa’un [107] : 4-5) (Lihat Al Manhajus Salafi ‘inda Syaikh Nashiruddin
Al Albani, 189-190)

Penutup

Sudah sepatutnya kita menjaga shalat lima waktu. Barangsiapa yang selalu menjaganya,
berarti telah menjaga agamanya. Barangsiapa yang sering menyia-nyiakannya, maka untuk
amalan lainnya akan lebih disia-siakan lagi.
Amirul Mukminin, Umar bin Al Khoththob –radhiyallahu ‘anhu- mengatakan,
“Sesungguhnya di antara perkara terpenting bagi kalian adalah shalat. Barangsiapa menjaga
shalat, berarti dia telah menjaga agama. Barangsiapa yang menyia-nyiakannya, maka untuk
amalan lainnya akan lebih disia-siakan lagi. Tidak ada bagian dalam Islam, bagi orang yang
meninggalkan shalat.“

Imam Ahmad –rahimahullah- juga mengatakan perkataan yang serupa, “Setiap orang yang
meremehkan perkara shalat, berarti telah meremehkan agama. Seseorang memiliki bagian
dalam Islam sebanding dengan penjagaannya terhadap shalat lima waktu. Seseorang yang
dikatakan semangat dalam Islam adalah orang yang betul-betul memperhatikan shalat lima
waktu. Kenalilah dirimu, wahai hamba Allah. Waspadalah! Janganlah engkau menemui
Allah, sedangkan engkau tidak memiliki bagian dalam Islam. Kadar Islam dalam hatimu,
sesuai dengan kadar shalat dalam hatimu.“ (Lihat Ash Sholah, hal. 12)

Oleh karena itu, seseorang bukanlah hanya meyakini (membenarkan) bahwa shalat lima
waktu itu wajib. Namun haruslah disertai dengan melaksanakannya (inqiyad). Karena iman
bukanlah hanya dengan tashdiq (membenarkan), namun harus pula disertai dengan inqiyad
(melaksanakannya dengan anggota badan).

Ibnul Qoyyim mengatakan, “Iman adalah dengan membenarkan (tashdiq). Namun bukan
hanya sekedar membenarkan (meyakini) saja, tanpa melaksanakannya (inqiyad). Kalau iman
hanyalah membenarkan (tashdiq) saja, tentu iblis, Fir’aun dan kaumnya, kaum sholeh, dan
orang Yahudi yang membenarkan bahwa Muhammad adalah utusan Allah (mereka meyakini
hal ini sebagaimana mereka mengenal anak-anak mereka), tentu mereka semua akan disebut
orang yang beriman (mu’min-mushoddiq).“

Al Hasan mengatakan, “Iman bukanlah hanya dengan angan-angan (tanpa ada amalan).
Namun iman adalah sesuatu yang menancap dalam hati dan dibenarkan dengan amal
perbuatan.“ (Lihat Ash Sholah, 35-36)

Semoga tulisan yang singkat ini bermanfaat bagi kaum muslimin. Semoga kita dapat
mengingatkan kerabat, saudara dan sahabat kita mengenai bahaya meninggalkan shalat lima
waktu. Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush sholihaat, wa shallallahu ‘ala nabiyyina
Muhammad wa ‘ala alihi wa shohbihi wa sallam. [Muhammad Abduh Tuasikal]
Home » meremehkan shalat » shalat » Siksa orang orang yang meremehkan shalat
May 25, 2011 meremehkan shalat shalat

Siksa orang orang yang meremehkan shalat


Fathimah ra, bertanya kepada Rasulullah saw., “wahai Ayahku! Apa siksa bagi orang yang
meremehkan sholat, baik laki-laki maupun perempuan?” Kemudian Rasulullah
menjawab:”Wahai Fathimah, barang siapa yang meremehkan shalat, lelaki maupun
perempuan, maka Allah akan memberinya 15 petaka . Enam diantaranya di dunia, tiga di saat
kematiannya, tiga di dalam kuburnya, dan tiga pada hari kiamat di saat angun dari kuburnya.”

Enam petaka yang diberikan kepada orang orang yang meremehkan sholat tersebut di
antaranya adalah; Allah akan mencabut berkah umurnya, Allah akan mencabut berkah
rezekinya, Allah akan menghapus ciri orang shaleh dari mukanya, semua amal yang
dilakukannya tidak diberi pahala, doanya tidak terangkat ke langit, dan tidak mendapat
bagian di dalam do’a orang orang shaleh.

Tiga petaka lainnya yang akan ditimpakan oleh Allah kepada orang yang meremehkan sholat
di antaranya adalah; atinya dalam keadaan terhina, lapar dan kehausan, rasa hausnya tersebut
tidak akan hilang andaikan ia diberi minum satu sungai secara penuh.

Tiga perkara lainnya yang menimpa orang-orang yang meremehkan shalat di dalam kubur
yaitu; Allah akan menyerahkan kepada malaikat yang menakutkan (mengerikan), kubur akan
menjepitnya, kuburnya gelap gulita. Sedangkan tiga lagi siksaan yang akan ditimpakan
kepada orang yang meremehkan shalat adalah; Allah akan menyerahkan kepada malaikat
dengan siksa malaikat tersebut akan menyeretnya dengan posisi terbalik, di hisab oleh Allah
secara detail, Allah tidak akan menoleh padanya dan tidak mensucikannya dan baginya adzab
yang pedih. (tafsir al muin: 576)

Anda mungkin juga menyukai