Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

MALIN KUNDANG
IS COMPOSED BY:

1 GROUP IS:
THE CHAIRMANMUH. ALDHY

SEKERTARIS:.MUH ANAS JAYA

MEMBER: FERRY ASHARI

MTS AL-HIKAM

PITAPE

SCHOOLYEAR 2018
PREFACE

Praise To God Almighty Upon his grace And his Mercifulness we can complete
the task well and United Kingdom Language right.
TABLE OF CONTENTS

Foreword ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... i

Table of contents ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ii

Chapter 1 Introduction

1.1 Background ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ....
1

2 1.2 problems...................................................

1.3 research objectives ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ....

Chapter 2 Discussion

2.1 history of Malin Kundang......................................................... 3-4

2 .2 Malin Kundang History Impact............................. ........... 6

2.4 how to cope with the negative impact of Soap .... .... 6

Chapter 3 Cover

Conclusion 3.1.................................................... 7

3.2 advice............................................................ 7

References................................................................... 8

111
Chapter i. Introduction

1.1 Background Malin Kundang is kaba originating from the province of West
Sumatra, Indonesia. Malin Kundang legend tells about a boy who disobeyed her mother and
therefore condemned to stone. A rock on the coast of sweet water, Pasture, is purportedly
the remains of ships Malin Kundang. To that end, this paper created with the main purpose
to simply inform the reader about the history of Malin Kundang that is in Indonesia

1.2 Problems problems that arise due to the history of malin kundang resulted in a
positive impact or negative. A more detailed explanation, so that writers will limit these
problems. As for these problems is as follows: 1. What is the history of Malin Kundang? 2.
What are the positive and negative impact of history Malin Kundang? 3. How to cope with
the negative effects of the history of Malin kundang!

1.3 research objectives the purpose of the manufacture of the paper is as follows: a.
Gives a description of the history of Malin Kundang. b. find out the positive and negative
impact of history Malin Kundang. c. learn how to cope with the negative effects of the
history of Malin Kundang.
2 Chapter II Discussion

2.1 history of Malin Kundang Malin Kundang is kaba originating from the province of
West Sumatra, Indonesia. Malin Kundang legend tells about a boy who disobeyed her
mother and therefore condemned to stone. A rock on the coast of sweet water, Pasture, is
purportedly the remains of ships Malin Kundang.

Malin including an intelligent but a bit naughty. He often chases a chicken and hit
him with a broom. One day when Malin are chasing a chicken, she tripped over a rock and
his right arm wound exposed rock. The wound on her arm and a trace can not disappear.
Because the mother felt sorry for banting bones a living to raise themselves. Malin decided
to go abroad in order to become rich Kingdom after his return to hometown.

Malin Kundang's mother initially less agreed, recalling her husband also never
returned after going to wander but Malin insisted so she willingly take off Malin went to
wander on board a merchant. While on the ship, Malin Kundang much to learn about the
science of sailing ships on the child experienced.

On the way, all of a sudden the ship piloted Malin Kundang being attacked by
pirates. All merchandise traders who were on the ship seized by pirates. Even most of the
crew and the people who were in the boat was killed by the pirates. Malin Kundang was
lucky, he was hiding in a small space that is enclosed by wood so as not to be killed by the
pirates.
3

Malin Kundang in limbo in the middle of the ocean, until eventually the ship is
stranded on a beach. With the remaining power, Malin Kundang walking toward the nearest
village from the beach. The village where Malin stranded is a village very fertile. With
tenacity and kegigihannya in working, Malin eventually managed to become a rich Kingdom.
He had many merchant ships with fruit totaling more than 100 people. After becoming filthy
rich, Malin Kundang mempersunting a girl to be his wife.

Malin Kundang that news has become filthy rich and married to Malin Kundang's
mother also to. Malin Kundang's mother felt grateful and very happy his son has succeeded.
Since then, Malin's mother every day to go to the pier, looking forward to his possible return
to his hometown.

"Malin Kundang, my son, why do you go accompanied by servants of the ship as well
as his bodyguards. Malin's mother who saw the arrival of the ship to the pier view there
were two people who were standing on the deck of the ship. He was But looking at the old
woman dressed in shabby and dirty embraced Malin Kundang being angry even though he
knew that the old woman was her mother, because she is embarrassed when this is known
by his wife and also his mensure if that was standing it is his son Malin Kundang and his
wife. so long without sending the news?, "he said while hugging Malin Kundang.

But looking at the old woman dressed in shabby and dirty embraced Malin Kundang
being angry even though he knew that the old woman was her mother, because she is
embarrassed when this is known by his wife and also his men

Got a treat like that of his son Malin Kundang's mother was very angry. He did not
suspect his son become the children of disobedience. Because of his anger which
culminated, the mother of his son Malin menyumpah "Oh Lord, if it's true he is my son, I
sumpahi he became a stone". Not how long then Malin Kundang again go sailing and in the
middle of a trip coming Tempest destroyed ships Malin Kundang. After that the body of
Malin Kundang slowly becoming rigid and eventually shaped gradually into a reef. To date
the cubes Malin Kundang can still be seen on a beach named Beach Aia Manih, South of the
city of Padang, West Sumatra
Bab I
Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Malin Kundang adalah kaba yang berasal dari provinsi Sumatra Barat,
Indonesia. Legenda Malin Kundang berkisah tentang seorang anak yang
durhaka pada ibunya dan karena itu dikutuk menjadi batu. Sebentuk batu di
pantai Air Manis, Padang, konon merupakan sisa-sisa kapal Malin Kundang.
Untuk itu, makalah ini dibuat dengan tujuan utama untuk sekedar
memberitahukan kepada pembaca mengenai sejarah Malin Kundang yang ada
di Indonesia.

1.2 Permasalahan
Permasalahan yang muncul akibat sejarah malin kundang mengakibatkan
dampak positif maupun negatif. Agar penjelasan lebih terperinci, penulis
akan membatasi permasalahan tersebut. Adapun permasalahan tersebut
adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana sejarah Malin Kundang ?
2. Apa dampak positif dan negatif dari sejarah Malin Kundang ?
3. Cara menanggulangi dampak negatif dari sejarah Malin kundang!

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
a. Memberi penjelasan mengenai sejarah Malin Kundang.
b. Mengetahui dampak positif dan negatif dari sejarah Malin Kundang.
c. Mengetahui cara menanggulangi dampak negatif dari sejarah Malin
Kundang.
2
Bab II
Pembahasan

2.1 Sejarah Malin Kundang


Malin Kundang adalah kaba yang berasal dari provinsi Sumatra Barat,
Indonesia. Legenda Malin Kundang berkisah tentang seorang anak yang
durhaka pada ibunya dan karena itu dikutuk menjadi batu. Sebentuk batu di
pantai Air Manis, Padang, konon merupakan sisa-sisa kapal Malin Kundang.
Malin termasuk anak yang cerdas tetapi sedikit nakal. Ia sering mengejar
ayam dan memukulnya dengan sapu. Suatu hari ketika Malin sedang mengejar
ayam, ia tersandung batu dan lengan kanannya luka terkena batu. Luka tersebut
menjadi berbekas di lengannya dan tidak bisa hilang. Karena merasa kasihan
dengan ibunya yang banting tulang mencari nafkah untuk membesarkan dirinya.
Malin memutuskan untuk pergi merantau agar dapat menjadi kaya raya setelah
kembali ke kampung halaman kelak.
Awalnya Ibu Malin Kundang kurang setuju, mengingat suaminya juga tidak
pernah kembali setelah pergi merantau tetapi Malin tetap bersikeras sehingga
akhirnya dia rela melepas Malin pergi merantau dengan menumpang kapal
seorang saudagar. Selama berada di kapal, Malin Kundang banyak belajar
tentang ilmu pelayaran pada anak buah kapal yang sudah berpengalaman.
Di tengah perjalanan, tiba-tiba kapal yang dinaiki Malin Kundang diserang
oleh bajak laut. Semua barang dagangan para pedagang yang berada di kapal
dirampas oleh bajak laut. Bahkan sebagian besar awak kapal dan orang yang
berada di kapal tersebut dibunuh oleh para bajak laut. Malin Kundang
beruntung, dia sempat bersembunyi di sebuah ruang kecil yang tertutup oleh
kayu sehingga tidak dibunuh oleh para bajak laut.
3

Malin Kundang terkatung-katung di tengah laut, hingga akhirnya kapal yang


ditumpanginya terdampar di sebuah pantai. Dengan tenaga yang tersisa, Malin
Kundang berjalan menuju ke desa yang terdekat dari pantai. Desa tempat Malin
terdampar adalah desa yang sangat subur. Dengan keuletan dan kegigihannya
dalam bekerja, Malin lama kelamaan berhasil menjadi seorang yang kaya raya.
Ia memiliki banyak kapal dagang dengan anak buah yang
jumlahnya lebih dari 100 orang. Setelah menjadi kaya raya, Malin Kundang
mempersunting seorang gadis untuk menjadi istrinya.
Berita Malin Kundang yang telah menjadi kaya raya dan telah menikah
sampai juga kepada ibu Malin Kundang. Ibu Malin Kundang merasa bersyukur
dan sangat gembira anaknya telah berhasil. Sejak saat itu, ibu Malin setiap hari
pergi ke dermaga, menantikan anaknya yang mungkin pulang ke kampung
halamannya.
Setelah beberapa lama menikah, Malin dan istrinya melakukan pelayaran
disertai anak buah kapal serta pengawalnya yang banyak. Ibu Malin yang
melihat kedatangan kapal itu ke dermaga melihat ada dua orang yang sedang
berdiri di atas geladak kapal. Ia yakin kalau yang sedang berdiri itu adalah
anaknya Malin Kundang beserta istrinya.
Ibu Malin pun menuju ke arah kapal. Setelah cukup dekat, ibunya melihat
belas luka dilengan kanan orang tersebut, semakin yakinlah ibunya bahwa yang
ia dekati adalah Malin Kundang. "Malin Kundang, anakku, mengapa kau pergi
begitu lama tanpa mengirimkan kabar?," katanya sambil memeluk Malin
Kundang. Tetapi melihat wanita tua yang berpakaian lusuh dan kotor
memeluknya Malin Kundang menjadi marah meskipun ia mengetahui bahwa
wanita tua itu adalah ibunya, karena dia malu bila hal ini diketahui oleh istrinya
dan juga anak buahnya.
4
Mendapat perlakukan seperti itu dari anaknya ibu Malin Kundang sangat
marah. Ia tidak menduga anaknya menjadi anak durhaka. Karena kemarahannya
yang memuncak, ibu Malin menyumpah anaknya "Oh Tuhan, kalau benar ia
anakku, aku sumpahi dia menjadi sebuah batu". Tidak berapa lama kemudian
Malin Kundang kembali pergi berlayar dan di tengah perjalanan datang badai
dahsyat menghancurkan kapal Malin Kundang. Setelah itu tubuh Malin
Kundang perlahan menjadi kaku dan lama-kelamaan akhirnya berbentuk
menjadi sebuah batu karang. Sampai saat ini Batu Malin Kundang masih dapat
dilihat di sebuah pantai bernama pantai Aia Manih, di selatan kota Padang,
Sumatera Barat
3.2 impact of Malin Kundang Historical positive and negative Impacts from the
history of Malin Kundang in everyday life – today: the positive impact of: a. May
mendambahkan insight to students about history that exists in Indonesia. b. Can make
lessons to students, in order not to do so is made by Malin Kundang. Negative impact: a.
Can make students do things that are not acceptable as Malin Kundang story.

3.3 to prevent the negative effects of the history of Malin Kundang. How to prevent
Negatig the impact of: a. the importance of the role of parents in the life of a day – day.

chapter 111cover

3.1 Conclusions the conclusions obtained from the description in Chapter 1 and
Chapter 2 is Malin Kundang that is a myth originating from the province of West Sumatra,
Indonesia, about a boy who disobeyed her mother and finally Malin Kundang that is cursed
to be a rock.

3.2 Advice our advice as the author of this paper, are as follows: a. We recommend
that students do not follow the misdeeds of Malin Kundang as in the story.

Bibliography http://www.indospiritual.com/artikel_malin-kundang--kisah-anak-
durhaka.htm

Anda mungkin juga menyukai