Anda di halaman 1dari 19

Dikenal sebagai salah satu komponis atau seniman terbaik yang pernah dilahirkan di dunia.

Meskipun dalam keadaan cacat fisik atau tuli, ia bisa menghasilkan mahakarya atau
masterpiece terbaik dalam dunia musik. Salah satu ciptaanya yang fenomenal adalah Fur
Elise yang biasa penulis dengarkan. Tokoh satu ini sangat berjasa dibidang musik dan
orkestra sehingga ia layak masuk dalam seratus tokoh paling berpengaruh didunia dan dapat
disejajarkan dengan Mozart. Ludwig van Beethoven keluar jadi jabang bayi tahun 1770 di
kota Bonn, Jerman. Semasa kanak-kanak sudah tampak jelas bakat musiknya yang luar biasa
dan buku musik ciptaannya muncul pertama kali tahun 1783. Di usia remaja dia berkunjung
ke Wina dan diperkenalkan kepada Mozart tetapi perjumpaan keduanya berlangsung singkat.
Tahun 1792 Beethoven kembali ke Wina dan sebentar dia belajar musik dengan Haydn yang
kala itu pencipta musik Wina kesohor (Mozart mati setahun sebelumnya).

Beethoven menetap di Wina, Mekkahnya musik waktu itu, selama sisa hidupnya. Rasa musik
Beethoven yang tinggi selaku pemain piano mengesankan tiap pendengamya dan dia berhasil
baik selaku pemain maupun guru. Segera dia menjadi pencipta musik yang produktif juga.
Karyanya dapat sambutan baik. Sejak umur pertengahan dua puluhan ke atas, dia sudah
mampu menerbitkan dan menjual buku ciptaan musiknya tanpa kesulitan apa pun.

Ketika Beethoven berumur di ujung dua puluhan, tanda-tanda ketuliannya mulai tampak. Tak
pelak lagi gejala ini amat merisaukan si komponis muda. Tuli buat seorang pencipta musik
betul-betul suatu malapetaka. Suatu ketika timbul keinginannya mau bunuh diri saja.

Tahun-tahun antara 1802-1815 sering dianggap masa pertengahan karier Beethoven. Pada
masa istirahat itu, akibat ketuliannya menghebat, dia mulai mundur dari pergaulan
masyarakat. Ketunarunguannya ini membuat orang punya kesan tidak yakin bahwa
Beethoven memang betul-betul anti manusia, anti masyarakat, benci bergaul. Dia terlibat
dengan percintaan yang kerap dengan gadis-gadis muda tetapi tampaknya semua hubungan
ini berakhir tak bahagia dan tak pernah beristeri.

Karya musik Beethoven sendiri menggila produktifnya. Tahun-tahun terus berjalan namun
perhatian yang diterimanya makin lama makin susut yang mestinya populer buat seorang
komponis seperti dia di jaman itu. Tetapi, kesuksesannya menanjak terus.

Pada usia empat puluhan Beethoven menjadi seratus persen pekak. Akibatnya, dia tak pernah
lagi tampil di muka umum dan semakin menjauhi masyarakat. Hasil karyanya semakin
sedikit dan semakin sulit di fahami. Sejak itu dia mencipta terutama buat dirinya sendiri dan
beberapa pendengar yang punya ideal masa depan. Dia pernah bilang kepada seorang kritikus
musik, "Ciptaanku ini bukanlah untukmu tetapi untuk masa sesudahmu."

Ini merupakan ironi yang kejam dari sebuah nasib bahwa seorang komponis paling berbakat
sepanjang jaman harus tertimpa musibah ketulian semacam itu. Kalau saja Beethoven dengan
kekuatan tekad non-manusiawi -- dalam ketuliannya itu-- terus tetap menjaga mutu
komposisi musiknya, ini akan merupakan hal yang memukau dan brilian. Tetapi, kenyataan
lebih mengherankan lagi ketimbang yang dibayangkan dalam masa tahun-tahun ketulian
totalnya, Beethoven melakukan ciptaan tidak sekedar setarap dengan apa yang dihasilkan
sebelumnya, melainkan umumnya dianggap merupakan hasil karya terbesarnya. Dia
meninggal di Wina tahun 1827 pada usia lima puluh tujuh tahun.
Karya Fenomenal Ludwid van Beethoven
Karya Beethoven yang banyak itu termasuk 9 simfoni, 32 sonata piano, 5 piano concerto, 10
sonata untuk piano dan biola, serangkaian kuartet gesek yang menakjubkan, musik vokal,
musik teater, dan banyak lagi. Tetapi, yang lebih penting dari jumlah ciptaannya adalah segi
kualitasnya. Karyanya merupakan kombinasi luar biasa dari kedalaman perasaan dengan
kesempurnaan tata rencana. Beethoven memperagakan bahwa musik instrumental tak bisa
lagi dianggap cuma punya nilai seni nomor dua. Ini dibuktikan dari komposisi yang
disusunnya yang telah mengangkat musik instrumental itu ke tingkat nilai seni yang amat
tinggi.

Beethoven benar-benar seorang pencipta orisinal yang jempolan dan banyak perubahan-
perubahan yang dilakukan dan diperkenalkannya mempunyai pengaruh yang abadi. Dia
memperluas ukuran sebuah orkestra. Dia menambah panjangnya simfoni dan memperluas
daya jangkaunya. Dengan mendemonstrasikan kemungkinan yang hampir tak terbatas yang
bisa dihasilkan oleh piano, dia membantu menjadikan piano itu instrumen musik yang paling
terkemuka. Beethoven membuka babak transisi dari musik klasik ke musik bergaya romantik
dan karyanya merupakan sumber ilham untuk gaya romantik.

Dia menanamkan daya pengaruh yang menghunjam pada diri komponis-komponis yang
muncul belakangan, termasuk tokoh-tokoh yang memiliki gaya berbeda seperti Brahms,
Wagner, Schubert dan Tchaikovsky. Dia juga merintis jalan buat Berlioz, Gustav Mahler,
Richard Strauss dan banyak lagi lainnya.

Nyata benar, Beethoven mesti ditempatkan di atas musikus mana pun dalam daftar urutan
buku ini. Meski Johann Sebastian Bach nyaris punya keistimewaan setara, karya Beethoven
lebih luas dan lebih sering didengar ketimbang ciptaan Bach. Lebih dari itu, sejumlah
penyempurnaan yang dilakukan Beethoven lebih punya pengaruh mendalam terhadap
perkembangan musik selanjutnya ketimbang hasil karya Bach.

Secara umum, ide etik dan politik lebih gampang dijabarkan dengan kata-kata daripada musik
dan kesusasteraan. Punya ruang lingkup pengaruh yang lebih luas dari pada musik. Atas
dasar pertimbangan inilah Beethoven --meski tokoh jempolan dalam sejarah musik--
ditempatkan dalam urutan lebih rendah ketimbang Shakespeare. Dalam hal membandingkan
antara Beethoven dan Michelangelo, saya amat terpengaruh dengan kenyataan bahwa
umumnya orang lebih banyak gunakan waktu mendengarkan musik daripada memandang
lukisan atau patung pahatan, dan atas dasar alasan ini pula saya pikir komponis-komponis
musik umumnya lebih berpengaruh dibanding pelukis atau pemahat yang kemasyhurannya
dalam lapangan masing-masing setara. Walhasil, tampaknya cukup layak menempatkan
Beethoven pada urutan antara Shakespeare dan Michelangelo.
Tahukah teman tentang musik klasik? Menurut wikipedia Indonesia, Musik klasik
merupakan istilah luas yang biasanya mengarah pada musik yang dibuat di atau berakar
dari tradisi kesenian Barat, musik kristiani, dan musik orkestra, mencakup periode dari
sekitar abad ke-9 hingga abad ke-21. Beethoven adalah salah satu maestro di bidang ini.
Berikut ini akan dibahas biografi Beethoven.

Beethoven lahir dengan nama lengkap Ludwig van Beethoven. Ia lahir di Jerman tepatnya di
Bonn pada tanggal 17 Desember 1770. Ia adalah penggubah musik terkenal di dunia. Namun
begitu kehidupannya penuh dengan cobaan dan hambatan. Terlepas dari penderitaannya,
Beethoven tetap optimis dan bertekad untuk meninggikan sukacita kehidupan.

Masa Kecil

Beethoven memang disiapkan oleh ayahnya untuk menjadi penggubah musik klasik yang
terkenal. Ini terbukti dari cara ayahnya mendidiknya terutama dalam bermain piano yang
dirasa Beethoven waktu itu sangatlah keras padanya. Namun dari situlah akhirnya Beethoven
sadar bahwa dia menjadi ahli di bidang musik adalah karena ayahnya.

Sejak kecil ayahnya sering menyuruhnya belajar main piano dengan sungguh-sungguh. Jika
Beethoven salah dalam memainkan nuts nya maka kayu akan mendarat di tubuhnya.
Begitulah setiap hari yang dilalui oleh Beethoven. Saking kerasnya sang ayah mengajarinya,
sering jarinya sakit dan bengkak karena terlalu lama memainkan piano.

Beethoven Kecil

Beethoven memang berasal dari keluarga pemusik. Kakeknya adalah penyanyi tenor tang
dihormati sekaligus dirigen orkestra istanah. Dibawah pengaruh kakeknya, kecintaan
Beethoven kecil terhadap musik mulai dipupuk. Sayangnya kakeknya meninggal ketika ia
berusia tiga tahun. Sedangkan ayahnya adalah penyanyi tenor yang biasa-biasa saja serta
bertemperamen keras dan ibunya adalah seorang pembantu rumah tangga biasa. Mungkin
dari sinilah ayahnya ingin mengembalikan wibawa keluarga yang sempat menjadi orang
terhormat saat masih ada sang kakek dan ayahnya berharap orang itu adalah Beethoven.
Ketika Beethovenn capek dalam berlatih, sang ayah selalu mendaratkan tamparan dipipi
sambil berseru “Jangan malas, Mozart sudah mendapatkan banyak uang dari main piano saat
seusiamu.” Itulah yang selalu didoktrinkan pada Beethoven. Mau tidak mau Beethoven
mengangkat jari-jarinya untuk memainkan tuts piano.

Perlu diketahui Mozart adalah ahli musik klasik yang sudah terkenal saat itu dan menjadi
kiblat Beethoven dalam menggubah musik klasik.

Ketika ia berusia 11 tahun, Beethoven harus putus sekolah dan ia bekerja sebagai organis
istanah untuk membantu keuangan keluarga. Masa kecil Beethoven sangat tidak bahagia. Ia
tidak memiliki teman karena memang tidak diizinkan bermain, ia hanya diizinkan belajar
musik dan musik. Jika sepi melanda, Beethoven bermain piano sembari menghibur diri “Tak
apalah musik adalah temanku.” Begitulah hari-harinya.
Minat Beethoven pada musik tak pernah padam. Ketika ia berusia 22 tahun, ia berkelana ke
Vienna Austria untuk lebih memperdalam musik. Vienna adalh kota musik yang terkenal di
dunia. Banyak ahli musik yang dilahirkan dari kota ini. Selain itu Vienna terkenal dengan
pertunjukan drama, operet, gedung konser dan segalanya yang berhubungan dengan musik
dan pertunjukan.

Kehilangan Pendengarannya

Saat itu Beethoven pun juga mengadakan pertunjukan disana dan tak disangka banyak orang
yang mengaguminya. Karir Beethoven semakin bersinar di Vienna, sampai suatu kejadian
memukulnya dengan keras yaitu tiba-tiba Beethoven kehilangan pendengarannya. Ya, dia
menjadi tuli secara tiba-tiba.

Mengalami hal ini ingin rasanya Beethoven mengakhiri hidupnya, bagaimana mungkin ia
bisa memainkan lagu jika ia tak bisa mendengar. Sejak kecil ia sengsara, mengapa pula saat
kesuksesan digenggaman, takdir kehidupan menghajarnya lagi, tak cukupkah masa kecilnya
terampas. Begitulah Beethoven menyesali keadaannya.

Namun suatu pagi saat ia berjalan ditaman. Ia begitu menikmati keindahan taman, mentari
pagi yang hangat menyapa, desiran angin yang ia rasakan begitu sejuk, semerbak bunga yang
sangat menyentuh hidung...Ia begitu menikmati ini dan tercetuslah sesuatu.....

“Inilah musik alam! Boleh saja pendengaranku hilang, tetapi aku masih dapat “mendengar”
vitalitas dan melodi alam! Tak ada yang dapat mengalahkan musik alam. Tetapi berapa
banyakkah orang yang dapat mendengar suara-suara yang demikian sorgawi ini? Akan
kuubah menjadi musik dan kuhapuskan kesengsaraan dalam kehidupan! Ya.. nasib akan
kulawan engkau ...takkan pernah aku tunduk kepadamu.” Begitulah Beethoven.

Sejak saat itu ia mulai bangkit dari keterpurukannya. Beethoven menguasai dirinya, hari-hari
berikutnya ia gubah banyak karya terkenal di dunia. Daya yang tak terkekang, kobaran suka
cita dan emosi kehidupan yang terekspresikan dalam musiknya itulah yang memimpin
gerakan romantis dalam musik klasik. Ia juga menjadi dikenal sebagai musik klasik. Karirnya
semakin menanjak walau pendengarannya berangsur-angsur hilang.

Menang Atas Kekurangannya

Di usia senjanya, Beethoven yang sudah sama sekali tuli harus menghadapi lagi kemunduran
yang meremukkan hatinya. Ketika ia berusia 53 tahun, Beethoven sedang memimpin orkestra
dalam suatu latihan. Karena tak dapat mendengar nyanyian di panggung, orkestra yang
dipimpinnya tak dapat mengimbangi nyanyian sang penyanyi. Akibatnya ia diberhentikan
dari memimpin orkestra.
Ia sangat terpukul dan malu serat amarah. Ia langsung bergegas pulang. Di ruamh ia
tumpahkan kemarahannya sambil berteriak-teriak. “ Apakah habis sudah bagiku? Apakah itu
menandai akhir karir musikku? Tidak.... aku tidak boleh takluk pada nasib!”

Beethoven berlatih lebih keras lagi dari yang sebelumnya. Untuk mendengar musik, ia
gunakan sebuah tongkat kayu.Satu ujungnya diletakkan di dalam piano dan ujung lainnya ia
gigit. Ia gunakan getaran kayu tersebut untuk membantunya membaca nada-nada musiknya.
Prosesnya sangat sulit. Hari-harinya ia gunakan untuk melatih kepekaannya terhadap kayu
tersebut. Benar-benar tak bisa dibayangkan tingkat kesulitannya. Hanya orang keras kepala
seperti Beethoven saja yang bisa melakukannya.

Dua tahun kemudian Beethoven mengadakan pagelaran karyanya, Symphony No 9. Itulah


namanya. Pagelaran ini diadakan di teater Karintian Gate. Beethoven memimpin orkestra
dengan sempurna, lebih sempurna dibandingkan sebelum ia tuli total. Wow... banyak
penonton yang amazing dengan apa yang dilakukan Beethoven. Mereka semua mengira itu
adalah akhir karir Bethoven, namun ternyata tidak, itu justru peningkatan tertinggi
Beethoven.

Setelah konser selesai, sambutan gegap gempita memenuhi gedung konser itu. Semua
terkesima akan apa yang terjadi pada Beethoven. Bukan saja kesempurnaannya dalam
memimpin orkestra namun juga kekurangan yang ada pada dirinya berhasil ia kalahkan,
itulah yang lebih membuat penonton kagum pada sosok Beethoven.

Sekali lagi Beethoven menang atas nasib dan kesengsaraannya.

Meninggal Dunia

Beethoven meninggal dunia pada 26 Maret 1827 di Wina Austria. Pemakamannya dihadiri
oleh 10 ribu hingga 30 ribu orang, jumlah yang sangat besar dalam menghadiri pemakaman
diwaktu itu. Karya Beethoven selalu dikenang sepanjang masa, bukanhanya karyanya yang
memang luar biasa namun juga karena ia berhasil menang mengatasi keterbatasan fisiknya
dan kesengsaraan hidupnya di waktu lampau.

Itulah biografi Beethoven. Pelajaran yang bisa kita petik dari kisahnya adalah apapun yang
terjadi pada diri manusia entah itu kekurangan finansial, keluarga yang tidak kaya, atau juga
kecacatan tidak menjadi masalah bagi kesuksesan seseorang selama terus berusaha dan yakin
bisa. Kuncinya adalah yakin, berdoa, keras kepala dan fokus. Semoga kita bisa mencontoh
hal-hal baik yang ada pada diri Beethoven untuk hidup kita yang lebih berkualitas.

Nama Lengkap : Ludwig van Beethoven


Alias : No Alias
Profesi : Musisi
Tanggal Lahir : Minggu, 16 Desember 1770
Zodiac : Sagittarius

Ayah : Johann van Beethoven


Ibu : Maria Magdalena Keverich
BIOGRAFI
Beethoven adalah seorang komponis dan pianis Jerman. Ia adalah tokoh penting dalam
transisi era Klasik dan Romantic dalam musik seni Barat, ia tetap menjadi salah satu yang
paling terkenal dan berpengaruh dari semua komponis. Komposisinya yang paling dikenal
termasuk 9 simfoni, 5 konserto piano, 32 sonata piano dan 16 string kuartet. Beethoven juga
komposer dari chamber music, paduan suara Missa Solemnis dan banyak lagu.

Lahir di Bonn, ibukota dari Electorate of Cologne, bagian dari Kekaisaran Romawi,
Beethoven menampilkan bakat musiknya pada usia dini yang diajarkan oleh ayahnya Johann
van Beethoven dan Christian Gottlob Neefe, seorang konduktor dan komposer. Selama 22
tahun pertama di Bonn, Beethoven bermaksud untuk belajar dengan Wolfgang Amadeus
Mozart dan berteman dengan Joseph Haydn. Dan di tahun 1792 Beethoven pindah ke Vienna
dan mulai belajar dengan Haydn, ia cepat mendapatkan reputasi sebagai pianis virtuoso.
Beethoven tinggal di Vienna sampai kematiannya. Selama abad ke-18, pendengarannya mulai
memburuk secara signifikan, namun ia terus menulis dan melakukan performance bahkan
setelah pendengarannya tuli total .

Beethoven meninggal pada 26 Maret 1827 di usia 56. Prosesi pemakaman Beethoven pada
tanggal 29 Maret 1827 dihadiri oleh 20.000 warga Vienna. Ada sengketa tentang penyebab
kematian Beethoven: alkohol sirosis, sifilis, hepatitis menular, keracunan timah, sarkoidosis.
Tetapi yang jelas, banyak sumber mengatakan bahwa selama hidupnya, Beethoven memiliki
gangguan mental karena pendengarannya hingga ia tuli dan ia menderita bipolar.

Riset dan analisa oleh : Shallysa Rachmi A


PENGHARGAAN
Karya:
 Symphony No.9
 Symphony No.5
 Piano Sonata No.14
 Bagatelle in A minor
 Symphony No.7
 Symphony No.3
 Piano Sonata No.8, Symphony No.6
 Violin Concerto
 Symphony No.1 in C
 Fidelio
 Piano Concerto No.5
 Missa Solemnis
 Piano Sonata No.23
 Piano Concerto No.4
 Symphony No.4
 Symphony No.2
 Piano Sonata No.29
 Late String Quartets
 Piano Sonata No.21
 Choral Fantasy
 Piano Concerto No.1
 Piano Sonata No.32
 Piano Sonata No.17
 String Quartets Nos. 1 - 6
 Opus 18, Diabelli Variations
 Egmont
 String Quartet No. 16
 Symphony No.8
 Piano Trio No. 7 in B-flat major
 Septet
 Violin Sonata No.5, Mass in C major
 Große Fuge
 Violin Sonata No.9
 Sonatina in G major
 Horn Sonata
 Piano Concerto No.2
 Piano Sonata No.26
 Symphony No. 10
 String Quartet No. 15
 Piano Sonata No.25
 Violin Sonata No.1
 String Quartet No. 4
 Sonatina in F
 Concerto for Violin, Cello
 Piano and Orchestra in C major
 Bagatelles
 Opus 33
 Violin Sonata No. 8
 Turkish March
 An die ferne Geliebte
Dibaptis pada 17 Desember 1770 di Bonn, komposer sekaligus pianis Jerman ini
menghasilkan banyak karya musik klasik yang mencakup simfoni, opera, concerti, sonata
piano, dll.
You are here: Home / Gaya Hidup / Musik / 20 Fakta & Informasi tentang Ludwig van
Beethoven
20 Fakta & Informasi tentang Ludwig van Beethoven

Amazine.co - Online Popular Knowledge


Baca juga

 Tips Bermain Drum: 5 Tips Belajar Bermain Drum untuk Pemula


 Mudah Menguasai Gitar - 4 Tips Cepat Belajar Bermain Gitar
 Biografi Johann Pachelbel: Kisah Hidup Komposer 'Canon'

Ludwig van Beethoven adalah salah satu musisi paling berpengaruh dan kreatif yang dikenal
sejarah.

Dibaptis pada 17 Desember 1770 di Bonn, komposer sekaligus pianis Jerman ini
menghasilkan banyak karya musik klasik yang mencakup simfoni, opera, concerti, sonata
piano, dll.

Fakta tentang Ludwig van Beethoven

Dalam rentang hidupnya selama 56 tahun, Beethoven telah mencapai puncak pencapaian
dalam karya musik.

Semenjak kecil, akibat dorongan langsung ayahnya, Johann van Beethoven, Beethoven muda
telah belajar musik.

Berikut adalah fakta tentang Beethoven:


1. Orang tuan Ludwig van Beethoven memiliki 7 anak. Empat diantaranya meninggal saat
masih kecil dan hanya 3 yang bertahan hidup. Dari 3 orang tersebut, Beethoven merupakan
yang tertua.

2. Beethoven melakukan pertunjukan musik pertamanya pada usia 7 ½ tahun, pada tanggal 26
Maret 1778.

3. Beethoven pernah belajar pada beberapa musisi ternama termasuk Gottlob Neefe, Joseph
Haydn, Albrechtsberger, Salieri, dan Mozart.

Sebagian besar pelajaran musik diambilnya di Wina, yang juga merupakan tempat di mana
dia tinggal setelah meninggalkan kota kelahirannya, Bonn.

4. Beethoven menerbitkan karya pertamanya pada tahun 1782 saat masih berusia 12 tahun.
Karya tersebut berisi 9 variasi untuk Piano dalam C minor, membuatnya menjadi salah satu
pemain piano paling terkenal dalam sejarah.

5. Setiap kali Beethoven mempersiapkan diri atau duduk untuk menulis musik, dia akan
menuangkan banyak air es di atas kepalanya.

6. Selama hidupnya, Beethoven hanya mengkomposisi 1 opera klasik yang dikenal sebagai
Fidelio, yang masih diakui sebagai salah satu karya paling klasik dan berpengaruh sepanjang
masa.

7. Beethoven tetap mengkomposisi banyak simfoni dan melakukan konser sendiri bahkan
setelah dia kehilangan kemampuan pendengarannya (tuli).

Pada tahun 1811, setelah gagal membawakan komposisinya sendiri, “Piano Concerto No 5”
di depan umum, Beethoven tidak lagi pernah melakukan pertunjukan di depan publik.

8. Setelah Beethoven kehilangan kemampuan mendengar sepenuhnya, teman-temannya


berkomunikasi dengan menulis dalam buku. Beethoven akan membaca dan kemudian
menjawab secara lisan maupun tertulis.

Ada 400 buku dengan jenis tersebut, dimana 264 buah diantaranya dihancurkan setelah
kematiannya.

9. Fakta menarik lain tentang Beethoven adalah bahwa dia menggunakan batang khusus
untuk soundboard pianonya.

Batang khusus ini akan digigitnya untuk mengetahui getaran suara yang merambat melalui
batang. Dengan cara ini Beethoven akan mengetahui jenis dan kepadatan suara.
10. Beethoven adalah salah satu musisi pertama yang diberi hibah tahunan 4000 florin karena
orang di sana tidak ingin dia meninggalkan Vienna. Beethoven bebas secara finansial
sehingga bisa berkonsentrasi untuk berkarya.

11. Sebelum masa Beethoven, untuk menopang hidup, musisi terkenal seperti Bach, Mozart
dan Haydn adalah bagian dari staf rumah tangga keluarga aristokrat kaya yang tidak pernah
diberi kebebasan untuk bekerja tanpa perintah.

12. Beethoven selalu menempatkan 60 biji kopi dalam cangkir kopinya. Tak heran darimana
dia mendapatkan semua energi besar itu!

13. Beethoven juga dikenal karena temperamennya. Dia tidak segan berhenti melakukan
pertunjukan jika merasa audiens terlalu banyak ngobrol atau tidak memberikan perhatian
penuh kepadanya.

Beethoven diketahui pernah melemparkan sepiring makanan pada pelayan karena tidak
senang dengan layanannya.

14. Beethoven menghabiskan sebagian besar waktunya menulis musik. Dia pernah ditangkap
polisi karena pakaian dan rambutnya begitu berantakan sehingga polisi mengiranya sebagai
gelandangan.

15. Karya Beethoven sangat mengagumkan! Selama karirnya, dia menulis total 9 simfoni, 17
string kuartet, 7 concerto, 32 sonata piano, 10 sonata untuk piano dan biola, dan 1 opera
klasik.

16. Beethoven juga mengajar musik untuk banyak siswa muda. Disinyalir dia juga jatuh cinta
dengan banyak dari mereka.

17. Pada tahun 1812, Beethoven menulis surat yang ditujukan ke ‘The Immortal Beloved’.
Penulis biografi Beethoven masih berupaya menemukan wanita misterius di balik surat itu!

18. Bahkan alam meratapi kematiannya. Seperti yang diceritakan oleh Anselm
Huttenbrenner, teman Beethoven yang hadir ketika Beethoven menghembuskan napas
terakhirnya, ada gemuruh guntur saat Beethoven meninggal pada tanggal 26 Maret 1827.

19. Ketika Beethoven meninggal, hampir 10.000 – 30.000 orang menghadiri pemakamannya
pada 29 Maret 1827.

20. Pada bulan Agustus 1845, monumen Beethoven di Bonn diresmikan, sekaligus menjadi
monumen pertama untuk seorang komposer yang didirikan di Jerman.[

Masa muda[sunting | sunting sumber]


Guru komposisi pertama Beethoven adalah Christian Gottlob Neefe (1748-1798). Neefe yang
melihat bakat musik Beethoven mengajari Beethoven memainkan komposisi-komposisi
milik Bach dan cara berimprovisasi, dia juga membantu Beethoven menerbitkan karya
pertamanya (1783). Dalam sebuah majalah musik, Neefe menulis bahwa Beethoven bisa
menjadi ‘Mozart’ yang kedua seandainya ia meneruskan kariernya.

Beethoven pada usia 13 tahun


Pangeran Bonn, Franz Xaver Stelker menunjuk Beethoven sebagai wakil Neefe dalam
bermain organdan harpsikord. Pada 1783, Beethoven menerbitkan tiga sonata yang
didekasikan kepada Pangeran Franz, tapi karena ia belum mendapatkan gaji dari
pekerjaannya, Beethoven meminta untuk menjadi wakil Neefe secara resmi. Permohonan ini
dikabulkan pada tahun 1784. Pada 1785, Beethoven menggubah tiga trio piano untuk
pangeran namun karya ini tak diterbitkan sampai Beethoven meninggal. Pada saat yang sama,
Beethoven belajar musik pada Franz Ries.
Pada 1787, Beethoven pergi ke Wina atas perintah Pangeran. Di sana ia bertemu
dengan Mozart dan memainkan piano di depannya. Mozart sangat kagum dengan Beethoven
dan dia mengatakan bahwa Beethoven bisa menjadi musikus besar pada masa depan nanti.
Kunjungan Beethoven hanya sementara karena uangnya habis, dia juga dipanggil pulang ke
Bonn karena ibunya sakit parah akibatTBC, yang kemudian merenggut nyawanya pada 17
Juli 1787. Beethoven terbeban mengurusi kedua adiknya yang masih kecil. Karena ayahnya
pemabuk dan menghambur-hamburkan uang untuk alkohol, Beethoven meminta agar gaji
ayahnya diberikan kepadanya. Beethoven mendapat penghasilan tetap dengan memberi les
piano kepada keluarga bangsawan.

Berguru kepada Haydn[sunting | sunting sumber]


Pada 1792, Joseph Haydn sedang menetap di Wina untuk sementara dalam perjalanannya
menuju London. Pangeran Waldstein, salah satu teman dekat Beethoven berhasil membujuk
Pangeran Franz untuk membiayai perjalanan Beethoven menuju Wina untuk
belajar komposisi pada Haydn.
Pelajaran komposisi Beethoven pada Haydn tak berjalan dengan baik. Haydn memang guru
yang ramah dan baik namun dia tak memberi banyak perhatian dan tidak mengoreksi
tugasnya dengan teliti. Haydn menghargai Beethoven walau dia kurang mengerti ide-ide
musiknya. Beethoven tanpa sepengetahuan Haydn belajar komposisi di bawah bimbingan
Johann Schenk. Pangeran Franz memanggil Beethoven pulang ke Bonn tetapi Beethoven
memilih untuk tinggal di Wina dan berkarier di sana sampai ia meninggal.
Pada saat Haydn pergi ke London pada awal 1794, Beethoven belajar komposisi pada Johann
Georg Alberchtsberger dan Antonio Salieri. Beethoven memulai kariernya di Wina sebagai
pianis. Pada Maret 1795, Beethoven membawakan Piano Concerto in Bb Major, Op. 19, dia
juga mengadakan kunjungan ke Praha, Dresden, Leipzig, dan Berlin pada 1796.

Di Wina[sunting | sunting sumber]


Awal karier[sunting | sunting sumber]
Pada awal kariernya di Wina, Beethoven masih mendapat gaji dari Pangeran Franz, selain itu
ia juga dibantu oleh beberapa bangsawan yang mendukungnya, antara lain Pangeran Carl von
Lichnowsky. Beethoven mendedikasikan kepadanya salah satu sonata pianonya yang paling
terkenal, Sonata in C Minor ‘Pathetique’, Op. 13. Masa awal Wina merupakan masa yang
cukup produktif bagi Beethoven. Komposisi-komposisi yang ia gubah antara lain simfoni no.
1 dan 2, lima sonata piano termasuk ‘Moonlight’ sonatadan ‘Pastorale’ sonata,
sonata biola keempat dan kelima (Op. 23 dan Op. 24), variasi cello pada Bei Mannern,
welche Liebe fuhle milik Mozart, Quintet Op. 18, Septet in Eb Major, Op. 20, dan Quintet,
Op. 29. Beethoven tidak hanya populer sebagai pianis virtuoso namun juga sebagai
komponis. Murid-muridnya kebanyakan berasal dari keluarga aristokrat.
Mulai periode kehilangan pendengaran[sunting | sunting sumber]
Pada pertengahan 1801, Beethoven menyadari bahwa daya pendengarannya mulai berkurang
akibat otosklerosis. Sebuah surat yang ditemukan di sebuah rumah Beethoven
diHeiligenstadt dekat Wina yang dikenal sebagai ‘Warisan Heiligenstadt’ berisikan betapa
sedihnya Beethoven karena penyakit yang dialaminya. Kesedihannya memang wajar karena
pada saat itu Beethoven sedang dalam puncak kariernya. Karena penyakit ini, Beethoven
menjadi depresi dan dia menjadi semakin minder dalam pergaulan sosial. Salah satu alasan
lain depresinya Beethoven adalah karena ia tak berhasil mendapatkan ‘teman hidup’. Banyak
wanita bangsawan yang sering dicintainya namun umumnya cintanya bertepuk sebelah
tangan.[butuh rujukan]
Lepas dari masa kemuraman[sunting | sunting sumber]
Pada tahun 1802, Beethoven keluar dari kemuramannya. Dia melanjutkan membuat
komposisi. Pada tahun 1803 dia mementaskan Piano Concerto in Eb Major, Op. 37 dan
tampil sebagai solois. Pada tahun yang sama Beethoven juga memainkan Violin Sonata Op.
47 miliknya dengan violinis virtuoso George Polgreen Bridgetower (1799-1860) dan
mempersembahkan karya tersebut kepada Rudolph Kreutzer.
Symphony No. 3 Eroica[sunting | sunting sumber]
Pada tahun 1805 menggubah Symphony No. 3 in Eb ‘Eroica’, Op. 55. Menurut temannya,
Ferdinand Ries, Beethoven merobek judul asli simfoni yang didekasikan untukNapoleon
Bonaparte itu. Beethoven sangat marah setelah tahu bahwa Napoleon mengumumkan dirinya
menjadi kaisar Perancis. Beethoven mengubah judul simfoni asli ini, ‘Bonaparte’ dan
menulis ‘Sinfonia Eroica…composta per festiggiare il sovvenire de un grand’ uomo’ yang
berarti ‘Simfoni eroika, ditulis untuk mengenang seseorang yang agung’.
Tulisan ‘Sinfonia Grande intitolata Bonaparte del Sigre’ yang terdapat pada kopi manuskrip
simfoni yang pertama dan kedua dihapus Beethoven secara paksa dan meninggalkan bekas
lubang. Namun, kemarahan Beethoven hanya sebentar karena beberapa bulan setelah
penobatan Napoleon, Beethoven mengirim surat pada Breitkopf & Härtel ‘titel simfoni itu
sebenarnya Bonaparte’ dan pada tahun 1810 dia menulis bahwa ‘misa ini mungkin bisa juga
didekasikan untuk Napoleon’. Simfoni tersebut dipentaskan di kediaman Pangeran
Lobkowitz pada akhir tahun 1804.
Gaya komposisi baru[sunting | sunting sumber]
Dengan simfoni Eroica, Beethoven memperlihatkan sikap yang mau berjuang dari masa
depresinya dan tak mau kalah oleh penyakit. Menurut Carl Czerny, muridnya, Beethoven
mencoba gaya komposisi baru sewaktu mengerjakan tiga sonata piano, Op. 31. Hasilnya
terlihat pada tiga sonata miliknya, Piano Sonata in C Major ‘Waldstein’, Op. 53, Piano
Sonata in F Major, Op. 54, dan Piano Sonata in F Minor ‘Appasionata’, Op. 57. Tapi,
Beethoven pernah mengomel pada Czerny bahwa dia agak kesal karena publik hanya
menyukai ‘Moonlight’ sonata miliknya padahal dia bisa menciptakan lagu-lagu yang lebih
bagus dari lagu itu.
Simfoni kelima Beethoven dianggap sebagai simfoni yang memulai gaya baru. Pada simfoni
ini, terdapat tempo nada yang seperti mars. Hal ini tak pernah terjadi pada masa-masa
sebelum Beethoven.
Pentas opera Fidelio[sunting | sunting sumber]
Pada tahun 1805, sebuah teater mementaskan opera milik Beethoven, Fidelio, yang memiliki
judul asli Leonore. Namun, pementasan ini tak berhasil karena pada beberapa hari
sebelumnya, Wina ditaklukkan oleh Napoleon. Fidelio direvisi oleh Beethoven dua kali,
tahun 1806 dan 1814. Beethoven juga menciptakan empat overture untuk Fidelio yang diberi
judul Overture Leonore no. 1, 2, dan 3. Overture ke-4 diberi nama Overture Fidelio.
Sesungguhnya Beethoven belum memiliki pendapatan tetap. Dia baru menerima honor
setelah menyelesaikan pesanan musik atau ada karyanya yang diterbitkan. Pada 22
Desember 1808, Beethoven mengadakan konser untuk mencari dana di teater Wina. Konser
ini menampilkan banyak karya Beethoven yang terbaru, antara lain Symphony No. 5 in C
Minor, Op. 67 dan Symphony No. 6 in F Major, Op. 68, konserto piano no. 4, dan Fantasien,
Op. 80. Konser ini belum diketahui kesuksesannya dari segi keuangan.
Ingin pindah dari Wina[sunting | sunting sumber]
Pada tahun 1808, Beethoven sesungguhnya ingin pindah dan bekerja pada Jerome Napoleon
di Cassel dengan gaji 2400 gulden/tahun. Namun, teman-temannya dari kalangan
bangsawannya, antara lain Pangeran Rudolph , Pangeran Lobkowitz, dan Kinsky meminta
Beethoven untuk tetap tinggal dengan jaminan mereka akan membayar gaji Beethoven
sebesar 4000 Gulden per tahun. Beethoven juga membuat komposisi Piano Concerto No. 5 in
B Flat Major ‘Emperor’, Op. 73, yang didekasikan untuk Pangeran Rudolph dan String
Quartet in E Flat Major, Op. 74. Pada tahun yang sama, Napoleon menduduki kembali kota
Wina sehingga banyak bangsawan yang melarikan diri dari sana. Beethoven
menciptakan Piano Sonata in Eb ‘Les adieux’, Op. 81a.
Krisis keuangan[sunting | sunting sumber]
Pada tahun 1811, Beethoven semakin depresi pada masa sulit ini. Terutama karena ia tak
berhasil mendapat jodoh. Salah satu wanita yang ia pinang adalah Countess Therese Malfatti
namun ia ditolak. Beethoven juga mengalami krisis keuangan karena terjadi penurunan mata
uang kertas di Wina. Harga uang menjadi seperlima dari mata uang terbaru. Beethoven juga
mengalami perselisihan dengan adiknya, Johann. Namun, Beethoven mulai
mengerjakan Symphony No. 7 in A Major, Op. 92 dan selesai pada awal 1812.
Pada musim semi tahun 1812, Beethoven berkunjung ke spa di Teplitz dan bertemu
dengan Johann Wolfgang von Goethe, salah satu orang yang paling ia kagumi semenjak masa
kecilnya. Pada tanggal 8 Desember 1813, Beethoven membuat simfoni ‘perang’
berjudul Wellington’s Victory. Beberapa komponis terkenal seperti Hummel, Mayseder,
Moscheles, dan Salieri ikut ambil bagian pada pementasan simfoni ini.
Konser besar[sunting | sunting sumber]
Pada tanggal 29 November 1814, Beethoven mementaskan Fidelio yang sukses besar.
Sebagian besar anggota kongres Wina ikut menonton opera ini. Di luar kesuksesan tersebut,
pendengaran Beethoven semakin lama bertambah parah. Keadaan ini bertambah parah karena
Beethoven menuntut hak orang tua asuh atas keponakannya, Karl. Beethoven menganggap
ibu Karl tak sanggup mengasuh keponakannya. Beethoven memenangkan kasus ini namun ia
pun bukan orang tua yang baik untuk Karl. Anak itu akhirnya menjadi tertekan dan mulai
bergaul dengan geng anak-anak nakal. Puncaknya adalah pada tahun 1816, saat Karl
mencoba bunuh diri. Hal ini membuat Beethoven cukup mengalami depresi. Setelah sembuh,
Karl kembali ke ibunya dan masuk ke sekolah militer.
Pada tahun 1817, Beethoven keluar dari depresi dan kemurungannya. Hal ini terlihat dengan
saat dia membuat Piano Sonata in A Major, Op. 101. Pada tahun 1817, Beethoven
menggubah beberapa komposisi untuk seorang penulis Inggris, Richard Ford. Namun, karya-
karya ini tak pernah diketahui sampai ditemukan di Inggris pada tahun 1999. Selain itu,
Beethoven juga mulai merencanakan untuk menggubah piano sonata-nya yang paling
revolusioner, Piano Sonata in Bb 'Hammerklavier', Op. 106.
Missa Solemnis[sunting | sunting sumber]
Pada tahun 1822, Beethoven menggubah Missa Solemnis untuk penobatan Pangeran Rudolph
sebagai uskup di Olomouc pada tahun 1819. Beethoven juga memulai rancangansimfoni ke-
9-nya.
Pada 7 Mei 1824, Beethoven mementaskan Missa Solemnis beserta Simfoni ke-9 di Wina.
Konser ini sukses besar. Tapi ada berita yang mengatakan bahwa Beethoven tidak sadar kalau
konsernya telah selesai dan terus membaca partitur. Caroline Unger, salah satu solois alto
dalam simfoni tersebut harus menarik baju Beethoven agar dia mau berbalik dan melihat ke
arah penonton yang bertepuk tangan dengan meriah.
Pada tahun 1826, Beethoven menderita demam tinggi yang ternyata disebabkan oleh sakit
ginjal. Penyakitnya tak tertolong dan dia meninggal pada 26 Maret 1827.
Sembilan simfoni karya Beethoven menjadi karya paling gemilang dan terkenal dari sang
komponis. Selain itu, karya-karya ini juga mempengaruhi banyak komponis di jaman setelah
Beethoven, sampai ke masa modern.
Simfoni No. 2 dalam D-Mayor, op. 36
Ludwig van Beethoven (1770-1827) membuat komposisi ini tahun 1801/02. Ia juga
memimpin sendiri pagelaran karya ini untuk pertama kali, yaitu tanggal 5 April 1803 di
gedung pertunjukan yang bernama “Theater an der Wien“ di kota Wina, Austria. Walaupun
secara resmi karya ini selesai tahun 1802, kemungkinan besar segera sebelum penerbitannya,
Beethoven mengadakan perubahan lagi.

Gereja St. Marien di Heiligenstadt


Simfoni No. 2 dan proses pembuatannya dianggap sebagai saksi penting kemelut yang
dihadapi Beethoven. Ia mulai membuat karya itu, saat sudah jelas bahwa pendengarannya
semakin berkurang. Selain itu diperkirakan, simfoni ini juga memiliki kaitan dengan apa yang
disebut “Heiligenstädter Testament”, yang ditulis Beethoven musim gugur 1802.
“Heiligenstädter Testament” adalah surat yang ditulis Beethoven saat berada di tempat
permandian dan sumber air di Heiligenstadt, untuk mendapatkan perawatan bagi Otosklerosis
yang dideritanya. Dalam surat itu Beethoven menuangkan keputusasaan akan
pendengarannya yang semakin terganggu. Tetapi saat surat itu ditulis, Simfoni No. 2 sudah
hampir selesai.
Meskipun ada kaitan dengan kesulitan yang dihadapinya, Simfoni No. 2 penuh dengan
pernyataan positif yang dituangkan dalam rangkaian nada. Sehingga Beethoven kemungkinan
besar tetap berharap akan sembuh. Hal itu juga dikatakan sang komponis dalam surat kepada
teman sekolahnya Franz Gerhard Wegeler, yang ditulis saat mengerjakan komposisi itu:
“Saya akan menggenggam takdir di batang lehernya. Nasib pasti tidak akan pernah berhasil
menaklukkan saya.“

Simfoni No. 3 dalam Es-Mayor, op. 55


Karya ini juga dikenal dengan nama “Eroica“. Dimainkan untuk pertama kalinya bagi
masyarakat umum tanggal 15 Januari 1805. Tetapi setahun sebelumnya, karya ini sudah
dimainkan di istana bangsawan Lobkowitz yang kerap membiayai Beethoven. Bagi kritikus
di masanya, karya itu dari segi teknik dan formal sangat rumit. Komposisi itu dianggap
memiliki ide besar dan berani, tetapi untuk masa itu Simfoni No. 3 terutama dianggap terlalu
panjang. Hubungan dengan Napoleon pertama-tama diberikan oleh Beethoven sendiri.
Namun ia kemudian melupakan ide itu dan judul sampingan karya ini hanya: “Simfonia
Eroica, ingatan untuk seorang tokoh besar“.

Sebagian dari lukisan Eugene Delacroix (1798-1863) yang berjudul "Kebebasan Memimpin
Rakyat"
Saat berusia muda, Ludwig van Beethoven adalah pendukung Revolusi Perancis (1789-
1799). Ia juga pengagum Napoleon Bonaparte, yang menyebarkan ide-ide kebebasan melalui
penetapan undang-undang dan perang di seluruh Eropa. Di jaman itu Napoleon kerap
dibanding-bandingkan dengan tokoh Prometheus dalam mitologi Yunani, yang separuh dewa.
Menurut mitologi Yunani, Prometheus mencuri api yang dimiliki dewa-dewi, dan
memberikannya kepada manusia. Dalam cerita ini api menjadi simbol akal budi. Dengan
hadiahnya itu, manusia menjadi sempurna dan bebas. Sehingga di jaman "Aufklärung"
(Inggris: Enlightment) atau Pencerahan di Eropa Barat, yaitu abad 17 dan 18, Prometheus
dipandang sebagai pahlawan.
Simfoni No. 5 dalam C-Minor, op.67
Ludwig van Beethoven sudah mulai menulis komposisi ini tahun 1800. Tetapi penyelesaian
sepenuhnya baru dilakukan dari bulan April 1807 sampai awal tahun 1808.
Komposisi ini adalah salah satu simfoni paling terkenal karya Beethoven, dan salah satu
karya musik klasik yang paling populer. Simfoni No. 5 juga dikenal dengan nama “Simfoni
Takdir”. Tetapi nama ini tidak diberikan sang komponis, melainkan Anton Schindler yang
pertama kali menulis biografi Beethoven, sehingga sekarang kebanyakan tidak digunakan
lagi.
Komponis Rusia Pyotr Tchaikovsky
Dalam interpretasi karya Beethoven yang berlangsung sampai abad ke 20, Simfoni No. 5
dianggap sebagai cerita tentang kekalahan dan kemenangan, tentang pertarungan nasib
manusia yang berlangsung seumur hidup, juga tentang penderitaan dan pembebasan dari
kesengsaraan, yang dituangkan dalam musik. Seperti halnya Simfoni No. 9 yang berakhir
dengan “Ode an die Freude“, Simfoni No. 5 juga memiliki ide dasar “per aspera ad astra“,
atau melalui kegelapan malam menuju cahaya, yang maknanya: melalui kesulitan untuk
mencapai kebahagiaan. Itu dituangkan dalam penggunaan tangga nada c-minor dan c-mayor,
yang menjadi dasar pemikiran kebudayaan Eropa.

Johannes Brahms
Walaupun pemahaman simfoni karya Beethoven ini sekarang sudah agak berubah, Simfoni
No. 5, seperti halnya No. 3 dan No. 9 berpengaruh besar bagi karya klasik abad 19. Misalnya
dalam karya-karya Johannes Brahms, Pyotr Ilyich Tchaikovsky, Anton Bruckner dan Gustav
Mahler. Selain itu, karya Beethoven ini juga mampu menarik perhatian baik penggemar
musik klasik maupun orang yang kurang memperhatikan jenis musik ini. Dan itu bukan
hanya karena motif awalnya, yang memiliki kekuatan ritme besar melalui permainan semua
alat musik gesek, yang melantunkan melodi yang sama atau unisono.

Simfoni No. 6 dalam F-Mayor, op. 68


Simfoni No. 6 atau juga dikenal sebagai “Pastorale” selesai komposisinya tahun 1807 dan
1808. Pada saat bersamaan Beethoven juga membuat Simfoni No. 5. Kabarnya Simfoni No. 6
dibuat di daerah bernama Nußdorf dan Grinzing yang dulu menjadi daerah pinggiran kota
Wina. Di antara kedua daerah itu mengalir sungai Schreiberbach. Menurut penulis biografi
Beethoven, Anton Schindler di sinilah tempat sang komponis menulis bagian kedua Simfoni
No. 6 yang berjudul “Szene am Bach“ atau adegan di tepi sungai. Tetapi menurut peneliti
Beethoven, Barry Cooper, bagian kedua itu dibuat di daerah Dornbach. Dan ini dapat
dibuktikan melalui sejumlah catatan Beethoven.
Simfoni No. 5 dan 6 dipertunjukkan pertama kali dalam konser selama empat jam tanggal 22
Desember 1808, di bawah pimpinan Beethoven sendiri. Konser itu diadakan di gedung
pertunjukan “Theater an der Wien“. Beehoven mempersembahkan Simfoni No. 6 bagi
bangsawan Franz Joseph von Lobkowitz dan bangsawan dari Rusia Rasumovskij.

Dasar karyanya ini, yang kemudian mempengaruhi komponis lainnya, adalah kesan-kesan
yang didapat seorang penduduk kota yang pergi ke daerah pedesaan dan melihat alam. Pada
partiturnya Beethoven menambahkan keterangan: karya ini lebih berupa tampilan perasaan
dan bukan penggambaran keadaan. Namun demikian, dengan sejumlah instrumen sang
komponis meniru suara burung-burung, langkah pengelana, suara air yang bergemericik, juga
suara guntur dan badai.
Bagian satu hingga lima dalam Simfoni No. 6 masing-masing mempunyai judul yang
menunjukkan suasana yang harus ditimbulkan jika musik dimainkan. Bagian satu berjudul:
bangkitnya perasaan riang saat tiba di daerah pedesaan. Bagian kedua: adegan di tepi sungai.
Yang ketiga: pertemuan penduduk desa yang gembira. Judul bagian keempat: guntur dan
badai, dan yang terakhir: nyanyian penggembala, perasaan senang dan bersyukur setelah
badai berlalu.

Simfoni No. 9 dalam D-Minor, op. 125


Friedrich Schiller
Karya Ludwig van Beethoven ini adalah simfoni terakhir yang selesai dibuat.
Diperdengarkan untuk pertama kalinya kepada masyarakat umum tanggal 7 Mei 1824 di
gedung pertunjukan Kärntnertortheater. Karya ini mempengaruhi seluruh musik di masa
Romantik (abad ke-19) hingga jaman modern. Selain itu komposisi Beethoven ini juga
menjadi karya puncak dari seluruh simfoni. Ini juga karya musik klasik yang paling terkenal
di seluruh dunia.
Untuk pertama kalinya dalam sejarah simfoni, karya ini memerlukan solis dan paduan suara
yang bernyanyi di bagian akhir komposisi. Sebagai kata-katanya Beethoven memilih puisi
karya Friedrich Schiller, “An die Freude“, yang dimulai dengan kalimat terkenal “Freude,
schöner Götterfunken“, yang berarti: kesenangan, cahaya ilahi yang indah. Melodinya
dikenal di Indonesia melalui lagu berjudul ”Song of Joy“. Tahun 1972 tema utama bagian
terakhir Simfoni No. 9 menjadi Himne Eropa, dan tahun 1985 melodi ini resmi menjadi
Himne Uni Eropa.
Puisi karya Friedrich Schiller “An die Freude“ untuk pertama kali diterbitkan tahun 1786.
Segera setelah itu Beethoven mulai mempertimbangkan untuk menuangkan puisi itu ke
dalam melodi. Saat itu Beethoven sudah tinggal di Wina. Catatan pertama untuk Simfoni No.
9 mulai ditulis tahun 1815. Sementara penyelesaian akhirnya baru tahun 1824. Bagian
keempat atau yang terakhir, yang memuat puisi Schiller diselesaikan Beethoven saat
bertempat tinggal di apartemen di jalan Ungargasse no. 5, di Wina. Oleh sebab itu Wina
dianggap tempat kelahiran Himne Eropa.

Anda mungkin juga menyukai