Rekomendasi PDF
Rekomendasi PDF
M. Anang Firmansyah
Peneliti di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Tengah
Jl. G. Obos km 5 Palangka Raya 73111
Pendahuluan
1
pemupukan tidak dianjurkan untuk tanaman karet yang berumur tua (> 25
tahun), atau lahan yang bergulma karena tidak efektif. Sebaliknya pada
tanaman karet yang dipacu pengeluaran getahnya menggunakan hormon
(Ethrel 10 PA, Raptor 100 PA, Better 10 PA, dll) maka dianjurkan
memberikan pemupukan ekstra disamping pemupukan yang umum
dilakukan, karena penggunaan hormon tersebut menyebabkan peningkatan
penyerapan hara dari tanah oleh perakaran tanaman karet.
Petani yang ingin melakukan pemupukan karetnya dianjurkan
menghitung keuntungan dan kerugiannya, sebab akan sia-sia apabila biaya
pembeliaan pupuk tidak dapat diimbangi dengan penerimaan dari penjualan
produksi karet meskipun ada peningkatan produksi getah karet. Maka setiap
petani sebaiknya memiliki catatan kecil tentang biaya dan pendapatan akibat
pemberian pupuk pada tanamannya. Jika dengan pemupukan ternyata lebih
menguntungkan, karena produksi meningkat dan harga karet cukup baik,
maka tidak salah jika pemberian pupuk tetap dilakukan.
Petani juga harus hati-hati membeli pupuk, hendaknya yang dibeli
adalah pupuk dari pabrik pemerintah bukan pupuk alternatif. Hal ini
menghindari pupuk palsu atau pupuk yang tidak efektif.
Kadar atau kandungan hara juga harus dimengerti, contoh dulu
dikenal TSP yang memiliki kadar P2O5 46 %, sekarang diganti SP-36 yang
kadar P2O5 hanya 36%, malah ada lagi pupuk Superphos atau SP-18 yang
juga bentuk dan warnanya mirip namun kadar hara P2O5 hanya sekitar 18%.
Ini jelas merugikan petani, sebab dipasaran dengan timbangan 1 kg
harganya juga relatif sama, ambil contoh hanya Rp. 2000,-/kg. Namun
efektifnya untuk tanaman berbeda, jika TSP maka memiliki P 2O5 sebanyak
4,6 ons, SP-36 punya P2O5 seberat 3,6 ons, dan terendah pupuk Superphos
hanya 1,8 ons dalam 1 kg-nya (10 ons). Tentu petani dirugikan, harga sama
namun efektivitas jika diberikan kepada tanaman berbeda.
2
Dosis Pemupukan
3
oleh akar tanaman karet sangat efektif. Penyebaran pupuk mengikuti umur
tanaman karet (Tabel 2).
sumber:
Taryo Adiwidanda dkk. 1992. Pedoman penyusunan rekomendasi pemupukan karet.
Dok. Puslit Karet. No. 9281.
Kelapa Sawit
Kegunaan Unsur hara
Jenis dan kegunaan unsur hara penting diketahui oleh petani, sebab
Nitrogen (N), unsur hara ini diperlukan dalam jumlah banyak dan berguna
4
tanaman menurun. Gejala kekurangan N adalah pertumbuhan terhambat
dan daun tua berwarna hijau pucat kekuningan. Sumber pupuk yang
kerdil dan daun berwarna keunguan. Sumber unsur hara P antara lain
Kalium (K) unsur ini juga diperlukan dalam jumah banyak, penting untuk
daun yang terlindung tidak terjadi hal tersebut. Sumber hara Mg adalah
kapur dolomit.
kuning pucat lalu mengering dan mati. Sumber unsur Cu adalah CuSO4.
5
Boron (B), diperlukan dalam jumlah sedikit, berfungsi menyusun gula dan
tentang pemupukannya.
Dosis pemupukan
jenis pupuk. Jenis pupuk boleh berbeda namun harus diketahui tingkat kadar
dengan cara membagi kadar hara kedua jenis pupuk tersebut (Tabel 3-7).
6
Tabel 3. Dosis Pemupukan Tanaman Kelapa Sawit Belum Menghasilkan
(TBM) di Tanah Podsolik
Umur tanaman Jenis dan dosis pupuk (kg/pohon)
(bulan) ZA* RP** MOP*** Kieseriet# HGF-Borate
0 - 0,50 - - -
1 0,10 - - - -
3 0,25 - 0,15 0,10 -
5 0,25 0,50 0,15 0,10 -
8 0,25 - 0,35 0,25 0,02
12 0,50 0,75 0,35 0,25 -
13 0,50 - 0,50 0,50 0,03
20 0,50 1,00 0,50 0,50 -
24 0,50 - 0,75 0,50 0,05
28 0,75 1,00 0,75 0,75 -
32 0,75 - 1,00 0,75 -
Jumlah 4,35 3,75 4,50 3,70 0,10
Keterangan:
* Jika hanya tersedia Urea, maka ZA (21%N) diubah ke Urea (46% N), maka konversinya:
21/45 = 0,47. Jika petani punya Urea, maka dosis ZA dikalikan 0,47. Contoh: umur 1 bulan
perlu Urea 0,1 x 0,47 = 0,047 kg/pohon Urea atau 1/2 ons/pohon Urea. Jadi kebutuhan Urea
lebih sedikit dibandingkan ZA, karena kadar N pupuk Urea lebih tinggi dari kadar N pupuk
ZA.
** Jika petani memiliki pupuk SP-36, maka dapat digunakan sesuai RP (Rock Phospat)
dengan catatan kandungan P2O5 sama-sama 36%. Namun jika yang tersedia pupuk SP-18,
maka dosis RP harus dikalikan (36/18) = 2. Jadi jika kebutuhan RP lobang tanam 0,5 maka
dikalikan 2 atau 0,5 x 2 = 1 kg. Jadi untuk SP-18 diperlukan dosis 1 kg/pohon.
*** MOP dapat digunakan setara dengan pupuk KCl yang memiliki kadar K2O 60%.
# jika petani memiliki dolomit (MgO 18%) dan tidak ada Kieserit (MgO 25%), maka aplikasi
dolimit sebesar kiserit harus dikalikan 25/18 = 1,4. Contoh umur sawit 8 bulan memerlukan
dolomit sebesar 0,25 x 1,4 = 0,35 kg/pohon.
7
Tabel 5. Dosis Pemupukan Tanaman Kelapa Sawit Belum Menghasilkan
(TBM) di Tanah Entisol
Umur tanaman Jenis dan dosis pupuk (kg/pohon)
(bulan) ZA* RP** MOP*** Kieseriet# HGF-Borate
0 - 0,25 - - -
1 0,15 - - - -
3 0,25 - 0,15 0,15 -
5 0,50 - 0,15 0,25 -
8 0,50 0,75 0,35 0,35 0,02
12 0,50 - 0,35 0,35 -
14 0,50 - 0,35 0,35 -
17 0,50 1,50 0,35 0,35 0,03
20 0,50 - 0,50 0,50 -
24 0,50 - 0,50 0,50 0,05
28 0,50 2,00 0,75 0,50 -
32 0,75 - 1,00 0,75 -
Jumlah 5,15 4,50 4,45 3,70 0,10
8
Jenis tanah yang dimaksud pada tabel 3-7 akan dijelaskan berikut ini:
1. Tanah Podzolik, adalah tanah yang sudah mengalami pencucian, lapisan
atas berwarna abu-abu muda sampai kekuningan, lapisan bawah
berwarna merah atau kuning. Terdapat penumpukan liat sehingga
terksturnya berat, struktur gumpal, permeabilitas rendah, stabilitas agregat
rendah, bahan organik rendah, kejenuhan basa rendah, pH rendah 4,2 –
4,8.
2. Tanah Aluvial, tanah yang berkembang dari bahan muda atau baru,
mempunyai susunan berlapis atau kadar C organik tak teratur. Tanah ini
umumnya mengalami endapan berulang-ulang dari limpasan sungai.
Tanah ini juga tidak memiliki horison diagnostik selain A okrik, H histik
atau sulfurik dengan kadar fraksi pasir kurang dari 60% pada kedalaman
antara 25 – 100 cm dari permukaan tanah mineral.
3. Entisol, merupakan yang memiliki perkembangan horison lemah bahkan
tidak ada perkembangan horison. Tanah regosol atau pasir termasuk
jenis entisol. Bahan tanah ini lepas yang bukan bahan aluvium.
4. Tanah mineral, merupakan seluruh jenis tanah yang bukan gambut
(histosol). Bahan induk tanah ini berasal dari batuan/mineral bukan dari
jaringan tanaman.
5. Tanah gambut, adalah jenis tanah yang berasal dari jaringan tanaman.
Kandungan bahan organik lebih dari 30% dan tebalnya lebih dari 40cm.
Sumber:
Darmosarkoro, W., E.S. Sutarta dan Winarna. 2003. Teknologi pemupukan tanaman
kelapa sawit. Dalam Lahan dan Pemupukan Kelapa Sawit. Pusat Penelitian Kelapa
Sawit. Medan. Hal:113-134.
Kopi
Tanaman kopi perlu dipupuk dengan tujuan: 1) mengatasi keadaan
ekstrim misalnya kekeringan dan buah terlalu lebat, 2) meningkatkan
produksi dan mutu hasil, dan 3) mempertahankan stabilitas produksi yang
tinggi.
9
Pupuk diberikan dua (2) kali dalam satu tahun, pada awal dan akhir
musim hujan. Pada daerah yang memiliki curah hujan tinggi, sebaiknya lebih
dari dua kali untuk mempercepat pencucian pupuk.
Cara pemberian pupuk mengikuti jarak dan tata tanamannya, yaitu: 1)
jika jarak antara tanam lebih dari 1 m, pupuk diletakkan secara alur melingkar
30-40 cm dari batang pokok, kedalaman penempatan 2 – 5 cm.. 2) jika
ditanam sistem pagar yang rapat (< 1m), pupuk diletakkan dalam alur lurus
diantara dua barisan kopi pada jarak 30 – 40 cm dari batang pokok.
Dosis pupuk yang dibrikan mengalami peningkatan sesuai dengan
meningkatnya umur tanaman (Tabel 8).
1 20 25 15 10 20 25 15 10
2 50 40 40 15 50 40 40 15
3 75 50 50 25 75 50 50 25
4 100 50 70 35 100 50 70 35
5-10 150 80 100 50 150 80 100 50
>10 200 100 125 70 200 100 125 70
Sumber:
Pusat Penelitian Tanaman Kopi dan Kakao Indonesia. 2006. Pedoman teknis
budidaya tanaman kopi. Jember. 96 hal.
Kakao
10
Tabel 9. Dosis Pemupukan Umum Tanaman Kakao
Sumber:
Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia. 2006. Pedoman teknis budidaya tanaman
kakao (Theobroma cacao L). PPKKI. Jl. P.B. Sudirman No. 90 Jember. 103 hal.
--------***--------
11