Anda di halaman 1dari 3

SEL PROKARIOTIK

a. Pengertian Sel Prokariotik

Prokariot merupakan organisme uniseluler yang tidak berkembang atau


berdiferensiasi menjadi bentuk multiseluler.Beberapa bakteri tumbuh dalam filamen atau
kumpulan sel, tetapi kumpulan sel dalam koloni tersebut identik dan mampu memiliki
eksistensi independen. Sel-sel dapat berdekatan satu sama lain,sebab mereka tidak terpisah
setelah pembelahan sel. Mereka tetap terbungkus di dalam membran dengan cairan yang
disekresikan sel. Namun, tidak terdapat hubungan dan komunikasi antar sel. Prokariot dapat
ditemukan hampir di seluruh penjuru bumi, mulai dari laut dalam hingga ke tepian mata air
panas, bahkan diseluruh permukaan tubuh kita (Santoso, 2016).

Walaupun jauh dari sederhana, sel prokariotik (termasuk bakteridan archae) umumnya
berukuran lebih kecil dan mempunyai struktur lebih sederhana dari pada sel eukariotik.
Perbedaan utama antara kedua jenis sel itu adalah bahwa materi genetic (DNA)
sel prokariotik tidak terletak dalam suatu struktur membran ganda yang disebut nucleus.
Sedangkan pada sel eukariotik, semua materi genetiknya terdapat pada molekul DNA, yang
terdapat sebagaikromosom. Kromosom adalah struktur- struktur linier berjumlah banyak
yang terletak didalam nucleus. (Stansfield. 2006).

b. Struktur dan Fungsi Sel Prokatiotik

Bakteri merupakan salah satu organisme yang memiliki tipe sel prokariotik. Untuk
mempelajari struktur dan fungsi sel prokariotik, sel bakteri merupakan contoh yang cukup
mewakili dari berbagai tipe sel prokariotik. Bakteri memiliki ukuran panjang berkisar antara
0,15- 15µ. Struktur sel bakteri terdiri dari bagian luar sebagai penutup sel dan sitoplasma
(Gambar 1).

Gambar 1 Struktur Sel Prokariotik

Bagian luar sel bakteri terdiri dari kapsula, dinding sel, dan membran plasma. Kapsula
yaitu bagian yang paling luar berupa lender. Beberapa bakteri mempunyai kapsul
polisakarida atau glikokaliks yang mengelilingi dinding selnya. Kapsul tersebut dapat
melindungi bakteri dari sel predator dan berfungsi sebagai tempat melekatnya berbagai objek
dan sesama bakteri. Bahan kimia pembangun kapsula adalah polisakarida. Hampir semua
bakteri mempunyai dinding sel kaku yang mengelilingi membran plasmanya, tetapi
strukturnya berbeda dari sel tumbuhan, yaitu pada kandungan protein, lipid maupun
polisakaridanya. Dinding sel ini terbuat dari peptidoglikan dan terdiri dari berbagai bahan
seperti karbohidrat, protein, beberapa garam anorganik, dan berbagai asam amino.
(Stansfield. 2006).
Setiap struktur pada sel bakteri tersebut memiliki fungsinya masing-masing. Dinding
sel memiliki fungsi sebagai pelindung, mengatur pertukaran zat dan reproduksi. Sedangkan
membran dalam merupakan bagian penutup yang paling dalam. Membran
plasma bakteri mengadung enzim oksida dan respirasi. Fungsinya serupa dengan fungsi
mitokondria pada sel eukariotik. Pada beberapa daerah membran plasma membentuk lipatan
ke arah dalam disebut mesosom. Fungsi mesosom yaitu untuk respirasi dan sekresi dan
menerima DNA pada saat konjugasi (Stansfield. 2006). Beberapa bakteri lainnya
mengandung vili yang berfungsi untuk melekatkan diri.

Sitoplasma merupakan bagian dalam sel bakteri. Sitoplasma berbentuk koloid yang
agak padat yang mengandung butiran-butiran protein, glikogen, lemak, dan berbagai jenis
bahan lainnya. Pada sitoplasma sel bakteri tidak ditemukan organel-organel yang memiliki
sistem endomembran seperti badan golgi, retikulum endoplasma (RE), kloroplas,
mitokondria, badan mikro dan lisosom. Sedangkan ribosom banyak ditemukan dalam
sitoplasma bakteri (Saefudin dalam http://file.upi.edu). Ribosom berfungsi sebagai tempat
sintesa protein. Lamela sitoplasmik terdapat pada bakteri terutama bakteri autotropik yang
membantu pertumbuhan melalui proses fotosintesis (Yoni, 2004).

c. Reproduksi Sel Prokariotik

Gambar 2 Reproduksi sel prokariotik

Reproduksi pada sel prokariotik dikenal dengan pembelahan biner yang artinya
pembelahan ini berlangsung secara sederhana dan spontan. Proses pembelahan ini juga
dikenal dengan proses pembelahan amitosis. Amitosis artinya pembelahan tidak melibatkan
kromosom. Pembelahan biner dapat ditemukan padasel bakteri, proses pertumbuhan sel,
duplikasi materi genetik, pembagian kromosom, dan pembelahan
sitoplasma(Stansfield.2006).
Pada pembelahan biner, kromosom diduplikasi dan akan menempel pada membrane
plasma. Kemudian akan terjadi pertumbuhan di antara dua tempat pelekatan kromosom
tersebut. Hal ini untuk melakukan pemisahan inti. Sitokinesis dan pembentukan dinding sel
kemudian terbentuk sehingga dua sel anak terbentuk.(Stansfield. 2006).

DAFTAR PUSTAKA

a. Kono, Digna Fransiska. 2014. Biologi Sel dan Molekuler [online] dari
https://www.academia.edu/8497583/MAKALAH_BIOSEL_DAN_MOLEKULER.
Diakses pada 10 April 2018.
b. Saefudin dalam Struktur dan Fungsi Sel [online] dari
http://file.upi.edu/Direktori/SPS/PRODI.PENDIDIKAN_IPA/196307011988031-
SAEFUDIN/Biologi_sel_PLPG.pdf diakses pada 10 April 2018.
c. Santoso, dkk. 2016. Biologi Molekuler Sel . Jakarta : Salemba Teknika.
d. Stansfield, William D, dkk. 2006. Biologi Molekuler dan Sel . Jakarta: Erlangga.
e. Yoni, Suryani. 2004. Biologi Sel dan Molekuler . Yogyakarta : FMIPA UNY.
Sumber lain (mbokan kamu butuh sin. Wkwkw)
https://id.scribd.com/document/372264507/Makalah-Sel-Prokariotik-Dan-Eukariotik
http://bio.unsoed.ac.id/sites/default/files/BAB%2001%20PENDAHULUAN_1.pdf

Anda mungkin juga menyukai