Pengusaha yang tergabung dalam Gabungan Pengusaha Makanan dan
Minuman merasa kebingungan dan sulit melakukan koordinasi mengenai keamanan pangan karena selama ini wewenang dan kebijakan keamanan pangan tersebar di banyak kementerian dan lembaga. Misalnya seperti BPOM (Badan Pengawasan Obat dan Makanan) yang hanya bertugas mengawasi sebagian kecil dari pengawasan keamanan pangan yakni pangan olahan menengah hingga besar dan beresiko tinggi. Sedangkan pengawasan untuk makanan olahan dari usaha kecil, hasil produksi rumah tangga berada di dinas kesehatan padahal dinas kesehatan berada di bawah pengawasan pemerintah daerah bukan di bawah BPOM. Apabila suatu waktu terdapat masalah terkait keamanan pangan BPOM hanya memeliki kewenangan terbatas. Umumnya kasus tersebut dilimpahkan ke kepolisian kemudian masuk ke pengadilan dan hanya diberikan hukuman percobaan.
Oleh karena itu dibutuhkan suatu koordinasi yang dapat mengatur
keamanan pangan dan memiliki kekuatan hukum yang tetap sehingga pengawasan keamanan dapat terlaksana dengan baik dan tidak membingungkan pihak pengusaha makanan dan minuman. Salah satu solusi yang akan diterapkan yaitu pembuatan regulasi yang memiliki kekuatan hukum, saat ini masih dalam bentuk rancangan undang-undang (RUU) obat dan makanan yang telah masuk dalam PROLEGNAS 2018 (Program Legislasi Nasional).
Undang-undang ini nantinya dapat memperbaiki tata kelola obat,
makanan, dan kosmetika serta memperjelas kewenangan BPOM dan Kementerian Kesehatan dalam hal pengawasan dan distribusi obat dan makanan di Indonesia. Saat ini BPOM seakan menjadi subordinat dari Kementerian Kesehatan padahal BPOM adalah lembaga negara yang memiliki fungsi penting dan strategis dalam perlindungan masyarakat yang memastikan seluruh makanan, obat, dan kosmetika yang beredar di masyarakat sehat dan baik untuk di konsumsi namun dasar hukum yang menjadi payung hukumnya masih setingkat perpres. Oleh karena itu kewenangan BPOM perlu diperluas sampai penindakan namun tidak tumpang tindih dengan kepolisian.
Keamanan pangan merupakan hal krusial yang harus menjadi perhatian
utama pemerintah karena kesehatan masyarakat bergantung dari makanan dan minuman yang dikonsumsinya. Agar tidak terjadi saling lempar tanggung jawab perlu dipusatkan kepada salah satu badan yang dibentuk khusus untuk menangani dan mengawasi masalah keamanan pangan. Pengembalian BPOM sebagai satu- satunya badan yang bertanggung jawab mengenai masalah keamanan pangan menjadi solusi utama yang diharapkan agar terlaksanannya pengawasan keamanan pangan menjadi efektif.