Anda di halaman 1dari 75

LAPORAN

HASIL EVALUASI-DIRI

PROGRAM STUDI : ADMINISTRASI PENDIDIKAN


PROGRAM SARJANA (S1)

PERGURUAN TINGGI : UNIVERSITAS PENDIDIKAN


INDONESIA ( UPI )

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL


UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2016
KATA PENGANTAR

Evaluasi-Diri Program Sarjana Departemen Administrasi Pendidikan


Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia ini dikembangkan
berdasarkan buku “Pedoman Evaluasi Diri untuk Akreditasi Program Studi dan
Institusi Perguruan Tinggi” yang dikeluarkan oleh Badan Akreditasi Nasional
Perguruan Tinggi (BAN-PT) Edisi 7 Januari 2010. Hasil evaluasi diri ini juga
merupakan bahan untuk pengisian borang atau menyusun portofolio akreditasi
program studi dan perguruan tinggi.
Secara keseluruhan laporan evaluasi-diri Departemen Administrasi
Pendidikan ini merupakan refleksi dan deskripsi dari “performance appraisal”
departemen secara komprehensif. Isi laporan ini meliputi dua hal pokok yang terdiri
atas: (1) Deskripsi SWOT setiap komponen, dan (2) Analisis SWOT Program
Studi. Pada bagian akhir laporan disajikan referensi dan lampiran yang terkait
dengan isi yang dilaporkan. Lampiran yang lebih lengkap disajikan dalam kemasan
sebagai addendum tersendiri.
Sekalipun penyusunan Laporan Evaluasi Diri ini telah diusahakan sebaik-
baiknya, tapi mungkin pada kenyataannya masih belum sempurna. Karena itu
saran konstruktif sangat diharapkan untuk perbaikan selanjutnya.

Bandung, Januari 2017

Tim Penyusun

Evaluasi Diri Departemen Administrasi Pendidikan 2016 1


DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR .................................................................................. 1

DAFTAR ISI ............................................................................................... 2

RANGKUMAN EKSEKUTIF ...................................................................... 3

SUSUNAN TIM PENYUSUN ..................................................................... 5

I. DESKRIPSI SWOT SETIAP KOMPONEN ....................................... 6

A. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran, serta Strategi Pencapaian .... 6

B. Tatapamong, Kepemimpinan, Sistem Pengelolaan,


Penjaminan Mutu, dan Sistem Informasi .................................
13
C. Mahasiswa dan Lulusan .......................................................... 27

D. Sumber Daya Manusia ............................................................ 34

E. Kurikulum, Pembelajaran, dan Suasana Akademik ................ 39

F. Pembiayaan, Sarana dan Prasarana ...................................... 53

G. Penelitian, Pelayanan/Pengabdian kepada Masyarakat, dan


Kerjasama ...............................................................................
60
II. ANALISIS SWOT DEPARTEMEN ADMINISTRASI PENDIDIKAN
FIP-UPI.............................................................................................
64
A. Analisis antar Komponen ........................................................ 64

B. Strategi dan Pengembangan ................................................... 70

REFERENSI .............................................................................................. 75

Evaluasi Diri Departemen Administrasi Pendidikan 2016 2


RANGKUMAN EKSEKUTIF

Tim evaluasi diri dan penyusun borang Program Sarjana Departemen


Administrasi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan
Indonesia telah melakukan performance appraisal terhadap 7 komponen
penyelenggaraan Departemen.
Keterangan kondisi faktual dan bukti-bukti otentik mengenai jati diri
departemen administrasi pendidikan dapat dipertanggungjawabkan dan visinya
nampak selaras dan konsisten dengan visi sejak organisasi-organisasi induknya
(Ditjen Dikti, UPI, FIP), yang pada intinya departemen Administrasi pendidikan
memantapkan dirinya sebagai departemen yang Pelopor dan Unggul dalam
pengembangan Disiplin Ilmu Administrasi Pendidikan yang kompetitif, dan
mendapat pengakuan pada tingkat nasional dan internasional pada Tahun 2020.
Sejalan dengan itu misi tersebut, mengacu dan relevan dengan fungsi
suatu institusi PT untuk menjalankan tridharmanya, sehingga sasaran dan tujuan
program studi mengarah pada dihasilkannya lulusan berkarakteristik seperti
diidentifikasikan pada rumusan misi dan penjabarannya ke dalam bidang tugas-
tugas strategik terdeskripsikan dengan jelas.
Kemudian struktur dan isi kurikulum dengan deskripsi ringkas mata kuliah-
mata kuliah telah menggambarkan penjabaran visi, misi, sasaran, dan tujuan
secara tepat dan juga telah ditopang dengan berbagai prasyarat pengejawantahan
proses belajar mengajar yang memadai. Demikian pula seluk beluk SDM, baik
dimensi kuantitatif maupun kualitatif hampir memenuhi harapan ideal, bahkan
dengan program pengembangan yang tengah berjalan, harapan ideal sepenuhnya
dapat segera tercapai.
Adapun pertumbuhan enrollment dan perkembangan lulusan telah nampak
signifikan, seperti halnya penguasaan dasar pengetahuan, kemampuan intelektual
dan kemandirian, pemanfaatan kebebasan akademik serta partisipasi dalam
berbagai kegiatan dosen. Di samping itu persyaratan calon, rekrutmen dan seleksi
mahasiswa, serta pemberian bantuan kepada mereka telah sangat terkendali
searah dengan visi, misi, sasaran, dan tujuan dengan didukung kondisi prasarana

Evaluasi Diri Departemen Administrasi Pendidikan 2016 3


dan dana serta sinergi pemanfaatan fasilitas penunjang yang memungkinkan
terlaksananya semua program.
Memang ihwal struktur organisasi, hubungan dengan pihak luar,
direktori/katalog/dokumen tertulis, rencana pengembangan program studi, studi
pelacakan terhadap lulusan, pengendalian dan penilaian mutu dan kinerja dosen,
dan rencana pengembangan sarana/prasarana masih terkait dan terikat langsung
dengan manajemen FIP dan UPI. Sama halnya mengenai seluk beluk pendanaan.
Pada prinsipnya Departemen Administrasi Pendidikan merupakan unsur yang
memanfaatkan (beneficiaries).
Atas dasar itu semua pada sebelas komponen diidentifikasikan sangat kuat
(strengths) dan pada tiga komponen (tata pamong, pengelolaan dan pendanaan)
masih mengandung kelemahan (weakness). Sementara itu dengan perubahan
status dari IKIP menjadi Universitas telah membuka peluang bagi pengembangan
diri yang lebih luas (wider mandate), meskipun harus bersaing dengan universitas
lainnya. Namun pada akhirnya tim evaluasi diri dan penyusun portfolio
memandang layak untuk menetapkan hasil analisa terhadap keseluruhan kinerja
Departemen Administrasi Pendidikan FIP-UPI termasuk kategori AMAT BAIK.

Evaluasi Diri Departemen Administrasi Pendidikan 2016 4


SUSUNAN TIM PENYUSUN

Penanggung Jawab : Dr. Agus Topik, M.Pd

Pembina : 1. Rudi Susilana, M.Si


2. Dr. Aceng Muchtaram Mirfani, M.Pd
3. Dr. Sardin, M.Si

Ketua Pelaksana : Dr. Dedy achmad Kurniady, M.Pd

Anggota : 1. Dr. Cicih Sutarsih, M.Pd


2. Prof. Dr. Djam,an Satori, M.A
3. Prof. H. Udin Syaefudin Sa’ud, Ph.D
4. Dr. H. Aceng M. Mirfani, M.Pd
5. Dr. Asep Suryana, M.Pd
6. Dr. Sururi, M.Pd
7. Dr. Suryadi, M.Pd

Evaluasi Diri Departemen Administrasi Pendidikan 2016 5


I. DESKRIPSI SWOT SETIAP KOMPONEN

A. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, SERTA STRATEGI PENCAPAIAN

1. Visi
Visi departemen administrasi pendidikan tidak terlepas dari visi
Universitas pendidikan Indonesia dan Fakultas Ilmu Pendidikan, hal ini karena
departemen administrasi pendidikan berupaya untuk selalu meningkatkan
mutu penyelenggaraan pendidikan yang unggul sesuai dengan harapan
lembaga (universitas dan fakultas), sehingga visi departemen adminisrasi
pendidikan akan selalu beriringan dengan visi universitas maupun fakultas.
Adapun visi universitas pendidikan indonesia adalah “Pelopor dan
Unggul (Leading and Outstanding)”, sedangkan visi fakultas ilmu pendidikan
adalah “Menjadi Fakultas Pelopor dan Unggul dalam Ilmu Pendidikan,
Psikologi dan Keguruan” dari kedua visi tersebut, lahirlah visi departemen
administrasi pendidikan yang selaras dengan kedua visi tersebut, yaitu
“Departemen Administrasi Pendidikan Menjadi Pelopor Dan Unggul Dalam
Pengembangan Disiplin Ilmu Administrasi Pendidikan yang Kompetitif dan
Mendapatkan Pengakuan pada tingkat Nasional dan Internasional Pada Tahun
2020”.
Pelopor dalam disiplin ilmu administrasi pendidikan berkaitan dengan
departemen administrasi pendidikan FIP-UPI menjadi pembaharu dan motor
penggerak dalam ilmu pengelolaan pendidikan baik ditingkat makro maupun di
tingkat mikro. Unggul dalam disiplin ilmu administrasi pendidikan berkaitan
dengan departemen administrasi pendidikan FIP-UPI mampu menghasilkan
mahasiswa yang berprestasi di tingkat nasional dan internasional dan berdaya
saing tinggi. Disiplin ilmu administrasi pendidikan berkaitan dengan teori,
konsep dan paradigma administrasi pendidikan secara sistematik untuk
mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya guna menghasilkan produktivitas
pendidikan melalui kerjasama orang-orang dalam mengelola dan
menyelenggarakan pendidikan. Kompetitif berkaitan dengan keterlibatan
dosen dan mahasiswa dalam strategis nasional bidang perencanaan,
kebijakan dan kepemimpinan pendidikan. Dan Pengakuan pada tingkat

Evaluasi Diri Departemen Administrasi Pendidikan 2016 6


nasional dan internasional berkaitan dengan departmen administrasi
pendidikan FIP-UPI mampu melakukan kerjasama dengan berbagai instansi
nasional dan internasional, melakukan joint research dengan berbagai
universitas di dalam dan luar negeri dan terdapat beberapa mahasiswa asing
yang masuk ke departemen serta adanya Student Achange.
Departemen administrasi pendidikan memiliki keinginan kuat untuk
unggul di bidang Pengembangan Disiplin Ilmu Dan Profesi Administrasi
Pendidikan hal ini terlihat dari Visi Departemen Administrasi Pendidikan yang
sangat jelas dan sangat realistis karena memiliki kurun waktu pencapaian yang
jelas (unggul di Indonesia) yaitu tahun 2020. Langkah-langkah strategis telah
disiapkan untuk mencapai visi ini yaitu dengan penyusunan sasaran dan
strategi pencapaian serta program-program yang bertujuan untuk bersaing di
skala nasional dalam setiap kegiatan tridharma Perguruan Tinggi di
departemen Administrasi pendidikan.

2. Misi
Untuk mewujudkan visi itu, maka Departemen Administrasi Pendidikan
mengemban misi untuk: (1) Menyelenggarakan dan mengembangkan program
pembelajaran yang terpadu untuk meningkatkan kualitas program Tri Dharma
Perguruan Tinggi dalam bidang administrasi pendidikan; (2) Membangun dan
mengembangkan struktur disiplin ilmu dan profesi administrasi pendidikan
yang relevan dengan tuntutan profesi dan kebutuhan pembangunan
pendidikan nasional; (3) Mengembangkan kolaborasi kelembagaan untuk
mengkokohkan eksistensi dan prospek kebermaknaan Departemen
Administrasi Pendidikan dalam pembangunan nasional; dan (4) Meningkatkan
partisipasi dalam pembangunan pendidikan melalui riset, publikasi ilmiah, dan
pengabdian pada tingkat regional, nasional dan Asia.

3. Tujuan
Selaras dengan visi dan misi, maka Departemen Administrasi
Pendidikan bertujuan untuk berupaya: (1) Menghasilkan sarjana bidang
administrasi pendidikan yang unggul kompetitif; (2) Menghasilkan riset-riset
yang terpublikasi akademis mahasiswa yang berkualitas melalui kolaboratif
riset dosen dan mahasiswa; (3) Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam

Evaluasi Diri Departemen Administrasi Pendidikan 2016 7


menganalisis dan melakukan praktek-praktek administrasi pendidikan melalui
kolaborasi pengabdian masyarakat; (4) Meningkatkan pengetahuan
mahasiswa yang mendukung visi dengan konsep-konsep ilmu dan profesi
Administrasi Pendidikan; (5) Meningkatkan pengetahuan mahasiswa dan
modernisasi teori-teori ilmu dan profesi Administrasi Pendidikan yang sesuai
dengan visi; (6) Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam analisa dan
metode penelitian/kajian tentang pengembangan ilmu dan profesi Administrasi
Pendidikan; (7) Meningkatkan keterampilan praktis mahasiswa dalam
komunikasi dan pembangunan jejaring kemitraan yang dapat mendukung visi;
(8) Mengembangkan jejaring kemitraan dengan komunitas profesi
kependidikan (kepala sekolah, pengawas sekolah, Persadi, Ismapi, PGRI dan
lainnya). (9) Mengembangkan dan membina kemitraan dengan perguruan
tinggi di dalam maupun di luar negeri yang sesuai dengan visi. (10)
Menghasilkan mahasiswa yang memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam
riset dan publikasi ilmiah tentang eksistensi administrasi pendidikan.

4. Sasaran
Untuk mewujudkan tujuan yang hendak dicapai seperti di atas, maka
selanjutnya dijabarkan ke tiga sasaran, yaitu: (1) sasaran dan strategi jangka
pendek, terdiridari: a) Penguatan kompetensi pembelajaran dosen melalui
studi lanjut dan pelatihan terstruktur; b) Penguatan manajemen pengabdian
masyarakat dan praktik pengabdian berbasis hasil riset dosen; c) Peningkatan
keterlibatan mahasiswa dalam riset dan pengabdian masyarakat; dan (d)
Sosialisasi visi, misi dan tujuan Departemen secara internal kepada segenap
civitas akademik Departemen Administrasi Pendidikan, Fakultas Ilmu
Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia dan stakeholder.
(2) sasaran dan strategi jangka menengah, terdiri dari: a)
Pengembangan keterlibatan mahasiswa dalam riset dan pengabdian
masyarakat; b) Pengembangan kurikulum departemen administrasi pendidikan
melalui koordinasi dan integrasi kurikulum dengan Sekolah Pascasarjana
Administrasi Pendidikan S2 dan S3; dan c) Peningkatan kualitas layanan non
akademik mahasiswa, melalui pemberdayaan dosen pembimbing dan tenaga
administrasi departemen.

Evaluasi Diri Departemen Administrasi Pendidikan 2016 8


(3) sasaran dan Strategi jangka panjang yang terdiri dari: a.
Pengembangan jejaring nasional dan internasional melalui kerjasama dalam
bidang pendidikan yang meliputi : Penerbitan karya-karya ilmiah dosen,
Pembimbingan penelitian/riset mahasiswa, Kunjungan belajar mahasiswa,
Kerjasama dalam bidang pendidikan dan penelitian, Kerjasama dalam bidang
pengembangan manajemen kelembagaan; dan b) Melakukan benchmarking
kepada universitas berstandar internasional seperti Malaysia, Thailand, dan
Singapura.
Dengan melalui penyelenggaraan program kegiatan tridharma, maka
para lulusan dari Departemen Administrasi Pendidikan diharapkan (1) Memiliki
kecakapan dan kemampuan untuk mengambil keputusan yang tepat dan
profesional berdasarkan hasil analisis terhadap informasi dan data, serta dapat
memilih berbagai solusi alternatif secara mandiri dan kelompok dalam
memecahkan persoalan pengelolaan pendidikan, pembelajaran, dan layanan
perkembangan peserta didik yang dihadapinya sesuai dengan konteksnya
untuk memperoleh hasil pembelajaran terbaik dan pengembangan peserta
didik yang optimal; (2) Menguasai teori-teori administrasi pendidikan dalam
bidang: pengelolaan pendidikan; perencanaan pendidikan; dan
supervisi/pengawasan pendidikan; (3) Memahami wawasan bussiness core
penyelenggaraan pendidikan (proses belajar mengajar/pelatihan); (4)
Mengembangkan argumen manajemen proyek yang berkaitan dengan bidang:
pengelolaan pendidikan; perencanaan pendidikan; dan supervisi/pengawasan
pendidikan; (5) Menunjukkan peran kepemimpinan, melakukan penilaian dan
analisis kinerja sistem pendidikan; (6) Menguasai penerapan teknologi
informasi dan komunikasi dalam praktek manajemen pendidikan; (7)
Menunjukan integritas dan stabilitas kepribadian yang kuat dan menampilkan
kinerja berkualitas; dan (8) Menunjukkan tangung jawab dan sikap terbuka,
demokratis serta berfikir logis dan sistematis dalam mengembangkan ilmu
pengetahuan khususnya dalam bidang: pengelolaan pendidikan; perencanaan
pendidikan; dan supervisi/pengawasan pendidikan.

5. Strategi Pencapaian
Adapun strategi pencapaian sasaran Departemen Administrasi
Pendidikan FIP UPI dari tahun 2016-2020 untuk setiap tahunnya adalah target

Evaluasi Diri Departemen Administrasi Pendidikan 2016 9


capaian di tahun 2016 adalah : (1) Studi lanjut tiga orang dosen pada jenjang
S3 tercapai 1 orang dosen; (2) Kolaborasi riset dosen dan mahasiswa kearah
penyelesaian studi mahasiswa tercapai i dosen dan 3 mahasiswa; (3)
Dokumen pengembangan kurikulum S1, S2, S3, dan dokumen integrasi
akademik (mata kuliah, SDM, pengabdian, kurikulum dan pengelolaan)
tercapai integrasi dalam bidang mata kuliah; (4) Pembinaan dosen
pembimbing akademik dan dosen pembimbing kemahasiswaan tercapai 100%
dan Revitalisasi perkuliahan berbasis laboratorium (Belajar dan pembelajaran,
statistika, manajemen proyek, SIM, PLP, internship) tercapai 17%; (5)
Penerbitan karya-karya ilmiah dosen, Kerjasama peningkatan pendidikan dan
pengembangan dosen, Pembimbingan penelitian/riset mahasiswa, Kunjungan
belajar mahasiswa, Kerjasama dalam bidang penelitian dan Kerjasama dalam
bidang pengembangan manajemen kelembagaan tercapai 17%; (6) Joint
seminar dengan universitas unggulan, berkolaborasi dengan Prodi
Administrasi Pendidikan (s2 dan s3) tercapai 100%; dan (10) Rapat Pimpinan,
Rapat Departemen, Pengadian Masyarakat, Buku Dan Pamplet, Pra
Perkulihanan, Kegiatan Informal tercapai 100%.
Pada strategi pencapaian di tahun 2017, adalah : (1) Studi lanjut tiga
orang dosen pada jenjang S3 tercapai 1 orang dosen; (2) Kolaborasi riset
dosen dan mahasiswa kearah penyelesaian studi mahasiswa tercapai 2 dosen
dan 6 mahasiswa; (3) Dokumen pengembangan kurikulum S1, S2, S3, dan
dokumen integrasi akademik (mata kuliah, SDM, pengabdian, kurikulum dan
pengelolaan) tercapai integrasi dalam bidang SDM; (4) Pembinaan dosen
pembimbing akademik dan dosen pembimbing kemahasiswaan tercapai 100%
dan Revitalisasi perkuliahan berbasis laboratorium (Belajar dan pembelajaran,
statistika, manajemen proyek, SIM, PLP, internship) tercapai 50%; (5)
Penerbitan karya-karya ilmiah dosen, Kerjasama peningkatan pendidikan dan
pengembangan dosen, Pembimbingan penelitian/riset mahasiswa, Kunjungan
belajar mahasiswa, Kerjasama dalam bidang penelitian dan Kerjasama dalam
bidang pengembangan manajemen kelembagaan tercapai 50%; (6) Joint
seminar dengan universitas unggulan, berkolaborasi dengan Prodi
Administrasi Pendidikan (s2 dan s3) tercapai 100%; dan (10) Rapat Pimpinan,
Rapat Departemen, Pengadian Masyarakat, Buku Dan Pamplet, Pra
Perkulihanan, Kegiatan Informal tercapai 100%.

Evaluasi Diri Departemen Administrasi Pendidikan 2016 10


6. Analisis SWOT Komponen A
Kekuatan Departemen Administrasi Pendidikan terletak pada
konsistensi esensi kandungan (pesan) visi, misi, sasaran dan tujuan
Departemen Administrasi Pendidikan FIP-UPI itu sejak awal pendiriannya
hingga saat terakhir ini, meskipun format rumusannya berubah-ubah secara
luwes seirama dengan perkembangan status dan format struktur institusi dari
sejarah yang bermula pada tahun 1964 dengan surat keputusan dari DIKTI
nomor 128/DIKTI/Kep/1964. Administrasi pendidikan berawal dari Educational
Administration Course yang diberikan pada tingkat sarjana pada PTPG
Departemen Ilmu Pendidikan pada Tahun 1954. Saat PTPG bergabung
dengan UNPAD dan menjadi FKIP/A, Educational Administration Course
mendapat kemajuan pesat berkat kegigihan Prof. Suganda dan Oteng Sutisna,
M.Sc yang dibantu Prof.Dr. Murray Thomas sebagai tenaga ahli dari Sunny
Team. Administrasi Pendidikan dimulai di tahun 1964 dengan nama
Departemen Administrasi dan Supervisi yang disingkat ADSUP dalam
lingkungan Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Bandung. Kelahiran ADSUP dipicu
atas munculnya tuntutan terhadap kebutuhan akan tenaga ahli di bidang
manajemen dan administrasi pendidikan serta tuntutan kebutuhan guru bagi
SPG/SGO. Sejak saat itu Departemen ADSUP IKIP Bandung dibuka secara
resmi melalui Surat Keputusan Menteri Perguruan Tinggi dan Ilmu
Pengetahuan Republik Indonesia, No. 128/1964 tertanggal 19 Oktober 1964.
Beberapa tokoh lain yang juga ikut membina Departemen ini, antara lain Oteng
Sutisna, M.Sc., R. Iyeng Wiraputra, M.Sc., Drs. Udi Turmudi Saputra dan
Drs.M.I Sulaeman. Titik balik penyadaran akan eksistensi ilmu administrasi
pendidikan sebagai body of knowledge, dimulai saat rapat dosen di bulan Juni
1998 yang menyepakati perubahan nama Administrasi Supervisi (ADSUP)
menjadi Departemen Administrasi Pendidikan.
Kelemahannya, antara lain, dalam proses perubahannya terkesan
lamban karena untuk mencapai kesepahaman dan kesepakatan diantara pihak
berkepentingan membutuhkan cukup waktu. Pesatnya perkembangan IPTEK
dan perubahan masyarakat yang dinamis sesungguhnya dapat menjadi
peluang dan sekaligus tantangan agar Departemen Administrasi Pendidikan
FIP-UPI mampu melakukan redifinisi visi, misi, sasaran, dan tujuannya secara

Evaluasi Diri Departemen Administrasi Pendidikan 2016 11


lebih responsif tapi luwes, terutama di tengah maraknya tawaran program
semacam magister dari pihak tertentu yang cenderung lebih bermotif komersial
tanpa mengindahkan kode etik normatif akademik, yang bagi masyarakat
awam tidak mudah mengenali dan menyadari dampak negatifnya.
Memperhatikan analisis di atas, maka dalam melakukan redifinisi visi,
misi, sasaran, dan tujuan Departemen Administrasi Pendidikan FIP-UPI masa
datang harus lebih kritis dan hati-hati agar jati diri citra keunggulannya terjamin
serta secara signifikan dapat lebih meyakinkan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan.

Matriks 1
Analisis SWOT Komponen A
(Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran, serta Strategi Pencapaian)

STRENGTHS (S) WEAKNESSES (W)

IFAS Konsistensi esensi Proses perubahan


kandungan (pesan) visi, mendapat berbagai
misi, sasaran, tujuan kendala dalam
EFAS Departemen merealisasikan visi.
Administrasi Pendidikan
FIP-UPI

OPPORTUNITIES (O) STRATEGI (S-O) STRATEGI (W-O)

Pesatnya perkembangan Melakukan shared Optimalkan


IPTEK dan perubahan vision dalam pemanfaatan network
masyarakat yang dinamis redifinisivisi, misi, guna merealisasikan
sasaran, dan tujuan visi, misi, sasaran, dan
Departemen tujuan program studi
Administrasi Pendidikan
FIP-UPI masa datang
yang lebih kritis

THREATS (T) STRATEGI (S-T) STRATEGI (W-T)

Maraknya tawaran Menjamin secara Melakukan lokakarya


program dari pihak signifikan jati diri citra dan publikasikan tujuan
tertentu yang cenderung keunggulan yang lebih kongkret Departemen
lebih bermotif komersil meyakinkan kepada Administrasi Pendidikan
tanpa mengindahkan pihak-pihak yang FIP-UPI kepada
kode etik normatif berkepentingan masyarakat luas
akademik

Evaluasi Diri Departemen Administrasi Pendidikan 2016 12


B. TATA PAMONG, KEPEMIMPINAN, SISTEM PENGELOLAAN,
PENJAMINAN MUTU, DAN SISTEM INFORMASI

1. Tata Pamong
Setiap departemen/prodi di lingkungan UPI diberi keleluasaan untuk
secara mandiri mengembangkan sistem tata pamong. Sistem tata pamong
yang dikembangkan oleh departemen/prodi ini digunakan sebagai sarana
untuk mengembangkan keunggulan-keunggulan universitas dan menerapkan
sistem akademik yang terdesentralisasi sesuai dengan karakteristik yang
dimiliki masing-masing departemen/prodi.
Efektivitas kinerja Departemen ditentukan oleh faktor pendukung
berupa seperangkat aturan atau ketentuan yang berlaku di Departemen.
Perangkat ini disebut juga dengan kode etik Departemen, dimana didalamnya
mengatur masalah prosedur kerja yang harus dipenuhi dan dilaksanakan oleh
setiap sivitas akademik Departemen.
Departemen Adimintrasi Pendidikan dipimpinan oleh ketua
Departemen yang memiliki tanggung jawab untuk menyelenggarakan kegiatan
akademik di lingkungan universitas. Secara struktural, ketua Departemen
bertanggungjawab kepada pimpinan fakultas dalam hal ini adalah Dekan.
Ketua Departemen dibantu oleh Sekretaris Departemen dan staff Departemen
yang memiliki tanggungjawab kepada Ketua Departemen.
Adapun tugas pokok Ketua Departemen adalah mengoordinasikan
pelaksanaan kegiatan Tridharma perguruan tinggi oleh program studi di tingkat
departemen. Sedangkan fungsinya telah digariskan sebagai berikut:
a) penyusunan rencana dan program kerja departemen pada bidang
pendidikan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat, dan pelaksanaan
kerja sama internasional pada tingkat departemen;
b) koordinasi implementasi petunjuk teknis kegiatan pada bidang pendidikan,
penelitian, pengabdian kepada masyarakat, dan pelaksanaan kerja sama
intemasional;
c) koordinasi pengembangan beberapa cabang ilmu pengetahuan dan
teknologi yang serumpun;
d) koordinasi pelaksanaan pemantauan kegiatan pendidikan yang
dilaksanakan oleh program studi;

Evaluasi Diri Departemen Administrasi Pendidikan 2016 13


e) koordinasi peningkatan kualitas dan produktivitas penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat oleh program studi;
f) koordinasi implementasi kerja sama intemasional yang dilakukan oleh
program studi;
g) koordinasi evaluasi kegiatan bidang pendidikan, penelitian, dan
pengabdian kepada masyarakat, dan pelaksanaan kerja sama
intemasional;
h) koordinasi pengembangan kompetensi dosen dalam melaksanakan
kegiatan bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada
masyarakat di departemen;
i) pelaksanaan dan koordinasi pengelolaan keuangan di tingkat departemen;
j) koordinasi pengembangan kapasitas sumber daya pendukung kegiatan
Tridharma yang dilaksanakan oleh program studi;
k) koordinasi pemberdayaan usaha berbasis kepakaran akademik yang
dilaksanakan oleh program studi;
l) koordinasi kegiatan pembinaan bakat, kegiatan ilmiah, karir mahasiswa,
dan organisasi kemahasiswaan yang dilaksanakan oleh program studi;
m) koordinasi kegiatan pembinaan hubungan dan kerja sama dengan alumni;
n) koordinasi pembinaan kehidupan beragama, sosial budaya, dan
komunikasi untuk sivitas akademika di departemen;
o) pelaksanaan dan koordinasi kegiatan penjaminan mutu di tingkat
departemen;
p) pelaksanaan dan koordinasi pembinaan dan pengembangan kelompok
bidang ilmu yang menjadi keunggulan departemen; dan
q) pelaporan menyangkut program kegiatan pendidikan, penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat di departemen kepada fakultas secara
berkala
Di luar tupoksi tersebut, terutama bertalian dengan hal-hal yang bersifat
kebijakan dan pembuatan keputusan tentang penyelenggaraan Departemen
Administrasi Pendidikan FIP-UPI berada dalam tanggung jawab dan
wewenang pimpinan institusinya (FIP-UPI) dan pimpinan UPI sebagai
penyelenggaranya.

Evaluasi Diri Departemen Administrasi Pendidikan 2016 14


2. Kepemimpinan
Secara skematik dan visual pembagian tugas, wewenang dan
tanggung jawab keorganisasian dalam kerangka struktur organisasi UPI
secara menyeluruh dapat dicermati dalam bagan terlampir. Dalam kerangka
struktural itu dapat dilihat bahwa Rektor merupakan otorisator tunggal di
lingkungan UPI, sedangkan Dekan Fakultas merupakan tugas tertentu yang
didelegasikan oleh otorisatornya; dan pengelola Departemen hanya sebagai
pelaksana teknisnya. Dengan demikian segenap kegiatan yang bertalian
antara Departemen Administrasi Pendidikan dengan unit-unit terkait lain di
dalam dan/atau di luar UPI, pada dasarnya, hanya dapat dilaksanakan melalui
pimpinan Fakultas.
Tata pamong diatas dijalankan dengan kredibilitas, transparansi,
akuntabilitas, tanggungjawab dan keadilan

3. Sistem Pengelolaan
Tahap perencanaan Departemen Administrasi Pendidikan diawali
dengan penyampaian masukan-masukan dari dosen dan pimpinan
Departemen. Dalam tahap perencanaan berikutnya, setiap unit di UPI
termasuk Departemen Administrasi Pendidikan menyusun rencana
operasional (Renop) dalam bentuk RKAT yang mengacu pada Renstra UPI.
RKAT yang telah disusun Departemen selanjutnya diusulkan kepada fakultas
untuk mendapatkan pengesahan dari Universitas. RKAT yang telah di setujui
menjadi dasar untuk Departemen dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan untuk
mencapai misi Departemen yang dibangun selaras dengan visi, misi
universitas.
Pengorganisasian yang dilakukan Departemen dalam pencapaian
tujuan yang ditetapkan, dilakukan dengan cara pembagian dan pendistribusian
kewenangan dan kerja yang sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Selain
itu, pengorganisasian dilakukan dengan menata kegiatan baik bersifat serial
dan paralel dari tiap-tiap kegiatan. Kegiatan tersebut meliputi kegiatan
akademik seperti penerimaan mahasiswa baru, perkuliahan, pembimbingan,
ujian, wisuda dan kegiatan pendukung layanan akademik lainnya.
Pengembangan staf yang dilakukan oleh Departemen dalam bentuk
pengembangan tenaga pendidik (dosen), program dan kegiatan diarahkan

Evaluasi Diri Departemen Administrasi Pendidikan 2016 15


pada upaya peningkatan pelayanan akademik baik berupa pembelajaran,
pembimbingan, ujian maupun kegiatan lain yang menunjang efektivitas
penyelenggaraan akademik di Departemen. Pengembangan staf dilakukan
dengan tujuan agar staf dapat memahami visi dan misi, sasaran dan tujuan
Departemen, baik dalam bentuk workshop, peningkatan kompetensi
pendukung lainya.
Di bidang kesejahteraan dosen, Departemen telah melakukan upaya-
upaya peningkatan melalui pemberian tunjangan prestasi, tunjangan
manajemen, tunjangan tengah tahun, tunjangan uang munggah, dan
tunjangan hari raya yang merupakan kebijakan Departemen.Departemen juga
memberikan sharing penghasilan dari hasil kerjasama baik dalam bentuk
research maupun kerjasama dalam bentuk pembelajaran/diklat dengan
instansi atau lembaga lain.
Representasi dalam pelaksanaan pengelolaan Departemen terdiri dari
akademik dan non akademik. Pengelolaan akademik berkenaan dengan
kegiatan pembelajaran (PBM), diskusi ilmiah, pembimbingan, penjadwalan
perkuliahan, pelatihan, workshop, dan kegiatan akademik lain. Sedangkan
pengelolaan non akademik Departemen meliputi kegiatan yang sifatnya
administratif seperti pengelolaan keuangan, pengelolaan sarana dan
prasarana, serta pengelolaan sumber daya manusia.
Pengelolaan anggaran yang dilakukan Departemen di tuangkan dalam
RKAT. Model penganggaran menggunakan sistem yang berbasis kinerja,
sumber pengganggaran adalah DIPA, UTU dan sumber lain lain dari kerja
sama antara Departemen dengan instansi terkait. Di bidang keuangan, telah
dilakukan kegiatan penataan keuangan di antaranya pemantapan sistem
penyusunan RKAT, pemantapan sistem pengendalian dan pemantauan
keuangan dalam lingkup internal Departemen Administrasi Pendidikan.
Pengawasan Departemen dilakukan secara internal dan eksternal.
Pengawasan internal dilakukan pada bidang akademik dan komponen
pendukung dengan melakukan kegiatan monitoring dan evaluasi yang
dilakukan oleh pimpinan Departemen. Sedangkan pengawasan ekseternal
Departemendilakukan oleh SAIUPI untuk bidang keuangan, dan SPM UPI
untuk bidang akademik.

Evaluasi Diri Departemen Administrasi Pendidikan 2016 16


Pengarahan yang dilakukan oleh pimpinan Departemen kepada dosen
dan mahasiswa dilakukan dalam bentuk formal dan non formal. Pengarahan
dalam bentuk formal minimal dalam satu bulan sekali dalam rapat. Isi
pengarahan berupa upaya-upaya dan kiat-kiat yang harus dilakukan dalam
peningkatan mutu akademik dan mutu layanan akademik dalam mewujudkan
misi dan misi Departemen. Selain itu, isi arahan adalah memberikan
menyampaikan berbagai solusi terhadap kendala-kendala yang dihadapi
dalam peningkatan mutu dan peningkatan mutu layanan akademik.
Representasi dalam pelaksanaan pengelolaan Program Studi terdiri
dari akademik dan non akademik. Penganggaran yang dilakukan dalam
pengelolaan Departemen di tuangkan dalam RKAT di lingkungan FIP, model
penganggaran menggunakan sistem yang berbasis kinerja, sumber
pengganggaran adalah DIPA, UTU dan sumber lain lain dari Kerja sama antara
Program Studi dengan instansi terkait.
Di bidang keuangan telah dilakukan kegiatan penataan keuangan di
antaranya pemantapan sistem penyusunan RKAT, pemantapan sistem
pengendalian dan pemantauan keuangan dalam lingkup internal Program
Studi Administrasi Pendidikan.

4. Penjaminan Mutu
Pengendalian mutu di tingkat universitas dilakukan oleh Satuan
Penjaminan Mutu (SPM) UPI, sedangkan di setiap unit untuk setiap kegiatan
yang diselenggarakan dilakukan oleh Satuan Kendali Mutu (SKM) di unit kerja
yang bersangkutan.Pengendalian mutu ini diarahkan pada pencapaian standar
atau sasaran mutu yang telah ditetapkan dan perbaikan mutu berkelanjutan
(continuous quality improvement). Penjaminan mutu UPI secara internal
dikoordinasikan/difasilitasi oleh Satuan Penjaminan Mutu (SPM) UPI dan
secara eksternal penjaminan itu melibatkan Badan Akreditasi Nasional
Pendidikan Tinggi (BAN-PT) dan atau lembaga lain yang kompeten, seperti
ISO.
Tujuan penjaminan mutu pada Departemen Administrasi Pendidikan
FIP-UPI, sejalan dengan tujuan penjaminan mutu UPI adalah merencanakan,
mencapai, memelihara, dan meningkatkan standar atau sasaran mutu
Departemen secara berkelanjutan, serta memuaskan stakeholders. Dalam

Evaluasi Diri Departemen Administrasi Pendidikan 2016 17


jangka panjang, penjaminan mutu UPI dilakukan untuk mewujudkan visi yang
Leading and Outstanding.
Berbagai langkah upaya peningkatan dan pengendalian mutu ini
sesungguhnya telah dilaksanakan. Namun demikian kiranya perlu ditekankan
lagi bahwa masalah pembinaan mutu itu telah menjadi “concerned” baik
pengelola program maupun pimpinan institusi penyelenggara (FIP dan UPI).
Di antara upaya strategis ialah melalui pengembangan standar mutu
dan baku mutu (benchmarking) yang dilakukan oleh dosen/pembina
Departemen Administrasi FIP-UPI, misalnya melakukan peninjauan (review)
dan penyempurnaan dan revisi kurikulum Departemen Administrasi FIP-UPI
secara berkala berdasarkan masukan berbagai pihak berkepentingan melalui
studi pelacakan lulusan dan menampung,serta menganalisis keluhan-keluhan
pihak berkepentingan baik dari pihak internal (dosen dan mahasiswa, dsb.)
maupun pihak eksternal (masyarakat pengguna, asosiasi profesi, dsb.), (Lihat
Komponen Kemahasiswaan).
Adapun dampak proses penjamin mutu tersebut di atas, tidak
diragukan lagi, bukan saja akan dapat meningkatkan kualitas kinerja
Departemen Administrasi FIP-UPI dengan lulusannya (lihat pada tabel Umpan
Balik poin 2.5 pada borang Departemen Administrasi FIP-UPI), namun juga
akan meningkatkan citra dan apresiasi terhadap Departemen Administrasi FIP-
UPI yang dibuktikan, antara lain, dengan semakin meningkatnya peminat untuk
mengukuti program yang ditawarkan Departemen Administrasi FIP-UPI (lihat
Tabel 3.2 Profil Kemahasiswaan dan Lulusan pada borang Akreditasi
Departemen Administrasi FIP-UPI tentang pertumbuhan mahasiswanya
selama kurun waktu lima tahun terakhir ini, dan demikian juga dengan
meningkatnya lulusan dalam kurun waktu yang sama.

5. Sistem Informasi
Di lingkungan UPI sudah tersedia unit khusus yang bertugas
menyelenggarakan pemberian dan pengelolaan sarana dan prasarana sistem
informasi baik untuk kepentingan internal maupun eksternal. Selain telah
memiliki kelengkapan institusional dan sarana/prasarana teknis (komputer,
jaringan internet, dan fasilitas komunikasi lainnya) itu juga telah dilengkapi

Evaluasi Diri Departemen Administrasi Pendidikan 2016 18


dengan dukungan tenaga/SDM dan dana operasionalnya meskipun masih
dalam skala yang terbatas.
Setiap unit institusional termasuk FIP sebagai penyelenggara
Departemen Administrasi FIP-UPI juga sudah dilengkapi fasilitas sistem
informasi (antara lain jaringan internet dan intranet). Dengan demikian, setiap
yang berkepentingan (dosen, mahasiswa, dll.) dapat mengakses fasilitas SIM
itu baik untuk kepentingan manajerial maupun teknis operasional, termasuk
untuk mengakses ke pusat-pusat sumber informasi yang menunjang sistem
pembelajaran, baik di dalam maupun di luar negeri. Keberadaan fasilitas dan
pengalaman SIM tersebut sangat mendukung kepentingan perolehan
informasi temuan mutakhir IPTEK, termasuk di bidang
Administrasi/Manajemen pada umumnya dan pendidikan khususnya. Fasilitas
ini sangat bermanfaat untuk mengimbangi keterbatasan sumber belajar yang
tertulis (perpustakaan) yang lebih cenderung kebanyakan masih memiliki
sumber bahan ajar terbitan lama.
Untuk memudahkan komunikasi antar dosen, antar mahasiswa, antara
mahasiswa dengan dosen, atau antara dosen dengan pimpinan, khususnya di
lingkungan Fakultas Ilmu Pendidikan, pimpinan Fakultas ilmu pendidikan telah
membuka situs internet (website) tersendiri, yaitu: fip@upi.edu atau dengan
menugasi pengelola situs (webmaster) khusus yang telah terlatih dan memiliki
keterampilan yang memadai untuk mengoperasikannya serta memberikan
layanan yang diperlukan oleh sivitas akademika Departemen Administrasi FIP-
UPI. Kelengkapan SIM FIP UPI adalah sebagai berikut:

Fakultas Ilmu Pendidikan


Jl. Dr. Setiabudi No.229
Bandung 40154 Indonesia
Telepon 022-2013163 Pes. 3679
Website: http://adpend.upi.edu
e-mail: adpend_fip@upi.edu

Dari uraian di atas, keberadaan fasilitas SIM merupakan dukungan


yang kuat bagi pemutakhiran informasi IPTEK termasuk bidang kajian
Administrasi/Manajemen. Sayangnya ketersediaannya masih terbatas. Namun
peluang akses internasional terbuka dan terbantu oleh fasilitas yang tersedia

Evaluasi Diri Departemen Administrasi Pendidikan 2016 19


di luar kampus. Penggunaan IT dan e-management dan penyediaannya di
lingkungan Departemen Administrasi FIP-UPI merupakan suatu tantangan
tersendiri untuk menghadapi persaingan nasional dan global.

6. Analisis SWOT Komponen B


Hampir sama unsur komponen B ini menunjukkan segi kekuatannya.
Kelemahannya mungkin perlu diantisipasi dalam kontinuitas dan intensitas
upayanya agar tidak terlena dengan keberhasilan yang dicapai. Tantangan
persaingan semakin terasa dengan semakin banyaknya perguruan tinggi lain
yang mengembangkan program studi serupa.
Dari dokumen Buku Pedoman Akademik UPI (2015) dapat diketahui
bahwa Departemen Administrasi FIP-UPI itu telah eksis semenjak awal
kelahiran institusinya dan terus survive pada saat institusinya berubah status
menjadi Departemen. Informasi historis ini menunjukkan bahwa keniscayaan
bagi keberlanjutan (sustainability) Departemen Administrasi FIP-UPI ini di
masa mendatang tidak diragukan lagi sepanjang dayadukungnya tersedia dan
peluang pasar kerja dan peminatnya masih kuat.
Dari uraian di atas dapat diinferensikan bahwa pada dasarnya hampir
segala unsur yang diperlukan cenderung merupakan dukungan yang kuat bagi
keberlanjutan Departemen Administrasi FIP-UPI. Apalagi jika model
tatapamong dan pengelolaan kelembagaannya yang demokratis dan otonomi
yang diperluas. Peluang dan tantangan selalu akan bertumpu kepada
sejauhmana UPI mampu mewujudkan PP 88 tahun 2014 dan lebih terfokus
lagi pada PP No.6 Tahun 2004 UPI BHMN.
Dengan memandang Departemen Administrasi FIP-UPI dan Lembaga
Perguruan Tinggi FIP-UPI sebagai suatu sistem maka kajian jaminan mutunya
menggunakan pendekatan TQM yang berlandaskan prinsip “continuous quality
improvement”. Sasaran telaahannya dapat dibatasi pada unsur-unsur I-P-O-
nya atau diperluas dengan C-I-P-O-I-nya.
Intervensi terhadap unsur I (input)-nya, terutama raw input-nya, atau
calon mahasiswa, dapat dilakukan dengan menetapkan persyaratan dan
sistem seleksi yang ketat, dengan asumsi bahwa calon yang bermutu potensial
dapat menghasilkan lulusan yang bermutu pula. Atas dasar itu Departemen
Administrasi FIP-UPI telah menetapkan persyaratan dan sistem seleksi bagi

Evaluasi Diri Departemen Administrasi Pendidikan 2016 20


calon mahasiswanya yaitu harus lulus seleksi yang diadakan oleh UPI secara
mendiri atau oleh Pemerintah secara serentak. Sedangkan jaminan mutu
berdasarkan dengan instrumental input-nya, terutama tenaga dosen (SDM),
sarana dan prasarana, harus tersedia secara memadai syarat ambangnya baik
kuantitatif maupun kualitatif. Saat ini Departemen Administrasi FIP-UPI
memiliki 17 dosen yang kesemuanya bergelar doktor (S3) dan 3 orang sedang
melanjutkan studi S3, dan dari jumlah dosen tersebut, 4 orang di antaranya
berjabatan Guru Besar (Profesor). Ruang belajar, laboratorium (Komputer,
Bahasa), perpustakaan dan internet tersedia dan memadai (akan dijelaskan
pada bagian lain selanjutnya).
Intervensi upaya jaminan mutu terhadap unsur process-nya dari
penyelenggaraan Departemen Administrasi FIP-UPI selama ini telah dilakukan
antara lain melalui: (1) sistem pembelajaran; (2) sistem pembimbingan; (3)
sistem penilaian; dan (4) pemantauan; (5) dan sebagainya. Sistem
pembelajaran telah ditetapkan lamanya sekitar 8 (delapan) semester dan
dapat ditempuh dalam waktu kurang dari 8 (delapan) semester dan selama-
lamanya 14 (sepuluh) semester termasuk penulisan skripsi; setiap semester
terdiri atas 16-18 minggu dan diisi dengan kegiatan tatap muka, tugas
terstruktur, dan belajar mandiri dan dengan sistem pembelajaran yang
bervariasi. Sistem penilaian dilakukan secara komprehensif (kehadiran, tugas,
individual dan kelompok, UTS dan UAS, partisipasi-interaktif, dsb.) dan secara
bertahap (ujian semesteran/matakuliah, Ujian Skripsi), dengan standar kriteria
kelulusan ≥ 3,00 pada semua jenis dan tahapan evaluasi. Intervensi proses
lainnya akan dijelaskan pada Komponen selanjutnya.
Adapun intervensi terhadap unsur contextual dan impact-nya, selain
dilakukan melalui studi pelacakan lulusan, seperti telah diuraikan terdahulu,
juga dapat dilakukan penjaringan informasi tentang keluhan-keluhan dari pihak
berkepentingan, baik internal (dosen, mahasiswa, karyawan, dsb.) maupun
eksternal (alumni, user dan stakeholders lainnya). Keluhan dari lingkungan
internal, khususnya dosen telah dapat dijaring melalui berbagai kesempatan
seperti pertemuan/rapat berkala, diskusi, seminar, lokakarya dan secara
informal dalam kegiatan rekresasi bersama dan olah raga, dsb. Begitu pula
dengan mahasiswa, keluhan telah dapat dijaring melalui kegiatan pertemuan
bersama pada awal dan/atau akhir semester pertemuan

Evaluasi Diri Departemen Administrasi Pendidikan 2016 21


seminar/lokakarya/studi wisata dan secara informal melalui rekreasi atau olah
raga santai bersama. Terdapat tiga jenis keluhan yang disampaikan baik oleh
dosen naupun mahasiswa pada umumnya, ialah bertalian dengan masalah:
(1) keterbatasan dalam penguasaan bahasa (asing, khususnya bahasa
Inggris); (2) keterbatasan kesempatan waktu yang cocok untuk komunikasi dan
bimbingan di luar jam perkuliahan; dan (3) keterbatasan sarana
tempat/ruangan bagi kegiatan di luar jam perkuliahan. Terhadap keluhan
pertama telah direspon melalui pemberdayaan Laboratorium Bahasa
(termasuk persyaratan perolehan skor TOEFL minimal 450). Keluhan yang
kedua dengan penyediaan ruang individual setiap dosen, selain juga
ditetapkan jadwal jam bicara/konsultasi/ bimbingan setiap dosen. Sedangkan
keluhan ketiga telah direspon dengan dirancangnya pembangunan gedung
FIP-UPI yang lebih memadai. Adapun keluhan dari pihak eksternal, termasuk
para alumni dan masyarakat penggunanya, telah dijaring dengan berbagai
cara pula seperti dijelaskan dalam butir 3.3.2 (hasil studi pelacakan lulusan
pada borang prodi). Keluhan pada umumnya sekitar saran/usul/masukan bagi
penyempurnaan kurikulum, sistem pembelajaran dan keberlanjutan
komunikasi alumni dan almamaternya. Respon terhadap keluhan-keluhan itu
telah dilakukan dengan diupayakannya peninjauan kurikulum secara berkala
termasuk sistem pembelajarannya, pemberdayaan IKA atau asosiasi alumni..
Kesemua upaya strategis tersebut di atas diharapkan dapat
memberikan kontribusi yang relatif signifikan terhadap peningkatan jaminan
mutu Departemen Administrasi FIP-UPI (sebagai suatu sistem pelayanan jasa
pendidikan baik program maupun institusinya).
Dari keseluruhan informasi komponen B ini, nampak kekuatannya
terletak hampir semua unsur. Peluang masa depannya juga terletak pada
kemungkinan implementasi prinsip otonomi perguruan tinggi yang lebih
diperlukan sesuai PP No.88 tahun 2014 dan PP No.6 tahun 2004 secara
khusus UPI BHMN. Tantangan persaingan baik nasional maupun global
semakin meningkat dengan maraknya departemen di luar PTN yang
menyelenggarakan pendidikan dengan kualitas yang lebih baik tetapi tidak
mengindahkan kode etik-normatif akademik.
Berdasarkan analisis SWOT di atas, mengindikasikan perlunya
reformasi model pola pengelolaan lembaga penyelenggara Departemen

Evaluasi Diri Departemen Administrasi Pendidikan 2016 22


Administrasi FIP-UPI untuk masa mendatang, terutama dalam unsur model
kepemimpinannya dengan otonomi pengelolaan kelembagaan yang diperluas.

Matriks 2
Analisis SWOT Komponen B
(Tata Pamong)

STRENGTHS (S) WEAKNESSES (W)

 Terpeliharanya Perlu peningkatan


kekompakan, sinkronisasi tugas dan
koordinasi, dan implementasi kegiatan
pengendalian dosen-dosen melalui
IFAS segenap kegiatan strategi koordinasi
 Rencana strategis internal yang efektif
termonitor dan dan efisien.
EFAS terevaluasi dengan
baik

OPPORTUNITIES (O) STRATEGI (S-O) STRATEGI (W-O)

Otonomi perguruan Reformasi model tata Pemberdayaan dan


tinggi memicu lembaga pamong yang peningkatan kualitas
untuk lebih luwes dan sentralistik-birokratik personil
demokratis kepada model
organisasi “corporate”

THREATS (T) STRATEGI (S-T) STRATEGI (W-T)

 Persaingan nasional Efisiensi dan efektivitas Restrukturisasi tata


dan global di masa tata pamong yang lebih pamong agar mampu
mendatang mendukung berkembang secara
 Tuntutan sikap dinamis dan kompetitif
keterbukaan,
demokratis, dan
transparansi serta
perluasan otonomi

Evaluasi Diri Departemen Administrasi Pendidikan 2016 23


Matriks 3
Analisis SWOT Komponen B
(Kepemimpinan)

STRENGTHS (S) WEAKNESSES (W)

 Mitra kerja dalam Koordinasi masih perlu


jejaring kerjasama dikembangkan
IFAS merupakan aset yang
strategis untuk
meningkatkan mutu
 Koordinasi antar-unsur
EFAS pengelola ditopang
oleh pedoman kerja
yang baik
 Sistem monitoring-
evaluasi yang baku

OPPORTUNITIES (O) STRATEGI (S-O) STRATEGI (W-O)

 Menggalang daya
saing melalui Menyelenggarakan Meningkatkan
peningkatan mutu evaluasi secara koordinasi baik
kurilukum dengan sinambung & berkala secara internal
dukungan segenap terhadap kurikulum maupun eksternal
unsurnya beserta
 Pemanfaatan jejaring penyelenggaraan,
kerjasama untuk metode pendidikan &
tujuan benchmarking kegiatan pendukungnya
dalam upaya
meningkatkan mutu
program studi

THREATS (T) STRATEGI (S-T) STRATEGI (W-T)

 Persaingan nasional Benchmarking: Meningkatkan


dan global di masa meneladani yang unggul, koordinasi baik secara
mendatang memperbaiki kelemahan internal maupun
 Tuntutan sikap eksternal
keterbukaan,
demokrati, dan
transparansi serta
perluasan otonomi

Evaluasi Diri Departemen Administrasi Pendidikan 2016 24


Matriks 4
Analisis SWOT Komponen B
(Sistem Pengelolaan)

STRENGTHS (S) WEAKNESSES (W)

 Terpeliharanya Perlu peningkatan


IFAS kekompakan, efisiensi dan efektivitas
koordinasi, dan yang mengarah pada
pengendalian peningkatan academic
EFAS segenap kegiatan culture yang tinggi
 Rencana strategis
termonitor dan
terevaluasi dengan
baik

OPPORTUNITIES (O) STRATEGI (S-O) STRATEGI (W-O)

Otonomi perguruan Reformasi model pola Pemberdayaan dan


tinggi memicu lembaga pengelolaan lembaga peningkatan kualitas
untuk lebih luwes dan penyelenggaraan personil
demokratis Departemen
Administrasi FIP-UPI
untuk masa datang

THREATS (T) STRATEGI (S-T) STRATEGI (W-T)

 Persaingan nasional Efisiensi dan efektivitas Restrukturisasi pola


dan global di masa pengelolaan program pengelolaan program
mendatang yang lebih mendukung yang otonom dan
 Tuntutan sikap diperluas
keterbukaan,
demokratis, dan
transparansi serta
perluasan otonomi

Evaluasi Diri Departemen Administrasi Pendidikan 2016 25


Matriks 5
Analisis SWOT Komponen B
(Sistem Informasi)

STRENGTHS (S) WEAKNESSES (W)


IFAS Ketersediaan dan Kesesuaian dan
kualitas IT dan e- kecukupan sarana dan
management yang prasarana masih
cukup memadai menunjukkan
EFAS keterbatasan

OPPORTUNITIES (O) STRATEGI (S-O) STRATEGI (W-O)

Kebebasan berinteraksi Pemutakhiran informasi Rancang program E-


melalui internet & iptek termasuk bidang MIS secara efektif dan
intranet memberikan kajian administrasi/ efisien
kemudahan dalam manajemen
meluaskan jejaring
kerja

THREATS (T) STRATEGI (S-T) STRATEGI (W-T)

Pesatnya  Gunakan prioritas Optimalkan


perkembangan dalam anggaran pengendalian dan
teknologi dan informasi  Efisiensi dan kontrol terhadap
yang cepat efektivitas penggunaan sarana
penggunaan sistem yang ada
IT
 Meningkatkan
pemeliharaan sarana

Evaluasi Diri Departemen Administrasi Pendidikan 2016 26


C. KEMAHASISWAAN DAN LULUSAN

1. Kemahasiswaan
Sistem rekruitmen mahasiswa pada Departemen Administrasi
Pendidikan FIP-UPI memiliki 3 (tiga) jalur penerimaan, yaitu SNMPTN,
SBMPTN, dan SM-UPI.
Pertumbuhan jumlah mahasiswa terdaftar (enrollment) pada
Departemen Administrasi Pendidikan FIP-UPI selama kurun waktu lima
tahun terakhir ini menunjukkan suatu arah peningkatan, terutama selama
tiga tahun terakhir (TS-TS4), sebagaimana terlihat pada Tabel 3.2.1 (lihat
pada borang Departemen Administrasi Pendidikan FIP-UPI) berdasarkan
dokumen yang ada di FIP-UPI. Jumlah mahasiswa baru yang diterima
berkisar sekitar 60 orang per angkatan, yang dijaring dari sekitar 48-74%
saja dari seluruh pelamar atau peminatnya dalam lima tahun terakhir itu.
Dari table tersebut kita dapat melihat akan adanya peningkatan
jumlah daya tampung dan jumlah mahasiswa per angkatan. Hal itu dapat
dijelaskan karena adanya perubahan kebijakan FIP-UPI dan UPI pada
umumnya dalam hal menentukan daya tampung mahasiswa di setiap
Departemen Administrasi Pendidikan FIP-UPI.
a. Pelayanan Bimbingan Untuk Mahasiswa
Terdapat tiga jenis gugus layanan bimbingan bagi mahasiswa,
ialah: (1) bimbingan akademik, (2) bimbingan karir, dan (3) bimbingan
sosial-pribadi.
Sebagaimana telah digariskan dalam Buku Pedoman Akademik
UPI (2015) bahwa layanan bimbingan akademik itu pada dasarnya
mencakup sebelas point tugas pembimbing akademik bagi mahasiswa,
ialah: (1) Penentuan beban SKS yang akan di tempuh; (2) Penyelesaian
studi dalam setiap mata kuliah; (3) Perencanaan, pelaksanaan, dan
penyelesaian penulisan proposal penelitian; (4) Memantau kemajuan
penyelesaian studi mahasiswa; (5) Memotivasi mahasiswa dalam
penyelesaian studi; (6) Memotivasi mahasiswa dalam pengembangan
keilmuan secara mandiri; (7) Penanggulangan dan/atau pemecahan
masalah non-akademis; (8) Pembinaan sikap dan tanggung jawab
profesional; (9) Mengingatkan mahasiswa dalam berbudaya etis akademis.

Evaluasi Diri Departemen Administrasi Pendidikan 2016 27


Pelaksanaan pelayanan sesuai dengan deskripsi Tupoksinya, telah
dilakukan oleh pimpinan (Ketua), dosen pembimbing akademik,
Pembimbing 1 dan Pembimbing 2 Skripsi.
Atas dasar itu, semua dosen seperti tertera pada Tabel 4.3 dan
Tabel 4.4 (lihat borang Departemen Administrasi Pendidikan FIP-UPI) itu
dengan sendirinya terlibat dalam pelaksanaan layanan bimbingan
akademik. Realisasinya disesuaikan dengan kesempatan dan peluang
yang dimilikinya masing-masing. Dalam prakteknya semua mahasiswa
Departemen Administrasi Pendidikan FIP-UPI terbuka luas untuk
berkonsultasi dengan pimpinan dan dosen Departemen Administrasi
Pendidikan FIP-UPI sesuai keperluannya. Sedangkan untuk bimbingan
Skripsi, pengaturannya dilakukan dengan melalui usulan mahasiswa
dengan persetujuan pimpinan Departemen Administrasi Pendidikan FIP-
UPI dan disetujui/ditetapkan oleh pimpinan FIP-UPI. Pembagian bobot
tugas layanan bimbingan skripsisangat diperhatikan kesesuaian dengan
bidang kepakaran dan kesepadanan dengan kesempatannya antara dosen
pembimbing dan mahasiswa yang bersangkutan.
Adapun gugus pelayanan non-akademik, yang mencakup:
bimbingan karir dan sosial-pribadi, pelaksanaanya sesuai dengan apa
yang digariskan dalam Buku Pedoman Akademik (2015). Di dalam
prakteknya, tidak seluruh kegiatan oleh dan di lingkungan Departemen
Administrasi Pendidikan FIP-UPI saja, melainkan bekerjasama dan
sekaligus pula memberdayakan sarana layanan bimbingan yang
disediakan oleh UPT-LBK/UPI yang didalamnya terdapat para pakarnya.
Namun demikian cakupan permasalahan non akademik itu amat
bervariasi. Pada gilirannya baik langsung maupun tidak, layanan
bimbingan non-akademik itu juga akan berkontribusi/berdampak terhadap
raihan prestasi akademik mahasiswa yang bersangkutan.

b. Keterlibatan Mahasiswa dalam Berbagai Komisi dan


Ekstrakurikuler
Pelibatan mahasiswa Departemen Administrasi Pendidikan FIP-
UPI dalam berbagai kegiatan di luar program yang sudah dijadwalkan
secara formal, telah menjadi bagian integral yang penting untuk

Evaluasi Diri Departemen Administrasi Pendidikan 2016 28


memberikan pengayaan pengalaman kepada para mahasiswa yang
bersangkutan. Di antara kegiatan yang termaksud, memang ada yang
bertalian secara langsung dan/atau tidak langsung dengan kepentingan
penyelesaian kredit akademiknya maupun hanya bersifat mendukung. Dua
gugus kegiatan utama yang selama ini dilakukan ialah melibatkan
mahasiswa dalam: (1) penelitian; (2) pengabdian masyarakat; (3)
penyelenggaraan seminar/lokakarya; (4) studi/karyawisata, dan (5)
kegiatan lainnya.
Selain kegiatan di atas, juga pernah diadakan studi wisata yang
didalam acara kegiatannya termasuk serangkaian kegiatan
seminar/diskusi/ceramah/ lokakarya bersama pihak terkait, dalam rangka
tugas perkuliahan perencanaan dan manajemen pendidikan seperti
BAPPENAS, Biro Perencanaan Depdiknas, Pusat Informatika Pendidikan,
Departemen agama Kota Tasikmalaya secara rutin tiap tahun bagi setiap
peserta matakuliah Perencanaan Pendidikan dan pengawasan.

2. Lulusan
Dengan memperhatikan kembali rumusan tentang sasaran
Departemen Administrasi Pendidikan FIP-UPI yang menunjukkan, antara lain,
mempunyai standar minimum kualitas lulusan, berikut indikator-indikator profil
kemampuannya yang diharapkan, kemudian dikaitkan dengan data empirik
raihan yudisium para lulusan Departemen Administrasi Pendidikan FIP-UPI
selama lima tahun terakhir sebagaimana ditunjukkan dalam Tabel 3.2.1 yang
ternyata menunjukkan bahwa semua lulusan Departemen Administrasi
Pendidikan FIP-UPI semuanya selama kurun waktu tersebut (2012 – 2016)
berada pada kriteria standar mutu minimal tersebut. Sekitar 36% berkualifikasi
yudisium Dengan Pujian (cumlaude) dan 63% termasuk kategori Sangat
Memuaskan dan 0,72% termasuk kategori memuaskan.
Hal ini mengindikasikan bahwa rumusan sasaran Departemen
Administrasi Pendidikan FIP-UPI itu cukup realistik dan ditunjang oleh
kemampuan daya dukung kualitas kinerja pengelolaan lembaga dan
programnya yang memadai harapan. Lebih lanjut, indikator kualitas lulusan itu
juga dapat ditunjukkan pula oleh tingkat raihan prestasi kerja para lulusannya
di lapangan yang relatif berhasil sebagaimana yang diharapkan.

Evaluasi Diri Departemen Administrasi Pendidikan 2016 29


Seperti telah dikemukakan pada bagian lulusan, upaya pelacakan
lulusan dilakukan dengan melalui berbagai cara seperti temu alumni (home
caming day) yang dilakukan secara berkala dalam rangka “Dies Natalis” atau
“Lustrum” institusi dan menjaring informasi/saran pendapat balikan (feedback)
dari pihak pengguna lulusan melalui berbagai “events” seperti simposium,
“workshops” dan “openhouse” UPI.Studi yang lebih sistimatis pernah juga
dilakukan tahun 2015 dilakukan studi tentang Persepsi Alumni terhadap
Pelayanan Perkuliahan dan Program Perkuliahan pada Departemen
Administrasi Pendidikan FIP-UPI oleh Tim Peneliti Departemen Administrasi
Pendidikan FIP-UPI yang dipimpin oleh Dr. Dedy Achmad Kurniady, M.Pd.
Sebagaimana telah dijelaskan pula bahwa telah terdapat organisasi
alumni dan terintegrasikan dengan mahasiswa Departemen Administrasi
Pendidikan FIP-UPI yang masih aktif yang diberi nama ISMAPI (Ikatan Sarjana
Manajemen/Administrasi Pendidikan Indonesia).
Aktivitasnya selain melakukan pertemuan berkala juga melakukan
seminar dan kegiatan ilmiah lainnya. ISMAPI juga tengah berupaya untuk
memajukan Disiplin Ilmu dan Profesionalisme di bidang Administrasi
Pendidikan.

3. Analisis SWOT Komponen C


Menyadari pentingnya informasi balikan bagi penyempurnaan dan
pengembangan Departemen Administrasi Pendidikan FIP-UPI yang
berkeunggulan kompetitif, maka sesungguhnya telah sejak lama dilakukan
pelacakan lulusan, meskipun masih bersifat informal dan insidental melalui
perjumpaan alumni (home coming day), lokakarya/seminar/konvensi/kongres
IKA/silaturahmi dan sebagainya.
Studi pelacakan yang lebih sistematis dan terencana mulai
dilaksanakan FIP-IKIP Bandung. Dari laporan studi itu telah dapat dijaring
berbagai informasi berharga selain di mana dan bagaimana posisi dan
perkembangan karir para lulusan, juga diperoleh saran/kritik/harapan para
lulusan tentang masa depan Departemen Administrasi Pendidikan FIP-UPI
bercermin pada pengalaman mereka selama menempuh Departemen
Administrasi Pendidikan FIP-UPI dan dampaknya terhadap perkembangan

Evaluasi Diri Departemen Administrasi Pendidikan 2016 30


karier mereka serta kontribusinya bagi peningkatan kemajuan pembangunan
pendidikan nasional.
Dari paparan komponen C ini, nampak unsur kekuatannya bahwa
dengan menawarkan alternatif konsentrasi yang lebih bervariasi, dan
membuka peluang bagi para peminat di luar lingkup LPTK telah menunjukkan
arah kecenderungan semakin meningkat bagi masa depan UPI, seperti
ditunjukkan sebakin besarnya permintaan masuk Departemen Administrasi
Pendidikan FIP-UPI. Kelemahan yang melekat dengannya ialah menuntut
adanya perluasan dan pengembangan fasilitas pendukung yang semakin
memadai, termasuk bagi kelas eksekutif yang pelayanan pendidikannya di
akhir pekan, sementara perkantoran UPI merupakan luar hari kerja/dinasnya.
Peluang yang juga sekaligus tantangannya, ialah dengan semakin banyak
peminat dari luar LPTK mengimplikasikan suatu arah persaingan semakin
ketat internal lingkungan LPTK dan FIP lain di luar UPI.
Berdasarkan analisis SWOT di atas, maka sistem rekrutrmen dan
seleksi memerlukan pembenahan secara berkelanjutan, sehingga benar-benar
yang terjaring itu yang berpotensial tinggi. Strategi dan fasilitas layanan juga
memerlukan pembenahan dan peningkatan seperti telah disinggung dalam
komponen terdahulu.
Matriks 6
Analisis SWOT Komponen C
(Kemahasiswaan)

STRENGTHS (S) WEAKNESSES (W)

 Tawaran alternatif - Kebijakan FIP UPI


IFAS konsentrasi yang dalam menentukan daya
lebih bervariasi tampung mahasiswa
 Membuka peluang setiang angkatan.
EFAS bagi para peminat di - Tuntutan akan
luar lingkup LPTK perluasan dan
pengembangan fasilitas
pendukung yang
semakin memadai

OPPORTUNITIES (O) STRATEGI (S-O) STRATEGI (W-O)

Semakin banyaknya Pembenahan dan


peminat untuk masuk peningkatan strategi

Evaluasi Diri Departemen Administrasi Pendidikan 2016 31


Departemen Administrasi Pembenahan sistem pembelajaran dan
Pendidikan FIP-UPI rekrutmen dan seleksi fasilitas layanan
yang berkelanjutan kemahasiswaan

THREATS (T) STRATEGI (S-T) STRATEGI (W-T)

Persaingan semakin ketat Konsistensi sistem Menjaga kualitas dan


di internal lingkungan seleksi yang dapat fasilitas layanan
LPTK dan FIP lain di luar menjaring mahasiswa kemahasiswaan
UPI yang berpotensi tinggi

Matriks 7
Analisis SWOT Komponen C
(Lulusan)

STRENGTHS (S) WEAKNESSES (W)

IFAS  Kompetensi lulusan Tuntutan akan


menjawab kebutuhan perluasan dan
lapangan relevansi hasil
 Mayoritas yudisium penelitian mahasiswa
memuaskan dengan kebutuhan
 Mayoritas mahasiswa masyarakat
menyelesaikan masa
EFAS studi relatif tepat
waktu

OPPORTUNITIES (O) STRATEGI (S-O) STRATEGI (W-O)

 Kompetisi kian Optimalkan event-event Rancang dan terbitkan


terbuka lebar guna promosi gagasan data base profil lulusan
 Reformasi & inovatif
kebebasan akademik
menciptakan iklim
kondusif bagi
pengembangan
gagasan inovatif

THREATS (T) STRATEGI (S-T) STRATEGI (W-T)

Persaingan semakin Membudayakan Tingkatkan sosialisasi


ketat di internal entrepreneurship dan publikasi hasil-hasil
penelitian berdasarkan

Evaluasi Diri Departemen Administrasi Pendidikan 2016 32


lingkungan LPTK dan FIP peta kebutuhan
lain di luar UPI masyarakat

Evaluasi Diri Departemen Administrasi Pendidikan 2016 33


D. SUMBER DAYA MANUSIA

1. Ketersedian Dosen dan Tenaga Pendukung


Pengelolaan SDM yang bertalian dengan Departemen Administrasi
Pendidikan FIP-UPI, pada dasarnya, merupakan bagian dari pengelolaan
kelembagaan (institutional management) yang tidak terlepas pula dari model
tata pamongnya (governance). Sesuai dengan posisi dan statusnya, pengelola
Departemen Administrasi Pendidikan FIP-UPI hanya pelaksana teknis
operasional saja, karena pembuatan kebijakan dan keputusan pengelolaan
SDM ada pada pemegang otorisatornya, yaitu pimpinan UPI. Hingga saat ini
semua tenaga dosen dan tenaga administratif merupakan SDM milik UPI, yang
bagi tenaga dosen, “home-base”-nya berada di lingkungan fakultasnya
masing-masing, sedangkan tenaga administratif merupakan pegawai UPI,
yang kesemuanya ditugaskan atau diberi tugas tambahan untuk dipekerjakan
pada FIP UPI dalam rangka penyelenggaraan program-programnya. Dengan
demikian, pengelolaan SDM pada Departemen Administrasi Pendidikan FIP-
UPI hanya sebatas pada pemberdayaannya saja sesuai dengan keperluan
operasionalnya.
Aspek-aspek dan fungsi pengelolaan lainnya (rekrutmen-seleksi-
penempatan-promosi-pengembangan-penggajian dan kompensasi-mutasi-
pemutusan hubungan kerja/pemensiunan, dsb.) dilakukan pada “home-base”-
nya masing-masing. Bilamana diperlukan Departemen Administrasi
Pendidikan FIP-UPI dapat memberikan dukungan informasi atau data tentang
SDM sepanjang terkait dengan penugasannya secara teknis operasional.
Dengan kata lain, Departemen Administrasi Pendidikan FIP-UPI hanya
merupakan “beneficiary” dari SDM UPI atau instansi lain untuk menjalankan
program-program tridharma yang termasuk tupoksi Departemen Administrasi
Pendidikan FIP-UPI dalam mewujudkan visi dan misinya.
Sebagaimana telah disinggung pada paparan terdahulu bahwa
Departemen Administrasi Pendidikan FIP-UPI melibatkan 20 tenaga dosen
yang kredensialnya tertera dalam Tabel 4.3 dan 4.4 (lihat borang Departemen
Administrasi Pendidikan FIP-UPI). Adapun ketersediaan tenaga pendukung
yang secara khusus tugas tetapnya pada unit kerja FIP-UPI, ialah
sebagaimana tertera pada Tabel 4.6.1 (lihat borang Departemen Administrasi

Evaluasi Diri Departemen Administrasi Pendidikan 2016 34


Pendidikan FIP-UPI). Keseluruhannya terdiri atas 53 orang pegawai UPI yang
ditugaskan di FIP-UPI dengan tupoksi dan kepangkatannya, termasuk
memberikan pelayanan dalam rangka penyelenggaraan program-program
Departemen Administrasi Pendidikan FIP-UPI. Sesungguhnya masih terdapat
sejumlah tenaga SDM pendukung lain di luar yang 53 orang itu, yaitu mereka
yang bertugas di Balai Bahasa, Perpustakaan, Laboratorium Komputer, UPT-
LBK dan sebagainya. Yang secara teknis berkontribusi terhadap kelancaran
penyelenggaraan tupoksi dari Departemen Administrasi Pendidikan FIP-UPI.

2. Mutu, Kualifikasi, Kesesuaian dan Kecukupan SDM


Dengan menggunakan jenjang pendidikan formal kesarjanaan sebagai
salah satu kriteria ukuran mutu SDM/dosen FIP, maka jika diperhatikan data
latar belakang pendidikan Departemen Administrasi Pendidikan FIP-UPI
sebagaimana tertera pada Tabel 4.3 (lihat borang Departemen Administrasi
Pendidikan FIP-UPI) ternyata semua hampir sebagian besar tenaga dosen
tersebut sudah menyandang gelar doktor (lulusan S3) baik di dalam maupun
di luar negeri dan hanya ada 3 orang yang masih bergelar Magister yang
sedang melanjutkan studi. Dengan demikian maka dapat dikatakan 84%
SDM/dosen Departemen Administrasi Pendidikan FIP-UPI telah memadai
syarat kategori bermutu tinggi.
Begitu pula bila kita menggunakan jenjang jabatan fungsional yang
telah dimiliki SDM/dosen FIP sebagai kriteria ukuran kualifikasi kelayakannya,
maka dengan memperhatikan data SDM/dosen Departemen Administrasi
Pendidikan FIP-UPI seperti tertera jabatan akademiknya pada Tabel 4.3 (lihat
borang Departemen Administrasi Pendidikan FIP-UPI) ternyata 4 orang atau
20% telah menduduki jabatan akademik sebagai guru besar (Profesor) , 5
orang 25% Lektor Kepala dan 11 orang atau 55% Lektor.
Selanjutnya, apabila diperhatikan jenis latar belakang pendidikan S3
atau bidang keahlian SDM/dosen Departemen Administrasi Pendidikan FIP-
UPI dikaitkan/dicocokkan dengan matakuliah yang diajarkannya pada
Departemen Administrasi Pendidikan FIP-UPI, sebagaimana tertera pula pada
Tabel 4.3 (lihat di borang Departemen Administrasi Pendidikan FIP-UPI)
ternyata 100% menunjukkan kesesuaian/kecocokannya. Dengan kata lain,
keseluruhan SDM/dosen Departemen Administrasi Pendidikan FIP-UPI

Evaluasi Diri Departemen Administrasi Pendidikan 2016 35


keseluruhannya penugasannya memang sudah sesuai dengan bidang
keahliannya.
Seterusnya, apabila dicermati data yang tertera dalam Tabel 5.1.2.2
(lihat di borang Departemen Administrasi Pendidikan) yang memuat daftar
nama mata kuliah program pendidikan Departemen Administrasi Pendidikan
FIP-UPI secara keseluruhan, maka nampaklah bahwa semua sudah terdapat
SDM/dosen penanggung jawabnya. Setiap mata kuliah lengkap dosennya,
bahkan beberapa matakuliah ada yang dibina oleh lebih dari dua orang atau
“team teaching”. Hal itu berarti bahwa SDM/dosen Departemen Administrasi
Pendidikan FIP-UPI telah menunjukkan suatu tingkat kecukupan yang tinggi
hingga saat ini. Dengan kata lain, secara keseluruhan SDM/dosen
Departemen Administrasi Pendidikan FIP-UPI yang ada hingga saat ini telah
sangat mencukupi untuk keperluan penyelenggaraan suatu program
kependidikan di lingkungan institusi yang bersangkutan.
Berkenaan dengan SDM/Tenaga Pendukung sebagaimana tertera
pada Tabel 4.6.1 (lihat di borang akreditasi), jika dicermati tingkat atau jenjang
kepangkatan/golongan kepangkatan dengan penugasannya pada suatu unit
ketatausahaan yang termasuk kategori sub-bagian dalam kerangka struktur
keorganisasian (tata pamong) yang berlaku, maka dapatlah dikatakan telah
memadai untuk mendukung terselenggaranya program-program pada FIP-
UPI, termasuk Departemen Administrasi Pendidikan FIP-UPI di dalamnya.
Hanya kalau ditinjau dari segi jenjang pendidikannya, nampaknya masih
membutuhkan peningkatan serasi dengan sifat tugasnya pada suatu unit kerja
yang menangani program kegiatan pendidikan di Fakultas Ilmu Pendidikan.

3. Pengembangan Staf
Pengembangan staf selalu menjadi kepedulian pimpinan Fakultas di
FIP termasuk Departemen Administrasi Pendidikan FIP-UPI. Meskipun secara
formal sebenarnya hampir seluruh dosen telah menyandang gelar doktor
dalam bidang keahliannya masing-masing, namun amat disadari bahwa IPTEK
(termasuk bidang Administrai/Manajemen) selalu dan terus berkembang dari
saat ke saat. Atas dasar itu penguasaan kepakaran dosen terus dilakukan
“updating”, melalui berbagai cara dan kesempatan.

Evaluasi Diri Departemen Administrasi Pendidikan 2016 36


Para dosen FIP-UPI, termasuk Departemen Administrasi Pendidikan
FIP-UPI di dorong dan didukung untuk sedapatnya melakukan kegiatan
penelitian, penulisan karya ilmiah untuk disajikan dalam jurnal dan/atau dalam
forum-forum seminar/simposium/ konvensi/lokakarya dan sebagainya,
termasuk studi banding/komparatif ke institusi lain baik di dalam maupun di luar
negeri.
Hasil-hasil kegiatan yang mendukung pengembangan staf Departemen
Administrasi Pendidikan FIP-UPI itu telah disebarluaskan lewat konvensi
pendidikan, seminar dan simposium atau lokakarya baik nasional maupun
internasional. Bahkan sebagian diantaranya, selain telah dikemas sebagai
karya tulis, juga telah diterbitkan sebagai buku-buku ilmiah (Tabel 4.5.3 lihat
di borang Departemen Administrasi Pendidikan FIP-UPI).
Sementara itu SDM Pendukung juga telah didorong untuk mengikuti
pendidikan lanjut, baik ke jenjang pendidikan formal maupun pendidikan
penjenjangan karir. Begitu pula staf lainnya pada umumnya selalu diberikan
dorongan dan dukungan untuk selalu berupaya mengembangkan kemampuan
akademik dan/atau profesionalnya.

4. Kode Etik dan Peraturan Kerja


Perangkat peraturan yang menunjukkan ketentuan tentang tugas,
wewenang, dan tanggung jawab personil beserta batas-batas kepatutannya
sesungguhnya telah digariskan secara umum yang berlaku bagi setiap PNS,
sesuai dengan status institusinya (UPI) sebagai suatu instansi pemerintahan
atau milik negara (public institutional service).
Namun demikian, sepanjang bertalian dengan tugas dan tanggung
jawab dosen sebagai jabatan fungsional dan sekaligus profesional yang
bersifat spesifik (kependidikan), maka selain diatur dengan Peraturan
Pemerintah tentang Perhitungan Angka Kredit bagi Pengembangan Jabatan
Fungsionalnya, juga secara kontekstual UPI sendiri telah membuat
pengaturannya sebagaimana tertera dalam Buku Pedoman Akademik (2015).
Sedangkan berkenaan secara keseluruhan Buku Pedoman Akademik itu
sendiri pada dasarnya menunjukkan kepentingan norma-norma atau
ketentuan yang harus dipatuhi termasuk oleh dosen Departemen Administrasi
Pendidikan FIP-UPI.

Evaluasi Diri Departemen Administrasi Pendidikan 2016 37


Matriks 8
Analisis SWOT Komponen D
(Sumber Daya Manusia)

STRENGTHS (S) WEAKNESSES (W)

 Memiliki guru besar, Perlu adanya


dan dosen luar biasa pengoptimalan waktu
IFAS yang memiliki pelayanan dosen
kepakaran khusus maupun tenaga
 Tenaga pendukung pendukung kepada
yang diberi mahasiswa
EFAS kesempatan untuk
mengembangkan diri

OPPORTUNITIES (O) STRATEGI (S-O) STRATEGI (W-O)

Status UPI BHMN Ciptakan budaya Tingkatkan


memberi peluang untuk lembaga/organisasi yang profesionalisme dan
aktualisasi diri dosen kondusif integritas
dan tenaga pendukung

THREATS (T) STRATEGI (S-T) STRATEGI (W-T)

Semakin ketatnya  Tingkatkan promosi  Reinventing


persaingan manajemen kualitas dosen dan through
di satu sisi dan manajemen program reengineering
minimnya program studi  Pertahankan
pemberdayaan dosen di  Pelihara kode etik kuantitas dan
lain sisi catur dharma kualitas catur
perguruan tinggi dharma perguruan
tinggi

Evaluasi Diri Departemen Administrasi Pendidikan 2016 38


E. KURIKULUM, PEMBELAJARAN, DAN SUASANA AKADEMIK
1. Kurikulum
a. Struktur dan Isi Kurikulum
Kurikulum merupakan sarana dasar dan instrumen strategis untuk
mewujudkan visi, misi, sasaran dan tujuan Departemen Administrasi
Pendidikan FIP-UPI, sebagaimana diuraikan dalam Komponen A
terdahulu. Karena itu telah dirancang sedemikian rupa sehingga
diharapkan dapat mengundang para mahasiswa dan dosen untuk:
1) Memiliki kecakapan dan kemampuan untuk mengambil keputusan
yang tepat dan profesional berdasarkan hasil analisis terhadap
informasi dan data, serta dapat memilih berbagai solusi alternatif
secara mandiri dan kelompok dalam memecahkan persoalan
pengelolaan pendidikan, pembelajaran, dan layanan perkembangan
peserta didik yang dihadapinya sesuai dengan konteksnya untuk
memperoleh hasil pembelajaran terbaik dan pengembangan peserta
didik yang optimal.
2) Menguasai teori-teori administrasi pendidikan dalam bidang:
pengelolaan pendidikan; perencanaan pendidikan; dan
supervisi/pengawasan pendidikan.
3) Memahami wawasan bussiness core penyelenggaraan pendidikan
(proses belajar mengajar/pelatihan).
4) Mengembangkan argumen manajemen proyek yang berkaitan dengan
bidang: pengelolaan pendidikan; perencanaan pendidikan; dan
supervisi/pengawasan pendidikan.
5) Menunjukkan peran kepemimpinan, melakukan penilaian dan analisis
kinerja sistem pendidikan.
6) Menguasai penerapan teknologi informasi dan komunikasi dalam
praktek manajemen pendidikan.
7) Menunjukan integritas dan stabilitas kepribadian yang kuat dan
menampilkan kinerja berkualitas.
8) Menunjukkan tangung jawab dan sikap terbuka, demokratis serta
berfikir logis dan sistematis dalam mengembangkan ilmu pengetahuan
khususnya dalam bidang: pengelolaan pendidikan; perencanaan
pendidikan; dan supervisi/pengawasan pendidikan.

Evaluasi Diri Departemen Administrasi Pendidikan 2016 39


Untuk menjabarkannya secara operasional, maka dikembangkan
suatu perangkat kurikulum yang secara substansialnya diorganisasikan
ke dalam tiga kategori gugus komponen ialah: (1) Landasan Keilmuan; (2)
Landasan Kependidikan; (3) Bidang Keahlian Khusus atau “Spesialisasi”.
Gugus komponen pertama, diarahkan kepada pembinaan wawasan dan
kemampuan untuk berpartisipasi secara lugas di dalam proses
mengembangkan dan menghasilkan produk ilmiah. Dengan gugus
komponen kedua, ditujukan kepada pembinaan wawasan dan kemampuan
untuk menangani tugas-tugasnya sebagai ilmuwan pendidik dan
pemahaman berbagai permasalahan makro di bidang profesi
kependidikan.Sedangkan gugus komponen ketiga, diarahkan kepada
pembinaan wawasan dan penguasaan kemampuan serta kemahiran
khusus di bidang Administrasi/Manajemen Pendidikan baik segi teoritis
maupun praktisnya.
Dari setiap gugus komponen kurikulum Departemen Administrasi
Pendidikan FIP-UPI itu dijabarkan lebih lanjut ke dalam sejumlah nama
matakuliah dan diberikan kode,serta bobot kreditnya masing-masing
secara proporsional dengan mempertimbangkan kedudukan, tata urutan,
kedalaman dan keluasannya. Nama-nama matakuliah yang termasuk
gugus komponen pertama diberi kode sesuai dengan disiplin asalnya;
sedangkan gugus kedua diberi kode disiplin ilmu pendidikan (MKP) dan
untuk gugus ketiga diberi kode kekhususan disiplin ilmu Administrasi
Pendidikan (ADP).Adapun proporsi bobot kreditnya secara garis besarnya:
18% (Landasan Keilmuan); 21% (Landasan Kependidikan); dan 61%
(Bidang Keahlian).
Operasionalisasinya, khusus untuk kurikulum Bidang Keahlian
telah diorganisasikan ke dalam empat matakuliah perkuliahan mimbar, dua
matakuliah studi lapangan untuk seminar di kelas, yang diakhiri dengan
pembuatan skripsi sebagai matakuliah pembulatnya. Menjelang
pemekaran program studi ini dalam tahun-tahun mendatang, maka lewat
matakuliah seminar secara berangsur telah ditawarkan adanya peluang
untuk konsentrasi pada: (a) Administrasi/ Manajemen dan
Supervisi/Pengawasan Pendidikan, dan (b) Kebijakan dan Perencanaan
Pendidikan.

Evaluasi Diri Departemen Administrasi Pendidikan 2016 40


Dengan fokus utama pada soal produktivitas pendidikan dalam arti
luas (administrator’s production function, psychologist’s production
function, and economist’s production function), maka secara khusus
kerangka Departemen Administrasi Pendidikan FIP-UPI ini antara lain
meliputi pembahasan tentang: (a) Analisis Kebijakan; (b) Perencanaan dan
Pembiayaan; (c) Organisasi Pembina dan Penyelenggara Pendidikan; (d)
Pengembangan Profesi dan Kinerja Tenaga Kependidikan; (e) Seminar
Masalah Administrasi dan Supervisi Pendidikan, dan (f) Seminar Masalah
Kebijakan dan Perencanaan Pendidikan. Rincian lebih lanjut dari setiap
gugus pokok bahasan tersebut akan dapat dibaca dalam Buku Silabus
Perkuliahan Departemen Administrasi Pendidikan FIP-UPI.
Perlu dikemukakan pula bahwa model format kurikulum
Departemen Administrasi Pendidikan FIP-UPI yang berlaku hingga saat ini
pada dasarnya merupakan elaborasi (penjabaran) dari pola dasar
kurikulum. Namun demikian, baik aspek struktur maupun substansi (isi)
telah mengalami revisi secara berkala setiap lima tahunan (1984, 1989,
dan 1994). Dalam aspek strukturalnya, mulai 1989 telah mengalami
penyederhanaan dari empat menjadi tiga komponen, yaitu dengan
digabungkannya komponen Dasar Kependidikan dengan Proses Belajar-
Mengajar menjadi komponen Landasan Pendidikan hingga tahun 2015.
Sedangkan berkenaan dengan isinya, juga dalam beberapa hal telah
mengalami pembaruan, terutama dalam matakuliah Seminar Masalah
Administrasi dan Supervisi Pendidikan, yang telah dimekarkan sesuai
dengan arah pengembangan konsentrasi-konsentrasi studi bidang studi ini,
seperti dikemukakan dalam Komponen B.2 terdahulu. Perubahan itu pada
prinsipnya disesuaikan dengan perubahan visi dan misinya, yang semula
sasarannya hanya diarahkan dan difokuskan kepada upaya menghasilkan
lulusan untuk menjadi dosen atau tenaga pengajar atau dosen LPTK
(PPSPTK, Buku V, 1981:2) yang kini diperluas sasarannya (seperti
dikemukakan terdahulu) sesuai dengan kemungkinan peluang lapangan
kerja bagi para lulusan Prodi Administrasi Pendidikan ini. Kebijakan
penyempurnaan kurikulum ini pada tahun sekarang dan yang akan datang
juga tengah dan akan dikerjakan, karena fokusnya bukan lagi semata-mata
diarahkan kepada soal produktivitas, melainkan juga kepada soal mutu

Evaluasi Diri Departemen Administrasi Pendidikan 2016 41


pendidikan. Tuntutan terhadap peningkatan jaminan mutu pendidikan
(quality assurance in education) semakin gencar dari berbagai pihak
berkepentingan (stakeholder) dengan dikembangkannya pendekatan Total
Quality Management dan Strategic Management di bidang pendidikan.
Struktur kurikulum Departemen Administrasi Pendidikan FIP-UPI
untuk jenjang S1 (Sarjana) terdiri dari komponen Mata Kuliah Umun (MKU)
: 14 SKS, Mata Kuliah Dasar Kependidikan (MKDK) : 12 SKS, Mata kuliah
kelompok Pembelajaran Bidang Studi (MKKPBS): 11 SKS, Mata Kuliah
Program Pengalaman Lapangan (MKPPL): 4 SKS, Mata Kuliah Keahlian
Fakultas (MKKF): 8 SKS, Mata Kuliah Keahlian (MKK) Program Studi: 81
SKS dan Mata Kuliah pilihan 16 SKS. Beban studi program Sarjana bagi
peserta sekurang-kurangnya 146 SKS yang dijadwalkan untuk 8 (delapan)
semester dan dapat ditempuh dalam waktu kurang dari 8 (delapan)
semester dan selama-lamanya 14 (empat belas) semester termasuk
penyusunan Skripsi.
b. Implementasi Kurikulum
Bagi para dosen, mahasiswa, dan pihak berkepentingan lainnya,
kurikulum itu merupakan suatu pegangan umum dan esensial (guide lines)
bagi segala kegiatan akademiknya. Penjabaranmnya dapat bervariasi
sesuai dengan otonomi pedagogiknya masing-masing. Ada yang
menerjemahkannya sebagai secara lebih rinci sebagai pegangan studi
mahasiswa (study guide), ada yang membuat “hand-outs” dalam bentuk
ikhtisar atau rangkuman perkuliahan, diktat transparancies, bahkan ke
dalam buku ajar disertai format modulnya, dan sebagainya.
Menyadari bahwa Iptek itu berkembang dari saat ke saat maka
updating dan penyempurnaan bahan perkuliahan selalu di dorong dan
dipacu kepada para dosen dan mahasiswa Departemen Administrasi
Pendidikan FIP-UPI. Upaya pemantauan juga dilakukan melalui format
laporan kegiatan perkuliahan dengan isian pokok bahasan setiap
pertemuan. Selain itu ada pula format penilaian dosen atau perkuliahan
dari mahasiswa (student’s rating) yang bersifat anonim. Informasi tersebut
merupakan umpan balik bagi penyempurnaan kinerja sistem pembelajaran
agar benar-benar kurikulum itu dapat difungsikan secara efektif untuk

Evaluasi Diri Departemen Administrasi Pendidikan 2016 42


mewujudkan visi, misi, sasaran dan tujuan Departemen Administrasi
Pendidikan FIP-UPI.
Dari uraian Komponen E ini dapat diinferensikan bahwa
kekuatannya ialah dari sifat luwesnya kurikulum Departemen Administrasi
Pendidikan FIP-UPI ini dan konsisten dengan visi, misi, sasaran dan
tujuannya. Kelemahannya terletak pada masih terbatasnya buku ajar yang
tersedia dalam bahasa Indonesia, sehingga terkesan membuat
mahasiswa relatif lamban menyelesaikan tugas-tugas latihan
perkuliahannya karena sumbernya bahasa asing. Peluang untuk
pengembangan pengayaan kurikulum selalu terbuka dengan cukup
intensifnya hasil-hasil temuan dan penelitian baru yang relevan dengan
bidang kajian Administrasi/Manajemen Pendidikan ini. Tantangan
berinovasi juga sangat kuat, khususnya adanya perubahan paradigma
kebijakan penyelenggaraan pendidikan yang tengah pesat berlangsung di
lapangan, antara lain tentang otonomi di bidang pendidikan.
Matriks 9
Analisis SWOT Komponen E
(Kurikulum)

STRENGTHS (S) WEAKNESSES (W)


IFAS  Kurikulum program Kesepahaman tiap dosen
studi yang bersifat dalam tingkat
luwes kepentingan mata kuliah
 Konsisten terhadap yang tersusun dalam
mata kuliah wajib dan
EFAS visi, misi, sasaran,
dan tujuannya pilihan

OPPORTUNITIES (O) STRATEGI (S-O) STRATEGI (W-O)

 Terbuka untuk Review dan Peningkatan fokus


pengembangan perubahan kurikulum workshop dan kajian
pengayaan kurikulum yang merespon sebagai wahana
 Cukup intensifnya perkembangan sosialisasi dan pemetaan
hasil-hasil temuan teknologi dan pengembangan alumni
dan penelitian baru informasi
yang relevan dengan
bidang kajian AP

Evaluasi Diri Departemen Administrasi Pendidikan 2016 43


THREATS (T) STRATEGI (S-T) STRATEGI (W-T)

Adanya perubahan Modifikasi mata-mata Optimasi networking


paradigma kebijakan kuliah yang relevan untuk mengembangkan
penyelenggaraan dengan kurikulum secara
pendidikan perkembangan berkesinambungan

2. Pembelajaran
a. Sistem Pembelajaran
Sistem pembelajaran pada dasarnya menunjukkan pada suatu
proses interaksi antara cara bagaimana berlangsungnya kegiatan dosen
mengajar dan mahasiswa belajar dalam berupaya mencapai tujuan yang
diharapkan. Berbagai gaya, cara, strategi, metode dan teknik yang
digunakan oleh dosen Departemen Administrasi Pendidikan FIP-UPI dalam
upayanya untuk membelajarkan mahasiswanya, serta begitu pula
mahasiswa memberikan respon terhadapnya. Mulai dari format
pendekatan monologik, dialogik (ceramah, tanya jawab atau diskusi),
tugas-laporan, tugas-seminar, sampai kepada format kunjungan dan studi
lapangan serta belajar mandiri secara individual atau kelompok, telaahan
– bahasan – laporan studi pustaka, observasi-laboratoris terbatas dan
terstruktur atau observasi-partisipatif secara lugas di lapangan (naturalistic
and grassroot aproaches) dapat ditemukan sesuai dengan “jam terbang”
masing-masing dosen yang sudah berkualifikasi (20%) sebagai guru besar
dan para mahasiswa yang pada umumnya juga sudah cukup matang.
Implementasinya ditetapkan oleh masing-masing yang berkepentingan
sesuai dan relevan dengan tujuan dan sasaran yang hendak dicapainya
dan serasi dengan jenis serta sifat/karakteristik matakuliah yang
bersangkutan. Namun demikian, batas-batas kelayakan dan kepatutannya
telah digariskan dalam Buku PedomanAkademik UPI dan Buku Pedoman
FIP-UPI.
Selain strategi dan format sistem pembelajaran tersebut di atas,
para dosen juga pada umumnya menentukan waktu dan tempat jam bicara
di luar jadwal perkuliahan, untuk memberikan kesempatan kepada
mahasiswa untuk berkonsultasi atau memperoleh bimbingan seperlunya,
baik yang ada kaitannya dengan perkuliahan maupun penulisan disertasi

Evaluasi Diri Departemen Administrasi Pendidikan 2016 44


(bagi mereka yang selesai dengan “course-work”-nya). Kegiatan pelayanan
dalam format ini juga lazimnya didokumentasikan/tercatat dalam suatu
Format Protokol Bimbingan/Konsultasi yang telah disiapkan oleh FIP.
Seperti telah dikemukakan pula pada bagian paragraf terdahulu
bahwa para mahasiswa mempunyai peluang yang luas untuk mengakses
berbagai fasilitas pendukung (perpustakaan, laboratorium, balai bahasa,
pusat komputer, dan internet) sesuai dengan kapasitas dan kesempatan
yang tersedia. Selain itu mahasiswa juga mempunyai peluang untuk
memperoleh pengayaan dan pendalaman serta perluasan pengalaman
belajarnya melalui keikutsertaannya dalam kegiatan penelitian dan
kegiatan ilmiah (seminar, lokakarya, dsb.). Kesemuanya terarah dan
bermuara ke arah terwujudnya visi, misi, sasaran, dan tujuan Departemen
Administrasi Pendidikan FIP-UPI.

b. Penilaian Kemajuan dan Hasil Belajar


1) Acuan Penilaian
2) Komponen Penilaian
3) Nilai Mata Kuliah dan Status Kelulusan
4) Ujian Tengah Semester dan Ujian Akhir Semester
5) Hasil Ujian
6) Ujian Ulang
7) Penilaian Keberhasilan Studi
8) Ujian Skripsi
Kriteria standar penilaian keberhasilan akademik tersebut diatur
dalam Dokumen Pedoman Akademik UPI yang mengacu kepada
ketentuan yang berlaku secara nasional.

c. Tatacara Penyusunan, Pembimbingan dan Penilaian Skripsi


Sebagaimana telah disinggung pada berbagai paragraf terdahulu
bahwa seluk-beluk tentang skripsi itu telah diatur mengenai tatacara
penyusunan, pembimbingan dan penilaiannya dalam Buku Pedoman
Akademik UPI.
Terdapat tiga hal yang penting disoroti berkenaan dengan tatacara
penyusunan skripsi, sebagai bagian yang sangat penting dalam rangka

Evaluasi Diri Departemen Administrasi Pendidikan 2016 45


proses pembelajaran menuju ke arah penyelesaian studi Departemen
Administrasi Pendidikan FIP-UPI, yaitu mengenai: (1) hakikat atau
karakteristiknya; (2) prasyaratnya; dan (3) prosedur yang perlu
ditempuhnya. Skripsi adalah karya tulis ilmiah resmi akhir seorang
mahasiswa dalam menyelesaikan program Sarjana (S1), sebagai bukti
kemampuan yang bersangkutan dalam melakukan penelitian yang
berhubungan dengan temuan baru dalam bidang disiplin Ilmu yang
ditekuninya, dalam hal ini bidang disiplin Ilmu Administrasi/Manajemen
Pendidikan, yang harus disusun berdasarkan ketentuan yang berlaku dan
harus dipertahankan atas bantahan Dewan Penguji untuk memperoleh
gelar Sarjana dalam bidang yang bersangkutan. Skripsi memiliki
karakteristik, antara lain: (a) berfokus pada salah satu kajian disiplin ilmu,
dalam hal ini Ilmu Administrasi Pendidikan; (b) merupakan temuan baru
yang dikaji secara mendalam; (c) menggunakan data primer sebagai data
pendukung utamanya; (d) menggunakan bahasa yang baik dan benar;
serta (e) dikemas dan disajikan dengan sistimatik dan tata-tulis yang sudah
ditetapkan dan berlaku di lingkungan institusi yang bersangkutan, dalam
hal ini FIP UPI. Adapun persyaratannya, antara lain: (a) telah menempuh
dan lulus semua matakuliah Departemen Administrasi Pendidikan FIP-UPI
dengan IPK ≥ 3,00; (b) memiliki skor TOEFL 450; (c) telah mendapat
persetujuan Pembimbing Skripsi; (d) telah mempunyai pembimbing
ditetapkan dengan SK Dekan FIP-UPI, (waktu pembimbingan 6 bulan dan
dapat diperpanjang paling lama 1 x 6 bulan); (e); kemasannya sekitar 200-
400 halaman/tidak termasuk lampiran dan addendum. Sedangkan
prosedur yang ditempuh dalam cara penyusunan skripsi itu, sebagai
berikut: (a) melaporkan kemajuan dan hasil belajar kepada pimpinan
Departemen Administrasi Pendidikan FIP-UPI; (b) mengusulkan nama-
nama calon pembimbing; (c) melakukan penelitian lapangan dengan
persetujuan pembimbing; (d) melakukan penulisan bertahap dengan
supervisi pembimbing; (e) mengusulkan laporan kemajuan bila telah siap
dengan persetujuan Pembimbing; (h) mengusulkan untuk menempuh
Sidang untuk memperoleh gelar sarjana kependidikan.
Tatacara pembimbingan skripsi juga telah diatur dalam Buku
Pedoman Akademik FIP UPI. Proses pembimbingan sebenarnya telah

Evaluasi Diri Departemen Administrasi Pendidikan 2016 46


dimulai semenjak pengajuan proposal penelitian. Akan tetapi secara
resminya berlaku setelah penetapan oleh Dekan FIP dan berakhir sampai
ujian sidang. Pelaksanaan bimbingan dapat dilakukan secara terjadwal
atau atas dasar perjanjian antara mahasiswa dengan para pembimbing
yang bersangkutan. Proses pembimbingan itu direkam dan dicatat
berdasarkan format protokol yang telah ditetapkan FIP, Setiap mahasiswa
memperoleh bimbingan oleh dua orang dosen sesuai dengan bidang
keahlian yang sesuai atau menunjang judul skripsi yang bersangkutan.

d. Penyelesaian Studi Mahasiswa


Seperti telah disinggung pula dalam berbagai paragraf terdahulu
bahwa pada dasarnya program sarjana Departemen Administrasi
Pendidikan FIP-UPI itu dirancang untuk diselesaikan dalam jangka waktu
6 bulan. Selama 7 semester pertama untuk penyelesaian perkuliahan
(Course-Work) dan 1 semester atau 6 bulan berikutnya untuk penyusunan
skripsi. Dalam kenyataannya seperti ditunjukkan dalam Tabel 3.2.1 lama
studi mahasiswa Departemen Administrasi Pendidikan FIP-UPI (lihat di
borang prodi) lebih dari sebagian ± 50% sudah dapat menyelesaikan
secara tepat waktu selebihnya memerlukan beberapa tahun waktu efektif
penyelesaiannya. Sesungguhnya rentangan waktu tersebut masih berada
dalam batas waktu toleransi yang masih dapat dibenarkan berdasarkan
ketentuan umumnya.
Dari keseluruhan penjelasan dalam komponen ini, nampak
sebenarnya sistem pembelajaran dan sistem penilaian dengan segala
ketentuan dan kriteria yang ditetapkan dalam penyelenggaraan
Departemen Administrasi Pendidikan FIP-UPI itu sudah cukup mantap.
Akan tetapi implementasinya sangat tergantung pula pada dayadukung
komponen lainnya terutama seperti keterbatasan sarananya. Peluangnya
seperti komponen terdahulu juga bahwa untuk masa depan sudah terbuka
dengan penerapan PP No.6/2004 dan Anggaran Rumah Tangga UPI
Ketetapan MWA No. 001/TAP MWA UPI/2009 pada Bab VII tentang
Kurikulum dan Sistem Penilaian Hasil Belajar, asalkan tata pamong dan
Manajemen Pengelolaan Lembaga lebih terbuka, agar lebih siap
menghadapi persaingan baik nasional maupun global.

Evaluasi Diri Departemen Administrasi Pendidikan 2016 47


Matriks 10
Analisis SWOT Komponen E.2
(Proses Pembelajaran)

STRENGTHS (S) WEAKNESSES (W)

 Metode andragogi Terbatasnya daya


dan ELS sangat dukung pembelajaran
IFAS sesuai dengan kelas
yang terdiri dari
mahasiswa yang
EFAS sudah dewasa dan
berpengalaman
 Kualitas
pembelajaran
berorientasi kepada
imtaq dan iptek

OPPORTUNITIES (O) STRATEGI (S-O) STRATEGI (W-O)

Pemanfaatan Mendorong updating Optimasi daya dukung


networking untuk dan penyempurnaan untuk menjaga
meningkatkan mutu perkuliahan kualitas
program pembelajaran

THREATS (T) STRATEGI (S-T) STRATEGI (W-T)

 Persaingan nasional Memutakhirkan materi, Review dan perubahan


dan global di masa modul, dan bahasan rancangan
mendatang melalui jejaring pembelajaran
 Tuntutan sikap kerjasama guna
keterbukaan, mendukung
demokratis, dan pembelajaran
transparansi serta
perluasan otonomi

3. Suasana Akademik
a. Daya dukung Sarana/Prasarana Akademik
Bentangan areal kampus Bumi Siliwangi yang luas (± 600.000 m2)
dengan penataan kawasan kegiatan yang teratur dan di dalam lingkungan
kampus tersebut, serta ditunjang dengan posisinya yang mudah diakses
dari segala arah/jurusan dan dapat menggunakan sistem trasnportasi yang

Evaluasi Diri Departemen Administrasi Pendidikan 2016 48


bervariasi dan intensif (angkutan kota, bis, dan kendaraan pribadi),
pelataran parkir yang cukup memadai meskipun agak tersebar, maka
secara umum sangat mendukung untuk terwujudnya suasana akademik
yang kondusif, sehingga jadwal perkuliahan yang harus efektif mulai pukul
07.00 pagi dan terkadang sampai sore/malam hari namun dapat
berlangsung dengan baik dan konsisten (Peta Lokasi, terlampir). Begitu
sarana dan kelengkapan pembelajaran (perpustakaan, labolatorium, media
pembelajaran) cukup tersedia dan setiap mahasiswa Departemen
Administrasi Pendidikan FIP-UPI pada dasarnya dapat mengaksesnya
meskipun harus bergiliran sesuai dengan kapasitas yang masih terbatas.

b. Kuantitas dan Kualitas Akademik Dosen dan Mahasiswa


Dengan menggunakan berbagai indikator kehadiran dosen dan
mahasiswa produk kegiatan/laporan perkuliahan, daftar raihan prestasi
belajar mahasiswa, seperti antara lain ditunjukkan pada komponen E yaitu
kurikulum, pemberlajaran, dan suasana akademik pada bagian yang telah
dijabarkan, maka diinferensikan suasana akademik itu sangat memadai
harapan.

c. Hubungan Dosen-Mahasiswa
Sepanjang berkaitan dengan hubungan akademik formal (dalam
perkuliahan di kelas, laboratorium dan sebagainya) tidak terdapat
permasalahan selama mahasiswa masih mengikuti perkuliahan secara
efektif. Setiap saat sebelum dan sesudah perkuliahan mahasiswa pada
dasarnya terbuka untuk berkonsultasi dengan dosennya. Akan tetapi, lain
halnya kalau sudah selesai ditempuh perkuliahan di kelasnya, tiga
semester pertama dan tinggal penyelesaian skripsi maka kemungkinan
hubungan intensif relatif sulit jika tidak dapat datang pada jam
bicara/konsultasi yang ditetapkan. Biasanya dapat diatasi dengan cara
proaktif melalui komunikasi elektronik (e-communication) dan perjanjian
individual.

d. Kegiatan Seminar di Kampus dan Kegiatan Ilmiah


Bagi peserta Departemen Administrasi Pendidikan FIP-UPI
kegiatan seminar di kampus itu hampir merupakan bagian integral dari

Evaluasi Diri Departemen Administrasi Pendidikan 2016 49


setiap matakuliah. Selanjutnya dalam kegiatan tertentu yang
diselenggarakan di kampus baik yang bertaraf nasional maupun
internasional sepanjang fasilitas memungkinkan (Seminar Revisi
Kurikulum, Reformasi Pendidikan Nasional, Sertifikasi dan sebagainya).
Berkenaan pelibatan mahasiswa dalam berbagai kegiatan ilmiah,
khususnya berkenaan penelitian, telah dikemukakan Komponen E pada
bagain sebelumnya.
Adapun rancangan menyeluruh untuk mengembangkan suasana
akademik secara periodik dilakukan setiap awal dan akhir tahun ajaran,
yang terakhir diwujudkan dalam suatu rencana pembangunan gedung FIP
UPI baru untuk dapat meningkatkan daya dukung tercipta suasana
akademik yang lebih diharapkan.
Matriks 11
Analisis SWOT Komponen E.3
(Suasana Akademik)

STRENGTHS (S) WEAKNESSES (W)

 Iklim program studi Perlu peningkatan


IFAS sangat kondusif untuk akses networking
 Suasana akademik dalam membangun
terlaksana penuh suasana akademik
tanggung jawab oleh yang kompetitif
maing-masing
perangkat sistem
 Kegiatan ilmiah dapat
EFAS dilaksanakan dengan
baik

OPPORTUNITIES (O) STRATEGI (S-O) STRATEGI (W-O)

Pemanfaatan  Kuantitas dan  Optimalkan


networking untuk kualitas kegiatan asistensi dan team
meningkatkan mutu akademik teaching
program pembelajaran dikembangkan  Sosialisasikan
sesuai dengan cyber-com sebagai
keperluan dan sarana interaksi
kemampuan antara dosen-
 Menggalakkan mahasiswa
kegiatan seminar
yang berskala
internasional

Evaluasi Diri Departemen Administrasi Pendidikan 2016 50


THREATS (T) STRATEGI (S-T) STRATEGI (W-T)

 Persaingan nasional  Meningkatkan dan  Pemanfaatan


dan global di masa meberdayakan mutu sarana komunikasi
mendatang dosen dan informasi
 Tuntutan sikap  Efisiensi dan secara efektif dan
keterbukaan, efektivitas efisien
demokratis, dan penggunaan sarana  Peningkatan indeks
transparansi serta komunikasi dan prosiding
perluasan otonomi informasi internasional

Evaluasi Diri Departemen Administrasi Pendidikan 2016 51


F. PEMBIAYAAN, SARANA DAN PRASARANA
1. Pembiayaan
a. Pengelolaan Keuangan
Sebagaimana halnya dengan substansi pengelolaan SDM, seperti
dikemukakan terdahulu, maka sistem pengelolaan keuangan juga sesuai
dengan model tata pamong dan pengelolaan lembaga yang diterapkan di
lingkungan UPI dengan berciri sentralistik dan birokratik yang ketat. Segala
macam dana yang datang dari sumber dan jalur manapun pada prinsipnya
harus masuk ke dalam rekening pimpinan UPI sebagai otorisator tunggal.
Termasuk dengan sendirinya keuangan yang bersangkutan dengan
penyelenggaraan Departemen Administrasi Pendidikan FIP-UPI.
Untuk memperoleh dana operasional sesuai dengan program-
programnya, maka pengelola Departemen Administrasi Pendidikan FIP-
UPI pada prinsipnya harus membuat proposal, yang dalam prakteknya
dilakukan oleh FIP, untuk diteruskan kepada pemegang otorisator
(Pimpinan UPI). Jika berkenan disetujui, maka barulah kegiatan
operasional memperoleh pembiayaannya. Dalam banyak hal, kegiatan
operasional harus segera dilakukan terlebih dahulu, kemudian
pembiayaannya dapat diselesaikan belakangan.
Adapun teknis dalam memperoleh dana yang dibutuhkan untuk
menjalankan rangkaian aktivitas berdasarkan program kerja yang telah
ditetapkan dengan mengacu pada visi, misi dan tujuan, aturan Departemen
Administrasi Pendidikan FIP-UPI mengajukan anggaran untuk jangka
waktu satu tahun, yang dapat diambil selama dua kali, yaitu semeseter
pertama dan ke dua. Jumlah anggaran yang diterima sesuai dengan yang
diajukan, namun sebelumnya dipotong PPh sebesar 15 %. Dana yang
diterima kemudian dikelola langsung oleh Departemen Administrasi
Pendidikan FIP-UPI, yang pengalokasian dan pendistribusiannya
disesuaikan dengan mata anggaran atau kegiatan-kegiatan yang telah
dirancang sebelumnya. Dana yang diperoleh dari fakultas pada setiap
semesternya kemudian dialokasikan penggunaannya sesuai dengan
kegiatan yang telah programkan sebelumnya, serta didistribusikan melalui
penanggungjawab pelaksanaan program yang telah ditetapkan oleh

Evaluasi Diri Departemen Administrasi Pendidikan 2016 52


Program Studi. Dana yang diperoleh setiap tahunnya relatif berubah,
sesuai dengan perubahan mata anggaran atau kegiatan yang dirancang.

b. Sumber Dana dan Pembiayaan


Sebagaimana dimaklumi, terdapat tiga jenis sumberdana dan
pembiayaan yang potensial dapat diperoleh untuk menunjang
terlaksananya penyelenggaraan program operasional Departemen
Administrasi Pendidikan FIP-UPI, yaitu: (1) dana rutin, (2) dana
masyarakat, dan (3) dana usaha lain. Yang pertama, datang dari RAPB
FIP-UPI (DAU dari Pemerintah), dengan komponen gaji SDM/Dosen
diselenggarakan di unit home-base-nya masing-masing. Yang kedua,
datang dari masyarakat melalui mahasiswa (SPP, biaya pendidikan)
masing-masing yang bagi Departemen Administrasi Pendidikan FIP-UPI
sesungguhnya penyumbang masukan dana terhitung paling besar
mengingat jumlah mahasiswanya paling banyak. Sumberdana ketiga,
merupakan upaya para dosen Departemen Administrasi Pendidikan FIP-
UPI sendiri seperti dana penelitian melalui hibah bersaing yang tidak selalu
dapat diandalkan keberlanjutannya karena sangat kompetitif. DI luar ketiga
jenis sumberdana dan pembiayaan itu masih memerlukan telaahan lebih
lanjut.

c. Kecukupan Dana dan Pembiayaan


Sepanjang dengan keperluan rutin hingga saat ini Departemen
Administrasi Pendidikan FIP-UPI tidak menjumpai kesulitan untuk
mendukung kegiatannya, karena pengelolaannya dilakukan oleh
manajemen FIP dan pengelola Departemen Administrasi Pendidikan FIP-
UPI hanya merupakan beneficiaries saja. Begitu pula dana untuk
operasional pendidikan, pada dasarnya cukup memadai, meskipun
mungkin seperti kurang seimbang antara masukan dan pengeluarannya di
banding Prodi lain yang jumlah mahasiswanya lebih sedikit.

d. Akuntabilitas
Sebagai bagian dari institusi dan instansi pemerintah, penilaian
akuntabilitas keuangan FIP-UPI termasuk untuk pengeluaran Departemen
Administrasi Pendidikan FIP-UPI, dilakukan oleh BPK/BPKP, sehingga

Evaluasi Diri Departemen Administrasi Pendidikan 2016 53


saat ini belum pernah terdapat informasi perrmasalahan, karena sifatnya
tertutup.
Dengan mencermati Komponen apa yang telah diuraikan tersebut,
maka dapat dimaklumi bahwa dengan model pengelolaan termasuk
penilaian akuntabilitas keuangan bagi penyelenggaraan Departemen
Administrasi Pendidikan FIP-UPI itu merupakan aspek kekuatannya
tersendiri seandainya berjalan sesuai dengan aturan dan kode etiknya
yang berlaku. Kelemahannya karena sifatnya pengelolaan keuangan itu
tertutup, maka sulit untuk diketahui informasinya oleh mereka yang di luar
pihak yang berkepentingan. Seperti halnya dengan substansi manajemen
lainnya, implementasi PP No 88 tahun 2014 itu merupakan peluang bagi
Departemen Administrasi Pendidikan FIP-UPI untuk berkembang
menghadapi pesaingnya berdasarkan jaminan protektif sebagai komponen
PTN seperti masa lalu.
Tantangan persaingan nasional dan global di masa mendatang,
mungkin sukses teratasi oleh Departemen Administrasi Pendidikan FIP-
UPI bila reformasinya berlangsung mulus sesuai yang diharapkan, yang
antara lain menuntut sikap keterbukaan, demokratis, dan transparansi
serta perluasan otonomi, termasuk pengelolaan keuangan.

Evaluasi Diri Departemen Administrasi Pendidikan 2016 54


Matriks 12
Analisis SWOT Komponen F.1
(Pembiayaan)

STRENGTHS (S) WEAKNESSES (W)


IFAS  Kinerja pengelolaan Sumber dana masih
anggaran untuk terpusat di Universitas
program studi cukup karena masih
baik menggunakan sistem
 Anggaran pokok bagi PBE dan activity based
EFAS pengelolaan program costing
studi relatif terpenuhi

OPPORTUNITIES (O) STRATEGI (S-O) STRATEGI (W-O)

Otonomi perguruan Optimasi strategi  Identifikasi program


tinggi memicu pengembangan strategis
tumbuhnya spirit kebutuhan jangka  Ekspansi usaha
swakelola dana pendek, jangka swakelola
menengah, dan jangka
panjang disertai
budaya
entrepreneurship

THREATS (T) STRATEGI (S-T) STRATEGI (W-T)

 Persaingan nasional  Gunakan prioritas Restrukturisasi


dan global di masa dalam anggaran anggaran agar tetap
mendatang  Efisiensi dan bertahan, seiring upaya
 Tuntutan sikap efektivitas maksimal untuk
keterbukaan, penggunaan dana berkembang
demokratis, dan
transparansi serta
perluasan otonomi,
termasuk pengelolaan
keuangan

2. Sarana dan Prasarana


a. Pengelolaan Sarana dan Prasarana
Sebagaimana pengelolaan substansi sumberdaya lainnya, secara
umum diatur dan dikendalikan serta dikoordinasikan secara terpusat (oleh
Pembantu Rektor Bidang Umum dan Sumber Daya). Akan tetapi secara

Evaluasi Diri Departemen Administrasi Pendidikan 2016 55


teknis operasional dilakukan dan dipertanggungjawabkan oleh unit
pelaksana masing-masing.
Dalam prakteknya, penyelenggaraan program kegiatan
Departemen Administrasi Pendidikan FIP-UPI itu, memang memerlukan
dukungan sarana yang cukup luas dan beragam. Selain dari penggunaan
sarana dan prasarana (gedung dan kelengkapan sarana pembelajaran)
yang terdapat/dikelola secara khusus oleh FIP itu, juga memerlukan
daya dukung Lab. Bahasa, Lab Komputer, Perpustakaan, Ruang
Bimbingan dan Konseling, dan sebagainya, yang semuanya dikelola oleh
UPT masing-masing yang secara geografik kebetulan berada dalam suatu
kawasan seputar gedung FIP yang mudah diakses. Meskipun pengelolaan
teknis tidak dilakukan oleh Departemen Administrasi Pendidikan FIP-UPI
sendiri, namun pendayagunaannya tidak terdapat kesulitan karena dapat
dilakukan secara terkoordinasi oleh UPI dengan pengawasan dan
pengendalian Pembantu Rektor Bidang Umum dan Sumber Daya.

b. Ketersediaan dan Kualitas Infrastruktur


Segenap unsur infrastruktur untuk penyelenggaraan Departemen
Administrasi Pendidikan FIP-UPI itu telah tersedia secara lengkap.
Pelaksanaan kegiatan perkuliahan tatap muka semua terkoordinasikan di
gedung FIP sendiri. Sementara Lab. Bahasa dan Lab. Komputer tersedia
selain di gedung FIP sendiri, juga terdapat di PUSKOM, Laboratorium
Adpen, Pusjarkom/Pendilkom, Balai Bahasa, dan sebagainya. Keadaan
dan kualitas infrastruktur pada umumnya dalam keadaan baik.

c. Fasilitas Pendukung Pembelajaran dan Penelitian


Sebagaimana disinggung di atas bahwa fasilitas pendukung
pembelajaran dan penelitiaan pada dasarnya telah tersedia secara lengkap
baik di lingkungan gedung FIP sendiri maupun disekitarnya dalam kampus
UPI. Perlu dicatat pula untuk fasilitas penelitian terdapat juga suatu
Sekolah Percobaan di lingkungan Kampus Bumi Siliwangi dan yang lainnya
di Kampus Cibiru dan UPP lainnya. Begitu pula fasilitas pendukung
teknisnya tersedia di LPP, Lab. Adpen, dan tempat lainnya.

Evaluasi Diri Departemen Administrasi Pendidikan 2016 56


d. Kecukupan dan Kesesuaian
Mengenai kesesuaian infrastruktur dan fasilitas pembelajaran dan
penelitian itu telah dirancang berdasarkan keperluan dan peruntukannya.
Akan tetapi, dalam hal segi kecukupan memang terdapat kendala, ialah
kurang seimbang rasio antara jumlah mahasiswa dengan ketersediaan
infrastruktur itu, terutama dalam hal Lab. Bahasa dan Komputer karena
harus “sharing” dengan mahasiswa lain di luar Departemen Administrasi
Pendidikan FIP-UPI bahkan program-program lainnya (S1) di lingkungan
UPI, konsekuensinya kegiatan penggunaannya untuk perkuliahan terasa
padat dari pagi sampai sore hari.
Dengan memperhatikan deskripsi di atas maka dapat dikatakan
bahwa dari segi ketersediaan dan kualitas infrastruktur merupakan hal
yang dapat memberi dukungan yang kuat terhadap penyelenggaraan
Departemen Administrasi Pendidikan FIP-UPI. Akan tetapi, dari segi
kesesuaian dan kecukupannya masih merupakan hal yang menunjukkan
keterbatasan, apalagi jika program-program konsentrasi hendak lebih
dikembangkan. Padahal peluang untuk pengembangan itu sangat
menantang dengan semakin meningkatnya peminat untuk mengikuti
Departemen Administrasi Pendidikan FIP-UPI.
Berdasarkan analisis SWOT di atas itu dapat diinferensikan bahwa
jika Departemen Administrasi Pendidikan FIP-UPI hendak dikembangkan
menjadi suatu program yang lebih bervariatif dan kompetitif di masa
datang, maka daya dukung infrastrukturnya harus dipersiapkan dengan
seksama. Atas dasar itu pula pembangunan gedung baru mendatang,
seyogianya bukan hanya memperhatikan luas saja, tetapi format dan
kelengkapan perlu lebih disesuaikan dengan peruntukannya.

Evaluasi Diri Departemen Administrasi Pendidikan 2016 57


Matriks 13
Analisis SWOT Komponen F.2
(Sarana dan Prasarana)

STRENGTHS (S) WEAKNESSES (W)


IFAS
Ketersediaan dan Kesesuaian dan
kualitas infrastruktur kecukupan sarana dan
sarana dan prasarana prasarana masih
yang cukup memadai menunjukkan
EFAS keterbatasan

OPPORTUNITIES (O) STRATEGI (S-O) STRATEGI (W-O)

Peluang Optimasi konsep Mempersiapkan


pengembangan pengembangan dengan seksama daya
program-program kebutuhan jangka dukung infrastruktur
konsentrasi pendek, jangka
menengah, dan jangka
panjang disertai budaya
entrepreneurship

THREATS (T) STRATEGI (S-T) STRATEGI (W-T)

Semakin meningkatnya  Gunakan prioritas Format dan


peminat untuk mengikuti dalam anggaran kelengkapan perlu
Departemen Administrasi  Efisiensi dan lebih disesuaikan
Pendidikan FIP-UPI efektivitas dengan
penggunaan sarana peruntukkannya
 Meningkatkan
pemeliharaan sarana

Evaluasi Diri Departemen Administrasi Pendidikan 2016 58


G. PENELITIAN, PELAYANAN/PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT, DAN
KERJASAMA

1. Penelitian
Berkenaan dengan komponen ini telah cukup banyak disinggung pula
pada berbagai komponen sebelumnya terutama Komponen D dan E. Dharma
penelitian dalam kerangka penyelenggaraan Departemen Administrasi
Pendidikan FIP-UPI memiliki peran dan fungsi yang amat strategis, karena
selain tertuju ke arah penemuan dan pengembangan disiplin ilmu
Administrasi/Manajemen itu sendiri juga merupakan bagian integral dari
dharma lainnya, baik dharma pendidikan maupun pengabdian pada
masyarakat. Secara umum penyelenggaraan kegiatan dharma penelitian
dalam rangka Departemen Administrasi Pendidikan FIP-UPI ini dapat
diidentifikasikan ke dalam tiga kategori: (1) penelitian institusional; (2)
penelitian untuk skripsi; dan (3) penelitian ilmiah secara umum. Perbedaan
ketiga kategori itu pada dasarnya dilandaskan tujuan, sasaran dan fungsinmya
serta sponsor pendanaannya. Penelitian institusional tujuan dan sasarannya
untuk kepentingan pengembangan dan penyempurnaan kinerja institusi (UPI)
sendiri, baik untuk mendorong peningkatan kemampuan dosennya,
penyempurnaan manajemen sistem pembelajarannya maupun manajemen
kelembagaannya; maka dengan sendirinya sumberdananya juga disponsori
disediakan institusi yang bersangkutan. Penelitian untuk skripsi tujuan dan
sasaran serta fungsinya untuk mendukung penyelesaian studi Departemen
Administrasi Pendidikan FIP-UPI dengan informasi data temuan baru, baik
gagasan, konsep, teori maupun model yang teruji secara empirik;
sumberdananya dari sponsornya atau peserta program itu sendiri. Sedangkan
penelitian ilmiah kategori ketiga tujuan, sasaran dan fungsinya pada dasarnya
tertuju ke arah penemuan hal-hal baru baik bagi pengembangan disiplin ilmu
(Administrai/Manajemen) sendiri maupun untuk terapannya oleh pihak
berkepentingan (termasuk juga untuk mendukung atau menunjang dua
kategori penelitian lainnya), sponsor dananya dapat berasal dari berbagai
sumber, seperti hibah bersaing dari pemerintah Dikti maupun dari dunia
industri, Pemerintah Daerah atau pihak lainnya.

Evaluasi Diri Departemen Administrasi Pendidikan 2016 59


Berkaitan dengan penelitian institusional Departemen Administrasi
Pendidikan FIP-UPI tidak terlibat secara langsung melainkan melalui peluang
yang diperoleh para personil/dosen UPI yang secara kebetulan menjadi
peserta Departemen Administrasi Pendidikan FIP-UPI seperti melalui proyek
Pengembangan Rencana Strategis Nasional/Propinsi/Kab./Kota dan
sebagainya. Sudah barang tentu, yang paling langsung adalah penelitian untuk
skripsi yang melibatkan baik mahasiswa maupun dosennya secara penuh.
Kemudian kategori penelitian lainnya pada dasarnya merupakan kegiatan
dosen dan potensial melibatkan mahasiswa Departemen Administrasi
Pendidikan FIP-UPI.
Berdasarkan data yang tercatat pada LPPM dan FIP-UPI, ternyata para
dosen Departemen Administrasi Pendidikan FIP-UPI itu cukup produktif dalam
menghasilkan karya penelitian (lihat borang Akreditasi Tabel 6.22 dan tabel
7.1.1), penulisan buku dan karya tulis ilmiah lainnya (lihat borang
akreditasiTabel 7.1.3, terlampir). Diyakini, di luar dari apa yang tercatat dalam
ketiga tabel itu masih lebih banyak lagi yang dikerjakan para dosen.
Dengan mempertimbangkan raihan yudisium para lulusan Departemen
Administrasi Pendidikan FIP-UPI sebagai indikatornya, maka jika dikaitkan
dengan kualitas penelitian yang mendukung skripsi dapat dikatakan bahwa
pada dasarnya apa yang dicapai dalam kurun waktu lima tahun terakhir ini
sungguh sangat memuaskan. Begitu pula dengan karya penelitian dosennya
diyakini bermutu dengan diterima dan dikembangkannya menjadi monograf,
buku dan format publikasi lainnya. Publikasinya cukup meyakinkan karena
selain diterbitkan instansi Pemerintah (Depdiknas, Pemda), juga oleh penerbitt
yang terkemuka atau jurnal ilmiah (meskipun jumlahnya masih terbatas).
Agenda penelitian yang bertalian dengan Departemen Administrasi
Pendidikan FIP-UPI diperkirakan keberlangsungan (sustainability)-nya dimasa
mendatang diyakini akan terjamin, baik penelitian institusional, penelitian
skripsi, maupun penelitian ilmiah lainnya (yang selama ini ada yang
mendapatkan dukungan lembaga internasional).

Evaluasi Diri Departemen Administrasi Pendidikan 2016 60


2. Pengabdian Kepada Masyarakat
Selain sebagai upaya penyebarluasan karya penelitian dan
pengembangan ilmiah melalui media penerbitan seperti monograf, buku
ajar/bacaan, artikel dalam berbagai jurnal serta sajian makalah dalam
berbagai kesempatan seperti seminar, lokakarya, dan sebagainya
sesungguhnya masih banyak kegiatan lain yang dilakukan oleh dosen dan
mahasiswa Departemen Administrasi Pendidikan FIP-UPI yang misi, sasaran,
dan tujuannya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, mendorong dan
menunjang pembangunan di bidang pendidikan khususnya dalam PSDM
umumnya yang bertalian dengan Administrasi/Manajemen Pendidikan (lihat
pada borang prodi Tabel 6.2.3 dan tabel 7.2.1).
Di antara berbagai format kegiatan itu, ada yang berupa pelayanan
konsultasi/nara sumber dan/atau instruktur/fasilitator dalam penataran dan
pelatihan masyarakat pendidik khususnya dan masyarakat pada umumnya,
termasuk asosiasi profesi seperti para guru, para pejabat/pengelola/
penyelenggara pendidikan dan sebagainya. Kegiatannya ada yang dilakukan
unsur Departemen Administrasi Pendidikan FIP-UPI secara perorangan dan
ada yang dilakukan secara tim kerja/kelompok kerja. Sifatnya ada yang secara
resmi melalui kerjasama, minimal diketahui dan disetujui secara institusional
(FIP-UPI) dan ada pula yang bersifat kontak personal secara informal.Di antara
berbagai kegiatan pengabdian pada masyarakat itu bahkan ada yang
dilakukan dalam rangka kegiatan/kuliah pengalaman lapangan. Berbagai
upaya pengabdian tersebut diyakini bermanfaat dan mempunyai dampak
positif berkelanjutan bagi peningkatan kinerja pembangunan pendidikan
nasional.

Dari uraian deskriptif di atas, nampak bahwa tradisi yang sudah cukup
solid dari warga Departemen Administrasi Pendidikan FIP-UPI untuk
melakukan pengabdian masyarakat merupakan suatu kekuatan tersendiri.
Kelemahannya, belum terprogram secara mantapdan terkoordinir dengan
baik.

Evaluasi Diri Departemen Administrasi Pendidikan 2016 61


Matriks 14
Analisis SWOT Komponen G
(Penelitian, Pengabdian Kepada Masyarakat, dan
Kerjasama)

STRENGTHS (S) WEAKNESSES (W)

 Memiliki media  Terbatasnya kuota


IFAS publikasi penelitian mandiri
 Intensifnya yang didanai
penelitian-penelitian  Terkendala
EFAS yang dilakukan peraturan satu pintu
dosen kerjasama dan
implikasinya pada
keuangan

OPPORTUNITIES (O) STRATEGI (S-O) STRATEGI (W-O)

 Kompetisi kian Optimalkan event- Rancang dan terbitkan


terbuka lebar event guna promosi dat base profil lulusan
 Reformasi & gagasan inovatif Megoptimalkan
kebebasan akademik kerjasama antar dan
menciptakan iklim lintas sektoral/lintas
kondusif bagi instansi
pengembangan
gagsan inovatif

THREATS (T) STRATEGI (S-T) STRATEGI (W-T)

Persaingan semakin ketat Diversifikasikan Tingkatkan sosialisasi


di internal lingkungan kegiatan penelitian dan publikasi hasil-hasil
LPTK dan FIP lain di luar penelitian berdasarkan
UPI peta kebutuhan
masyarakat

Evaluasi Diri Departemen Administrasi Pendidikan 2016 62


II. ANALISIS SWOT DEPARTEMEN ADMINISTRASI PENDIDIKAN
FIP-UPI

A. ANALISIS ANTAR KOMPONEN


Dengan mencermati deskripsi keseluruhan perangkat komponen Evaluasi
Diri Departemen Administrasi Pendidikan FIP-UPI, maka secara umum dapatlah
diidentifikasi hal-hal yang dapat dipandang mengandung segi-segi kekuatan,
kelemahan atau keterbatasan, peluang dan ancaman atau tantangan, baik secara
aktual mupun potensial.
Secara umum dapat dikatakan bahwa hampir pada keseluruhan komponen
Departemen Administrasi Pendidikan FIP-UPI, yang telah eksis dan tumbuh
kembang selama kurang dari empat dekade, terkandung segi-segi kekuatannya
yang dapat ditunjukkan antara lain sebagai berikut ini. Pertama, Departemen
Administrasi Pendidikan FIP-UPI memiliki wawasan visioner-stratejik yang
konsisten semenjak kelahirannya hingga saat terakhir tahun ini 2016 ini ialah untuk
tampil sebagai pionir program pusat unggulan (center of excellent) Dalam
Pengembangan Disiplin Ilmu Dan Profesi Administrasi Pendidikan Yang Responsif
Terhadap Perubahan Educational Strategic And Policy Action Pada Tingkat
Regional, Nasional, Dan Menjadi Bagian Dalam Asian Century Bidang Pendidikan
Pada Tahun 2020. Namun demikian rumusan misi, sasaran, dan tujuannya dapat
dikembangkan secara luwes (keran tutup-buka; terbatas-diperluas) seirama
perkembangan IPTEK dan tuntutan kebutuhan serta peluang kerja di lapangannya
(semula hanya menyiapkan dosen AP di LPTK, kini terbuka bagi siapapun yang
berminat asal memadai persyaratannya). Kedua, pada tataran paling bawah
(Kelompok Dosen sebagai unsur pelaksana akademik dari kerangka tatanan
struktural organsasi tata pamong institusi penyelenggara/pengelola Departemen
Administrasi Pendidikan FIP-UPI, yang cukup luas, sehingga memungkinkan para
dosen dan mahasiswa mengembangkan kinerja sistem pembelajaran dan
penelitian/pengembangan disiplin ilmu (Administrasi/Manajemen) Pendidikan
secara progresif, kreatif dan inovatif yang ditunjukkan oleh tingginya rata-rata nilai
raihan prestasi belajar (Yudisium) dan tingkat produktivitas dan kualitas karya
ilmiah baik dosen maupun mahasiswa. Ketiga, kriteria dan standar kinerja
pengelolaan kelembagaan (institusional manajemen) penyelenggaraan

Evaluasi Diri Departemen Administrasi Pendidikan 2016 63


Departemen Administrasi Pendidikan FIP-UPI telah digariskan dengan jelas mulai
daari persyaratan dan prosedur sistem penerimaan calon mahasiswa (raw-input),
sistem pembelajaran (proses belajar-mengajar) berikut perangkat pendukungnya
(tenaga, sarana/prasarana sebagai instrumental inputs), sistem penilaiannya
(progresif, komprehensif dan selektif) sampai kepada telusuran lulusan serta
kepedulian atas keluhan pihak berkepentingan, sehingga dapat mencerminkan
sistem penjaminan mutu (continuous quality improvement) yang cukup
meyakinkan. Keempat, sistem seleksi mahasiswa yang ketat telah memungkinkan
Departemen Administrasi Pendidikan FIP-UPI untuk hanya menerima mahasiswa
yang tergolong unggul saja (20% dari peminat) dalam penguasaan pengetahuan
dan keterampilan dasarnya, kemampuan intelektual dan sikap akademiknya.
Dengan ditunjang oleh sistem pembimbingan dan pelibatan mahasiswa dalam
berbagai kegiatan intra dan ekstrakurikuler yang luwes dan kreatif dalam
menumbuhkembangkan pembekalan pengalaman belajarnya. Kelima,
kelengkapan SDM (kelompok dosen pendukung Departemen Administrasi
Pendidikan FIP-UPI) merupakan komponen unggulan yang dimilikinya saat ini.
Hampir 100% berlatar belakang pendidikan doktor (S3) yang relevan dengan
bidang studi yang dibinanya, dan sebesar 20% berkualifikasi guru besar.
Penyiapan pelanjutnya diprogram secara bertahap dengan memanfaatkan
peluang yang ada untuk belajar baik di dalam maupun di luar negeri. Keenam,
sumberdaya keuangan yang berasal dari mahasiswa peserta Departemen
Administrasi Pendidikan FIP-UPI untuk kepentingan operasional dapat
merupakan andalan yang kuat mengingat populasinya cukup besar dan hampir
sebagian besar berkemampuan (90%) pembayar meskipun dengan beban
pembiayaan yang cukup tinggi. Ketujuh, kelengkapan infrastruktur pendukung
Departemen Administrasi Pendidikan FIP-UPI (Lab. Bahasa, komputer, internet)
tersedia di lingkungan UPI yang pemberdayaannya cukup efektif dan
terkoordinasikan oleh FIP. Kedelapan, kurikulum Departemen Administrasi
Pendidikan FIP-UPI telah teruji secara empirik hampir tiga dekade dengan
dilakukan revisi dan pengembangan secara berkala selaras dengan
penyempurnaan misi, sasaran dan tujuannya yang relevan dengan perkembangan
IPTEK dan tuntutan lapangan. Kesembilan, suasana akademik sangat
mendukung (kondusif) penyelenggaraan Departemen Administrasi Pendidikan
FIP-UPI, selain tersedianya sarana-dasar akademik juga sistem pembelajaran dan

Evaluasi Diri Departemen Administrasi Pendidikan 2016 64


pembimbingan yang luwes, sehingga pada umumnya mahasiswa dan dosen
bergairah untuk berprestasi. Kesepuluh, sistem pembelajaran dan sistem
penilaian yang menantang tetapi luwes dengan kriteria dan aturan yang jelas
sangat mendorong mahasiswa berprestasi, meskipun lama setudinya cenderung
berkisar sekitar empat tahunan. Kesebelas, selain penelitian untuk skripsi yang
semakin cenderung inovatif dan produktif, juga penelitian lain yang kompetitif telah
cukup teraih oleh kelompok dosen Departemen Administrasi Pendidikan FIP-UPI.
Hasilnya telah terpublikasikan baik melalui jurnal ilmiah maupun format
sajian/publikasi lainnya. Keduabelas, selain telah cukup banyaknya karya ilmiah
yang tersebar luas sebagai hasil penelitian komunitas Departemen Administrasi
Pendidikan FIP-UPI juga pelayanan jasa (konsultan, dsb.) cukup banyak
dilakukan dalam menunjang pembangunan di bidang pendidikan. Ketigabelas
sistem peningkatan dan pengendalian mutu sudah cukup terjelaskan pada
komponen terdahulu, Departemen Administrasi Pendidikan FIP-UPI itu selain telah
menerapkan sistem TQM juga mempunyai dukungan sarana/prasarana yang
memadai. Keempatbelas, Departemen Administrasi Pendidikan FIP-UPI telah
dapat mengembangkan pemanfaatan SIM dalam penyelenggaraan sistem
pembelajarannya dengan memberdayakan fasilitas (sarana hardware/software)
yang tersedia baik di FIP, UPI dan sumberdaya lainnya. Akhirnya, kelimabelas,
keberlanjutan (sustainability) Departemen Administrasi Pendidikan FIP-UPI pada
prinsipnya cukup terjamin dengan ketersediaan daya dukung
(sarana/prasarana/tenaga), peminat yang terus meningkat dan peluang kerja
semakin luas serta visi yang konsisten tetapi misi dan sasarannya luwes.
Adapun beberapa hal yang dapat dipandang sebagai segi-segi kelemahan
atau keterbatasan dalam penyelenggaraan Departemen Administrasi Pendidikan
FIP-UPI itu, antara lain, berkenaan dengan unsur-unsur berikut ini. Pertama,
penggunaan label terminologi Administrasi Pendidikan sebagai nama program
studi ini di lingkungan FIP-UPI bagi pihak-pihak tertentu masih suka ada yang
mempertanyakan, mengingat di lingkungan perguruan tinggi cenderung lebih suka
menggunakan label Manajemen Pendidikan untuk program studi yang serupa atau
sejenisnya. Hal ini memang terkait erat dengan rumusan visi, misi, sasaran dan
tujuannya. Implikasinya, menuntut upaya sosialisasi yang berkelanjutan kepada
semua pihak berkepentingan agar terhindar dari persepsi yang samar baik
dipandang dari segi bidang disiplin keilmuan maupun bidang kerja keprofesiannya

Evaluasi Diri Departemen Administrasi Pendidikan 2016 65


di lapangan yang cenderung berkembang secara dinamis. Kedua, lambannya
proses transisi dari IKIP Bandung ke UPI sebagai perguruan tinggi yang
mengemban mandat yang lebih luas berdampak lamban pula dalam perubahan
dan reformasi tata pamong yang cenderung masih bersifat sentralistik dengan
rektor sebagai otorisator tunggalnya. Implikasinya proses-proses pembuataan
keputusan (termasuk pengembangan program-program studi) cenderung lamban
dan kurang dinamis. Ketiga, seiring dengan kelemahan tata pamong tersebut,
juga kinerja pengelolaan kelembagaan cenderung lamban karena harus melalui
mekanisme birokrasi yang panjang dan berliku. Implikasi proses pengelolaan
sumberdaya dan keuangan terkesan kurang seirama dengan tuntutan
pelaksanaan tugas dan program kegiatan yang dinamis. Keempat, adanya
kebijakan untuk pengembangan jumlah penerimaan mahasiswa baru Departemen
Administrasi Pendidikan FIP-UPI meskipun dengan seleksi yang sangat
diperketat, berdampak semakin membesarnya populasi mahasiswa. Implikasinya,
tuntutan pelayanan bimbingannya juga semakin meningkat, sementara
pengembangan SDM (dosen) dan fasilitas pendukungnya cenderung terbatas.
Kelima, meskipun kekuatan SDM Departemen Administrasi Pendidikan FIP-UPI
yang ada saat ini sangat memadai dipandang dari segi kualifikasi dan bidang
keahliannya, namun pengembangannya cenderung masih lambat. Implikasinya
diperlukan strategi pengembangan yang lebih dinamis dan akseleratif. Keenam,
selama ini titik berat sumberdana (keuangan) masih bertumpu pada mahasiswa.
Implikasinya, masih perlu penggalian sumberdana lain yang signifikan guna
mengembangkan Departemen Administrasi Pendidikan FIP-UPI. Ketujuh
meskipun infrastruktur yang telah ada selama ini cukup memadai persayatan
teknisnya, namun untuk menyelaraskannya dengan pertumbuhan populasi
mahasiswa maka perlu pengembangannya secara lebih proporsional. Kedelapan,
pesatnya laju perkembangan IPTEK (termasuk IT, E-management, dsb.) dan
dimana perubahan lapangan pekerjaan di bidang proses Administrai/Manajemen
(termasuk bidang pendidikan) dapat berdampak cepat usangnya dan/atau
tertinggalnya kurikulum berikut bahan kajiannya. Implikasinya, kurikulum
Departemen Administrasi Pendidikan FIP-UPI menuntut revisi dan review secara
sistematis dan programatis agar selaras dengan perkembangan zaman.
Kesembilan, kurang seimbangnya proporsi populasi mahasiswa dengan SDM
(dosen) yang tersedia dapat berdampak semakin terbatas dan kompetitifnya

Evaluasi Diri Departemen Administrasi Pendidikan 2016 66


interaksi dosen-mahasiswa. Implikasinya, untuk terpeliharanya suasana akademik
yang sehat dan berkualitas, maka perlu dikembangkan strategi interaktif yang lebih
dinamis dan inovatif. Kesepuluh, masih belum seimbangnya populasi mahasiswa
dengan ketersediaan infrastruktur pendukung pendidikan dapat menghambat
kelancaran berlangsungnya proses sistem pembelajaran. Implikasinya dituntut
upaya pengembangan sarana pembelajaran yang lebih inovatif dengan multi
media dan multidisipliner. Kesebelas, masih terbatasnya sarana publikasi ilmiah
di lingkungan UPI cenderung dapat melambannya proses penyebaran karya
penelitian yang sekaligus juga merupakan pengabdian kepada masyarakat.
Implikasinya perlu semakin didorong dan digalakkan pengembangan upaya
penerbitan (jurnal ilmiah) selain Mimbar Pendidikan di lingkungan UPI. Kedua
belas, selama ini upaya peningkatan dan pengendalain mutu baru ditikberatkan
secara internal baik aspek kebijakan (ketentuan dan norma akademik) maupun
aspek operasionalnya (pelaksanaan dan pemantauan sistem pembelajaran dan
evaluasinya). Implikasinya, untuk pemantauannya secara eksternal masih harus
ditempuh (seperti upaya benchmarking, dsb.). Ketiga belas, sistem informasi
daya dukung fasilitasnya masih terbatas jika dibandingkan dengan keperluan
populasi penggunanya (mahasiswa), meskipun sudah cukup lengkap dan tersedia.
Implikasinya fasilitas SIM masih memerlukan pengembangan secara lebih
sistematis.
Menyertai segi-segi kekuatan dan kelemahan internal Departemen
Administrasi Pendidikan FIP-UPI tersebut di atas itu terdapat berbagi hal eksternal
yang dapat dipandang sebagai peluang bagi keberadaan dan
keberlangsungannya. Diantaranya, sebagai berikut. Pertama, dengan terjadinya
perubahan dan pergeseran kebijakan dalam paradigma politik dan pemerintahan
dari sentralisasi ke desentralisasi dan/atau otonomi telah membuka peluang bagi
perluasan dan peningkatan kesempatan kerja yang menuntut persyaratan
pendidikan dan penguasaan IPTEK dan keprofesian yang berkualifikasi lebih tinggi
(magister), termasuk di bidang kependidikan yang semula hanya
terkonsentrasikan di tingkat pusat itu, kini dapat tersebar ke seluruh daerah
otonom di negeri ini. Kedua, terjadinya perluasan makna dan konsepsi tentang
pendidikan dari yang semula dipersepsikan hanya sebatas persekolahan kepada
pengembangan sumberdaya manusia (Human Resources Development) telah
membuka cakrawala pandangan dan lapangan bidang garapan pendidikan,

Evaluasi Diri Departemen Administrasi Pendidikan 2016 67


termasuk pula pusat-pusat pendidikan dan latihan yang menuntut penanganan
oleh SDM yang berkualifikasi tinggi. Ketiga, temuan informasi berbagai studi yang
mendalam telah menunjukkan bahwa penyelenggaraan pendidikan ditangani
dengan manajemen yang berkualitas tinggi telah dapat memberikan kontribusi
yang signifikan terhadap peningkatan kualitas kinerja dan lulusaannya. Keempat,
temuan dan kemajuan di bidang IPTEK (termasuk IT, e-Management) sangat
menunjang bagi pengembangan Departemen Administrasi Pendidikan FIP-UPI.
Kelima, semakin terkembangnya asosiasi di bidang manajemen (seperti ASMAPI
dan ISMAPI) dan diterimanya para sarjana Administrasi/Manajemen Pendidikan
dalam keanggotaannya dapat menunjnag pengembangan Departemen
Administrasi Pendidikan FIP-UPI baik sebagai bidang kajian disiplin keilmuannya
maupun bidang lapangan keprofesiannya. Keenam, perubahan status institusi
penyelenggara Departemen Administrasi Pendidikan FIP-UPI dari IKIP Bandung
menjadi UPI yang mengemban mandat lebih luas sebagaimana halnya dengan
perguruan tinggi yang berkategori universitas, telah merupakan peluang yang
amat strategis baik bagi pengembangan institusionalnya maupun program-
programnya termasuk Departemen Administrasi Pendidikan FIP-UPI di dalamnya.
Dari hal-hal tersebut di atas itu selain dapat dipandang sebagai peluang
juga sekaligus dapat berubah dan dipandang sebagai tantangan yang manakala
tidak dapat dimanfaatkan dan ditangani secara seksama bahkan sangat mungkin
berubah menjadi ancaman. Dengan maraknya berbagai upaya yang
mengembangkan program studi manajemen yang walaupun jika dipandang dari
kriteria standar akademik secara formal sesungguhnya tidak dapat
dipertanggungjawabkan, namun bagi masyarakat awam dan pihak yang
berwenang seperti tidak menghiraukannya, maka para lulusan Departemen
Administrasi Pendidikan FIP-UPI di lapangan akan menghadapi persaingan yang
tidak sehat. Pada gilirannya, upaya peningkatan kualitas pendidikan nasional akan
mustahil terwujud tanpa penyelesaian yang sungguh-sungguh oleh semua pihak
berkepentingan.

Evaluasi Diri Departemen Administrasi Pendidikan 2016 68


B. STRATEGI DAN PENGEMBANGAN
Semenjak awal kehadirannya, Departemen Administrasi Pendidikan FIP-
UPI, telah menggagas visi, misi, sasaran dan tujuannya untuk tampil sebagai salah
satu program pusat keunggulan (center of excellence) dalam upaya
pengembangan dan penyebarluasaan disiplin ilmu dan penyiapan SDM yang
berkualifikasi doktor di bidang Administrasi/Manajemen Pendidikan yang mempu
menampilkan diri sebagai sosok ilmuwan pendidik-profesional dengan memiliki
integritas yang mantap dan mandiri, terbuka dan tanggap terhadap perkembangan
IPTEK dan perubahan masyarakat yang cepat dan dinamis, mampu
mengembangkan dan menyebarluaskan serta mengabdikan dan mengamalkan
ilmu dan kepakarannya dengan menjunjung tinggi kode etiknya secara konsisten
demi menunjang terwujudnya masyarakat dan bangsa yang hidup sejahtera dan
bermartabat dalam tatanan alam globalisasi.
Untuk mewujudkan visi, misi, sasaran dan tujuan itu Departemen
Administrasi Pendidikan FIP-UPI hampir selama tiga dekade telah tumbuh
kembang dalam iklim tatanan struktural dan kultural keorganisasian institusi
penyelenggaranya, sebagai PTN yang cenderung lebih bercorak sentralistik-
birokratik yang ketat, dimana tugas dan wewenang pembuatan kebijakan dan
keputusan esensial-stratejik hanya ada pada top management (pimpinan UPI)
sebagai pemegang otorisator tunggalnmya. Sedangkan penyelenggara
operasional (FIP) dan pengelola program (Departemen Administrasi Pendidikan
FIP-UPI) hanya berperan sebagai pelaksana dan pemberi usulan atau masukan
saja atau hal-hal yang di luar bersifat teknis. Demikian juga lembaga normatifnya
(Senat UPI) hanya sebatas memberikan pertimbangan bilamana diperlukan.
Selaras dengan model tata pamongnya maka pola kepemimpinan institusi
penyelenggara Departemen Administrasi Pendidikan FIP-UPI itu secara umum
lebih cenderung kepada model gaya kepemimpinan otokratik-pseudo demokratik.
Pembuatan kebijakan dan keputusan dalam aspek fungsi manajerial tertentu
(dana, sarana/prasarana) hanya dilakukan pada tataran top management saja
secara tertutup. Namun pada tataran teknis operasional, pada dasarnya, lebih
cenderung kepada penerapan model otonomi-pedagogik, yang memungkinkan
pengelola, dosen dan mahasiswa melancarkan pelaksanaan sistem
pembelajarannya secara kreatif dan bervariatif dengan mengindahkan aturan dan

Evaluasi Diri Departemen Administrasi Pendidikan 2016 69


standar jaminan mutu yang digariskan lembaga normatifnya (Senat UPI), sehingga
dampaknya mampu menghasilkan lulusan dengan mutu yang kompetitif.
Tercapainya para lulusan demikian itu, juga ditunjang oleh sistem seleksi
penerimaan mahasiswa Departemen Administrasi Pendidikan FIP-UPI yang
menerapkan persyaratan dan prosedur yang ketat. Dengan kinerja seleksi yang
demikian itu maka dapat terjaring mahasiswa Departemen Administrasi
Pendidikan FIP-UPI yang profil penguasaan pengetahuan dasar, kemampuan
intelektual , sikap akademik dan kemandiriannya memadai harapan pada
umumnya sebagai kandidat doktor. Dengan raw inputs yang berkualitas memberi
kemungkinan untuk dilibatkan dalam berbagai kesempatan kegiatan akademik,
penelitian dan pengabdian masyarakat dalam bimbingan dosen yang luwes dan
intensif sehingga pengalaman belajar mahasiswa dapat tumbuh kembang sebagai
pribadi ilmuwan-pendidik-profesional di bidang disiplin ilmu dan kepakaran
Administrasi/Manajemen Pendidikan.
Kinerja layanan bimbingan dalam kerangka sistem pembelajaran seperti di
atas itu dapat terjadi, karena berkat adanya dukungan SDM (dosen dan tenaga
pendukungnya) yang sangat memadai syarat kelayakannya. Meskipun home-base
para dosen itu berada dalam berbagai fakultas dan/atau instansi yang sebagain
terbesar (100%) masih di lingkungan UPI, namun dedikasi dan kepeduliannya
dalam melakukan perkuliahan dan bimbingan kepada mahasiswa Departemen
Administrasi Pendidikan FIP-UPI sungguh optimal dengan selalu mengindahkan
kode etiknya yang telah digariskan lembaga normatifnya (Senat UPI).
Program tridharma dalam konteks Departemen Administrasi Pendidikan
FIP-UPI hanya mungkin terlaksana dengan dukungan ketersediaan dana dan
fasilitasnya yang memadai. Meskipun sistem pengelolaan keuangan untuk
penyelenggaraan Departemen Administrasi Pendidikan FIP-UPI dilakukan secara
sentralistik yang ketat dan bersifat tertutup namun dalam pelaksanaannya selalu
tersedia dalam kecukupan batas minimal dan terkadang terlambat. Mudah-
mudahan BPKP benar dalam menegakkan akuntabilitasnya.
Selain ketersediaan dan kecukupan dayadukung keuangan tersebut di atas
penyeleggaraan Departemen Administrasi Pendidikan FIP-UPI juga mendapat
dukungan infrastruktur yang memadai. Sebatas sarana/prasarana yang telah ada
(Laboratorium, Perpustakaan, Ruang Kuliah dan kelengkapan teknisnya) dapat
dikatakan memang hampir kesemuanya mamadai syarat ambang kelayakannya.

Evaluasi Diri Departemen Administrasi Pendidikan 2016 70


Akan tetapi keseimbangan rasio antara jumlah/populasi mahasiswa dengan
ketersediaan infrastruktur masih belum ideal. Konsekuensinya, mahasiswa sering
harus sabar menunggu giliran dan/atau kegiatan mulai pagi sampai sorehari.
Adanya pengembangan sarana/prasarana gedung FIP baru dengan segala
kelengkapannya merupakan keperluan mendesak bila program-programnya
hendak sukses secara lebih kompetitif.
Kualitas kinerja suatu sistem pembelajaran, mustahil akan mampu
melahirkan lulusan yang berkualitas unggulan tanpa dukungan kurikulum yang
rancangan, isi dan implementasinya tidak memadai persyaratan ambangnya.
Departemen Administrasi Pendidikan FIP-UPI memiliki model kurikulum yang
sudah teruji selama sekitar tiga dekade. Dengan bobot total program yang
reasonable (146 SKS) dan proporsinya untuk komponen MKU : MKP : MKK(ADP)
= 20 : 20 : 60 telah cukup mantap; serta sebaran bobot kepada 16 matakuliah
pilihan dan skripsi(hampir sepertiga dari bobot total) telah memberi warna
tersendiri kepada kualitas skripsi Departemen Administrasi Pendidikan FIP-UPI
sebagai pembulat keseluruhan pengalaman belajar mahasiswa selama studinya.
Terakhir ini alternatif pilihan konsentrasi semakin bervariasi sesuai tuntutan dan
peluang lapangan kerja, membuat Departemen Administrasi Pendidikan FIP-UPI
semakin mengundang peminat, meskipun hanya sekitar 20% saja yang
terakomodasikan. Kurikulum Departemen Administrasi Pendidikan FIP-UPI
memang luwes dan adaptif untuk mengantisipasi perkembangan IPTEK dan
tuntutan lapangan.
Kurikulum yang solid dengan tuntutan yang padat dan persyaratan ketat,
walaupun sifatnya luwes, namun tanpa dukungan sarana akademik yang kondusif,
mustahil dapat mengundang mahasiswa untuk belajar serius dan bergairah.
Kuncinya memang SDM (dosen) yang “jam terbangnya” tinggi bagi keberhasilan
mengundang mahasiswa belajar secara “allout”.Kuncinya kiprah interaksi dosen-
mahasiswa yang kondusif memerlukan dukungan sarana/prasanara/fasilitas yang
memadai untuk itu. FIP UPI pada dasarnya memang memberi peluang, untuk itu,
walaupun dalam hal ketersediaannya belum serasi benar dengan pihak yang
memerlukan. Kesenjangan komunikasi untuk tatap muka langsung dosen dan
mahasiswa dapat terjadi karena keterbatasan jumlah ruang konsultasi, yang
idealnya, memang setiap guru besar dan bahkan mahasiswa kandidat doktor itu
tersedia ruangan sendiri. Nampaknya hal itulah yang mendorong pimpinan FIP-

Evaluasi Diri Departemen Administrasi Pendidikan 2016 71


UPI untuk segera membangun gedung baru. Di masa mendatang diyakini kualitas
suasana akademik akan lebih terjamin dengan pengembangan fasilitas baru.
Dalam kondisi suasana akademik yang tercipta selama ini ternyata telah
cukup mendukung untuk berlangsung interaksi belajar mengajar yang efektif
sepanjang semester (16-18 minggu/semester) dengan kemahiran dosen untuk
mengembangkan dan menerapkan sistem pembelajaran yang kreatif, bervariatif
dan produktif. Sistem penilaian yang komprehensif dan obyektif dengan
mengindahkan standar normatif yang mantap ternyata telah banyak berhasil
memacu mahasiswa untuk meraih prestasi belajar pada setiap tahapan
penilaiannya secara kompetitif. Hasil belajar selama tiga tahun terakhir pada
umumnya melebihi bahkan jauh di atas batas ambang kelulusan. Hal ini dapat
merupakan indikator bukan saja efisiensi dan efektivitas serta produktivitas dan
akuntabilitas internal pada tingkat mikro sistem pembelajaran, melainkan juga
pada tingkat makro program pendidikan Departemen Administrasi Pendidikan FIP-
UPI yang bersangkutan (baik FIP maupun UPI).
Mencermati daftar karya (proses dan hasil) penelitian dosen dan sampai
batas tertentu juga melibatkan melibatkan mahasiswa selama kurun waktu lima
tahun terakhir ini ternyata komunitas Departemen Administrasi Pendidikan FIP-
UPI itu cukup produktif. Hasilnya bukan hanya sebatas menjadi dokumen karya
ilmiah melainkan banyak yang telah dipublikasikan, baik yang diselenggarakan
UPI sendiri (Mimbar Pendidikan) maupun jurnal, monograf atau penerbit lain yang
memang cocok dan responsif begi penyebarluasan informasi inovatif tentang
Administrasi/ Manajemen Pendidikan.
Penyebarluasan karya ilmiah sebenarnya telah dapat dipandang sebagai
bentuk pengabdian kepada masyarakat. Para dosen dan Departemen Administrasi
Pendidikan FIP-UPI ternyata telah banyak pula memberikan pelayanan jasa
bentuk lain pengabdian masyarakat seperti layanan konsultasi kepakaran,
pelayanan penataran/pelatihan dan bernbagai bentuk kegiatan lainnya (fasilitator/
moderator/penyaji dalam seminar/lokakarya, dsb.). Kesemuanya itu diyakini
memberikan kontribusi signifikan terhadap pengembangan disiplin ilmu dan
praksis pendidikan nasional.
Sistem pengendalian mutu Departemen Administrasi Pendidikan FIP-UPI
selama ini telah dilakukan secara cukup intensif dengan menerapkan pendekatan
C-I-P-O-I. Intervensi dilakukan baik berkenaan dengan raw-input (seleksi ketat),

Evaluasi Diri Departemen Administrasi Pendidikan 2016 72


instrumental inputs (Review kurikulum teratrur walaupun rantangan waktunya
cukup panjang), juga penyempurnaan sistem pembelajaran disertai pelacakan
lulusan dan mengindahkan keluhan lulusan. Dampak jaminan mutu ini ternyata
sangat positif dalam peningkatan kualitas hasil belajar (yudisium) dan lebih
meminimalkan lamanya wakrtu belajar (meskipun pada umumnya masih
memerlukan 4-5 tahun). Dampak lain citra Departemen Administrasi Pendidikan
FIP-UPI semakin baik dengan semakin meningkatnya jumlah peminat dari tahun
ke tahun.
Sistem informasi yang telah tersedia di UPI dan di FIP ternyata bukan
hanya dapat menunjang keperluan manajemen institusi, tetapi juga manajemen
Sistem Pembelajaran.
Hampir seluruh komponen Departemen Administrasi Pendidikan FIP-UPI
dipandang secara potensial dapat menunjang keberlanjutan eksistensial di masa
mendatang. Pengalaman historis menunjukkan unsur-unsur ketenagaan,
pembiayaan, sarana/prasarana, populasi peminat dan peluang pasar kerja,
merupakan dayadukung yang kuat bagi keberlanjutan Departemen Administrasi
Pendidikan FIP-UPI.
Pada saat awal pembukaannya Departemen Administrasi Pendidikan FIP-
UPI itu memfokuskan kajiannya kepada bidang disiplin ilmu Administrasi
Pendidikan secara umum dan programnya diidentifikasikan sebagai program
magister kependidikan bidang Administrasi Pendidikan. Kemudian dilakukan
pemikiran tentang kemungkinan pengembangan pemekaran konsentrasinya pada
kekhususan kajian tentang (1) Perencanaan Pendidikan; dan (2) Supervisi
Pendidikan. Dasar pertimbangan pengembangan fokus kajian Departemen
Administrasi Pendidikan FIP-UPI tersebut, antara lain: (1) semakin terbuka
luasnya peluang lapangan kerja selain sebagai dosen LPTK juga berpeluang
sebagai administrator/pimpinan, perencana dan pengawas, peneliti dan
pengembang, konsultan/tenaga ahli di bidang Administrasi/Manajemen
Pendidikan; (2) semakin pesatnya laju perkembangan IPTEK termasuk IT
(Information Technology); dan (3) tersedianya daya dukung sumberdaya (tertama
SDM) yang semakin memadai.

Evaluasi Diri Departemen Administrasi Pendidikan 2016 73


REFERENSI

BAN PT. 2010. Pedoman Evaluasi Diri Program Studi. Jakarta: Badan Akreditasi
Nasional Perguruan Tinggi

Ditjen Dikti, 1981, Pola Pengembangan Sistem Pendidikan Tenaga Kependidikan,


Jakarta: Depdikbud.

Donmoyer, Robert, cs., 1995, The Knowledge Base in Educational


Administraation, Multiple Perspectives, The Stete University of New York
Press.

Keith, Sherry and Girling, Robert H., 1991, Education, Management, and
Participation: New Direction in Educational Administration.Massachusetts:
Allyn and Bacon Inc.

FIP UPI, 2014. Borang Akreditasi FIP UPI

Departemen Administrasi Pendidikan FIP-UPI. 2016. Rencana Stratejik 2016-


2020. Bandung: Departemen Administrasi Pendidikan FIP-UPI

UPI, 2015, Pedoman Akademik UPI, Bandung: UPI Press.

UPI, 2006, Panduan Penjaminan Mutu UPI

UPI, 2015, Panduan Dosen Pembimbing Akademik UPI

UPI, 2015, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah UPI

------

Evaluasi Diri Departemen Administrasi Pendidikan 2016 74

Anda mungkin juga menyukai