Anda di halaman 1dari 89

LAPORAN EVALUASI DIRI

PROGRAM STUDI SPESIALIS ILMU BEDAH TORAKS, KARDIAK, DAN VASKULAR

UNIVERSITAS INDONESIA
FAKULTAS KEDOKTERAN
JAKARTA
TAHUN 2022
IDENTITAS PENGUSUL

Unit Pengelola Program Studi : Fakultas Kedokteran

Perguruan Tinggi : Universitas Indonesia

Penanggung Jawab
Pengisi Dokumen :
Media Kontak :

Program Studi
Nomor SK Pembukaan PS*) : 61/SK/MKKI/2003
Tanggal SK Pembukaan PS : 30 April 2003
Pejabat Penandatangan
SK Pembukaan PS : Dr. Merdias Almatsier, Sp. S (K), FAMM
Peringkat Akreditasi Terakhir :A
Nomor SK Akreditasi : 0692/LAM-PTKes/Akr/Spe/XI/2017
Tanggal SK Akreditasi : 25 November 2017

Alamat PS : Jl. Salemba Raya No. 6 Jakarta Pusat


IDENTITAS TIM PENYUSUN
LAPORAN EVALUASI DIRI

Nama : ......................................................................
NIDN/NIDK/NUP : ......................................................................
Jabatan : ......................................................................
Tanggal Pengisian : ••-••-••••
Tanda Tangan :

Nama : ......................................................................
NIDN/NIDK/NUP : ......................................................................
Jabatan : ......................................................................
Tanggal Pengisian : ••-••-••••
Tanda Tangan :

Nama : ......................................................................
NIDN/NIDK/NUP : ......................................................................
Jabatan : ......................................................................
Tanggal Pengisian : ••-••-••••
Tanda Tangan :

Nama : ......................................................................
NIDN/NIDK/NUP : ......................................................................
Jabatan : ......................................................................
Tanggal Pengisian : ••-••-••••
Tanda Tangan :
DAFTAR ISI

Kata Pengantar......................................................................................................i

Daftar Isi...............................................................................................................ii

Rangkuman Eksekutif..........................................................................

I. Deskripsi Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Tantangan............

a. Visi, misi, tujuan dan sasaran, serta strategi pencapaian............................6

b. Tata pamong, kepemimpinan, sistem pengelolaan, dan..............................7

c. Peserta didik dan lulusan...........................................................................10

d. Sumber daya manusia...............................................................................12

e. Kurikulum, pembelajaran dan suasana akademik dan profesi..................

f. Pembiayaan, sarana dan prasarna dan sistem informasi...........................16

g. Penelitian, pelayanan/pengabdian kepada masyarakat dan kerjasama.....17

Tim Penyusunan Borang Evaluasi Diri.............................................................20

II. Analisis SWOT program studi bedah toraks kardiak vaskular. . .26

a. Analisis setiap komponen............................................................................26

b. Strategi dan pengembangan.........................................................................35


Daftar Rujukan………………………………………………………...…………….48
KATA PENGANTAR

Laporan Evaluasi Diri ini disusun sebagai bagian dari portofolio Akreditasi Program
Studi Bedah Toraks, Kardiak, dan Vaskular (BTKV). Penyusunan Laporan Evaluasi diri ini
dilakukan sesuai konsep yang melandasi layanan akademik, profesi, dan manajemen program
studi.

Dalam laporan evaluasi diri ini, akan diuraikan mengenai sejarah dari program studi
BTKV, pembahasan dari setiap standard akreditasi dimulai dari visi, misi, tujuan, dan sasaran
strategis pencapaian, tata pamong, peserta didik dan lulusan, sumber daya manusia, sarana dan
prasarana, pendidikan, penelitian, pelayanan dan pengabdian masyarakat. Analisis secara
komprehensif dilakukan kepada setiap komponen melalui analisis Strength, Weakness,
Opportunity, dan Weakness (SWOT) yang kemudian menjadi landasan untuk memformulasikan
langkah strategi pengembangan dan perbaikan.

Dengan selesainya penyusunan Laporan Evaluasi Diri ini diharapkan Program Studi
BTKV dapat memenuhi standar kualifikasi akreditasi. Kami berharap sumbang saran dan kritik
dari semua pihak demi perbaikan dan perkembangan Program Studi Bedah Toraks Kardiak dan
Vaskular Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Jakarta, Januari 2022


Kepala Program Studi Bedah Toraks, Kardiak, dan Vaskular
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

DR. dr. Pribadi W. Busro, Sp.BTKV, Subsp. JPK (K)


BAGIAN KEDUA – STRUKTUR LAPORAN EVALUASI DIRI
BAB I. PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN

Laporan hasil evaluasi diri adalah deskripsi, analisis, dan refleksi mengenai keadaan,

kinerja, dan perangkat pendidikan suatu program studi, sebagai hasil kajian dan asesmen

yang mendalam dan bersifat internal. Laporan disusun secara komprehensif, lengkap,

sistematis, dan mudah dipahami, sehingga siapa pun yang membaca, mengkaji dan

memanfaatkan laporan itu dapat memahami seperti apa yang dimaksudkan oleh

penyusunnya. Laporan digunakan antara lain untuk memutakhirkan pangkalan data

program studi dalam bentuk profil yang komprehensif, perencanaan dan perbaikan program

studi secara sinambung, penjaminan mutu internal program studi, dan untuk

mempersiapkan evaluasi eksternal atau akreditasi.

Memperhatikan penggunaan laporan evaluasi diri seperti itu, maka isi laporan hasil evaluasi

diri mungkin lebih luas dan lebih lengkap dibandingkan dengan informasi yang dikemas

dalam dokumen kinerja dan atau portfolio akreditasi. Untuk kelengkapan rujukan bagi

dokumen kinerja atau portfolio yang disampaikan kepada LAM-PTKes, maka laporan hasil

evaluasi diri itu disiapkan oleh program studi pada saat asesmen lapangan atau kunjungan

pakar sejawat di tempat program studi/perguruan tinggi, yang digunakan sebagai bahan

rujukan utama dalam mengkaji keadaan, kinerja dan perangkat pendidikan program studi

yang bersangkutan.

A. Rangkuman Eksekutif

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) adalah salah satu Fakultas yang
dimiliki oleh Universitas Indonesia (UI). Saat ini FKUI memiliki 46 Program Studi dari
berbagai jenjang akademik yang terdiri dari 1 Program Studi Sarjana dan 1 Program Profesi
Dokter, 4 Program Studi Magister, 3 Program Doktor, 31 Program Studi Spesialis, dan 6
Program Studi Subspesialis.
Visi FKUI “Menjadi pusat ilmu pengetahuan, teknologi kedokteran, dan budaya yang
unggul dan berdaya saing, melalui upaya mencerdaskan kehidupan bangsa untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat sehingga berkontribusi bagi pembangunan
Indonesia dan dunia”. Misi FKUI adalah (1) Menyediakan akses yang luas dan adil serta
pendidikan dan pengajaran yang berkualitas; (2) Menyelenggarakan kegiatan Tridarma
(pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat) yang bermutu dan relevan
dengan tantangan nasional serta global; (3) Menciptakan lulusan yang berintelektualitas
tinggi, berbudi pekerti luhur, dan mampu bersaing secara global; (4) Menciptakan iklim
akademik yang mampu mendukung perwujudan visi UI; (5) Menyelenggarakan sistem
kesehatan akademik (Academic Health System, AHS) untuk pembangunan kesehatan
wilayah.
Perkembangan pelaksanaan kegiatan tri darma diuraikan menurut komponen evaluasi diri
panduan LAMPT-Kes dapat dijelaskan sebagai berikut: Pertama, Pendidikan Kedokteran di
Indonesia sudah berlangsung sejak 2 Januari 1848. Sejak saat itu sudah terjadi beberapa
perubahan sesuai dengan perkembangan jaman sampai memasuki jaman kemerdekaan, dan
lahirlah Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia pada tanggal 2 Februari 1950. Kedua,
Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran merujuk atau merupakan lanjutan visi, misi, tujuan dan
sasaran universita, juga sesuai dengan Renstra FKUI; Ketiga, Tata Pamong, Kepemimpinan,
sistem pengelolaaan dan penjaminan mutu mengacu pada struktur organisasi dan tupoksi
dalam Peraturan Internal FKUI; Keempat, Mahasiswa dan lulusan: sampai saat ini
mahasiswa FKUI aktif pada kegiatan akademik pendidikan dan pembelajaran, mahasiswa
juga diberikan kesempatan untuk terlibat dalam kegiatan non akademik untuk meningkatkan
prestasi, bakat dan minatnya. Kegiatan-kegiatan seperti mengikuti seminar
ilmiah,simposium, lomba-lomba ilmiah nasional internasional, riset, pelayanan kepada
masyarakat akan menjadikan mahasiswa memiliki pengalaman yang lebih. Peran alumni
juga tidak kalah penting bagi FKUI. Alumni dapat berperan dalam memberikan masukan dan
program nyata bagi kemajuan Perguruan Tinggi; Alumni memiliki potensi dan kompetensi
dalam membangun opini publik demi “nama baik” (citra) FKUI; Alumni sebagai relasi
penting dalam memperluas jaringan Fakultas/Mahasiswa dengan institusi di luar FKUI;
Alumni juga dapat menjadi sumber informasi dunia kerja dan usaha bagi lulusan baru FKUI,
di samping menjadi inspirasi bagi Mahasiswa yang saat ini masih aktif dalam studi. Kelima,
Sumber Daya Manusia, Staf FKUI terdiri dari staf pendidik dan staf kependidikan.
Pemenuhan kebutuhan staf pendidik di FKUI dapat dipenuhi melalui Pegawai Negeri Sipil
(PNS) baik yang berasal dari Kementerian Riset dan Pendidikan Tinggi dan Kementerian
Kesehatan RI, Pegawai Tetap UI dan Pegawai Kontrak Waktu Tertentu (PKWT). Keenam,
Keuangan, Sarana dan Prasarana yaitu Penerapan sistem integrasi keuangan di FKUI telah
mengikuti sistem yang diterapkan dari UI, mulai dari Sistem Informasi Kas (SIMKAS)
sampai dengan sistem yang dipakai saat ini, yaitu Enterprise Resource Planning (ERP) yang
sudah efektif dijalankan per 1 Maret 2019. Sarana dan Prasarana FKUI terdiri dari Gedung di
Jalan Salemba Raya di Jalan Pegangsaan Timur. Gedung-gedung tersebut sudah ditetapkan
pemerintah menjadi Bangunan Cagar Budaya. Fasilitas akademik seperti ruang kelas yang
cukup besar dengan kelengkapan audio visual yang baik, ruang diskusi kelompok juga
tersedia dalam jumlah yang memadai, laboratorium biomedik, laboratorium keterampilan
klinik (skills lab), dan komputer menjadi fasilitas yang tersedia di FKUI. Beberapa
pendukung kegiatan di FKUI mencakup pusat layanan kesehatan, baik layanan kesehatan
primer maupun layanan spesialistik, dan fasilitas pendidikan dan pengajaran untuk Program
Studi Pendidikan Dokter, yaitu Rumpun Ilmu Kesehatan Universitas Indonesia (RIK-UI)
yang terletak di lahan kampus UI Depok. Ketujuh, Sistem Penjaminan Mutu Akademik di
FKUI dilaksanakan dalam kerangka perbaikan dan peningkatan mutu secara
berkesinambungan (continuous quality improvement) yang telah disepakati dan ditetapkan
oleh Rektor. Kebijakan SPMA dilakukan mengikuti siklus Penetapan (P), Penetapan (P),
Evaluasi (E), Pengendalian (P) dan Peningkatan (P) atau disingkat PEPP. Kedelapan,
Penelitian Mahasiswa/ Dosen/ Program Studi di FKUI mengimplementasikan program-
program penelitian dengan pelaksanaan kegiatan riset mandiri dan kolaboratif. Kolaborasi
riset menerapkan konsep ABG: academic, business, dan government. Dengan begitu, PS-PS
di FKUI melibatkan berbagai stakeholders, yang meliputi seluruh sivitas akademika FKUI,
unit-unit khusus penelitian di FKUI, Academic Health System (AHS) UI, unit-unit riset yang
ada di lingkungan UI, unit-unit pemerintahan, dan mitra industri. Unit-unit khusus penelitian
di FKUI meliputi Indonesian Medical Education and Research Institute (IMERI), Komite
Etik FKUI-RSCM, Lab Terpadu, Pusat Riset Virologi dan Kanker Patobiologi (PRVKP),
Laboratorium Mikrobiologi Klinis (LMK), dan lainnya. AHS UI meliputi rumah sakit-rumah
sakit (RS) jejaring di DKI Jakarta dan RS Universitas Indonesia (RSUI). Unit-unit riset di
luar FKUI yang aktif terlibat meliputi Research Center on Biomedical Engineering (RCBE)
FTUI, Laboratorium Oral Biologi FKG UI, Data Science Center FMIPA UI, Pusat Artificial
Intelligence Fasilkom UI, dan lainnya. Unit-unit pemerintahan yang kerap dilibatkan dalam
penelitian meliputi Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kemenkes, Lembaga
Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Balai Pengaman Fasilitas Kesehatan (BPFK) Jakarta,
Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Direktorat Jenderal Farmalkes dan Fasyankes Kemenkes, dan
Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) Kemkumham. Mitra industri biasanya
terlibat dalam proses hilirisasi produk-produk kesehatan, seperti produk farmasi dan alat
kesehatan. Mitra industri yang terlibat bisa berbentuk badan usaha milik negara (BUMN) dan
swasta. Dalam kolaborasi penelitian, tidak sedikit juga program-program penelitian yang
melibatkan stakeholders seperti yang disebutkan di atas, seperti universitas-universitas lain di
dalam dan luar negeri. Kolaborasi ini ditujukan untuk memperkaya khazanah keilmuan dan
meningkatkan sumber daya penelitian. Kesembilan, Pengabdian kepada Masyarakat (PkM),
oleh civitas akademika FKUI berjalan dengan baik. Pendanaan PkM bersumber dari hibah
maupun dari program studi, departemen atau pribadi. Berbagai upaya terus di lakukan untuk
memastikan kesesuaian kegiatan PkM dengan fokus program PkM dan juga SDGs seperti
yang di sampaikan dalam road map Direktorat Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat
UI 2020 – 2024. Upaya peningkatan jumlah kegiatan, jumlah hibah kegiatan PkM yang
mendapatkan pendanaan, jumlah luaran serta pendataan kegiatan PkM civitas akademika
FKUI terus dilakukan agar dapat terlihat manfaat dari kegiatan PkM baik untuk masyarakat,
mitra, program studi, Fakultas dan Universitas.
Visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis yang diterapkan oleh UI dan FKUI ditelaah
dan diterapkan ke tingkat program studi. Visi Program Studi Spesialis Ilmu Bedah Toraks,
Kardiak, dan Vaskular adalah Menjadi Program Studi Spesialis Bedah Toraks, Kardiak dan
Vaskular yang Menjadi Program Studi Spesialis Bedah Toraks, Kardiak dan Vaskular yang
berbudaya unggul dan berdaya saing sehingga berkontribusi bagi pembangunan Indonesia
dan dunia pada Tahun 2026
Misi Prodi BTKV adalah 1) Menyelenggarakan pendidikan dokter spesialis Bedah
Toraks, Kardiak dan Vaskular FKUI dengan standar pendidikan yang ditetapkan oleh
Kolegium Ilmu Bedah Toraks, Kardiak dan Vaskular Indonesia yang luas dan adil serta
pendidikan dan pengajaran yang berkualitas. 2) Menyelenggarakan kegiatan Tridarma yang
berbasis pelayanan Ilmu Bedah Toraks, Kardiak dan Vaskular FKUI untuk pemeliharaan dan
pengembangan kompetensi para staf dosen dan peserta didik dalam proses belajar mengajar
dan keterampilan bedah yang bermutu dan relevan dengan tantangan nasional serta global. 3)
Menciptakan lulusan spesialis bedah Toraks, Kardiak dan Vaskular yang berintelektualitas
tinggi, berbudi pekerti luhur, dan mampu bersaing secara global. 4) Menciptakan iklim
akademik Ilmu Bedah Toraks, Kardiak dan Vaskular FKUI yang kondusif untuk proses
belajar mengajar, peningkatan keterampilan bedah dan penelitian serta mendukung
pengembangan sikap peserta didik untuk belajar mandiri yang mampu mendukung
perwujudan visi UI. 5) Menyelenggarakan sistem kesehatan akademik (Academic Health
System, AHS) yang terintegrasi antara FKUI, RSUPN Cipto Mangunkusumo, RS Pusat
Jantung Nasional Harapan Kita, RSUP Persahabatan, RSPAD Gatot Soebroto dan RSUD
Koja. 6) Menjadi sentra penelitian Ilmu Bedah Toraks, Kardiak dan Vaskular Indonesia
terutama pada bidang sel punca, transplantasi jantung dan paru.
Tata pamong, tata Kelola dan kerja sama. Sistem tata pamong berjalan secara
efektif melalui mekanisme yang disepakati bersama, serta dapat memelihara dan
mengakomodasi semua unsur, fungsi, dan peran dalam program studi. Sistem tata
Kelola program pendidikan meliputi proses perencanaan, bidang pendidikan, bidang
penelitian, pengembangan staf, pengawasan, dan penganggaran.
Mahasiswa. Metode rekrutmen calon peserta didik PS Ilmu Bedah FKUI memperhatikan
aspek kognitif, aspek psikomotor, dan aspek afektif. Peningkatan minat terlihat dari
bertambahnya jumlah calon peserta didik dalam lima tahun terakhir. Pendaftar
bertambah dari yang tadinya berjumlah 10 orang pada tahun 2017, dan mencapai
30 pendaftar pada 2022. Jumlah lulusan relatif stabil setiap tahunnya. Saat ini ada 81
peserta didik aktif yang sedang menjalani pendidikan spesialis BTKV.
Sumber Daya Manusia. Program Studi Ilmu Bedah Toraks, Kardiak, dan
Vaskular memiliki 25 tenaga pengajar yang tersebar di beberapa Rumah Sakit
Pendidikan: RSUPN Cipto Mangunkusumo, RSU Persahabatan, RSJPD Harapan
Kita, dan RSPAD Gatot Subroto. Saat ini Prodi BTKV memiliki 25 pengajar yang 23
diantaranya bergelar subspesialis berdasarkan peminatan masing-masing, dan 3
bergelar Doktor. Hingga saat ini Prodi BTKV masih belum memiliki Guru Besar.
Rasio peserta didik Prodi BTKV terhadap jumlah tenaga didik adalah 3,2:1.
Keuangan, sarana, dan prasarana. Pada tahun 2018-2020, total pemasukan rata-rata
per tahun yang didapatkan oleh FKUI adalah 334 miliar rupiah. Rata – rata biaya
operasional pembelajaran 3 tahun terakhir sebesar Rp 32,958,000,000. Biaya operasional
dosen 3 tahun terakhir meningkat di tahun 2020, untuk biaya penelitian juga meningkat di
tahun 2020, sedangkan untuk pengabdian masyarakat meningkat di tahun 2019.
Pendidikan. Saat ini PS Ilmu Bedah menggunakan kurikulum 2019. Kurikulum ini
disusun sesuai dengan standar nasional yang ada, panduan Kolegium Bedah Toraks,
Kardia, dan Vaskular Indonesia. Evaluasi kurikulum ????  Ask Grace
Penelitian. Penelitian-penelitian yang diselenggarakan oleh prodi BTKV yang
dirangkum dalam roadmap mengacu pada 4 kategori bidang kajian utama, yaitu bedah
jantung dewasa, bedah jantung anak, vascular dan toraks. Dalam tiga tahun terakhir, terdapat
72 penelitian dimana lebih dari 50% merupakan penelitian bedah jantung anak dengan topik
penelitian yang mencakup cardioplegia, terapi steroid dan triiodothyronine pada operasi
penyakit jantung bawaan. Penelitian bedah jantung dewasa menempati urutan kedua dengan
45%, sedangkan penelitian di bidang toraks dan vascular hanya sebesar 3% dan 1%.
Pengabdian kepada masyarakat.
Luaran. Kurikulum pencapaian yang digunakan oleh PS Bedah Toraks, Kardiak dan
Vaskular (BTKV) menggunakan adaptasi dari Standar Pendidikan oleh Kolegium Bedah
Toraks, Kardiak dan Vaskular Indonesia yang mencakup kompetensi dasar dan kompetensi
lanjutan. Berdasarkan data selama kurun waktu tiga tahun akademik terakhir, maka
ditemukan bahwa PS BTKV FKUI telah mendapat capain pembelajaran lulusan yang
memuaskan, dimana lulusan menunjukan pencapaian yang konsisten dari tahun ke tahun
lulus 100% dalam ujian nasional dari Kolegium BTKVI, serta dilihat dari rerata IPK lulusan
tercapai 3,43 (Data 2019-2021). Selain itu, PS BTKV FKUI juga turut aktif dalam bidang
penelitian dan juga pengabdian masyarakat, baik dilakukan oleh dosen maupun mahasiswa,
dibuktikan dengan banyak publikasi artikel baik tingkat nasional maupun internasional
B. Susunan Tim Penyusun dan Deskripsi Tugasnya

Laporan evaluasi diri disusun oleh suatu Tim Persiapan Akreditasi yang dibentuk dan diberi SK
oleh Pimpinan Unit Pengelola Program Studi berdasarkan Surat Tugas Dekan Nomor : ST-
1691/UN2.F1.D/SDM.07/2021 Tanggal 01 April 2021. Tim akreditasi Program Pendidikan
Dokter Spesialis Ilmu Bedah Toraks, Kardiak, dan Vaskular FKUI terdiri dari:
No Nama NIDN Jabatan Deskripsi
1. Dr. dr. Pribadi W Ketua Program Ketua Program Studi,
Busro, Sp.BTKV, Studi Spesialis bertugas untuk memimpin,

Subs. JPK (K) Ilmu Bedah mengarahkan,

Toraks, Kardiak, mengkoordinasikan proses

dan Vaskular analisis data yang relevan,


merangkum dan menarasikan
penyusunan naskah evaluiasi
diri beserta borang program
studi.
2. dr. Suprajitno Sekretaris Sekretaris Program Studi,
Wardoyo, Program Studi sekaligus ketua tim akreditasi.

Sp.BTKV, Subs. Memimpin dan mengarahkan


terkait rencana akreditasi.
JPK (K)
3. dr. Susan Sekretaris Memberikan arahan terkait
Hendriarini Mety, Program Studi pengisian borang akreditasi.

Sp.BTKV, Subs. T Melakukan koordinasi secara


vertikal dan horizontal terkait
(K)
kebutuhan data akreditasi.
4. Dr. dr. Dudy Staf Program Melakukan evaluasi dan
Arman Hanafy, Studi penilaian serta monitoring

Sp.BTKV, Subs. terhadap pengisian borang.

JD (K), MARS
5. dr. M. Arza Putra, Staf Program Melakukan evaluasi dan
Subsp. JD (K), Studi penilaian serta monitoring

MARS terhadap pengisian borang.


II. LAPORAN EVALUASI DIRI PROGRAM STUDI

A. PROFIL UNIT PENGELOLA PROGRAM STUDI

1. SEJARAH PROGRAM STUDI BEDAH TORAKS, KARDIAK, DAN


VASKULAR
Pembedahan pada kasus bidang toraks, kardiak, dan vaskular di Indonesia
pertama kali dikerjakan oleh Prof. Soetoyo dengan melakukan drenase pada
kasus empiema toraks, operasi ini dilakukan di rumah sakit CBZ Surabaya di
tahun 1945.
Perintis pembedahan jantung dan paru di Indonesia adalah Prof. Margono
Soekardjo (pendidikan Belanda) dan Prof. DR. dr. Ery Soedewo (pendidikan
Swedia). Di tahun 1948, Indonesia menjadi negara Asia Tenggara pertama yang
melakukan operasi ligasi pada kasus Patent Ductus Arteriosus (PDA), 10 tahun
setelah ligasi PDA pertama di dunia. Operasi tersebut dilakukan oleh Prof.
Margono Soekardjo. Tahun 1955 dr. lrawan Suria Santosa, yang telah
menyelesaikan pendidikan bedah jantung di Belanda, mengerjakan operasi PDA
dan stenosis mitral dan mengerjakan operasi BT Shunt klasik, tanpa
menggunakan conduit, dengan cara menganastomosis arteri subklavia secara
end-to-side ke arteri pulmonal. dr. Santosa menggunakan Brock’s knife untuk
melakukan valvotomi pada pasien dengan stenosis katup pulmonal. Beliau juga
melakukan operasi penutupan ASD dengan teknik inflow occlusion di tahun 1957.
Operasi bedah jantung terbuka dengan menggunakan mesin jantung paru
dimulai tahun 1958 yang dilakukan oleh dr. Wullf (Swedia) dibantu oleh Prof. DR.
dr. Ery Soedewo. Sejak saat itu, perkembangan bedah jantung di Indonesia
berjalan beriringan denga perkembangan dari mesin jantung paru. Dokter lrawan
Suria Santoso bersama-sama dengan dr. Soerarso Hardjowasito, di tahun 1962
melakukan operasi jantung terbuka dengan teknik hipotermi pada 10 kasus ASD
sekundum.
Pada tahun 1969 di Jakarta, melalui Colombo plan Prof. Sakakibara
bersama dengan dr. Soerarso Hardjowasito melakukan operasi bedah jantung
terbuka yaitu: tutup ASD, tutup VSD, koreksi TOF, dan penggantian Katup.
Operasi koreksi TOF yang pertama kali dilaksanakan oleh sebuah “Full
Indonesian Team” dipimpin oleh dr. Soerarso di tahun 1976. Pada tahun 1973
atas dukungan Prof. DR. dr. Ery Soedewo, dr. Liem Bing Hwie, dr. Hidayat
Hamami, Dr. med. dr. Puruhito bersama Tim memulai operasi jantung terbuka di
Surabaya. Pada tahun 1981 Dr. med. dr. Puruhito beserta "Full Indonesian Team"
mengerjakan operasi bedah pintas koroner yang pertama kali di Surabaya,
sedang bedah pintas koroner di Jakarta pertama kali dikerjakan oleh dr. Kukuh
Basuki Rachmat, dr. Ismid Busroh, dr. Sukri Karim (selaku perfusionis), dan dr.
Ruswan (selaku anestesiologis) bertempat di RS Pelni pada tahun 1982.
Pada tahun 1978 bersamaan dengan kongres IKABI di Medan dibentuklah
Perkumpulan Bedah Toraks Kardiak dan vaskular Indonesia dan tercatat sebagai
pendiri adalah dr Soerarso Hardjowasito, Dr. med. dr. Puruhito, dr. Panusunan
Nasution, dan DR. dr. Djang Jusi, yang kemudian merintis pengembangan Bedah
Vaskular. Sejak saat itu pendidikan bedah toraks kardiak dan vaskular mulai
ditata, dan pendidikannya masih didapat dari luar negeri, serta merupakan
kelanjutan dari dokter spesialis bedah.
Pada tahun 1985, terjadi perpindahan pusat kegiatan kardiologi dan bedah
jantung dari Lembaga Kardiologi Nasional (LAKARNAS) di RS Dr. Cipto
Mangunkusumo ke RS Jantung Harapan Kita. Dengan berdirinya RS Jantung
Harapan Kita dibawah kepemimpinan dr Soerarso Hardjowasito, serta dibantu
oleh tim bedah jantung yang terdiri dari dr. Tarmizi Hakim, dr. Hafil Abdulgani, dr.
Maizul Anwar, dr. Jusuf Rachmat, dan dr. Sumanto, bedah jantung di RS Jantung
Harapan Kita berkembang dengan pesat.
Seiring dengan perkembangan bedah jantung di RS Jantung Harapan Kita
dan perkembangan bedah Toraks di RS Persahabatan dikembangkan pula
pelayanan bedah toraks kardiak dan vaskular di kota-kota lain yaitu Medan,
Padang, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Malang, Makassar, Bali dan Manado
dengan membentuk tim bedah toraks kardiak dan vaskular di rumah sakit-rumah
sakit setempat, serta mendidik dokter spesialis bedah setempat untuk menjadi
konsultan bedah toraks kardiak dan vaskular.
Pada saat ini, program pendidikan ilmu bedah toraks kardiak dan vaskular
masih berbasis pelatihan bagi dokter spesialis bedah umum. Pada tahun 1991,
kolegium HBTKVI mengambil alih program pendidikan tersebut dan membentuk
kurikulum baru selama 2 tahun yang dapat diikuti oleh dokter spesialis bedah.
Program studi tersebut berpusat di RS Dr. Cipto Mangunkusumo, RS
Persahabatan dan RS Jantung Harapan Kita dan dipimpin oleh dr. Sumanto
sebagai Ketua Program Studi (KPS).
Sampai dengan tahun 1996, tercatat sebanyak 32 dokter spesialis bedah
yang melanjutkan pendidikan di bidang bedah toraks kardiak dan vaskular.
Sampai tahun 2000, telah dihasilkan 28 orang SpBTKV, yang semuanya berasal
dari dokter Spesialis Bedah, dengan perincian; 24 orang lulusan Prodi Jakarta,
dan 4 orang lulusan Prodi Surabaya, yang sampai saat ini melakukan kegiatan
profesional sebagai SpBTKV di berbagai senter pelayanan BTKV diseluruh
Indonesia. Pada saat itu sudah dirasakan ada masalah karena tidak disemua
pusat pelayanan jantung berkembang seperti yang diharapkan. Cukup banyak
bantuan tenaga, peralatan dan supervisi dari RSJHK untuk puat-pusat yang
berpotensi untuk berkembang, namun berbagai hambatan muncul sehingga
hanya beberapa RS daerah saja yang bisa melakukan pembedahan jantung
secara mandiri.Beberapa SpBTKV ahirnya bertahan dengan menjalankan operasi
bedah umum, atau menjalankan operasi bedah paru dan vaskular atau beralih ke
bidang manejemen. Peserta didik yang berasal dari SpB ini memulai karir sebagai
BTKV dalam usia rata-rata 40 tahun, karena lama pendidikan spesialis seluruhnya
7 tahun, dengan pendidikan bedah dasar 4 semester, dan bedah lanjut 10
semester. Oleh karena itu difikirkan untuk mendidik dari dokter umum, dengan
lama pendidikan 5 tahun yaitu 2 tahun bedah dasar dan 3 tahun bedah lanjut,
sehingga keluaran pendidikan BTKV dibawah usia 35 tahun.
Pada pertemuan HBTKV di Bandung pada tahun 1999, diputuskan bahwa
mulai tahun 2000 pendidikan BTKV dibuka untuk dokter umum dengan lama
pendidikan total 10 semester, yaitu 4 semester bedah dasar dan 6 semester
bedah TKV. Namun program studi tidak menutup peserta yang berasal dari
spesialis bedah, dengan ketentuan yang diperhitungkan hanya bedah dasarnya
saja, sehingga kurikulum bedah lanjut yang dijalani sama dengan peserta dari
dokter umum. Konsekuensi lain adalah setelah mendapat gelar SpBTKV, maka
gelar SpB tidak dapat digunakan lagi. PPDS yang dikirim dari senter pendidikan
biasanya SpB, karena sudah jadi staf di Fakultas dan biasanya sudah pegawai
negeri. Bagi PPDS yang berasal dari dokter umum, setelah lulus harus berjuang
untuk eksistensinya dalam bidang BTKV, karena tidak ada pilihan lain.
Baru pada tahun 2003 berdasarkan SK Majelis Kolegium Kedokteran
Indonesia no 61/SK/MKKl/2003 tanggal 30 April 2003 dan Forum Dekan Fakultas
Kedokteran Penyelenggara Program Pendidikan Dokter Spesialis no
3472/FD.PPDS/SK/2003 tanggal 12 Juni 2003 pendidikan spesialis Bedah Toraks
Kardiak dan vaskular secara resmi di akui di Universitas Indonesia dan di
Universitas Airlangga.

Program studi BTKV di FKUI diakui keberadaannya pada tgl 19 Februari


tahun 2009, berdasarkan SK Rektor Universitas Indonesia no 131/SK/R/2009,
setelah perjuangan yang dipimpin oleh dr. Kukuh Basuki Rahmat yang saat itu
menjabat sebagai KPS. Setelah diresmikan sebagai program studi resmi dibawah
FKUI, prodi BTKV terus berkembang dan berkarya dalam menghasilkan dokter
spesialis ilmu BTKV yang kompeten, dibawah pimpinan dr. Tarmizi Hakim
sebagai penerus dr. Kukuh sebagai KPS, dilanjutkan oleh dr. Jusuf Rachmat, dan
kemudian dr. Pribadi W. Busro selaku KPS prodi BTKV saat ini

2. VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI, DAN TATA NILAI

Visi, Misi, Tujuan, Sasaran serta Strategi Pencapaian Fakultas Kedokteran


Universitas Indonesia (FKUI) merupakan penjabaran dari Visi dan Misi Universitas
Indonesia yang mencakup tujuan dan penyelenggaraan Tri dharma Perguruan
Tinggi, berlandaskan nilai budaya FKUI-RSCM, berupa :
1. Integritas, yaitu keselarasan antara perkataan dan perbuatan sesuai etika, moral,
dan kemanusiaan
2. Profesionalisme, yaitu kompeten dan bertanggung jawab dalam menjalankan
tugas
3. Kepedulian, yaitu melayani dengan empati, tulus dan peduli
4. Kolaborasi, yaitu bekerjasama secara terpadu dalam kesetaraan untuk mencapai
tujuan bersama
5. Keunggulan, yaitu menghasilkan yang terbaik secara kreatif, inovatif, dan
berkelanjutan.

Dalam pelaksanaanya diperlukan suatu panduan yang memuat arahan, menskala


prioritas pengelolaan dan pengembangannya agar segenap komponon memiliki
konsep yang sama. Sebagai implementasi atas Keputusan Bersama Menteri
Kesehatan RI dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 3/X/SKB/2014 dan
Nomor 02.05/Menkes/406/2014 tanggal 17 Oktober 2014 tentang Sistem Integrasi
Pendidikan dan Pelayanan Kesehatan dari Universitas Indonesia dengan RS
Pendidikan (Academic Health System) ; dan Keputusan Menteri Riset, Teknologi dan
Pendidikan Tinggi Republik Indonesia dengan nomor 55/M/KPT/2018 tentang
Penugasan Perguruan Tinggi untuk Program Percontohan Sistem Kesehatan
Akademik, yaitu sistem integrasi antara FKUI dan Rumah Sakit Pendidikan dalam hal
tata kelola; sumber daya manusia, dana, pendidikan, penelitian dan pelayanan
kesehatan. Untuk periode tahun 2020 hingga tahun 2024, FKUI dan beberapa
Rumah Sakit Pendidikan sudah mulai membangun Academic Health System.

Visi Misi FKUI 2020 -2024 tidak terlepas dari pengembangan renstra pada periode
sebelumnya, yaitu 2015 – 2019 dengan Visi Creating Infinite Experience for All
Through Academic Health System (AHS) atau Menciptakan Pengalaman yang
Istimewa untuk Semua melalui AHS, dengan Misi :
1. Memberikan pelayanan kesehatan paripurna, bermutu dan terjangkau oleh semua
lapisan masyarakat
2. Menyelenggarakan pendidikan yang menghasilkan lulusan terbaik, berbasis riset
di rumah sakit bertaraf internasional
3. Melaksanakan pendidikan dan penelitian kedokteran bertaraf internasional, lintas
disiplin untuk mengatasi dan mengantisipasi masalah kesehatan pada masa
depan
4. Berperan aktif membantu pemerintah di bidang pelayanan, pendidikan dan
penelitian kesehatan
5. Menyelenggarakan tata kelola organisasi yang terintegrasi, efektif, efisien, dan
akuntabel, sehingga terwujud pertumbuhan finansial serta manajemen yang
handal

Selanjutnya pada tahun 2020-2024 terjadi perubahan visi misi FKUI, dikarenakan
mengikuti penyesuaian dan perubahan visi misi Universitas Indonesia (UI).
Berdasarkan analisis strength and weakness serta opportunities and threats
dirumuskan strategi untuk menjalankan misi dan visi UI dan FKUI. Selain itu dalam
peta strategi juga memuat indikator kinerja utama dan target untuk periode 2020-
2024.

Visi FKUI Tahun 2020-2024 adalah Menjadi pusat ilmu pengetahuan, teknologi
kedokteran, dan budaya yang unggul dan berdaya saing, melalui upaya
mencerdaskan kehidupan bangsa untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
sehingga berkontribusi bagi pembangunan Indonesia dan dunia, sedangkan misi
FKUI adalah:
a. Menyediakan akses yang luas dan adil serta pendidikan dan pengajaran yang
berkualitas;

b. Menyelenggarakan kegiatan Tridharma (pendidikan, penelitian, dan pengabdian


kepada

c. Menciptakan lulusan yang berintelektualitas tinggi, berbudi pekerti luhur, dan


mampu bersaing secara global; masyarakat) yang bermutu dan relevan dengan
tantangan nasional serta global;

d. Menciptakan iklim akademik yang mampu mendukung perwujudan visi UI;

e. Menyelenggarakan sistem kesehatan akademik (Academic Health System, AHS)


untuk pembangunan kesehatan wilayah.

Visi dan Misi Program Studi Bedah Toraks, Kardiak, dan Vaskular berkaitan dengan
visi dan misi FKUI. Visi Program Studi Bedah Toraks, Kardiak, dan Vaskular adalah:
Menjadi Program Studi Spesialis Bedah Toraks, Kardiak dan Vaskular yang Menjadi
Program Studi Spesialis Bedah Toraks, Kardiak dan Vaskular yang berbudaya unggul dan
berdaya saing sehingga berkontribusi bagi pembangunan Indonesia dan dunia pada Tahun
2026

Program Studi Bedah Toraks, Kardiak, dan Vaskular kemudian merumuskan misi
Program Studi Bedah Toraks, Kardiak, dan Vaskular yang terdiri dari:
1. Menyelenggarakan pendidikan dokter spesialis Bedah Toraks, Kardiak dan Vaskular FKUI
dengan standar pendidikan yang ditetapkan oleh Kolegium Ilmu Bedah Toraks, Kardiak dan
Vaskular Indonesia yang luas dan adil serta pendidikan dan pengajaran yang berkualitas
2. Menyelenggarakan kegiatan Tridarma yang berbasis pelayanan Ilmu Bedah Toraks, Kardiak
dan Vaskular FKUI untuk pemeliharaan dan pengembangan kompetensi para staf dosen dan
peserta didik dalam proses belajar mengajar dan keterampilan bedah yang bermutu dan
relevan dengan tantangan nasional serta global
3. Menciptakan lulusan spesialis bedah Toraks, Kardiak dan Vaskular yang berintelektualitas
tinggi, berbudi pekerti luhur, dan mampu bersaing secara global
4. Menciptakan iklim akademik Ilmu Bedah Toraks, Kardiak dan Vaskular FKUI yang kondusif
untuk proses belajar mengajar, peningkatan keterampilan bedah dan penelitian serta
mendukung pengembangan sikap peserta didik untuk belajar mandiri yang mampu
mendukung perwujudan visi UI
5. Menyelenggarakan sistem kesehatan akademik (Academic Health System, AHS) yang
terintegrasi antara FKUI, RSUPN Cipto Mangunkusumo, RS Pusat Jantung Nasional
Harapan Kita, RSUP Persahabatan, RSPAD Gatot Soebroto dan RSUD Koja.
6. Menjadi sentra penelitian Ilmu Bedah Toraks, Kardiak dan Vaskular Indonesia terutama pada
bidang sel punca, transplantasi jantung dan paru.

Tujuan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia sebagai berikut:

a. menciptakan komunitas pendidikan kedokteran yang inklusif, berdasarkan


adab, kepercayaan, integritas, saling menghargai, dan kebhinekaan dalam
lingkungan yang aman dan bersahabat;
b. menyiapkan peserta didik menjadi lulusan yang cerdas dan bernurani melalui
penyediaan program pendidikan kedokteran yang jelas dan terfokus sehingga
dapat menerapkan, mengembangkan, memperkaya, dan memajukan ilmu
pengetahuan, teknologi kedokteran, dan kebudayaan;
c. mendorong dan menguatkan pengembangan ilmu kedokteran melalui
penelitian monodisiplin, multidisiplin, interdisiplin, dan transdisiplin demi
menjawab tantangan persoalan kehidupan yang makin kompleks;
d. mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi
kedokteran, dan kebudayaan serta mengupayakan penerapannya untuk
meningkatkan martabat dan kehidupan masyarakat;
e. mendorong dan mendukung peran serta aktif sivitas akademika dalam
pembangunan dan pengabdian kepada masyarakat yang demokratis,
sejahtera, dan beradab sebagai kekuatan moral yang mandiri melalui sistem
kesehatan akademik (Academic Health System, AHS);
f. memperkuat peran sebagai penyelenggara pendidikan kedokteran dan bekerja
sama dengan lembaga dan asosiasi profesi sehingga lulusan dapat
memperoleh keahlian pada tingkat profesional;
g. meningkatkan kuantitas dan kualitas pelayanan kesehatan kepada bangsa,
negara, dan dunia melalui kolaborasi, kemitraan, dan kesempatan untuk
pengayaan ilmu pengetahuan dan budaya melalui pendidikan kedokteran
berkelanjutan;
h. berinvestasi pada pengembangan sarana dan prasarana serta profesionalisme
SDM FKUI dalam rangka mencapai keunggulan kompetitif melalui pengajaran,
riset, dan pengabdian kepada masyarakat.

Tujuan yang ingin dicapai oleh Prodi BTKV FKUI adalah mendidik dan melatih
dokter untuk menjadi dokter spesialis Bedah Toraks, Kardiak dan Vaskular yang
mempunyai tanggung jawab tinggi, pengetahuan luas, mampu menentukan,
merencanakan, dan melaksanakan pendidikan dan penelitian secara mandiri, dan
mampu mengembangkan sikap pribadi sesuai dengan etik ilmu dan etik profesi.

Sasaran Strategis

FKUI menyusun sasaran strategis yang komprehensif dengan memperhatikan dan


mempertimbangkan situasi internal (kekuatan dan kelemahan) dan eksternal
(kesempatan dan tantangan) yang dihadapi saat ini serta pada masa yang akan
datang. Selanjutnya ditetapkan key performance indicator, program kerja, dan
kegiatan yang selaras.

Pencapaian sasaran strategis diharapkan dapat mewujudkan FKUI yang unggul


(berkualitas, relevan, dan berperingkat tinggi, baik di level nasional, regional, maupun
internasional) dan UI yang bermartabat (bereputasi tinggi dan berintegritas). FKUI
sebagai leading faculty selalu berperan aktif mengawal Indonesia menghadapi
tantangan global masa kini dan masa depan serta berkontribusi secara nyata untuk
kemajuan bangsa. Sasaran strategis dalam perspektif pemangku kepentingan, yakni
menjadi UI yang inovatif, mandiri, inklusif, bermartabat, serta unggul di Asia Tenggara
dan dunia.

Sasaran dan pencapaian strategis research-based tridharma adalah memberikan


solusi yang relevan dan komprehensif untuk menjawab tantangan, pengembangan
pusat unggulan riset (center of excellence in research) multi-disiplin, memperkuat
kolaborasi antar disiplin ilmu, kolaborasi antar mitra nasional dan internasional,
memperkuat kolaborasi riset dengan pendekatan n-helix, meningkatkan kualitas riset
dan publikasi internasional
Pengembangan sarana dan prasarana yang sesuai dengan Standar Nasional
Pendidikan Tinggi (SNPT), ramah lingkungan, dan terintegrasi akan mendukung
peningkatan produktivitas kerja individu, di samping tujuan untuk menjadikan UI
mandiri, inovatif, dan unggul.

Sasaran strategis sistem keuangan yang berimbang, efisien, dan mandiri didasarkan
pada prinsip tata kelola yang baik. Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi FKUI
adalah alokasi pendanaan yang semakin terbatas dari pemerintah sehingga harus
lebih proaktif dalam menciptakan sumber pendanaan lain.

Rumah Sakit Umum Pusat Cipto Mangunkusumo (RSUPNCM atau RSCM) sebagai
sebuah pusat pelayanan kesehatan sekaligus rumah sakit pendidikan utama dan FKUI
terikat dalam kerangka kerjasama berbasis Academic Health Center (AHC) berupaya
mengembangkan tata kelola tanpa batas institusional untuk meningkatkan efektivitas
dan efisiensi kerja sama antar keduanya.

Program studi Bedah Toraks, Kardiak, dan Vaskular dengan mempertimbangkan visi
dan misi Prodi dan Fakultas merumuskan sasaran dan strategi pencapaian yang
terbagi dalam periode pencapaian.

Sasaran
 Dalam 1 tahun:
1. Terciptanya cost effectiveness pendidikan.
2. Tercapainya kepuasan peserta didik, staf pengajar, alumni, pengguna
lulusan dan pegawai pada program studi Bedah Toraks, Kardiak dan
Vaskular FKUI.
3. Terwujudnya kerja sama dengan rumah sakit dan institusi afiliasi
4. Terwujudnya atmosfir akademik, budaya berkinerja dan menolong
 Dalam 3 tahun:
1. Terwujudnya program studi Bedah Toraks, Kardiak dan Vaskular Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia sebagai pusat pendidikan dan penelitian
berbasis bukti.
2. Terlaksananya penjaminan mutu program studi Bedah Toraks, Kardiak dan
Vaskular FKUI.
3. Tercapainya peningkatan kualitas pendidikan Bedah Toraks, Kardiak dan
Vaskular yang berbasis bukti
4. Terwujudnya sistem manajemen program studi yang handal
5. Mewujudkan staf yang memiliki kompetensi komprehensif dan kinerja yg
unggul
 Dalam 5 tahun:
1. Mewujudkan sistem monitoring dan evaluasi program studi
2. Tersedianya sarana dan prasarana berbasis teknologi terkini dalam bidang
Bedah Toraks, Kardiak dan Vaskular.
Strategi Pencapaian
 Tahun 1:
1. Perbaikan sistem manajemen keuangan
2. Menyusun unit cost operasional pendidikan
3. Melaksanakan survey kepuasan peserta didik, staf pengajar, alumni,
pengguna lulusan dan pegawai
4. Pengembangan MOU kerjasama dengan rumah sakit dan institusi
pendidikan di luar FKUI/RSCM
5. Penetapan tahapan pembuatan karya akhir
6. Penyusunan Program perencanaan riset operasional.
7. Fasilitasi kegiatan dan publikasi ilmiah
8. Mengefektifkan pencatatan kegiatan peserta didik dan staf pengajar
dalam logbook

 Tahun 2-3:
1. Menyusun rencana pelatihan untuk mencapai kualifikasi pendidik dan
kursus EBM (Evidence Based Medicine) bagi seluruh staf pengajar
2. Evaluasi dan Revisi kurikulum oleh tim penjaminan mutu
3. Menyusun sistem manajemen, administrasi dan keuangan program studi
4. Program pengembangan staf pengajar untuk mengikuti S3, Fellowship,
Workshop dan Kursus resmi

1. Tahun 4-5
1. Proses Akreditasi Program Studi
2. Perencanaan dan pengadaan skill lab
3. Membangun sistem informasi manajemen RS yang terpadu untuk menunjang
kebutuhan layanan, pendidikan, penelitian
4. Program pengadaan sarana dan prasarana berbasis teknologi terkini untuk
Pendidikan
5. Terciptanya cost efectiveness pendidikan.
6. Terwujudnya program studi BTKV FKUI sebagai pusat pendidikan dan
penelitian berbasis bukti.
7. Tercapainya kepuasan peserta didik, staf pengajar, alumni, pengguna lulusan
dan pegawai pada program studi BTKV.
8. Terlaksananya penjaminan mutu program studi BTKV
9. Tercapainya peningkatan kualitas pendidikan bedah toraks kardiak dan
vaskular yang berbasis bukti
10. Terwujudnya kerja sama dengan rumah sakit dan institusi afiliasi
11. Terwujudnya sistem manajemen program studi yang handal
12. Mewujudkan sistem monitoring dan evaluasi program studi
13. Terwujudnya atmosfir akademik, budaya berkinerja dan menolong
14. Mewujudkan staf yang memiliki kompetensi komprehensif dan kinerja yg
unggul
15. Tersedianya sarana dan prasarana berbasis teknologi terkini dalam bidang
BTKV

Nilai Utama Universitas


FKUI dalam mewujudkan visi dan misinya mengacu pada 9 (sembilan) nilai UI, yaitu
kejujuran, keadilan, keterpecayaan, kemartabatan, tanaggungjawab, kebersamaan,
keterbukaan. kebebasan akademik, dan kepatuhan pada aturan.

3. ORGANISASI DAN TATA KERJA


FKUI melalui Peraturan Dekan nomor 252/UN2.F1.D/HKP.01.03/2021 tentang
Peraturan Internal (faculty bylaws) Fakultas Kedokteran UI, telah menetapkan
tugas, wewenang dan tanggung jawab FKUI sebagai pelaksana Tri Dharma
Perguruan Tinggi dengan struktur organisasi FKUI seperti tertuang pada Gambar
Gambar 1. Struktur Organisasi FKUI

Untuk menjamin terwujudnya visi, terlaksananya misi, tercapainya tujuan dan


berhasilnya strategi pencapaian sasaran yang telah disusun FKUI serta upaya
penerapan Good Faculty Governance serta mempertimbangkan semakin
berkembangnya aktivitas FKUI, maka struktur organisasi tersebut disusun agar
dapat menggambarkan kelengkapan struktur organisasi fakultas yang memiliki
wewenang dalam melaksanakan tujuh fungsi manajemen yaitu perencanaan,
pengorganisasian, pengembangan staf, pengawasan, pengarahan,
representasi, dan penganggaran. Penjelasan stuktur organisasi ada pada Buku
Faculty by law tahun 2021

Struktur organisasi Program Studi Bedah Toraks, Kardiak, dan Vaskular


FKUI/RSCM Jakarta disesuaikan dengan Struktur Organisasi dan Tata Kelola
FKUI/RSCM dan di sah kan pada Pengesahan Rencana Strategis Program
Studi 2020-2024.

Dekan FKUI
Unit Penjamin
Mutu Akademik Fakultas
Kepala Departemen Bedah Dr. dr. Tri Wisesa
Dr. dr. Diani Kartini, Sp.B, Soetisna, Sp.BTKV,
Subsp. JD (K), MARS
Ketua Program Subsp. Onk (K) dr. M. Arza Putra, Subsp.
Tim Penjamin Studi Bedah JD (K), MARS
Mutu Akademik Toraks Kardiak
Fakultas dan Vaskular dr.
Dr. dr Pribadi W. Busro,
Sp.BTKV, Subsp. JPK (K)
4. MAHASISWA DAN LULUSAN
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia memiliki 5 (lima) Jenjang Program
Pendidikan, yang terdiri dari Jenjang S1 (Pendidikan Dokter dan Profesi Dokter),
Jenjang S2 (Magister), Jenjang S3 (Doktor), Jenjang (Sp1) Spesialis, Jenjang (Sp2)
Subspesialis dan seluruh jenjang tersebut terdiri dari 46 Program Studi.
Pada tahun 2018 jumlah mahasiswa yang terdiri dari 46 Program Studi adalah,
semester 1 = 4049 dan Semester II = 3923, pada tahun 2019 jumlah mahasiswa
adalah, semester 1 = 4086 dan Semester II = 3964, pada tahun 2020 jumlah
mahasiswa adalah, semester 1 = 4164 dan Semester II = 5020. Data Jumlah
mahasiswa pada tahun 2018, 2019, 2020 (3 tahun terakhir) seluruh data program
studi secara lengkap terdapat pada Buku 3A Tabel.4
Pada program studi Bedah Toraks, Kardiak, dan Vaskular ….

5. DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN


Jenis kepegawaian dosen di FKUI dibagi 2 jenis yaitu dosen tetap dan dosen tidak
tetap. Dosen tetap terdiri dari CPUI PTN-BH, CPNS Kemendikbud, PUI PTN-BH,
PNS Kemendikbud dan dosen NIDK (Kemenkes). Dosen tidak tetap berasal dari
Kemenkes yang belum memiliki NIDK maupun dosen pensiun dengan skema
penugasan tidak tetap, dapat berasal dari RS pendidikan utama maupun RS
jejaring. Pengadaan dosen tetap CPUI dan CPNS diupayakan untuk terus
ditingkatkan jumlahnya mengingat aturan jumlah dosen NIDN diharuskan lebih
banyak dari dosen NIDK (data lengkap dan penajelasan Staf Pendidik FKUI
Berdasarkan Status Kepegawaian disampaikan pada Kriteria 4 tentang SDM).
Pada tahun 2017 - 2020 dijalaskan bahwa komposisi dosen tetap NIDN (CPNS UI,
CPUI, PNS Kemdikbud, PUI) berjumlah=280 (47%) dan dosen tetap NIDK
berjumlah= 312 (53%). FKUI terus mengupayakan pengadaan dosen tetap CPUI
dan CPNS Kemendikbudristek. FKUI berupaya dan mengusulkan ke UI pengadaan
penerimaan pegawai tetap NIDN melalui jalur CPUI(PTN-BH) dan CPNS dari
Kemendikbudristek. Sejak tahun 2017-2021 sudah ada penambahan 47 dosen
tetap.
Dari jumlah tersebut 15,6%% adalah Guru Besar dan 12,5 % adalah Lektor Kepala
dan 81,5% telah berpendidikan Sp2 dan S3. Jumlah dan kualifikasi tersebut
dianggap mencukupi untuk menaungi 46 program studi yang ada di FKUI. Capaian
kinerja dosen FKUI pada umumnya berkinerja sangat baik. Dosen-dosen FKUI
banyak mencapai prestasi yang membanggakan diantaranya penghargaan peneliti
terbaik tingkat nasional, dosen berprestasi tingkat UI dan nasional, serta
penghargaan tingkat internasional.
Dalam 4 tahun terakhir (2018-Agustus 2021) FKUI telah berhasil memperoleh
tambahan jumlah Lektor Kepala 46 dan Guru Besar 47. Dosen yang mendapatkan
jabatan fungsional pertama kali Asisten Ahli 27 dan Lektor 120. Total keseluruah
pencapaian dosen yang memperoleh jabatan fungisional sebanyak 240 dosen.
Pada program studi Bedah Toraks, Kardiak, dan Vaskular, 25 tenaga pengajar
tersebar di beberapa Rumah Sakit Pendidikan: RSUPN Cipto Mangunkusumo, RSU
Persahabatan, RSJPD Harapan Kita, dan RSPAD Gatot Subroto. Saat ini Prodi
BTKV memiliki 25 pengajar yang 23 diantaranya bergelar subspesialis berdasarkan
peminatan masing-masing, dan 3 bergelar Doktor. Hingga saat ini Prodi BTKV
masih belum memiliki Guru Besar. Rasio peserta didik Prodi BTKV terhadap jumlah
tenaga didik adalah 3,2:1

6. KEUANGAN, SARANA DAN PRASARANA


7. SISTEM PENJAMINAN MUTU
Sistem Penjaminan Mutu Akademik di FKUI dilaksanakan dalam kerangka
perbaikan dan peningkatan mutu secara berkesinambungan (continuous quality
improvement) yang telah disepakati dan ditetapkan oleh Rektor. Kebijakan SPMA
dilakukan mengikuti siklus Penetapan (P), Penetapan (P), Evaluasi (E),
Pengendalian (P) dan Peningkatan (P) atau disingkat PPEPP.
Penetapan
Kebijakan Sistem Penjaminan Mutu Akademik FKUI ditetapkan mengacu kepada :
1. UU No. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan tinggi (UU Dikti) Bab III pasal 53
tentang Sistem penjaminan mutu Pendidikan tinggi (SPM Dikti) yang terdiri
atas:
a. sistem penjaminan mutu internal (SPMI) yang dikembangkan PT
b. sistem penjaminan mutu eksternal (SPME) yang dilakukan melalui
akreditasi tingkat nasional dan internasional
c. Pangkalan data Pendidikan tinggi (PD Dikti)
2. Permenristekdikti No. 44 Tahun 2015 Tentang Standar Nasional Pendidikan
Tinggi (SN Dikti)
3. SK Rektor Universitas Indonesia No. 1421/SK/R/UI/2010 tentang Kebijakan
Sistem Penjaminan Mutu Akademik di Universitas Indonesia.
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 57 tahun 2021 tentang
Standar Nasional Pendidikan Tinggi
5. Permenristekdikti No. 62 Tahun 2016 Tentang Sistem Penjaminan Mutu
Pendidikan Tinggi
6. Peraturan Rektor No. 009 Tahun 2016 tentang Sistem Penjaminan Mutu
Internal UI.
7. Standar pendidikan kolegium masing-masing disiplin ilmu sesuai kekhususan
PS

Organisasi Pelaksana :
Peraturan Rektor Universitas Indonesia No. 009 Tahun 2016 tentang kebijakan
sistem penjaminan mutu internal Universitas Indonesia menetapkan organisasi
pelaksana penjaminan mutu di UI dilakukan secara berjenjang dimulai dari:
 Tingkat universitas dilakukan oleh Badan Penjamin Mutu Akademik
(BPMA).
 Tingkat Fakultas dilakukan oleh Unit Penjamin Mutu Akademik (UPMA).
 Tingkat Departemen atau Program studi dilakukan oleh Tim Penjamin Mutu
Akademik (TPMA)
UPMA FKUI diangkat melalui SK Dekan FKUI
No.SK212/UN2.F1.D/HKP.02.04/2021, terdiri dari ketua, sekretaris dan 4 anggota.
Dalam melakukan tugas, fungsi dan kewenangannya UPMA melaporkan
pelaksanaan penjaminan mutu secara berkala kepada Dekan dan BPMA.
Untuk membantu pelaksanaan penjaminan mutu di tingkat program studi, Dekan
atas usulan UPMA, mengangkat tim penjamin mutu akademik (TPMA) melalui ST
Dekan Nomor: ST-278/UN2.F1.D/SDM.07/2021. Dalam melaksanakan tugasnya
TPMA melaporkan pelaksanaan penjaminan mutu PS secara berkala setiap
semester kepada UPMA.
Instrumen
Instrumen yang digunakan dalam penjaminan mutu di FKUI mengacu pada
instrumen yang dibuat dan dikembangkan oleh BPMA dan instrumen yang
disusun dan dikembangkan UPMA FKUI sesuai standar yang ditetapkan.
- Instrumen Audit Internal Akademik (AIA) dikembangkan BPMA ;
- Instrumen Evaluasi Internal Semester (EVISEM, dilaksanakan setiap semester
dan Evaluasi Internal Tahunan (EVITAH), dilaksanakan setiap tahun
dikembangkan oleh BPMA secara on line melalui http://sipma.ui.ac.id/;
- Instrumen Evaluasi Fasiltator oleh Mahasiswa PSPD (EFOM), dilaksanakan
setiap semester, dikembangkan oleh BPMA dan dapat diakses secara on line di
http://edom.ui.ac.id/ ;
- Instrumen Evaluasi Dosen S2 dan S3 oleh Mahasiswa (EDOM), dilaksanakan
setiap semester, dikembangkan oleh UPMA FKUI dilakukan setiap tahun secara
on line melalui http://edom.fk.ui.ac.id/ ;
- Instrumen Evaluasi Dosen Pendidik Klinik oleh Peserta Didik (EDAKOP),
dilaksanakan setiap tahun, dikembangkan oleh UPMA FKUI dapat diakses secara
on line melalui http://edakop.fk.ui.ac.id/;
- Instrumen Evaluasi Internal FKUI (EVIN FKUI) dikembangkan oleh UPMA FKUI .
- Instrumen Evaluasi Mahasiswa S3 Mengenai Pendidikan dan Riset (EMPIRIS),
dilaksanakan setiap tahun, dikembangkan oleh BPMA, diisi oleh mahasiswa S3
setiap akhir semester dan dapat diakses secara on line di http://bit.ly/EMPIRIS-UI;
Evaluasi:
Evaluasi pelaksanaan penjaminan mutu akademik di FKUI dilakukan secara
berkala dan berkesinambungan oleh pihak internal dan eksternal. Evaluasi
internal dilakukan melalui:
a. Audit Internal Akademik (AIA) oleh auditor internal yang ditunjuk oleh BPMA,
Tujuan audit internal adalah mengukur kesesuaian elemen-elemen SPMA
dengan persyaratan-persyaratan yang telah ditetapkan oleh UI .Setiap elemen
yang tidak memenuhi persyaratan dinyatakan dalam ketisaksesuaian (KTS)
b. Pemantauan pengisian instrumen penjaminan mutu (EVISEM,EVITAH,
EFOM,EDOM,EMPIRIS,EDAKOP) oleh UPMA yang dilanjutkan dengan
membandingkan hasil pengisian instrumen tersebut dengan standar yang telah
ditetapkan.
Evaluasi eksternal dilakukan dengan akreditasi di tingkat nasional dan
internasional. Di tingkat nasional akreditasi dilakukan oleh LAM-PTKes setiap 5
tahun. Untuk tingkat internasional dua program studi di FKUI yaitu PS
Pendidikan Dokter dan PS Magister Ilmu Biomedik telah memperoleh sertifikat
dari ASEAN UNIVERSITY NETWORK QUALITY AASURANCE (AUN QA) pada
tahun 2015 dan 2019.
Pengendalian:
Pengendalian pelaksanaan standar di tingkat PS dilakukan oleh TPMA untuk
menelaah kesesuaian isian dengan dokumen bukti . UPMA akan menganalisis
laporan TPMA dan hasil isian PS. Temuan yang didapat dicatatkan dalam review
UPMA. Hasil review dan rekomendasi akan digunakan oleh Dekan untuk
menyusun EVITAH.

Peningkatan:
Hasil review terhadap EVISEM dan rekomendasi yang dibuat oleh UPMA serta
tindak oleh UPPS dalam EVITAH dirangkum oleh BPMA dalam laporan EVITAH.
Laporan ini disampaikan kembali oleh BPMA kepada pimpinan UPPS untuk
dijadikan dasar tindakan koreksi atas temuan (findings) dalam upaya perbaikan
PS dalam penyusunan rencana kerja dan anggaran tahunan.

8. KINERJA UNIT PENGELOLA PROGRAM STUDI DAN PROGRAM STUDI


Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia sangat bangga dan mengapresiasi
setiap prestasi yang diraih oleh warganya (civitas akademika). Selain aktif pada
kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi, riset, pengabdian pada masyarakat, dan
unsur penunjang lainnya FKUI percaya bahwa prestasi yang berhasil diraih
tersebut merupakan hasil dari kerja keras dan usaha yang telah dilakukan.
Sebagai salah satu institusi pendidikan kedokteran terbaik, atmosfer akademik
yang dimiliki FKUI telah mampu mendorong mahasiswa, dosen, dan karyawan
untuk senanatiasa mengukir berbagai prestasi. Pencapaian prestasi tersebut
juga merupakan wujud dari suatu sistem pengembangan karakter melalui
pembelajaran dalam menghadapi kesulitan guna mendapatkan hasil yang
gemilang. Meningkatnya hasil capaian jumlah-jumlah riset yang telah publikasi
secara nasional dan internasional oleh dosen maupun peserta didik, kerjasama-
kerjasama dengan instansi luar negeri maupun dalam negeri dalam bidang
pendidikan pembelajaran, riset, pengabdian pada masyarakat, dan unseur
penunjang, meningkatnya pencapaian perolehan hak paten dan hak kekayaan
intelektual (HAKI) setiap tahunnya, meningkatnya jabatan fungsional Guru
Besar, dan seluruhnya ini adalah pencapaian yang sangat luar biasa bagi FKUI.
Salah satu misi dari FKUI adalah untuk menghasilkan lulusan dokter berkualitas
yang mampu beradaptasi dan berprestasi di tingkat nasional maupun
internasional. Ajang kompetisi yang sifatnya akademik maupun non-akademik
tentu saja menjadi kesempatan bagi mahasiswa untuk menunjukkan
kepercayaan diri khususnya dalam penguasaan pengetahuan serta
keterampilan yang dikembangkan selama masa pendidikan di FKUI.

KRITERIA 1. VISI, MISI, TUJUAN, DAN STRATEGI

KRITERIA 2. TATA PAMONG, KEPEMIMPINAN, SISTEM PENGELOLAAN, DAN


PENJAMINAN MUTU
Sumber Daya Manusia yang terdapat di Program Studi Bedah Toraks
Kardiak Vaskular RSCM/FKUI adalah sebagai berikut:
1. Kepala Departemen Ilmu Bedah

Dr. dr. Diani Kartini, Sp.B, Subsp. Onk. (K)

2. Ketua Program Studi

DR. dr. Pribadi W. Busro, Sp.BTKV, Subsp. JPK (K)

3. Sekretaris Program Studi

dr. Susan Hendriarini Mety, Sp.BTKV, Subsp. T (K)

dr. Suprajitno Wardoyo, Sp.BTKV, Subsp. JPK (K)

4. Penanggung Jawab Administrasi dan Keuangan


dr. Suprajitno Wardoyo, Sp.BTKV, Subsp. JPK (K)
5. Penanggung Jawab Ilmiah dan Penelitian
Dr. dr. Tri Wisesa Soetisna, Sp. BTKV, Subsp. JD (K), MARS
Sumber daya manusia dalam struktur organisasi Program Studi Bedah
Toraks Kardiak Vaskular FKUI melakukan tugas berupa :
 Perencanaan tata pamong yang mencakup analisis dan identifikasi
permasalahan yang berkaitan dengan bidang-bidang
 Pengembangan dan penyesuaian kurikulum yang sesuai dengan
kebutuhan profesionalisme
 Pendidikan dan pengajaran
 Bimbingan akademik dan profesi
 Administrasi umum
 Bimbingan penulisan penelitian akhir dan lainnya

Ketua Program Studi dalam menyelesaikan suatu masalah atau mengambil


keputusan, dikoordinasikan dengan bidang-bidang terkait sesuai dengan jenis
dan karakteristik masalah yang dihadapi. Bidang yang terdapat dalam struktur
organisasi program studi diberi keleluasaan dan kewenangan untuk
mengembangkan kreativitasnya dalam pemecahan suatu masalah untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara kolektif. Pengendalian dilakukan
dengan mekanisme pertanggungjawaban masing- masing bidang.
Ketua Program Studi dipilih dari Staf Pengajar yang mengajar pada Program
Studi Bedah Toraks Kardiak Vaskular, disetujui oleh seluruh staf Departemen
Bedah, dan diteruskan ke Dekan FKUI. Seterusnya SK dikeluarkan oleh Rektor
Universitas Indonesia.
Partisipasi civitas akademika dalam pengembangan kebijakan serta
pengelolaan dan koordinasi pelaksanaan program tercermin dalam tata pamong
seperti dalam bidang pengembangan kurikulum, pendidikan, dan pengajaran,
bimbingan akademik dan profesi, administrasi umum, bimbingan penulisan
penelitian akhir, serta pengembangan sumber daya manusia. Pelaksanaan
partisipasi dalam pengembangan kebijakan serta pengelolaan dan koordinasi
pelaksanaan program dikoordinasikan oleh Ketua Program Studi dibantu oleh
para staf pengajar.
Penyusunan rencana kerja dan pengembangan program dilaksanakan oleh
Ketua Program Studi yang telah melalui koordinasi dengan bidang-bidang yang
ada dan dengan Divisi Bedah Toraks Kardiak Vaskular maupun dengan
Departemen Bedah. Rencana kerja disusun sesuai dengan visi, misi dan tujuan
dari program studi.Rencana kerja tersebut harus mengikuti renstra FKUI,
selanjutnya diteruskan ke fakultas. Proses selanjutnya setelah mendapat koreksi
dari fakultas, dilakukan perbaikan, apabila sudah dapat persetujuan dari yang
berwenang di fakultas akan diteruskan ke universitas.
Untuk mengefektifkan dan mengefisiensikan kepemimpinan, program studi
dipimpin oleh Ketua Program Studi dan Sekretaris Program Studi, administrasi
umum, dan administrasi keuangan.Untuk mengevaluasi program akademik dan
profesi peserta didik, selain evaluasi harian dengan buku log, evaluasi dilakukan
setiap 3 bulan sesuai dengan rotasi peserta didik ke setiap lahan pendidikan.Pada
waktu rapat evaluasi, dilakukan juga evaluasi kinerja dari peserta didik, dan
apabila ada yang bermasalah, akan dipanggil untuk diberikan pengarahan serta
mendapat bimbingan atau pembinaan. Dalam kurun waktu 1 semester, setiap
peserta didik di evaluasi sesuai dengan jadwal rotasi selama 2 kali.
Hasil dari kajian dan evaluasi kendali mutu terhadap pengalaman dan mutu
hasil belajar peserta didik tercermin dari peningkatan pencapaian nilai IPK peserta
didik, serta ketepatan dalam pelaksanaan kegiatan akademik dan profesi.
Dampak dari proses penjaminan mutu oleh program studi tercermin dari proses
belajar baik peserta didik dan staf pengajar dalam kegiatan akademik dan profesi.
Sistem pelaporan pendidikan dan pengajaran di Universitas Indonesia sudah
dilakukan secara online, sehingga semua program kerja program studi harus
mengikuti sistem yang dilaksanakan di Universitas. Semua permaslahan
administrasi, baik mengenai keuangan, jadwal ujian, input data nilai ujian, data
staf pengajar, proses belajar mengajar, telah terdata secara online yang up to
date.
Untuk peningkatan kualitas staf pengajar, Departemen dan program studi
memberikan dorongan dan motivasi kepada staf pengajar untuk melanjutkan studi
keahlian baik non gelar maupun akademik serta keseminatan.Kerjasama program
studi dengan stakeholder dalam bidang pelayanan rumah sakit baik pemerintah
maupun swasta adalah dalam kegiatan akademik dan profesi, penelitian, dan
kerjasama kegiatan lainnya yang bersifat akademik dan profesi yang
berhubungan dengan Bedah Toraks Kardiak Vaskular.
Struktur Organisasi Program Studi Bedah Toraks Kardiak dan Vaskular:

Dekan FKUI
Unit Penjamin
Mutu Akademik Fakultas
Kepala Departemen Bedah Dr. dr. Tri Wisesa
Dr. dr. Diani Kartini, Sp.B, Soetisna, Sp.BTKV,
Subsp. JD (K), MARS
Ketua Program Subsp. Onk (K) dr. M. Arza Putra, Subsp.
Tim Penjamin Studi Bedah JD (K), MARS
Mutu Akademik Toraks Kardiak
Fakultas dan Vaskular dr.
Dr. dr Pribadi W. Busro,
Sp.BTKV, Subsp. JPK (K)

Dosen Dosen Pembimbing


Sekretaris Konseling Akademik
Program Studi
Bedah Toraks
Pj. Penelitian
Kardiak dan
dan
Vaskular
Ilmiah
- dr. Suprayitno Wardoyo, Staf Bagian
Sp.BTKV, Subsp. JPK (K) Akademik dan
- dr. Susan Hendriarini Mety, Keuangan
Sp.BTKV, Subsp. T (K) Oviani Agustina, SE
Vivi Devitasari, S.Psi

Pj. Lahan Pj. Lahan


Pj. Lahan Pj. Lahan
Pendidikan Pendidikan
Pendidikan Bedah Pendidikan
Bedah Jantung Bedah Vaskular
Jantung Pediatrik- Toraks
Dewasa dr. Dicky Aligheri Wartono,
Kongenital - RSCM : dr. Ignatius
dr. Sugisman, Sp.BTKV, Subsp. VE (K)
dr. Salomo Purba, Wuryantoro, Sp.BTKV,
Sp.BTKV, Subsp. Subsp. T (K)
Sp.BTKV, Subsp.
JD (K) - RSP : dr. Susan dr.
JPK (K)
Hendriarini Mety,
Sp.BTKV, Subsp. T (K)

PESERTA DIDIK DAN LULUSAN

Sistem rekrutmen peserta PPDS baru mencakup kebijakan dan sistem


penerimaan. Ujian masuk Bedah Toraks Kardiak Vaskular diselenggarakan bulan
April dan Oktober setiap tahunnya. Persyaratan peserta PPDS baru mencakup
persyaratan umum yang mengacu ke syarat yang pendaftaran online SIMAK UI
dan syarat khusus sesuai dengan kualifikasi yang ditetapkan di program studi
BTKV. Tahapan seleksi berupa ujian SIMAK UI, uji psikotes dan MMPI, uji
pengetahuan (faal Kardiovaskular dan respirasi serta ilmu bedah), ujian OSCE
serta wawancara. Format penilaian mengacu pada sistem skor yang telah
ditetapkan dalam pedoman penerimaan peserta didik baru program studi BTKV
FKUI. Nama-nama yang lulus seleksi di tingkat program studi akan dibawa ke
rapat yudisium fakultas untuk mendapatkan persetujuan dekan. Sebelum
pengumuman akhir dari universitas, nama-nama tersebut terlebih dahulu dibawa
ke tingkat universitas untuk persetujuan rektor.

Saat ini jumlah peserta didik prodi BTKV FKUI sebanyak 81 orang dengan
daya tampung setiap semesternya sebanyak tujuh orang, dimana lima orang
diterima melalui jalur regular dan dua melalui jalur khusus. Dilihat dari
kemampuan akademik, rata-rata IPK kelulusan dalam tiga tahun terakhir adalah
3,43 dengan IPK tertinggi mencapai 3,75 dan IPK terendah 3,02. Kemudian dari
hasil ujian kolegium dalam tiga tahun terakhir, kelulusan first taker mencapai
100%. Disamping itu, banyak peserta didik yang meraih prestasi baik ditingkat
lokal, nasional maupun internasional.
Layanan kepada peserta didik terus mengalami perbaikan dari waktu ke
waktu. Diskusi kasus, journal reading, bimbingan operasi dan bed site teaching
adalah bentuk kegiatan harian yang rutin dilakukan. Bimbingan penulisan karya
tulis juga semakin digiatkan sebagai fasilitas bagi peserta didik untuk
meingkatkan kemandirian dan kreativitas. Peserta didik juga didorong untuk aktif
dalam berbagai kegiatan seperti simposium, seminar, penulisan karya ilmiah,
penelitian akhir, diskusi di bidang akademik dan profesi, pengabdian masyarakat
dan kegiatan sosial lainnya. Disamping itu, untuk melatih kemampuan
bersosialisasi peserta didik selalu dilibatkan dalam berbagai kepanitiaan
pertemuan ilmiah dalam berbagai bentuk kegiatan workshop, Ismid Busroh
Monthly Academia (IBMA), simposium, seminar dan diskusi, focus group
discussion, kuliah tamu dan lain-lainnya.
Dalam meningkatkan keberlangsungan proses belajar mengajar yang baik dan
berkuallitas maka peserta didik dengan berkoordinasi dengan pimpinan program
studi secara berkala mengadakan ekstra kurikuler bagi seluruh peserta didik dan
staf pengajar dalam rangka membangun hubungan keakraban yang dekat antar
peserta didik dan staf pengajar antara lain gathering dengan keluarga, halal
bihalal, buka puasa bersama dan beragam kegiatan sosial lainnya.

Tabel 2. Minat calon peserta didik yang ingin melanjutkan pendidikan periode 2014 –
2021 berdasarkan yang sudah lulus seleksi administrasi
No. Periode Pendaftar
1 Juli 2014 7
2 Januari 2015 4
3 Juli 2015 8
4 Januari 2016 14
5 Juli 2016 6
6 Januari 2017 10
7 Juli 2017 15
8 Januari 2018 10
9 Juli 2018 20
10 Januari 2019 20
11 Juli 2019 22
12 Januari 2020 16
13 Juli 2020 11
14 Januari 2021 23
15 Juli 2021 23
16 Januari 2022 30

Kegiatan Pelayanan Program Studi Kepada Peserta Didik:


6. Pembimbing Akademik di setiap lahan melalui kegiatan visite, diskusi, ronde
besar, laporan jaga, pre-postoperatif, poliklinik, operasi, karya ilmiah, dan
penelitian akhir
7. Pelatihan skill melalui kegiatan seperti cadaver, live animal wet lab dan basic
cardiac surgical skill
8. Konsultasi dengan staf pengajar bagi peserta didik yang menghadapi
kesulitan dan permasalahan akademik melalui dosen pembimbing akademik
9. Konseling permasalahan non akademik dengan staf konselor yang telah
ditunjuk oleh program studi
10. Mengirimkan peserta didik dalam kegiatan seminar, workshop, simposium
baik nasional maupun internasional.
11. Mengikut sertakan peserta didik dalam penelitian dan karya ilmiah.

Berangkat dari visi, misi, dan tujuan program pendidikan dokter spesialis Bedah
Toraks Kardiak Vaskular, kompetensi dan etika lulusan yang diharapkan yaitu
bertanggung jawab dalam pengamalan ilmu yang didapat secara optimal,
bersikap sesuai dengan etik ilmu dan etik profesi, mampu memberikan pelayanan
kepada penderita dan masyarakat secara profesional, menegakkan diagnosis
yang benar serta melakukan terapi dengan standar kompetensi yang telah
ditetapkan oleh Kolegium Bedah Toraks Kardiak Vaskular Indonesia.
SUMBER DAYA MANUSIA

1. Sistem Rekruitmen dan Pengelolaan Tenaga Kependidikan

Sistem rekrutmen staf pengajar dan staf administrasi pada dasarnya mengikuti
tatacara pelaksanaan seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) yang ditetapkan
oleh Kementerian Pendidikan Nasional. Namun karena CPNS FKUI juga berasal
dari Kementerian Kesehatan maka antara FKUI dan RSUPN dr.Cipto
Mangukusumo telah menjalin secara terpadu dalam hal penerimaan Staf
Pengajar. Oleh karena itu, ketentuan rekrutmen dan proses kredensialing staf
pengajar klinis FKUI di RSCM menggunakan ketentuan yang sama dan dilakukan
oleh tim rekruitmen bersama. Jalur rekrutmen yang dapat digunakan anatara lain
jalur Pegawai Negeri Sipil (PNS) baik yang berasal dari Kementerian Pendidikan
Nasional dan Kementerian Kesehatan, jalur pegawai Universitas Indonesia
Badan Hukum Milik Negara, dan jalur Pegawai Non Pegawai Negeri Sipil RSCM.

Sebelum mengikuti persyaratan rekruitmen calon staf di FKUI secara terpadu,


calon peserta mengajukan lamaran ke Departemen Medik Ilmu Bedah RSUPN
Dr. Cipto Mangunkusumo (RSUPN CM), apabila di Departemen Medik RSUPN
CM memang ada formasi untuk pengembangan salah satu divisi ilmu bedah,
dengan melihat analisis kebutuhan SDM, analisis beban kerja, maka diadakan
rapat seluruh staf pengajar Departemen Medik Ilmu Bedah RSUP CM, dan hasil
keputusannya diteruskan ke Direktur RSCM dan ke Dekan FKUI untuk mengikuti
proses selanjutnya. Bahan pertimbangan untuk penerimaan staf pengajar di
Departemen Medik Ilmu Bedah RSUPN CM yaitu melihat dari formasi divisi ilmu-
ilmu Bedah yang diperlukan, mempertimbangkan calon staf dengan dedikasi
yang tinggi dalam bidang pendidikan- penelitian dan mempunyai motivasi untuk
meningkatkan pengetahuannya, dan mempertimbangkan calon staf yang
mempunyai kemampuan untuk menjadi pembimbing akademik dan profesi.

2. Profil Staf Pengajar dan Tenaga Kependidikan

Jumlah staf pengajar Program Studi Ilmu Bedah Toraks Kardiak dan Vaskular
FKUI terdiri dari 25 staf pengajar yang 23 diantaranya sudah mendapatkan gelar
Konsultan dan 5 diantaranya sudah mencapai tingkat pendidikan Doktor. Bila

38
dibandingkan dengan jumlah peserta PPDS sebesar 81 orang, maka rasio
jumlah staf dan mahasiswa menjadi 1:3,24.

Rasio ini merupakan angka yang masih dirasa cukup untuk melaksanakan
pembelajaran profesi dokter spesialis di program studi ilmu bedah toraks kardiak
dan vaskular FK UI. Berikut adalah profil dan kualifikasi Staf Pengajar:
Tabel. Profil dan Kualifikasi Staf Pengajar RS utama dan Jejaring
Staf Pengajar Jumlah
Doktor 5
Spesialis (Konsulen) 25 (23)
Jumlah total seluruh pengajar 25

3. Peraturan Kerja dan Kode Etik

Peraturan kerja dan kode etik Staf Pengajar diatur dalam kode etik staf
pengajar yang tertuang dalam Standar Pendidikan Profesi Dokter Spesialis Ilmu
Bedah Toraks Kardiak dan Vaskular, Kolegium Ilmu Bedah Toraks Kardiak dan
Vaskular Indonesia, dan semua staf pengajar sudah mengikuti TOT baik yang
diselenggarakan oleh Fakultas maupun oleh Rumah Sakit.

4. Pengembangan Staf

Bagi staf-staf muda diberikan motivasi untuk meningkatkan pengetahuan


dan kemampuannya dengan memberikan kesempatan untuk belajar baik di dalam
negeri maupaun pendidikan-pendidikan singkat di luar negeri, dan melanjutkan
jenjang pendidikan S3. Semua Staf Pengajar aktif dalam mengikuti kegiatan
ilmiah, workshop, lokakarya, diskusi, dan simposium di bidang ilmu bedah toraks
kardiak dan vaskular secara periodik baik yang dilaksanakan oleh Perhimpunan
maupun dari kegiatan divisi.

Meningkatkan Kemampuan dan Kualitas Staf Pengajar

Bagi staf-staf muda diberikan motivasi untuk meningkatkan pengetahuan


dan kemampuannya dengan memberikan kesempatan untuk belajar baik di dalam
negeri maupun pendidikan-pendidikan singkat di luar negeri, serta melanjutkan
39
pendidikan ke jenjang S3. Semua staf pengajar berperan aktif dalam mengikuti
kegiatan ilmiah, workshop, lokakarya, diskusi, symposium di bidang Bedah
Toraks Kardiak Vaskular secara periodik, baik yang dilaksanakan oleh HBTKVI
maupun dari kegiatan Divisi Bedah Toraks Kardiak Vaskular seusai dengan
minat masing-masing yang telah ditekuni.
Staf pengajar Program Studi Bedah Toraks Kardiak Vaskular FKUI terdiri
dari 29 orang staf pengajar tetap baik yang masih aktif maupun Dosen Luar Biasa
FKUI dan RS Jejaring yang sudah mempunyai SK dari Fakultas-Universitas.
Peraturan kerja dan kode etik Staf Pengajar diatur dalam kode etik staf pengajar
yang tertuang dalam Standar Pendidikan Profesi Dokter Spesialis Bedah Toraks
Kardiak Vaskular, yang dibuat oleh Kolegium Bedah Toraks Kardiak Vaskular
Indonesia 2007, dan semua staf pengajar diwajibkan mengikuti Training of
Trainer (ToT) baik yang diselenggarakan oleh Fakultas maupun oleh rumah sakit.

Tabel 3. Profil dan Kualifikasi Staf Pengajar Tetap


Departemen Asal Staf Pengajar Pendidikan Jumlah
Kemenristekdikti Tetap FKUI S3 0
Tetap FKUI Sp.BTKV 1
DLB FKUI Guru Besar 0
DLB FKUI Sp. BTKV 0
Kemenkes Tetap FKUI S3 4
Tetap FKUI Sp.BTKV 19
DLB FKUI S3 0
DLB FKUI SpBTKV 1
Total 25

Tabel 4. Profil dan Kualifikasi Staf Pengajar RS Pendidikan dan Jejaring


Dept. Asal Staf Pengajar Pendidikan Jumlah
Kemenkes RSUPN Cipto Sp. BTKV 4
Mangunkusumo
Kemenristekdikti RSUPN Cipto Sp. BTKV 1
Mangunkusumo
Kemenkes RSU Persahabatan Sp. BTKV 4
40
Kemenkes RS Harapan Kita Sp. BTKV 12
Kemenristekdikti RSUD Dr. Soetomo, Sp. BTKV 1
Surabaya
Kemenkes RSUD Dr. Soetomo, Sp. BTKV 2
Surabaya
Hankam RSPAD Gatot Subroto Sp. BTKV 1
Total 25

KURIKULUM PEMBELAJARAN DAN SUASANA AKADEMIK

Kurikulum Prodi BTKV FKUI disusun dalam rangka implementasi strategis untuk
menjabarkan visi, misi, sasaran dan tujuan program studi. Kurikulum prodi BTKV
FKUI berpedoman pada Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) level 8,
Standar Kompetensi Dokter Indonesia, dan Kurikulum Nasional Program
Pendidikan Dokter Spesialis Bedah Toraks, Kardiak dan Vaskular Indonesia 2019
yang ditetapkan oleh Kolegium Bedah Toraks, Kardiak dan Vaskular Indonesia.
Kurikulum yang disusun diharapkan mampu menjadikan peserta didik
menguasai 7 area kompetensi PPDS Prodi BTKV FKUI, yaitu: (1) Penguasaan
dan Penerapan ilmu kedokteran; (2) Keterampilan Klinik Dokter Spesialis BTKV;
(3) Komunikasi efektif; (4) Pemahaman prosedur keselamatan pasien sesuai
dengan standar capaian keselamatan pasien internasional; (5) Pembelajaran
berbasis praktik dalam bidang BTKV; (6) Praktik berbasis sistem; (7) Menerapkan
etika, moral, profesionalisme dalam praktik kedokteran. Tujuh kompetensi
tersebut berusaha dicapai melalui 4 tahap pendidikan dan 60 modul pembelajaran
yang kesemuanya berjumlah 170 sks.
Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan untuk menunjang terwujudnya
kompetensi meliputi: Kuliah Interaktif, Diskusi Kelompok, Praktikum, Diskusi
Kasus, Bedside Teaching dan Ronde, Tugas Ruang Rawat atau Poli, Telaah
Kritis Jurnal (Journal Reading) dan Overview Topik, Skill Lab, Tugas Jaga dan
Laporan Jaga, Bimbingan dan Laporan Operasi, Laporan Kematian, Bimbingan

41
Proposal dan Tesis, dan Stase Mandiri. Pembimbingan keterampilan klinis
berjenjang melalui 4 tahap supervisi:

(1) Telah mengetahui dan melihat tindakan; (2) Dapat melakukan tindakan
dengan pengawasan dan bantuan DPJP; (3) Dapat melakukan seluruh tindakan
namun memerlukan bantuan DPJP; (4) Dapat melakukan seluruh tindakan tanpa
bantuan DPJP dan mampu mengatasi komplikasi.
Untuk kegiatan ilmiah, setiap PPDS Prodi BTKV diwajibkan mengajukan
satu karya ilmiah berupa referat (tinjauan pustaka) atau laporan kasus menarik
yang relevan dengan Ilmu BTKV minimal sekali dalam satu semester, dibimbing
oleh pembimbing karya ilmiah dan ditampilkan di forum ilmiah baik lokal, nasional
maupu internasional. Untuk tesis, KPS akan menunjuk satu orang staf akademik
untuk menjadi pembimbing materi, dan satu orang pembimbing metodologi.
Selain dosen pembimbing karya tulis ilmiah, terdapat dosen pembimbing
akademik, yang bertugas membimbing peserta didik selama menjalani masa
pendidikan, bimbingan berupa diskusi mengenai perjalanan proses pendidikan,
kesulitan dan hambatan yang mungkin dialami peserta didik terkait proses
pendidikan. Masing-masing peserta didik mendapatkan satu dosen pembimbing
akademik selama masa pendidikan. Untuk melengkapi tugas, kewajiban, dan hak
para Residen, dibentuk Tim Konseling yang dapat dimanfaatkan oleh para
Residen apabila menemui persoalan selama proses pendidikan.
Evaluasi hasil pendidikan meliputi: Pengetahuan (kognitif), Keterampilan
(psikomotor), dan sikap peserta dalam melakukan tugas sehari-hari (afektif). Cara
evaluasi dapat berupa ujian lisan dan tulisan. Praktek operasi, pengamatan
kegiatan sehari-hari yang ditulis dalam “log book”, dan analisis tingkah laku.
Kegiatan evaluasi peserta yaitu: (1) Evaluasi rutin: dilakukan oleh kps, sps, dan
ketua lahan pada setiap akhir stase, untuk mengetahui apakah tujuan terhadap
pendidikan tersebut telah tercapai dan apakah peserta dapat melanjutkan
ketahapan berikutnya; (2) Evaluasi interim, dilakukan oleh kolegium pada: a)
PPDS akhir semester VI, berupa ujian objective structured clinical examination
(OSCE), b) PPDS akhir semester VIII, berupa ujian kognitif; (3) Evaluasi akhir:
dilakukan pada akhir masa pendidikan dengan syarat semua proses pendidikan
telah selesai dijalani dengan hasil lulus, berupa: a) Ujian lokal berupa ujian
tertulis, b) Ujian board nasional oleh kolegium; (4) Evaluasi kompetensi umum
42
peserta didik dinilai menggunakan lembar penilaian 360 0, dilakukan sekali setiap
stase (3 bulan).

PEMBIAYAAN, SARANA DAN PRASARANA DAN SISTEM INFORMASI

Sistem pembiayaan proses pendidikan dan pengajaran bersumber dari dana


BP (Biaya pendidikan) dan DP (dana pengembangan). Dana tersebut dapat
dipakai sesuai dengan RKAT yang sudah disusun, meliputi biaya operasional,
biaya pengembangan dan biaya investasi. Sistem mengajuan dan pelaporan
keuangan sudah mengikuti sistem on-line, dengan SIPKA dan SIMKAS.
Pemasukan dari Dana BP dan DP, Program studi mendapat 30%, dan dari Dana
DP Program studi mendapat 70%, dalam penyusunan RKAT pengajuan
pengeluaran diperbolehkan 80% dari rencana pemasukan. Sistem permintaan
dana, dengan sistem KASBON, UMKO dan reimburse. Pelaporan pengeluaran
(SPJ) harus sudah diserahkan selambat-lambatnya dalam waktu 1 minggu,
apabila belum masuk pelaporan dalam waktu 1 minggu akan diberitahukan
secara online melalui millis. Dengan sistem ini pelaporan dituntut secara cepat,
benar dan terbukti keuangan dikelola secara akuntabel, hal ini menunjukkan citra
yang baik dibidang keuangan di FKUI.
Sarana dan prasarana yang tersedia di program studi Bedah Toraks Kardiak
Vaskular dipelihara dengan baik untuk keberlanjutan pemanfaatannya. Untuk
fasilitas gedung, Prodi Bedah Toraks Kardiak Vaskular yang utama berada di
RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo, RS Pusat Jantung Nasional Harapan Kita, dan
RSUP Persahabatan dengan rotasi sebagai berikut: Stase Bedah Jantung
Dewasa I dan II masing-masing selama 3 bulan di RS Jantung Harapan Kita;
Stase Bedah Jantung Pediatrik dan Kongenital I dan II masing-masing selama 3
bulan di RS Jantung Harapan;serta Stase Toraks I,II, dan III masing-masing
selama 3 bulan di RS Cipto Mangunkusumo dan RS. Persahabatan. Stase
Vaskular II masing-masing selama 3 bulan di RS Jantung Harapan Kita dan RS
dr. Soetomo.
Di kantor kesekretariatan program studi Bedah Toraks Kardiak Vaskular FKUI
tersedia Perpustakaan berupa textbook, journal, Compact Disc, e–Library,
3komputer, 1 LCD, Wi Fi internet baik yang diadakan oleh Prodi sendiri maupun
yang online dengan FKUI. Untuk menambah keperluan fasilitas ini setiap

43
tahunnya diajukan dalam RKAT untuk menambah apa yang belum ada dan untuk
meningkatkan fasilitas sesuai dengan iptekdokes.

PENELITIAN, PELAYANAN/PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT DAN


KERJASAMA

Penelitian dari staf dan peserta didik secara berkala dicatat di sekretariat
program studi dan juga Fakultas dimana Fakultas dan Universitas juga akan
melakukan penilaian apakah layak untuk mendapatkan peringkat atau tidak.
Sudah beberapa kali staf dan Peserta didik mendapat peringkat penelitian terbaik
dilingkungan Fakultas dan Universitas, hal ini akan menjadi motivasi bagi staf dan
peserta didik untuk berlomba membuat penelitian yang baik. Penelitian –
penelitian yang dilakukan oleh dosen hampir semuanya melibatkan didik. Jika
dilihat dari jumlah staf, rasio jumah penelitian dalam tiga tahun terakhir ini
mengalami peningkatan yang baik. Begitu juga dengan publikasi karya ilmiah staf
baik di tingkat local, nasional maupun internasional juga mengalami peningkatan
kearah yang lebih baik.
Dalam hal pengabdian masyarakat, di beberapa rumah sakit seperti RS
Persahabatan, ada kegiatan penyuluhan mingguan dimana staf BTKV juga
banyak terlibat disana. Begitu juga dengan kegiatan masyarakat lainnya diluar
rumah sakit juga semakin sering dilakukan. Hal yang juga hamper setiap bulan
dilakukan dalam bidang pengabdian masyarakat adalah kegiatan join dan
supervisi operasi bedah jantung di luat Jakarta, sebagai upaya untuk membangun
dan meningkatkan pelayanan bedah jantung yang merata di Indonesia.

Kerjasama dengan instansi baik dalam maupun luar negeri masih terbia dengan
baik.kerjasama tersebut meliputi bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian
masyarakat. Sejak berdirinya Prodi Bedah Toraks Kardiak Vaskular FKUI dimulai
dengan kerjasama dan selanjutnya dilaksanakan secara mandiri dilakukan oleh
pemerintah dalam hal ini oleh Kemenristekdikti (UI) dan Kemenkes. Walaupun
sudah mandiri demi keberlanjutan hubungan internasional, kerjasama tersebut
tetap dilakukan dengan pengiriman staf dan peserta didik untuk menambah
pengetahuan dan ketrampilannya ke luar negeri dan mendatangkan para pakar
dari luar negeri untuk alih pengetahuan dan teknologi ke ProdiBedah Toraks
Kardiak Vaskular FKUI dalam bentuk pemberian kuliah tamu dan workshop, hal
44
ini dilakukan dengan tujuan untuk menambah wawasan di bidang Bedah Toraks
Kardiak Vaskular secara global dan modern dan untuk menambah kompetensi
staf dan bagi peserta didik untuk menjadi bekal bagi lulusan spesialis Bedah
Toraks Kardiak Vaskular FKUI dalam menghadapi kebutuhan profesionalisme

45
A. ANALISIS SWOT
Kriteria 1: Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Strategi Pencapaian
Strength
 Visi Prodi BTKV FKUI dirumuskan secara jelas dan lengkap yang didasarkan pengkajian matang dan disesuaikan dengan
visi FKUI
 Misi Prodi BTKV FKUI telah diuraikan secara jelas dan lengkap dalam merealisasikan atau mewujudkan visi program studi
dan telah disesuaikan dengan visi FKUI
 Tujuan Prodi BTKV FKUI dirumuskan secara jelas, lengkap, dan sesuai dengan visi dan misi Prodi BTKV FKUI.
 Sasaran dan strategi pencapaian tertuang dengan jelas dan terjabarkan sesuai tahun
 Tercapainya kualitas mutu pendidikan terakreditasi secara nasional/internasional
Weakness
 Masih ada sebagian kecil civitas akademika yang belum memahami Visi Misi, Tujuan dan Sasaran dengan baik
 Tidak adanya evaluasi berkala untuk meninjau VMT dan Sasaran Fakultas

Opportunity
 Kerjasama dengan institusi lain baik nasional dan internasional untuk mencapai VMT Fakultas
 Meningkatnya jejaring kerjasama PEMDA, Universitas dan institusi terkemuka nasional/internasional demi menunjang AHS
Threat
 Persaingan antar FK PTN sangat kompetitif
 Rencana penambahan Prodi BTKV di PTN Lain
 Tuntutan persyaratan akreditasi
Kriteria 2: Tata pamong, kepemimpinan, sistem pengelolaan, penjaminan mutu, dan Kerjasama

Strength

 Adanya Renstra dan Peraturan Internal Fakultas (Faculty Bylaws) yang mengatur tata pamong dan tata kelola FKUI.
 Adanya tugas pokok dan fungsi yang jelas untuk masing-masing pamong.
 Kemampuan manajerial pengelolaan program studi yang disesuaikan dengan latar belakang profesi dan kemampuan yang didukung oleh
komitmen yang tinggi dari para staf pengajar.
 Adanya sistem pemantauan dan evaluasi kurikulum secara berkala dalam bentuk sistem penjaminan mutu internal maupun
eksternal yang baku (AIA, EVISEM dan EVITAH)
 Adanya Standar Pendidikan yang
 terstruktur dan baku dari Kolegium BTKV Indonesia sebagai pedoman

A. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGI PENCAPAIAN


Kekuatan/Strength Kelemahan/Weakness

1. Visi Prodi BTKV FKUI dirumuskan 1. Banyaknya tugas yang harus


secara jelas dan lengkap yang dilaksanakan tidak sebanding dengan
Faktor Internal waktu yang tersedia.
didasarkan pengkajian matang dan
disesuaikan dengan visi FKUI 2. Pemanfaatan seluruh potensi di rumah
2. Misi Prodi BTKV FKUI telah diuraikan sakit jejaring belum optimal.
secara jelas dan lengkap dalam
merealisasikan atau mewujudkan visi 3. Universitas menuntut pengelolaan
pendidikan yang profesional, terintegrasi
program studi dan telah disesuaikan dan terstruktur dalam waktu yang relatif
dengan visi FKUI singkat dan terbatas.
3. Tujuan Prodi BTKV FKUI dirumuskan
secara jelas, lengkap, dan sesuai dengan
visi dan misi Prodi BTKV FKUI.
Faktor Eksternal
4. Sasaran dan strategi pencapaian tertuang
dengan jelas dan terjabarkan sesuai tahun
5. Sosialisasi dan evaluasi dilakukan secara
rutin untuk meningkatkan dan
mempertahankan pemahaman civitas
akademika
6. Dukungan penuh kolegium Bedah
Toraks Kardiak dan Vaskular Indonesia.
Peluang/Opportunity Strategi (S-O) Strategi (W-O)

1. Adanya kesempatan yang diberikan 1. Mendorong staf pendidik untuk melanjutkan 1. Memberikan waktu dan dukungan
khususnya bagi staf pengajar muda untuk studi akademik dan profesi sebagai upaya penuh kepada staf pengajar yang akan
melanjutkan studi akademik dan profesi untuk meningkatkan mutu tenaga pengajar. dan sedang melanjutkan studi
dalam rangka meningkatkan mutu tenaga
pengajar

2. Adanya pantauan secara terus menerus


dari Fakultas maupun Universitas terhadap
kinerja program studi.

3. Kerjasama program studi dengan


stakeholder rumah sakit jejaring yang baik
dalam menjamin akuntabilitas,
keberhasilan peningkatan pencapaian ilmu
pengetahuan, keterampilan dan pelayanan
peserta didik.

21
Ancaman (Threat) Strategi (S-T) Strategi (W-T)

1. Adanya persaingan global yang menuntut 1. Mendorong staf pengajar agar lebih giat 1. Permohonan untuk dilakukan penilaian
pengelola program studi proaktif memanfaatkan kesempatan yang ada mutu secara berkala oleh pihak luar agar
memanfaatkan peluang yang ada serta dalam untuk melakukan penelitian, hasil penilaian dapat dimanfaatkan
menjaga kepercayaan masyarakat terhadap pengabdian masyarakat, dan melanjutkan untuk memperbaiki mutu program studi.
program studi. studi.

2. Perlu adanya komunikasi aktif untuk 2. Melakukan koordinasi dengan seluruh staf
meningkatkan kinerja staf pengajar pengajar untuk evaluasi internal
sebagai upaya untuk meningkatkan dan berkala.peningkatan kompetensi lulusan
mengembangkan program studi.

22
B. TATA PAMONG, KEPEMIMPINAN, SISTEM PENGELOLAAN DAN PENJAMIN MUTU
Kekuatan/Strength Kelemahan/Weakness

1. Adanya tugas pokok dan fungsi yang 1. Banyaknya tugas yang harus
jelas untuk masing-masing pamong. dilaksanakan tidak sebanding dengan
Faktor Internal
2. Kemampuan manajerial pengelolaan waktu yang tersedia.
program studi yang disesuaikan 2. Pemanfaatan seluruh potensi di
dengan latar belakang profesi dan rumah sakit jejaring belum optimal.
kemampuan yang didukung oleh 3. Universitas menuntut pengelolaan
komitmen yang tinggi dari para staf pendidikan yang profesional,
pengajar. terintegrasi dan terstruktur dalam
3. Adanya sistem pemantauan dan waktu yang relatif singkat dan
evaluasi kurikulum secara berkala terbatas.
dalam bentuk sistem penjaminan
mutu internal maupun eksternal
Faktor Eksternal
yang baku (AIA, EVISEM dan
EVITAH)
4. Adanya Standar Pendidikan yang
terstruktur dan baku dari Kolegium
BTKV Indonesia sebagai pedoman

23
Peluang/Opportunity Strategi (S-O) Strategi (W-O)

1. Adanya kesempatan yang diberikan 1. Mendorong staf pengajar muda 1.


khususnya bagi staf pengajar muda melanjutkan studi akademik dan profesi
untuk melanjutkan studi akademik dan sebagai upaya untuk meningkatkan
profesi dalam rangka meningkatkan mutu tenaga pengajar dan memajukan
mutu tenaga pengajar program studi BTKV.
2. Banyak rumah sakit yang ditawarkan 2. Memanfaatkan secara optimal hasil
oleh Alumni BTKV sebagai lahan pantauan dari fakultas dan universitas
pendidikan. untuk memperbaiki dan meningkatkan
3. Kerjasama program studi dengan kinerja program studi BTKV.
stakeholder rumah sakit jejaring yang
baik dalam menjamin akuntabilitas,
keberhasilan peningkatan
pencapaian ilmu pengetahuan,
keterampilan dan pelayanan peserta
didik.

24
Ancaman (Threat) Strategi (S-T) Strategi (W-T)

1. Mendorong staf pengajar agar lebih 1. Permohonan untuk dilakukan


1. Adanya persaingan global yang
giat memanfaatkan kesempatan yang penilaian mutu secara berkala oleh
menuntut pengelola program studi pihak luar agar hasil penilaian dapat
ada dalam untuk melakukan penelitian,
proaktif memanfaatkan peluang yang dimanfaatkan untuk memperbaiki
pengabdian masyarakat, dan
ada serta menjaga kepercayaan mutu program studi.
melanjutkan studi.
masyarakat terhadap program studi.
2. Melakukan koordinasi dengan seluruh
2. Perlu adanya komunikasi aktif untuk staf pengajar untuk evaluasi internal
meningkatkan kinerja staf pengajar berkala.peningkatan kompetensi
sebagai upaya untuk meningkatkan lulusan
dan mengembangkan program studi.

25
C. PESERTA DIDIK DAN LULUSAN
Kekuatan/Strength Kelemahan/Weakness

1. Semakin meningkatnya minat calon 1. Masih terbatasnya kemampuan


peserta didik yang menunjukkan maintenance dan keberlanjutan
Faktor Internal
kepercayaan kepada program studi BTKV program-program yang
FKUI yang baik. melibatkan peserta didik.
2. Adanya kegiatan pembelajaran tindakan 2. Masih belum optimalnya
operasi yang bertahap mulai dari cadaver, publikasi ilmiah dari karya ilmiah
hewan hidup hingga pasien nyata yang yang telah dihasilkan maupun
membantu peserta didik dalam yang sudah mendapat
mempertajam soft skill dan hard skill penghargaan.
3. Adanya trend yang terus menigkat 3. Rendahnya minat lulusan untuk
dalam membimbing peserta didik baik dapat mengisi daerah-daerah
pendidikan, penelitian, wilayah terpencil yang belum ada

Faktor Eksternal pengembangan minat bakat maupun spesialis Bedah Toraks Kardiak
konsultasi permasalahan selama menjalani Vaskular.
pendidikan 4. Belum adanya survey internal
4. Semakin banyak karya ilmiah yang terkait kepuasan peserta didik
dihasilkan oleh peserta didik hingga
mendapat prestasi baik ditingkat lokal, 26
nasional maupun internasional

27
Peluang/Opportunity Strategi (S-O) Strategi (W-O)

1. Tingginya minat Rumah Sakit di 1. Mendorong calon peserta didik untuk 1. Mendorong peserta didik untuk secara
daerah untuk bekerjasama dengan mempertimbangkan rumah sakit aktif mempublikasikan karya
program studi BTKV FKUI. daerah sebagai tempat tugas setelah ilmiahnya di majalah maupun jurnal
2. Adanya dukungan pemerintah untuk lulus pendidikan dokter spesialis nasional dan internasional
membangun pusat bedah jantung di 2. Memanfaatkan kepercayaan Rumah 2. Menanamkan daya pikir untuk
rumah sakit daerah Sakit baik daerah maupun swasta memajukan layanan BTKV di daerah
3. Adanya kegiatan ilmiah baik tingkat untuk bekerjasama dengan semakin terpencil
lokal, nasional maupun internasional meningkatkan kualitas lulusan
yang memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk mengirimkan
karya ilmiah.
4. Tersedianya majalah dan journal baik
nasional maupun internasional yang
relevan dengan BTKV

Ancaman (Threat) Strategi (S-T) Strategi (W-T)


28
1. Menjaga hubungan yang baik antar 1. Meningkatkan rasa kepedulian 1. Memberikan motivasi
kepada lulusan untuk
sesama lulusan dimanapun berada. terhadap kemajuan kesehatan dan dapat bertugas di
2. Kemungkinan kasus ditangani oleh menjaga hubungan yang baik terhadap daerah yang belum ada
spesialis BTKV.
tenaga tidak ahli jika spesialis BTKV sesama lulusan di tempat bertugas.
tidak tersedia di daerah. 2. Meningkatan kepedulian dari lulusan
untuk mengabdi di daerah

29
D. SUMBER DAYA MANUSIA
Kekuatan/Strength Kelemahan/Weakness

1. Lebih dari setengah jumlah staf 1. Staf pengajar di RS utama belum


berjenjang pendidikan subspesialis di memiliki guru besar
Faktor Internal
bidang peminatan masing-masing
2. Staf pengajar harus didorong untuk
2. Staf memiliki kualifikasi untuk
pendidikan berjenjang untuk program
bekerja di rumah sakit pusat nasional
doktor.
3. SDM di RS Jejaring juga memenuhi
kualifikasi sebagai pengajar 3. Kurangnya jumlah staf pengajar
4. Adanya penambahan jumlah ruang dibandingkan dengan trend peningkatan
operasi di RS Pendidikan calon peserta didik

Faktor Eksternal

30
Peluang/Opportunity Strategi (S-O) Strategi (W-O)

1. Mendorong staf pendidik untuk selalu 1. Merekrut staf pengajar dari lulusan
1. Dengan meningkatnya animo calon berprestasi dan melaksanakan kegiatan untuk memenuhi rasio peserta peserta
peserta didik maka perlu adanya berdasarkan tridharma perguruan didik.
penambahan staf yang nantinya dapat tinggi.
2. Mendorong staf untuk mengikuti
memenuhi rasio perserta didik dengan
2. Semakin meningkatkan kerja sama pendidikan berjenjang program
pengajar.
dengan RS jejaring diluar Jakarta doktoral.
2. Lulusan terbaik dapat direkrut untuk ataupun luar negeri akan dilaksanakan.
menjadi staf pengajar

3. Dengan meningkatkan kerja sama


dengan RS jejaring di luar Jakarta
ataupun luar negeri tentu akan
meningkatkan kualitas lulusan

31
Ancaman (Threat) Strategi (S-T) Strategi (W-T)

1. Dengan meningkatnya animo maka 1. Peningkatan jumlah ruang operasi di 1. Memfasiltasi staf yang
akan melanjutkan
lahan pendidikan harus ditambah agar RS Pendidikan asebagai lahan pendidikan berjenjang
peserta didik mendapat hak yang pendidikan sedang dalam proses agar dapat
menghasilkan staf
sama dalam proses belajar pembangunan pengajar yang lebih
2. Adanya daya saing dari program studi 2. Memberi motivasi pada staf pengajar baik dan memberi daya
saing kompetitif
lain untuk senantiasa aktif dalam kegiatan
belajar maupun mengajar agar dapat
bersaing secara kompetitif.

32
33
E. KURIKULUM, PEMBELAJARAN, SUASANA AKADEMIK DAN PROFESI
Kekuatan/Strength Kelemahan/Weakness

1. Substansi kurikulum sudah sesuai dengan 1. Masih adanya kelemahan


kebutuhan kompetensi dan fleksibel implementasi kurikulum
Faktor Internal 2. Peninjauan kurikulum dilakukan secara berkala pendidikan pada pelaksanaannya
sejalan dengan perkembangan ilmu 2. Monitoring kegiatan akademik dan
pengetahuan dan teknologi serta tuntutan profesi pada kehadiran staf pengajar
kebutuhan pengembangan ilmu dan dan e-learning yang ada di FKUI
profesionalisme masih terfokus pada S1, sedangkan
3. Prodi BTKV FKUI didukung oleh tenaga untuk spesialis masih sedikit akses
pengajar yang memiliki kualifikasi akademik, yang dapat digunakan
keseminatan dan S3, serta didukung oleh pakar 3. Terbatasnya dana dan harus
praktisi sesuai bidang keilmuan terintegrasinya program dengan
4. Tersedianya bahan pengajaran berupa fasilitas RKAT sehingga membuat kekurang
proses pengajaran berupa LCD, Internet, leluasaan Prodi BTKV FKUI untuk
perpustakaan, dan modul, serta sistem evaluasi melaksanakan kegiatan baru yang
baku yaitu beurpa penilaian harian, buku log, belum masuk dalam RKAT
penilaian rotasi setiap 2 bulan dan 3 bulan, sedangkan program tersebut
penilaian rutin, interim dan akhir, penilaian sebaiknya diikuti oleh peserta didik
Faktor Eksternal rotasi di RS Afiliasi, penilaian karya ilmiah dan
penelitian
5. Prodi BTKV FKUI telah menyusun secara rinci
semua kegiatan akademik dan profesi seperti
jadwal kegiatan pembelajaran, rotasi, evaluasi
dan program-program pendukung lainnya dalam
setiap semester
6. Interaksi yang baik antara staf pengajar dan
peserta didik, fasilitas, sarana dan prasarana
pembelajaran yang memenuhi kebutuhan
sehingga mendukung berjalannya proses
pembelajaran dengan baik
34
7. Adanya acara-acara sosial yang secara rutin
diselenggarakan merupakan komunikasi yang
baik antara pengajar dan peserta didik

Peluang/Opportunity Strategi (S-O) Strategi (W-O)

1. Peserta didik telah dibekali 1. Senantiasa melakukan evaluasi terhadap 1. Menjalin kerjasama antara staf
kemampuan yang komprehensif dalam kurikulum, sistem pembelajaran dan suasana pengajar dengan pihak luar dalam
keilmuannya sehingga dapat akademik untuk menjaga dan meningkatkan merencanakan dan melaksanakan
menerapkan ilmunya dengan baik kualitas lulusan Prodi BTKV FKUI sebuah program
2. Monitoring substansi materi bisa 2. Mendatangkan narasumber pakar dan praktisi
dilakukan melalui diskusi internal dari bidang tertentu baik dari dalam maupun
divisi, review secara sistematis yang luar negeri untuk menambah pengetahuan dan
dilihat dari komponen ke dalam isi dan keterampilan peserta didik
kesesuaian dengan tujuan pengajaran
3. Kesediaan narasumber yang berasal
dari pakar dan praktisi bidang terkait
4. Terbukanya kerjasama staf pengajar
dari berbagai pihak
Ancaman (Threat) Strategi (S-T) Strategi (W-T)

1. Adanya tuntutan secara global yang 1. Mengupgrade sarana dan prasana yang ada 1. Perencanaan kegiatan yang matang
menuntut kurikulum dengan sesuai dengan perkembangannya untuk yang disesuaikan dengan dana yang
pembaharuan mutu (benchmarking) meningkatkan sistem pembelajaran dan ada sehingga semua program dapat
terhadap standar yang bertaraf global suasana yang nyaman dan kondusif berlangsung dengan baik
2. Adanya perubahan 2. Melakukan benchmarking dengan 2. Evaluasi berkala yang melibatkan
profesionalismedi bidang ilmu perguruan tinggi luar negeri sebagai masukan stakeholder terkait agar selalu
kedokteran yang relative cepat, untuk pembaharuan kurikulum bertaraf adaptif terhadap perubahan dan
35
seperti adanya tuntutan hukum dan internasional mengakomodasi kebutuhan yang
sertifikasi dalam kompetensi diinginkan

36
3. Adanya peningkatan teknologi 3. Menambah e-learning untuk
informasi dan komunikasi untuk spesialis BTKV sehingga PPDS
memudahkan pengaksesan informasi dapat dengan mudah mengakses
terbaru. informasi terbaru sebagai
peningkatan kualitas pendidikan

37
F. SARANA DAN PRASARANA SERTA SISTEM INFORMASI
Kekuatan/Strength Kelemahan/
Weakness
1. Program Studi BTKV mempunyai fasilitas 1. Terbatasnya dana untuk
sarana dan prasarana di beberapa lokasi yang pemeliharaan sarana dan
Faktor Internal
menunjang proses pendidikan. prasarana yang ada.
2. Tersedianya infrastruktur yang menunjang 2. Belum semua
information and communication PPDS memanfaatkan
technology (ITC), yang sangat berperan sarana yang ada.
dalam meningkatkan sistem pembelajaran
secara on line management, e-learning
dan virtual library sehingga mutu proses dan
Faktor Eksternal
pembelajaran akan semakin meningkat,
efektif dan efisien (SIAK-NG, EMAS)

38
Peluang/Opportunity Strategi (S-O) Strategi (W-O)

1. Peningkatan fasilitas pendidikan yang 1. Mengembangkan infrastruktur, sistem 1. Menganggarkan dana


mendukung pencapaian standar pendidikan informasi akademik dan profesi, dan untuk pemeliharaan
2. Infrastruktur, sistem Informasi akademik manajemen berbasis Information and sarana dan prasana
dan profesi serta manajemen berbasis ITC Communication Technology. yang ada di prodi ilmu
dengan staf pengajardan peserta didik sangat
BTKV
adaptif
Ancaman (Threat) Strategi (S-T) Strategi (W-T)

1. Memberikan pelatihan kepada staf 1. Melakukan sosialisasi pada


1. Perkembangan dunia teknologi
pengajar dan peserta didik dalam peserta didik mengenai sarana
kedokteran menuntut ketersediaan dana
mengoperasikan teknologi dan sistem informasi yang telah
yang cukup besar untuk melengkapi dan
informasi agar SDM prodi ilmu bedah tersedia melalui media sosial
memutakhirkan fasilitas pembelajaran.
dapat menguasai teknologi dan ataupun media cetak seperti
2. Kemampuan SDM dalam penguasaan
informasi dengan baik. leaflet dan poster.
teknologi informasi harus sejalan
2. Pengajuan proposal dana ke
dengan perkembangan media elektronik
universitas tentang sarana dan
sangat pesat.
prasarana yang membutuhkan
3. Kondisi pendemi menghambat kegiatan dana yang besar dan diperlukan
pembelajaran sehingga kegiatan seminar oleh prodi ilmu BTKV
dan pelatihan yang bekerja sama dengan untuk melengkapi dan
sponsor menjadi berkurang memutakhirkan
fasilitas
39
pembelajaran

40
41
G. PENELITIAN, PELAYANAN, PENGABDIAN MASYARAKAT DAN KERJASAMA
Kekuatan/Strength Kelemahan/Weakness

1. Keaktifan staf pengajar prodi BTKV untuk 1. Fokus pelaksanaan pelatihan teralihkan ke
mengembangkan penelitian di bidang penanganan pandemi Covid-19
Faktor Internal bedah jantung dewasa, bedah jantung
pediatric, bedah vascular dan bedah toraks 2. Berkurangnya jumlah operasi BTKV yang
dilakukan karena pandemic COVID-19
2. Penelitian-penelitian yang telah dan akan
dilakukan linier dengan roadmap penelitian 3. Masih minimnya karya staf yang memperoleh
prodi BTKV Paten/Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI)
3. Adanya keinginan untuk memajukan atau karya yang mendapat
Faktor Eksternal
BTKV di Indonesia sehingga mendorong
pengakuan/penghargaan dari lembaga
setiap staf untuk meningkatkan kegiatan
sosial baik dalam hal promotif, kuratif nasional/internasional
maupun rehabilitatif
Peluang/Opportunity Strategi (S-O) Strategi (W-O)

1. Dukungan RS Jejaring dalam 1. Meningkatkan dan merintis kerjasama 1. Mendorong staf untuk lebih giat mencari dan
pelaksanaan penelitian untuk dengan berbagai lembaga untuk memanfaatkan dana hibah dari luar universitas.
pendidikan. meningkatkan penelitian ilmiah, 2. Mendorong staf untuk menhasilkan karya yang
2. Dana hibah penelitian yang publikasi dan pengabdian masyarakat. mampu memperoleh Paten/Hak atas Kekayaan
semakin terbuka baik dari 2. Mendorong staf untuk semakin giat dalam Intelektual (HaKI) atau pengakuan/

pemerintah maupun swasta dalan


dan luar negeri untuk melakukan
42
kerjasama penelitian
3. Banyaknya rumah sakit di daerah
yang membutuhkan supervisi
operasi dalam rangka pendirian
unit layanan bedah jantung.

43
mencari dan memanfaatkan dana hibah penghargaan dari lembaga nasional/
2.
penelitian internasional.
3. Mendorong staf untuk aktif dalam
membantu membangun perkembangan
layanan operasi jantung di daerah
Ancaman (Threat) Strategi (S-T) Strategi (W-T)

1. Meningkatnya 1. Memperbaiki proses pembelajaran dan 1. Meningkatkan sarana dan prasarana yang
menyesuaikan kurikulum dengan lebih lengkap dan modern.
kompetisi penelitian dan publikasi perkembangan tuntutan kompetensi dan
baik nasional maupun profesionalisme untuk meningkatkan
internasional. daya saing staf dan lulusan.
2. Kondisi pandemi Covid-19

44
STRATEGI DAN PENGEMBANGAN

STRENGTH :

1. Terdapat 30 Dokter konsulen sub spesialistik di bidang Toraks-Kardiak Vaskular


2. Memiliki kerjasama dengan RS mitra pendidikan ( RS PJN Harapan Kita, RS
Persahabatan, RSPAD Gatot Soebroto dan RS dr Sutomo Surabaya)
3. Selalu ada peminat yang ingin menjadi dokter spesialis bedah Toraks Kardiak
Vaskular
4. Tersedianya sarana dan prasarana pendidikan Bedah Toraks Kardiak Vaskular yang
cukup lengkap
5. Tersedianya kurikulum dan modul pendidikan yang dilkeluarkan oleh Kolegium
Ilmu Bedah Toraks Kardiak Vaskular Indonesia.
6. Telah dikukuhkan sebagai disiplin ilmu oleh rektor Universitas Indonesia

WEAKNESS :

1. Terbatasnya dana untuk membiayai operasional pendidikan


2. Belum optimalnya implementasi kurikulum berbasis kompetensi dan pelaksanaan modul
pendidikan Bedah TKV
3. Kurangnya publikasi program studi Bedah TKV
4. Tingkat kesejahteraan staf pengajar belum memadai
5. Sistem manajemen administrasi dan keuangan program studi belum baik
6. Minimnya publikasi penelitian Bedah TKV baik nasional maupun internasional

OPPORTUNITY :

1. Kebutuhan dokter spesialis Bedah TKV masih tinggi


2. Jumlah kasus Bedah TKV di Indonesia sangat banyak
3. Hanya ada 2 program studi Bedah TKV di Indonesia
4. Terbukanya kerjasama internasional dalam pendidikan Bedah TKV
5. Dikirimnya calon peserta didik yang dibiayai oleh pemda atau universitas
6. Sangat terbukanya lahan penelitian bidang TKV dan publikasi hasil penelitian
7. Makin cepatnya masa pendidikan Bedah TKV di FKUI

THREAT :

1. Adanya institusi pendidikan Bedah TKV lain didalam negeri (Universitas Airlangga)
maupun luar negeri
2. Banyaknya kasus-kasus TKV yang dilakukan intervensi disiplin ilmu yang lain
3. Adanya Bedah Vaskular di RSCM – FKUI yang menyelenggarakan pendidikan
Spesialis-2 Bedah Vaskular
4. Biaya pendidikan yang makin tinggi
5. Terbatasnya formasi dan sistem pengangkatan staf pengajar
6. Terbatasnya penerimaan peserta didik tiap tahun
1. BOBOT RATING SWOT

No KEKUATAN BOBOT RATING SCORE


1 Terdapat 26 Dokter konsulen sub spesialistik 20% 4 0.80
di bidang Toraks Kardiak Vaskular

2 Memiliki kerjasama dengan RS mitra 15% 4 0.60


pendidikan (RS PJN Harapan Kita, RS
Persahabatan, RSPAD Gatot Soebroto dan
RSUD dr Sutomo surabaya)

3 Selalu ada peminat yang ingin menjadi 20% 3 0.60


dokter spesialis bedah Toraks Kardiak
Vaskular

4 Tersedianya sarana dan prasarana pendidikan 20% 4 0.80


Bedah Toraks Kardiak Vaskular yang cukup
lengkap

5 Telah dikukuhkan sebagai disiplin ilmu oleh 25% 5 1.25


rektor Universitas Indonesia

Jumlah 100% 4.05

No KELEMAHAN BOBOT RATING SCORE


1 Terbatasnya dana untuk membiayai 15% 3 0.45
operasional pendidikan

2 Belum optimalnya implementasi kurikulum 20% 3 0.60


berbasis kompetensi dan pelaksanaan modul
pendidikan Bedah
TKV
3 Kurangnya publikasi program studi 20% 3 0.60
Bedah TKV
4 Tingkat kesejahteraan staf pengajar 15% 2 0.30
belum memadai

5 Sistem manajemen administrasi dan 15% 2 0.30


keuangan program studi belum baik

6 Minimnya publikasi penelitian Bedah 15% 3 0.45


TKV baik nasional maupun internasional

Jumlah 100% 2.70

No KESEMPATAN BOBOT RATING SCORE


1 Kebutuhan dokter spesialis Bedah TKV masih 20% 5 1.00
tinggi

2 Jumlah kasus Bedah TKV di Indonesia sangat 20% 5 1.00


banyak

3 Hanya ada 2 program studi Bedah TKV di 15% 3 0.45

39
Indonesia

4 Terbukanya kerjasama internasional 10% 2 0.20


dalam pendidikan Bedah TKV

5 Dikirimnya calon peserta didik yang 10% 3 0.30


dibiayai oleh pemda atau universitas

6 Sangat terbukanya lahan penelitian bidang 15% 3 0.45


TKV dan publikasi hasil penelitian

7 Makin cepatnya masa pendidikan Bedah 10% 2 0.20


TKV di FKUI

Jumlah 100% 3.60

No ANCAMAN BOBOT RATING SCORE


1 Adanya institusi pendidikan Bedah TKV lain 20% 4 0.80
didalam negri ( Univ Airlangga ) maupun luar
negri
2 Banyaknya kasus-kasus TKV yang 20% 4 0.80
dilakukan intervensi disiplin ilmu yang lain

3 Adanya Bedah Vaskular di RSCM – FKUI 20% 4 0.80


yang menyelenggarakan pendidikan spesialis
2 Bedah Vaskular

4 Biaya pendidikan yang makin tinggi 10% 2 0.20


5 Terbatasnya formasi dan sistem 15% 2 0.30
pengangkatan staf pengajar

6 Terbatasnya penerimaan peserta didik tiap 15% 3 0.45


tahun

Jumlah 100% 3.35

40
2. GAMBAR SUMBU XY

4.05-2.70=1.35

3,60-3,35=0,25
STRATEGI KE DEPAN :
1. Memperbaiki sistem internal untuk memperkecil weakness
(manajemen,
leadership, memperbaiki kurikulum pendidikan yang baik)
2. Menjaga stabilitas proses bisnis internal (mengembangkan
sistem monitoring dan evaluasi)
3. Aktif untuk meraih opportunity – mengurangi threats (aktif
melakukan publikasi program studi bedah TKV )

3. TOWS

Kekuatan (strenght) Kelemahan (weakness)


SO strategis WO strategis
1. Terselenggaranya pendidikan 1. Terselenggaranya pendidikan
Bedah Toraks-Kardiak Vaskular Bedah Toraks-Kardiak
yang bermutu Vaskular yang bermutu

Kesempatan 2. Terwujudnya penelitian 2. Terwujudnya pemenuhan


(oportunity) terkemuka dalam bidang sarana dan prasarana
toraks-Kardiakvaskular di pendiidikan bedah TKV
Asia- Pasifik berbasis teknologi
3. Tercapainya angka lulusan 3. Tercapainya angka lulusan
Bedah Toraks-Kardiak Vaskular bedah toraks-Kardiak vaskular
yang ideal dan tepat waktu yang ideal dan tepat waktu
4. Pengembangan MOU
kerjasama dengan pihak
eksternal rumah sakit
ST strategis WT strategis
1. Terwujudnya pusat pendididkan 1. Mewujudkan staf yang
dan penelitian berbasis bukti memiliki kompetensi
terkemuka dalam bidang komprehensif dan kinerja yg
toraks-Kardiak vascular unggul
Ancaman
(threat) 2. Pengembangan MOU 2. Terwujudnya pemenuhan
kerjasama dengan pihak sarana dan prasarana
eksternal rumah sakit berbasis teknologi bedah
TKV
3. Tercapainya angka lulusan
bedah toraks-Kardiakvaskular
yang ideal dan tepat waktu
MATRIKS KETERKAITAN SWOT DENGAN SASARAN STRATEGI
Perspektif
Sasaran strategis
BSC
Finance Terciptanya cost efectiveness pendidikan
Terwujudnya program studi Bedah TKV sebagai pusat pendididkan dan penelitian berbasis bukti
dalam bidang toraks-Kardiakvaskular
Terwujudnya kepuasan peserta didik, staf pengajar, alumni, pegawai dan pengguna lulusan pada
Customer program studi bedah TKV
Terwujudnya penjaminan mutu program studi Bedah TKV
Tercapainya peningkatan kualitas pendidikan bedah toraks-Kardiak vaskular yang berbasis bukti

Terwujudnya kerja sama dengan rumah sakit dan institusi jejaring


Proses Terwujudnya sistem manajemen program studi yang handal
Bisnis Mewujudkan sistem monitoring dan evaluasi program studi
Learning Terwujudnya atmosfir akademik, budaya berkinerja dan menolong
Mewujudkan staf yang memiliki kompetensi komprehensif dan kinerja yg unggul
and growth
Terwujudnya pemenuhan sarana dan prasarana berbasis teknologi terkini bedah TKV

4. PETA STRATEGI (BUBLE)

Visi misi Prodi BTKV FKUI

Terwujudnya program studi Bedah TKV sebagai pusat pendidikan dan penelitian berbasis bukti

Tercapainya kepuasan peserta didik, staf pengajar, alumni, pegawai, dan pengguna lulusan
prodi Bedah TKV
Terlaksananya penjaminan mutu program studi BTKV
Terwujudnya
cost
efectiveness
Tercapainya peningkatan kualitas pendidikan
pendidikan
bedah toraks-kardio vaskular yang berbasis bukti

Terwujudnya kerja sama Terwujudnya sistem manajemen Terwujud


dengan rumah sakit dan program studi yang handal nya
institusi jejaring sistem
monitorin
g dan
evaluasi
pendidik
an

Terwujudnya atmosfir Mewujudkan staf yang Tersedianya sarana dan


akademik, budaya memiliki kompetensi dan prasarana berbasis teknologi
berkinerja dan menolong kinerja yg unggul dalam terkini dalam bidang bedah
bidangnya TKV

43
5. SASARAN STRATEGIS, KPI, BOBOT DAN TARGET

Perspektif Sasaran strategis No KPI Target bobot PIC


BSC

2017 2018 2019 2020


Terciptanya cost 1 Tercapainya rasio 45 50% 55% 60% 5 Pj.
Finance efectiveness pendidikan penerimaan biaya Adminke
operasional pendidikan u dan Pj.
Diklit
Terwujudnya program studi 2 Persentase staf yang 50% 60% 70% 80% 5 KPS dan
Bedah TKV sebagai pusat menerapkan EBM dalam Pj. Diklit
pendidikan dan penelitian pendidikan dan pelayanan
berbasis bukti
Tercapainya kepuasan peserta 3 Tingkat kepuasan 70% 80% 90% 95% 5 KPS,
didik, staf pengajar, alumni, peserta didik dan SPS dan
pengguna lulusan dan pegawai stakeholders Pj.
pada program studi bedah Lahan
TKV Pendidik
Customer an

Terlaksananya penjaminan 4 Akreditasi Kolegium 100 100 100 100 KPS dan
mutu prodi BTKV BTKV % % % % SPS
5 Kelengkapan EPSBED 100 100 100 100 KPS dan
% % % % SPS
6 Kinerja Tim Penjaminan 50% 70% 90% 100 KPS
Mutu %
Tercapainya peningkatan 7 Persentase lulusan yang KPS dan
kualitas pendidikan bedah tepat waktu 60% 80% 90% 100 5 SPS
toraks-Kardiak vaskular yang %
berbasis bukti

8 Penelitian yang di 1 1 1 1 5 KPS,dan


publikasikan di jurnal Pj. Diklit
nasional / internasional
1/tahun/staf pengajar
Proses
Terwujudnya kerja sama 9 Membangun kerjasama 1 1 1 1 5 KPS
Bisnis
dengan rumah sakit dan dengan RS jejaring yang
institusi jejaring baru
Terwujudnya sistem 10 Kinerja manajemen 70% 80% 90% 100 5 SPS
manajemen program studi program studi %
yang handal
Mewujudkan sistem 11 Persentase proses 40% 60% 80% 100 5 SPS
monitoring dan evaluasi pendidikan yang tercatat %
pendidikan dalam logbook dan
dievaluasi
Terwujudnya atmosfir 12 Survey budaya kinerja 45% 50% 55% 60% 5 Pj. Diklit
akademik, budaya berkinerja
dan menolong
Mewujudkan staf yang 13 Persentase staf yang 60% 70% 80% 90% 5 KPS, Pj.
memiliki kompetensi dan mengintegrasikan Lahan
kinerja yg unggul patient safety dalam Pendidik
Learning pendidikan an
and growth
14 Rasio staf dengan 50% 60% 70% 80% 5 KPS
kinerja excelent
15 Persentase staf pengajar 70% 80% 90% 100 5 KPS, Pj.
yang mengikuti pendidikan % Diklit
tambahan
Tersedianya sarana dan 16 Tingkat keandalan sarana 70% 75% 80% 85% 5 Pj.
prasarana berbasis teknologi dan prasarana pendidikan Adminke
terkini dalam bidang bedah sesuai best u
TKV practice

44
6. SASARAN STRATEGIS DAN PROGRAM KERJA
Perspektif Sasaran Program Kerja
BSC strategis 2017 2018 2019 2020
Terciptanya Perbaikan sistem Implementasi Evaluasi Perbaikan Implementasi
cost manajemen perbaikan sistem sistem manajemen hasil perbaikan
efectiveness keuangan, manajemen keuangan sistem manajemen
pendidikan keuangan keuangan
Finance Menyusun unit cost Implementasi Evaluasi unit cost Implementasi
operasional unit cost operasional hasil evaluasi
pendidikan operasional pendidikan
pendidikan
Menyusun rencana Implementasi Monitoring dan Review hasil
Terwujudnya pelatihan untuk pelaksanaan evaluasi monitoring dan
program studi mencapai kualifikasi evaluasi program
Bedah TKV pendidik dan kursus
sebagai pusat EBM bagi seluruh staf
pendidikan dan pengajar.
penelitian
berbasis bukti

Melaksanakan Implementasi Evaluasi Implementasi hasil


Tercapainya survey kepuasan hasil survey implementasi hasil evaluasi
kepuasan peserta didik, staf survey
peserta didik, pengajar, alumni,
staf pengajar, pengguna lulusan
alumni, dan pegawai
pengguna
lulusan dan
Customer pegawai pada
program studi
bedah TKV

Terlaksananya Evaluasi dan Revisi Implementasi Evaluasi dan Implementasi


penjaminan kurikulum oleh tim kurikulum Revisi kurikulum kurikulum
mutu program penjaminan mutu oleh tim
studi BTKV penjaminan mutu

Proses Akreditasi - - Proses Akreditasi


Program Studi Program Studi

Tercapainya Penetapan tahapan Implementasi Evaluasi tahapan Implementasi hasil


peningkatan pembuatan karya tahapan pembuatan karya evaluasi tahapan
kualitas akhir pembuatan akhir pembuatan karya
pendidikan karya akhir akhir
bedah toraks- Penyusunan Implementasi Evaluasi program Implementasi hasil
Kardiak Program program Evaluasi program
vaskular yang perencanaan riset
berbasis bukti operasional.

Perencanaan dan Penambahan Evaluasi Implementasi hasil


pengadaan skill lab materi skill lab pelaksanaan skill evaluasi
lab
Fasilitasi kegiatan Implementasi Evaluasi program Implementasi hasil
Proses
dan publikasi ilmiah program evaluasi
Bisnis
Internal
Terwujudnya Pengembangan Implementasi Evaluasi program Review hasil
kerja sama MOU kerjasama program monitoring dan
dengan rumah dengan rumah sakit evaluasi program
sakit dan dan institusi
institusi pendidikan di luar
jejaring FKUI/RSCM

Terwujudnya Menyusun sistem Implementasi Evaluasi Program Implementasi hasil


sistem manajemen, program evaluasi
manajemen administrasi dan
program studi keuangan program
yang handal studi
Mewujudkan Mengefektifkan Implementasi Evaluasi Program Implementasi hasil
sistem pencatatan kegiatan program evaluasi

45
monitoring dan peserta didik dan staf
evaluasi pengajar dalam
program studi logbook
Terwujudnya Membangun sistem Implementasi Implementasi SIM Review hasil
atmosfir informasi manajemen SIM monitoring dan
akademik, RS yang terpadu evaluasi
budaya untuk menunjang
berkinerja dan kebutuhan layanan,
menolong pendidikan,
penelitian

Learning Mewujudkan Program Implementasi Evaluasi program Implementasi hasil


staf yang pengembangan staf program evaluasi
and
memiliki pengajar untuk
growth kompetensi mengikuti S3,
komprehensif Fellowship,
dan kinerja yg Workshop dan
unggul Kursus resmi
Tersedianya Program pengadaan Implementasi Evaluasi program Implementasi hasil
sarana dan sarana dan prasarana program evaluasi
prasarana berbasis teknologi
berbasis terkini untuk
teknologi pendidikan
terkini dalam
bidang bedah
TKV

46
RENCANA ANGGARAN PROGRAM KERJA
PROGRAM STUDI BEDAH TORAKS KARDIAK DAN
VASKULAR
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA

Sasaran strategis KPI Target Program kerja Kegiatan Anggaran


th 2017
Terciptanya cost Tercapainya 45% Perbaikan Identifikasi sumber- Rp600.000
efectiveness dalam rasio sistem sumber pemasukan (4x
pelayanan dan penerimaan manajemen rapat staff)
pendidikan biaya operasional keuangan dan Meningkatkan Rp10.000.000
pendidikan menyusun unit kemampuan staff
cost administratif (pelatihan
manajemen administrasi)
Identifikasi kebutuhan dan Rp750.000
biaya operasional
pendidikan (rapat staff 5x)
Menetapkan unit cost Rp300.000
pendidikan(rapat 2x)
Terwujudnya Persentase staf 50% Menyusun Pelatihan kualifikasi Rp.
pusat pendididkan yang rencana pelatihan pendidik (TOT, Pekerti, 20.000.000
dan penelitian menerapkan untuk mencapai dan AA) ( 10 orang x Rp.
berbasis bukti EBM dalam kualifikasi 2.000.000)
bedah toraks- pendidikan dan pendidik dan Kursus EBM bagi staf Rp.
Kardiak vaskular pelayanan kursus EBM bagi pengajar (10 orang x Rp. 20.000.000
seluruh staf 2.000.000)
pengajar.

Terwujudnya Tingkat kepuasan 70% Melaksanakan Survey kepuasan peserta Rp. 500.000
kepuasan peserta peserta didik dan survey didik
didik, staf pengajar stakeholders kepuasan Survey kepuasan staf Rp. 500.000
dan pegawai peserta didik, pengajar
program studi staf pengajar, Survey kepuasan alumni Rp. 500.000
Bedah TKV alumni, Survey kepuasan Rp. 500.000
pengguna pengguna lulusan
lulusan dan Survey kepuasan pegawai Rp. 500.000
pegawai
Terlaksananya Akreditasi Prodi 100% Proses Rapat Penyusunan Rp. 3.000.000
penjaminan mutu BTKV Akreditasi Instrumen dan borang
prodi BTKV akreditasi (20 x Rp.
150.000)
Dokumen dan borang Rp. 3.000.000
akreditasi
Biaya proses akreditasi Rp.
25.000.000
Kelengkapan 100% Melengkapi Rapat staf untuk Rp. 300.000
EPSBED EPSBED pengisian EPSBED
Kinerja Tim 50% Evaluasi dan Rapat tim penjaminan Rp. 600.000
Penjaminan Mutu Revisi kurikulum mutu akademik (4 kali)
oleh tim
penjaminan
mutu
Tercapainya Persentase 60% Penetapan Biaya seminar proposal, Rp1.200.000
peningkatan lulusan yang tahapan metodologi dan ujian akhir
kualitas pendidikan tepat waktu pembuatan (3x20x Rp. 20.000)
bedah toraks- karya akhir Honor pembimbing Rp.6.000.000
Kardiak vaskular statistik (6 x Rp.
1.000.000)
Honor pembimbing materi Rp.6.000.000
dan metodologi
(6xRp1000.000)

47
Perencanaan dan Penyusunan TORR dan Rp. 1.000.000
pengadaan skill rencana pelaksanaan
lab
Pelaksanaan Animal Lab Rp.
(1x10 orang x Rp. 40.000.000
4.000.000)
Pelaksanaan Wetlab Rp.
Minimal Invasif (1x10xRp. 20.000.000
2.000.000)
Fasilitasi Pembuatan website Rp. 5.000.000
kegiatan dan Program Studi dan biaya
publikasi ilmiah maintenance website
Penyelenggaraan Ismid Rp.
Busroh Monthly Academia 36.000.000
(honor pembicara tamu
dan konsumsi x 12)
Jumlah penelitian 1 Penyusunan Rapat staf untuk Rp.3.000.000
operasional yang Program menentukan riset
diaplikasikan perencanaan operasional (2x10 orang)
riset
operasional.

Terwujudnya kerja Membangun 1 Pengembangan pertemuan dengan pihak Rp.5.000.000


sama dengan kerjasama MOU kerjasama RS Jejaring
rumah sakit dan dengan RS dengan rumah
institusi jejaring jejaring yang sakit dan institusi
baru pendidikan di
luar FKUI/RSCM

Terwujudnya Kinerja 70% Menyusun sistem Membuat rencana Rp750.000


sistem manajemen manajemen, penerimaan dan
manajemen program studi administrasi dan pengeluaran PRODI
program studi keuangan (rapat 5x)
yang handal program studi Administrasi kelengkapan Rp. 500.000
SIAK NG, SIAK BP, dan
Sistem Informasi Program
Studi
Mewujudkan Persentase proses 40% Mengefektifkan Pengumpulan dan Rp.600.000
sistem monitoring pendidikan yang pencatatan rekapitulasi logbook tiap 3
dan evaluasi tercatat dalam kegiatan peserta bulan (4xRp. 150.000)
program studi logbook dan didik dan staf
dievaluasi pengajar dalam
logbook

Terwujudnya Survey budaya 40% Melakukan Sosialisasi tentang Rp600.000


atmosfir akademik, kerja koordinasi staf budaya menolong
budaya berkinerja pengajar dan (sosialisasi 6x)
dan menolong peserta didik

Mewujudkan staf Persentase staf 50% Program Training staff perawat, Rp10.000.000
yang memiliki yang pengembangan orientasi PPDS, dan staff
kompetensi mengintegrasikan dan administrasi
komprehensif dan patien safety dalam implementasi
kinerja yg unggul pendidikan Patient Safety
dalam
pembelajaran
penangan
pasien

48
Rasio staf 40% Program Identifikasi kebutuhan staff Rp600.000
dengan kinerja pengembangan disesuaikan dengan volume
excelent sistem dalam layanan, mapping dan
menentukan dan menentukan jumlah staff
mendefinisikan dibutuhkan (rapat
pola ketenagaan staff 4x)
staff yang tepat Mengikuti pelatihan TOT Rp8.000.000
untuk menunjang dan kursus pengembangan
produktifitas diri

Persentase staf 70% Program Bantuan pendidikan bagi Rp50.000.000


pengajar yang pengembangan staf pengajar
mengikuti staf pengajar
pendidikan untuk mengikuti
tambahan S3, Fellowship,
Workshop dan
Kursus resmi
Terwujudnya Tingkat keandalan 65% Program Membuat analisa Rp750.000
pemenuhan sarana sarana dan pengadaan kebutuhan sarana dan
dan prasarana prasarana sesuai sarana dan prasarana pendidikan
pendidikan berbasis best practice prasarana bedah TKV
teknologi terkini berbasis (internet, journal, animal
bedah TKV teknologi untuk lab, intrumen medis :
pendidikan bronkoskopi, minimal
invasif ) (rapat staff 5x)

49
DAFTAR
RUJUKA
N

1. Lembaga Akreditasi Mandiri Pendidikan Tinggi Kesehatan, Pedoman


Evaluasi Diri Program Studi, 2017
2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional
3. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2003 tentang Guru
dan Staf Pengajar
4. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 9 tahun 2009 tentang Badan
Hukum Pendidikan
5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 42
tahun 2007 Tentang Sertifikat Staf Pengajar
6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 17
tahun 2008 Tentang Perubahan Pertama atas Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 42 tahun 2007 Tentang Sertifikat Staf Pengajar
7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 37
tahun 2009 Tentang Staf Pengajar
8. RENSTRA Universitas Indonesia 2014-2019
9. RENSTRA Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo
10. RENSTRA Divisi Bedah Toraks Kardiak Vaskular RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo
11. Standar Pendidikan Profesi Dokter Spesialis Bedah Toraks Kardiak
Vaskular Kolegium Bedah Toraks Kardiak Vaskular Indonesia 2007
12. Panduan Penulisan Karya Akhir Universitas Indonesia 2015
13. Buku Panduan Akademik Program Pendidikan Dokter Spesialis Bedah
Toraks Kardiak Vaskular FKUI 2015
14. Panduan Penerimaan calon peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis
Bedah Toraks Kardiak Vaskular FKUI
15. Pedoman Penjaminan Mutu Universitas Indonesia
16. Pedoman Penjaminan Mutu Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
17. RKAT Departemen Ilmu Bedah RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo
18. RKAT Program Pendidikan Dokter Spesialis Bedah Toraks Kardiak Vaskular FKUI

50
19. Standar Operasional Prosedur Divisi Bedah Toraks Kardiak Vaskular
RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo
20. Standar Pelayanan Medis Divisi Bedah Toraks Kardiak Vaskular RSUPN
dr. Cipto Mangunkusumo

51

Anda mungkin juga menyukai