Anda di halaman 1dari 18

II.

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi Lamun

Lamun (seagrasses) adalah tumbuhan berbunga yang sudah sepenuhnya

menyesuaikan diri untuk hidup terbenam dalam laut. (Nontji, 1993). Tumbuh- tumbuhan

ini hidup di habitat perairan pantai yang dangkal. Seperti halnya rumput di darat, mereka

mempunyai tunas berdaun yang tegak dan tangkai-tangkai yang merayap dan efektif

untyuk berkembang biak (Juwana dan Romimohtarto, 2005). Berbeda dengan tumbuhan

laut lainnya (alga dan rumput laut), lamun berbunga, berbuah dan menghasilkan biji.

Selain itu lamun juga mempunyai akar dan sistem internal untuk mengankut gas dan

zat-zat hara (Nyabakken, 1992).

Lamun biasanya terdapat dalam jumlah yang melimpah dan sering membentuk

padang yang lebat dan luas di perairan tropik. Sifat-sifat lingkungan pantai terutama

dekat estuari, cocok untuk pertumbuhan dan perkembangan lamun. Namun seperti

halnya mangrove, lamun juga hidup di lingkungan sulit. Pengaruh gelombang,

sedimentasi, pemanasan air, pergantian pasang dan surut dan curah hujan, semuanya

harus dihadapi dengan gigih dengan penyesuaian-penyesuaian secara morfologik dan

secara faal (Romimohtarto dan Juwana, 1999).

Lamun adalah tumbuhan berbiji tunggal (monokotil) dari kelas Angiospermae.

Terdapat 4 Famili lamun yang diketahui diseluruh perairan di dunia, 2 diantaranya

terdapat di perairan Indonesia. yaitu Hydrocharitaceae dan Potamogetonaceae., di

Indonesia tercatat ada 12 jenis lamun , 6 jenis dari Suku Hydrocharitaceae, dan 6 jenis

dari Suku Potamogetonaceae (Tabel. 1)

1
Tabel. 1 kekayaan jenis dan sebaran lamun di Indonesia (Azkab, 2009)

Jenis Sebaran
1 2 3 4 5
Potamogetonaceae +
 Halodule uninervis + + + + +
 Halodule pinifolia + + + + +
 Cymodocea rotundata + + + + +
 Cymodocea serrulata + + + - +
 Syringodium isoetifolium + + + + +
 Thalassodendron ciliatum + + + +
Hydrocharitaceae +
+ + - + +
 Enhalus acoroides
- + + - -
 Halophila decipiens
+ + + + +
 Halophila minor
+ + - + +
 Halophila ovalis + + - +
+
 Halophila spinulosa + + + +
 Thalassia hemprichii

Keterangan: + = ada
- = tidak ada
Daerah penyebaran :
1 = Sumatera
2 = Jawa, Bali, Kalimantan
3 = Sulawesi
4 = Maluku dan Nusa Tenggara
5 = Irian Jaya

2.1.1 Syringodium isoetifolium

Daunnya berbentuk silindris, dengan panjang dapat mencapai 25 cm dan


memiliki lebar 2mm (Gambar 1)

Gambar 1. Syringodium iseotifolium

2
Klasifikasi :
Kerajaan : Plantae
Divisi : Anthophyta
Kelas : Angisopermae
Bangsa : Helobiae
Suku : Potamogetonaceae
Marga : Syringodium
Jenis : Syringodium iseotifolium

2.1.2 Halophila ovalis

Daunnya pipih berbentuk bulat seperti telur, mempunyai tangkai daun berwarna

merah (bagian tengah). Panjang maksimum helaian daunnya mencapai 32cm, dan lebar

maksimum dapat mencapai 1,3cm, dengan pertulangan daun berjumlah 10-25 pasang

(Gambar 2).

Gambar 2. Halophila ovalis

Klasifikasi :

3
Kerajaan : Plantae
Divisi : Anthophyta
Kelas : Angiospermae
Bangsa : Helobiae
Suku : Hydrocharitaceae
Marga : Halophila
Jenis : Halophila ovalis

2.1.3 Halophila spinulosa

Bentuk daunnya bulat-panjang menyerupai pisau wali, memiliki 4-7 pasang

tulang daun.. Daun dapat berpasangan sampai 22 pasang, serta memiliki tangkai yang

panjang (Gambar 3)

Gambar 3. Halophila spinulosa

Klasifikasi :
Kerajaan : Plantae
Divisi : Anthophyta
Kelas : Angiospermae
Bangsa : Helobiae
Suku : Hydrocharitaceae
Marga : Halophila
Jenis : Halophila spinulosa

4
2.1.4 Halophila minor

Bentuk daunnya bulat-panjang sama halnya dengan Halophila spinulosa dan

menyerupai pisau wali. Panjang daunnya berkisar antara 5-15mm. Daun saling

berpasangan dengan tegakan pendek (Gambar 4)

Gambar 4. Halophila minor

Klasifikasi :
Kerajaan : Plantae
Divisi : Anthophyta
Kelas : Angiospermae
Bangsa : Helobiae
Suku : Hydrocharitaceae

5
Marga : Halophila
Jenis : Halophila minor

2.1.5 Halophila decipiens

Bentuk daunnya bulat-panjang dan menyerupai pisau wali. sama halnya dengan

Halophila spinolosa dan Halophila minor. Pinggiran daun seperti gergaji, daun membujur

seperti garis dengan panjang 50 – 200mm

Gambar 5. Halophila decipiens

Klasifikasi :

6
Kerajaan : Plantae
Divisi : Anthophyta
Kelas : Angiospermae
Bangsa : Helobiae
Suku : Hydrocharitaceae
Marga : Halophila
Jenis : Halophila decipiens

2.1.6 Halodule pinifilia

Daun pipih dengan panjang maksimum mencapai 12 cm dan lebar maksimum

mencapai 1,5mm. Tidak memiliki pertulangan daun, ujung daunnya membulat, bergerigi

dan tidak beraturan (tepi)

Gambar 6. Halodule pinifolia

Klasifikasi :

7
Kerajaan : Plantae
Divisi : Anthophyta
Kelas : Angiospermae
Bangsa : Helobiae
Suku : Potamogetonaceae
Marga : Halodule
Jenis : Halodule pinifolia

2.1.7 Halodule uninervis

Bentuk daun pipih, panjang maksimumnya hanya 12 cm, sedangkan lebar

maksimum 4mm. Tulang daun tidak lebih dari tiga, dan menyerupai trisula (dua di tepi

dan satu ditengah) (Gambar 7)

Gambar 7. Halodule uninervis

Klasifikasi :
Kerajaan : Plantae
Divisi : Anthophyta

8
Kelas : Angiospermae
Bangsa : Helobiae
Suku : Potamogetonaceae
Marga : Halodule
Jenis : Halodule uninervis

2.1.8 Thalassodendron cilliatum

Ujung daun seperti gigi, dengan jumlah akar 1-5 dan tebal 0,5 – 2mm. bentuk

daunnya menyerupai kipas dan memiliki tangkai yang panjang (Gambar 8)

Gambar 8. Thalassodendron ciliatum

Klasifikasi :
Kerajaan : Plantae

9
Divisi : Anthophyta
Kelas : Angiospermae
Bangsa : Helobiae
Suku : Potamogetonaceae
Marga : Thalassodendron
Jenis : Thalassodendron ciliatum

2.1.9 Cymodocea rotundata

Bentuk daunnya melengkung menyerupai selempang. Bagian pangkal

menyempit dan kearah ujung agak melebar. Ujung daunnya licin (halus) dengan bagian

tengahnya melekuk ke arah dalam. Tulang daun berjumlah 9-15 dengan panjang 5-

16cm dan lebar 2-4 mm (Gambar 9)

Gambar 9. Cymodocea rotundata

Klasifikasi :
Kerajaan : Plantae

10
Divisi : Anthophyta
Kelas : Angiospermae
Bangsa : Helobiae
Suku : Potamogetonaceae
Marga : Cymodocea
Jenis : Cymodocea rotundata

2.1.10 Cymodocea serrulata

Sama halnya dengan Cymodocea rotundata, bentuk daunnya meleng-kung

menyerupai selempang Bagian pangkal menyempit dan ke arah ujung agak

melebar.panjang dan lebarnya juga hampir sama berkisar 5-15m dan 2-4mm. Yang

membedakannya dengan ujung daun dari Cymodocea serrulata adalah ujung daunnya

bergerigi dengan tulang daun berjumlah 13-17

Gambar 10. Cymodocea serrulata

Klasifikasi :

11
Kerajaan : Plantae
Divisi : Anthophyta
Kelas : Angiospermae
Bangsa : Helobiae
Suku : Potamogetonaceae
Marga : Cymodocea
Jenis : Cymodocea serrulata

2.1.11 Thalassia hemprichii

Rimpang berdiameter 2-4mm tanpa rambut-rambut kaku. Panjang daun 1-3cm,

dan lebar daun 4-10mm (Gambar 11)

12
Gambar 11. Thalassia hemprichii

Klasifikasi :

Kerajaan : Plantae
Divisi : Anthophyta
Kelas : Angiospermae
Bangsa : Helobiae
Suku : Hydrocharitaceae
Marga : Thalassia
Jenis : Thalassia hemprichii

2.1.12 Enhalus acoroides

Memiliki akar yang panjangnya dapat mencapai 30cm, diameter >1cm, serta

rambut-rambut kaku berwarna hitam yang merupakan sisa-sisa daun. Daun pipih

dengan jumlah helaian 2-5. Panjang helaian 30-150cm, dengan lebar 13-17mm.

Kebanyakan ujung daunnya tidak utuh lagi/putus yang diakibatkan oleh kekuatan

gelombang. Ciri lainnya adalah bunga (jantan dan betina) terdapat pada tumbuhan

yang berbeda (dioecious). Umumnya bunga betina bertangkai panjang melekuk-lekuk

seperti spiral, sedangkan bunga jantan bertangkai pendek lurus. Buahnya sendiri

berukuran besar dengan permukaan luar berambut tebal (satu buah berisi 12 biji)`

13
Gambar 12. Enhalus acoroides

Klasifikasi :
Kerajaan : Plantae
Divisi : Anthophyta
Kelas : Angiospermae
Bangsa : Helobiae
Suku : Hydrocharitaceae
Marga : Enhalus
Jenis : Enhalus acoroides

2.2. Fungsi Padang Lamun

14
Padang lamun merupakan ekosistem yang tinggi produktifitas organiknya,

dengan keanekaragaman biota yang cukup tinggi. Pada ekosistem ini hidup beraneka

ragam biota laut seperti ikan, Krustasea, Moluska ( Pinna sp., Lambis sp., dan Strombus

sp.), Ekinodermata (Holothuria sp., Synapta sp., Diadema sp., Archaster sp., Linckia sp.)

dan cacing ( Polychaeta) (Bengen, 2001).

Ekosistem lamun merupakan salah satu ekosistem di laut dangkal yang

produktif. Di samping itu, ekosistem lamun mempunyai peranan penting dalam

menunjang kehidupan dan perkembangan jasad hidup di laut dangkal. Menurut hasil

penelitian, diketahui bahwa peranan lamun di lingkungan perairan laut dangkal sebagai

berikut (Bengen, 2001).

1. Produsen Primer

Lamun mempunyai tingkat produktifitas primer tertinggi bila dibandingkan dengan

ekosistem lainnya yang ada di laut dangkal seperti ekosistem terumbu karang

2. Habitat Biota

Lamun memberikan tempat perlindungan dan tempat menempel berbagai hewan

dan tumbuh-tumbuhan (alga). Disamping itu, padang lamun merupakan daerah

pemijahan (spawning ground), padang pengembalaan (nursery ground) dan mencari

makan (feeding ground) bagi berbagai jenis ikan herbivora dan ikan–ikan karang (coral

fishes)

3. Penangkap Sedimen

Daun lamun yang lebat akan memperlambat air yang disebabkan oleh arus dan

ombak sehingga perairan di sekitarnya menjadi tenang. Rimpang dan akar lamun dapat

menahan dan mengikat sedimen, sehingga dapat menguatkan dan menstabilkan

permukaan substrat. Jadi padang lamun yang berfungsi sebagai penangkap sedimen

dapat mencegah erosi

4. Pendaur Zat Hara

15
Lamun memegang peranan penting dalam pendauran berbagai zat hara dan

elemen-elemen yang langka di lingkungan laut.

Di samping 4 manfaat ekologis tadi, lamun juga mempunyai manfaat ekonomis,

seperti dapat dimanfaatkan sebagai bahan pangan, pakan ternak, bahan baku kertas,

bahan kerajinan, pupuk, dan bahan obat-obatan (Ferianita, 2007). Fungsi padang lamun

memang cukup besar. Tetapi tidak banyak orang yang paham tentang hal itu. Tak heran

jika di kawasan pesisir kerap ditemui kerusakan padang lamun.

2.3. Faktor-Faktor Lingkungan

Beberapa faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi ekosistem padang


lamun, yaitu:

2.3.1. Suhu

Suhu merupakan faktor yang penting bagi kehidupan organisme di laut karena

mempengaruhi aktivitas metabolisme atau pun perkembangbiakan organisme tertentu

(Hutabarat dan Evans, 2000).

Kisaran suhu optimal bagi jenis lamun untuk perkembangannya adalah 28°-

30°C, sedangkan untuk fotosintesis lamun membutuhkan suhu optimum antara 25°-

35°C dan pada saat cahaya penuh. Pengaruh suhu bagi lamun sangat besar, suhu

mempengaruhi proses fisiologi seperti fotosintesis, laju respirasi, pertumbuhan dan

reproduksi (Nybakken, 1992).

Dahuri (2001) menambahkan walaupun padang lamun menyebar luas secara

geografi dan hal ini mengindikasikan adanya kisaran yang luas terhadap toleransi

tertentu, tetapi jenis lamun daerah tropik mempunyai toleransi yang rendah terhadap

perubahan suhu. Kisaran suhu optimal bagi jenis lamun adalah 280-300C dan

kemampuan proses fotosintesis akan menurun dengan tajam apabila suhu perairan

berada diluar kisaran suhu optimal tersebut.

16
2.3.2. Salinitas

Walaupun jenis lamun memiliki toleransi terhadap salinitas yang berbeda-beda,

namun sebagian besar memiliki kisaran yang lebar terhadap salinitas yaitu antara 10–

400/00. Nilai optimum toleransi terhadap salintas di air laut adalah 35 0/00. Penurunan

salinitas akan menurunkan kemampuan fotosintesis lamun.. Jenis dari padang lamun

tropik mempunyai toleransi lebih rendah dari salintas normal dan pada temperatur yang

rendah, tidak mampu mempertahankan hidupnya pada salintas yang sama dan dalam

kondisi suhu yang lebih tinggi (Bapedal, 1996).

Toleransi lamun terhadap salinitas bervariasi juga terhadap jenis dan umur.

Lamun yang tua dapat mentoleransi fluktuasi salinitas yang besar. Salinitas juga

berpengaruh terhadap biomassa, produktivitas, kerapatan, lebar daun dan kecepatan

pulih. Kerapatan semakin meningkat dengan meningkatnya salinitas (Effendi, 2010).

2.3.3. Kedalaman

Tingkat kedalaman suatu perairan sangat penting untuk pertumbuhan lamun.

Untuk mempertahankan populasinya tumbuhan lamun biasanya tumbuh di laut yang

sangat dangkal karena membutuhkan cahaya yang banyak. Namun pada perairan yang

jernih tumbuhan ini juga bisa hidup di tempat yang dalam (Dawes, 1981 dalam

Supriharyono 2000).

2.3.4. Substrat

Lamun hidup pada berbagai macam tipe sedimen, mulai dari lumpur sampai

sedimen dasar yang terdiri dari 40% endapan lumpur dan fine mud. Kebutuhan substrat

yang paling utama bagi pengembangan padang lamun adalah kedalaman sedimen yang

cukup. Peranan kedalaman substrat dalam stabilitas sedimen mencakup 2 hal, yaitu

17
pelindung tanaman dari arus air laut dan tempat pengolahan dan pemasok nutrien

(BAPEDAL, 1996).

2.3.5. Kecepatan Arus

Kecepatan arus merupakan faktor yang mempunyai pengaruh sangat nyata

terhadap pertumbuhan lamun di suatu perairan. Produktifitas padang lamun tampak

dari pengaruh keadaan kecepatan arus perairan. Padang lamun mempunyai

kemampuan maksimum menghasilkan ”standing crop” pada saat kecepatan arus 0,5

m/dtk (Dahuri, 2001).

2.3.6. Derajat Keasaman (pH)

Derajat keasaman mempunyai pengaruh yang besar terhadap tumbuhan dan

hewan air. Derajat keasaman sering digunakan sebagai petunjuk untuk menyatakan

baik buruknya suatu perairan sebagai lingkungan hidup, walaupun baik buruknya suatu

perairan masih tergantung pula pada faktor-faktor lain (Nasri 2002)

18

Anda mungkin juga menyukai