Oleh :
Dinda Fitri Annisa
15011113
Dosen Pengampu :
Zulian Fikry, S.Psi., MA.
JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2018
TUGAS UAS PSIKOLOGI POLITIK
A. Kliping Berita
1. https://www.viva.co.id/berita/nasional/1038567-bondet-meledak-kantor-
polsek-giligenting-sumenep-hancur
Kombes Barung menegaskan bahwa ledakan itu tidak ada kaitannya dengan aksi
teroris. Murni barang bukti bondet. Ia membantah isu berkembang bahwa ledakan
kantor Polsek itu berhubungan dengan kelompok teroris. "Itu hoax (isu menyebar
ledakan karena bom teroris)," tandasnya.
2. http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/news-
analysis/18/05/21/p91irj440-daftar-200-mubaligh-kemenag-yang-bikin-
gaduh-part1
Apalagi, kriteria yang dipakai Kemenag dalam memilih para penceramah/ustaz ini
bisa menimbulkan tafsir negatif yang lebih luas bagi penceramah yang tidak masuk
daftar itu. Label anti-NKRI dan anti-kebangsaan bisa muncul kepada para
penceramah yang berada di luar daftar pilihan Kemenag.
Padahal, ribuan mubaligh di luar daftar tersebut tergolong hebat dan memenuhi
ketentuan Kemenag. "Sebaiknya data itu dimatangkan dulu sebelum dirilis. Bahkan,
di antara nama 200 orang itu saja, ada yang kurang valid," kata Ziyad, Ahad (20/5).
Ia memberi contoh, ada pendakwah yang ahli hanya pada bahasa Inggris, tapi di
dalam daftar tertulis mampu berbahasa Arab. Karena itu, menurut Ziyad, wajar bila
daftar 200 mubaligh itu menuai kontroversi.
Sebaiknya, daftar tersebut segera diperbaiki lalu berkomunikasi dengan tokoh dan
ormas Islam. "Bisa dibayangkan sosok Ustaz Abdul Somad, Ustaz Adi Hidayat,
Ustaz Bachtiar Natsir, banyak profesor ahli bidang agama dan kiai-kiai hebat, tidak
termasuk dalam daftar itu," papar dia.
Wakil Sekretaris Jenderal PBNU, Masduki Baidlowi, menyayangkan daftar nama dai
versi pemerintah menimbulkan kegaduhan di tengah masyarakat, khususnya umat
Islam. Padahal, kaum Muslim Indonesia belum tentu membutuhkan rekomendasi
semacam itu.
“Yang bagus itu bukan positive-list, melainkan negative-list. Artinya, siapa yang
bermasalah, khususnya dalam soal kriteria ketiga, (komitmen) kebangsaan dan
keagamaan,” ujar Masduki, Ahad (20/5).
Saat ini masyarakat mulai resah akan kemunculan beberapa penceramah yang
menganjurkan paham kekerasan dan tindakan ekstremis. Mereka itulah yang patut
diragukan komitmen kebangsaan dan keislaman moderatnya.
Apalagi, belum lama ini aksi terorisme kembali meledak di Tanah Air dan
mengancam kerukunan antarumat beragama. Masduki menyarankan agar daftar
penceramah yang berideologi ekstrem itu, kalaupun nanti dibuat, tidak perlu
diumumkan.
Ada juga Ustaz Arifin Ilham, Prof Quraish Shihab, Ustaz Irfan Syauqi Beik, Emha
Ainun Najib, Alwi Shihab, dan Ustaz Adian Husaini. Beberapa nama besar lain
memang tidak muncul dalam daftar yang menurut Kemenag bersifat dinamis itu,
dalam arti masih bisa berubah.
Menag menjelaskan ratusan mubaligh ini dipilih karena memenuhi tiga kriteria, yaitu:
mempunyai kompetensi keilmuan agama yang mumpuni, memiliki reputasi dan
pengalaman yang baik, dan berkomitmen kebangsaan yang tinggi.
Masyarakat masih bisa mengundang dan mengusulkan mubaligh yang lain di luar 200
nama ini. Apalagi, sambung Lukman, tidak ada kewajiban pada setiap acara
keagamaan selama Ramadhan harus mengundang ustaz sesuai rekomendasi dari
Kementerian Agama tersebut.
Indikator pertama adalah memiliki kompetensi tinggi kepada ajaran agama Islam.
"Yang menguji ini siapa? Apakah ada seleksinya? Jangan sampai ada yang
mengatakan bahwa ada ulama yang ilmunya jauh lebih tinggi dari Pak Lukman
Hakim Saifuddin, Menag kita, tetapi namanya tidak masuk dalam daftar itu," kata
Saleh, Sabtu (19/5).
Rekomendasi terhadap 200 nama muballigh itu dinilai hanya sekedar menarik
perhatian. Sementara, target dan sasaran dari dikeluarkannya rekomendasi itu tidak
jelas.
Saleh memastikan, rekomendasi itu pun tidak efektif. Apalagi, Kemenag mengatakan
jumlahnya masih bisa bertambah dan masyarakat masih tetap boleh memilih
penceramah yang diminati di luar daftar itu.
Adanya sejumlah nama ustaz yang tak masuk daftar rekomendasi, Dahnil meyakini
mereka memiliki komitmen tinggi merawat kebangsaan, seperti Ustaz Abdul Somad.
Menurut dia, ustaz-ustaz berilmu tinggi seperti mereka, pantas didengar ilmunya oleh
umat.
Terkait namanya yang masuk dalam daftar rekomendasi 200 mubaligh itu, Dahnil
merasa kurang pantas berada dalam daftar rekomendasi penceramah. "Karena banyak
sekali yang harus saya pelajari, dan saya bukan ahli agama seperti UAS (Ustaz Abdul
Somad) dan Adi Hidayat," tutur Dahnil.
3. https://ekonomi.kompas.com/read/2018/03/26/120600026/dalam-tiga-bulan-
harga-pertalite-naik-dua-kali
4. http://www.republika.co.id/berita/nasional/news-
analysis/18/05/29/p9gan4440-gonjangganjing-gaji-selangit-petinggi-bpip
Masalah gaji tampaknya memang sangat sensitif. Apalagi jika itu menyangkut gaji
pejabat dan pimpinan lembaga negara. Isu gaji pejabat negara ini sekarang
menggelinding bak bola salju, menimbulkan kontroversi di masyarakat.
Presiden Joko Widodo baru saja mengeluarkan peraturan presiden yang mengatur
tentang hak keuangan dan fasilitas bagi pimpinan, pejabat, dan pegawai Badan
Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP). Dalam Perpres Nomor 42 tahun 2018 yang
diunduh dalam laman setneg.go.id pada Senin (28/5), tertulis bahwa Ketua Dewan
Pengarah BPIP, yakni Megawati Soekarnoputri, memperoleh gaji Rp 112,548 juta.
Anggota Dewan Pengarah BPIP mendapat gaji Rp 100,811 juta. Mereka yang masuk
dalam anggota Dewan Pengarah antara lain KH Said Aqil Siradj, Try Sutrisno, KH
Ma'ruf Amin, Ahmad Syafii Ma'arif, Muhammad Mahfud MD, Sudhamek, Andreas
Anangguru Yewangoe, dan Wisnu Bawa Tenaya. Selain itu, Yudi Latif menjabat
sebagai kepala BPIP.
Dalam Perpres 42 Tahun 2018 disebutkan, gaji kepala BPIP sebesar Rp 76,5 juta.
BPIP merupakan organisasi nonstruktural yang berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Presiden. BPIP yang direvitalisasi fungsi dan tugasnya pada 28
Februari 2018 sebelumnya bernama Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi
Pancasila.
Seperti dikutip laman Setkab.go.id, berdasarkan Perpres 7 Tahun 2018, badan ini
mempunyai tugas membantu Presiden dalam merumuskan arah kebijakan pembinaan
ideologi Pancasila. Badan ini melaksanakan koordinasi, sinkronisasi, dan
pengendalian pembinaan ideologi Pancasila secara menyeluruh dan berkelanjutan,
dan melaksanakan penyusunan standardisasi pendidikan serta pelatihan.
Gaji yang dinilai tinggi inilah yang kemudian menimbulkan pro kontra di masyarakat.
Mahfud MD, salah satu anggota Dewan Pengarah, menegaskan selama setahun
bekerja di BPIP tidak pernah membicarakan gaji.
Sejak dibentuk pada 7 Juni 2017, kata Mahfud, Pengarah dan Kepala BPIP belum
pernah digaji dan mereka tidak pernah menanyakan gaji. "Kepres pembentukan UKP
Pancasila, yang kemudian diubah menjadi BPIP, juga tidak menyebut besaran gaji
dan kami tdk pernah mempersoalkan," kata Mahfid seperti tertulis dalam
akun Twitter-nya.
Di kalangan Pimpinan BPIP, sambung dia, sepertinya sudah ada kesepakatan bahwa
tim BPIP tidak akan pernah meminta gaji. "Sampai hari ini pun Dewan Pengarah tak
serupiah pun pernah mendapat bayaran dari kesibukan yang luar biasa di BPIP. Ke
mana-mana kami pergi tidak dibiayai oleh BPIP," kata Mahfud.
Megawati dan Try Sutrisno sering berpesan pada setiap rapat bahwa lembaga ini
menyandang ideologi Pancasila, jangan sampai ada kasus atau kesan tim ini makan
uang negara. Apalagi, kata Mahfud, sampai dipanggil oleh KPK.
Jika sekarang ada Perpres yang berisi besaran gaji, Mahfud menjelaskan, tentu itu
bukan urusan atau upaya pihaknya di BPIP. Yang mereka pahami, jika benar gaji
Pengarah BPIP itu ada sebenarnya dimaksudkan sebagai biaya operasional.
"Tampak lebih besar daripada gaji menteri karena kalau menteri mendapat gaji plus
tunjangan operasional yang juga besar, tapi kalau BPIP gajinya itulah yang menjadi
biaya operasional," Mahfud menerangkan.
Penjelasan Mahfud diiyakan Wakil Sekjen DPP PDI Perjuangan Ahmad Basarah. Ia
mengungkapkan Ketua Dewan Pengarah BPIP Megawati Soekarnoputri dan sejumlah
pimpinan BPIP belum pernah mendapatkan gaji ataupun hak-hak keuangan dari
negara selama memimpin BPIP.
Meskipun demikian, kata Basarah, para pimpinan ini tidak pernah memikirkan hal-
hal bersifat materi seperti gaji ini. Basarah mengungkapkan para tokoh tersebut
adalah sosok yang memiliki integritas tinggi dan bukan bekerja atas dasar gaji.
Para tokoh tersebut pun menjalankan fungsi sosial-politik dalam menjaga tegaknya
Pancasila dan NKRI. "Ke semua tugasnya tidak diukur dengan sekadar persoalan
gaji," kata Basarah, Senin (28/5).
Pimpinan BPIP tidak pernah mengusulkan berapa besar gaji mereka, apalagi
meminta-minta gaji ke pemerintah. Menurut Basarah, penetapan gaji dan hak-hak
keuangan di lingkungan BPIP yang saat ini beredar tidak mungkin dibuat tidak
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Basarah meminta Mensesneg, Menteri PAN/RB, dan Menteri Keuangan agar segera
memberikan penjelasan kepada publik secara objektif dan proporsional. Penjelasan
para menteri ini sangat penting agar opini publik tidak digiring ke arah penghancuran
wibawa lembaga BPIP yang peran dan tanggung jawabnya sangat vital untuk
pembangunan mental ideologi Pancasila bangsa Indonesia.
Sri menyebut tunjangan jabatan pejabat di BPIP lebih kecil dibandingkan lembaga
lainnya. "Tunjangan jabatannya Rp 13 juta," kata Sri di Kantor Presiden, Jakarta,
Senin (28/5).
Untuk sisa hak keuangan lainnya digunakan untuk mendukung berbagai kegiatan
BPIP seperti biaya transportasi, pertemuan, komunikasi, dan lain-lain. Selain itu,
terdapat pula asuransi kesehatan dan juga asuransi jiwa masing-masing sebesar Rp 5
juta.
Untuk kondisi saat ini, Sri Mulyani menegaskan, gaji Megawati belum dibayarkan
serupiah pun sejak Juni 2017. Padahal, mereka sudah bekerja hampir setahun.
5. http://www.republika.co.id/berita/nasional/politik/18/05/29/p9guw0409-
dahnil-gaji-besar-bpip-justru-rendahkan-ketokohan-megawati
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda
Muhammadiyah, Dahnil Azhar Simajuntak menilai, pemberian gaji berjumlah besar
kepada para pejabat Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) sejatinya menghina
integritas dan kapasitas para tokoh. Menurut Dahnil, tidak ada nilai uang yang
sebanding baginya untuk dapat diberikan kepada tokoh BPIP seperti Megawati
maupun sosok lain di BPIP.
"Sebab, mereka pastilah sudah selesai dengan masalah 'gaji-gajian' tersebut," ujarnya
dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Selasa (29/5)
Dahnil menambahkan, dirinya ragu Megawati dan tokoh BPIP lainnya meminta
digaji, terlebih dengan nominal yang besar. Pastilah mereka tidak tahu menahu
mengenai hal tersebut.
Dahnil optimistis, tokoh terkait hanya fokus bekerja merawat ideologi bangsa yang
sudah menjadi panggilang jiwa dan tugas kebangsaan para tokoh. Oleh karena itu,
Dahnil menganjurkan kepada pemerintah maupun pihak lain untuk tidak menghina
tokoh bangsa tersebut dengan uang gaji.
Namun, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menjelaskan data berbeda soal gaji
ini. Gaji pokok Ketua Dewan Pengarah BPIP, kata Menkeu, tidak berbeda dengan
gaji pokok yang diterima para pejabat negara lainnya, yakni sebesar Rp 5 juta.
6. https://fokus.tempo.co/read/1093886/kontroversi-kenaikan-thr-pns-
pemerintah-harus-waspadai-hal-ini
TEMPO.CO, Jakarta - Kontroversi pemberian tunjangan hari raya atau THR dan
gaji ke-13 kepada pegawai negeri sipil (PNS), prajurit TNI, anggota Kepolisian RI,
pejabat negara, penerima pensiun dan penerima tunjangan masih belum selesai.
Salah satu di antaranya karena besar anggaran yang melonjak ketimbang tahun lalu
tak disertai dengan kapasitas ruang fiskal daerah yang mencukupi.
Angka itu mencakup THR gaji sebesar Rp 5,24 triliun, THR untuk tunjangan
kinerja Rp 5,79 triliun, THR untuk pensiunan Rp 6,85 triliun, dan gaji ke-13 sebesar
Rp 5,24 triliun. Lalu, tunjangan kinerja ke-13 sebesar Rp 5,79 triliun dan pensiun
ke-13 sebanyak Rp 6,85 triliun.
Pemberian THR PNS, TNI, dan Polri saat ini tidak hanya meliputi gaji pokok, tetapi
juga mencakup tunjangan kinerja, tunjangan tambahan, dan tunjangan jabatan.
"Dengan demikian PNS akan mendapat THR hampir sama seperti take home pay
mereka satu bulan," ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati di Istana Negara,
Jakarta, Rabu, 23 Mei 2018.
Kebijakan itu tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2018 tentang
THR dalam Tahun Anggaran 2018 kepada Pimpinan dan Pegawai Non PNS pada
Lembaga Nonstruktural pada 23 Mei 2018 yang ditandatangani Presiden Jokowi. PP
ini mengatur besaran THR untuk pimpinan lembaga nonstruktural (LNS) dan
pegawai non-PNS di LNS, mulai Rp 3,4 juta hingga Rp 24,9 juta. Berbeda dengan
tahun-tahun sebelumnya, beleid itu mengatur pemberian THR untuk para
pensiunan.
Adapun tujuan pemerintah menaikkan THR dan gaji ke-13 ini dengan PNS, TNI,
Polri, dan pensiunan agar dapat meningkatkan perekonomian pada kuartal kedua.
"Diharapkan ini yang akan menggerakkan. Kami berharap pada kuartal II, konsumsi
lebih baik lagi,” kata Sri Mulyani.
Kritik juga datang dari Wakil Ketua DPR Fadli Zon. Ia malah menuding kenaikan
anggaran THR ini tak lepas dari tahun politik. “Saya kira pemerintah-pemerintah
yang lalu juga melakukan hal yang sama,” ujarnya pekan lalu. Fadli menyarankan
tunjangan diberikan kepada tenaga honorer yang sudah lama bekerja.
Soal tudingan ini, Menteri Sri Mulyani menyebutkan kenaikan THR untuk PNS,
TNI, Polri, dan pensiunan sudah diketok dalam UU APBN 2018. "Loh beliau
anggota DPR, wakil ketua DPR, UU APBN sudah ditulis dari dulu," ujar dia di
Kompleks Parlemen, Kamis, 24 Mei 2018.
Tuduhan tersebut juga dibantah oleh Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Asman Abnur. Dia mengatakan kenaikan tersebut dilandasi adanya
perbaikan kinerja dari para PNS dan ditunjukkan dalam Laporan Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintahan (LAKIP).
Terlepas dari berbagai kritik soal THR tersebut, pemerintah tetap jalan terus. Sebab,
dari kaca mata yang lebih luas, insentif tersebut diyakini bakal mendongkrak
pertumbuhan ekonomi nasional. Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo misalnya,
yakin ekonomi di kuartal kedua tahun ini bakal tumbuh hingga 5,15 persen.
Sebab, pemberian gaji ke-13 serta THR membuat konsumsi rumah tangga akan
meningkat sementara inflasi tetap terkendali di level 3,5 persen. "Karenanya itu
akan menjadi stimulus fiskal, khususnya di kuartal kedua," ucap Perry.
ADAM PRIREZA | YUSUF MANURUNG | FRISKI RIANA | REZKI
ALVIONITASARI | CHITRA PARAMAESTI
B. Analisis Psikologi Politik
Penanganan Terroris
200 Mubaligh
Kenaikan BBM
Gaji BPIP
Kenaikan THR
1. Pemenuhan Kebutuhan
Setiap individu maupun kelompok termasuk pemerintah memiliki
kebutuhan-kebutuhan untuk mencapai tujuannya dan untuk
mengaktualisasikan dirinya. Beberapa needs yang akan dibahas seperti Safety
needs, yaitu kebutuhan keamanan meliputi kebutuhan keamanan jiwa maupun
kemanan harta. Seperti Pemerintah berupaya untuk menangani teroris untuk
menjamin keamanan negara. Social needs, yaitu kebutuhan sosial, meliputi
kebutuhan akan perasaan diterima oleh orang lain, kebutuhan akan perasaan
dihormati, kebutuhan akan perasaaan maju atau berprestasi dan kebutuhan
akan perasaaan diikutsertakan (sence of partisipation). Dengan kebijakan yang
diberikan pada permasalahan diatas diharapkan dapat membuat pemerintah
dihargai rakyatnya dan para pengikut setianya (dunia sosial). Contoh dapat
terlihat pada semua kebijakan diatas berguna untuk menarik perhatian para
simpatisan, pendukung, dan rakyatnya. Esteem needs, yaitu kebutuan akan
penghargaan berupa kebutuhan akan harga diri dan pandangan baik dari orang
lain terhadap pemerintah/kelompok tersebut. Dengan memenuhi kebutuhan-
kebutuhan tersebut pemerintah dikatakan dapat mencapai tujuan di dalam
dunia perpolitikkan yang mana pemerintah sekarang ingin maju kembali di
Pilpres 2019.
2. Konflik Politik
Fadil, Muhammad. 2007. Konflik Daerah Sebagai Budaya Politik Masyarakat. Jurnal
Madani Edisi II, 21-27
Kamarudin. 2013. Konflik Internal Partai Politik: Studi Kasus Partai Kebangkitan
Bangsa. Jurnal Penelitian Politik, 3, 29-39
Prayudi, 2007. Internet Politik: Analisis Historis Peran Teknologi Media Baru dalam
Demokrasi di Indonesia. Jurnal Masalah Sosial, Politik, dan Kebijakan, 11,
141-149
Susanto,Eko Harry. 2014. Komunikasi manusia esensi dan Aplikasi dalam dinamika
sosial Ekonomi Politik. Jakarta : Mitra Wacana Media.