JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2018
A. Pengertian Kesehatan Mental
Menurut Ali Mudhofir dalam kamus istilah filsafat dan ilmu, mental berarti jiwa,
diri, identitas pribadi, roh atau substansi kerohanian. Menurut Kartini Kartono, tema sentral
kesehatan mental adalah bagaimana caranya orang memecahkan segenap keruwetan batin
manusia yang ditimbulkan oleh macam-macam kesulitan hidup, serta berusaha
mendapatkan kebersihan jiwa; dalam pengertian tidak terganggu oleh macam-macam
ketegangan, ketakutan dan konflik terbuka, serta konflik batin.
Dari pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa orang yang sehat mentalnya
adalah orang yang terhindar dari gangguan dan penyakit jiwa, mampu menyesuaikan diri,
sanggup menghadapi masalah-masalah dan kegoncangan-kegoncangan yang bias, adanya
keserasian fungsi jiwa, dan merasa bahwa dirinya berharga, berguna, dan berbahagia serta
dapat menggunakan potensi-potensi yang ada semaksimal mungkin.
C. Disorganisasi Sosial
1. Disorganisasi schismatik.
Yaitu suatu bentuk disorganisasi yang terjadi apabila hubungan di antara atau di
dalam kelompok sosial terpecah, yang mengakibatkan terjadinya konflik sosial.
Sebabnya adalah terpecahnya berbagai kekuatan pengikat seperti; ras, etnik, ikatan
teritoral, ikatan pekerjaan, dan sebagainya.
2. Disorganisasi fungsional
Yaitu suatu bentuk disorganisasi terjadi apabila individu, kelompok, atau sistem
dalam masyarakat tidak berfungsi secara wajar. Disorganisasi fungsional ini terjadi
karena keretakan dalam hubungan fungsional antar individu sampai pada taraf yang
mengganggu pelaksanaan tugas-tugas kelompok.
b. Beberapa gejala disorganisasi sosial:
Kartini Kartono menyebutkan sedikitnya ada empat hal yang menjadi topik penting
ketika membahas pengaruh kehidupan modern terhadap kesehatan mental, antara lain:
1. Cultural Lag
Cultural Lag adalah suatu kondisi dimana terjadi kesenjangan antara berbagai
bagian dalam suatu kebudayaan. Misalnya perkembangan pesat di bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi tidak diimbangi peningkatan iman dan taqwa pada masyarakat
sehingga dapat menimbulkan dampak negatif bagi peradaban manusia. Perkembangan
teknologi komunikasi, misalnya internet, bila tanpa diimbangi kematangan moral setiap
individu, akan menimbulkan masalah sosial dalam masyarakat. Segala macam ragam
informasi via internet, jika tidak disaring dalam diri indivdu, akan jadi bumerang bagi
individu itu sendiri, masyarakat, dan bangsa.
Dalam kondisi sosial masyarakat modern pasti timbul banyak konflik, masalah
sosial yang gawat, perkelahian dan peperangan, yang pastinya semua ini akan
menimbulkan rasa takut, stress, cemas, tidak aman, panik, dan teror di tempat masyakat.
Sehingga hal ini dapat menyebabkan hidup seseorang tidak lagi terasa aman, dan orang
banyak dihantui kekecewaan, ketakutan dan kecemasan, yang menjadi timbulnya macam-
macam penyakit mental, dengan kata lain hidup sehari-hari menjadi tidak hygenis secara
mental.
4. Disorganisasi personal
Setiap individu itu merupakan satu unitas multipleks (totalitas kepribadian yang
rumin dan kompleks) dengan cirri-ciri yang khas. Masing-masing mempunyai cara dan
respons yang khusus dalam menanggapi kesulitan hidupnya. Oleh karena itu, selidikilah
pribadi itu, apakah ia normal, atau seorang yang lemah ingatan, atau seorang yang aneh.
Janganlah kita menganggap suatu hambatan sebagai suatu kegagalan, jika memang
telah berusaha semaksimal mungkin. Sebab kita hanya bisa bertanggung jawab atas hasil
atau prestasinya. Kesulitan atau kegagalan sebaiknya dijadikan sebagai tantangan yang
harus diatasi untuk mendapatkan suatu hasil yang lebih baik, dan sebisa mungkin
menyingkirkan sebab-sebab yang dapat menimbulkan frustasi.
Mudhofir, Ali. (2001). Kamus Istilah Filsafat Dan Ilmu. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.