Anda di halaman 1dari 14

MODUL PERKULIAHAN

FISIKA I

GERAK MELINGKAR
Bagian-2

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

08
Teknik Teknik Elektro MK14008 Dian Widi Astuti, ST. MT

Abstract Kompetensi
Modul ini menjelaskan gerak Setelah membaca modul ini,
partikel yang bergerak melingkar mahasiswa diharapkan mampu
tetapi untuk benda-benda yang untuk:
besar seperti Bumi, Matahari dan  Memahami gaya-gaya yang
lainnya.
bekerja pada partikel yang
bergerak melingkar.
 Menganalisa partikel yang
bergerak melingkar.
Gerak Melingkar
Gerak Melingkar juga terjadi pada benda-benda yang berukuran sangat besar seperti bumi,
matahari, dan planet lainnya. Pergerakan benda-benda sangat dipengaruhi juga oleh gaya
gravitasi. Hal ini dikarenakan gaya gravitasilah yang mengikatkan kita ke bumi dan
mempertahankan bumi dan planet-planet lain di dalam tata surya. Gaya gravitasi memegang
peranan yang penting dalam evolusi bintang-bintang dan dalam perilaku galaksi-galaksi.
Gravitasilah yang menjaga alam semesta terpadu.

8.1 Hukum Gravitasi Newton

Hukum gravitasi Newton mempostulatkan bahwa tiap benda mengadakan gaya tarik pada
tiap benda lain yang sebanding dengan massa kedua benda itu dan berbanding terbalik
dengan kuadrat jarak pisah antara mereka. Hukum gravitasi Newton dapat ditulis sebagai
persamaan vektor sederhana. Ambillah m1 dan m2 sebagai dua massa titik yang dipisahkan

oleh jarak r12 , yaitu magnitudo vektor r12 yang mengarah dari massa m1 dan m2 (Gambar 8-

1). Gaya F12 yang diberikan oleh massa m1 pada m2 adalah

Gm1 m2
F12   r̂12 (8-1)
r122

dengan rˆ12  r12 r12 adalah vektor satuan yang mengarah dari m1 ke m2 dan G adalah
konstanta gravitasi universal yang nilainya
G  6,67  10 7 N  m 2 / kg 2 (8-2)

Gambar 8-1: (a) Sebuah partikel bermassa m1

di posisi r1 dan partikel kedua bermassa m2

pada r2 . Vektor r12 mengarah dari m1 ke m2 .

(b) Gaya F12 yang diberikan oleh m1 pada m2

adalah ke m1 dan berubah secara terbalik


dengan kuadrat jarak antara kedua partikel itu.

2012 FISIKA I Pusat Bahan Ajar dan eLearning


2 Dian Widi Astuti http://www.mercubuana.ac.id
Dari hukum ketiga Newton, gaya F21 yang dikerjakan oleh m2 pada m1 adalah negatif dari

F12 . Artinya, F21 adalah sama besarnya dengan F12 tetapi arahya berlawanan. Besarnya gaya
gravitasi yang dikerjakan oleh sebuah partikel bermassa m1 pada partikel lain bermassa m2
yang jauhnya r diberikan oleh
Gm1 m2
F (8-3)
r2

Contoh 1:
Seseorang yang massanya 50 kg dan satu orang lagi yang bermassa 75 kg sedang duduk di
sebuah kursi taman sedekian sehingga pusat mereka berjarak 50 cm. Perkirakan besar gaya
gravitasi yang diberikan masing – masing orang terhadap yang satunya.
Jawab:
Kita gunakan persamaan 8-3, yang menghasilkan
50  75
F  6,67  10 11 2
 1  10 6 N,
0,5
yang merupakan nilai yang sangat kecil kecuali jika digunakan alat yang sangat peka.

Contoh 2:
Berapa gaya gravitasi yang bekerja pada sebuah pesawat luar angkasa dengan massa 2000 kg
jika orbitnya dua kali radius Bumi dari pusat Bumi (yaitu dengan jarak rE = 6380 km di atas
permukaan Bumi?) Massa Bumi adalah ME = 5,98 x 1024 kg.
Jawab:
Kita dapat memasukkan semua angka ke dalam persamaan 8-3, tetapi ada pendekatan yang
lebih mudah. Pesawat luar angkasa tersebut dua kali lebih jauh dari pusat Bumi dibandingkan
ketika ia berada di permukaan Bumi. Dengan demikian, karena gaya gravitasi berkurang
dengan kuadrat jarak (dan 1
22
 14 ), gaya gravitasi pada pesawat tersebut hanya akan sebesar

seperempat beratnya pada permukaan Bumi :


FG  14 mg  14  2000  9,8  4900 N

Contoh 3:
Hitung gaya total di Bulan (mM = 7,35 x 1022 kg) yang disebabkan oleh gaya tarik gravitasi
Bumi (mE = 5,98  1024 kg), dengan menganggap ketiganya membentuk sudut siku – siku
(Gambar 8-2).

2012 FISIKA I Pusat Bahan Ajar dan eLearning


3 Dian Widi Astuti http://www.mercubuana.ac.id
FME
Bulan
Bumi
θ
FMS

Matahari

Gambar 8-2 : Orientasi Matahari (S), Bumi (E), dan Bulan (M) untuk Contoh 3.
Jawab :
Kita harus menambahkan kedua gaya tersebut secara vektor. Pertama kita hitung besarnya.
Bumi terletak 3,84 x 105 km = 3,84 x 108 m dari Bulan, sehingga FME (gaya pada Bulan yang
berasal dari Bumi) adalah
7,35  10 22  5,98  10 24
FME  6,67  10 11 
(3,84  10 8 ) 2
 1,99  10 20 N
Matahari berada 1,5 x 108 km dari Bumi dan Bulan, sehingga FMS (gaya pada Bulan yang
berasal dari Matahari) adalah
7,35  10 22  1,99  10 30
FMS  6,67  10 11
(1,5  1011 ) 2
 4,34  10 20 N
Karena kedua gaya bekerja membentuk sudut siku – siku pada kasus ini (Gambar 8-2), gaya
total adalah

F  1,99 2  4,34 2  10 20  4,77  10 20 N

yang bekerja pada sudut   tan 1 (1,99 4,34)  24,6 .

Hukum gravitasi universal tidak boleh dikacaukan dengan hukum gerak Newton
kedua  F  ma . Hukum gravitasi mendeskripsikan suatu gaya tertentu, gravitasi, dan

bagaimana kekuatannya bervariasi dengan jarak dan massa yang terlibat. Hukum Newton
kedua, di pihak lain, menghubungkan gaya total pada sebuah benda (yaitu, jumlah vektor dari

2012 FISIKA I Pusat Bahan Ajar dan eLearning


4 Dian Widi Astuti http://www.mercubuana.ac.id
semua gaya yang berbeda yang bekerja pada benda dan berasal dari berbagai sumber) dengan
massa dan percepatan benda itu.

8.2 Penerapan Geofisika

Ketika Persamaan 8-3 diterapkan pada gaya gravitasi antara Bumi dan benda pada
permukaannya, m1 menjadi massa Bumi, mE, m2 menjadi massa benda, m, dan r menjadi jarak
benda dari permukaan Bumi, yang merupakan radius Bumi rE. Gaya gravitasi yang
disebabkan oleh Bumi ini merupakan berat benda, yang telah kita tuliskan sebagai FG = mg.
Dengan demikian,
mmE
mg  G
rE2
Berarti
mE
g G (8-4)
rE2
Berarti, percepatan gravitasi pada permukaan Bumi, g, ditentukan oleh mE dan rE. Sampai G
terukur, massa Bumi tidak diketahui. Tetapi begitu G diketahui, Persamaan 8-3 dapat
digunakan untuk menghitung massa Bumi, dan Cavendish merupakan orang pertama yang
melakukannya. Karena g = 9,8 m/s2 dan radius Bumi adalah rE = 6,38 x 106 m, maka, dari
Persamaan 5-5, kita dapatkan
grE2 9,8  (6,38  10 6 ) 2
mE    5,98  10 24 kg
G 6,67  10 11
untuk massa Bumi.
Ketika memperhitungkan berat benda – benda pada permukaan Bumi, kita dapat
melanjutkan dengan menggunakan mg saja. Jika kita ingin menghitung gaya gravitasi pada
sebuah benda yang berada pada jarak tertentu dari Bumi, atau gaya yang disebabakan oleh
benda luar angkasa lainnya, misalnya yang diberikan oleh Bulan atau sebuah planet, kita
dapat menghitung nilai efektif g dari Persamaan 8-4, dengan menggantikan rE dan mE dengan
jarak dan massa yang tepat, atau kita bisa menggunakan Persamaan 8-3 secara langsung.

Contoh 4:
Perkiraan nilai efektif g di puncak gunung Everest, 8848 m (29.028 kaki) di atas permukaan
Bumi. Yaitu, berapa percepatan yang disebabkan oleh gravitasi pada benda – benda yang

2012 FISIKA I Pusat Bahan Ajar dan eLearning


5 Dian Widi Astuti http://www.mercubuana.ac.id
dibiarkan jatuh bebas pada ketinggian ini?
Jawab :
Mari kita ingat percepatan gravitasi pada suatu titik g’. Kita gunakan Persamaan 8-4, dengan
rE digantikan oleh r = 6380 + 8,8 = 6389 km = 6,389 x 106 m:
mE 11 5,98  10 24
g ' G  6,67  10  9,77 m/s2
r 2
(6,389  10 )
6 2

yang merupakan penurunan sekitar 3 bagian dari seribu (0,3 %). Perhatikan bahwa kita
mengabaikan massa yang terakumulasi di bawah puncak gunung, dan kita gunakan 1 N/kg =1
m/s2.

8.3 Satelit

Satelit–satelit buatan yang mengelilingi Bumi sekarang merupakan hal yang biasa. Sebuah
satelit diletakkan di orbitnya dengan mempercepat hingga mencapai suatu laju tengensial
yang tinggi dengan menggunakan roket, sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 8-3. Jika laju
terlalu tinggi, pesawat luar angkasa tersebut tidak akan tertahan oleh gravitasi Bumi dan akan
lepas, tidak akan kembali. Jika laju terlalu rendah, satelit tersebut akan kembali ke Bumi.
Satelit–satelit biasanya diletakkan pada orbit melingkar (atau hampir berupa lingkaran),
karena membutuhkan laju lepas landas yang paling kecil. Jika kadang–kadang ditanyakan :
“Apa yang membuat satelit tetap di atas?” Jawabannya adalah “lajunya yang tinggi”. Jika
sebuah satelit berhenti bergerak, ia jelas akan jatuh langsung ke Bumi. Tetapi dengan laju
tinggi yang dipunyai satelit, ia juga bisa dengan cepat terbang keluar angkasa (Gambar 8-4)
jika tidak ada gaya gravitasi Bumi yang menarik satelit ke orbitnya. Kenyataannya, sebuah
satelit sedang jatuh (dipercepat menuju Bumi), tetapi laju tangensialnya menahannya untuk
tidak menabrak Bumi.

Gambar 8-3: Satelit-satelit buatan diluncurkan


dengan laju yang berbeda-beda.

2012 FISIKA I Pusat Bahan Ajar dan eLearning


6 Dian Widi Astuti http://www.mercubuana.ac.id
Gambar 8-4: Sebuah satelit yang sedang bergerak
“jatuh” dari jalur lurus menuju Bumi.

Untuk satelit–satelit yang bergerak dalam lingkaran (setidak–tidaknya kurang lebih


demikian), percepatannya adalah  2 r . Gaya yang memberikan percepatan ini kepada satelit
adalah gaya gravitasi, dan karena sebuah satelit mungkin berada sangat jauh dari Bumi, kita
harus menggunakan Persamaan 8-3 untuk gaya yang bekerja padanya. Ketika kita memakai
hukum newton kedua,  F  ma R , kita dapatkan

mmE 2
G  m (8-5)
r2 r'
di mana m adalah massa satelit. Persamaan ini menghubungkan jarak satelit dari pusat Bumi,
r, dengan lajunya, υ. Perhatikan bahwa hanya satu gaya—gravitasi—yang bekerja pada
satelit, dan bahwa r adalah jumlah radius Bumi rE ditambah ketinggian satelit di atas Bumi, h
: r = rE + h.

Contoh 5:
Satelit geosinkron adalah satelit yang berada pada satu titik yang sama di atas ekuator Bumi.
Satelit–satelit semacam ini digunakan untuk–hal seperti transmisi TV kabel, untuk ramalan
cuaca, dan sebagai relai komunikasi. Tentukan (a) ketinggian di atas permukaan Bumi di
mana satelit semacam itu harus mengorbit dan (b) laju satelit tersebut.
Jawab:
(a) Satu – satunya gaya pada satelit adalah gravitasi, sehingga kita gunakan Persamaan 8-
5 dengan menganggap satelit bergerak dalam lingkaran :
mSat mE 2
G  m sat
r2 r

2012 FISIKA I Pusat Bahan Ajar dan eLearning


7 Dian Widi Astuti http://www.mercubuana.ac.id
Persamaan ini tampaknya mempunyai dua hal yang tidak diketahui, r dan υ. Tetapi
kita tahu bahwa υ pasti sedemikain sehingga satelit mengitari Bumi dengan periode
yang sama dengan Bumi berotasi pada sumbunya, yaitu sekali dalam 24 jam. Dengan
demikian, laju satelit adalah
2 r

T
di mana T = 1 hari = 24 ∙ 3600 detik = 86.400 detik. Kita masukkan nilai ini ke dalam
persamaan pertama di atas dan kita dapatkan (setelah mencoret msat pada kedua sisi) :
mE (2 r ) 2
G 
r2 rT 2
Kita selesaikan untuk r :
GmET 2 6,67  10 11  5,98  10 24  86.400 2
r3  
4 2 4 2
 7,54  10 22 m 3

dan, dengan mengambil akar pangkat tiga, r  4,23  10 7 m, atau 42.300 km dari
pusat Bumi. Kita kurangi dengan radius Bumi sebesar 6380 km untuk mendapatkan
bahwa satelit itu harus mengorbit sejauh 36.000 km (sekitar 6 rE) di atas permukaan
Bumi.
(b) Kita selesaikan Persamaan 8-5 untuk υ :

GmE 6,67  10 11  5,98  10 24


   3070 m/s
r 4,23  10 7

Kita dapatkan hasil yang sama jika kita gunakan   2 r T .

8.4 Hukum Kepler dan Sintesa Newton

Lebih dari setengah abad sebelum Newton mengajukan ketiga hukumnya tentang gerak dan
hukum gravitasi universalnya, ahli astronomi Jerman Johannes Kepler (15711630) telah
menghasilkan telah menghasilkan sejumlah karya astronomi di mana kita bisa mendapatkan
penjelasan rinci mengenai gerak planet di sekitar Matahari. Karya Kepler sebagian dihasilkan
dari tahun–tahun yang ia habiskan untuk mempelajari data yang dikumpulkan oleh Tycho
Brahe (15461601) mengenai posisi planet–planet dalam geraknya di luar angkasa. Di antara
hasil karya Kepler terdapat tiga penemuan yang sekarang kita sebut sebagai Hukum Kepler

2012 FISIKA I Pusat Bahan Ajar dan eLearning


8 Dian Widi Astuti http://www.mercubuana.ac.id
mengenai gerak planet. Hukum–hukum tersebut dirangkum sebagai berikut, dengan
penjelasan tambahan Gambar 8-5:
Hukum Kepler pertama : Lintasan setiap planet mengelilingi Matahari merupkan
sebuah elips (Gambar 12a) dengan Matahari terletak pada salah satu fokusnya.

Planet 1

4
F1
F1
Matahari Matahari
3
2

(a) (b)

Gambar 8-5 : (a) Hukum Kepler pertama, elips merupakan sebuah kurva
tertutup sedemikian sehingga jumlah jarak pada sembarang titik P pada
kurva itu ke dua titik yang tetap (disebut fokus, F1 dan F2) tetap konstan.
Yaitu, jumlah jarak F1P + F2P tetap sama untuk semua titik pada kurva.
Lingkaran merupakan kasus khusus elips di mana kedua fokus berada di
titik yang sama, yaitu di pusat lingkaran. (b) Hukum Kepler kedua, dua
daerah yang diarsir mempunya luas yang sama. Planet bergerak dari titik
1 ke titik 2 dalam waktu yang sama dengan geraknya dari titik 3 ke titik
4. Planet bergerak paling cepat pada bagian orbitnya yang paling dekat
dengan matahari.

Hukum Kepler kedua: Setiap planet bergerak sedemikian sehingga suatu garis khayal
yang ditarik dari Matahari ke planet tersebut mencakup daerah dengan luas yang sama
dalam waktu yang sama (Gambar 8-5)
Hukum Kepler ketiga: Perbandingan kuadrat periode (waktu yang dibutuhkan untuk
satu putaran mengelilingi Matahari) dua planet yang mengitari Matahari sama dengan
perbandingan pangkat tiga jarak rata–rata planet–planet tersebut dari Matahari.
Dengan demikian, jika T1 dan T2 menyatakan periode dua planet, dan r1 dan r2
menyatakan jarak rata–rata mereka dari Matahari, maka

2012 FISIKA I Pusat Bahan Ajar dan eLearning


9 Dian Widi Astuti http://www.mercubuana.ac.id
2 3
 T1  r 
    1 
 T2   r2 
Kita dapat menuliskannya kembali menjadi
r13 r23

T12 T22

yang berarti bahwa r 3 T 2 harus sama untuk setiap planet. (Data terakhir diberikan
pada Tabel 8-1; lihat kolom terakhir.)
TABEL 8-1
Data Planet yang Dipakai pada Hukum Kepler Ketiga
Planet Jarak rata – rata dari Periode, T r3/T2
Matahari, r (106 km) (tahun Bumi) (1024 km3/th2)
Merkurius 57,9 0,241 3,34
Venus 108,2 0,615 3,35
Bumi 149,6 1,0 3,35
Mars 227,9 1,88 3,35
Jupiter 778,3 11,86 3,35
Saturnus 1.427 29,5 3,34
Uranus 2.870 84,0 3,35
Neptunus 4..497 165 3,34
Pluto 5.900 248 3,33

Sekarang kita akan menunjukkan bahwa hukum gravitasi Newton menunjuk hukum
Kepler ketiga untuk kasus khusus orbit lingkaran. Kita perhatikan sebuah planet yang
bergerak mengelilingi matahari dengan kelajuan  dalam orbit lingkaran berjari-jari r. Karena
planet bergerak dalam sebuah lingkaran, kita tahu planet itu mempunyai percepatan
sentripetal  2 r . Percepatan ini disedian oleh gaya tarik antara Matahari dan planet, yang
diberikan oleh hukum gravitasi Newton. Dari hukum Newton kedua tentang gerakan, kita
dapatkan:

 F  ma
m1 M S 12
G  m1
r12 r1

2012 FISIKA I Pusat Bahan Ajar dan eLearning


10 Dian Widi Astuti http://www.mercubuana.ac.id
Di sini m1 adalah massa suatu planet tertentu, r1 adalah jarak rata–ratanya dari Matahari, dan
υ1 merupakan laju rata–rata di orbit. Kemudian M2 pada Persamaan 8-3 dianggap MS, massa
Matahari, karena gaya tarik gravitasi dari Mataharilah yang mempertahankan setiap planet
pada orbitnya. Sekarang periode T1 dari planet adalah waktu yang diperlukan untuk
menyelesaikan satu orbit, jarak yang sama dengan 2πr1, keliling lingkaran. Dengan demikian,
2 r1
1 
T1
Kita substitusikan rumus ini untuk υ1 pada persamaan di atas :
m1 M S 4 2 r1
G  m1
r12 T12
Kita susun ulang untuk mendapatkan
T12 4 2
 (8-6a)
r13 GM S
Kita turunkan persamaan ini untuk planet 1 (katakanlah, Mars). Penurunan yang sama bisa
dipakai untuk sebuah planet kedua (katakanlah, Saturnus) :
T22 4 2

r23 GM S
dengan T2 dan r2 adalah periode dan radius orbit, untuk planet kedua. Karena sisi kanan pada
kedua persamaan sama, kita dapatkan T12 r13  T22 r23 atau jika disusun ulang,
2 3
 T1  r 
    1  (8-6b)
 T2   r2 
yang merupakan hukum Kepler ketiga.
Penurunan Persamaan 8-6a dan b (Hukum Kepler ketiga) cukup umum untuk
diterapkan pada sistem lain. Sebagai contoh, kita bisa menentukan massa Bumi dari
Persamaan 8-6a dengan menggunakan periode Bulan mengelilingi Bumi dan jarak Bulan dari
Bumi, atau massa Jupiter dari periode dan jarak salah satu bulannya (cara inilah yang dipakai
untuk menentukan massa). Kita juga bisa menggunakan Persamaan 8-6a dan b untuk
membandingkan benda–benda yang mengelilingi pusat–pusat yang penarik lainnnya, seperti
Bulan dan satelit cuaca yang mengelilingi Bumi. Tetapi hati–hati, jangan menggunakan
Persamaan 8-6 untuk membandingkan, misalnya, orbit Bulan dengan Mars karena keduanya
bergantung pada pusat–pusat penarik yang berbeda.

2012 FISIKA I Pusat Bahan Ajar dan eLearning


11 Dian Widi Astuti http://www.mercubuana.ac.id
Contoh 6:
Mars mempunyai bulan dengan periode 460 menit dan jari-jari orbit rata-rata 9,4 Mm.
Berapakah massa Mars?
Jawab:
Dengan menggantikan M S dalam Persamaan 8-6a dengan massa Mars M dan dengan

menggunakan r = 9,4  106 m, T = 460(60) s, dan G = 6,67  10-11 Nm2/kg2, kita dapatkan
T12 4 2

r13 GM S

M 
4 2 r 3


4 9,4  10 6 m  3

GT 2  
6,67  10 11 N  m 2 kg 2 46060s 
2

 6,45  10 23
kg
Contoh 7:
Berapakah percepatan jatuh bebas sebuah benda yang berada 200 km di atas permukaan
Bumi?
Jawab:
Gaya pada benda diberikan oleh Persamaan 8-3 dengan r  RE  200 km. Dengan demikian,
percepatannya adalah
F GM E
a  2
m r
Alih-alih mensubstitusikan nilai G dan ME ke dalam persamaan ini, kita akan menggunakan
Persamaan tersebut untuk menuliskan perkalian GME dalam jari-jari Bumi dan percepatan
gravitasi jatuh bebas g di dekat permukaan Bumi:
GM E  gRE
2

dengan demikian, percepatan pada jarak r adalah


GM E gRE2 RE2
a 2  2 g 2
r r r
Dengan menggunakan RE = 6,37 Mm = 6370 km dan r = RE + 200 km = 6570 km, kita akan
memperoleh:
2
 6370 km 

a  9,81 m s  2
 
 6570 km 
 9,22 m s 2

2012 FISIKA I Pusat Bahan Ajar dan eLearning


12 Dian Widi Astuti http://www.mercubuana.ac.id
8.5 Soal Latihan

1. Hitunglah gaya tarik antara dua bola, masing-masing bermassa 1 kg, bila pusat-
pusatnya berjarak pisah 10 cm.
2. Hitunglah gaya gravitasi yang menarik seorang anak laki-laki 65 kg ke anak perempuan
50 kg bila mereka berjarak pisah 0,5 m, dengan mengasumsikan bahwa mereka adalah
massa-massa titik. (Jawaban: 8,67  10-7 N)
3. Periode Mars (“tahun”-nya) pertama ditentukan Kepler 687 hari (hari Bumi), yang
sama dengan (687 hari / 365 hari) = 1,88 tahun. Tentukan jarak Mars dari Matahari
dengan menggunakan Bumi sebagai acuan.
4. Tentukan massa Matahari jika diketahui jarak Bumi dari Matahari adalah rES = 1,5 
1011 m.
5. Pada jarak h berapakah di atas permukaan Bumi percepatan gravitasi bernilai setengah
dari nilainya di atas permukaan laut? (Jawaban: h = 2640 km)
6. Sebuah satelit mengorbit Bumi dengan orbit berupa lingkaran. Carilah periodenya (a)
bila satelit tersebut tepat di atas permukaan Bumi dan (b) jika satelit tersebut berada
pada ketinggian 300 km. (Anggaplah bahwa hambatan udara dapat diabaikan)
7. Uranus mempunyai bulan, Umbriel, yang jari-jari orbit rata-ratanya adalah 267 Mm dan
periodenya 3,58  105 s. (a) Carilah periode bulan Uranus lainnya, Oberon, yang jari-
jari orbit rata-ratanya adalah 586 Mm. (b) Gunakan nilai G yang diketahui untuk
menghitung massa Uranus.
8. Massa Saturnus adalah 5,69  1026 kg. (a) Carilah periode bulan Mimas, yang jari-jari
orbit rata-ratanya 186 Mm. (b) Carilah jari-jari orbit rata-rata bulan Titan, yang
periodenya 1,38  106 s.
9. Hitunglah massa Bumi dari periode bulan T = 27,3 hari, jari-jari orbit rata-rata
rm  384 Mm, dan nilai G yang diketahui.

10. Gunakan periode bumi (1 tahun), jari-jari orbit rata-rata (1,496  1011 m), dan nilai G
untuk menghitung massa Matahari.

2012 FISIKA I Pusat Bahan Ajar dan eLearning


13 Dian Widi Astuti http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka

[1] David Halliday, Robert Resnick, Jearl Walker. (2010). Fundamental of Physics
Extended. Jilid 1. 9th ed. NY. John Wiley & Sons.
[2] Giancoli. (2001). Fisika. Jilid 1. 5th ed., Jakarta, Erlangga
[3] Giancoli. (2013). Physics Principles With Applications. Jilid 1. 7th ed. NY. Pearson.
[4] Tripler. (2001). Fisika Untuk Sains dan Teknik. Jilid 1. 3rd ed. Jakarta: Erlangga
[5] Tripler, Paul A & Gene Mosca. (2008). Physics For Scientists and Engineers. 6th ed.
NY: W. H. Freeman and Company

2012 FISIKA I Pusat Bahan Ajar dan eLearning


14 Dian Widi Astuti http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai