Anda di halaman 1dari 21

MEKANIKA KEKUATAN MATERIAL

PROGRAM STUDI SARJANA TEKNIK MESIN


UNIVERSITAS SAM RATULANGI

STENLY TANGKUMAN
TRITIYA A.R. ARUNGPADANG

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus yang sudah memampukan penulis
menyelesaikan bahan ajar untuk mata kuliah Mekanika Kekuatan Material.
Bahan ajar ini merupakan kumpulan materi kuliah dan tugas-tugas yang diberikan
penulis pada mata kuliah Mekanika Kekuatan Material untuk mahasiswa Program Studi
Sarjana Teknik Mesin, Jurusan Teknik Mesin, Universitas Sam Ratulangi, Manado,
dimana di dalam kurikulum, mata kuliah Mekanika Kekuatan Material merupakan mata
kuliah semester 2. Bahan ajar ini memberikan pengetahuan kekuatan material yang sangat
diperlukan oleh para mahasiswa dalam mempelajari mata kuliah-mata kuliah di semester
selanjutnya seperti Elemen Mesin I, Elemen Mesin II, Tugas Elemen Mesin, dan
Perancangan Mesin.
Penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam pembuatan bahan ajar ini. Akhirnya, disadari bahwa bahan ajar ini masih
jauh dari sempurna, karena itu kritik dan saran yang membangun akan penulis terima
dengan senang hati.

Manado, Januari 2015

Dr.Eng. Stenly Tangkuman, ST, MT


Dr.Eng. Tritiya Arungpadang, ST, MT
Dosen Tetap Jurusan Teknik Mesin
Universitas Sam Ratulangi, Manado

ii
DAFTAR ISI

Hal.
KATA PENGANTAR .......................................................................................................i
DAFTAR ISI ...................................................................................................................... ii
BAB I : PENDAHULUAN ...................................... .......................................................1
1.1 Tegangan .............................. ..........................................................................1
1.2 Regangan ..................................................................................................2
1.3 Kriteria Kekuatan dalam Perancangan Mekanikal (Mechanical Design) …..5
1.4 Perbandingan Poisson ...............................................................................6

BAB II : BEBAN AKSIAL DAN BEBAN GESER SEDERHANA..................................8


2.1 Beban Aksial dan Tegangan Normal .............................................................8
2.2 Geser Sederhana dan Tegangan Geser ..........................................................8
Tugas 1 ...........................................................................................................24
Tugas 2 ...........................................................................................................25

BAB III : BEBAN PUNTIR ..............................................................................................26


3.1 Pendahuluan ...............................................................................................26
3.2 Rumus Puntiran ...........................................................................................26
3.3 Perancangan Struktur Berpenampang Lingkaran ...................................26
3.4 Deformasi Torsional ....................................................................................30
Tugas 3 ...........................................................................................................39
Tugas 4 ...........................................................................................................40

BAB IV : BEBAN LENTUR ………………………………………………………..…..41


4.1 Pendahuluan ................................................................................................41
4.2 Rumus Lenturan ………………………………………………….……42
4.3 Tegangan Geser Vertikal ………………………………………….……42
4.4 Defleksi balok …………………………………………………….……46
Tugas 5 ...........................................................................................................49
Tugas 6 ...........................................................................................................50

BAB V : BEBAN GABUNGAN .............. .......................................................................51


5.1 Pendahuluan ................................................................................................51
5.2 Superposisi dan Batasan-Batasannya ........................................................51
Tugas 7 ...........................................................................................................61

BAB VI : TRANSFORMASI TEGANGAN ....................................................................62


6.1 Pendahuluan ................................................................................................62
6.2 Kasus Umum Tegangan Gabungan ........................................................62
6.3 Lingkaran Mohr ........................................................................................74
Tugas 8 ...........................................................................................................78
Tugas 9 ...........................................................................................................79

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB II
BEBAN AKSIAL DAN BEBAN GESER SEDERHANA

II.1 Beban Aksial dan Tegangan Normal


Tegangan normal adalah tegangan yang diakibatkan oleh gaya/beban yang
arahnya tegak lurus dengan luasan permukaan. Gaya/beban tersebut biasa disebut
sebagai gaya/beban normal atau aksial. Pada dasarnya gaya/beban aksial
merupakan gaya yang menyebabkan suatu material memanjang atau memendek
dalam arah aksial.
F
F

F F

(a) (b)

Gambar 2.1 (a) gaya/beban aksial tekan, (b) gaya/beban aksial tarik

Pada umumnya perhatian tertuju pada suatu luasan tertentu bukan pada
sebuah titik, dalam hal ini tegangan normal yang terjadi adalah tegangan normal
rata-rata, yang dirumuskan sebagai berikut :
F
σ = ...................................................................................................( 2.1 )
A
dimana :
σ = Tegangan normal rata-rata.
F = Gaya aksial, yaitu gaya yang bekerja dengan arah tegak lurus terhadap
permukaan /penampang, sering juga dilambangkan dengan P.
A = Luas permukaan/penampang

II.2 Beban Geser Sederhana dan Tegangan Geser


Tegangan geser adalah tegangan yang diakibatkan oleh gaya/beban yang
arahnya sejajar dengan luasan permukaan. Gaya/beban seperti itu biasa disebut

8
sebagai gaya/beban geser. Pada hakekatnya gaya/beban geser merupakan
gaya/beban yang menyebabkan suatu material tergeser searah gaya/beban tersebut.

Luasan penampang (A)


F
Gambar 2.2 Sebuah benda yang mendapat gaya/beban geser

Jika ditinjau sebuah luasan, maka tegangan geser rata-rata yang terjadi dapat
dihitung dengan rumus berikut ini :
F
τ = ..........................................................................................................( 2.2 )
A
dimana :
τ = Tegangan geser rata-rata
F = Gaya geser, yaitu gaya/beban yang bekerja searah dengan luasan
permukaan/penampang, sering juga dilambangkan dengan V.
A = Luas permukaan/penampang

Selanjutnya, bagaimanakah pertambahan panjang atau displacement yang terjadi?.


Perubahan panjang (pertambahan panjang atau pengurangan panjang) yang dialami oleh
suatu benda atau elemen mesin bisa diperoleh dari persamaan 1.4 s.d. 1.5 (yang dibahas
pada Bab I). Rumus pertambahan panjang dapat diturunkan sebagai berikut:
F
E.ε =
A
L
dimana : 
Lo

L F
sehingga: E. =
Lo A
FLo
L 
AE

9
...
atau :
FLo
L    ............................................................................( 2.3 )
AE

dimana : L   = pertambahan panjang (displacement)


F = gaya aksial (tarik)
L0 = panjang semula
A = luas penampang melintang benda
E = modulus elastisitas (modulus Young)

10
CONTOH SOAL 2.1
Sebatang struktur (seperti nampak pada gambar) memiliki lebar yang seragam yaitu 35 mm
dan ketebalan 10 mm. Hitunglah nilai maksimum dari tegangan normal rata-rata (average
normal stress) dalam batang tersebut. Posisi dan besarnya beban seperti nampak pada
gambar di bawah ini.

PENYELESAIAN

Analisa persoalan. Dalam soal ini, yang hendak dicari adalah nilai maksimum dari
tegangan normal rata-rata (average normal stress). Diketahui dalam teori Bab I bahwa
tegangan normal rata-rata adalah gaya aksial dibagi dengan luas penampang, yang
F P
dituliskan sebagai berikut:σ = atau σ =
A A
Untuk mendapatkan nilai maksimum dari tegangan normal rata-rata maka harus dicari
dahulu berapa nilai maksimum dari gaya aksial yang bekerja pada struktur. Sedangkan
luas penampang dapat langsung ditentukan karena telah diketahui ukuran penampang
benda yaitu 35 x 10 mm (gunakan rumus luas persegi panjang).

Gaya dalam struktur (gaya aksial). Diketahui bahwa gaya aksial dalam pada daerah AB,
BC, dan CD adalah konstan namun memiliki nilai/besar yang berbeda. Dengan
menggunakan metode potongan, gaya-gaya aksial tersebut dapat dihitung seperti
dijelaskan dalam gambar di bawah ini.

11
Selanjutnya, diagram gaya normal (suatu diagram yang menjelaskan gaya-gaya aksial
dalam secara grafis) sudah dapat digambarkan, seperti tergambar di bawah ini.

Gaya aksial maksimum. Berdasarkan diagram gaya aksial di atas, terlihat dengan jelas
bahwa gaya aksial maksimum berada pada daerah BC yaitu PBC = 30 kN.

Nilai maksimum tegangan normal rata-rata. Sekarang sudah dapat dihitung nilai
maksimum dari tegangan normal rata-rata pada struktur, yaitu sebagai berikut:

Distribusi tegangan normal rata-ratayang terjadi pada daerah BC, dapat digambarkan
sebagai berikut:

12
CONTOH SOAL 2.2
Sebuah lampu bermassa 80 kg tergantung pada dua utas tali AB dan BC seperti nampak
pada gambar di bawah ini. Jika tali AB berdiameter 10 mm dan tali BC berdiameter 8 mm,
hitunglah tegangan normal rata-rata yang terjadi pada masing-masing tali tersebut.

PENYELESAIAN

Analisa persoalan. Dalam soal ini, yang hendak dicari adalah nilai tegangan normal rata-
rata (average normal stress) yang terjadi pada masing-masing tali. Diketahui dalam teori
bahwa tegangan normal rata-rata adalah gaya aksial dibagi dengan luas penampang, yang
dapat dituliskan sebagai berikut:
F
σ =
A
Untuk mendapatkan nilai dari tegangan normal rata-rata maka harus dicari dahulu berapa
nilai dari gaya aksial yang bekerja pada masing-masing tali. Luas penampang sudah dapat
langsung ditentukan karena telah diketahui diameter dari masing-masing tali (gunakan
rumus luas lingkaran).

Diagram Benda Bebas & Gaya Dalam Struktur. Kita hitung dahulu gaya aksial pada
masing-masing tali. Tentu saja langkah awal yang harus kita lakukan adalah membuat
diagram benda bebas pada titik B, seperti pada gambar berikut ini.

13
Selanjutnya dengan berpatokan pada diagram benda bebas, kita aplikasikan rumus /
persamaan keseimbangan gaya (sigma/jumlah gaya pada sb-x dan sb-y bernilai nol).
Sehingga bisa kita dapatkan nilai dari gaya aksial pada tali BC (FBC) dan gaya aksial pada
tali BA (FBA), seperti dijelaskan di bawah ini:

∑Fx = 0; FBC(4/5) - FBA cos 600 = 0


∑Fy = 0; FBC(3/5) + FBA sin 600– 784,8 N = 0
Maka,
FBC = 395,2 N ; FBA = 632,4 N

Tegangan normal. Pada akhirnya, kita sudah dapat menghitung nilai dari tegangan normal
rata-rata pada masing-masing tali, seperti berikut ini:

FBC 395,2 N
σBC =   7,86 MPa
ABC  (0,004m) 2

FBA 632,4 N
σBA =   8,05 MPa
ABA  (0,005m) 2

14
Distribusi tegangan normal. Distribusi tegangan normal rata-rata pada penampang
melintang tali AB dapat digambarkan seperti pada gambar di bawah ini (gambar kanan),
sedangkan status tegangan pada suatu elemen titik juga dapat digambarkan seperti berikut
ini (gambar kiri).

15
CONTOH SOAL 2.3
Sebuah penopang dari kayu (lihat gambar) digantung pada sebatang besi berdiameter 10
mm, dimana penopangtersebut dikencangkan ke dinding. Jika penopang tersebut menahan
sebuah beban vertikal sebesar 5 kN, hitunglah tegangan geser rata-rata dalam batang besi
dan padapenopang (di dua bidang yang bersentuhan).

PENYELESAIAN

Analisa Persoalan. Tegangan geser rata-rata dapat dihitung dengan menggunakan rumus
sebagai berikut:
F V
τ = atau τavg =
A A

Ukuran/dimensi dari penopang dan batang besi telah diketahui, dengan demikian nilai luas
daerah geseran dapat dihitung. Sedangkan gaya geser (V) yang terjadi belum diketahui.
Dengan menggambarkan diagram benda bebas dari batang dan penopang, gaya geser (V)
dapat ditentukan. Selanjutnya, tegagan geser rata-rata bisa diselesaikan.

Diagram benda bebas & Gaya geser dalam. Gambar berikut ini menampilkan diagram
benda bebas untuk batang besi. Dari diagram dapat diketahui bahwa batang besi tersebut
menahan gaya geser sebesar 5 kN.

16
Sekarang kita sudah dapat menghitung tegangan geser rata-rata yang terjadi pada batang
besi, yaitu sebagai berikut:

Selanjutnya, gambar di bawah ini menampilkan diagram benda bebas untuk penopang.
Dari diagram dapat diketahui bahwa gaya geser yang bekerja pada masing-masing sisi
adalah 2.5 kN.

Dengan demikian, tegangan geser rata-rata yang terjadi pada penopang adalah sebagai
berikut:

Distribusi Tegangan Geser. Distribusi tegangan geser yang terjadi dapat dilihat pada
gambar di berikut ini, (d) untuk batang besi, dan (e) untuk penopang.

17
18
CONTOH SOAL 2.4
Sebuah lengan kontrol mendapat beban seperti terlihat pada gambar. Hitunglah nilai
diameter yang dibutuhkan oleh pin/pena baja pada titik C, jika telah diketahui tegangan
geser ijinnya (𝜏allow) adalah 55 MPa. Pada gambar soal juga diperlihatkan bahwa pin/pena
tersebut mendapat beban/gaya geser pada dua sisi (double shear).

PENYELESAIAN

Analisa Persoalan. Dalam teori Bab I & II telah dijelaskan bahwa rumus tegangan geser
yang terjadi adalahgaya geser dibagi dengan luas penampang, yang dituliskan sebagai
berikut:
F V
τ = atau τ =
A A

Dalam hal ini, nilai tegangan geser dapat menggunakan nilai tegangan geser ijin (𝜏allow=
55 MPa), dengan demikian tegangan geser telah diketahui. Nilai gaya geser pada titik C
belum diketahui.Sebenarnya gaya geser yang terjadi pada titik C adalah tidak lain gaya
reaksi tumpuan titik C itu sendiri. Kalau begitu, kita harus mengaplikasikan
persamaan/rumus keseimbangan statis agar nilai gaya reaksi pada titik C dapat diketahui.
Nilai luas penampang (A) bisa dihitung dengan cara membagi gaya geser dengan tegangan
geser,, yang dapat dituliskan seperti di bawah ini:
V
A =
τ

19
Jika kita telah mendapatkan nilai luas penampang (A) maka kita bisa menghitung nilai
diameternya dengan menggunakan rumus luas lingkaran (karena penampang pin/pena
berupa lingkaran).

Diagram Benda Bebas & Gaya Geser Dalam Struktur.Tentu saja langkah awal yang
harus kita lakukan adalah menggambar diagram benda bebas dari struktur yang ditinjau,
seperti pada gambar berikut ini:

Selanjutnya, berdasarkan diagram benda bebas di atas, kita terapkan persamaan/rumus


keseimbangan statis pada sb-x dan sb-y, sehingga gaya reaksi tumpuan pada titik C (Cx dan
Cy) dapat diketahui.

Sekarang gaya total (resultan) pada titik C atau FC(yang tidak lain adalah gaya geser pada
pin/pena) sudah dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

20
Oleh karena pin/pena mendapat gaya geser pada dua daerah luas, maka pada masing-
masing luas penampangnya (diantara lengan dan tumpuan pin/pena) bekerja gaya sebesar
15.205 kN, seperti dijelaskan dalam gambar berikut:

Jadi, dengan menggunakan gaya geser 15.205 kN dan tegangan geser ijin 55 MPa, luas
daerah penampang yang dibutuhkan dapat kita hitung sebagai berikut:

Akhirnya, dengan menggunakan rumus luas lingkaran, diameter minimum yang


dibutuhkan dapat kita hitung yaitu sebesar 18.8 mm, selanjutnya untuk kemudahan
pembuatan komponen, kita gunakan diameter pin/pena sebesar 20 mm.

21
CONTOH SOAL 2.5
Sebatang aluminium 2014-T6 memiliki diameter 30 mm, menopang beban seperti
diperlihatkan pada gambar. Hitunglah perubahan panjang (displacement) titik A terhadap
titik E. Diketahui modulus elastisitas bahan 2014-T6 adalah 73,1 GPa. Abaikan
ukuran/dimensi kopling/penghubung.

PENYELESAIAN

Analisa Persoalan. Untuk mendapatkan perubahan panjang total maka kita harus
menjumlahkan perubahan panjang daerah AB, BC, CD, dan DE. Telah diketahui bahwa
untuk menghitung perubahan panjang pada satu daerah tertentu, dapat menggunakan
rumus sebagai berikut:
FLo PL
  atau 
AE AE
Panjang semula (Lo atau L) dapat dilihat pada gambar, dan nilai luas penampang (A) dapat
dihitung dengan menggunakan rumus lingkaran (telah diketahui diameternya 30 mm),
sedangkan nilai modulus elastisitas (E) dapat dilihat pada Tabel 1 untuk jenis material
yang sesuai. Besarnya gaya F atau P, tidak lain adalah besarnya gaya aksial dalam yang
terjadi pada setiap daerah panjang, karena gaya-gaya ini belum diketahui maka kita harus
mencari dahulu berapa besar gaya-gaya tersebut. Setelah itu kita jumlahkan seluruh
perubahan panjang dari A sampai E, dengan sedikit penyesuaian rumus sebagai berikut:

PL
 A/ E  
AE

Gaya Aksial Dalam. Kita dapat menggunakan metode potongan untuk menghitung gaya
aksial dalam pada setiap daerah, berikut ini analisa gaya untuk daerah AB, BC, CD, dan
DE.

22
Dari diagram di atas, diketahui bahwa PAB = 8 kN, PBC = 4 kN, PCD = 2 kN, dan PDE = 0.
Dengan demikian kita sudah dapat menghitung perubahan panjang total dari A sampai ke
E, yaitu sebagai berikut:

23
MK. Mekanika Kekuatan Material
TUGAS 1
Nama
NIM

Soal 1
Sebuah tiang baja (steel) menerima beban aksial tekan F sebesar 8 kN pada ujung atas
tiang tersebut. Jika dimensi(ukuran) batang telah diketahui seperti pada gambar :
a. Hitunglah tegangan normal rata-rata yang terjadi pada penampang a-a.
b. Jika diketahui tegangan ijin material dari tiang baja tersebut adalah 2,5 MPa,
apakah tiang tersebut kuat menahan beban yang ada?, lakukanlah pengecekan
tegangan.
c. Berdasarkan penyelesaian pada bagian a & b, tuliskan (dalam bentuk kalimat)
langkah-langkah atau tahapan penyelesaian yang sudah anda lakukan tersebut.
d. Gambarkan distribusi tegangan normal tersebut (gambar 2D dan 3D)
e. Hitunglah perpindahan (displacement) yang terjadi, jika diketahui tinggi tiang
adalah 500 mm.

Soal 2
Sebuah anchor shackle menahan seutas tali baja yang memiliki beban P sebesar 600 N.
Diketahui diameter pin (pena/pen) adalah 6 mm (terlihat pada gambar).
a. Hitunglah tegangan geser rata-rata yang terjadi pada pin tersebut.
b. Jika diketahui tegangan geser ijin materialnya adalah 12 MPa, apakah pin tersebut
kuat menahan beban geser yang ada?, lakukanlah pengecekan tegangan.
c. Berdasarkan penyelesaian pada bagian a & b, tuliskan (dalam bentuk kalimat)
langkah-langkah atau tahapan penyelesaian yang sudah anda lakukan tersebut.

Gambar soal 1 Gambar soal 2

24
MK. Mekanika Kekuatan Material
TUGAS 2

Nama
NIM

Soal 1
Sebuah sambungan akan dikencangkan dengan dua buah baut (lihat gambar). Baut-baut
tersebut dirancang menggunakan bahan yang memiliki tegangan geser ijin(  allow ) sebesar
110 MPa. Asumsikan bahwa setiap baut menerima beban yang sama besar.
a. Hitunglah diameter baut yang diperlukan.
b. Berdasarkan penyelesaian pada bagian a, tuliskan (dalam bentuk kalimat) langkah-
langkah atau tahapan penyelesaian yang sudah anda lakukan tersebut.

Soal 2
Dua batangdirancang untuk menopang sebuah gaya vertikal (P) sebesar 20 kN (lihat
gambar). Batang-batang tersebut akan dibuat dari bahan aluminium yang
memilikitegangan normalijin (  allow ) sebesar 150 MPa.
a. Hitunglah diameter yang dibutuhkan untuk batang AB dan AC (catatan : terlebih
dahulu hitunglah gaya-gaya batang aluminium dengan metode titik simpul).
b. Berdasarkan penyelesaian pada bagian a, tuliskan (dalam bentuk kalimat) langkah-
langkah atau tahapan penyelesaian yang sudah anda lakukan tersebut.

Gambar soal 1 Gambar soal 2

25

Anda mungkin juga menyukai