Anda di halaman 1dari 29

PROPOSAL

PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM


ABSENSI GURU DENGAN METODE BARCODE
PADA SMAN 1 RAHA

Diajukan Untuk Memenuhi Mata Kuliah Metode Riset


Pada Jurusan Teknik Informatika

Disusun Oleh:

NAMA : MUHAMAD ANAN MAKRIFSYAH GANI


NIM : E1E1 15 031

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
HALU OLEO KENDARI
2018
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan dunia teknologi informasi saat ini semakin cepat


memasuki berbagai bidang, sehingga kini semakin banyak perusahaan yang
berusaha meningkatkan usahanya terutama dalam bidang bisnis yang sangat
berkaitan erat dengan teknologi informasi itu sendiri. Hal ini didukung oleh
pernyataan bahwa Kegunaan komputer pada aplikasi bisnis adalah untuk
menyediakan informasi dengan cepat dan tepat. Informasi ini ibarat darah
yang mengalir di dalam tubuh suatu perusahaan. Jika di dalam suatu
perusahaan, informasi tersebut terhenti atau terhambat, maka system
perusahaan akan menjadi lusuh (Jogiyanto, 1999:96). Salah satu
perkembangan teknologi informasi yang penting adalah semakin
dibutuhkannya penggunaan alat pengolah data yang berfungsi untuk
menghasilkan informasi yang dibutuhkan. Perusahaan-perusahaan yang
ingin mengembangkan usaha dan mencapai sukses harus mengikuti era
informasi dengan menggunakan alat pendukung pengolah data yaitu
komputer. Hal ini didukung oleh pernyataan yang diutarakan bahwa
komputer digunakan untuk mengelola sumber daya yang luas dari
perusahaan-perusahaan yang memandang seluruh dunia sebagai pasar
mereka dimana pada eksekutif perusahaan melakukan
investasi pada teknologi informasi dengan tujuan mencapai skala ekonimis
dan dapat mengembangkan produk yang dapat dijual di seluruh dunia
(Mcleod,1998:92).
Dengan adanya komputer sebagai alat pengolah data, maka semua
bidang dalam suatu perusahaan ataupun instansi dapat dikomputerisasikan,
dalam hal ini bidang-bidang yang dianggap penting dan utama karena hal
ini dapat mendukung keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai
tujuannya.
Dalam kajian ini saya ingin memberikan suatu solusi dengan
merancang dan mengaplikasikan suatu alur kerja sistem absensi berdasarkan
sistem absensi manual yang sudah ada pada SMAN 1 RAHA yang masih
kurang efektif dan efisien, dan membuat sistem basis data yang akan
digunakan dalam aplikasi absensi yang terkomputerisasi, user Interface
untuk mengelola basis data tersebut, dan aplikasi absensi yang
terkomputerisasi dengan baik antara sistem basis data, user interface, dan
user itu sendiri dengan penambahan metode barcode untuk memberikan
solusi optimal yang telah terkomputerisasi, kecepatan dan ketepatan
pengolahan data, dan mengurangi tingkat kesalahan pada waktu proses
pengabsenan berlangsung (http://www.wikipedia.com/barcode). Oleh
sebab itu dengan berdasarkan alasan ini saya mencoba mengambil tema
dalam penulisan proposal ini dengan judul : “Pengembangan Aplikasi
Sistem Absensi Guru Dengan Metode Barcode Pada SMAN 1 RAHA”.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang sebelumnya, maka perumusan
masalah penelitian ini adalah: Bagaimana penerapan aplikasi absensi guru
dengan metode barcode?

1.3 Batasan Masalah


Adapun batasan masalah dari permasalahan berdasarkan lingkup guru
SMAN 1 Raha.

1.4 Tujuan Penelitian


Tujuan umum: untuk mengetahui bagaimana penerapan metode
barcode pada absensi guru sman 1 raha
1. Menyusun suatu sistem informasi yang berbasis komputer secara
sistematis, terstruktur, terarah dan lengkap dengan demikian sistem
informasi yang dibuat benar-benar berguna dan mengefisienkan
pekerjaan dalam sekolah
2. Untuk mengetahui penerapan metode barcode aplikasi absensi
guru

1.5 Manfaat Penelitian


1. Bagi masyarakat dan pelajar, penelitian ini diharapkan dapat
menjadi informasi tentang sumber stres akademik menurut Olejnik dan
Holschuh pada mahasiswa dan dampaknya pada kesehatan sehingga para
mahasiswa dapat mengurangi resiko stress akademik.
2. Bagi institusi terkait, penelitian ini diharapkan dapat membantu
dalam penyusunan strategi dan lingkungan belajar yang baik dalam
menjalankan kegiatan akademik. Selain itu, dapat menjadi bahan masukan
dan gambaran agar ada upaya untuk lebih waspada tentang stres akademik
dan sumber stres.
3. Bagi peneliti, penelitian ini dapat menjadi sarana untuk
pengembangan wawasan dan pengalaman serta mengaplikasikan teori-teori
yang telah diperoleh selama perkuliahan. Peneliti juga mendapatkan
gambaran tentang hubungan stres akademik dengan kecenderungan sumber
stress.

1.6 Metode Penelitian


Metode penelitian menggunakan Metode Inferensi Fuzzy
Tsukamoto yang terdiri dari 3 tahapan, yaitu :
1. Menetapkan fungsi keanggotaan tiap variabel masukan dan
keluaran.
2. Menetapkan rule base berdasarkan jumlah variabel masukan
dan keluaran
3. Pengolahan data dengan metode fuzzy tsukmoto untuk menentukan
tingkat stress akademik mahasiswa

1.7 Sistematika
Penulisan proposal penelitian ini menggunakan sistematika
penulisan standar penulisan proposal/skripsi melalui SK Dekan FT
UNHALU Nomor 84/J01.1.28/HK.01.30/2008. Secara umum paparan tiap
bab yaitu:
BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini membahas mengenai alasan-alasan utama pembuatan sistem dan


permasalahan pembuatan sistem.

BAB II : LANDASAN TEORI

Bab ini membahas mengenai teori-teori yang digunakan dalam


membangun sistem dan dibahas secara singkat berdasarkan sumber
aslinya.

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini membahas mengenai prosedur pengambilan dan pengolahan data


secara singkat, dan membahas mengenai waktu dan tempat penelitian.

BAB IV : ANALISIS dan PERANCANGAN

Bab ini membahas secara lengkap mengenai kebolehan dan


kebutuhan sistem, rancangan sistem yang akan dibuat secara detil.

BAB V : IMPLEMENTASI dan PEMBAHASAN

Bab ini mengemukakan mengenai prosedur penelitian secara lengkap dan


mengemuakan hasil penelitian yang dibahas secara pasif.

BAB VI : PENUTUP

Bab ini berisikan kesimpulan yang didapatkan dari hasil penenlitian yang
dirangkum.
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Logika Fuzzy

Fuzzy secara bahasa dapat diartikan samar, dengan kata lain


logika fuzzy adalah logika yang samar. Dimana pada logika fuzzy suatu
nilai dapat bernilai 'true' dan 'false' secara bersamaan. Tingkat 'true' atau
'false' nilai dalam logika fuzzy tergantung pada bobot keanggotaan yang
dimilikinya. Logika fuzzy memiliki derajat keanggotaan rentang antara
0 hingga 1, berbeda dengan logika digital yang hanya memiliki dua
keanggotaan 0 atau 1 saja pada satu waktu. Logika fuzzy sering
digunakan untuk mengekspresikan suatu nilai yang diterjemahkan
dalam bahasa (linguistic), semisal untuk mengekspresikan suhu dalam
ruangan apakah ruangan tersebut dingin, hangat, atau panas.

Logika fuzzy adalah suatu cara yang tepat untuk memetakan


suatu ruang input dalam suatu ruang output dan memiliki nilai yang
berlanjut. Kelebihan logika fuzzy ada pada kemampuan penalaran
secara bahasa. Sehingga, dalam perancangannya tidak memerlukan
persamaan matematis yang kompleks dari objek yang akan
dikendalikan.

Sistem Inferensi Fuzzy (Fuzzy Inference System/FIS) disebut


juga fuzzy inference engine adalah sistem yang dapat melakukan
penalaran dengan prinsip serupa seperti manusia melakukan penalaran
dengan nalurinya. Terdapat beberapa jenis FIS yang dikenal yaitu
Mamdani, Sugeno dan Tsukamoto. FIS yang paling mudah dimengerti,
karena paling sesuai dengan naluri manusia adalah FIS Mamdani. FIS
tersebut bekerja berdasarkan kaidah-kaidah linguistik dan memiliki
algoritma fuzzy yang menyediakan sebuah aproksimasi untuk dimasuki
analisa matematik.

Proses dalam FIS adalah berupa bilangan tertentu dan output


yang dihasilkan juga harus berupa bilangan tertentu. Kaidah-kaidah
dalam bahasa linguistik dapat digunakan sebagai input yang bersifat
teliti harus dikonversikan terlebih dahulu, lalu melakukan penalaran
berdasarkan kaidah-kaidah dan mengkonversi hasil penalaran tersebut
menjadi output yang bersifat teliti.

1. Metode Inferensi Mamdani

Sebagaimana namanya, metode ini ditemukan oleh


Ebrahim Mamadani pada tahun 1975. Menurut Prof. Lofti
Zadeh, sang ilmuwan yang memopulerkan logika fuzzy, Prof.
Mamdani adalah seseorang yang sangat cemerlang dengan
wawasannya yang sangat luas dan juga kepandaiannya untuk
mengemukakan pendapat.

Metode ini merupakan metode yang paling populer


digunakan dalam aplikasi fuzzy. Dalam metode Mamdani,
output dari aturan fuzzy ditentukan menggunakan metode MIN.
Selanjutnya, output-output dari aturan-aturan fuzzy
diinterferensikan menggunakan metode MAX. Oleh karena itu,
metode Mamdani juga dikenal dengan metode MIN-MAX.

Walaupun demikian, metode Mamdani sebenarnya tidak


terbatas pada metode yang menerapkan proses MIN-MAX
seperti diterangkan di atas. Terdapat dua cara interferensi lain
yang dapat digunakan dalam metode Mamdani. Pertama, metode
aditive (sum), yaitu memperoleh solusi himpunan fuzzy dengan
cara melakukan bounded-sum terhadap semua output daerah
fuzzy. Kedua, metode probabilistik OR (probor), yaitu
memperoleh solusi himpunan fuzzy dengan cara melakukan
product pada semua output daerah fuzzy.

Terakhir, output final dari sistem yang memanfaatkan


logika fuzzy ditentukan menggunakan proses defuzzifikasi yang
diinginkan. Beberapa proses defuzzifikasi yang umum
digunakan dalam metode Mamdani di antaranya metode
centroid, bisektor, mean of maximum (MOM), largest of
maximum (LOM), dan smallest of maximum (SOM).

Sebagaimana dapat dilihat, output dalam metode


Mamdani berbentuk himpunan fuzzy sehingga diperlukan proses
defuzzifikasi. Proses operasi dalam metode Mamdani juga lebih
kompleks dibandingkan metode fuzzy yang lain, seperti
Tsukamoto dan Sugeno. Oleh karena itu, metode Mamdani
disebut-sebut sebagai metode fuzzy yang menyerupai cara kerja
otak manusia. Metode ini bersifat intuitif, dapat mencakup
bidang yang luas, dan memiliki proses input informasi yang
menyerupai kinerja manusia. Kelebihan-kelebihan tersebut
membuat metode Mamdani sangat cocok digunakan dalam
berbagai aplikasi, termasuk untuk dunia industri. Misalnya,
dalam sistem produksi barang, logika fuzzy metode Mamdani
dapat digunakan untuk menentukan jumlah produksi yang paling
efisien dengan mempertimbangkan besarnya permintaan dan
persediaan bahan.

2. Metode Inferensi Sugeno


Penalaran dengan metode Sugeno hampir sama dengan
penalaran Mamdani, hanya saja output (konsekuen) sistem tidak
berupa himpunan fuzzy, melainkan berupa konstanta atau
persamaan linear. Michio Sugeno mengusulkan penggunaan
singleton
sebagai fungsi keanggotaan dari konsekuen. Singleton adalah
sebuah himpunan fuzzy dengan fungsi keanggotaan yang pada
titik tertentu mempunyai sebuah nilai dan 0 di luar titik tersebut.
Ada 2 model fuzzy dengan metode Sugeno yaitu sebagai
berikut:
Model Fuzzy Sugeno Orde-Nol
Secara umum bentuk model fuzzy Sugeno Orde Nol adalah:
IF (x1 is A1) o (x2 is A2) o (x3 is A3) o… o (xN is AN) THEN
z=k
dengan Ai adalah himpunan fuzzy ke-I sebagai antesenden, dan
k adalah suatu konstanta (tegas) sebagai konsekuen.
Model Fuzzy Sugeno Orde-Satu
Secara umum bentuk model fuzzy Sugeno Orde-Satu adalah:
IF (x1 is A1) o… o (xN is AN) THEN z = p1*x1+… +
pN*xN+q
dengan Ai adalah himpunan fuzzy ke-i sebagai antesenden, dan
pi adalah suatu konstanta (tegas) ke-i dan q juga merupakan
konstanta dalam konsekuen.

Tahapan-tahapan dalam metode Sugeno yaitu sebagai berikut:

1. Pembentukan himpunan Fuzzy


Pada tahapan ini variabel input (crisp) dari sistem fuzzy
ditransfer ke dalam himpunan fuzzy untuk dapat digunakan
dalam perhitungan nilai kebenaran dari premis pada setiap aturan
dalam basis pengetahuan. Dengan demikian tahap ini
mengambil nilai-nilai crisp dan menentukan derajat di mana
nilai-nilai tersebut menjadi anggota dari setiap himpunan fuzzy
yang sesuai.
2. Aplikasi fungsi implikasi
Tiap-tiap aturan (proposisi) pada basis pengetahuan fuzzy akan
berhubungan dengan suatu relasi fuzzy. Bentuk umum dari
aturan yang digunakan dalam fungsi implikasi adalah sebagai
berikut:
IF x is A THEN y is B
Dengan x dan y adalah skalar, dan A dan B adalah himpunan
fuzzy. Proposisi yang mengikuti IF disebut sebagai antesenden
sedangkan proposisi yang mengikuti THEN disebut konsekuen.
Proposisi ini dapat diperluas dengan menggunakan operator
fuzzy seperti,
IF(x1 is A1) o (x2 is A2) o (x3 is A3) o…o (xN is AN) THEN y
is B
dengan o adalah operator (misal: OR atau AND).

Secara umum fungsi implikasi yang dapat digunakan yaitu


sebagai berikut:
Min (minimum)
Fungsi ini akan memotong output himpunan fuzzy. b.
Dot ( product) Fungsi ini akan
menskala output himpunan fuzzy. Pada metode Sugeno
ini , fungsi implikasi yang digunakan adalah
fungsi min.

3. Defuzzifikasi ( Defuzzification )
Input dari proses defuzzifikasi adalah himpunan fuzzy yang
dihasilkan dari proses komposisi dan output adalah sebuah nilai
(crisp). Untuk aturan IF-THEN fuzzy dalam persamaan RU(k) =
IF x1 is A1k and… and xn is Ank THEN y is Bk, dimana A1k
dan Bk berturut-turut adalah himpunan fuzzy dalam Ui R (U dan
V adalah domain fisik), i = 1, 2, … , n dan x = (x1, x2, … , xn) U
dan y V berturut-turut adalah variabel input dan output (
linguistik) dari sistem fuzzy ( Li, 2006).
Menurut Wang, defuzzifier pada persamaan di atas didefenisikan
sebagai suatu pemetaan dari himpunan fuzzy Bk dalam V R
(yang merupakan output dari inferensi fuzzy) ke titik crisp y* V
(Arhami, 2005).
Pada metode Sugeno defuzzification dilakukan dengan
perhitungan Weight Average (WA) :
WA=(〖 a_1 z_( 1)+a〗 _2 z_( 2 )+a_3 z_( 3 )+ … a_n z_( n
) )/(〖 a_1+a〗 _2+a_3+ … a_n )

3. Metode Inferensi Tsukamoto

Pada metode Tsukamoto, setiap konsekuen pada aturan


yang berbentuk If-Then harus direpresentasikan dengan suatu
himpunan fuzzy dengan fungsi keanggotaan yang monoton.
Sebagai hasilnya, output hasil inferensi dari tiap-tiap aturan
diberikan secara tegas (crips) berdasarkan a-predikat (fire
strength). Hasil akhimya diperoleh dengan menggunakan rata-
rata terbobot. Menurut Kusumadewi (2010:31) metode
Tsukamoto merupakan perluasan dari penalaran monoton. Pada
metode Tsukamoto, setiap konsekuen pada aturan yang
berbentuk IF-Then harus dipresentasikan dengan suatu
himpunan fuzzy dengan fungsi keanggotaan yang monoton.
Sebagai hasilnya, output hasil inferensi dari tiap-tiap aturan
diberikan secara tegas (crisp) berdasarkan α-predikat (fire
strength). Hasil akhirnya diperoleh dengan menggunakan rata-
rata terbobot.

Menurut Sutojo (2011:233) secara umum bentuk


model fuzzy Tsukamoto adalah:

If (X IS A) and (Y IS B) Then (Z IS C)

Di mana A, B, dan C adalah himpunan fuzzy.

Misalkan diketahui 2 rule berikut,

IF (x is A1) AND (y is B1) Then (z is C1)

IF (x is A2) AND (y is B2) Then (z is C2)

Dalam inferensinya, metode Tsukamoto menggunakan


tahapan berikut.

1. Fuzzyfikasi

2. Pembentukan basis pengetahuan Fuzzy (rule dalam bentuk


IF … THEN)

3. Mesin Inferensi

Menggunakan fungsi implikasi MIN untuk mendapatkan


nilai α predikat tiap-tiap rule (α1, α1, α1,…. αn).

4. Defuzzyfikasi
Menggunakan metode rata-rata (Average)

2.2 Stres Akademik

1. Pengertian Stres

Stres dapat didefinisikan sebagai, respon adaptif, dipengaruhi


oleh karakteristik individual dan/atau proses psikologis, yaitu akibat
dari tindakan, situasi atau kejadian eksternal yang menyebabkan
tutntutan fisik dan/atau psikologis terhadap sesorang. (Ivancevich dan
Matteson, 1980 dalam Aziz Alimul, 2006:2010). Stres menurut Hans
Selye, 1976, dalam Santrock ( 2003:557) menyatakan bahwa stres
adalah respon tubuh yang sifatnya nonspesifik terhadap setiap tuntutan
beban atasnya. Bila seseorang setelah mengalami stres mengalami
gangguan pada satu atau lebih organ tubuh sehingga yang
bersangkutan tidak lagi dapat menjalankan fungsi pekerjaannya
dengan baik, maka ia disebut mengalami distres. Pada gejala
stres, gejala yang dikeluhkan penderita didominasi oleh keluhan-
keluhan somatik (fisik), tetapi dapat pula disertai keluhan-keluhan
psikis. Tidak semua bentuk stres mempunyai konotasi negatif,
cukup banyak yang bersifat positif, hal tersebut dikatakan eustres.

Stres adalah reaksi atau respon tubuh terhadap stresor


psikososial (tekanan mental atau beban kehidupan). Stres dewasa ini
digunakan secara bergantian untuk menjelaskan berbagai stimulus
dengan intensitas berlebihan yang tidak disukai berupa respons
fisiologis, perilaku, dan subjektif terhadap stres; konteks yang
menjembatani pertemuan antara individu dengan stimulus
yang membuat stres; semua sebagai suatu sistem (WHO, 2003).

American Accreditation Health Care Commission (2005)


mendefinisikan stres sebagai suatu respon terhadap situasi atau faktor
yang menimbulkan emosi negatif atau perubahan fisik atau kombinasi
dari perubahan fisik dan emosi.

2. Pengertian Stres Akademik

Stres rentan dialami oleh pelajar, yang notabene nya adalah


seorang remaja yang berada dalam tahap perkembangan, baik fisik
maupun psikologis yang labil. Menurut Feedlman, 2004 (dalam Alvin
Nglai, 2008:60) menyebutkan salah satu sumber stres pada remaja
yaitu school stress. School stress merupakan stres yang ditimbulkan
dari tekanan-tekanan yang diberikan kegiatan akademik di sekolah,
yang menyebabkan siswa memiliki keinginan untuk selalu mendapat
nilai tinggi di sekolah.

Baumel, 2000 (dalam Alvin Nglai, 2008:60) menyatakan


bahwa stres di bidang akademik pada anak muncul ketika harapan
untuk pencapaian prestasi akademik meningkat, baik dari orang tua,
guru ataupun teman sebaya. Stres ini meningkat setiap tahunnya
seiring dengan tuntuan zaman atas anak-anak yang berbakat dan
berprestasi dan tidak akan pernah berhenti.

Stres akademik merupakan stres yang disebabkan oleh


academic stressor. Academic stressor yaitu stres siswa yang
bersumber dari proses belajar mengajar atau hal-hal yang
berhubungan dengan kegiatan belajar yang meliputi: tekanan untuk
naik kelas, lama belajar, mencontek, banyak tugas, mendapat nilai
ulangan, birokrasi, mendapatkan beasiswa, keputusan menentukan
jurusan dan karir serta kecemasan ujian dan manajemen waktu
(Desmita, 2010:297).

Stres akademik adalah kondisi ketegangan yang dialami siswa


karena adanya kesenjangan antara tuntutan lingkungan terhadap
prestasi akademik dengan kemampuan mereka untuk mencapainya,
serta merupakan respon siswa yang berupa perilaku, pikiran, reaksi
fisik maupun reaksi emosi yang negatif yang muncul akibat tuntutan
sekolah atau akademik

2.3 Java
Java adalah bahasa pemrograman yang dapat dijalankan di
berbagai komputer termasuk telepon genggam. Bahasa ini awalnya
dibuat oleh James Gosling saat masih bergabung di Sun
Microsystems saat ini merupakan bagian dari Oracle dan dirilis
tahun 1995. Bahasa ini banyak mengadopsi sintaksis yang terdapat
pada C dan C++ namun dengan sintaksis model objek yang lebih
sederhana serta dukungan rutin-rutin aras bawah yang minimal.
Aplikasi-aplikasi berbasis java umumnya dikompilasi ke dalam p-
code (bytecode) dan dapat dijalankan pada berbagai Mesin Virtual Java
(JVM). Java merupakan bahasa pemrograman yang bersifat umum/non-
spesifik (general purpose), dan secara khusus didisain untuk
memanfaatkan dependensi implementasi seminimal mungkin. Karena
fungsionalitasnya yang memungkinkan aplikasi java mampu berjalan di
beberapa platform sistem operasi yang berbeda, java dikenal pula
dengan slogannya, "Tulis sekali, jalankan di mana pun". Saat ini java
merupakan bahasa pemrograman yang paling populer digunakan, dan
secara luas dimanfaatkan dalam pengembangan berbagai jenis
perangkat lunak aplikasi ataupun aplikasi.
Kelebihan:

1. Multiplatform. Kelebihan utama dari Java ialah dapat dijalankan


dibeberapa platform / sistem operasi komputer, sesuai dengan
prinsip tulis sekali, jalankan di mana saja. Dengan kelebihan ini
pemrogram cukup menulis sebuah program Java dan dikompilasi
(diubah, dari bahasa yang dimengerti manusia menjadi bahasa mesin
/ bytecode) sekali lalu hasilnya dapat dijalankan di atas beberapa
platform tanpa perubahan. Kelebihan ini memungkinkan sebuah
program berbasis java dikerjakan di atas operating system Linux
tetapi dijalankan dengan baik di atas Microsoft Windows. Platform
yang didukung sampai saat ini adalah Microsoft
Windows, Linux, Mac OS dan Sun Solaris. Penyebabnya adalah
setiap sistem operasi menggunakan programnya sendiri-sendiri
(yang dapat diunduh dari situs Java) untuk
meninterpretasikan bytecode tersebut.
2. OOP (Object Oriented Programming - Pemrogram Berorientasi
Objek) , Java merupakan salah satu bahasa pemrograman
dengan konsep OOP. Dimana program yang dibangun
berorientasikan kepada Object. Aplikasi yang dibangun dengan
konsep OOP terdiri atas object-object yang saling berhubungan
3. Perpustakaan Kelas Yang Lengkap, Java terkenal dengan
kelengkapan library/perpustakaan (kumpulan program program
yang disertakan dalam pemrograman java) yang sangat
memudahkan dalam penggunaan oleh para pemrogram untuk
membangun aplikasinya. Kelengkapan perpustakaan ini ditambah
dengan keberadaan komunitas Java yang besar yang terus menerus
membuat perpustakaan-perpustakaan baru untuk melingkupi
seluruh kebutuhan pembangunan aplikasi.
4. Bergaya C++, memiliki sintaks seperti bahasa
pemrograman C++ sehingga menarik banyak pemrogram C++
untuk pindah ke Java. Saat ini pengguna Java sangat banyak,
sebagian besar adalah pemrogram C++ yang pindah ke Java.
Universitas-universitas di Amerika Serikat juga mulai berpindah
dengan mengajarkan Java kepada murid-murid yang baru karena
lebih mudah dipahami oleh murid dan dapat berguna juga bagi
mereka yang bukan mengambil jurusan komputer.
5. Pengumpulan sampah otomatis, memiliki fasilitas pengaturan
penggunaan memori sehingga para pemrogram tidak perlu
melakukan pengaturan memori secara langsung (seperti halnya
dalam bahasa C++ yang dipakai secara luas).

Kekurangan:
1. Tulis sekali, jalankan di mana saja - Masih ada beberapa hal yang
tidak kompatibel antara platform satu dengan platform lain.
Untuk J2SE, misalnya SWT-AWT bridge yang sampai sekarang
tidak berfungsi pada Mac OS X.
2. Mudah didekompilasi. Dekompilasi adalah proses membalikkan
dari kode jadi menjadi kode sumber. Ini dimungkinkan karena kode
jadi Java merupakan bytecode yang menyimpan banyak atribut
bahasa tingkat tinggi, seperti nama-nama kelas, metode, dan tipe
data. Hal yang sama juga terjadi pada Microsoft .NET Platform.
Dengan demikian, algoritma yang digunakan program akan lebih
sulit disembunyikan dan mudah dibajak/direverse-engineer.
3. Penggunaan memori yang banyak. Penggunaan memori untuk
program berbasis Java jauh lebih besar daripada bahasa tingkat
tinggi generasi sebelumnya seperti C/C++ dan Pascal (lebih spesifik
lagi, Delphi dan Object Pascal). Biasanya ini bukan merupakan
masalah bagi pihak yang menggunakan teknologi terbaru (karena
trend memori terpasang makin murah), tetapi menjadi masalah bagi
mereka yang masih harus berkutat dengan mesin komputer berumur
lebih dari 4 tahun.

2.4 Netbeans

Netbeans adalah sebuah aplikasi Integrated Development Environment


(IDE) yang berbasiskan Java dari Sun Microsystems yang berjalan di
atas swing. Swing merupakan sebuah teknologi Java untuk
pengembangan aplikasi dekstop yang dapat berjalan pada berbagai
macam platform seperti windows, linux, Mac OS X dan Solaris. Sebuah
IDE merupakan lingkup pemrograman yang di integrasikan ke dalam
suatu aplikasi perangkat lunak yang menyediakan Graphic User
Interface (GUI), suatu kode editor atau text, suatu compiler dan suatu
debugger.

Netbeans juga dapat digunakan progammer untuk menulis, meng-


compile, mencari kesalahan dan menyebarkan program netbeans yang
ditulis dalam bahasa pemrograman java namun selain itu dapat juga
mendukung bahasa pemrograman lainnya dan program ini pun bebas
untuk digunakan dan untuk membuat professional dekstop, enterprise,
web, and mobile applications dengan Java language, C/C++, dan bahkan
dynamic languages seperti PHP, JavaScript, Groovy, dan Ruby.
NetBeans merupakan sebuah proyek kode terbuka yang sukses dengan
pengguna yang sangat luas, komunitas yang terus tumbuh, dan memiliki
hampir 100 mitra (dan terus bertambah!). Sun Microsystems mendirikan
proyek kode terbuka NetBeans pada bulan Juni 2000 dan terus menjadi
sponsor utama. Dan saat ini pun netbeans memiliki 2 produk yaitu
Platform Netbeans dan Netbeans IDE. Platform Netbeans merupakan
framework yang dapat digunakan kembali (reusable) untuk
menyederhanakan pengembangan aplikasi deskto dan Platform
NetBeans juga menawarkan layanan-layanan yang umum bagi
aplikasi dekstop, mengijinkan pengembang untuk fokus ke logika yang
spesifik terhadap aplikasi.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data merupakan cara bagaimana dapat


diperolehnya data mengenai variabel-variabel tertentu (Suharsimi
Arikunto, 2010:192). Untuk memperoleh data dalam penelitian ini
menggunakan skala faktor penyebab stres, wawancara, dan observasi.

Wawancara atau interview menurut Sugiyono (2011: 37)


dilakukan untuk mengetahui hal- hal dari responden yang lebih
mendalam dan jumlah respondennya sedikit. Wawancara dapat
dilakukan dengan dua cara, yaitu (1) wawancara terstruktur dan (2)
wawancara tidak terstruktur. Pada penelitian ini peneliti menggunakan
wawancara terstruktur, dimana peneliti sebelumnya telah membuat
sebuah pedoman wawancara dan sebuah daftar pertanyaan tertulis yang
akan ditanyakan pada responden.

Observasi menurut Sugiyono (2011:145) merupakan teknik


pengumpulan data yang lebih spesifik dibandingkan dengan angket
maupun wawancara, dimana observasi tidak hanya dilakukan pada
orang, namun juga pada benda, obyek alam yang lain. Sutrisno
Hadi (dalam Sugiyono, 2011:145) menyebutkan bahwa observasi
merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun
dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua yang terpenting
adalah proses pengamatan dan ingatan.

Dalam melakukan sebuah penelitian, terlebih dahulu peneliti


harus menentukan teknik untuk mendekati obyek penelitiannya.
Penentuan teknik atau pendekatan merupakan langkah penting, karena
penentuan pendekatan yang diambil memberikan petunjuk yang jelas
bagi rencana penelitian yang akan digunakan.

McMillan & Schumacher (2010:9) membedakan pendekatan


penelitian menjadi dua macam yaitu pendekatan kuantitatif dan
pendekatan kualitatif. Dalam penelitian kualitatif dan kuantitatif,
secara obyektif dalam mendeskripsikan pengumpulan data dan analisis
prosedurnya sama, tetapi dalam kuantitatif data yang diperoleh
diwujudkan dalam bentuk kuantitatif atau angka-angka, sehingga
analisisnya berdasarkan angka tersebut dengan menggunakan analisis
statistik, serta verifikasi hasil keputusannya telah direplikasi oleh orang
lain. Sementara itu, pendekatan kualitatif artinya data atau gambaran
tentang suatu kejadian fenomena atau kegiatan yang menyeluruh,
konstekstual dan bermakna sehingga analisisnya menggunakan prinsip
logika serta verifikasi hasil keputusannya berdasarkan gabungan dari
pemahaman yang dilakukan oleh orang lain.

Jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah penelitian


survey dan juga dilengkapi dengan obervasi serta wawancara. Menurut
Suharsimi Arikunto (2010:153) penelitian survey adalah penelitian
yang bertujuan untuk mengetahui status gejala, tetapi juga bermaksud
menentukan kesamaan status dengan cara membandingkannya
dengan standar yang sudah dipilih atau ditentukan. Disamping itu juga
membuktikan atau membenarkan suatu hipotesis.

Berdasarkan pendapat tersebut, maka penelitian ini


menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian survey.
Peneliti memilih pendekatan kuantitatif karena pada penelitian ini
proses menemukan pengetahuan, data yang digunakan berupa angka
sebagai alat untuk menemukan keterangan mengenai apa yang diteliti.
Menurut Suharsimi Arikunto (2010:152) dikatakan penelitian survey
karena penelitian ini tidak melakukan perubahan tindakan (tidak ada
perlakuan khusus terhadap variabel yang diteliti, dan hanya
mengumpulkan data dari subyek tertentu).

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Jurusan Teknik Informatika,


Fakultas Teknik, Universitas Halu Oleo, yang terletak di J Jln H.E.A
Mokodompit No.8, Kendari. Pengambilan data dilakukan sebanyak 2
kali, yaitu pengambilan data awal pada bulan Maret 2018.
Pengambilan data awal yang dilakukan pada bulan Maret berkaitan
dengan observasi menemukan factor apa saja yang menjadi sumber
stress akademik mahasiswa.

Kemudian pengambilan data berikutnya merupakan


pengambilan data untuk menjawab permasalahan sebagai sampel
yang menjadi judul dalam penelitian ini.

3.3 Variabel Penelitian

Purwanto (2008:85) menjelaskan bahwa variabel adalah gejala-


gejala yang dipersoalkan, gejala yang bersifat membedakan satu
unsur populasi dengan unsur yang lain. Menurut Suharsimi Arikunto
(2010:159) mengemukakan bahwa variabel adalah obyek penelitian,
atau apa yang menjadi titik perhatian. Pengertian variabel penelitian
adalah gejala-gejala yang menunjukkan variasi baik dalam jenis
maupun tingkatannya yang menjadi titik perhatian dalam penelitian.
Selanjutnya Sugiyono (2011:38) menjelaskan bahwa variabel
penelitian yaitu segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi
tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.

Jadi yang dimaksud dengan variabel penelitian adalah obyek


dalam penelitian yang memiliki ciri-ciri tertentu atau khusus dan
bervariasi yang dapat diobservasi dan diukur. Dalam penelitian ini
terdapat empat variabel stres yang menjadi acuan peneliti, tiga
variable input dan satu variable output.

Tiga variabel input diambil dari pernyataan Olejnik dan Holschuh


(2007) menyatakan sumber stres akademik atau stresor akademik yang
umum, antara lain: 1) Ujian, menulis, atau kecemasan berbicara di
depan umum Beberapa individu merasa stres sebelum ujian atau
menulis sesuatu, ketika mereka tidak bias mengingat apa yang mereka
pelajari. Telapak tangan mereka berkeringat, dan jantung berdegup
kencang. 2) Prokrastinasi. Adanya ketidakpedulian terhadap tugas
mereka, tetapi ternyata banyak individu yang peduli dan tidak dapat
melakukan itu secara bersamaan. Individu tersebut merasa sangat stres
terhadap tugas mereka dan 3) Standar akademik yang tinggi.

Himpunan dan Fungsi Keanggotaan

1. Variabel Ujian
Pada variabel ujian didefinisikan tiga himpunan kabur yaitu rendah,
cukup, dan baik. Untuk merepresentasikan variabel ujian digunakan
bentuk kurva bahu kiri untuk himpunan kabur rendah, bentuk kurva
segitiga untuk himpunan kabur cukup dan bentuk kurva bahu kanan
untuk himpunan kabur baik. Gambar himpunan kabur untuk variabel
ujian ditunjukkan pada Gambar 3.1
Gambar 3.1 Variabel Ujian

Fungsi Keanggotaan
5−𝑥
𝜇𝑛𝑎ℎ[𝑥] = { ; 3<𝑥<5
5−3

𝑥−
{ 3
;3<𝑥<5 ;
𝜇𝑘𝑝[𝑥] = { 5−3 5− 𝑥
{ 8−5 ;5<𝑥<8

𝑥−5
𝜇𝑎𝑖𝑘[𝑥] = { ;5<𝑥<8
8−5

2. Proktastinasi
Pada variabel prokrastinasi didefinisikan tiga himpunan kabur yaitu
jarang, sedang, dan sering. Untuk merepresentasikan variabel
proktatinasi digunakan bentuk kurva bahu kiri untuk himpunan kabur
jarang, bentuk kurva segitiga untu k himpunan kabur sedang dan bentuk
kurva bahu kanan untuk himpunan kabur sering. Gambar himpunan
kabur untuk variabel prolrastinasi ditunjukkan pada Gambar 3.2
Gambar 3.2 Variabel Prokrastinasi
5−𝑥
𝜇𝐽𝑎𝑟𝑎𝑛𝑔[𝑥] = { ; 2<𝑥<5
5−2
𝑥−
2
{ ;2<𝑥<5 ;
𝜇𝑎𝑛𝑔[𝑥] = { 5 −2
9− 𝑥
{ ;5<𝑥<9
9−5
𝑥−6
𝜇𝑟𝑖𝑛𝑔[𝑥] = { ;6<𝑥<9
9−6

3. IP (Indeks Prestasi)
Pada variabel IP didefinisikan tiga himpunan kabur yaitu rendah,
sedang, dan tinggi. Untuk merepresentasikan variabel IP digunakan
bentuk kurva bahu kiri untuk himpunan kabur rendah, bentuk kurva
segitiga untuk himpunan kabur sedang dan bentuk kurva bahu kanan
untuk himpunan kabur tinggi. Gambar himpunan kabur untuk variabel
IP ditunjukkan pada Gambar 3.3

Gambar 3.3 Varibel IP


5−𝑥
𝜇𝑛𝑎ℎ[𝑥] = { ; 2<𝑥<5
5−2
𝑥−2

𝜇𝑎𝑛𝑔[𝑥] = { 5 − {2 ;2<𝑥<5 ;
9− 𝑥
{ ;6<𝑥<9
9−6
𝑥−6
𝜇𝑎𝑛𝑔[𝑥] = { ;6<𝑥<9
9−6

4. Deteksi Stres (Output)


Pada variabel output didefinisikan tiga himpunan kabur yaitu ringan,
sedang, dan berat. Untuk merepresentasikan variabel output digunakan
bentuk kurva bahu kiri untuk himpunan kabur ringan, bentuk kurva
segitiga untuk himpunan kabur sedang dan bentuk kurva bahu kanan
untuk himpunan kabur berat. Gambar himpunan kabur untuk variabel
ujian ditunjukkan pada Gambar 3.4

Gambar 3.4 Variabel Output


5−𝑥
𝜇𝑖𝑛𝑔𝑎𝑛[𝑥] = { ; 2<𝑥<5
5−2
𝑥−
2
{ ;2<𝑥<5 ;
𝜇𝑎𝑛𝑔[𝑥] = { 5− 2
10 −
{𝑥 ;6<𝑥<10
10−6
𝑥−6
𝜇𝑟𝑎[𝑥] = { ; 6 < 𝑥 < 10
10 − 6
Berdasarkan kategori dalam penentuan himpunan fuzzy di atas
diperoleh 27 aturan implikasi sebagai berikut:

Tabel 3.1 Aturan (Rule)

3.4 Subyek Penelitian

Suharsimi Arikunto (2010:172) menjelaskan subyek penelitian


merupakan sumber untuk memperoleh data. Dalam penelitian ini
yang menjadi subyek penelitian atau sumber data adalah mahasiswa/i
Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Halu Oleo.
Penelitian ini termasuk penelitian sample dengan teknik pengambilan
samplenya adalah purposive sampling. Menurut Sugiyono
(2011:215) sample adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki populasi. Pengertian dari populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik
kesimpulanya (Sugiyono, 2011:214). Sedangkan purposive
sampling adalah teknik pengambilan sample. Populasi dalam
penelitian ini adalah mahasiswa/i angkatan 2015 Jurusan Teknik
Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Halu Oleo.

Anda mungkin juga menyukai