Stockpile Management
Stockpile Management
(COAL STOCKPILE)
Source: Kompilasi
1.Storage Management
3.Blending Management
1. STORAGE MANAGEMENT
Pada stockpile dengan kapasitas yang besar, dasar stockpile harus benar-benar kuat dan
kokoh menahan beban yang besar. Kalau tidak, base stockpile tersebut akan turun di
bagian tengah, dan juga akan ikut menurunkan batubara yang ada di atasnya. Dalam
kondisi seperti itu akan terjadi kehilangan batubara di stockpile.
Proses penyimpanan dapat dilakukan di dekat tambang, di dekat pelabuhan and di tempat
pengguna batubara. Untuk proses penyimpanan diharapkan jangka waktunya tidak terlalu
lama, karena akan berakibat pada penurunan kualitas batubara, proses penurunan kualitas
tersebut biasanya lebih dipengarugi oleh oksidasi dan alam. Barikut beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam management stockpile:
4. Monitoring quality batu bara yang masuk dan yang keluar dari stockpile, termasuk
diantara control temperatur untuk mengantisipasi self heating dan spontaneous
combustion.
6. Perhatian terhadap faktor lingkungan yang bisa ditimbulkan, dalam ini mencakup
usaha :
o 1.Control dust, penerapan dan pengawasan penggunaan spraying & dust supressant.
o 2.Adanya tempat penampungan khusus (fine coal trap) untuk buangan / limbah air
dari drainage stockpile.
7. Tidak dianjurkan menggunakan area stockpile untuk parkir dozer, baik untuk keperluan
maintenance dozer atau overshift operator. Kecuali dalam keadaan emergency dan
setelah itu harus diadakan housekeeping secara teliti.
o Bila kondisi cukup parah, maka bagian batu bara yang terbakar dapat dibuang.
o Memadatkan (kompaksi) batu bara yang mengalami self heating atau spontaneous
combustion.
o Untuk penyetokan yang relatif lama bagian atas stockpile harus dipadatkan
(kompaksi), guna mengurai resapan udara dan air ke dalam stockpile.
9. Sebaiknya tidak membentuk stockpile dengan bagian atas yang cekung, hal ini untuk
menghindari swamp di atas stockpile.
10. Mengusahakan kontur permukaan basement berbetuk cembung atau minimal datar,
hal ini berkaitan dengan kelancaran system drainage.
Banyaknya jumlah product yang akan dipisahkan menentukan luasan stockpile yang
diperlukan.
Semakin banyak jumlah product yang dipisahkan semakin besar areal yang diperlukan.
Alat yang digunakan dalam sistem penumpukan dan pemuatan batubara di stockpile juga
mempengaruhi desain atau areal stockpile yang digunakan.
Stockpile dibuat memanjang searah dengan arah angin dominan (Prevailing Wind).
Sekeliling tumpukan batubara harus dapat diakses oleh unit maintenance seperti
Wheel Loader atau Excavator.
Penumpukan harus memanjang searah dengan prevailing wind (arah angin dominan)
Quality dan Quantity Management adalah proses yang paling penting dalam suatu stockpile
management. Karena Quality dan quantity management bersifat terus menerus dan
berjalan seiring dengan jalannya perusahaan. Quality & Quantity Management melibatkan
hampir semua bagian di suatu perusahaan tambang batubara. Sedangkan di end user
biasanya Quality dan Quantity management dipegang oleh Departement Fuel Handling.
QQM di perusahaan tambang batubara melibatkan sebagian besar departement yaitu mulai
dari Geology, Mine Planning, Tambang, Coal Processing, Quality Control, dan Shipping.
Masing-masing berperan dan bertanggung jawab di bagian masing-masing dalam
menciptakan sistem kontrol qualitas dan kuantitas yang baik.
2.1.2 Geology
Geology adalah bagian yang pertama-tama memberikan data mengenai jumlah cadangan,
dan kualitas batubara yang berpotensi untuk diexploitasi. Geology Juga bertugas secara
terus menerus mencari sumber cadangan batubara dengan melakukan explorasi. Data yang
diberikan oleh Geology merupakan titik acuan awal mengenai jumlah cadangan batubara
dan kualitas batubara.
Mine Planning bertugas meneruskan pengolahan data dari geology, dengan membuat
rencana tambang yang didalamnya dilengkapi dengan data mineable reserve, mine design,
perhitungan alat, scheduling, dan lain-lain. Mine Planning juga bertugas melakukan kajian
dan evaluasai setiap perkembangan kualitas dari mulai data geology, data reserve, data
produksi, sampai data dari pengapalan.
2.1.4 Mining/Tambang
Bertugas melakukan penambangan yang sudah didesain oleh mine planning. Mining harus
menjaga agar dalam eksekusi penambangan betul-betul mengikuti mine plan yang sudah
ditetapkan, baik mengenai batasan-batasan penambangan maupun dalam scheduling
penambangan.
Coal processing atau bagian handling, bertugas melakukan proses dari mulai penumpukan
batubara di stockpile, Crushing, maintenance stockpile, sampai dengan pemuatan batubara.
Coal processing biasanya erat sekali hubungan kerjanya dengan Quality Control atau Quality
Assurance. Karena pada pelaksanaannya Quality Control dan Coal processing bekerja
bersama-sama di stockpile baik dalam hal sistem penumpukan batubara di stockpile,
pengaturan pemuatan batubara, sampai blending batubara.
Tugas dari Quality Control adalah memonitor kualitas mulai dari data forecast tambang
sampai kualitas Pengapalan.
Quality Control melakukan kontrol terhadap batubara produksi dengan melakukan
sampling pada saat batubara telah di crushing.
Quality Control juga bertugas membuat rencana setiap pemuatan batubara dan
mengatur agar kualitas batubara yang dikirim sesuai dengan spesifikasi buyer.
Quality Control membuat evaluasi perkembangan kualitas mulai dari tambang sampai
pengapalan.
Quality Control juga bertugas mengevaluasi atau mengontrol process operasional yang
dapat mempengaruhi kualitas batubara, sehingga dapat menyimpang dari planning.
Penambangan :
Pada saat penambangan, sering terjadi bahwa kondisi di lapangan berbeda dengan
kondisi seperti yang digariskan dalam mine plan. Misalnya adanya sisipan atau cleat
pada seam batubara yang sedang di tambang. Pengotor ini sulit dipisahkan dengan
selective mining. Akibatnya kandungan abu batubara tersebut akan lebih tinggi dari
data mine plan atau data geology.
Pada penambangan dip seam atau seam yang miring, sering terjadi kontaminasi seam
batubara yang sedang ditambang oleh bagian floor yang longsor atau jatuh ke atas
seam batubara tersebut.
Stockpile :
Pada saat pengambilan batubara dari stockpile, sering terkontaminasi dengan bedding
(fine coal), atau bahkan material bedding selain batubara seperti batu dan kerikil.
Proses QQm di stockpile end user, tidak spanjang di Perusahaan tambang. Proses QQM yang
dilkukan di stockpile end user, biasanya lebih di fokuskan pada bagaimana memisahkan
batubara dari berbagai pemasok yang kualitasnya juga berbeda, dan bagaimana membuat
suatu feeding coal yang sesuai dengan desain peralatan utilisasi tersebut. Proses yang paling
menonjol di stockpile end user adalah proses blending batubara untuk mensuplai batubara
kedalam peralatan utilisasi dengan kualitas yang sesuai.
3. BLENDING MANAGEMENT
Sebelum Blending dilakukan, yang perlu diperhatikan adalah target kualitas yang harus
dicapai dari blending tersebut. Hanya satu target parameter yang dapat dicapai dengan
tepat dalam suatu blending. Parameter lainnya mengikuti sesuai dengan proporsi
blendingnya. Diantara parameter kualitas batubara, ada yang bersifat addictive (dapat
dikalkulasi secara kuantitatif pada saat blending). Dan ada pula paramter yang bersifat tidak
addictive atau tidak dapat dihitung secara kuantitatif berdasarkan proporsi blendingnya.
Q1 = Kualitas batubara 1
Q2 = Kualitas batubara 2
W1 = Berat batubara 1
W2 = Berat batubara 2
o Blending DT By DT
o Blending conveyor.
Hasil suatu blending yang homogen sangat diperlukan terutama bagi end user. Ketidak
homogenan dalam suatu blending akibatnya akan terasa langsung oleh end user pada saat
batubara tersebut digunakan. Kesempurnaan dari suatu blending adalah ketepatan dalam
pencapaian target kualitas hasil blending dan homogenitas hasil pencampuran.