INDONESIA

PENGELOLAAN LINGKUNGAN
PT. VALE INDONESIA Tbk.

September, 20131

Alur Presentasi
Sekilas tentang perusahaan
Visi & Misi
Penambangan & Pemurnian Bijih
Pengelolaan Dampak Lingkungan
Pengelolaan kualitas udara
Pengelolaan limbah B3
Pengelolaan batuan penutup/disposal
Pengelolaan kualitas air
Rehabilitasi lahan pasca tambang

INDONESIA

INDONESIA

Areal Kontrak Karya

MANADO

Wilayah Kontrak Karya :

- Sulawesi Selatan

TOMINI BAY

118,387 ha
- Sulawesi Tengah

PALU

36,635 ha
KOLONEDALE

- Sulawesi Tenggara
35,486 ha
Total = 190,509 ha

TOLO BAY
SOROAKO

MAKASSAR

BAHODOPI

LATAO
MATARAPE

Kontrak Karya PT INCO No. B745/PRES/12/1995

berlaku sampai dengan tahun 2025

LASOLO

SUASUA

BONE
BAY

PAOPAO

KENDARI

POMALAA
TOROBULU

Persetujuan AMDAL No. 4627/0115/SJT/1995

INDONESIA

Areal Operasi di Sorowako

Matano
Matano Lake

Petea
Lampesue N&S

WB EB
Processing Plant
Lingkona
Mahalona

Malili

Towuti Lake

Tanamalia

Lasubonti
Lingke
Lengkobale

INDONESIA

Visi & Misi Perusahaan

VISI
Menjadi perusahaan sumberdaya alam berskala global terbaik dalam hal
menciptakan nilai jangka panjang melalui kinerja yang unggul dan kepedulian pada
kemanusiaan

MISI
Mengubah sumberdaya alam menjadi kesejahteraan dan pembangunan yang
berkelanjutan

INDONESIA

Kepemilikan Saham

VALE
61%

20%

Sumitomo
Metal Mining

19%

Public Float

Vale Inco memiliki 61% saham dan

berdasarkan KK harus
mempertahankan kepemilikannya
di PTI lebih besar dari 50%
Pemegang saham pengendali
adalah Vale dari Brasil
Tercatat di Bursa Saham Indonesia
(BEI) sejak 1990

Kebijakan K3-L Perusahaan

PT Vale Tbk berkomitmen
untuk menerapkan
Pengelolaan Lingkungan,
Kesehatan dan Keselamatan
Kerja sesuai dengan praktek
pengalaman terbaik (best
Practice) yang ada .

INDONESIA

INDONESIA

Profil Penampang Bijih

Plant requirement : Fe = 18.5% 22.5% ; SiO2/MgO = 2.05 2.25 ; CoG = 1.5%

Visualisasi Penyebaran Bijih

Red hematite zone

Yellow Limonite zone

Ferruginous
zone

Saprolite zone

Bedrock pinnacle

INDONESIA

INDONESIA

Skema Alur Penambangan

Penambangan
(Pembersihan hutan,
Pembuatan jalan
Penyelamatan tanah
pucuk, Pengupasan
tanah penutup)
Eksploitasi bijih

Eksplorasi &
Perhitungan cadangan.
Perencanaan

Tanah pucuk
& tanah
penutup

ROM/Bijih
Penyaringan

Bijih telah tersaring

Material off
grade

Pasca Tambang

Penyimpanan

REHABILITASI
Pengolahan
Aliran material off grade

Aliran bijih

INDONESIA

Ilustrasi Penambangan
Sebelum penambangan

Kompartemen-A

Top Soil
Over Burden
Soft Saprolite

Blue Zone

Kompartemen-B

INDONESIA

Ilustrasi Penambangan
Land clearing

Kompartemen-A

Top Soil
Over Burden
Soft Saprolite

Blue Zone

Kompartemen-B

INDONESIA

Ilustrasi Penambangan
Pengupasan topsoil
Kompartemen-A

Top Soil
Over Burden
Soft Saprolite

Blue Zone

INDONESIA

Ilustrasi Penambangan
Penyimpanan topsoil untuk digunakan kembali

Top Soil Stock Pile

Top Soil Stock Pile

INDONESIA

Ilustrasi Penambangan
Pengupasan tanah penutup

Kompartemen-A

Over Burden
Soft Saprolite

Blue Zone

INDONESIA

Ilustrasi Penambangan
Penambangan bijih nikel

Kompartemen-A

To Screening Station

Soft Saprolite

Blue Zone

INDONESIA

Ilustrasi Penambangan
Lahan pasca tambang & penambangan kompartemen berikutnya

Kompartemen-A

Blue Zone

Kompartemen-B

Sistem Penambangan
Backfilling/Penimbunan kembali

Kompartemen-A

Blue Zone
DISPOSAL

INDONESIA

INDONESIA

INDONESIA

Skema Alur Pemurnian Bijih

9M WMT @ 35% H2O
Batched by Ore Type

Wet Ore Stockpile

13% Dust Recycle

3 ea Dryer Kilns
HSFO

-1

Dryer Kiln Product (DKP)

4.8M DMT @1.84%Ni
75 West:25 East Blend
Calcine 700 C

5 ea Reduction Kilns
HSFO, Coal
Dry Ore Storage

Liquid
Sulphur
F. Matte
1380 C
300 kT
@27% Ni

E.L

4.2 MT SLAG (1550 C)Disposed

14 ea Slag Pot Carriers
E.L

E.L

Fluid Bed Dryer

Diesel

4 ea 90MW Electric Furnaces

101kT Matte @ 78%Ni

79kT (173Mlbs) Nickel

Silica

Matte Granulation
3 ea P.S Converters

Ship to Japan

INDONESIA

Dampak Penting Yang Dikelola

Pengelolaan emisi udara

Pengelolaan limbah B3
Pengelolaan batuan penutup
Pengelolaan kualitas air
Rehabilitasi lahan

INDONESIA

Pengelolaan Emisi Udara

Untuk mengelola emisi udara PT VI memasang unit-unit
penangkap debu pada seluruh cerobong tanur pemurnian
bijih:
1. Tanur pereduksi (kiln) penangkap debu Electrostatic Precipitator (ESP)
berjumlah 3 unit, total biaya USD 71.8 juta, tujuan:
Menurunkan emisi dibawah 50 mg/Nm3
Meniadakan emisi yang terlihat dari cerobong
Mengoptimalkan kapasitas kiln
2. Tanur peleburan (furnace) penangkap debu Bag House berjumlah 4
unit, total biaya USD 61 juta, tujuan:
Menurunkan partikel debu terbuang
Menurunkan emisi CO

INDONESIA

Hasil Pengelolaan Emisi Udara

Total Particulate and Nickel Matte production per year
Nickel Matte, Ni+Co+S (Tonnes)

100

50%

Particulates/ Nickel Matte

YTD
Q1_13

2012

2011

2010

2009

0%
2008

2007

10%

2006

20

2005

20%

2004

40

2003

30%

2002

60

2001

40%

2000

80

1999

Particulate and Nickel

(Tonnes x 1000)

60%

Particulates (Tonnes)

Particulate/Nickel Matte
ratio (%)

120

INDONESIA

Hasil Pengelolaan Emisi Udara (Foto)

Tanur pereduksi (Kiln)
Sebelum

Kiln 2,3
Kiln 1

Kiln 1

Kiln 2

Kiln 3

K1,2,3 ventury scrubber system

Sesudah
K1,2,3 after replaced by ESP

INDONESIA

Hasil Pengelolaan Emisi Udara (Foto)

Sebelum (2005)
Tanur peleburan (Furnace)

Sesudah (2005)

INDONESIA

Pengelolaan Limbah B3

Berupaya untuk mengurangi, memilah dan memanfatkan

kembali limbah B3 di lingkungan operasi PT Vale Indonesia
Tbk.
Penyediaan fasilitas penyimpanan sementara limbah B3 dan
melengkapinya dengan perijinan sesuai peraturan yang
berlaku
Menerapkan standar internal sekaligus pelaksanaan audit
serta inspeksi tentang hydrocarbon dan waste management
Bekerjasama dengan pihak ketiga yang telah mendapatkan
ijin dari KLH untuk melakukan pengelolaan akhir limbah B3

INDONESIA

Pengelolaan Timbunan Batuan Penutup

Pengelolaan 0mbunan batuan penutup (disposal) bertujuan untuk
mengembalikan fungsi lahan dengan cara pengisian lubang bekas
tambang dengan tanah buangan (overburden) atau waste material
sehingga lahan bekas tambang tersebut dapat ditanam kembali
sesuai dengan peruntukan lahan.

Program pengelolaan tanah 0mbunan yang dilakukan antara lain:

Desain dan perencanaan disposal

Penetapan 0pe disposal (nger, semi induced, atau induced ow)
Penyelidikan geoteknik (bila diperlukan)
Penilaian kestabilan lereng geoteknik
Penongkangan (dumping) tanah buangan (overburden)
Inspeksi dan pemantauan kestabilan geoteknik secara reguler

SOP Timbunan Batuan Penutup

INDONESIA

INDONESIA

Contoh Desain Batuan Penutup (Disposal)

Penyelidikan Geoteknik di Lokasi

Rencana Disposal

Parameter Geoteknik yang diperoleh:

- Data SPT, Data CPT, Kuat Geser Tanah (Shear Strength), dsb
- Parameter Mekanika Tanah: Kohesi (c), Sudut Geser Dalam (), dsb
- Parameter Indeks Tanah: Berat Satuan Isi (), plas0sitas, permeabilitas, dsb

INDONESIA

INDONESIA

Hasil Penyelidikan Geoteknik

di Lokasi Tapak

Su = 30 kPa
3.4 m depth
Su = 90 kPa

9.4 m depth

INDONESIA

Pemodelan Kestabilan Disposal

Name: Back-Analysis Latjuba Elv.+479 m - Section I-I'_R.00.gsz
520

20

40

60

80

100

120

140

160

180

200

220

240

260
520

510

510

500

Elevation (m)

Pemodelan Kestabilan Lereng pada

Dumping Point Disposal dilakukan
dengan menggunakan soOware
GeoStudio 2004 (Slope/W)

500

1.12

490

490

480

480

470

470

460

460

450

450

440

440

430

430

420
0

20

40

60

80

100

120

140

160

180

200

220

240

420
260

Distance (m)
Material #: 1 Description: Ballast Material Model: MohrCoulomb Wt: 20 Cohesion: 10 Phi: 34 Piezometric Line: 0
Material #: 2 Description: O verburden Material Model: UndrainedPhiZero Wt: 17 C ohesion: 35 Piezometric Line: 0
Material #: 3 Description: Medium Stiff to Stiff Soil Model: UndrainedPhiZero Wt: 17 Cohesion: 75 Piezometric Line: 0
Material #: 4 Description: V ery Soft to Soft Soil Model: SFnDepth Wt: 17 C-Top of Layer: 15 C -Rate o f Increase: 1 Limiting C: 20 Piezometric Line: 0
Material #: 5 Description: Stiff Soil Model: SFnDepth Wt: 17 C-Top of Layer: 50 C-Rate of Increase: 5 Limiting C: 75 Piezometric Line: 0
Material #: 6 Description: V ery Stiff Soil Model: SFnDepth Wt: 17 C -Top of Layer: 130 C-Rate of Increase: 5 Limiting C : 200 Piezometric Line: 0
Material #: 7 Description: Bedrock Model: SFnDepth Wt: 17 C -Top of Layer: 120 C-Rate of Increase: 5 Limiting C: 350 Piezometric Line: 0
Material #: 8 Description: Firm to Medium Stiff Soil Model: SFnDepth Wt: 17 C-Top of Layer: 45 C -Rate o f Increase: 5 Limiting C: 60 Piezometric Line: 0

Name: Back-Analysis Latjuba Elv.+481 m - Section I-I'_R.00.gsz

Name: Back-Analysis Latjuba Elv.+477 m - Section I-I'_R.00.gsz

520

260
520

510

510

510

510

500

500

500

490

490

20

40

60

80

100

120

140

180

200

220

240

1.21

490

Elevation (m)

160

Elevation (m)

520

260
520

20

40

60

80

100

120

140

160

180

200

220

240

500

0.93

490

480

480

470

470

460

460

450

450

450

440

440

440

440

430

430

430

430

420

420
260

420

480

480

470

470

460

460

450

20

40

60

80

100

120

140

160

180

200

220

240

Distance (m)
Material #: 1 Description: Ballast Material Model: MohrCoulomb Wt: 20 Cohesion: 10 Phi: 34 Piezometric Line: 0
Material #: 2 Description: Overburden Material Model: UndrainedPhiZero Wt: 17 Cohesion: 35 Piezometric Line: 0
Material #: 3 Description: Medium Stiff to Stiff Soil Model: UndrainedPhiZero Wt: 17 Cohesion: 75 Piezometric Line: 0
Material #: 4 Description: Very Soft to Soft Soil Model: SFnDepth Wt: 17 C-Top of Layer: 15 C-Rate of Increase: 1 Limiting C: 20 Piezometric Line: 0
Material #: 5 Description: Stiff Soil Model: SFnDepth Wt: 17 C-Top of Layer: 50 C-Rate of Increase: 5 Limiting C: 75 Piezometric Line: 0
Material #: 6 Description: Very Stiff Soil Model: SFnDepth Wt: 17 C-Top of Layer: 130 C-Rate of Increase: 5 Limiting C: 200 Piezometric Line: 0
Material #: 7 Description: Bedrock Model: SFnDepth Wt: 17 C-Top o f Layer: 120 C-Rate of Increase: 5 Limiting C: 350 Piezometric Line: 0
Material #: 8 Description: Firm to Medium Stiff Soil Model: SFnDepth Wt: 17 C-Top of Layer: 45 C-Rate of Increase: 5 Limiting C: 60 Piezometric Line: 0

20

40

60

80

100

120

140

160

180

200

220

240

Distance (m)
Material #: 1 Description: Ballast Material Model: MohrCoulomb Wt: 20 C ohesion: 10 Phi: 34 Piezometric Line: 0
Material #: 2 Description: Overburden Material Model: UndrainedPhiZero Wt: 17 Cohesion: 35 Piezometric Line: 0
Material #: 3 Description: Medium Stiff to Stiff Soil Model: UndrainedPhiZero Wt: 17 Cohesion: 75 Piezometric Line: 0
Material #: 4 Description: Very Soft to Soft Soil Model: SFnDepth Wt: 17 C-Top of Layer: 15 C-Rate of Increase: 1 Limiting C: 20 Piezometric Line: 0
Material #: 5 Description: Stiff Soil Model: SFnDepth Wt: 17 C -Top of Layer: 50 C-Rate of Increase: 5 Limiting C: 75 Piezometric Line: 0
Material #: 6 Description: Very Stiff Soil Model: SFnDepth Wt: 17 C-Top o f Layer: 130 C-Rate of Increase: 5 Limiting C: 200 Piezometric Line: 0
Material #: 7 Description: Bedrock Model: SFnDepth Wt: 17 C-Top of Layer: 120 C-Rate of Increase: 5 Limiting C: 350 Piezometric Line: 0
Material #: 8 Description: Firm to Medium Stiff Soil Model: SFnDepth Wt: 17 C-Top of Layer: 45 C-Rate of Increase: 5 Limiting C : 60 Piezometric Line: 0

420
260

INDONESIA

Rekomendasi Geoteknik
No.
1.

2.

3.

Description
Original Disposal Information
Disposal Name
Type of Disposal
Plan Level
Operational Dumping :
Crest Limit
Dumping Limit
Lowest Point
Dumping Direction
Civil Material for Ballast
Dumped Material
Drainage System
Disposal Setting & Risk Matrix
ANO24 ANO27 DP Alignment
ANO24 DL on Sta. 0+085 RL +540 m
ANO27 DL on Sta. 0+195 RL +540 m
ANO28 ANO21 DP Alignment
ANO28 DL on Sta. 0+140 RL +530 m
ANO21 DL on Sta. 0+210 RL +530 m
Recommendation
Following Original Design
Dumping Material
Backward
Reduce Level
Proposed Boundary / Limit
Re-sloping
Change Management

Remark
ANO24 ANO27 DP and ANO28 ANO21 DP
Our Ref
Finger with the dumping limits are fully controlled
Level +540 m (including ballast material) for ANO24 ANO27 DP
Level +530 m (including ballast material) for ANO28 ANO21 DP

M11011-DP-M

As progressive crest under this review

Progressive with dumping limits are fully controlled
+528 m for ANO24 ANO27 DP and +518 m for ANO28 ANO21 DP
To the East-ward and West-ward
Refer to reject and slag material
Overburden or waste material
Avoid water ponding on disposal area
FS
PTI
GTX
Analysis Result
1.25
1.28

L-4
L-4

24 (3)
24 (3)

1.23
1.21
Yes

L-4
L-4
No

24 (3)
24 (3)

ANO24 with DL on Sta. 0+085 RL +540 m is recommended

ANO27 with DL on Sta. 0+195 RL +540 m is recommended

ANO28 with DL on Sta. 0+140 RL +530 m is recommended

ANO21 with DL on Sta. 0+210 RL +530 m is recommended
Remark
Dumping limits must be controlled respectively.
Reject material and overburden for finger dumping point is recommended.
Not applicable
Not applicable
Recommended dumping limits are attached in dxf format.
Not applicable
Not applicable

Inspeksi dan Pemantauan

Kestabilan Disposal

INDONESIA

INDONESIA

Pengelolaan Kualitas Air (TSS)

Pengendalian sedimen direncanakan dan dilakukan secara
terpadu mulai dari tahapan eksplorasi, perencanaan
tambang, operasi tambang sampai penanganan lahan
pasca tambang
Program dan bentuk-bentuk pengendalian sedimen:

Penetapan Standar pengendalian sedimen

Pembuatan kolam pengendap (Settlement pond)
Pembangunan sedimen dam (Check dam)
Pengerukan sarana pengendalian sedimen
Penghijauan areal pasca tambang
Pemantauan & monitoring secara reguler

INDONESIA

Standar Pengendalian Sedimen

Metoda :
- In Pit Drainage
- Intercep7on Drainage
Around Pit
- Sediment Containment
(Pond/Dam)
- Channel/Ditch

Lokasi Fasilitas Pengendalian Sedimen

INDONESIA

INDONESIA

Lokasi Lokasi Titik Penaatan

LC3

Lamangka

LC3

Lamangka

Lokasi Lokasi Titik Penaatan

INDONESIA

Petea West

Petea West
Petea East

Petea East

Fasilitas Pengendalian Sedimen

INDONESIA

" Site Drainage : cross slope,

contour drains, rock-line steeper
channels etc
" Pocket Pond
" Chanel
" Check Dam
" Road Drainage
" Inltra0on Pond
" Disposal Berm
" Sediment Ponds
" Sediment Dams
" Revegeta0on

Ada 82 fasilitas pengendalian sediment

di Sorowako dan Petea Area dengan
kapasitas sedimen 1.000 m3 hingga
13.000.000 m3

INDONESIA

Realisasi Pengendalian Sediment

Tahun 2012
KEGIATAN

RENCANA

REALISASI

9 unit

9 unit

Tambahan kapasitas
pengendapan baru

180 K m3

187,3 K m3

Pengerukan kolam
pengendapan

210 k m3

445 K m3

1.4 M (USD)

2.3 M (USD)

Pembangunan kolam
pengendapan

Total biaya pengendalian

sedimen

INDONESIA

Realisasi Pengendalian Sediment

YTD Tahun 2013
2013

Aktivitas Pengendalian Sediment

Pengerukan Sediment (Small Fleet)
Pemompaan Lumpur (Slurry Pump)
Pembangunan Fasilitas Mine Effluent
Pengerukan Sediment (Small Fleet)
Pemompaan Lumpur (Slurry Pump)
Pembangunan Fasilitas Mine Effluent
Pengerukan Sediment (Small Fleet)
Pemompaan Lumpur (Slurry Pump)
Pembangunan Fasilitas Mine Effluent
Pengerukan Sediment (Small Fleet)
Pemompaan Lumpur (Slurry Pump)
Pembangunan Fasilitas Mine Effluent

Q1

Q2

Q3

Q4

Total Realisasi Pengendalian Sediment (Rp.)

Jenis Aktivitas Pengendalian Sediment

Konstruksi (Rp.)
1,098,674,635
8,312,345,642
105,043,922

Reclaim (Rp.)

Volume

Aktual

(BCM)

Total (Rp.)

4,722,416,546
738,226,734

215,546
34,415

2,793,685,002
1,277,259,999

164,595
73,003

9,531,588,281

487,559

681,019,277

10,197,083,475

5,821,091,181
738,226,734
8,312,345,642
2,898,728,924
1,277,259,999
681,019,277
0
0
0
0
0
0
19,728,671,757

Catatan:
Aktivitas pengendalian sediment diantaranya adalah pengerukan sedimen, pemompaan
lumpur, perbaikan saluran drainase, konstruksi tanggul, gabion, drop structures, check-dam,
dan riprap serta pembangunan fasilitas mine effluent.

Penambahan Kolam
Pengendapan 2012 Area LC#3

Peningkatan kapasitas
fasilitas pengelolaan
euent catchment area
LC#3:

1. Saranga 16,500 m3
2. Upper Kockum 55,000 m3
3. SS#11 7,000 m3
4. SS#8 20,000 m3
5. Pongsesa 60,200 m3
6. Fasilitas Pengelolaan Chromium

INDONESIA

1
4

Penambahan Kolam
Pengendapan 2012 Area Petea

INDONESIA

Peningkatan kapasitas
fasilitas pengelolaan
euent catchment area
Petea East:

3

4
2

1. Petea Pond-2 18,300 m3

2. Petea Pond-3a/b 36,800 m3
3. Petea Pond-4 2,000 m3
4. Fasilitas Pengelolaan Chromium

INDONESIA

Konstruksi & Kolam Pengendapan

Kolam Pengendapan PP#1

Penambahan Tanggul Pongsesa

Kolam Pengendapan SS#8

Kolam Pengendapan LMK#3

INDONESIA

Konstruksi & Kolam Pengendapan

Lokasi perluasan kolam pengendapan eksis0ng di

Petea Pond 3A dan 3B

Outlet kolam pengendapan eksis0ng di Petea Pond

3A dan 3B

Perluasan kantong pengendapan eksis0ng di lokasi

Pocket Pond 4A

Lokasi pembuatan kolam pengendapan yang baru di

lokasi Petea Pond 2 (selesai dikonstruksi)

Foto-foto Fasilitas Pengendapan

Sedimen

Rante Pond

Fiona Pond

Kathryn Pond

Petea Pond 2c

Loraine Pond

Petea Pond 6

Kathryn Pond

Wawono Pond

Hasan Pond

INDONESIA

Pemantauan Fasilitas
Pengendalian Sedimen

INDONESIA

INDONESIA

Hasil Pemantauan TSS di Titik Penaatan

INDONESIA

Uji Coba Lamella Gravity Settler/LGS

(Mempercepat pengendapan & Efisiensi Luasan)

Skema sederhana LGS

Skema Pilot Project LGS

INDONESIA

Pengelolaan Kualitas Air (Chromium)

Sumber kromium dalam laterit nikel, 1.7-4.8% (LAPI-ITB, 2005),
1-3.5% (Hulett, 2008)
Dalam zona limonit, kromium terikat dalam bentuk krom-spinel
(55-75%), sisanya terikat pada Goethite
Dalam zona limonit ini, kromium terikat secara fisik teradsorpsi pada
mineral.
Lepasnya Cr(6) dari lapisan lateritik dipengaruhi oleh:

Konsentrasi ion kromit
Cahaya ultraviolet sebagai oksidator kuat
Waktu reaksi
Kondisi kimia fisik (pH-Eh, temperatur, Mn)
Pengaruh air

INDONESIA

Pengelolaan Kualitas Air (Chromium)

Pengelolaan chromium dilakukan dengan mengalirkan Ferrous sulfat/
FeSO4
Fungsi FeSO4 dalam proses pengolahan Cr(6) adalah:
Untuk mereduksi Cr(6) menjadi Cr(III)
Memberikan efek ko-presipitasi terhadap Cr(OH)3 yang terbentuk
(Asam)
(Basa)

INDONESIA

Fasilitas Pengelolaan Chromium

LC#3

Fasilitas
pengelolaan
Fasilitas
pengelolaan

INDONESIA

Fasilitas Pengelolaan Chromium

Sensor debit

Titik injeksi

Arah aliran

Proses pengadukan

INDONESIA

Hasil Pemantauan Chromium Total

INDONESIA

Hasil Pemantauan Chromium(VI)

INDONESIA

Rehabilitasi Lahan
LAHAN PASCA TAMBANG

BACK FILLING

Reklamasi
Belum berhasil

PENATAAN LAHAN

Landscaping, Pengembalian tanah

pucuk, Pengendalian erosi &
Sedimentasi, Pengaturan sistim
drainase

KONSERVASI/PRESERVASI
Sumber plasma nutfah
Penelitian & pengembangan

Penyelamatan
Tanah Pucuk

PERBAIKAN LAHAN

Pembudidayaan Tanaman
Produktif

Penanaman cover crop &

Jenis-jenis pohon pioneer

KAWASAN HPT/APL

KAWASAN HUTAN LINDUNG

Agroforestry

Restorasi

PEMELIHARAAN

Pemupukan lanjutan,
Pembersihan gulma,
Penyulaman
Pengendalian hama penyakit

PEMANTAUAN

Pertumbuhan, Perkembangan tanah

Tingkat suksesi, migrasi fauna, dll.

HUTAN YANG LESTARI/LAHAN PRODUKTIF

INDONESIA

Ilustrasi Rehabilitasi
Penataan lahan dan penebaran topsoil

Kompartemen-A

Blue Zone

INDONESIA

Ilustrasi Rehabilitasi
Penanaman tanaman penutup tanah dan jenis-jenis pioneer

Kompartemen-A

Blue Zone

INDONESIA

Rehabilitasi Progresif
Petea-A
Activity

2004

2005

2006

2007

2008

2004

2005

2006

2007

2008

Mining
Backfilling
Rehabilitation

Anoa Valley
Activity
Mining
Backfilling
Rehabilitation

INDONESIA

Status Lahan Tambang Kwt-2, 2013

Sisa lahan terbuka adalah 986 Ha (< 1,100 Ha sesuai komitmen)

Peta Lahan Tambang

INDONESIA

Contoh Desain Penataan Lahan

Pasca tambang

Design setelah penataan lahan

INDONESIA

Foto-foto Rehabilitasi Lahan

INDONESIA

Foto-foto.. (lanjutan)

INDONESIA

04/22/2005

Foto-foto.. (lanjutan)

INDONESIA

INDONESIA

Foto-foto.. (lanjutan)

Sebelum Penanaman

2 bulan setelah
penanaman
4 Tahun
Setelah

Foto-foto.. (lanjutan)

INDONESIA

Foto-foto.. (lanjutan)

INDONESIA

Multikultur

INDONESIA

Pemeliharaan Tanaman

INDONESIA

Pengayaan Tanaman

INDONESIA

Hasil Pengayaan Tanaman

INDONESIA

Hasil Pengayaan Tanaman

INDONESIA

Suksesi/regenerasi Alami

INDONESIA

Realisasi Reklamasi Lahan 2012

KEGIATAN

RENCANA

REALISASI

Pembukaan lahan

127,4 Ha

111,4 Ha

Rehabilitasi lahan

98,9 Ha

93.5 Ha

Pemeliharaan tanaman

230 Ha

230 Ha

Penanaman tanaman lokal

100 Ha

130 Ha

Biaya rehabilitasi (US $)

5,0 juta

5,8 juta

INDONESIA

INDONESIA

Realisasi Reklamasi
Kwt-2, 2013
KEGIATAN

RENCANA

REALISASI

Pembukaan lahan

93,4 Ha

70,4 Ha

Rehabilitasi lahan

82,5 Ha

68,0 Ha

Pemeliharaan tanaman

45,5 Ha

50,4 Ha

Penanaman tanaman lokal

37,5 Ha

40,2 Ha

Biaya rehabilitasi (US $)

3,1 juta

2,5 juta

INDONESIA

Upaya Konservasi Pohon Lokal

Inventarisasi
Jenis
(Data base)

Pen
entu
an
Prior
itas

Kon
serv
asi
ExSitu

Pembuatan
Arboretum

Peng
umpul
an
bijih
dan
perba
nyaka
n bibit

Penana
man
pada
lahan
pasca
tamban
g
(kanopi
30%)

Upaya Konservasi Pohon Lokal

INDONESIA

Upaya Konservasi Pohon Lokal

INDONESIA

Arboretum

INDONESIA

Arboretum & Taman Tambang

INDONESIA

INDONESIA

Penanaman Jenis-jenis Lokal 2004 - 2011

Tahun tanam

Jumlah pohon
(batang)

Luasan
(Ha)

2004 - 2007

499,500

450

2008

161,800

150

2009

25,400

25

2010

141,700

140

2011

150,000

150

2012

150,000

150

Total

1,128,400

915

INDONESIA

Persemaian PT. Vale Indonesia

Persemaian PT. Vale Indonesia

INDONESIA

Persemaian PT. Vale Indonesia

INDONESIA

Persemaian PT. Vale Indonesia

INDONESIA

INDONESIA

Keterlibatan Masyarakat dalam Rehabilitasi

Melalui Kerjasama dengan Community Development, dibentuk
2 koperasi pemuda yang dididik dan dilatih untuk
memproduksi kompos dan pembibitan tanaman lokal untuk
memenuhi kebutuhan rehabilitasi lahan dengan total nilai
sebesar 3 - 4 milyar/tahun. Hingga saat ini telah terserap 40
tenaga kerja dari kegiatan ini
Dalam kegiatan penanaman dan penataan lahan PT. Vale
menggunakan kontraktor lokal yang menyerap lebih dari 500
tenaga kerja (90% adalah tenaga kerja lokal)
Pembentukan koperasi peternak sapi untuk pemanfaatan
tanaman cover crop

INDONESIA

Keterlibatan Masyarakat

Kerjasama Dengan BKSDA Untuk

Pemeliharaan Hewan Titipan

INDONESIA

INDONESIA

Kampanye Menanam Bersama

INDONESIA

TERIMAKASIH

92