PEMBAHASAN
A. Pengkajian
a. Definisi Pengkajian
Pengkajian adalah proses sistematis berupa pengumpulan, verifikasi, dan
komunikasi data tentang klien. Potter dan Perry (1997)
Pengkajian adalah tahap yang sistematis dalam pengumpulan data tentang
individu, keluarga, dan kelompok. Carpenito dan Moyet ( 2007 )
Pengkajian adalah pemikiran dasar dari proses keperawatan yang bertujuan
untuk mengumpulkan informasi atau data tentang klien, agar dapat
mengidentifikasi, mengenali masalah-masalah, kebutuhan kesehatan dan
keperawatan klien, baik fisik, mental, sosial dan lingkungan (Effendy, 1995).
1) Pengkajian menurut Gordon ( Pola Fungsional Gordon )
Pola pengkajian fungsional menurut Gordon adalah bahwa pola fungsional
Gordon ini mempunyai aplikasi luas untuk para perawat dengan latar belakang
praktek yang beragam model pola fungsional kesehatan terbentuk dari hubungan
antara klien dan lingkungan dan dapat digunakan untuk perseorangan, keluarga,
dan komunitas. Setiap pola merupakan suatu rangkaian perilaku yang membantu
perawat mengumpulkan, mengorganisasikan dan memilah-milah data. (Potter,
1996 : 15).
Pola makan 3 hari terakhir atau 24 jam terakhir, porsi yang dihabiskan, nafsu
makan
Data pemeriksaan fisik yng berkaitan (berat badan saat ini dan SMRS)
3. POLA ELIMINASI
Kebiasaan pola buang air kecil : frekuensi, jumlah (cc), warna, bau, nyeri,
mokturia, kemampuan mengontrol BAK, adanya perubahan lain
Kebiasaan pola buang air besar : frekuensi, jumlah (cc), warna, bau, nyeri,
mokturia, kemampuan mengontrol BAB, adanya perubahan lain
Aktivitas menyenangkan
Keyakinan tenatng latihan dan olahraga
Kebiasaan tidur sehari-hari (jumlah waktu tidur, jam tidur dan bangun, ritual
menjelang tidur, lingkungan tidur, tingkat kesegaran setelah tidur)
Keadaan fisik, segala sesuatu yang berkaiyan dengan tubuh (yg disukai dan
tidak)
Harga diri : perasaan mengenai diri sendiri
Data pemeriksaan fisik yang berkaitan (mengurung diri, murung, gidak mau
berinteraksi)
Pentingnya keluarga
Pentingnya agama/spiritualitas
Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
a. Tingkat Kesadaran
- Keadaan Umum :
- Kesadaran :
- GCS
2. Rambut
Inspeksi : warna dan kebersihan
Palpasi : tekstur rambut kasar / halus
3. Kuku
Inspeksi : bentuk , kebersihan
(normal jika convex kuku dengan dasar kuku 160)
Palpasi : teksture kuku , warna setelah ditekan
3. Fungsi Pendengaran
Pasien mampu mendengar detik arloji
Gerakan tangan pada telinga pasien sama kuat untuk kedua telinga
-Test Garpu Tala
-Test Rinne
-Test Webber
-Test swabach
j. Abdomen
- inspeksi : warna, bentuk , pembengkakan , lesi , dan perdarahan
- Palpasi : nyeri tekan dan massa
- Auskultasi :
Frekuensi bunyi usus permenit ?
- Perkusi : Timpani
k. Genital
Wanita
- Kebersihan
- adakah oedema
- adakah radang dan kemerahan
- adakah nyeri
l. Rektum
Kebersihan , ada benjolan atau tidak
m. Eskstermitas Atas
- Bentuk simteris ? Apakah ada deformitas , bengkak ?
- Apakah ada sensassi : halus , tajam , panas , dingin ?
- Gerakan ROM : Fleksi , ekstensi , abduksi , adduksi , rotasi
- Kekuatan otot : Deltoid , Bisep , Trisep , Brachioradialis
n. Ekstermitas Bawah
- Bentuk simteris ? Apakah ada deformitas ?
- Apakah ada pembengkakan lipat paha ?
- Apakah ada simteris : halus , tajam , panas , dingin ?
- Gerakan ROM : Fleksi , akstensi , abduksi , adduksi , pergelangan kaki
.
- Refleks Pattela , Achiles dan Babinski
- Apakah ada nyeri daerah betis ?
b. Verbal
- Bicara terputus putus ?
- Bicara tidak jelas ? inkoheren ?
- Bicara cepat
c. Emosi : stabil atau labil
d. Konsep diri :
Gambaran diri
Identitas diri
Peran
Harga diri
Ideal diri
e. Interaksi sosial
Apakah pasien dapat berinteraksi dengan keluarga , perawat , maupun
pasien lain ?
f. Koping
g. Koping yang digunakan pasien pada saat menghadapi masalah / sakit ?
(mis : menangis , diam , menulis di buku harian ?)
2. Spiritual
- Apakah pasien merasa terganggu ibadahnya selama sakit
- Apakah perlu bimbingan pemuka agama ?
-
p. Data Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
q. Therapi
a. kebutuhan oksigen
………………………………………………………………….
b. kebutuhan cairan
…………………………………………………………………..
c. kebutuhan nutrisi
……………………………………………………………………
d. kebutuhan eliminasi
………………………………………………………………….
e. interaksi sosial
………………………………………………………………….
f. istirahat dan tidur
………………………………………………………………….
g. konsep diri
……………………………………………………………….
3. Health deviation
A. IDENTITAS
1. Nama :
2. Umur :
3. Jenis Kelamin :
4. Agama :
5. Suku/Bangsa :
6. Pendidikan :
7. Pekerjaan :
8. Status Perkawinan :
D. KEBUTUHAN
1. Pemeliharaan Kebutuhan Udara atau Oksigen
Gangguan pernafasan :
Alat bantu pernafasan :
Kondisi lingkungan :
Sirkulasi udara :
Letak tempat tinggal :
BAK :
a. Frekuensi :
b. Warna :
c. Masalah yang dirasakan :
5. Pemeliharaan Keseimbangan Aktifitas dan Istirahat
Aktivitas :
a. Aktivitas sehari-hari :
b. Rekreasi :
c. Alat bantu :
d. Mandi :
e. Gosok gigi :
f. Keramas :
g. Potong kuku :
Istirahat :
a. Waktu tidur :
b. Jumlah :
c. Insomnia :
E. PEMERIKSAAN FISIK
Tinggi badan :
Kondisi fisik :
F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
USG :
CT SCAN :
RO :
G. TERAPI
Pada pengkajian ditekankan dalam hal “ Apakah klien mampu atau tidak mampu
melaksanakansetiap aspek hidup sehari-hari pasien? “. Saat pengkajian perawat dan
pasien mendiskusikan dan mengindentifikasi setiap aktifitas hidup sehar – hari,
pasien yang mampu dilaksanakan sendiri.
Apabila ditemukan adanya ketidak mampuan pasien di dalam melaksanakan aktifitas
hidup sehari – hari , berarti pasien, memerlukan bantuan dari perawat. Aspek – aspek
yang perlu dikaji pada aktifitas hidup sehari-hari adalah sebagai berikut :
a. Bernafas
Yang perlu dikaji antara lain kemampuan pasien dalam melakukan ekspirasi dan
inspirasi.
c. Eliminasi
Mengkaji kemampuan BAB / BAK serta fungsi dari organ -organ tersebut dan
bagaimana pasien mempertahankan fungsi normal dari BAB / BAK .
d. Mobilisasi
f. Berpakaian
g. Suhu Tubuh
h. Kebersihan Tubuh
i. Menghindari Bahaya
j. Berkomunikasi
Melalui komunikasi antar perawat , pasien dan keluarga dapat dikaji mengenai pola
komunikasi dan interaksi sosial pasien dengan cara mengidentifikasi kemampuan
pasien dalam berkomunikasi,
k. Bekerja
l. Bermain
Mengkaji kemampuan aktifitas rekreasi dan relaksasi ( jenis kegiatan dan
frekuensinya ).
m. Spiritual
n. Belajar
PENGKAJIAN
1. Identitas
a. Identitas Pasien
Nama : .........................................................................................
Umur : .........................................................................................
Agama : .........................................................................................
Jenis Kelamin :
...........................................................................................
Status : ...........................................................................................
Pendidikan :............................................................................................
Pekerjaan : ............................................................................................
Suku Bangsa :............................................................................................
Alamat : ..........................................................................................
Tanggal Masuk : ...........................................................................................
Tanggal Pengkajian : ...........................................................................................
No. Register : .............................................................................................
Diagnosa Medis : ............................................................................................
2. Status Kesehatan
a. Status Kesehatan Saat Ini
1) Keluhan Utama (Saat MRS dan saat ini)
Saat MRS :..........................................................................................................
Saat ini : ..........................................................................................................
f. Pola Berpakaian
Sebelum sakit :
...........................................................................................................................
Saat sakit :
...........................................................................................................................
g. Pola rasa nyaman
Sebelum sakit :
...........................................................................................................................
Saat sakit :
...........................................................................................................................
h. Pola Aman
Sebelum sakit :
...........................................................................................................................
Saat sakit :
...........................................................................................................................
i. Pola Kebersihan Diri
Sebelum sakit :
...........................................................................................................................
Saat sakit :
...........................................................................................................................
j. Pola Komunikasi
Sebelum sakit :
...........................................................................................................................
Saat sakit :
...........................................................................................................................
k. Pola Beribadah
Sebelum sakit :
...........................................................................................................................
Saat sakit :
...........................................................................................................................
l. Pola Produktifitas
Sebelum sakit :
...........................................................................................................................
Saat sakit :
...........................................................................................................................
m. Pola Rekreasi
Sebelum sakit :
...........................................................................................................................
Saat sakit :
...........................................................................................................................
n. Pola Kebutuhan Belajar
Sebelum sakit :
...........................................................................................................................
Saat sakit :
...........................................................................................................................
4. Pengkajian Fisik
a. Keadaan umum :
Tingkat kesadaran : komposmetis / apatis / somnolen / sopor/koma
GCS : verbal:……….Psikomotor:……….Mata :……………..
b. Tanda-tanda Vital : Nadi = ………, Suhu = …………., TD =………, RR =………
c. Keadaan fisik
1) Kepala dan leher :
........................................................................................................................................
2) Dada :
Paru
.........................................................................................................................................
Jantung
.........................................................................................................................................
3) Payudara dan ketiak :
.........................................................................................................................................
....
4) Abdomen :
.........................................................................................................................................
....
5) Genetalia :
........................................................................................................................................
6) Integumen :
.........................................................................................................................................
....
7) Ekstremitas :
Atas
................................................................................................................................
Bawah
.........................................................................................................................................
8) Neurologis :
Status mental dan emosi :
.........................................................................................................................................
Pengkajian saraf kranial :
.........................................................................................................................................
Pemeriksaan refleks :
.........................................................................................................................................
d. Pemeriksaan Penunjang
1) Data laboratorium yang berhubungan
.........................................................................................................................................
2) Pemeriksaan radiologi
.........................................................................................................................................
3) Hasil konsultasi
.........................................................................................................................................
4) Pemeriksaan penunjang diagnostic lain
.........................................................................................................................................
5. ANALISA DATA
DATA INTERPRETASI MASALAH
(Sesuai dengan
patofisiologi)
4. Teori Pengkajian Callista Roy
1. Pengkajian Perilaku
1) Pengakajian Fisiologis.
Ada 9 (Sembilan) perilaku Respon Fisiologis :
a. Oksigenasi ; berhubungan dengan respirasi dan sirkulasi.
b. Nutrisi ; untuk memperbaiki kondisi tubuh dan perkembangan.
c. Eliminasi ; Pola eliminasi.
d. Aktivitas dan istirahat ; pola aktivitas, latihan, istirahat dan tidur.
e. Intergritas kulit ; Pola fisiologis kulit.
f. Rasa/senses ; Fungsi sensoris perceptual b.d panca indra.
g. Cairan dan elektrolit ; Pola fisiologis penggunaan cairan dan elektrolit.
h. Fungsi Neurologis ; Pola kontrol neurologis, pengaturan dan intelektual.
i. Fungsi endokrin ; Pengaturan system reproduksi termasuk respon stress.
2) Pengkajian Konsep diri.
Mengidentifikasi pola nilai, kepercayaan dan emosi yang berhubungan dengan Ide
diri sendiri tentang fisik, perasaan, dan moral-etik.
3) Pengkajian Fungsi Peran.
Mengidentifikasi tentang pola interaksi sosial seseorang dengan orang lain akibat dari
peran ganda.
4) Pengkajian Interdpendensi.
Mengidentifikasi pola nilai menusia, kehangatan, cinta dan memiliki melalui
hubungan interoersonal terhadap individu dan kelompok.
2. Pengkajian Stimulus.
Stimulus yang berpengaruh :
Budaya : Status sosial ekonomi, Ektnis (suku/Ras), sistim
kepercayaan.
Keluarga : Struktur keluarga, tugas keluarga.
Fase perkembangan : Usia, jenis kelamin, tugas, keturunan dan faktor
keturunan.
Intergritas dari cara-cara : Fisiologis (termasuk patologi penyakit), konsep diri,
penyesuaian (modes fungsi peran, interdependensi.
Adaptive)
Efektivefitas Kognator : Persepsi, pengatahuan, skill.
Pertimbangan lingkungan : Perubahan lingkungan internal dan ekternal,
menajemen pengobatan, penggunaan obat-obatan.
Alkohol, dan merokok.
a) Pengkajian Awal
Dilaksanakan pada waktu klien masuk pelayanan kesehatan, tujuannya
adalah menetapkan data dasar tentang klien.
b) Pengkajian Berfokus pada Masalah
Proses berkelanjutan terpadu dengan asuhan keperawatan, tujuanya adalah
menentukan status masalah yang di identifikasi pada pengkajian yang lebih
awal.
Contoh pengkajian asupan cairan dan keluaran urine klien di ICU setiap jam.
c) Pengkajian Kedaruratan
Ini di lakukan pada saat krisis fisiologi atau psikologis klien, tujuannya
mengidentifikasi masalah yang mengancam jiwa.
Contoh pengkajian cepat pada jalan nafas dan lain – lain.
d) Pengkajian dengan Jarak Waktu
Ini dilakukan pada beberapa bulan setelah pengkajian. Tujuannya untuk
membandingkan status klien saat ini dengan data dasar yang di dapat
sebelumnya.
Contoh pengkajian kembali pada pasien rawat jalan.
1. Data Subjektif
Data subjektif adalah data yang di dapat berdasarkan persepsi klien
tentang masalah kesehatan mereka ( Potter dan Perry 1997 ).
Data subjektif disebut juga data tertutup atau gejala. Misalnya rasa nyeri,
pusing, mual, ketakutan, kecemasan, ketidaktahuan, dan lain - lain.
2. Data Objektif
Data objektif adalah data yang di dapat dari pengamatan, observasi,
dan pengukuran.
Pengumpulan data objektif dilakukan dengan beberapa metode, yaitu :
Inspeksi
Inspeksi merupakan proses observasi dengan menggunakan mata.
Inspeksi di lakukan untuk mendeteksi tanda – tanda fisik yang
berhubungan dengan status fisik.
Palpasi
Palpasi di gunakan dengan menggunakan sentuhan atau rabaan.
Metode ini di lakukan untuk mendetermasi ciri – ciri jaringan atau
organ. Ada dua jenis palpasi yaitu palpasi ringan ( di lakukan dengan
cara ujung- ujung jari pada satu atau dua tangan di gunakan secara
simultan, palpasi dalam di lakukan untuk merasakan secara abdomen.
Perkusi
Perkusi adalah metode pemeriksaan dengan cara mengetuk. Tujuan
perkusi adalah menentukan batas – batas organ atau bagian tubuh
dengan cara merasakan vibrasi yang di timbulkan akibat adanya
gerakan di berikan ke bawah jaringan.
Auskultasi
Auskultasi adalah metode pengkajian yang menggunakan stetoskop
untuk memperjelas pendengaran.
e. Karakteristik Data
Lengkap
Seluruh data di perlukan untuk mengidntifikasi maslah keperawatan klien.
Data yang terkumpul harus lengkap guna membantu mengatasi masalah klien
adekuat.
Akurat dan nyata
Dalam pengumpulan data ada kemungkinan terjadi salah paham. Untuk
mencegah hal tersebut, maka perawat harus berfifkir akurasi dan nyata untuk
membuktikan benar tidaknya apa yang telah di dengar, di lihat, di amati, dan
di ukur melalui pemeriksaan ada tidaknya validasi terhadap semua data yang
sekiranya meragukan.
Relevan
Pencatatan data yang komprehensif biasanya banyak sekalai data yang harus
di kumpulkan sehingga menyita waktu perawat untuk mengidentifikasi.
Kondisi yang seperti ini bisa di antisipasi dengan membuat data yang
komprehensif, tetapi singkat dan jelas.
2. Fase kerja
Dengan berkembangnya wawancara, perawat mengajukan pertanyaan untuk
membentuk data dasar yang di gunakan sebagai dasar untuk mengembangkan
rencana asuhan keperawatan.
3. Fase terminasi
Sepertinya halnya fase lain dalam wawancara, terminasi membutuhakan
keterampilan dari pihak pewawancara. Idealnya klien harus di beri isyarat
bahwa wawancara akan segera berakhir. Contoh , “ baik bapak satu
pertanyaan lagi ?”
2. Pengamatan ( Observasi )
Selama pemeriksaan , baik dalam wawancara maupun pemeriksaan fisik,
perawatan harus mengobservasi prilaku pasien pada tingkat fungsi dan konsistensi.
Tingkat fungsi melipiti fisik, perkembangan dan psikososial, serta aspek sosial.
3. Pemeriksaan Fisik
Pendekatan terhadap pasien dilakukan secara tepat dan aman . Bila jenis
kelamin antara pemeriksaan dan pasien tidak sama , adanya pihak ketiga sering kali
membantu dalam upaya menghargai pasien sesuai dengan persetujuan pasien . Bila
memungkinankan persiapkan pasien dqalam posisi duduk atau dapat juga
menggunakan posisi lain . Ini bergantung jenis pemeriksaan dan kondisi sewaktu
diperiksa . Untuk menjaga privasi pasien , kita hanya dapat membuka bagian yang
diperiksa dan menutup bagian yang tidak diperiksa .
b. Diagnosa Keperawatan
Analisa Data
Analisis data merupakan kemampuan kognitif dalam pengembangan daya
berfikir dan penalaran yang dipengaruhi oleh latar belakang ilmu dan pengetahuan,
pengalaman, dan pengertian keperawatan. Dalam melakukan analisis data, diperlukan
kemampuan mengkaitkan data dan menghubungkan data tersebut dengan konsep,
teori dan prinsip yang relevan untuk membuat kesimpulan dalam menentukan
masalah kesehatan dan keperawatan klien.
Dasar analisis :
1. Anatomi – fisiologi
2. Patofisiologi penyakit
3. Mikrobiologi – parasitologi
4. Farmakologi
5. Ilmu perilaku
6. Konsep-konsep (manusia, sehat-sakit, keperawatan, dll)
7. Tindakan dan prosedur keperawatan
8. Teori-teori keperawatan.
Fungsi analisis :
1. Dapat menginterpretasi data keperawatan dan kesehatan, sehingga data
yang diperoleh memiliki makna dan arti dalam menentukan masalah dan
kebutuhan klien
2. Sebagai proses pengambilan keputusan dalam menentukan alternatif
pemecahan masalah yang dituangkan dalam rencana asuhan keperawatan,
sebelum melakukan tindakan keperawatan.
1. Aktual
Suatu diagnosa keperawatan aktual menggambarkan penilaian klinis yang harus
divalidasi perawat karena adanya batasan karakteristik mayor.
Syarat :Menegakkan diagnosa keperawatan aktual harus ada unsur PES.
Symptom (S) harus memenuhi kriteria mayor (80%-100%) dan sebagian kriteria
minor dari pedoman diagnosa NANDA. Misalnya, ada data : muntah, diare, dan
turgor jelek selama 5 hari.
Diagnosa : Kekurangan volume cairan tubuh berhubungan dengan kehilangan
cairan secara abnormal (taylor, lilis, dan LeMoni, 1988, p.283)
Jika masalah semakin jelek dan menganggu kesehatan “perineal”, klien tersebut
akan terjadi resiko kerusakan kulit, dan disebu sebagai “resiko diagnosa”.
2. Resiko
Diagnosa keperawatan resiko menggambarkan penilaian klinis dimana in dividu
atau kelompok lebih rentan mengalami masalah di banding orang lain dalam
situasi yang sama atau serupa.
Syarat:Menegakkan resiko diagnosa keperawatan ada unsur PE (problem and
etiologi) penggunaan istilah “resiko dan resiko tinggi” tergantung dari tingkat
keparahan/kerentanan terhadap masalah.
Diagnosa : “resiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan diare yang terus
menurus”.
Jika perawat menduga adanya gangguan self-concept, tetepi kurang data yang
cukup mendukung (defenisi karakteristik/tanda dan gejala) untuk memastikan
permasalahan, maka dapat dicantumkan sebagai : “kemungkinan diagnosa”.
3. Kemungkinan
Diagnosis keperawatan yang mungkin adalah pernyataan yang menjelaskan
masalah yang diduga memerlukan data tambahan.itu adalah un beruntung bahwa
banyak perawat telah disosialisasikan untuk menghindari muncul tentatif. dalam
pengambilan keputusan ilmiah, pendekatan tentatif bukanlah tanda kelemahan
atau keraguan, tetapi merupakan bagian penting dari proses. perawat harus
menunda diagnosis akhir sampai ia atau dia telah mengumpulkan dan
menganalisis semua informasi yang diperlukan untuk tiba pada suatu
conclusion.physicians ilmiah menunjukkan kesementaraan dengan aturan
pernyataan keluar (R / O). Perawat juga harus mengadopsi posisi tentatif sampai
mereka telah menyelesaikan pengumpulan data dan evaluasi dan dapat
mengkonfirmasi atau menyingkirkan.
Syarat: menegakkan kemungkinan diagnosa keperawatan adanya unsur respon
(problem) dan faktor yang mungkin dapat menimbulkan masalah tetapi belum
ada.
Diagnosa: kemungkinan gangguan konsep diri: rendah diri/terilosasi berhubungan
dengan diare.
Keperawat dituntut untuk berfikir lebih kritis dan mengumpulkan data tambahan
yang berhubungan dengan konbsep diri.
Manfaat diagnosa keperawatan syndrom adalah agar perawat selalu waspada dan
memerlukan keahlian perawat dalam setiap melakukan pengkajian dan tindakan
keperawatan.
Menurut NANDA ada dua diagnosa keperawatan syndrom:
1) Syndrom trauma pemerkosaan (Rape trauma syndrome)
Pada diagnosa keperawatan diatas lebih menunjukkan adanya kelompok tanda
dan gejala dari pada kelompok diagnosa keperawatan. Tanda dan gejala tersebut
meliputi:
Cemas, takut,sedih, gangguan istirahat dan tidur, dan resiko tinggi nyeri sewaktu
melakukan melakukan hubungan seksual.
2) Resiko Syndrome penyalahgunaan (Risk for Disuse Syndrome)
Resiko konstipasi
Resiko perubahan fungsi pernafasan
Resiko infeksi
Resiko trombosis
Resiko gangguan aktivitas
Resiko perlukaan
Kerusakan mobilisasi fisik
Resiko gangguan proses pikir
Resiko gangguan gambaran diri
Resiko ketidakberdayaan (powerlessness)
Resiko kerusakan integritas jaringan.
3. KOMPONEN DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Problem (masalah)
Tujuan penulisan pernyataan masalah adalah menjelaskan status kesehatan atau
masalah kesehatan klien secara jelas dan sesingkatkan mungkin. Karena pada bagian
ini dari diagnose keperawatan mengidentifikasi apa yang tidak sehat tentang klien dan
apa yang harus diubah tentang status kesehatan klien dan juga memberikan pedoman
terhadap tujuan dari asuhan keperawatan. Dengan menggunakan standar diagnose
keperawatan dari NANDA mempunyai keuntungan yang signifikan.
1) Membantu perawat untuk berkomunikasi satu dengan yang lainnya dengan
menggunakan istilah yang dimengerti secara umum.
2) Memfasilitasi penggunaan computer dalam keperawatan, Karena perawat akan
mampu mengakses diagnose keperawatan.
3) Sebagai metode untuk mengidentifikasi perbedaan masalah keperawatan yang ada
dengan masalah medis.
4) Semua perawat dapat bekerja sama dalam menguji dan mendefinisikan kategori
diagnose dalam mengidentifikasi criteria pengkajian dan intervensi keperawatan
dalam meningkatan asuhan keperawatan.
b. Etiologi (penyebab)
Etiologi (penyebab) adalah factor klinik dan personal yang dapat merubah status
ksehatan atau mempengaruhi perkembangan masalah. Etiologi mengidentifikasi
fisiologis, psikologis, sosiologis, spiritual dan factor-faktor lingkungan yang
dipercaya berhubungan dengan masalah baik sebagai penyebab ataupun factor resiko.
Karena etiologi mengidentifikasi factor yang mendukung terhadap masalah kesehatan
klien, maka etiologi sebagai pedoman atau sasaran langsung dari intervensi
keperawatan.Jika terjadi kesalahan dalam menentukan penyebab maka tindakan
keperawatan menjadi tidak efektif dan efisien. Misalnya, klien dengan diabetes
mellitus masuk RS biasanya dengan hiperglikeni dan mempunyai riwayat yang tidak
baik tentang pola makan dan pengobatan (insulin) didiagnosa dengan “
ketidaktaatan”. Katakana lah ketidaktaatan tersebut berhubungan dengan kuramgnya
pengetahuan kien dan tindakan keperawatan diprioritaskan mengajarkan klien cara
mengatasi diabetes melitus dan tidak berhasil, jika penyebab ketidaktaatan tersebut
karena klien putus asa untuk hidup.
Penulisan etiologi dari diagnose keperawatan meliputi unsure PSMM
P = Patofisiologi dari penyakit
S = Situational (keadaan lingkungan perawatan)
M = Medication ( pengobatan yang diberikan)
M = Maturasi (tingkat kematangan/kedewasaan klien)
Etiologi, factor penunjang dan resiko, meliputi:
1) Pathofisiologi:
Semua proses penyakit, akut dan kronis, yang dapat menyebabkan atau mendukung
masalah, misalnya masalah “powerlessness”
Penyebab yang umum:
a) ketidakmampuan berkomunikasi ( CV A, intubation)
b) ketidakmampuan melakukan aktifitas sehari-hari (CV A, trauma servical, nyeri,
IMA)
c) ketidakmampuan memenuhi tanggungjawabnya (pembedahan, trauma, dan arthritis)
3) Medication (treatment-related)
Keterbatasan institusi atau RS: tidak sanggup memberikan perawatan dan tidak ada
kerahasiaan.
4) Maturational
Adolescent: ketergantungan dalam kelompok, independen dari keluarga
Young adult: menikah, hamil, orangtua
Dewasa: tekanan karir, dan tanda-tanda pubertas
Elderly: kurangnya sensori, motor, kehilangan (uang, factor lain)
c. Sign/symptom (tanda/gejala)
Identifikasi data subjektif dan objektif sebagai tanda dari masalah keperawatan.
Memerlukan kriteria evaluasi, misalnya : bau “pesing”, rambut tidak pernah di
keramas. “saya takut jalan di kamar mandi dan memecahkan barang”.
Untuk prioritas diagnosis yang akan direncanakan maslow membagi urutan tersebut
berdasarkan urutan kebutuhan dasar manusia di antaranya :
1) Kebutuhan fisiologis, meliputi masalah respirasi, sirkulasi, suhu, nutrisi, nyeri,
cairan, perawatan kulit, mobilitas, eliminasi.
2) Kebutuhan keamanan dan keselamatan, meliputi masalah lingkungan, kondisi tempat
tinggal, perlindungan, pakaian, bebas dari infeksi dan rasa takut.
3) Kebutuhan mencintai dan dicintai, meliputi masalah kasih sayang, seksualitas,
afiliasi dalam kelompok, hubungan antar manusia.
4) Kebutuhan harga diri, meliputi masalah respect dari keluarga, perasaan menghargai
diri sendiri.
5) Kebutuhan masalah aktualisasi diri, meliputi kepuasan terhadap lingkungan.
c. Intervensi (Perencanaan)
a. Definisi
Intervensi keperawatan adalah kategori dari perilaku keperawatan dimana
tujuan yang berpusat pada klien dan hasil yang diperkirakan ditetapkan dan intervensi
keperawatan dipilih untuk mencapai tujuan tersebut.(Potter & Perry, 2005).
Intervensi keperawatan adalah catatan yang berisi tentang intervensi dan rencana
keperawatan. (Hunt Jeniffer dan Mark)
Intervensi keperawatan adalah pengkajian dan pengidentifikasian masalah yang
sistematis, penentuan tujuan, serta strategi pelaksanaan pemecahan masalah.
(Mayer)Intervensi keperawatan adalah penyusunan rencana tindakan keperawatan
yang akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesuai dengan diagnosa
keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan pasien.
(Pusdiklat DJJ Keperawatan)
Intervensi keperawatan adlah tindakan yang dilakukan ketikan memberikan
pelayanan keperawatan kepada seseorang. (Lu Verne RN.M. dkk)
Intervensi keperawatan adalah perumusan tujuan, tindakan, dan penilaian rangkaian
asuhan keperawatan pada pasien/klien berdasarkan analisa pengkajian agar masalah
kesehatan dan keperawatan pasien dapat diatasi. ( Zaidin Ali)
B. TUJUAN PERENCANAAN
Tujuan rencana keperawatan dapat dibagi menjadi dua, yaitu tujuan administratif dan
tujuan klinik (Carpenito, 2000)
1. Tujuan administratif
a. Untuk mengidentifikasi fokus keperawatan kepada klien atau kelompok.
b. Untuk membedakan tanggung jawab perawat dan profesi kesehatan yang lain.
c. Untuk menyediakan suatu kriteria guna pengulangan dan evaluasi keperawatan.
d. Untuk menyediakan klriteria klasifikasi klien.
2. Tujuan klinik
a. Menyediakan suatu pedoman penulisan.
b. Mengkomunikasikan dengan staf perawat, apa yang diajarkan, apa yang
diobservasi dan apa yang dilaksanakan.
c. Menyediakan kriteria hasil sebagai pengulangan dan evaluasi keperawatan.
d. Rencana tindakan yang spesifik secara langsung bagi individu, keluarga, dan
tenaga kesehatan lainnya untuk melaksanakan tindakan.
C. LANGKAH-LANGKAH PERENCANAAN
Langkah dalam rencana asuhan keperawatan adalah : menentukan proritas,
menetapkan tujuan, menentukan kriteria hasil.
1. Menentukan prioritas
Dalam menentukan perencanaan perlu disusun suatu sistem untuk menentukan
diagnosa yang akan diambil pertama kali. Salah satu sistem yang bisa digunakan
adalah hierarki “kebutuhan manusia”(Lyer et al., 1996)
Dengan mengidentifikasi prioritas kelompok diagnosa keperawatan dan masalah
kolaburatif, perawat dapat memprioritaskan peralatan yang diperlukan.
Perbedaan antara prioritas diagnosa dan diagnosa yang penting menurut
Capernito(2000) adalah :
a. Prioritas diagnosa adalah diagnosa keperawatan atau maslah keperawatan, jiak
tidak diatasi saat ini, akan berdampak buruk terhadap keadaan fungsi dan status
kesehatan.
b. Diagnosa yang terpenting adalah diagnosa keperawatan atau masalah kolaburatif
dimana intervensi dapat ditunda utnuk beberapa saat tanpa bedampak terhadap status
fungsi kesehatan.
Beberapa hirarki yang bisa digunakan untuk menentukan prioritas perencanaan
adalah :
1) Hirarki Maslow
Maslow(1943) menjelaskan kebuthan manusia dibagi menjadi lima tahapan yaitu :
a. Fisiologis
b. Rasa aman dan nyaman
c. Sosial
d. Harga diri
e. Aktualisasi diri.
Kebutuhan fisiologis biasanya menjadi prioritas utama bagi klien dibanding
kebutuhan yang lain.
2) Hirarki Kalish
Kalish(1983) lebih jauh menjelaskan kebutuhan maslow dengan berbagai macam
perkembangan, yaitu :
a. Kebutuhan bertahan hidup : makanan, udara, air, suhu, istirahat, eliminasi,
penghindaran nyeri.
b. Kebutuhan stimuli : seks, aktivitas, eksplorasi, manipulasi, kesenangan baru.
c. Kebutuhan keamanan : keselamatan, keamanan, kedekatan.
d. Mencintai, memiliki, kedekatan
e. Penghargaan, harga diri.
f. Aktualisasi diri.
2. Menetapkan tujuan
Tujuan perawatan merupakan pedoman yang luas/umum dimana pasien diharapkan
mengalami kemajuan dalam berespon terhadap tindakan.
5. Perencanaan Pulang
Perawat juga harus mempertimbangkan kebutuhan yang akan datang bagi pasien,
khususnya pemulangan dari fasilitas perawatan kesehatan. Perencanaan
pulang/discharge planning dimulai/direncanakan disaat pasien memasuki tatanan
perawatan kesehatan.Hal ini perlu dilakukan untuk menentukan kesinambungan
perawatan dan untuk menentukan tempat pemulangan yang diantisipasi, misalnya
rumah atau fasilitas keperawatan yang terlatih.
Perawat bertanggung jawab untuk :
a. merencanakan kesinambungan perawatan antara personal keperawatan antara
pelayanan dalam tatanan keperawatan dan antara tatanan keperawatan dan komunitas.
b. Memulai rujukan ke pelayanan komunitas lainnya dan memberikan arahan yang
diperlukan bagi pasien/keluarga yang sedang belajar utnuk mempercepat
penyembuhan dan meningkatkan keadaan sehat.
6. Dokumentasi
Dokumentasi rencana tindakan keperawatan merupakan penulisan encana tindakan
keperawatan dalam suatu bentuk yang bervariasi guna mempromosikan perawatan
yang meliputi : perawatan individu, perawatan yang kontinyu, komunikasi, dan
evaluasi(Bower, 1982)
Karakteristik dokumentasi rencana keperawatan adalah :
1) Ditulis oleh perawat
Rencana tindakan keperawatan disusun dan ditulis oleh perawat profesional yang
mempunyai dasar pendidikan yang memadai.
2) Dilaksanakan setelah kontak pertama kali dengan pasien.
Setelah kontak pertama kali dengan pasien/pengkajian merupakan waktu yang tepat
dilakukan dokumentasi diagnosa aktual atau resiko, kriteria hasil dan rencana
tindakan.
3) Diletakkan di tempat yang strategis (mudah didapatkan).
Bisa diletakkan dicatatan medis klien, di tempat tidur atau di kantor perawat. Hal ini
darus dilakukan karena rencana tindakan ini disediakan untuk semua tenaga
kesehatan yagn ada.
4) Informasi yang baru.
Semua komponen rencana tindakan harus selalu diperbaharui.Hal ini ditujukan agar
waktu perawat bisa dipergunakan secara efektif
b. Langkah-langkah Intervensi Keperawatan
a) Menetapkan Prioritas
Setelah merumuskan diagnosa keperawatan spesifik, perawat menggunakan
ketermpilan berpikir kritis untuk menetapkan prioritas diagnosa dengan membuat
peringkat dalam urutan kepentingannya.Prioritas ditegakkan untuk mengidentifikasi
urutan intervensi keperawatan ketika klien mempunyai masalah atau perubahan
multiple.(Carpenito, 1995).
Prioritas pemilihan adalah metoda yang digunakan perawat dan klien untuk
secara mutualisme membuat peringkat diagnosa dalam urutan kepentingan yang
didasarkan pada keinginan, kebutuhan dan keselamatan klien.Perawat menggunakan
prioritas untuk mengatur intervensi untuk mencapai tujuan dan hasil yang
diperkirakan untuk memenuhi kebutuhan klien.Prioritas diklasifikasikan sebagai
tinggi, menengah dan rendah.Prioritas bergantung pada urgensi dari masalah, sifat
dari pengobatan yang diberikan, dan interaksi diantara diagnosa keperawatan.
Hirarki Maslow (1970) tentang kebutuhan merupakan metoda yang sangat
berguna untuk merancang prioritas.Kebutuhan dasar fisiologis dan keselamatan
biasanya merupakan prioritas pertama atau prioritas tertinggi.Kebutuhan mencintai
dan memiliki serta harga diri termasuk prioritas menengah.Sedangkan aktualisasi diri
termasuk prioritas rendah.
b) Menetapkan Tujuan
Setelah mengkaji, mendiagnosis, dan menetapkan prioritas tentang kebutuhan
perawatan kesehatan klien, perawat merumuskan tujuan dan hasil yang diperkirakan
dengan klien untuk setiap diagnosa keperawatan (Gordon,1994). Maksud dari
penulisan tujuan dan hasil yang diperkirakan ada dua.Pertama, tujuan dan hasil yang
diperkirakan memberikan arahan untuk intervensi keperawatan yang
individual.Kedua, tujuan dan hasil yang diperkirakan untuk menentukan keefektifan
intervensi.Bulechek & McCloskey (1985), mendefinisikan tujuan sebagai “petunjuk
untuk pemilihan intervensi keperawatan dan kriteria dalam evaluasi intervensi
keperawatan”.Tujuan harus tidak hanya memenuhi kebutuhan klien tetapi juga harus
mencakup pencegahan dan rehabilitasi.
1. Dua tipe tujuan dikembangkan untuk klien; yaitu tujuan jangka pendek dan
tujuan jangka panjang.
1) Tujuan jangka pendek adalah sasaran yang diharapkan tercapai dalam periode
waktu yang singkat, biasanya kurang dari satu minggu (Carpenito, 1995).
b. Faktor Tunggal
Setiap penetapan tujuan atau hasil yang diperkirakan harus menunjukkan hanya satu
respons perilaku.Kemanunggalan ini memberikan metoda yang lebih tepat untuk
mengevaluasi respons klien terhadap tindakan keperawatan.
f. Faktor Mutual
Penetapan tujuan dan hasil yang diharapkan secara mutual memastikan bahwa klien
dan perawat setuju mengenai arah dan batasan waktu dari perawatan. Penetapan
tujuan secara mutual dapat meningkatkan motivasi dan kerja sama klien.
g. Faktor realistik
Tujuan dan hasil yang diharapkan yang singkat dan realistic dapat dengan cepat
memberikan klien dan perawat suatu rasa pencapaian. Sebaliknya, rasa pencapaian ini
dapat meningkatkan motivasi dan kerja sama klien. Ketika menetapkan tujuan dan
hasil yang diharapkanyang realistik, perawat, melalui pengkajian, harus mengetahui
sumber-sumber fasilitas perawatan kesehatan, keluarga, dan klien.
b. Intervensi dokter
Intervensi dokter didasarkan pada respons dokter terhadap diagnose medis, dan
perawat menyelesaikan instruksi tertulis dokter (Bulechek & McCloskey, 1994).
Memberikan medikasi, mengimplementasikan suatu prosedur invasif, mengganti
balutan, dan menyiapkkan klien untuk pemeriksaan diagnostik adalah contoh-contoh
dari intervensi tersebut.Intervensi ini tidak selalu berada dalam praktik legal
keperawtan bagi perawat untuk meresepkan atau menginstruksikan tindakan ini,
tetapi intervensi tersebut berada dalam praktik keperawatan bagoi perawat untuk
menyelesaikan insruksi tersebut dan untuk mengkhususkan pendekatan
tindakan.Setiap intervensi dokter membutuhkan tanggung jawab keperawatan spesifik
dan pengetahuan keperawatan tehnik spesifik.
c. Intervensi kolaborasi
Intervensi kolaborasi adalah terapi yang membutuhkan pengetahuan, keterampilan,
dan keahlian dari berbagai professional perawatan kesehatan.Intervensi perawat,
dokter dan kolaborasi membutuhkan penilaian keperawatan yang kritis dan
pembuatan keputusan.Ketika menghadapi intervensi dokter, atau intervensi
kolaboratif, perawat tidak secara otomatis mengimplementasikan terapi, tetapi harus
menentukan apakah intervensi yang diminta sesuai untuk klien.
Pemilihan intervensi
Ketika memilih intervensi, perawat menggunakan keterampilan membuat keputusam
klinis yang menunjukkan tentang enam faktor untuk memilih intervensi keperawatan
pada klien spesifik, yaitu :
3) Dasar riset
a) Tinjauan riset keperawatn klinis yang berhubungan dengan label diagnostik dan
masalah klien.
b) Tinjauan artikel yang menguraikan penggunaan temuan riset dalam situasi dan
lingkungan klinis yang serupa.
5) Keberterimaan klien
a) Rencana tindakan harus selalu dengan tujuan klien dan nnilai perawatan
kesehatan klien.
b) Tujuan keperawatan yang diputuskan secara mutual.
c) Klien harus mampu melakukan perawatan diri atau mempunyai orang yang dapat
membantu dalam perawatan kesehatan tersebut.
6) Kompetensi dari perawat
a) Berpengetahuan banyak tentang rasional ilmiah intervensi.
b) Memiliki keterampilan fisiologis dam psikomotor yang diperlukan untuk
menyelesaikan intervensi.
c) Kemampuan untuk berfungsi dalam lingkungan dan secara efektif dan efisien
menggunakan sumber perawatan kesehatan.
D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Implementasi yang merupakan komponen dari proses keperawatan adalah katagori dari
prilaku keperawatan dimana tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan hasil
yang dipekirakan dari asuhan keperawatan dilakukan dan diselesaikan. Dalam teori,
implementasi dari rencana asuhan keperawatan mengikuti komponen perencanaan dari
proses keperawatan. Namun demikian, di banyak lingkungan perawatan kesehatan,
implementasi mungkin dimulai secara langsung setelah pengkajian (Potter & Perry, 2005).
Tujuan dari pelaksanaan adalah membantu klien dalam mencapai tujuan yang
telah ditetapkan, yang mencakup peningkatan kesehatan, pencegahan, penyakit,
pemulihan kesehatan dan memfasilitasi koping.
Selama fase awal implementasi, lakukan pengkajian ulang pada klien untuk
menentukan apakah tindkaan keperawatan yang diajukan masih sesuai dengan
kondisi klien. Implementasi asuhan keperawatan membutuhkan tambahan
pengetahuan, keterampilan keperawatan, dan sumber daya personel. Sebelum
memulai intervensi, pastikan klien merasa nyaman secara fisik dan psikologis. Untuk
mengantisipasi dan mencegah komplikasi, perawat mengenali resiko pada klien,
menyesuaikan intervensi dengan situasi, mengevaluasi keuntungan terapi
dibandingkan resikonya dan memulai tindakan pencegahan resiko. Implementasi
intervensi keperawatan yang berhasil membutuhkan keterampilan kognitif,
interpersonal, dan psikomotor.
· Mengidentifikasi aspek hukum dan etik terhadap resiko dari potensi tindakan
· Independen adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh perawat tanpa petunjuk
dan perintah dari doktek atau tenaga kesehatan lainnya. Tipe tindakan independen
keperawatan dapat dikatagorikan menjadi 4, yaitu tindakan diagnostik, tindakan
terapeutik, tindakan edukatif, dan tindakan merujuk.
C. EVALUASI
1. Pengertian
Evaluasi merupakan penilaian terhadap sejumlah informasi yang diberikan
untuk tujuan yang telah ditetapkan ( potter & perry, 2005). Evaluasi diartikan sebagai
: selalu menjaga suatu tujuan ketika muncul hal-hal baru dan memerlukan
penyesuaian perencanaan ( Steven, F., 2000).
2. Tujuan evaluasi
a. Menilai apakah perawatan sesuai dengan yang diharapkan oleh pasien dan
perawat, dengan mengadakan evaluasi selama proses perawatan, sehingga dapat
melakukan penyesuaian tepat pada waktunya.
b. Menilai apakah perawatan sesuai dengan yang diharapkan oleh pasien dan
perawat, dengan mengadakan evaluasi selama proses perawatan, sehingga dapat
melakukan penyesuaian tepat pada waktunya.
3. Macam Evaluasi ( Sumber: Asmadi (2008), Konsep Dasar Keperawatan, Jakarta: EGC)
Evaluasi formatif
Evaluasi formatif berfokus pada aktivitas proses keperawatan dan hasil
tindakan keperawatan. Evaluasi formatif ini dilakukan segera setelah perawat
mengimplementasikan rencana keperawatan guna menilai keefektifan
tindakan keperawaatan yang telah dilaksanakan. Perumusan evaluasi formatif
ini meliputi empat komponen yang dikenal dengan istilah SOAP, yakni
subjektif (data berupa keluhan klien), objektif (data hasil pemeriksaan),
analisis data (perbandingan data denagn teori), dan perencanaan.
Evaluasi sumatif
3. Komponen evaluasi
Ketika tujuan telah dipenuhi sebagian atau ketika tujuan belum terpenuhi, dua
kesimpulan yang dapat ditarik:
1) Rencana perawatan yang mungkin perlu direvisi, karena masalahnya adalah
sebagian dapat diselesaikan. revisi mungkin perlu terjadi selama fase menilai,
mendiagnosis, atau perencanaan, serta pelaksanaan.
2) Rencana perawatan tidak perlu revisi, karena klien membutuhkan waktu lebih
untuk mencapai tujuan sebelumnya.
3) Memodifikasi rencana asuhan dan mengakhiri rencana keperawatan
REFERENSI :
Carpenito,L.J (2004), Nursing Diagnosis: Aplication to Clinical Practice. (10 th
edition).Philadelphia: J.B Lippincot Company.
Kozier, Erb. Berman. Snyder. (2004). Fudamental of nursing: Concepts,
process, and practice.
Seventh Edition. New Jersey : Pearson Education. Inc.
http://www.tadikaislam.com/forum/index.php?action=vthread&forum=1&topic=4
Potter & Perry (2005). Fundamental Keperawatan, Edisi 4, Jakarta: EGD.
Philadelphia: J.B Lippincot Company.
Carpenito,L.J (2001), Diagnosa Keperawatan. Jakarta: EGD