Anda di halaman 1dari 11

Volume XI, Nomor 3, Desember 2016 ISSN : 1978-001X

UTAMA JURNAL SAINS DAN TEKNOLOGI

KEMAMPUAN KERJA,INTRUKSI KERJA DAN PENGAWASAN


BERPENGARUH TERHADAP MUTU PEMBANGUNAN KONTRUKSI
GEDUNG BERTINGKAT DI JAKARTA
Mohamad Sobirin

PERENCANAAN STRUKTUR ATAS JEMBATAN KEDAUNG-


JENGGOT DI KABUPATEN TANGERANG DENGAN
MENGGUNAKAN RANGKA BAJA
Hikma Dewita. B, Linda Supriantini, dan Harry Wibisono

PERENCANAAN STRUKTUR PONDASI GAS KOMPRESSOR DI SENG


GAS PLANT PELALAWAN RIAU (RECTANGULAR BLOCK
FOUNDATIONS)
Iqbal Fiqri, Hari Wibisono,dan Kristina Sembiring

SISTEM MONITORING PERALATAN BENGKEL MENGGUNAKAN


METODE WATERFALL DENGAN MVC CODEIGNITER
Andriyani dan Siyoperman Gea

PERENCANAAN ULANG JEMBATAN TUKAD BANGKUNG


KABUPATEN BADUNG, BALI DENGAN METODE CABLE STAYED
Hazdhika Abizandhika, Hari Wibisono, dan Sempurna Bangun

ANALISA PENERAPAN MANAJEMEN WAKTU DAN BIAYA PADA


PROYEK PEMBANGUNAN HOTEL BW LUXURY JAMBI
Waldi, Bertinus Simanihuruk, Kristina Sembiring

ALAMAT REDAKSI:
LPPM Universitas Tama Jagakarsa
Jl. Letjen T.B. Simatupang No. 152, Tanjung Barat, Jakarta Selatan 12530
Telp.(021) 789096-566, Fax.(021) 7890966
Email : info@jagakarsa.ac.id
Website : http;//www.jagakarsa.ac.id
Volume XI, Nomor. 3, Desember 2016 ISSN : 1978-001X

JURNAL SAINS DAN TEKNOLOGI

Pelindung
Rektor Universitas Tama Jagakarsa (UTAMA)

Penanggung Jawab
Dekan Fakultas Teknik UTAMA

DEWAN REDAKSI

Ketua Dewan Redaksi


Ketua LPPM UTAMA

Wakil Ketua Dewan Redaksi


Wakil Ketua LPPM UTAMA

Anggota Dewan Redaksi


Prof. Dr. Ir. Bambang Soenarto, Dipl.H.E.,En.Dipl.GR., M. Eng.(Dosen UTAMA)
Prof. Dr. Ir. Sjahdanul Irwan, M.Sc. (Dosen UTAMA)
Dr. Maspul Aini Kambry , M.Sc. (Dosen UTAMA)

Mitra Bestari
Prof. Dr. Ir. Sri Murni Dewi, MS.(Univ. Brawijaya)
Prof. Dr. Ir. H. Dahmir Dahlan M.Sc.(ISTN)
Ir. H. Media Nofri, M.Sc. (Dosen ISTN)

Redaksi Pelaksana
H. Hamidullah Mahmud, Lc., MA
Ir. Bertinus Simanihuruk, MT
Bintang Unggul P ST, MT
Djoko Prihartono, ST., MT
Lukman Hakim, ST., M.Sc.
Napoleon Lukman, ST

Penerbit
Universitas Tama Jagakarsa

Alamat Redaksi
LPPM Universitas Tama Jagakarsa
Jl. Letjen T.B. Simatupang No. 152, Tanjung Barat, Jakarta Selatan 12530
Telp.(021)7890965-66. Fax.(021) 7890966, E-mail : info@jagakarsa.ac.id
Website : http://www.jagakarsa.ac.id
Volume XI, Nomor 3, Desember 2016 ISSN : 1978-001X

UTAMA JURNAL SAINS DAN TEKNOLOGI

KEMAMPUAN KERJA,INTRUKSI KERJA DAN PENGAWASAN


BERPENGARUH TERHADAP MUTU PEMBANGUNAN KONTRUKSI
GEDUNG BERTINGKAT DI JAKARTA
Mohamad Sobirin..................................................................................... 133 - 146

PERENCANAAN STRUKTUR ATAS JEMBATAN KEDAUNG-JENGGOT


DI KABUPATEN TANGERANG DENGAN MENGGUNAKAN RANGKA
BAJA
Hikma Dewita. B, Linda Supriantini, dan Harry Wibisono....................... 147- 156

PERENCANAAN STRUKTUR PONDASI GAS KOMPRESSOR DI SENG


GAS PLANT PELALAWAN RIAU (RECTANGULAR BLOCK
FOUNDATIONS)
Iqbal Fiqri, Hari Wibisono,Kristina Sembiring......................................... 157- 162

SISTEM MONITORING PERALATAN BENGKEL MENGGUNAKAN


METODE WATERFALL DENGAN MVC CODEIGNITER
Andriyani dan Siyoperman Gea………………………........................... 163 - 168

PERENCANAAN ULANG JEMBATAN TUKAD BANGKUNG


KABUPATEN BADUNG, BALI DENGAN METODE CABLE STAYED
Hazdhika Abizandhika, Hari Wibisono, dan Sempurna Bangun..………168 - 176

ANALISA PENERAPAN MANAJEMEN WAKTU DAN BIAYA PADA


PROYEK PEMBANGUNAN HOTEL BW LUXURY JAMBI
Waldi, Bertinus Simanihuruk, Kristina Sembiring................………………177- 188

ALAMAT REDAKSI:
LPPM Universitas Tama Jagakarsa
Jl. Letjen T.B. Simatupang No. 152, Tanjung Barat, Jakarta Selatan 12530
Telp.(021) 7890965-66
Fx.(021) 7890966, Email : info@jagakarsa.ac.id
Website : http;//www.jagakarsa.ac.id
Hazdhika Abizandhika,Hari Wibisono,dan Sempurna Bangun,Perencanaan Ulang

PERENCANAAN ULANG JEMBATAN TUKAD BANGKUNG


KABUPATEN BADUNG, BALI DENGAN METODE CABLE STAYED

Oleh

Hazdhika Abizandhika, Hari Wibisono, dan Sempurna Bangun


Program Studi Teknik Sipil Universitas Tama Jagakarsa

ABSTRACT
The planned bridge is the bridge Tukad bangkung in the District Petang, Badung
regency, Bali with a main span of 360 m, 180 m free spans and width of 9.6 m built
up with box girder balance cantilever method. The objective is to design a secure
cable stayed bridge according to SNI and to provide alternative bridge design if it
will be continued development if the existing bridge can’t be enabled. Planning
method of cable stayed bridge by order of the cable using a fan system and using
pylon with two vertical system. The bridge is divided into two spans with the length
of each span of 180 m and a width of 11 m, with a free span of 180 m and 20 m
closure. By calculate loading, the results of this planning will be obtained
dimensional structure of the vehicle floor, girders, cables, pylon dimensions, as well
as steel property by using the reference regulations SNI 1729-2002, RSNI T-02-
2005, RSNI T-03-2005 dan SNI 7391- 2008.

Key Word: Cable stayed, bridge, fan system, pylon, two vertical system.

PENDAHULUAN merupakan jembatan bentang panjang,


1. Latar Belakang maka alternatif desain jembatan yang
Jembatan menurut ilmu sipil dipilih adalah jembatan cable stayed.
merupakan suatu struktur konstruksi Jembatan cable stayed adalah jembatan
yang memungkinkan menghubungkan yang dibangun dengan menggunakan
suatu rute transportasi yang terpisah kabel vertikal dan miring dan biasanya
oleh rintangan seperti sungai, lembah, menggunakan gelegar baja atau beton
saluran irigasi dan bahkan sebagai gelegar utama. Tipe jembatan
menghubungkan antar pulau yang cable stayed memiliki volume dan
terpisah cukup jauh. Perencanaan tidak tonase yang lebih kecil dari jembatan
hanya mempertimbangkan aspek box girder, sehingga dalam proses
struktural dan transportasi saja, tetapi pengerjaannya memberikan beberapa
juga perlu meninjau aspek ekonomi keuntungan, misalnya pondasi dan
dan estetika. Jembatan Tukad tiang pancang yang dibutuhkan tidak
Bangkung mempunyai panjang 360 m terlalu banyak sehingga dapat
dan lebar 9,6 m dengan pilar tertinggi menghemat anggaran proyek.
mencapai 71,14 m dan pondasi pilar 41 2. Rumusan Masalah
m di bawah tanah. Jembatan itu Berdasarkan latar belakang yang telah
berteknologi balanced cantilever, jika diuraikan, maka diperoleh rumusan
dilihat dari ukuran bentang dan masalah dalam penulisan ini adalah
panjangnya, jembatan tersebut bagaimana membuat desain jembatan

Jurnal Sains dan Teknologi Utama, Volume XI, Nomor 3, Desember 2016 169
Hazdhika Abizandhika,Hari Wibisono,dan Sempurna Bangun,Perencanaan Ulang

cable stayed yang aman dan (Walther, 1988) yang pada awal era
berpedoman pada SNI. tersebut umumnya dibangun dengan
3. Tujuan menggunakan kabel vertical dan miring
Tujuan penulisan ini adalah untuk seperti di Skotlandia yang dibangun
merancang ulang desain jembatan tahun 1817. Pada umumnya jembatan
cable stayed yang aman untuk cable stayed menggunakan gelagar
jembatan jalan Tukad Bangkung desa baja, rangka, beton, atau beton pratekan
Plaga, Badung, Bali. sabagai gelagar utama (Zarkasi &
4. Batasan Masalah Rosliansjah, 1995). Pemilihan bahan
Batasan- batasan masalah yang gelagar tergantung pada ketersediaan
akan dibahas adalah sebagai berikut: bahan, metode pelaksanaan dan harga
a. Perencanaan jembatan ini tidak konstruksi. Penilaian parameter
termasuk kemungkinan tersebut tidak hanya tergantung pada
pembangunan dinding penahan perhitungan semata melainkan masalah
tanah akibat kondisi topografis ekonomi dan estetika labih dominan.
lapangan.
b. Perencanaan jembatan hanya 2. Kriteria Perencanaan
merencanakan struktur atas Jembatan yang direncanakan harus
ditambah dengan pylon, tidak memenuhi beberapa kriteria agar layak
termasuk desain, ukuran, dan digunakan dan memberikan
jumlah pondasi. kenyamanan dan rasa aman bagi
c. Perencanaan tidak termasuk penggunanya, diantaranya adalah:
perhitungan abutment, sambungan
dan blok angkur. 2.1 Kekuatan
d. Perencanaan tidak termasuk Jembatan harus mampu menahan
analisa harga satuan, rencana beban yang bekerja, beban utama dari
anggaran biaya pembangunan dan jembatan yaitu:
realisasi. a. Beban mati
e. Jembatan yang direncanakan Beban mati adalah beban yang berasal
adalah jembatan cable stayed dari berat jembatan itu sendiri ditinjau
dengan bentang utama 360 m, dan termaksud segala unsur tambahan
bentang bebas 180 m, dan lebar 9,6 tetap yang merupakan satu kesatuan
m. dengan jembatan. Untuk menemukan
f. Perencanaan tidak termasuk besar seluruhnya ditentukan
analisa akibat beban angin dan berdasarkan berat volume beban
gempa. b. Beban Hidup
g. Penambahan beban angin hanya di Beban hidup adalah semua beban yang
tambahkan pada perhitungan berasal dari berat kendaraan -
perencanaan kabel dan pylon untuk kendaraan yang bergerak dan pejalan
memerikasa kekuatan maksimal. kaki yang dianggap bekerja pada
KAJIAN TEORI jembatan. Penggunaan beban hidup di
1. Jembatan Cable Stayed atas jembatan yang harus ditinjau
Salah satu tipe bentuk jenis jembatan dalam dua macam beban yaitu beban
adalah jembatan cable stayed. “T” yang merupakan beban terpusat
Jembatan cable stayed sudah dikenal untuk lantai kendaraan dan beban “D”
sejak lebih dari 200 tahun yang lalu yang merupakan beban jalur untuk

Jurnal Sains dan Teknologi Utama, Volume XI, Nomor 3, Desember 2016 170
Hazdhika Abizandhika,Hari Wibisono,dan Sempurna Bangun,Perencanaan Ulang

gelagar. Dimensi kabel dapat dihitung dengan


c. Beban (koefisien) kejut rumus:
Beban kejut merupakan faktor untuk
memperhitungkan pengaruh - pengaruh 𝑃 cos 𝜃
getaran dan pengaruh dinamis lainnya. 𝐴𝑠𝑐 =
(0,7𝑓𝑢)(𝑠𝑖𝑛𝜃. 𝑐𝑜𝑠𝜃 ) − 𝛾. 𝑎
Berdasarkan PPPJJR (Pedoman Dimana:
Perencanaan Pembebanan Jembatan Asc = luas penampang kabel
Jalan Raya, hlm 10.2), Beban Garis (P) P = beban yang bekerja
harus dikalikan koefisien kejut yang θ = sudut kabel terhadap horisontal
akan memberikan hasil maksimum. γ = berat jenis kabel 77 kN/m3
d. Beban Angin a = jarak mendatar dari pylon ke
Dimensi jembatan yang cukup besar kabel pada gelagar
menyebabkan pengaruh angin perlu fu = tegangan putus kabel 1860 Mpa
diperhatikan, karena aliran udara bisa
mempengaruhi osilasi torsional dan 3.3 Pylon
lentur struktur clan perubahan sudut Pemilihan pylon/menara sangat
dating terhadap gelagar akan dipengaruhi oleh konfigurasi kabel,
mengubah besarnya gaya angkat, hal estetika, dan kebutuhan perencanaan
ini bisa mengakibatkan runtuhnya serta pertimbangan biaya. Bentuk -
jembatan bentuk pylon dapat berupa rangka
portal trapezoid, menara kembar,
2.2 Lendutan menara A, atau menara tunggal.
Jembatan yang direncanakan tidak Menurut Troitsky (1977) tinggi pylon
boleh melendut, karena lendutan akan adalah:
mengakibatkan ketidak nyamanan h ≥ L/6
pengguna jembatan dan bisa h = 0,465 x n a
mengakibatkan jembatan menjadi tidak Dimana:
rata. L = bentang jembatan
n = jumlah kabel
3. Bagian Jembatan a = jarak kabel antar gelagar
3.1 Gelagar h = tinggi pylon
Bentuk gelagar jembatan cable stayed Sedangkan menurut Niels J. Gimsing
sangat bervariasi namun yang paling (2012)
sering digunakan ada dua jenis yaitu h= 0,291 L
stiffening truss dan solid web.
METODOLOGI
3.2 Kabel 1. Pengumpulan Data
Sistem kabel merupakan salah satu hal Data awal yang digunakan adalah data
mendasar dalam perencanaan jembatan sekunder yang didapat dari rekapitulasi
cable stayed. Kabel digunakan untuk data jembatan di ruas jalan kabupaten
menopang gelagar diantara dua Badung tahun 2016, diunduh dari
tumpuan dan memindahkan beban website resmi PEMDA kabupaten
tersebut ke menara/pylon.. Badung, Bali badungkab.go.id
Jarak kabel pada gelagar baja adalah 15 2. Pembuatan Gambar Rencana
m – 25 m sedangkan pada gelagar beton Bertujuan untuk menghasilkan gambar
adalah 5 m - 10 m. rencana jembatan. Gambar yang

Jurnal Sains dan Teknologi Utama, Volume XI, Nomor 3, Desember 2016 171
Hazdhika Abizandhika,Hari Wibisono,dan Sempurna Bangun,Perencanaan Ulang

dihasilkan dari tahap ini masih 7. Perencanaan Pylon


menggunakan ukuran sesungguhnya Dalam penulisan ini perencaan
karena belum dilakukan perhitungan. menggunakan tipe menaran kembar /
3. Perhitungan Pembebanan two vertical system.
Bertujuan menghitung beban rencana 8. Pembuatan Gambar Kerja
yang akan bekerja pada jembatan Bertujuan untuk menghasilkan
dengan mengacu pada RSNI T-02- gambar yang sesuai dengan ukuran
2005. Bedasarkan PPPJR tahun 1987, yang telah diperhitungkan.
data yang akan digunakan untuk HASIL DAN PEMBAHASAN
pembebanan dalam ini adalah: 1. Perencanaan Plat Lantai
Beton bertulang = 2400 kg/m3 Perhitungan pembebanan dan momen
Baja Tulang = 7850 kg/m3 yang bekerja didapat:
Per. Aspal = 2000 – 2500 kg/m3 Tabel perhitungan pembebanan
Beban air hujan = 1000 kg/m3 Pembebanan Lantai Momen
Jumlah jalur lalu lintas yang Kendaraan (kgm)
(kg/m) Mxm Mym
digunakan :
Beban
2 jalur 750 75 25
Mati
4. Perencanaan Tebal Plat Beban
Bertujuan untuk merencanakan tebal Hidup
21164,07
plat lantai beserta dimensi tulangannya. 1 Roda 1085,75 488
Dalam perencanaan tebal plat ini 2 Roda 3368,135 627,176
menggunakan data sebagai berikut
Mutu Baja (Fy) = 410 Mpa Dan dari perhitungan Penulangan:
Mutu Beton (Fc’) = 30 Mpa ρmin = 0,00341463
Lebar Jembatan = 110 m ρmin = 0,023554
Lebar lantai kendaraan = 7,8 m Mmelintang = 33,431 KNm
Lebar trotoar = 0,8 m Mmemanjang = 6,522 KNm
Bentang Utama = 360 m h = 200 mm; d = 170 mm
Bentang Jembatan = 90 m; Didapat hasil:
Bentang bebas 180 m Tabel perhitungan penulangan
Tebal Aspal = 10 cm As Tulangan yang
Tulangan
Tebal Plat = 20 cm (cm2) dipakai (cm2)
Tebal Hujan = 5 cm
Melintang 1 6,176 D10 – 100 (7,13)
Tebal kereb = 20 cm
Melintang 2 5,805 D10 – 100 (7,13)
Manjang 1 5,805 D10 – 100 (7,13)

5. Perencanaan Gelagar Manjang 2 5,805 D10 – 100 (7,13)


Gelagar yang dirancang menggunakan
profil baja dengan mengacu pada RSNI
T-02-2005.

6. Perencanaan Kabel
Dalam penulisan ini perencaan
menggunakan tipe fan system.

Jurnal Sains dan Teknologi Utama, Volume XI, Nomor 3, Desember 2016 172
Hazdhika Abizandhika,Hari Wibisono,dan Sempurna Bangun,Perencanaan Ulang

2. Perencanaan Trotoar Dengan menggunakan profil baja:


WF 300 x 150 x 9 x 14
Cek tegang tarik = OK
Cek penampang = OK
Kontrol stabilitas sayap = OK
Kontrol stabilitas badan = OK
Momen nominal = OK
Kontrol lendutan= OK
5. Perencanaan Gelagar
Melintang
Gambar Perencanaan trotoar
Data perencanaan untuk gelagar
melintang:
Tabel Perencanaan Trotoar
q = 4300 kg
Satua
Jenis Nilai qT = 323,31 kg/m
n
qD = 7030,91 kg
Pembebana
q 1460 kg/m Mtotal= 130193,22 kgm
n
Dengan menggunakan profil baja:
Momen Mu 730 kgm WF 400 x 400 x 15 x 24
ρ min 0,00341463 Cek tegang tarik = OK
Penulangan
ρ max 0,02355 Cek penampang = OK
Tebal d 170 mm Kontrol lentur = OK
Panjang b 1000 mm Kontrol stabilitas sayap = OK
Kontrol stabilitas badan = OK
Dengan As = 5,804871 cm2, maka Momen nominal = OK
tulangan yang digunakan adalah D10 – Kontrol geser = OK
120 (5,94 cm2) 6. Perhitungan Rangka
3. Perencanaan Gelagar Cantilever Data perencanaan untuk gelagar
Data perencanaan untuk gelagar melintang:
cantilever: h=3m
q = 1711,3 kg/m p = 4 x 5 = 20 m
Mu = 1232,136 kgm q = 23898,28 kg
Dengan menggunakan profil baja:
WF 100 x 50 x 5 x 7
Cek penampang = OK
Kontrol stabilitas sayap = OK
Kontrol stabilitas badan = OK
Momen nominal = OK
Kontrol geser = OK Gambar rangka memanjang
4. Perencanaan Gelagar
Memanjang Dengan menggunakan profil baja:
Data perencanaan untuk gelagar WF 200 x 200 x 8 x 12
memanjang: Menggunakan perhitungan SAP 2000
q = 950 kg/m didapat gaya-gaya rangka batang
qD = 323,31 kg/m sebagai berikut:
qP = 2644,628 kg
Mtotal= 17375 kgm

Jurnal Sains dan Teknologi Utama, Volume XI, Nomor 3, Desember 2016 173
Hazdhika Abizandhika,Hari Wibisono,dan Sempurna Bangun,Perencanaan Ulang

Tabel Analisa perhitungan gaya batang 36


dengan SAP 2000 2 = cot = cot 0.9 = 42°
40
38
Nomor
Gaya Batang 3 = cot = cot 0.633 = 33°
Batang
60
Tarik Tekan 40
4 = cot = cot 0.444 = 24°
1 21,19 90
2 21,19 Dalam perencanaan ini kabel tipe
3 21,19 ASTM 416-74, seperti yang
4 21,19 disyaratkan dalam SNI T-03-2005
5 50,15 yaitu mutu kabel yang digunakan
6 49,25 memiliki tegangan putus minimal 1800
7 16,96
8 16,26
Mpa dan dengan tegangan ijin sebesar
9 16,26 0,7fu.
10 16,96 Data perencanaan untuk perhitungan
11 49,25 strand kabel:
12 50,15 qMati = 103783,5804 kg
13 63,63 TEW = 291,4 kg
14 84,88
qP = 1406,437 KN
15 63,63
Maka didapat:
Gaya terbesar berada pada batang 14
dengan gaya sebesar 84,88 ton atau
Tabel perhitungan strand kabel
84880 kg
Cek tegang tarik = OK θ a P Asc0 n n kabel
No.
Kontrol tekuk = OK o m kN mm2 kabel
pakai
mm2
kabel
Kontrol lendutan = OK K1 60 20 1406,4 1094 7,8 8 1120
K2 42 40 1406,4 1418 10,1 11 1540
K3 33 60 1406,4 1747 12,5 13 1820
Perhitungan Kabel K4 24 80 2109,7 3525 25,2 26 3640
Jarak kabel pada gelagar baja adalah K5 60 20 1406,4 1094 7,8 8 1120
K6 33 40 1406,4 1743 12,5 13 1820
antara 15 m – 25 m sedangkan pada K7 24 60 1406,4 2343 16,8 17 2380
gelagar beton adalah 5m – 10 m. K8 60 80 1406,4 1102 7,9 8 1120

Karena dalam perencanaan ini gelagar


menggunakan gelagar baja maka jarak 7. Struktur Pylon
kabel antar gelagar diambil 4 x 5 = 20 Perhitungan dimensi pylon ini
m, dengan jumlah kabel 4 buah. Dalam didasarkan oleh besarnya gaya aksial
perencanaan tinggi pylon harus benar- tekan kabel untuk satu sisi kolom
benar diperhatikan karena semakin vertical pylon. Struktur pylon
pendek tinggi pylon maka gaya aksial direncanakan dengan menggunakan
yang dipikul oleh gelagar utama akan tipe two vertical, dan menggunakan
semakin besar. Sehingga pylon yang material beton bertulang dengan
direncanakan dibagi menjadi 2 titik fc’ = 50 Mpa; fy= 400 Mpa.
pada gelagar utama adalah: T = P total
Tinggi pylon = 43 m Dimana: T = gaya aksial
Jarak antar angkur =2m
Maka perhitungan pembagian sudut:
34
1 = cot = cot 1.7 = 60°
20

Jurnal Sains dan Teknologi Utama, Volume XI, Nomor 3, Desember 2016 174
Hazdhika Abizandhika,Hari Wibisono,dan Sempurna Bangun,Perencanaan Ulang

Tabel perhitungan gaya aksial pada utama 360 m, bentangan bebas 180 m,
pylon dan lebar 11 m dengan detail:
a P T 1. Perhitungan plat lantai dengan
No.
(o) kN kN tebal 20 cm menggunakan
K1 30 1406,437 1406,437 tulangan melintang D10–100 (7,13
K2 48 1406,437 1406,437 cm2) dengan tumpuan D10–100
K3 57 1406,437 1406,437 (7,13 cm2) dan tulangan
K4 66 2109,656 2109,656 memanjang D10–100 (7,13 cm2)
K5 30 1406,437 1406,437 dengan tumpuan D10–100 (7,13
K6 57 1406,437 1406,437 cm2).
K7 66 1406,437 1406,437 2. Perhitungan trotoar dengan
K8 30 1406,437 1406,437 tulangan D10 – 120 (5,94 cm2) dan
Total 11954.72 profil gelagar cantilever WF
100x50x5x7.
Gaya aksial total (T) = 11954,72 kN 3. Perhitungan profil gelagar
h = 1.5 b memanjang menggunakan baja
𝑇 WF 300x150x9x14, perhitungan
Aperlu =
𝐹𝑐´ profil gelagar melintang
dimana: h = tinggi penampang menggunakan baja WF
b = lebar penampang 406x403x15x24.
11954,72 4. Perhitngan profil rangka
Aperlu =
50 𝑋 10−3 menggunakan baja WF
= 239094,4 mm2 200x200x8x12.
= 2390,944 cm2 5. Perhitungan kabel menggunakan
Diasumsikan adanya pengaruh akibat tipe ASTM 416-74.
momen lentur sebesar 50%, maka : 6. Perhitungan Pylon dengan tinggi
Aperlu = (1+50%) 2390,944 = 3586,416 43 m didapat ukuran tiang lebar 2
Luas penampang (A) = b x 1,5 b m dan panjang 3 m.
= 1,5 b2 Dapat disimpulkan bahwa perancangan
𝐴 jembatan untuk perencanaan ulang
b = √1,5 jembatan Tukad Bangkung kabupaten
Badung, Bali dapat digunakan dengan
= 48,88 cm ≈ 200 cm aman.
h = 1,5 x 200 SARAN
= 300 cm 1. Agar bisa membandingkan
jembatan tersebut seharusnya
dihitung semua struktur yang ada
baik struktur atas maupun struktur
bawah.
2. Banyaknya macam konfigurasi
beban hidup perlu ditambah untuk
antisipasi keadaan yang
Gambar struktur pylon memungkinkan terjadi di masa
depan.
KESIMPULAN 3. Aplikasi SAP 2000 hendaknya
Berdasarkan hasil dari perhitungan digunakan untuk perhitungan di
untuk jembatan cable stayed bentang

Jurnal Sains dan Teknologi Utama, Volume XI, Nomor 3, Desember 2016 175
Hazdhika Abizandhika,Hari Wibisono,dan Sempurna Bangun,Perencanaan Ulang

semua struktur agar dapat Kabupaten Badung, Data Survey,


membandingkan dengan https://badungkab.go.id, bali, 2016.
perhitungan manual serta Prasetyo, Wahyu, Perencanaan Ulang
mendapatkan hasil yang lebih Jembatan Sungai Brantas Pada
terperinci. Jalan Tol Kertosono - Mojokerto
dengan Metode Cable Stayed,
4. Untuk penelitian selanjutnya dapat
Skripsi, Jember: Universitas
diteliti dengan membandingkan Jember, 2013.
rencana dana anggaran biaya untuk Standar Konstruksi Bangunan
mencari jembatan mana yang Indonesia, Pedoman Perencanaan
paling ekonomis. Pembebanan Jembatan Jalan
GAMBAR KERJA Raya (PPPJJR), SKBI-1.3.28,
Departemen PU RI, 1987.
Standar Nasional Indonesia,
Perencanaan Struktur Baja untuk
Jembatan, RSNI T - 03 - 2005,
Departemen PU Dirjen Bina
Marga RI.
Standar Nasional Indonesia, Standard
Pembebanan untuk Jembatan,
RSNI T - 02 - 2005, Departemen
PU Dirjen Bina Marga RI.
Standar Nasional Indonesia, Tata
Cara Perencanaan Struktur Baja
untuk Bangunan Gedung, SNI 03
- 1729 - 2002, Departemen PU
Dirjen Bina Marga RI.
Standar Nasional Indonesia, Tata
Cara Perhitungan Struktur Beton
untuk Bangunan Gedung, SNI 03
DAFTAR PUSTAKA - 2847 - 2002, Departemen PU
Gimsing, Neils J. dan Christos T. Dirjen Bina Marga RI.
Georgakis, Cable Supported Supriyadi, Bambang dan Agus Setyo
Bridges: Concepts and Design Mutohar, Jembatan, Yogyakarta:
(Third Edition). West Sussex: John Beta Group, 2007.
Wiley and Sons, 2012. Troitsky, S, Cable Stayed Bridges
Hardjasaputra, harianto, Metode Theory and Design, Callifornia:
Pelaksanaan Konstruksi dan Crosby Lockwood Staples, 1997.
control Geometrik Pada Jembatan Vis, W. C dan Kusuma, Gideon H,
Cable Stayed, Vol. 1, No.2, Jurnal Grafik dan Tabel Perhitungan
Sipil Statistik ISSN: 1410-3400, Beton Bertulang: Berdasarkan
Tangerang: Universitas Pelita SKSNI T-15-1991-03, Jakarta :
Harapan, 1988. CUR, 1993.
Hendri, Skripsi: Desain Jembatan Zarkashi dan Roliansjah. S,
Cable Stayed Malangsari – Perkembangan Akhir Jembatan
Banyuwangi dengan Two Vertical Cable Stayed, Makalah pada
Planes System, Surabaya: Institut Konfrensi Regional Teknik Jalan
Teknik Surabaya, 2010. (KRTJ) IV, Padang, 1995.
Pemerintah Daerah Kabupaten
Badung, Rekapitulasi Data
Jembatan di Ruas Jalan

Jurnal Sains dan Teknologi Utama, Volume XI, Nomor 3, Desember 2016 176

Anda mungkin juga menyukai